com 1
1. Pengertian
Tempat-tempat yang paling sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal
dan humerus proksimal. Tempat yang paling jarang adalah pelvis, kolumna, vertebra,
mandibula, klavikula, skapula, atau tulang-tulang pada tangan dan kaki. Lebih dari
50% kasus terjadi pada daerah lutut. ( Otto.2003 : 72 )
2. Etiologi
Keturunan
Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat
pajanan radiasi ).
4. Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan
tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel
tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi
sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
destruksi tulang lokal Periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi
5. Manifestasi klinik
b. Fraktur patologik
c. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas
d. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena
e. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise.
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat
didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor,
pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara
maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan
meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi kombinasi.
b. Tindakan keperawatan
Manajemen nyeri
Pendidikan kesehatan
7. Pemerikasaan Diagnostik
( Rasjad. 2003 )
http://inoy-dgank.blogspot.com 6
1. Pengkajian
a. Wawancara
b. Pemeriksaan fisik
Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena
Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas
Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi, nodus limfe
regional
c. Pemeriksaan Diagnostik
2. Diagnosa
Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak tahuan,
persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat
Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran
3. Intervensi
Dx 1
KH :
Intervensi :
Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktivitas hiburan ( misalnya : musik, televisi
)
Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam, visualisasi,
dan bimbingan imajinasi.
Kolaborasi :
Dx 2
KH :
Intervensi :
Berikan lingkungan yang nyaman dimana pasien dan keluarga merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan atau menolak untuk berbicara.
R/ membina hubungan saling percaya dan membantu pasien untuk merasa diterima
dengan kondisi apa adanya
Pertahankan kontak sering dengan pasien dan bicara dengan menyentuh pasien.
Dx 3
Intervensi :
R/ mengidentifikasi keadaan malnutrisi protein kalori khususnya bila berat badan dan
pengukuran antropometrik kurang dari normal
Kolaborasi :
Dx 4
KH :
Intervensi :
Motivasi pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan tentang efek kanker
atau pengobatan.
Pertahankan kontak mata selama interaksi dengan pasien dan keluarga dan bicara
dengan menyentuh pasien
Dx. 5
Intervensi :
Ajarkan penggunaan alat bantu seperti kursi roda atau kruk sesegera mungkin
sesuai dengan kemampuan pasien.
4. Evaluasi
c. Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat istirahat, selama
menjalankan aktifitas hidup sehari-hari