Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

DISRITMIA dan GANGGUAN KONDUKSI


Dosen Pembimbing :
Ns. Didik Atmojo, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok : 1
Nama Kelompok :
1. Agnes nur azizah
2. Alfan Ilmi Shobiri A (201949002)
3. Anggita Helenia
4. Anidya Raihaninsa (201949004)
5. Azmi Rindiani
6. Brenda Putri Hary
7. Chintya Devansa Wijayanti
8. Della Eka putri
9. Deni Aqilia Putri
10. Diah Mustkawati

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III


AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan karunia dari-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Kritis
ini yang berjudul “Distrimia dan gangguan konduksi”. Penulis menyadari bahwa
di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itulah
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Terima kasih juga kepada dosen pembimbing kami yang telah
mengarahkan dan memberikan masukan dalam penulisan makalah ini dan juga
keepada semua pihak yang telah memberi masukan untuk kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambil.
Demikian tugas makalah ini kami buat, semoga tugas makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan semoga apa yang ada di makalah ini dapat di
terapkan dan di gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kediri, September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disritmia adalah suatu kelainan ireguler dari denyut jantung yang
disebabkan oleh pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi
impuls atau keduanya. Fibrilasi ventrikuler adalah sebagian depolarisasi
ventrikel yang tidak efektif, cepat, tak teratur. Ini terjadi karena iskemik,
infark miokard, manipulasi kateter dan karena sengatan listrik.
Disritmia ventrikel merupakan permulaan dari fibrilasi ventrikel. Fibrilasi
ventrikel ditandai dengan perpanjangan interval Q – T dan HR 150-2000
x/menit atau bahkan lebih. Fibrilasi ventrikel merupakan penyebab kematian
tiba-tiba bila resusitasi tidak dilakukan segera. Stimulasi irama jantung
bermula dari nodus SA di dinding atrium kanan dekat muara vena kava
superior. Menyebar ke seluruh dinding atrium dan sampai ke nodus AV
terletak di dasar atrium kanan diatas katup trikuspidalis. Stimulasi diteruskan
melalui verkas his dan membagi 2 jarak menuju miokard ventrikel serat
purkinje.
Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Disritmia
bermacam-macam jenis berat dan efeknya pada fungsi jantung, dimana
sebagian dipengaruhi oleh sisi asal (ventrikel atau supraventrikel). Disritmia
diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Disritmia dinamakan
berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang
terlibat. Ada 4 kemungkinan tempat asal disritmia, yaitu nodus sinus, atria,
nodus AV atau sambungan dan ventrikel. Gangguan mekanisme hantaran
yang mungkin yang dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi, flutter,
fibrilasi, denyut premature dan penyakit jantung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Distritmia ?
2. Apa saja etiologi dari Distritmia ?

4
3. Bagaimana manifestasi klinis Distritmia ?
4. Bagaimana klasifikasi Distritmia ?
5. Bagaimana patofisiologis Distritmia ?
6. Bagaimana penatalaksanaan Distritmia ?
7. Bagaimana komplikasi Distritmia ?
8. Bagaimana prognosis Distritmia ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari Distritmia.
2. Masiswa dapat mengetahui etiologi dari Distritmia.
3. Masiswa dapat mengetahui manifestasi klinis dari Distritmia..
4. Masiswa dapat mengetahui klasifikasi dari Distritmia.
5. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologis dari Distritmia.
6. Masiswa dapat mengetahui penatalaksanaan dari Distritmia.
7. Masiswa dapat mengetahui komplikasi dari Distritmia.
8. Masiswa dapat mengetahui prognosis dari Distritmia.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Gangguan irama jantung atau disritmiamerupakan komplikasi yang sering
terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada
frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit
abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
Disritmia dan aritmia adalah dua istilah yang berarti sama. Aritmia
merupkan gangguan irama jantung yang dapat disebabkan oleh gangguan
pembentukan impuls atau penghantaran impuls, seperti terlalu cepat
(takhikardia), terlalu lamba (bradikardia), atau ter-blok. Gangguan implus ini
dapat terjadi di atrium (serambi jantung) atau ventrikel (bilik jantung). Cara
memeriksa gangguan irama jantung adalah dengan pemeriksaan menggunakan
EKG atau elektrokardiogram ( Lutfi, 2017).

B. Etiologi
Disritmia atau Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi selsel
miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan
bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994).
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung
tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).
Etiologi disritmia dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karenainfeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner, misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat
anti aritmialainnya.
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemi).
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi
kerja dan irama jantung. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
6. Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).

6
7. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
8. Gangguan irama jantung atau gagal jantung.
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung.
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system
konduksi jantung)
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui
secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh
pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :
1. Faktor Prenatal :
a) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
b) Ibu alkoholisme.
c) Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan
insulin.
e) Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
2. Faktor Genetik :
a)Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b)Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c)Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
d)Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
Adapun factor-faktor yang dapat mencetuskan disritmia, yaitu:
a)Obat-obatan, terutama obat-obat kelas IA (kinidin, disopiramid,
prokainamid) dan IC(flekainid, propafenon), digitalis, antidepresan
trisiklik, teofilin.
b)Gangguan keseimbangan elektrolit dan gas darah terutama hipo dan
hiperkalemia, asidosis.
c)Payah jantung kongestif: akibat terjadinya aktivasi neurohumoral.
d)Kelainan jantung dan aritmogenik: sindrom wolf Parkinson white, dan
sindrom QT panjang.
e)Gangguan ventilasi, infeksi, anemia, hipotensi dan renjatan: bisa terjadi
takikardisuperventrikuler.
f)Tirotoksikosis menimbulkan fibrilasi dan flutter atrium.

7
C. Manifestasi Klinis
Kebanyakan manifestasi klien dengan aritmia tidak disadari, sehingga
terdeteksi pada saat rasa yang tidak nyaman seperti berdebar-debar, palpitasi,
atau adanya denyut jantung yang berturut-turut bertambah serta adanya irama
denyut yang tidak teratur. Keadaan ini tidak terlalu membahayakan, jika tidak
terjadi gangguan hemodinamik. Tetapi manifestasi klinik pada klien dengan
aritmia yang berbahaya adalah klien merasakan nyeri dada, pusing, bahkan
keadaan yang lebih serius kemungkinan klien ditemukan meninggal
mendadak. Hal itu dikarenakan pasokan darah yang mengandung nutrient dan
oksigen yang dibutuhkan ke jaringan tubuh tidak mencukupi sehingga
aktivitas/kegiatan metabolisme jaringan terganggu.
Adapun penampilan klinis klien sebagai berikut:
1. Anxietas
2. Gelisah
3. Capek dan lelah serta gangguan aktivitas
4. Palpitasi
5. Nyeri dada
6. Vertigo, syncope
7. Tanda dan gejala sesak, crakles
8. Tanda hipoperfus

D. Klasifikasi
Pada umumnya gangguan irama jantung dibagi menjadi 2 golongan besar,
yaitu:
1. Gangguan pembentukan impuls
a. Gangguan pembentukan impuls di sinus
1) Takikardia sinus
2) Bradikardia sinus
3) Aritmia sinus
4) Henti sinus
b. Gangguan pembentukan impuls di atria (aritmia atrial)
1) Ekstrasistol atrial

8
2) Takikardia atrial
3) Gelepar atrial
4) Pemacu kelana atrial
c. Pembentukan impuls di penghubung AV (Aritmia penghubung)
1) Ekstrasistole penghubung AV
2) Takikardia penghubung AV
3) Irama lolos penghubung AV
d. Pembentukan impuls di ventricular (aritmia ventricular)
1) Ekstrasistole ventricular
2) Takikardia ventricular
3) Gelepar ventricular
4) Fibrilasi ventricular
5) Henti ventricular
6) Irama lolos ventricular
2. Gangguan penghantaran impuls
a. Blok sino atrial
b. Blok atrio-ventrikular
c. Blok intraventrikular
E. Patofisiologi / Patway

9
F. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat adanya gangguan irama
jantung adalah sinkop (pingsan), hipo atau hipertensi, sesak napas dan
lain-lain. Namun komplikasi yang paling buruk adalah mati mendadak
dan terbentuknyatrombo-emboli yang dapat menyebabkan stroke dan
gangguan pada pembuluh darah lainnya.
G. Pemeriksaan Penunjang
1) EKG
Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.
Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan
elektrolit dan obat jantung

10
2) Monitor Holter
Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di
rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi
pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3) Foto Dada
Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan
dengan disfungsi ventrikel atau katup
4) Scane pencitraan miokardia
Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard yang dapat
mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding
dan kemampuan pompa.
5) Elektrolit
Peningkatan atau penurunan alium, kalsium, dan magnesium dapat
menyebabkan disritmia
6) Pemeriksaan obat
Dapat menyatakan toksitas obat jantung, adanya obat jalanan atau
dugaan interaksi obat contoh digitalis, gunidin
7) Pemeriksaan tyroid
peningkatan atau penurunan kadar tyroid serum dapat menyebabkan
meningkatnya disritmia
8) Laju sedimentasi
Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut contoh
endolarditis sebagai factor pencetusdisritmia
9) GDA / Nadi oksimetri
hipoksemia dapat menyebabkan / mengeksaserbasi disritmia
H. Penatalaksanaan
a. Terapi Medis
Obat-obat anti aritmia/disritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1) Anti Aritmia kelas 1
Kelas 1 A
a. Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi

11
pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau
flutter
b. Procainamide untuk ventriel ekstra systole atrial fibrilasi dan
aritmia yang menyertai anastesi
c. Dysoperamide untuk SVT akut dan berulang
Kelas 1 B
a.Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard,
ventrikel takikardia
b. Mexiletine untuk sritmia ventrikel dan VT
Kelas 1 C
a.Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
2) Anti Aritmia kelas 2
Atenol, metropol, propanol ; indikasi aritmia jantung,angina
pectoris dan hipertensi
3) Anti Aritmia kelas 3
Amiodarone, indikasi VT, SVT, berulang
4) Anti Aritmia kelas 4
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
b. Terapi Mekanis
1. Kardioversi
mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS,
biasanya merupakan prosedur efektif
2. Defibrilasi
kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat
3. Defibrillator kardioverter implantable
suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi
ventrikel yang mengancam jiwaatau pada pasien yang risiko
mengalami fibrilasi ventrikel
4. Terapi pacemaker

12
alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang
ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

I. Prognosis
Ventrikel toakikardi /fibrilasi merupakan penyebab kematian
mendadak terbanyak. Adanya gejala-gejala awal dan fraksi ejeksi
ventrikel, mungkin merupakan penentu prognosis terpenting. Pingsan
akibat ventrikel takikardi biasanya memiliki prognosis yang buruk.
Atrial takikardi juga memiliki prognosis yang buruk. Mortalitas saat
masuk rumah sakit ketika gangguan iramanya baru terdeteksi terjadi
antara 30-60%

13
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kasus
Ny. S datang ke Rumah Sakit Gambiran Kediri dengan anaknya. Ny. S
mengatakan hanya bisa tidur menggunakan lebih dari 2 bantal. Pasien mengatakan
batuk, nyeri, lemes, sesak nafas, bila beraktivitas sehari-hari sesak nafas semakin
bertambah. Pasien mengatakan aktivitas sehari-hari dibantu keluarga. TD :
140/80mmHg, N : 88x/menit, RR: 28x/menit, T: 36,6 C. terdapat sianosis pada
kaki. Pemeriksaan jantung: terdapat bunyi jantung tambahan S3 gallops,
MAP:100mmHg, JVP : 2cm, kesimpulan: disritmia penurunan kontraksi jantung.
B. Identitas Pasien
Nama: Ny. S
Umur : 85 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Suku bangsa : jawa
Agama : islam
Status : janda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : swasta
Alamat : Jl. Dr. saharjo campurjo
Tanggal masuk : 7 Mei 2012
Nomor RM : 1234567
Ruang : Bougenville III
Diagnosa medis CHF
C. Keluhan utama
Pasien mengatakan batuk, nyeri, sesak nafas, lemes, tidak bisa tidur menggunakan
lebih dari 2 bantal.
D. Keluhan Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan hanya bisa tidur menggunakan lebih dari 2 bantal. Pasien
mengatakan batuk, nyeri, lemes, sesak nafas, bila beraktivitas sehari-hari sesak
nafas semakin bertambah. Pasien mengatakan aktivitas sehari-hari dibantu keluarga.
E. Riwayat Penyakit Dahulu

14
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sesak nafas atau penyakit lainnya
F. Pengkajian Data
G. Pemeriksaan Fisik
H. Analisa Data
No Data Diagnosa Keperawatan
1. Do : KU lemah, TD : Intoleransi aktivitas b.d penurunan
140/80mmHg, N : 88x/menit, RR: curah jantung
28x/menit, T: 36,6 C. terdapat
sianosis pada kaki. Pemeriksaan
jantung: terdapat bunyi jantung
tambahan S3 gallops,
MAP:100mmHg, JVP : 2cm,
Ds: pasien mengatakan batuk,
nyeri, sesak nafas, lemes, tidak
bisa tidur menggunakan lebih dari
2 bantal. Pasien juga mengatakan
bila beraktivitas sehari-hari sesak
nafas semakin bertambah. Pasien
mengatakan aktivitas sehari-hari
dibantu keluarga.

I. Rencana Keperawatan
No Diagnosis Luaran dan Label OTEK
Kriteria Hasil Intervensi
1. Penurunan LUARAN UTAMA Edukasi 1) Observasi
Curah : Kesehatan - Dentifikasi tanda/gejala
Jantung 1. Curah jantung a. Definisi: primer penurunan
a. Definisi: mengidentifika curah jantung (meliputi
keadekuatan si, merawat, dispnea, kelelahan,
jantung dan membatasi edema, ortopnea,
memompa darah komplikasi paroxysmal nocturnal
untuk memenuhi akibat dyspnea, peningkatan
kebutuhan ketidakseimba CVP)

15
metabolisme ngan antara - Monitor tekanan darah
tubuh suplai dan - Monitor intake dan
b. Tujuan: setelah konsumsi output cairan
dilakukan oksigen - Monitor saturasi
intervensi miokard oksigen
keperawatan - Monitur keluhan nyeri
selama .... maka dada
curah jantung - Monitor aritmia
meningkat dengan 2) Terapeutik
c. kriteria hasil - Posisikan pasien semi
1) kekuatan nadi fowler atau fowler
perifer dengan kaki ke bawah
meningkat atau posisi nyaman
2) Cardiac Fraction - Berikan terapi
meningkat relaksasi untuk
3) Cardiac index mengurangi stress
meningkat - Berikan oksigen untuk
4) Left ventricular mempertahankan
stroke work saturasi oksigen
index meningkat 3) Edukasi
5) Stroke volume - Anjurkan beraktivitas
index meningkat fisik sesuai toleransi
6) Palpitasi - Anjurkan beraktivits
menurun fisik secara bertahap
7) Bradikardia - Anjurkan berhenti
menurun merokok
8) Takikardia 4) Kolaborasi
menurun - Kolaborasi pemberian
9) Gambaran EKG antiaritmia
aritmia menurun - Rujuk ke program
10) Lelah menurun rehabilitsai jantung
11) Suara jantung S3

16
menurun
12) Capillary refill
time (CRT)
membaik

17
J. Catatan Perkembangan

18

Anda mungkin juga menyukai