Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN OKSIGENASI

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


Dosen Pembimbing:
Yunarsih S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun oleh:
DIAH MUSTIKAWATI (011492019)

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI


Jl. Penangunggan No.41 A Kediri
Kode Pos: 64114 Telp: (0354) 772628
Laporan Pendahuluan
A. Definisi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan
fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan
oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa
manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc
tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel.
Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan
aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan
pembuangan CO² (hasil pembakaran sel). Terapi oksigen merupakan salah satu
terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen
adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil
menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium.

B. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi
menurut NANDA (2013),yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan
dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular,
kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh,
imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane
kapiler-alveoli.
Faktor predisposisi
a.Faktor Fisiologi
1) Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran
napas bagian atas.
3) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2
terganggu.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka,
dan lain-lain.
5) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.
b.Faktor Perkembangan
1) Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
2) Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
3) Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
4) Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
5) Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
c.Faktor Perilaku
1) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
2) Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
3) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan
koroner.
4) Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan
depresi pusat pernapasan.
5) Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
d.Faktor Lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dan permukaan laut
C. Manifestasi klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi.
Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas,
pernafasan nafas faring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada,
nafas pendek, nafas dengan mulut, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter
anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan
gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi
(NANDA, 2013).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea,
kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis, warna kulit abnormal
(pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun,
abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2013).
a. Suara napas tidak normal.
b Perubahan jumlah pernapasan.
c. Batuk disertai dahak.
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaran urin.
g. Penurunan ekspansi paru.
h. Takhipnea
D. Potofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru),
apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan
sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup,
afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas
(Brunner & Suddarth, 2002).

E. Penatalaksanaan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Suctioning
4) Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
F. Fokus pengkajian keperawatan
 Bersihan jalan nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
a. Pasien mengeluh sesak saat bernafas
b. Pasien mengeluh batuk tertahan
c. Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
d. Pasien merasa ada suara nafas tambahan
2) Data Objektif
a. Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
b. Terdapat bunyi nafas tambahan
c. Pasien tampak bernafas dengan mulut
d. Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
e. Pasien tampak susah untuk batuk
 Pola nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
a. Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
b. Pasien mengatakan berat saat bernafas
2) Data Objektif
a. Irama nafas pasien tidak teratur
b. Orthopnea
c. Pernafasan disritmik
d. Letargi
 Gangguan pernafasan gas
1) Data Subjektif
a. Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
b. Pasien mengeluh susah tidur
c. Pasien merasa lelah
d. Pasien merasa gelisah
2) Data Objektif
a. Pasien tampak pucat
b. Pasien tampak gelisah
c. Perubahan pada nadi
d. Pasien tampak lelah
G. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
 Pola napas tidak efektif
a) Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
b) Penyebab
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas(mis: nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuskular
6. Gangguan neurologis (mis: elektroensefalogram [EEG] positif, cedera kepala,
gangguan kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervansi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
c) Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
1. Dispena 1. penggunaan otot bantu pernapasan
2. fase ekspirasi memanjang
3. pola napas abnormal (mis: takipena,
bradipena,hiperventilasi,kussumaul,
cheyne-stokes)

d) Gejala dan tanda mayor


Subjektif objektif
1. ortopena 1.pernapasan pursed-lip
2.pernapasan cuping hidung
3.diameter thoraks anterior-
posteriormeningkat
4.ventilasi semenit menurun
5.kapasitas vital menurun
6.tekanan ekspirasi menurun
7.tekanan inspirasi menurun
8.ekskursi dada berubah
e) Kondisi klinis terkait
1. Depresi sistem saraf pusat
2. Cedera kepala
3. Trauma thoraks
4. Gullian barre syndrome
5. Mutiple sclerosis
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadripleglia
9. Intoksikasi alkohol
Kriteria Hasil
a. Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat
b. Ekspetasi
Membaik
c. Kriteria hasil

menurun Cukup sedang Cukup Meningkat


menurun meningkat
Ventilasi semenit 1 2 3 4 5
Kapastas vital 1 2 3 4 5
Diameter thoraks 1 2 3 4 5
anterior-posterior
Tekanan ekspirasi 1 2 3 4 5
Tekanan ekspirasi 1 2 3 4 5
meningkat Cukup sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Dispena 1 2 3 4 5
Penggunaan obat 1 2 3 4 5
bantu napas
Pemanjangan fase 1 2 3 4 5
ekspirasi
Ortopena 1 2 3 4 5
Pernapasan pursed-tip 1 2 3 4 5
Pernapasan cuping 1 2 3 4 5
hidung
memburuk Cukup sedang Cukup membaik
memburuk membaik
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
Kedalaman napas 1 2 3 4 5
Ekskursi dada 1 2 3 4 5

H. Perencanaan
 Manajemen jalan napas
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan napas
Tindakan
1. Observasi
a. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
b. Monitor Bunyi napas tambahan (mis: gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
c. Monitor sputum ( jumlah, warna, aroma)
2. Terapeutik
a. pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
b. Posisikan semi-fowler atau fowler
c. Berikan minuman hangat
d. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
e. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
f. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
g. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep mcgill
h. Berikan oksigen, jika perlu
3. Edukasi
a. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak kontraindikasi
b. Anjurkan teknik batuk efektif
4. kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Nanda International (20013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.


Jakarta:EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Tarwonto dan Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan


Keperaweatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai