Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia menangkap informasi dari lingkungan sekitar yang berupa rangsangan untuk
dapat melangsungkan hidupnya dengan baik. Rangsangan tersebut nantinya akan
ditangkap oleh alat-alat tubuh yang memiliki fungsi khusus tertentu bernama indera. Alat
indera pada pada manusia terdiri dari 5 alat indera, yaitu mata,hidung, telinga, kulit, dan
lidah. . Dengan adanya alat indera ini, manusia dapat memberikan respon sesuai dengan
keinginan. Oleh karena itu alat-alat indera sangat dibutuhkan oleh kita. Tanpa alat indera
sebagai reseptor dalam tubuh, kita tidak mungkin menyadari perubahan suhu, kita juga
tidak mungkin mendengar atau melihat sesuatu.Rangsangan dari lingkungan luar dapat
berupa gelombang suara. Alat indera yang berperan dalam hal ini adalah telinga.

Telinga merupakan salah satu organ yang dapat mendeteksi suara dari luar. Selain
sebagai alat indera pendengaran, telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Dengan tugas dan fungsi yang sangat penting dari telinga ini, maka kami akan mencoba
membahas lebih detail mengenai alat indera pada manusia yaitu telinga.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian indera pendengaran ?
2. Apa saja anatomi indera pendengaran ?
3. Apa saja fungsi komponen utama telinga ?
4. Apa saja saraf pendengaran?
5. Bagaiman fisiologi pendengaran?
6. Apa saja kelainan pada indera pendengaran?
7. Bagaimana cara menjaga kesehatan Indera Pendenganran?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian indera pendengaran
2. Untuk mengetahui anatomi indera pendengaran
3. Untuk mengetahui fungsi komponen utam pendengaran
4. Untuk mengetahui saraf pendengaran

1|ANFIS INDERA PENDENGARAN


5. Untuk mengetahui fisiologi pendengaran
6. Untuk mengetahui kelainan pada indera pendengaran
7. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan Indera Pendenganran

2|ANFIS INDERA PENDENGARAN


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Indera Pendengaran (Telinga)

Bagian tubuh yang digunakan pada proses pendengaran adalah telinga. Telinga
merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga
manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 2020.000 Hz. Selain sebagai
alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia. Telinga
manusia terdiri dari tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam.

2.2 Anatomi Indera Pendengaran (Telinga)

Telinga sebagai indera pendengar terdiri dari tiga bagian yaitu telinga
luar,telinga tengah dan telinga dalam. Struktur anatomi telinga seperti diperlihatkan
pada gambar 1.

Gambar 1. Struktur anatomi telinga

2.2.1 Telinga bagian luar

Telinga luar berfungsi menangkap rangsang getaran bunyi atau bunyi dari luar.
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna auricularis), saluran telinga (meatus
akustikus externa) yang mengandung rambut-rambut halus dan kelenjar sebasea
sampai di membran timpani.

a. Daun telinga (pinna auricularis).Seluruh permukaan diliputi kulit tipis dengan


lapisan subkutis pada permukaan anterolateral,ditemukan rambut kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat. Daun telinga terdiri atas tulang rawan elastin dan

3|ANFIS INDERA PENDENGARAN


kulit. Bagian-bagian daun telinga lobula, heliks, anti heliks, tragus, dan
antitragus.
b. Saluran telinga (meatus akustikus externa),adalah saluran dari daun telinga
menuju membrana timpani, yang panjangnya sekitar 2,5 cm dan terdiri dari
tulang rawan dan tulang keras. Sepertiga luar tersusun oleh tulang rawan, yang
bersambungan dengan daun telinga, disebut dengan pars kartilaginosa. Dua
pertiga bagian dalam tersusun oleh tulang, disebut dengan pars osseus. Pars
osseus sedikit lebih sempit dari pada pars kartilaginosa,berfungsi
menghantarkan gelombang suara dari aurikula ke membrane timpani dan
meningen dan lobus temporalis dalam fossa kranii media. Saluran telinga
mengandung rambut-rambut halus dan kelenjar lilin. Rambut-rambut halus
berfungsi untuk melindungi lorong telinga dari kotoran, debu dan serangga,
sementara kelenjar sebasea berfungsi menghasilkan serumen. Serumen adalah
hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas
dan partikel debu. Kelenjar sebasea terdapat pada kulit liang telinga.

2.2.2 Telinga bagian tengah

Telinga tengah (cavun timpani) adalah ruang berisi udara dalam pars peterosa
ossis temporalis yang dilapisi oleh membrane mukosa di dalamnya,terdapat tulang-
tulang pendengar yang memisahkan kavum timpani dari meningen dan lobus
temporalis dalam frossa kranii media. Pada ruang tengah telinga terdapat bagian-bagian
sebagai berikut:

a. Membran timpani :Membran timpani adalah membrane fibrosa. Membran ini


tersusun atas jaringan ikat, pada permukaan luar ditutupi oleh epitel yang
bersambungan dengan epitel meatus auditorius eksternus dan sisi dalam yang
bersambungan dengan epitel seluruh telinga tengah. Bagian atas (pars flaccid,
membrana shrapnel) agak flaksid.Tepinya menebal tertanam ke dalam alur sisi
tulang yang disebut sulkus timpani.Membran timpani sangat peka terhadap
nyeri permukaan luarnya disarafi oleh N.auditorius.
b. Ossikula auditus (tulang-tulang pendengaran):Tulang-tulang pendengaran yang
terdiri atas maleus (tulang martil), incus (tulang landasan) dan stapes (tulang
sanggurdi). Ketiga tulang tersebut membentuk rangkaian tulang yang melintang
pada telinga tengah dan menyatu dengan membran timpani.Rangkaian tulang

4|ANFIS INDERA PENDENGARAN


ini berfungsi mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju rongga
telinga dalam .untuk menghubungkan membran timpani dengan telinga dalam.
Berikut ini adalah tulang-tulang pendengaran:
 Maleus (martil):Tulang pendengaran maleus merupakan tulang pendengaran
yang menempel pada membran timpani. Maleus memiliki bentuk tulang
seperti martil. Fungsi tulang maleus atau tulang martil adalah meneruskan
getaran dari membran timpani.
 Incus (landasan):Tulang pendengaran incus terletak di dekat tulang maleus
atau tulang martil. Incus atau disebut juga tulang landasan dengan ukuran kecil
dan berbentuk seperti sebuah landasan pesawat. Fungsi tulang incus adalah
untuk memberikan respons tulang maleus.
 Stapes (sanggurdi):Tulang pendengaran yang ketiga adalah tulang stapes atau
dikenal dengan tulang sanggurdi. Bentuk dari tulang sanggurdi seperti
sanggurdi kuda yang memiliki bagian yang melengkung. Fungsi tulang stapes
adalah memberikan respons dari getaran yang diteruskan oleh tulang stapes
dan mengalirkan gelombang suara ke telinga dalam.
Susunan tulang telinga ditampilkan pada gambar 2.

Gambar 2. Susunan tulang-tulang pendengaran

c. Otot pendengaran: Pada bagian telinga tengah terdapat dua otot pendengaran.
Kedua otot pendengaran tersebut adalah tensor timpani dan stapedius. Otot
tensor timpani adalah otot telinga yang ada di tulang maleus, sedangkan otot
stapedius adalah otot telinga yang ada di tulang stapes.Fungsi otot tensor
timpani adalah untuk menarik gendang telinga ke dalam dan membuatnya

5|ANFIS INDERA PENDENGARAN


tegang. Pada saat yang sama, fungsi otot stapedius yaitu untuk melindungi
telinga dari suara keras muncul sebagai refleks timpani. Otot stapedius akan
mengurangi pergerakan tulang stapes.
d. Tuba auditiva eustachius: Saluran tulang dan tulang rawan yang
menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah dan memungkinkan udara
lewat dari nasofaring ke telinga bagian tengah. Saluran ini panjangnya kira-kira
3,7 cm berjalan miring ke bawah agak depan, dan dilapisi oleh lapisan mukosa.
Saluran ini bermuara ke dalam dinding anterior telinga tengah.
e. Antrum mastoideum: Bagian ini terletak di belakang kavum timpani dalam pers
petrosa ossis temporalis bentuknya bundar garis tengah 1cm
f. Selulae mastoidea:Selulae mastoidea adalah suatu rongga yang bersambungan
dalam prosesus mastoid
2.2.3 Telinga bagian dalam(labirinitus)

Suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars prosteum tulang


temporalis.Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-
saluran dalam tulang temporalis.Rongga-rongga itu disebut labirin tulang(labirinitus
osseus) dan dilapisi membrane sehingga membentuk labirin membranosa.Labirin
membranosa(labirinitus membranosus) berisi cairan endolimf

a. Labirinitus osseus :Terdiri dari vestibulum,semisirkularis,dam


kokhlea.Ketiganya merupakan rongga-rongga yang terletak dalam susbtansi
tulang padat terstruktur dilapisi endosteum dan berisi cairan bening (perilimf)
yang terletak dalam labirinitus membranosus.
 Vestibulum adalah bagian pusat labirinitus osseus pada dinding
lateral,terdapat venestra vestibuli yang ditutupi oleh basis stapedis dan
venestra kokhlea.Di dalam vestibulum terdapat sakulus dan utriculus
labirinitus membranaseus. Vestibulum merupakan tempat bersambungnya
bagian-bagian yang lain.
 Kanalis Semisirkularis bersambung dengan vestibulum.Ada tiga jenis
kanalis (superior,posterior dan lateralis).Pada salah satu ujung setiap saluran
terdapat penebalan yang disebut ampula (Gerakan cairan yang merangsang
ujung-ujung akhira saraf khusus dalam ampula ini yang menyebabkan kita
sadar akan kedudukan kita.Bagian telinga dalam ini berfungsi membantu

6|ANFIS INDERA PENDENGARAN


serebelum dalam mengendalikan keseimbangan,serta kesadaran akan
kedudukan tubuh kita).
 Kokhlea (rumah siput) sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit
dirinya sendiri laksana sebuah rumah siput.Belitan-belitan itu melingkari
sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah dari
tulang,dan disebut modiulus Koklea terbagi atas tiga bagian yaitu:
a. Skala vestibuli terletak di bagian dorsal
b. Skala media terletak di bagian tengah
c. Skala timpani terletak di bagian ventral

Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfe, sedangkan skala


media berisi endolimfe.Ada dua tingkap dalam ruang melingkar ini yaitu
Fenestra Vestibuli(fenestra ovalis) dan Fenestra koklea(fenestra rotunda)
.Adanya tingkap-tingkap ini dalam labirin tulang bertujuan agar getaran
dapat dialihkan dari rongga telinga tengah,guna dilangsungkan dalam
perlimfa.Getaran dalam perlimfa dialihkan menuju endomlifa,dan dengan
demikian merangsang ujung-ujung akhir saraf pendengaran.Antara skala
satu dengan skala yang lain dipisahkan oleh suatu membran.Ada tiga
membran yaitu:

a. Membran vestibuli, memisahkan skala vestibuli dan skala media.


b. Membran tektoria, memisahkan skala media dan skala timpani.
c. Membran basilaris, memisahkan skala timpani dan skala vestibuli.

Membran vestibularis adalah suatu lembaran jaringan ikat tipis


meliputi permukaan atas vestibular.Membran basilaris dibentuk oleh
lapisan serat-serat kolagen.Pada membran basilaris ini terletak organ Corti
dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut
dalam, sel rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ
Corti.Struktur organ Corti ditampilkan pada gambar 3

7|ANFIS INDERA PENDENGARAN


Gambar 3. Penampang koklea (gambar a) dan susunan organ Corti
(gambar b)

b. Labirinitus membranosus Terdapat dalam labirin osseus.Struktur ini berisi


endolimf dan dikelilingi oleh perlimf,terdiri dari utriculus dan sakulus yang
terdapat dalam vestibulum,terdiri dari ductus semisirkularis.Di dalam kanalis
sirkularis dan ductus kokhlearis struktur ini saling berhubungan bebas.

2.2 Fungsi komponen utama telinga

Struktur Letak Fungsi


Telinga luar Samping kiri kanan di bawah Mengumpulkan dan
temporal memindahkan gelombang suara
telingan
Pinna Lempeng tulang rawan yang Mengumpulkan gelombang suara
terbungkus kulit dan terletak dan menyalurkannya ke sluran
di kedua sisi kepala telinga berperan dalam lokalisasi
suara
Meatus auditarius Saluran dari eksterior Mengarahkan gelombang suara ke
eksternus (saluran melalui tulang temporalis ke membrane timpani ,mengandung
telinga) membrane timpani rambut-rambut penyaring dan
menyekresikan kotoran telinga

8|ANFIS INDERA PENDENGARAN


untuk menangkap partikel-
partikel asing .
Membrane timpani Membrane tipis yang Bergetar secara sinkron dengan
(gendang telinga) memisahkan telinga luar gelombang suara yang
dengan telinga tengah mengenainya , menyebabkan
tulang-tulang pendengaran tulang
tengah bergetar
Telinga tengah Memindahkan getaran membrane
timpani ke cairan koklea dalam
prosesnya ,memperkuat energi
suara
Maleus, ikus , stapes Rangkaian tulang yang dapat Bersilia secara sinkron dengan
bergerak yang berjalan getaran membrane timpani serta
melintas rongga telinga menimbulkan getaran seperti
tengah. Maleus melekat ke gelombang di perilimf kokhlea
membrane timpani dan dengan frekuesi yang sama
stapes melekat pada jendela
oval
Telinga dalam : Tempat sistem sensorik untuk
kokhlea mendengar
Jendela oval Membrane tipis di pintu Bergetar bersama dengan getaran
masuk kohlea ,memisahkan stapes yang melekatkat padanya.
telinga tengah dengan skala Gerakan jendala oval
vestibuli menyebabkan perilimf kokhlea
bergerak.
Skala vestibuli Kompartemen atas kokhlea Mengandung perilimf yang dibuat
Skala timpani Kompartemen bawah bergerak oleh Gerakan jendela
kokhlea oval yang didorong oleh getaran
tulang-tulang telinga tengah
Ductus kokhlea Kompartemen tengah Mengandung endolimf tempat
kokhlea membrane basiliaris

9|ANFIS INDERA PENDENGARAN


Membrane basiliaris Membentuk lantai ductus Mengandung endolimf tempat
kokhlearis membrane basiliaris
Organ korti Terletak dibagian atas dan Mengandung sel rambut ,reseptor
disepanjang membrane untuk suara yang reseptor sewaktu
basiliaris tertekut akibat gerakan cairan di
kokhlea
Membrane tektorial Membrane stasioner yang Tempat rambut sel-sel reseptor
tergantung diatas organ korti yang terbenam di dalamnya
dan tempat sel-sel rambut menekuk dan membentuk
reseptor permukaan potensial reseptor ketika
terbenam di dalamnya membran basilaris bergetar
terhadap membrane tektorial yang
stasioner
Jendela bundar Membrane tipis yang Bergerak bersama dengan getaran
memisahkan skala timpani cairan di perilimf untuk
dari telinga tengah meredakan tekanan di dalam
kokhlea , tidak berperan dalam
penerimaan suara
Apparatus Tempat sistem sensoris untuk
vestibularis keseimbangan dan memberikan
masukaan yang penting untuk
mempertahankan postur dan
keseimbangan
Kanalis Tiga saluran semisirkularis Mendeteksi akselerasi
semisirkularis yang tersusun tiga dimensi (percepatan) dan deselerasi
dalam bidang- bidang yang (perlambatan) rotasional atau
tegak lurus satu sam lain di angular
dekat korteks jauh di dalam
tulang temporalis
Utrikulus Struktur seperti kantong di Mendeteksi : 1. Perubahan posisi
rongga bertulang antara kepala menjauhi sumbu vertical;
kokhlea dan kanalis
semisirkularis

10 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N
2. Mengarahkan akselerasi dan
deselerasi linear secara horizontal
.
Sakulus Terletak di samping Mendeteksi :
Utrikulus 1. Perubahan posisi kepala
menjauhi sumbu
horizontal;
2. Mengarahkan akselerasi
dan deselerasi linear
secara vertical .

2.4 Saraf indera pendengaran


Nervus auditorius (saraf pendengaran) terdiri atas dua bagian : Salah satunya
pengumpulan sensibilitas dari bagian vestibuler rongga telinga dalam,yang
mempunyai hubungan dengan keseimbangan.Serabut-serabut saraf ini bergerak
menuju nucleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula
oblongata,lantas bergerak terus menuju sereblum.Bagian koklearis pada nervus
auditorius adalah saraf pendengar yang sebenarnya.Serabut-serabut sarafnya mula-
mula dipancarkan pada sebuah nucleus khusus yang berada tepat di belakang
thalamus,kemudian dari sana dipancarkan lagi menuju pusat penerima akhir dalam
korteks otak yang terletak pada bagian bawah lobus temporalis

2.5 Fisiologi pendengaran

Bagaimana telinga menerima gelombang suara, membedakan frekuensinya dan


mengirim informasi suara ke dalam sistem saraf pusat. Membran timpani berbentuk
kerucut, merupakan tangkai dari maleus, terikat kuat pada inkus oleh ligamentum-
ligamentum sehingga pada saat maleus bergerak inkus ikut bergerak. Artikulasi inkus
dengan stapes menyebabkan stapes terdorong ke depan pada cairan kokhlea. Setiap saat
maleus bergerak keluar sehingga mencetuskan gerakan ke dalam dan ke luar dari
permukaan venestra ovalis.

a) Transmisi Suara Melalui Tulang

11 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N
Oleh karena telinga dalam yaitu kokhlea tertanam pada kavitas (cekungan
tulang) dalam os temporalis yang disebut labirin tulang. Getaran seluruh tulang
tengkorak dapat menyebabkan getaran cairan pada kokhlea itu sendiri. Oleh karena itu
pada kondisi yang memungkinkan garpu lata atau penggetar elektronik diletakkan pada
setiap protuberonsia tulang tengkorak dan prosesus mastoideus akan menyebabkan
mendengar getaran suara.

Organ korti adalah organ reseptor yang membangkitkan impuls saraf sebagai
respon terhadap getaran membran basilaris. Terhadap dua tipe sel rambut (eksterna dan
interna ) yang merupakan reseptor sensorik, sekitar 90% ujung-ujung ini berakhir di
sel-sel rambut bagian dalam yang memperkuat peran khusus sel untuk mendeteksi
suara.

b) Gelombang suara

Telinga mentransduksi (mengubah dasar genetik energi) energi gelombang


suara ke bentuk impuls saraf yang dihantarkan ke sistem pusat pendengaran tempat
suara diterjemahkan. Susra dihasilkan oleh benda yang bergetar dalam medium fifik (
udara, air, dan benda padat). Suara tidak dapat melalui ruangan hampa. Suara
mempunyai amplitudo (daya akomodasi)ndan frekuensi. Mengukur energy suara
adalah mengkurur puncak amplitudonya.Kerasnya suara dinyatakan dalam satuan
logaritma (decibel = dB. Suara berbisik yang dapat didengar pada jarak 1 meter
besarnya kira-kira 20 d B. Suara pabrik, dapat mencapai 130 dB. Frekuensi suara
adalah besar siklus oksilaris per detik (1 Hz [hertz] = 1 siklus/detik). Gelombang suara
frekuensi 1-100.000 Hz. Suara pria dewasa 120-1.000 Hz, perempuan dewasa 250-
1.000 Hz. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan kotak suara di laring dengan tebal
tipisnya pita suara. Kualitas susra dinyatakan dengan timber (kualitas bunyi) ini
membedakan suara bunyi-bunyian seperti suara suling berbeda dengan suara biola.

Telinga mengubah gelombang suara dari dunia luar menjadi potensial aksi
dalam nervus kokhlearis. Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang
pendengar menjadi gerakan papan kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang
pada cairan telinga dalam gelombang pada organ korti menimbulkan potensial aksi
pada serabut-serabut saraf.

1. Refleksi gengang. Apabila otot telinga tengah (M. tensor timpani dan M. stapedius)
berkontraksi menarik manubrium maleolus ke dalam dan papan kaki stapes keluar.

12 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N
Suara yang keras menimbulkan refleks kontraksi otot dinamakan refleks gendang.
Refleks ini melindungi dan mencegah gelombang suara yang keras, menyebebkan
perangsangan yang berlebihan pada reseptor pendengaran. Akan tetapi waktu reaksi
untuk refleks adalah 40-60ms, sehingga refleks tidak melindungi terhadap
rangsangan yang sangat singkat seperti suara tembakan.
2. Penghantar tulang dan udara:
a. Penghantar gelombang suara ke cairan telinga dalam melalui membran timpani
dan tulang-tulang pendengaran yang dinamakan penghantaran tulang telinga
tengah.
b. Gelombang suara menimbulkan getaran pada membran timpani sekunder yang
menutupi jendela bundar (penghantaran suara).
c. Jenis penghantaran yang ketiga penghatan tulang transmisi getaran dari tulang-
tulang tengkorak ke cairan telinga dalam.
3. Gelombang jalan. Papan kaki stapes menimbulkan serangkaian gelombang jalan
pada perilimf dalam skala vestibula. Suara nada rendah menimbulkan gelombang
yang memuncak dekat dengan apeks dinding tulang dari skala vestibule.
Pendesakan cairan dalam skala timpani dilepaskan ke dalam udara pada
foramen rotundum. Suara akan menimbulkan distrosi pada membran basilaris tempat
distrosi ini maksimum ditentukan oleh frekuensi gelombang suara. Ujung-ujung sel
rambut pada organ korti dipertahankan kaku oleh lamina retikularis dan rambut-
rambutnya terbenam dalam membran tektoria. Apabila membran basilaris ditekan,
gerakan relatife dari membran tektoria lamina retikularis akan membengkokkan
rambur-rambut. Pembengkokkan ini menimbulka potensial aksi pada saraf pendengar.

Gelombang suara

Getaran membran timpani

Getaran tulang-tulang
pendengaran

Getaran jendela oval

13 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N
Gerakan cairan dalam koklea Getaran jendela bundar

Getaran membran basilaris Penghamburan energi (tidak


ada persepsi suara)

Pembengkokan sel-sel rambut sewaktu pergerakan


membrana basilaris menyebabkan perubahan posisi
rambut-rambut tersebut dalam kaitannya dengan
membrana tektorial di atasnya tempat rambut-
rambut tersebut terbenam

Perubahan potensial berjenjang


(potensial reseptor) di sel-sel reseptor

Perubahan kecepatan pembentukan


potensial aksi yang terbentuk di saraf
auditorius

Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus


temporalis otak untuk persepsi suara

Gambar 4.Transduksi Suara (Sherwood, L., 2001)

c) KEMAMPUAN DENGAR

Telinga manusia dapat mendengar frekuensi 20-20.000 Hz. Ambang dengar


suara (kepekaan) tidak sama denagn frekuensi. Kepekaan tertinggi adalah 1-4 KHz.
Anjing dapat mendengar suara 50 KHz, kelelawar dapat mendengar suara ultra diatas
20 KHz.

Kekerasan suara ditentukan oleh sistem pendengaran sekurang-kurangnya melalui tiga


cara:

14 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N
1. Ketika suara menjadi keras, ampliduto getaran membran basilaris dan sel rambut juga
meningjat sehingga sel-sel rambut mengeksitasi ujung saraf dangan lebih cepat.
2. Ketika getaran amplitudo meningkat, peningkatan ini menyebabkan semakin banyak
sel rambut di atas lingkaran tepi bagian membran basilaris menjadi terangsang bukan
melalui serat saraf.
3. Sel rambut sebelah luar tidak terangssang secara bermakna sampai getaran basilaris
mencapai intensitas yang tinggi kemudian stimulasi sel-sel ini menggambarkan bahwa
suara itu sangat keras.
Ketahanan pendengaran lazim diukur dengan suatu audiometer. Alat ini menampilkan
subjek dengan nada murni dari berbagai frekuensi melalui alat dengar . pada tiap
frekuensi intensitas ambang ditentukan dan digambarkan pada grafik sebagai suatu
persentase pendengaran normal, yang memberi ukuran objektif tentang derajat ketulian
dan gambaran tentang nada yang paling terkena.

d) PUSAT PENDENGARAN

Frekuensi potensial aksi dalam serabut saraf pendengaran tungal sebanding


dengan kekerasan bunyi. Pada intensitas bunyi yang rendah tiap akson melepaskan
listrik terhadap bunyi. Hanya satu frekuensi dan frekuensi ini brevariasi dari akson ke
akson bergantung pada bagian kokhlea tempat asal serabut.Pada intensitas bunyi yang
lebih tinggi akson sendiri melepaskan listrik terhadap spectrum frekuensi bunyi yang
lebih lebar. Penentuan tinggi nada yang diterima bila suatu gelombang bunyi
membentur telinga merupakan tempat di dalam korti yang dirangsang maksimum. Bila
frekuensi cukup rendah maka serabut saraf mulai berespon dengan suatu impuls
terhadap tiap siklus gelombang bunyi. Walaupun tinggi nada satu suara bergantung
pada frekuensi gelombang bunyi. Namun kekerasan juga memainkan senagian nada
rendah dibawah 500Hz tampak lebih rendah dan nada tinggi di atas 4.000 Hz tampak
lebih dari 0,01 detik. Pusat pendengaran di otak jarasnya sangat rumit dan belum
banyak diketahui. Neuron auditorik primer mempunyai badan sel di ganglia spiral
berlokasi di kokhlea. Akson sentral dari neuron bipolar ini setelah keluar dari kokhlea
bergabung dengan serabut dari organ vestibuli untuk membentuk saraf VIII (nervus
auditorius) masuk ke medulla.

15 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N
1. Pusat auditorik medular: berfungsi mencari sumber bunyi, refleks pendengaran
mengatur otak telinga.
2. Pusat midbrain: kolikus inferior dan formasioretikularis mengatur refleks mendengar
yang berkaitan dengan gerak kepala dan mata guna mencari sumber bunyi.
3. Korikular inferior: projeksi bunyi lebih atas dari presepsi suara dipancarkan ke nuklei
genikulata medial dari talamus karena adanya penyilangan, maka projeksi auditorik
bersifat bilateral dengan projeksi kontralateral lebih intensif.
Korteks auditorius primer secara langsung dirangsang oleh penonjolan korpus
genikulatum medial.

1. Korteks auditorik: dari talamus serabut diprojeksikan ke korteks auditorik primer pada
lobus temporal yang sebagian besar tersembunyi di dasar girus silvii.
2. Area korteks auditorik: otak mampu menganalisis berbagai intensitas suara dan
memberikan arti tentang stimuli pendengaran dengan mengintegrasikan impuls yang
diterima melalui asosiasi korteks lain(visual dan somatik).
3. Korteks asosiasi auditorik: dari korteks auditorik primer projeksi serabut ditujukan ke
area asosiasi auditorik untuk dilakukan analisis dan integrasi dengan data dari pusat
korteks lain. Setiap bunyi, kata, dan suara dihubungkan dengan pusat bahasa.

e) LOKALISASI BUNYI

Penentuan arah bunyi berasal dari deteksi perbedaan dalam waktu antara
tibanya rangsangan pada dua telinga. Perbedaan waktu merupakan faktor penting pada
frekuensi 3.000 Hz dan perbedaan kekerasan terpenting pada frekuensi di atas 3.000
Hz. Banyak neuron dalam korteks auditorius menerima masukan dari kedua telinga dan
berespon maksimum atau minimum bila saat suatu rangsangan pada satu telinga
dilambatkan oleh massa tetap relative terhadap waktu tibanya pada telinga yang lain.

f) KESEIMBANGAN

Berdiri, bergerak, dan banyak posisi tubuh yang lain melawan gaya gravitasi
bumi. Untuk dapat mempertahankan posisi tertentu, gaya gravitasi harus dilawan
melalui mekanisme motorik dan sensorik organ proprioseptif di sendi dan aparatus
vestibularis di telinga dalam. Aparatus vestibuli mendeteksi perubahan sinyal untuk
mengaktifkan respons motor adaptif yang diperlukan dalam mempertahankan
keseimbangan. Aparatus vestibularis mempunyai dua komponen yaitu kanalis

16 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N
semisirkularis dan utrikulus-sakulus. Kerusakan pada utrikulus-sakulus membuat
keseimbangan hilang pada posisi badan atas-bawah. Sakulus (kantung kecil) dan
utrikus (tas kecil) adalah tonjolan kecil pada dinding telinga dalam masing-masing
berisi makula (organ makula). Jika kepala bergerak (percepatan) linier ke jurusan
manapun, makula bergerak bersamanya, tetapi otolit lebih pekat dari cairan di
sekitarannya, sehingga stereosilia mengalami distrosi (penyimpangan bayangan), dan
menghasilkan potensial reseptor dalam sel rambut. Potensial ini secara sinaptik memicu
aksi potensial serabut saraf vestibular yang kemudian dikirm ke otak.

Kanalis semisirkularis dari aparatus vestibuli berperan dalam gerak rotasi. Tiga
kanal yang berisi cairan terletak tegak satu sama lain. Di setiap ujung masing-masing
kanal terdapat organ indra transduksi mekanoelektrik yanag disebut ampula. Seperti
makula, setiap ampula berisi sel rambut dengan struktur silia yang sama. Silia
dikelilingi lapisan gelatin yang disebut kupula. Kupula menyilang lumen kanal ke
dinding kanal lainnya.Akselerasi rotasi gerakan kepala menggerakan kanalis
semisirkularis, mengubah peletakan kupula ke jurusan sama, tetapi cairan endolimf
tertinggal. Oleh karena inersial, perbedaan gerakan cairan akan mendistorsi stereosilia,
membuat potensial reseptor dalam sel rambut. Potensial reseptor memicu serabut saraf
vestibular. Potensial aksi (impuls saraf) memberikan informasi pusat vestibular otak
tentang gerak rotasi tertentu.

2.6 Kelainan Pada Indera Pendengaran

Beberapa penyakit pada sistem pendengaran dapat menyebabkan ketulian


sebagian bahkan ketulian total. Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada sistem
pendengaran bagian dalam dapat mengakibatkan gangguan pada keseimbangan.
permasalahan yang terjadi pada sistem pendengaran kita harus ditangani oleh dokter
spesialis khusus yang disebut otolaryngologist, yang mana spesialist ini ahli dalam
mengobati gangguan yang terjadi pada gendang telinga sampai pada telinga dalam yang
luka akibat benturan fisik. Kelainan pada sistem pendengaran, diantaranya :

a. Radang telinga (otitas media) ,penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri.
Gejalanya sakit pada telinga, demam,dan pendengaran berkurang. Telinga akan
mengeluarkan nanah. Radang telinga ini dapat menyebabkan penderita mengalami tuli
permanen tergantung dari daerah telinga yang mengalami peradangan.

17 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N
b. Labirinitis ,labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga
berdengung, mual, muntah, vertigo, dan kemampuan mendengar berkurang.
c. Motion sickness mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini
merupakan gangguan pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan
yang terus menerus oleh gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan,
baik darat, laut maupun udara. Biasanya disertai dengan muka pucat, berkeringat dingin
dan pusing.
d. Tuli,tuli atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli konduktif
terjadi disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran pendengaran,
sehingga mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi bila terdapat
kerusakan syaraf pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya pada organ korti.
e. Othematoma ,suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang
dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang
berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini
diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir.
f. Penyumbatan ,kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan
menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan
membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan
air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang
telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak dilakukan irigasi. Jika
terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan kemungkinan
akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan menggunakan
alat yang tumpul atau dengan alat penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen
karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak
mampu melarutkan serumen secara adekuat.
g. Perikondritis,adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.
Perikondritis bisa terjadi akibat: cedera, gigitan serangga dan pemecahan bisul dengan
sengaja. Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di
sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke
kartilago, menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan
kelainan bentuk telinga.

18 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N
2.7 Menjaga Kesehatan Telinga
Menjaga kesehatan telinga harus dilakukan dengan cara-cara yang baik dan benar,
diantaranya adalah sebagai berikut:
 Rajin membersihkan kotoran telinga seminggu sekali.
 Membersihkan telinga dengan minyak zaitun. Minyak zaitun mengandung
sejumlah nutrisi yang baik.Jangan mengorek telinga dengan benda runcing, keras,
ataupun yang terbuat dari bahan yang mudah berkarat.Jangan membersihkan
kotoran telinga dalam keadaan terburu-buru sehingga tidak mencelakai gendang
telinga.
 Tidak dianjurkan terus menerus mendengarkan suara dengan head set atau ear
phone dengan volume suara yang keras karena akan mengakibatkan telinga
kehilangan kemampuan pendengaran secara bertahap.
 Untuk memastikan bagaimana cara membersihkan telinga yang sesuai dengan
kondisi telinga, lebih baik untuk mengonsultasikannya ke dokter.

19 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Indera pendengaran dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia


terdiri atas tiga bagian, yaitu

 Telinga luar, menangkap rangsang getaran bunyi atau bunyi dari luar.

 Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan
oleh tulang ke telinga dalam.

 Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang
berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga
mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan.

 Sistem transmisi suara melibatkan telinga bagian luar yang terdiri dari daun
telinga dan liang telinga, dan telinga tengah yang terdiri dari gendang telinga
dan tulang-tulang pendengaran. Sedangkan sistem transduksi suara melibatkan
telinga dalam yang terdiri dari koklea, dimana reseptor pendengaran berada.

Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada salah


satu fisiologinya mengalami kerusakan. Salah satunya adalah ketulian yang
diakibatkan pecahnya gendang telinga. Oleh karena itu diharapkan dapat menjaga
dan selalu merawat indera pendengaran supaya tetap dalam kondisi normal.

3.2. Saran

 Semoga dapat memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa tentang indra


pendengaran
 Semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.

20 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N
DAFTAR PUSTAKA

Internet :

http://repository.unair.ac.id/25568/12/12.%20Bab%202.pdf

http://eprints.undip.ac.id/44456/3/Bab2.pdf

https://jurnalkedokteranindonesia.wordpress.com/2010/12/12/anatomi-telinga/

Buku :

Balaban.E..Naomi dan Bobick.E.James.2017.Ilmu Pengetahuan Anatomi Dan Fisiologi.


Jakarta:PT Indeks.

Pearce.C.Evelyn.2011.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.

Jakarta:PT.Gramedia.

21 | A N F I S I N D E R A P E N D E N G A R A N

Anda mungkin juga menyukai