Anda di halaman 1dari 39

ANATOMI FARING

Oleh:
Finkainarae
FAB 118 108

Pembimbing:
dr. NUNUN CHATRA KRISTINAE, Sp.THT – KL

KEPANITERAAN KLINIK SMF TELINGA, HIDUNG, DAN


TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
2020 1
ANATOMI FARING
Pharynxkantong fibromuskular
Lokasi:
Di belakang cavum nasal, cavum oris dan
laring
Memanjang dari dasar tengkorak ke batas
inferior kartilago krikoid (anterior) & batas
inferior vertebra C6 (posterior)
Dimensi :
Panjang : 12-14cm
Lebar: 1,5 cm-3,5 cm
Terdiri :
Nasopharinx
Oropharynx
Laringopharynx
•Depan : Choana
•Atas : Basis Sphenoid
NASOPHARINX
•Belakang: Cervical I & (EPIPHARYNX)
II
•Bawah : Soft palate
(palatum mole)

Bangunan :
Ostium tuba
Adenoid
Fossa Rosenmulleri
Ismus nasofaring
Torus tubarius
4
OROPHARYNX
(MESOPHARYNX)

•Depan : Cavum oris


•Atas : Palatum mole
•Belakang: Cervical II &
III
•Bawah : Epiglottis

Lingual tonsil
Bangunan :
Tonsila palatina
Fossa supratonsil
Tonsila lingualis

6
LARYNGOPHA
RYNX
(HIPOPHARYN
X)
Depan : aditus laring
Atas: epiglotis
Bawah : kartilago
krikoid
Belakang : Vertebrae
servical 3,4,5,6

Bangunan :
 Valekula
 Fossa / sinus
piriformis
8
WALDEYER’S RING
Fungsi: proteksi / pertahanan
tubuh
1. Satu tonsil adenoid
2. Dua tonsil tuba
3. Dua tonsil palatine
4. Satu tonsil lingual
MUKOSA FARING
Nasofaring berfungsi untuk saluran respirasi, sehingga mukosanya bersilia,
sedangkan epitelnya torak berlapis yang mengandung sel goblet.
…MUKOSA FARING
Orofaring dan laringofaring berfungsi untuk saluran cerna, sehingga
mukosanya tidak bersilia, sedangkan epitelnya gepeng berlapis.
OTOT PHARYNX

Tersusun sirkuler dan longitudinal


Otot longitudinal (elevator)

Otot sirkular (konstriktor) M. stilofaring (N. IX)


M. konstriktor faring superior  melebarkan dan menarik laring

M. konstriktor faring media M. palatofaring (N. X)


M. konstriktor faring inferior  mempertemukan ismus orofaring

Kerja: mengecilkan lumen faring  menaikkan bagian bawah faring dan laring

Saraf: N. X
N. IX
N. X

14
Pada palatum mole terdapat 5 pasang otot (N. X)  disatukan 1 sarung fasia dari mukosa:

1. M. levator veli palatini

2. M. tensor veli palatini

3. M. palatoglosus

4. M. palatofaring

5. M. azigos uvula
Otot Fungsi

M. levator veli palatini


Menyempitkan ismus faring
Memperlebar ostium tuba Eustachius

M. tensor veli palatini


Mengencangkan bagian anterior palatum mole
Membuka tuba Eustachius

M. palatoglosus
Menyempitkan ismus faring

M. palatofaring menaikkan bagian bawah faring dan laring

M. azigos uvula
Memperpendek dan menaikkan uvula ke atas
VASKULARISASI PHARYNX
Berasal dari
cabang arteri
karotis eksterna :
• A. pharyngea ascendens

• A. palatina ascendens

• A. facial

• A. maxillaris

• A. lingualis
VASKULARISASI PHARYNX

 Superior: Plexus
pterigoid
 Inferior : Vena
jugularis interna
INERVASI
PHARYNX
KELENJAR GETAH BENING
Aliran limfa dari dinding faring dapat melalui 3 saluran :

1. Superior – retrofaring dan servikal dalam atas

2. Media - jugulodigastrik dan servikal dalam atas

3. Inferior - servikal dalam bawah


RUANG FARINGEAL

Ruang retrofaring (retropharyngeal space)

 Berisi jaringan ikat jarang dan fasia prevertebralis

 Ruang ini bermula dari dasar tengkorak di bagian atas sampai batas paling bawah dari
fasia servikalis.
 Abses retrofaring → sering ditemukan pada bayi atau anak → terdapat kelenjar-kelenjar
limfa.
 Pada peradangan → terjadi supurasi
→ bila pecah, nanahnya akan
tertumpah di dalam ruang
retrofaring.
 Kelenjar limfa di ruang retrofaring
ini akan banyak menghilang pada
pertumbuhan anak.
Ruang parafaring
(fosa faringomaksila = pharyngo-maxillary fossa)
 Bentuk : kerucut

 Dasar : terletak pada dasar tengkorak dekat foramen jugularis

 Puncak : pada kornu majus os hyoid.

 Batas dalam : m.konstriktor faring superior

 Batas luar : ramus assenden mandibula yang melekat dengan m.pterygoid interna dan
bagian posterior kelenjar parotis
 Lapisan fasia yang tipis.
 Fosa ini dibagi menjadi 2 bagian yang tidak sama besarnya oleh os stiloid  dengan otot
yang melekat padanya.
 Bagian anterior (presteloid) adalah bagian yang lebih luas dan dapat mengalami proses
supuratif sebagai akibat tonsil yang meradang, beberapa bentuk mastoiditis atau
petrositis, atau dari caries dentis.
 Bagian yang lebih sempit dibagian posterior (poststiloid) berisi a.carotis interna,
v.jugularis interna, n.vagus, yang dibungkus dalam satu sarung yang disebut selubung
karotis (carotid sheath).
 Bagian ini dipisahkan dari ruang retrofaring oleh suatu lapisan fasia yang tipis.
REFERENSI
Putz R., Pabst R., Sobotta : Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta : EGC. 2006
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar ilmu kesehatan
telinga hidung tenggorok kepala & leher. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2007.
Farokah. Kuliah faringologi. Semarang: Bagian THT FK Undip; 2013.

28
FISIOLOGI FARING

29
FUNGSI FARING
Respirasi
Menelan
Resonansi Suara dan Artikulasi

30
MOTILITAS → MENELAN
Menelan = keseluruhan proses memindahkan makanan dari mulut melalui
esofagus hingga ke lambung

Dalam proses menelan akan terjadi hal-hal berikut:


■ Pembentukan bolus makanan dg ukuran dan konsistensi yg baik.
■ Upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus.
■ Mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring saat respirasi.
■ Mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring.
■ Kerjasama antar otot-otot di rongga mulut utk mendorong bolus makanan ke arah lambung.
■ Usaha utk membersihkan kembali esofagus.

31
MENELAN DIBAGI MENJADI :
1. Fase Oral Volunter
2. Fase Faringeal
3. Fase Esofageal Involunter

32
FASE ORAL
Terjadi secara sadar.
Makanan dikunyah dan bercampur dg liur membentuk bolus.
Bolus bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah, terletak di
bagian tengah lidah akibat kontraksi otot intrinsik lidah.

33
FASE ORAL
M. levator veli Kontraksi M. Kontraksi M.
palatoglosus palatofaring sehingga
palatini menyebabkan ismus bolus tidak berbalik
berkontraksi fausium tertutup ke rongga mulut

Akibat kontraksi M.
Rongga lekukan levator veli palatini
dorsum lidah terjadi penutupan
diperluas nasofaring secara
bersamaan

Palatum mole dan Bolus


bagian atas
dinding posterior terdorong ke
faring terangkat posterior

34
FASE FARINGEAL
Terjadi secara refleks pada akhir fase oral  perpindahan bolus makanan dari faring ke
esofagus

Pada fase faringeal terjadi


 Kontraksi m.stilofaring, m.salfingofaring, m.tirohioid dan m.palatofaring  faring dan laring bergerak
ke atas

 Epiglotis tertekan ke bawah dan aditus laring tertutup  melindungi masuknya bolus ke laring
 Sfingter laring (plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan plika vakalis ) tertutup 
kontraksi m. ariepliglotika dan m. aritenoid obligus
 Bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus valekula dan sinus piriformis sudah
dalam keadaan lurus
 Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan dorongan
otot-otot faring ke inferior  bolus makanan turun ke bawah dan masuk ke dalam
servikal esofagus.
TAHAP ESOFAGUS

1. Pusat menelan memicu gelombang peristaltik primer


(dari pangkal ke ujung esofagus) mendorong bolus di
depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke
lambung
2. Bila bolus yang tertelan besar dan
lengket→meregangkan esofagus →merangsang
reseptor tekanan di dindingnya (juga meningkatkan
sekresi liur)→tjd pengaktifan gelombang peristaltik
kedua

37
FUNGSI FARING DALAM
PROSES BICARA
Saat bicara dan menelan terjadi gerakan antara otot-otot
palatum dan faring, yaitu berupa gerakan pendekatan
palatum mole ke arah dinding belakang faring yang
melibatkan m.salpingofaring, m.palatofaring, m.levator veli
palatini dan m.konstriktor faring superior.

38
REFERENSI
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC; 2012
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar ilmu kesehatan
telinga hidung tenggorok kepala & leher. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2007.
Farokah. Kuliah faringologi. Semarang: Bagian THT FK Undip; 2013.

39

Anda mungkin juga menyukai