Anda di halaman 1dari 19

RINITIS VASOMOTOR

Pembimbing:
dr. Moelyadi Utomo, Sp.THT

KEPANITERAAN KLINIK SMF TELINGA, HIDUNG, DAN


TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
20 Desember 2021 – 22 Januari 2022 1
DEFINISI
Rinitis Vasomotor  suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi,
alergi, eosinofilia, perubahan hormonal (kehamilan, hipertiroid), dan pajanan obat
(kontrasepsi oral, B-bloker, aspirin, klorpromazin dan obat topikal hidung
dekongestan).
ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI
• Neurogenik (disfungsi sistem otonom)
• Neutropeptida
• Nitrik oksida
• Trauma
NEUROGENIK
Serabut Simpatis

Melepaskan ko transmiter
Menginervasi pemb. darah vasokontriksi dan
noradrenalin dan
mukosa dan sebagian kelenjar
neuropeptida Y penurunan sekresi hidung.

Serabut Parasimpatis

Menginervasi melepaskan ko peningkatan


pemb.darah kel.
transmiter asetilkolin
sekresi hidung dan
kongesti
eksokrin
dan vasoaktif intestinal
peptida vasodilatasi hidung

Normalnya, serabut simpatis lebih dominan dibanding


serabut parasimpatis. Dengan tidak seimbangnya
implus saraf otonom dimukosa hidung karena
bertambahnya aktivitas parasimpatis.
NEUROPEPTIDA

Pelepasan
Rangsangan neuropeptida
sensoris serabut C Disfungsi hidung substance P dan
dihidung calcitonin gene-
related protein

Respon Permeabilitas
hiperreaktifitas vaskular dan
hidung sekresi kelenjar
Nitrik Oksida

Peningkatan
Peningkatan rangsangan reaktifitas
NO dan Kerusakan dan non spesifik serabut
trigeminal +
persisten nekrosis berinteraksi recruitment
dilapisan epitel hidung dengan sub refleks vaskular
epitel hidung. epitel + kelenjar
mukosa hidung.
GEJALA KLINIK
Gejala sering dicetuskan oleh berbagai
rangsangan non-sepsifik :
• udara dingin
• Asap/rokok
• pendingin/pemanas ruangan
• bau yang menyengat
• perubahan kelembaban
• parfum
• perubahan suhu luar
• minuman beralkohol
• kelelahan dan stress/emosi
• makanan pedas
….GEJALA KLINIK
Mempunyai gejala yang mirip dengan rinitis alergi, namun gejala yang dominan :
• hidung tersumbat (bergantian kiri/kanan, tergantung posisi pasien)
• rinore yang mukoid/serosa

Gejala memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur (adanya perubahan suhu yang
ekstrim, udara lembab).
…. GEJALA KLINIK
Berdasarkan gejala yang menonjol, kelainan dibedakan dalam 3 golongan :
1. Golongan bersin (sneezers)  gejala biasanya memberikan respon yang baik
dengan terapi antihistamin dan glukokortikosteroid topikal
2. Gejala rinore (runners)  gejala dapat diatasi dengan pemberian anti kolinergik
topikal
3. Golongan tersumbat (blockers)  kongesti umumnya memberikan respon yang
baik dengan terapi glukokortikosteroid topikal dan vasokonstriktor oral
DIAGNOSIS
Diagnosis umum ditegakkan dengan cara eksklusi  menyingkirkan adanya rinitis
infeksi, alergi, okupasi, hormonal dan akibat obat.

PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG :


Pemeriksaan rinoskopi anterior  tampak gambaran yang khas berupa edema mukosa
hidung, konka berwarna merah gelap atau merah tua, tetapi dapat pula pucat.
• Permukaan konka dapat licin atau berbenjol-benjol (hipertrofi).
• Rongga hidung terdapat secret mukoid (sedikit)
• Rinore sekret  serosa dalam jumlah banyak
…. DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis alergi.
• Kadang ditemukan eosinofil pada secret hidung (sedikit)
• Tes cukit kulit  negatif
• Kadar IgE spesifik tidak meningkat
TATALAKSANA
• Menghindari stimulus/factor pencetus
• Pengobatan simtomatis  obat-obatan dekongestan oral, cuci hidung dengan
larutan garam fisiologis, kauterisasi konka hipertrofi dengan larutan AgNO3
25%/triklor-asetat pekat. Kortikosteroid topical 100-200 microgram. Pada kasus
dengan rinore berat dapat ditambahkan antikolinergik topical (ipatropium bromida).
• Operasi  dengan cara bedah beku, eletrokauter, atau konkotomi parsial konka
inferior
• Neurektomi n.vidianus
RINITIS MEDIKAMENTOSA
DEFINISI
Rinitis medikamentosa  suatu kelainan hidung berupa gangguan respons normal
vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor topikal (tetes
hidung/semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan
sumbatan hidung yang menetap.
P
A Hidung tersumbat  vasokonstriktor
T
O
topikal sumbatan menghilang
F
I
S Penggunaan vasokonstriktor berlebihan dan lama
I
pe↑an kadar agonis alfa adrenergik pd mukosa hidung
O
L
+ pe↓an sensitifitas reseptor alfa adrenergik
O
toleransi  meningkatkan dosis penggunaan
G vasokonstriktor topikal
I

Aktifitas tonus simpatis yg menyebabkan


vasokonstriksi menghilang dilatasi mukosa
hidung
TANDA DAN GEJALA
• Hidung tersumbat terus menerus dan berair

PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG


• Tampak edema/hipertrofi konka dengan sekret hidung yang berlebihan
• Bila diberi tampon adrenalin, edema konka tidak berkurang
TATALAKSANA
• Hentikan pemakainan obat tetes/semprot vasokonstriktor hidung
• Untuk mengatasi sumbatan berulang (rebound congestion)  kortikostreroid oral
dosis tinggi jangka pendek dan dosis diturunkan secara bertahap (tappering off)
dengan menurunkan dosis sebanyak 5 mg setiap hari (misal hari 1:40 mg, hari 2:35
mg dan seterusnya). Dapat juga diberikan kortikosteroid topical selama 2 minggu
untuk mengembalikan proses fisiologik mukosa hidung.
• Obat dekongestan oral (biasanya mengandung pseudoefedrin).
REFERENSI
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar ilmu kesehatan
telinga hidung tenggorok kepala & leher. Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2012.

19

Anda mungkin juga menyukai