Anda di halaman 1dari 25

STEMI Inferior

dan
Hypertension Heart Disease

Nadilla De Putri

Pembimbing:
dr. Sanggap Indra Sitompul, Sp. JP-FIHA
IDENTITAS

 Nama Pasien : Ny. M


 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 70 th
 Alamat : Jl. RTA Milono km 5,5, Palangka Raya
 Agama : Islam
 Ruangan : ICVCU
 Pekerjaan : IRT
 Tanggal Masuk RS : 18/11/2019
 Nomor RM : 33.31.09
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri dada kiri yang menjalar sampai ke pundak


Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluhkan nyeri di sebelah kiri dada.
Nyeri dirasakan seperti ditindih beban berat. Nyeri dirasakan hingga tembus
ke punggung belakang, nyeri dirasakan lebih dari 10 menit. Pasien juga
mengeluh adanya nyeri ulu hati sejak 4 hari SMRS. Nyeri dirasakan seperti
terbakar dan perih. Mual (+), muntah (-). Pasien mengeluh sering kelelahan
apabila beraktivitas berat.
ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi (+), DM (-), Asma (-)


 Riwayat Penyakit Keluarga : DM (-), Hipertensi (-), Asma (-)
 Riwayat Sosial : Pasien mengaku tidak merokok dan tidak
mengonsumsi alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat


 Kesadaran : Compos mentis (E4 V5 M6)
 Tanda Vital :
 Tekanan Darah : 130/80 mmHg
 Nadi : 96x / menit
 Respirasi : 24x/ menit
 Suhu : 36,6 derajat Celcius
 Saturasi : 99%
Status Generalis
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
 Telinga : Tidak ada mengeluarkan cairan, nyeri tekan tragus (-)
 Hidung : Epistaksis (-)
 Mulut : Tidak ada tanda sianosis.
 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), JVP 5+2 cm H2O
Thorax
 Pulmo
 Inspeksi : -Bentuk dinding dada simetris
-Pergerakan dinding dada simteris
-Tidak ditemukan luka ataupun benjolan
 Palpasi : -Tidak teraba benjolan.
-Fremitus vocal simetris kiri dan kanan.
 Perkusi : -Sonor kiri dan kanan.
 Auskultasi : -Vesikuler kanan dan kiri.
-Rhonki (-).
-Wheezing (-)
Cor
 Inspeksi :
-Tidak terlihat ictus cordis di ICS V linea midaxilaris (S)
 Palpasi :
-Teraba ictus cordis di ICS V line midaxilaris (S)
-Thrill (-)
 Auskultasi :
-Bunyi S1 dan S2 tunggal dan reguler
-Murmur (+), Gallop (-)
Abdomen
 Inspeksi: Bentuk datar
 Auskultasi: BU (+)
 Palpasi: Nyeri tekan reg. Epigastrium (+)
 Perkusi: Timpani, shifting dullness (-)

Urogenital: Dalam batas normal

Ekstremitas:
-Akral hangat
-CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 18/11/2019 (02.36 WIB)

Parameter Result Unit Range

Hb 13.8 g/Dl 10.5-18.00

Ht 40.7% 37.0-48.0

Trombosit 263 x 10’3/uL 150-400

Eritrosit 4.88 x 10’6/uL 4.00-6.00

Leukosit 9.36 x 10’3/uL 4.50-11.00


Laboratorium 18/11/2019 (02.36 WIB)

Parameter Hasil Nilai Normal

GDS 152 <200

Ureum 20 21-53

Creatinin 0.61 0,70-1,5


Radiologi
EKG (18/11/2019)
Diagnosis

1. STEMI Inferior
2. Hypertension Heart Disease (HHD)
Tatalaksana
 IVFD Nacl 0,9%  14 tpm
 Inj. Lansoprazole 1x30 mg (IV)
 Inj. Arixtra 1x2,5 mL
 Sp. Nitroglycerine 0,25 mcg/kgBB/jam
 PO:
- Aspilet 80 mg 1x1
- Atrovastatin 20 gr 1x1
- Sucralfate syr 3x2 cth
- CPG 1x75 mg
PEMBAHASAN
STEMI
STEMI merupakan sindrom klinis yang
didefinisikan sebagai karakteristik gejala
iskemia miokard disertai dengan hasil EKG
persisten disertai biomarker jantung yang
positif.

Elevasi segmen ST secara diagnostik tanpa disertai adanya left


ventricular hyperthrophy (LVH) ataupun left bundle branch block (LBBB)
menurut European Society of Cardiology/ACCF/AHA/World Heart
Federation Task Force for the Universal Defintion of Myocardial Infaction
yaitu elevasi segmen ST baru dengan kenaikan J point ≥2 mm (0.2 mV)
pada laki-laki dan ≥1,5 mm (0.15 mV) pada wanita di lead V2-V3 dan
atau ≥ 1 mm (0,10 mV) pada sadapan dada atau sadapan ekstremitas
EPIDEMIOLOGI

Di dunia, Penyakit jantung kororner (PJK) adalah


penyakit yang paling sering menyebabkan
kematian. Sebanyak 7 juta penduduk dunia
meninggal akibat PJK, mencakup 12,8% dari
keseluruhan penyebab kematian.

Kejadiannya lebih sering pada pria dengan umur antara 45


sampai 65 tahun, dan tidak ada perbedaan dengan wanita
setelah umur 65 di tahun ke 4–6

Mortalitas dan morbiditas STEMI di Indonesia masih tinggi akibat tingginya


prevalensi diabetes, hipertensi, merokok, serta lamanya durasi keterlambatan
antara onset gejala dengan penanganan pertama karena alasan logistic maupun
finansial
Faktor Resiko

Tidak dapat diubah Dapat diubah


(unmodifiable) (modifiable)

1. Hiperlipidemia
1. Usia: Kerentanan terhadap 2. Hipertensi
aterosklerosis koroner meningkat 3. Merokok
seiring bertambahnya usia. 4. Diabetes mellitus
2. Jenis kelamin laki-laki 35-44 tahun 5. Obesitas
memiliki kecenderungan 5-6 kali
dibanding perempuan
3. Riwayat penyakit penyakit jantung
koroner pada keluarga
Klasifikasi Sindroma Koroner Akut
PATOGENESIS

Gambar 1.
Aterosklerosis
(Steinl, 2015)
Diagnosis STEMI
Anamnesis
 Angina tipikal
 Gambaran angina tipikal adalah rasa tertekan/berat daerah retrosternal yang
menjalar ke lengan kiri, leher, area interskapularis, bahu atau epigastrium, berlangsung
intermitten atau persisten (>20 menit). Sering disertai dengan diaphoresis,
mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas dan sinkop.
 Angina Atipikal
 Gambaran angina atipikal adalah nyeri dipenjalaran angina tipikal, gangguan
pencernaan (indigestion), sesak napas yang tidak dapat dijelaskan,lemah mendadak.
Keluhan ini sering ditemui pada golongan muda (25-40 tahun) dan tua (>75 tahun),
wanita, penderita diabetes, gagal ginjal kronik, atau demensia. Keluhan ini patut
dicurigai menjadi angina equivalen apabila ditemukan setelah dipicu oleh aktivitas.(9)
Keluhan di perkuat apabila ditemukan karakteristik seperti ;
 Pria
 Diketahui memiliki penyakit aterosklerosis non coroner (penyakir arterial perifer)
 Memiliki riwayat pernah mengalami infark miokard, coronary bypass ataupun PCI
(Percutaneous Coronary Intervention)
 Memiliki faktor resiko ; hipertensi, merokok, dyslipidemia, diabetes mellitus, riwayat penyakit
jantung coroner dikeluarga, atau klasifikasi resiko menurut NCEP
Gejala Klinis

Chest discomfort

Diaphoresis

Dyspnea

Aktivitas terbatas

Mual / muntah
Komplikasi

Gagal Jantung

Hipertensi

Kongesti Paru

Syok Kardiogenik

Aritmia

Perikarditis

Thrombus ventrikel kiri


PROGNOSIS

• Quo ad vitam : dubia ad bonam

• Quo ad functionam : dubia ad bonam

• Quo ad sanactionam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai