OLEH :
Nadilla De Putri, S.Ked
216100802001
PEMBIMBING :
dr. Moelyadhi Oetomo, Sp.THT
Warna:
Putih mengkilat seperti mutiara
Ukuran:
Tinggi 9-10mm, lebar 8-9 mm
Bentuk:
Pembagian kuadran membran
timpani:
Panjang tuba :
- Dewasa : 35-37 mm
- Anak dibawah 9 bulan : 17,5 mm
Telinga Tengah
Antrum & sel-sel
Mastoid • Berhubungan dengan kavum timpani
lewat aditus ad antrum
• Pneumatisasi :
• Proses pembentukan sel - sel mastoid
L ig a m e n
spiral
Dari tingkap
lonjong
Ganglion
K e tingkap
M e m b ra n
bulat
basal
S R a m b u t sel luar
e
r R a m b u t sel
a
Telinga Dalam
Kanalis
Semisirkularis
Horizontal
Superior (anterior Organ
vertikal) vestibular
Posterior (posterior vertikal) (alat keseimbangan)
Jika organ ini terganggu, akan timbul keluhan pusing atau
vertigo
Telinga
Dalam
Vestibulum
Bagian yang membesar dari labirin tulang
Ukuran : Panjang 5 mm, Tinggi 5 mm, dan dalam 3 mm
Dinding medial menghadap ke MAI dan ditembus oleh
saraf
Dinding medial :
Spherical Sakulu
Recess s
Eliptical Utrikulus (Dibawahnya terdapat akuaduktus
Recess vestibularis)
FISIOLOGI
PENDENGARAN
Keluhan
Utama
Keluhan utama yang sering kali diutarakan pasien dengan penyakit telinga:
●
periks
Min 4x5 m,
Sunyi
Mata ditutup
●
Telinga yg tdk
●
●
Mengucapkan 1-2
suku kata yg dikenal
a
Dinding tidak rata,
diperiksa Px
●
LKMNGU
jelas ●
CAR
a)
APenderita dan pemeriksa sama-sama berdiri, penderita tetap ditempat, sedang
pemeriksa yang berpindah tempat.
b) Mulai pada jarak 1 m, dibisikkan 5 atau 10 kata (umumnya 5 kata)
c) Bila semua kata dapat didengar, pemeriksa mundur ke jarak 2 m dibisikkan kata
lain dalam jumlah yang sama, bila didengar semua, mundur lagi sampai pada
jarak dimana penderita mendengar 80% kata-kata (mendengar 4 kata dari 5 kata
yang dibisikkan), pada jarak itulah tajam pendengaran telinga yang di tes.
d) Untuk memastikan apakah hasil tes benar maka dapat di tes ulang. Misalnya
tajam pendengaran 3 m, maka bila pemeriksa maju ke arah 2 m penderita akan
mendengar semua kata yang dibisikkan (100 %) dan bila pemeriksa mundur ke
jarak 4 m maka penderita hanya mendengar kurang dari 80 % kata yang
dibisikkan.
37
B
DERAJAT KETULIAN (KUANTITATIF)
6m Normal
>4m - <6m Tuli Ringan
>1m - <4m Tuli Sedang
<1m Tuli Berat
0 cm (Bila berteriak di depan pederita Tuli Total
tetap tidak mendengar)
Cara :
1. Garpu tala digetarkan mulai freq rendah sampai tinggi
2. Setelah bunyi , didengar oleh pemeriksa sampai hampir tidak mendengar
3. Garpu tala dipindah ke telinga penderita pada jarak 1-2 cm dalam posisi tegak
dan 2 kaki pada garis yang menghubungkan MAE kanan dan kiri
INTERPRETASI
HASIL
Normal Mendengar garpu tala
pada semua
frekuensi
Batas bawah naik
Tuli Konduksi (frekuensi rendah tak
terdengar)
Cara :
1. Bunyikan garpu tala frekuensi 512 HZ, letakkan tangkainya tegak lurus pada
planum mastoid penderita (posterior MAE) sampai penderita tak
mendengar
2. Kemudian cepat pindahkan ke depan MAE penderita.
3. Penderita masih mendengar garpu tala di depan MAE Rinne positif (+)
4. Bila tidak mendengar disebut rinne negatif. (-)
INTEPRETASI
HASIL
Normal Rinne Positif
Tuli Konduksi Rinne Negatif
Tuli Sensori Neural Rinne Positif
Tes
Tujuan :
Webber
Membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga
penderita. Cara :
1. Garpu tala frekuensi 512 Hz dibunyikan,
2. Kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus di garis median, biasanya di dahi
(dapat pula pada vertex, dagu atau pada gigi insisivus) dengan kedua kaki
pada garis horizontal.
3. Penderita diminta untuk menunjukkan telinga mana yang mendengar
atau mendengar lebih keras.
4. Bila mendengar pada satu telinga lateralisasi ke sisi telinga tersebut.
5. Bila kedua telinga tak mendengar atau sama-sama mendengar tak
ada lateralisasi.
INTERPRETASI
HASIL
Normal Tidak ada lateralisasi
Cara :
1. Garpu tala frekuensi 512 Hz dibunyikan
2. Kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus pada planum mastoid
pemeriksa, bila pemeriksa sudah tidak mendengar, secepatnya garpu tala
dipindahkan ke mastoid penderita.
3. Bila penderita masih mendengar schwabach memanjang,
4. Bila penderita tidak mendengar, terdapat 2 kemungkinan
schwabach memendek atau normal.
Untuk membandingkan kedua kemungkinan ini maka tes dibalik, yaitu tes
pada penderita dulu baru ke pemeriksa
• Seleksi telinga
Mulailah dengan telinga yang sehat dahulu
• Prosedur dasar pemeriksaan ini adalah:
• Dimulai dengan signal nada yang sering didengar (familiarization)
• Pengukuran ambang pendengaran
Right
Right Left
Left
Bone
Bone
• Sumbu Y menggambarkan
intensitas suara yang
diukur dalam satuan
desibel (dB)
• sumbu X menggambarkan
frekuensi yang diukur
dalam satuan Hertz (Hz).
AUDIOGRAM
NORMAL
Dicari intensitas suara terkecil
(desibel)/suara yg paling lemah yg masih
bisa didengar pasien pada frekwensi
antara 125 sd 8000 hz
Normal
AC < 25
dB BC <
25 dB
Contoh hasil audiogram pada pasien normal
AUDIOGRAM PADA TULI
KONDUKSI