Anda di halaman 1dari 15

INFEKSI HIDUNG

Pembimbing:
dr. Moelyadi Utomo, Sp.THT
1
KEPANITERAAN KLINIK SMF TELINGA, HIDUNG, DAN
TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
November 2020
DEFINISI
Infeksi pada hidung dapat mengenai hidung
luar yaitu kulit hidung dan rongga dalam
hidung, yaitu bagian mukosanya. Infeksi pada
hidung luar bisa berbentuk selulitis dan
vestibulitis, sedangkan rinitis adalah
terjadinya proses inflamasi mukosa hidung
yang dapat disebabkan oleh infeksi, alergi
atau iritasi

2
KLASIFIKASI
Berdasarkan Perjalanan Penyakitnya
1. Akut (Batasan waktu kurang atau lebih dari 12 minggu)
2. Kronis (lebih dari 12 minggu)

 Berdasarkan Mikrorganisme Penyebab Infeksi


1. Virus
2. Bakteri non spesifik
3. Bakteri spesifik
4. Jamur

 Berdasarkan Jumlah Mikrorganisme Penyebab Infeksi


1. Satu mikroorganisme
2. Beberapa mikroorganisme 3
SELULITIS
 Mengenai puncak hidung dan
batang hidung, terjadi akibat
perluasan furunkel pada
vestibulum.
 Pemeriksann : tampak hidung
bengkak, berwarna kemerahan dan
sangat nyeri.
 Etiologi : streptokokus dan
stafilokokus.

Terapi
Antibiotik sistemik dalam dosis tinggi
4
VESTIBULITIS
• Infeksi pada kulit vestibulum.
• Karena iritasi dari sekret rongga hidung atau
rinore akibat inflamasi mukosa menyebabkan
hipersekresi sel Goblet dan kelenjar
Seromusinosa.
• Furunkel dapat terjadi pada vestibulum nasi
dan potensial berbahaya karena dapat
menyebar ke vena facialis, vena oftalmika lalu
ke sinus kavernosus sehingga terjadib
tromboflebitis sinus kavernosus

Terapi
 Antibiotik sistemik dalam dosis tinggi
 Jangan memencet atau melakukan insisi pada furunkel, kecuali jika sudah
jelas abses
5
RINITIS SIMPLEKS
• Rinitis Simpleks adalah penyakit virus disebut juga
sebagai selesma,common cold, flu.
• Penyebabnya ialah rinovirus, myxovirus, virus coxsackie dan
virus ECHO).
• Pada stadium prodromal beberapa jam didapatkan rasa panas,
kering dan gatal di hidung.
• Kemudian bersin berulang, hidung tersumbat, ingus encer,
biasa disertai demam dan nyeri kepala.

Terapi
 Istirahat dan pemberian obat-obatan simtomatis seperti analgetika,
antipiretika dan obat dekongestan.
 Antibiotik diberikan jika ada infeksi sekunder.
6
RINITIS HIPERTROFI
• Rinitis Hipertrofi adalah hipertropi akibat
perubahan mukosa hidung pada konka inferior
karena inflamasi kronis oleh infeksi bakteri
primer atau sekunder.
• Gejala utama adalah sumbatan hidung ataui
gejala di luar hidung seperti mulut kering,
nyeri kepala dan gangguan tidur.
• Pada pemeriksaan ditemukan konka hipertrofi.

Terapi
 Terapi simtomatis untuk mengurangi sumbatan hidung. Menggunakan kaustik
konka dengan zat kimia atau dengan kauter listrik.
 Luksasi konka, frakturisasi konka multipel, konkoplasti, konkotomi parsial
7
RINITIS ATROFI
• Rinitis Atrofi adalah infeksi hidung kronik,
ditandai atrofi progresif mukosa dan tulang konka.
Hidung menghasilkan sekret kental dan cepat
mengering sehingga terbentuk krusta berbau busuk.
• Gejala berupa napas berbau, ingus kental berwarna
hijau, krusta hijau, gangguan penghidu, sakit kepala
dan hidung tersumbat.
• Pemeriksaan hidung didapatkan rongga hidung
sangat lapang, konka inferior dan media menjadi
hipotrofi atau atrofi, secret purulent dan krusta hijau.

Terapi
 Pengobatan konservatif. Diberikan antibiotic spektrum luas
dengan dosis yang adekuat.
 Pengobatan operatif. Operasi penutupan lubang hidung,
BSEF (Bedah Sinus endoskopik Fungsional). 8
RINITIS DIFTERI
• Rinitis Difteri disebabkan oleh
Corynebacterium Difteri, terjadi primer
pada hidung atau sekunder dari tenggorok,
dapat ditemukan akut atau kronik.
Diperkirakan riwayat imunisasi tidak
lengkap.
• Gejala meliputi demam, toksemia,
limfadenitis dan paralisis otot pernafasan.
• Pemeriksaan didapatkan ingus yang
bercampur darah, pseudomembran putih
yang mudah berdarah, krusta coklat di
nares anterior dan rongga hidung.

Terapi
 ADS (Anti Difteri Serum)
 Penisilin lokal dan intra muskular 9
RINITIS JAMUR
• Rinitis Jamur dapat terjadi bersamaan
dengan sinusitis dan bersifat invasif atau
non invasif. Rhinitis jamur non-invasif
dapat menyerupai rinolit dengan inflamasi
mukosa yang lebih berat.
• Pada pemeriksaan hidung didapatkan secret
mukopurulen, mungkin terlihat ulkus atau
perforasi pada septum disertai dengan
jaringan nekrotik berwarna kehitaman
(black eschar)
Terapi
 Rinitis jamur non invasif dengan mengangkat
seluruh gumpalan jamur.
 Rinitis jamur invasive dengan debridement. 10
RINITIS TUBERKULOSA
• Rinitis Tuberkulosa adalah infeksi tuberkulosa
ekstrapulmoner berhubungan dengan HIV AIDS.
 Tuberkulosis pada hidung berbentuk noduler atau ulkus,
terutama mengenai tulang rawan septum dan dapat
mengakibatkan perforasi.
• Pemeriksaan klinis didapatkan secret mukopurulen dan krusta.
BTA (+) pada secret hidung.

Terapi
 Antituberkulosis
 Obat cuci hidung

11
RINITIS SIFILIS
• Rinitis Sifilis adalah Reaksi sipilis primer
dan sekunder gejalanya serupa dengan rhinitis
akut lainnya, hanya terlihat bercak atau bintik
pada mukosa. Rinitis Sifilis tersier ditemukan
guma atau ulkus, terutama mengenai septum
nasi dan dapat mengakibatkan perforasi
septum.
• Pada pemeriksaan ditemukan gejala yang
sama dengan rinitis lainnya pada tahap rhinitis
primer dean sekunder. Pada rhinitis tersier
ditemuka ulkus atau gumma pada septum nasi.

Terapi
 Penisilin
 Obat cuci hidung
 Krusta dibersihkan secara rutin 12
RINOSKLEROMA

 Penyakit infeksi granulomatosa kronik pada


hidung yang merupakan penyakit endemis di
indonesia timur.
 Perjalanan penyakitnya :
 1. Titik tahap kataral atau atrofi,
 2. Tahap granulomatosa,
 3. Tahap sklerotik atau sikatriks.

Terapi
 Antibiotik jangka panjang
 Tindakan bedah untuk obstruksi pernafasan
13
Myiasis Hidung (Larva di dalam hidung)

• Etiologi : Lalat Chrysomya Bezziana


• Pemeriksaan rinoskopi terlihat banyak
jaringan nekrotik di rongga hidung,
adanya unsur reaksi membran mukosa
dan koperasi septum.

Terapi
 Antibiotik spektrum luas atau sesuai kultur
 Pengobatan local dengan menggunakan kloroform dan minyak terpentin
1:4 14
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. FKUI.

TERIMA KASIH

15

Anda mungkin juga menyukai