RHINITIS
c. Pemeriksaan nasoendoskopi
Faktor internal:
Penyakit
Stress psikologis
Faktor eksternal:
Perubahan lingkungan
Petunjuk sosial
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan
NOC (lihat daftar rujukan)
Pencegahan aspirasi: tindakan personal untuk mencegah masuknya
cairan dan partikel padat kedalam paru.
Status pernafasan: kepatenan jalan napas, jalan nafas terbuka dan
bersih untuk pertukaran gas
Status pernafasan: ventilasi: pergerakkan udara masuk dan keluar paru
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
Manajemen jalan napas: memfasilitasi kepatenan jalan udara.
Pengisapan jalan napas: Mengeluarkan sekret dari jalan napas.
Kewaspadaan aspirasi: mecegah dan meminimalkan faktor risiko
aspirasi.
Peningkatan Batuk: meningkatkan inhalasi dalam pada pasien.
Pengaturasn posisi: mengubah posisi pasien atau bagian tubuh pasien
secara sengaja untuk memfasilitasi kesejahteraan fisiologis dan
psikologis.
Pemantauan pernapasan: mengumpulkan dan menganalisis data
pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas
yang adekuat.
Bantuan ventilasi: meningkatkan pola napas yang spontan dan
optimal.
2.3.3 Diagnosa 2: Gangguan Pola tidur
2.3.4 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan
NOC (lihat daftar rujukan)
Anxiety control
Comfort level
Pain level
Rest: extent and pattern
Sleep: extent and pattern
2.3.5 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC (lihat
daftar rujukan)
Deteminasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur
Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca)
Ciptakan lingkungan yang nyaman
Kolaborasi pemberian obat tidur