Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN GANGGUAN SISTEM


PERNAFASAN : INFLUENZA DI DUSUN CIBODAS LEBAK RT/35 RW/16 DESA
CIHARALANG

Disusun Oleh:

Nama : Shofi Nurwahidah

NIM : 1901277059

Kelas : II B

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS


D-III KEPERAWATAN
Jl..K.H.Ahmad Dahlan No.20,Ciamis, Kec.ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat
46216
Website: stikesmucis.ac.id Email: mucis@yahoo.com
LAPORAN PENDAHULUAN

INFLUENZA

A. Definisi

Influenza adalah infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus influenza, dan menyebar
dengan mudah dari orang ke orang. Virus ini beredar di seluruh dunia dan dapat
mempengaruhi orang tanpa memandang usia dan jenis kelamin (WHO, 2009). Flu sendiri
merupakan suatu penyakit yang self-limiting, dimana bila tidak terjadi komplikasi dengan
penyakit lain, maka setelah 4-7 hari penyakit akan sembuh sendiri. Daya tahan tubuh
seseorang akan sangat berpengaruh terhadap berat ringannya penyakit tersebut. Daya
tahan tubuh dipengaruhi oleh pola hidup seseorang (BPOM, 2006).
Influenza adalah suatu penyakit infeksi yang akut saluran pernafasan terutama di tandai
oleh demam, mengigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorokan
dan batuk nonproduktif.
Influenza merupakan infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh virus dan
dapat timbul pada tingkat semua usia. Istilah common cold mengacu pada peradangan pada
katalaris mukosa hidung yang lebih menjelaskan suatu kompleks gejala dari pada suatu
penyakit tertentu. Dengan hidung tersumbat (nasal congestion), suara serak (sore throat),
dan batuk.

Influenza adalah penyakit menular yang menyerang saluran nafas, dan sering menjadi
wabah yang diperoleh dari menghisap virus influenza. Penyebab penyakit ini adalah virus
influenza tipe A, B, dan C. Influenza yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dan Famili Orthomyxoviridae (virus
influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. Influenza merupakan penyakit yang dapat
menjalar dengan cepat di lingkunganmasyarakat. Influenza adalah infeksi virus yang
mempengaruhi terutama hidung, tenggorokan, bronkus dan sesekali paru-paru.

B. Etiologi

Dikenal tiga jenis influenza musiman (seasonal) yakni A, B dan Tipe C. Di antara banyak
subtipe virus influenza A, saat ini subtipe influenza A (H1N1) dan A (H3N2) adalah yang
banyak beredar di antara manusia. Virus influenza bersirkulasi di setiap bagian dunia. Kasus
flu akibat virus tipe C terjadi lebih jarang dari A dan B. Itulah sebabnya hanya virus influenza
A dan B termasuk dalam vaksin influenza musiman. Influenza musiman menyebar dengan
mudah Saat seseorang yang terinfeksi batuk, tetesan yang terinfeksi masuk ke udara dan
orang lain bisa tertular. Mekanisme ini dikenal sebagai air borne transmission. Virus juga
dapat menyebar oleh tangan yang terinfeksi virus. Untuk mencegah penularan, orang harus
menutup mulut dan hidung mereka dengan tisu ketika batuk, dan mencuci tangan mereka
secara teratur (WHO, 2009).

Virus influenza A inang alamiahnya adalah unggas akuatik. Virus ini dapat ditularkan
pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakan
unggas domestik atau menimbulkan suatu wabah influenza manusia. Virus A merupakan
patogen manusia yang paling virulen di antara ketiga tipe infleuenza dan menimbulkan
penyakit paling berat, yang paling terkenal di Indonesia adalah flu babi (H1N1) dan flu
burung (H5N1) (Spickler, 2009).
Virus influenza B hampir secara ekslusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang
dibandingkan virus influenza A. karena tidak mengalami keragaman antigenik, beberapa
tingkat kekebalan diperoleh pada usia muda, tapi sistem kekebalan ini tidak permanen
karena adanya kemungkinan mutasi virus. Virus influenza C menginfeksi manusia, anjing
dan babi, kadangkala menyebabkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun,
influenza C jarang terjadi disbanding jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit
ringan pada anak -anak (Spickler, 2009).

C. Klasifikasi

Berdasarkan Medical News Today, virus influenza memiliki empat jenis, yaitu influenza
A, B, C, dan D.

1. Influenza A

Virus Influenza A adalah satu-satunya jenis yang dapat menyebabkan


epidemi atau penyebaran penyakit secara global. Flu burung dan flu babi adalah dua
contoh yang disebabkan oleh virus influenza A.

Virus ini memiliki dua protein hemagglutinin dan neuraminidase. Protein ini
dapat membantu dokter mengklasifikasikannya.

2. Influenza B

Virus influenza B juga dapat menyebabkan epidemi musiman yang biasanya


hanya menyerang manusia. Ada dua garis keturunan influenza B, yaitu Victoria dan
Yamagata.

Virus influenza B bermutasi lebih lambat dari virus influenza A.

3. Influenza C

Jenis virus ini hanya mnenyebabkan penyakit ringan dan jenis ini tidak
menyebabkan epidemi.

4. Influenza D

Virus ini hanya memengaruhi hewan ternak dan tampaknya tidak menginfeksi
manusia.
D. Pathway

E. Manifestasi klinis

Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah infeksi.
Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering
terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39oC (kurang lebih 100-
103oF). Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempat
tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri di sekujur tubuh, yang terasa lebih
berat pada daerah punggung dan kaki. Gejala influenza dapat meliputi :

1. Demam dan perasaan dingin yang ektrem (menggil, gemetar)


2. Batuk
3. Bersin
4. Hidung tersumbat
5. Nyeri tubuh, terutama sendi, otot dan tenggorokan
6. Kelelahan
7. Nyeri kepala
8. Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut,
tenggorokan dan hidung
9. Mual dan muntah
F. Komplikasi
1. Radang paru (pneumonia)

Sebuah penyakit pada paru-paru dimana pulmonary alveolus (alveoli) yang


bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan.
Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh
bakteria, virus, jamur atau pasilen (parsite). Radang paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri biasanya diakibatkan oleh bakteristreptococcus dan mycoplasma pneumoniae.

2. Gagal jantung

Ketidakmampuan jantung untuk memasok aliran darah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Virus influenza dapat menimbulkan pembengkakan di sekitar jantung atau
arteri yang menimbulkan gumpalan, inilah yang menyebabkan serangan jantung.

3. Viral pneumonia primer : Ditandai dengan dyspnea, cyanosis, hemoptysis.


4. Bacterial pneumonia sekunder : Ditandai dengan : dyspnea, cyanosis,
hemoptysis dan sputum berdarah.

G. Pemeriksaan penunjang
1. Tes laboratorium
 Kultur jaringan nasal atau sekret pharyngeal : positif untuk virus influenza
 Kultur sputum : positif untuk bakteri pada infeksi sekunder
 Hemagglutination inhibition or complement fixation test : meningkat 4x pada
antibody antara tahap akut dan pemulihan
 Urinalysis : albuminuria
 Kecepatan sedimentasi : erythrosit
2. Jumlah WBC : leukopenia (<5000 mm3) atau leukositosis (11.000-15.000
mm3)
3. Hemoglobin meningkat
4. Hematocrit meningkat

H. Terapi
1. Terapi non farmakologi
Orang yang menderita flu disarankan banyak beristirahat, meminum banyak
cairan, dan bila perlu mengkonsumsi obat-obatan untuk meredakan gejala yang
mengganggu. Tindakan yang dianjurkan untuk meringankan gejala flu tanpa
pengobatan meliputi antara lain :
1. Beristirahat 2-3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan.
2. Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang
tinggi akan menambah daya tahan tahan tubuh. Makan buah-buahan
segar yang banyak mengandung vitamin.
3. Banyak minum air, teh, sari buah akan mengurangi rasa kering di
tenggorokan, mengencerkan dahak dan membantu menurunkan demam.
4. Sering-sering berkumur dengan air garam untuk mengurangi rasa nyeri di
tenggorokan. (BPOM, 2006)
2. Terapi farmakologi
Beberapa obat yang dapat digunakan adalah penurun panas pada saat
terjadi demam, penghilang sakit untuk meredakan nyeri serta obat batuk jika terjadi
batuk. Karena influenza disebabkan oleh virus, maka antibiotik tidak memiliki
pengaruh terhadap infeksi kecuali diberikan untuk infeksi sekunder seperti
pneumonia bakterialis. Pengobatan antiviral dapat efektif, namun sebagian galur
influenza dapat menunjukan resistensi terhadap obat-obatan antivirus standar
(Abelson, 2009).
Obat flu pada umumnya adalah obat tanpa resep dokter yang dapat diperoleh
di apotek-apotek dan toko obat berizin. Obat flu umumnya merupakan kombinasi dari
beberapa zat aktif, seperti kombinasi-kombinasi dari :
1. Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan.
2. Analgesik/antipretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan dan
antihistamin.
3. Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan,
antihistamin dan antitusif atau ekspektoran.
Berikut adalah zat aktif yang umumnya terdapat sebagai komponen obat flu :
a. Analgesik dan antipiretik
Secara umum obat golongan ini mempunyai cara kerja obat yang dapat
meringankan rasa sakit dan menurunkan demam. Zat aktif yang memiliki
khasiat analgesik sekaligus antipiretik yang lazim digunakan dalam obat
flu adalah : parasetamol.
b. Antihistamin
Antihistamin adalah suatu kelompok obat yang dapat berkompetisi
melawan histamin, yaitu salah satu me diator dalam tubuh yang dilepas
pada saat terjadi reaksi alergi. Zat aktif yang termasuk golongan ini antara
lain klorfeniramin maleat, deksklorfeniramin maleat.
c. Dekongestan hidung
Dekongestan hidung adalah obat yang mempunyai efek mengurangi
hidung tersumbat. Obat-obat yang dapat digolongkan sebagai
dekongestan hidung antara lain : fenilpropanolamin, fenilefrin,
pseudoefedrin dan efedrin.
d. Ekspektoran dan Mukolitik
Ekspektoran dan mukolitik digunakan untuk batuk berdahak,
dimaksudkan untuk mempermudah pengeluaran dahak. Zat aktif yang
termasuk ke dalam kelompok ini antara lain gliseril guaiakolat, ammonium
klorida, bromheksin.
e. Antitusif
Antitusif yaitu obat yang bekerja pada susunan saraf pusat menekan
pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk. Zat aktif yang
termasuk antitusif antara lain dekstrometorfan HBr dan difenhidramin HCl
(dalam dosis tertentu). (BPOM, 2006)

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi muskus
(secret)
2. Intoleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan
3. Hyperthermia berhubungan dengan inflamatory

INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan a. Monitor TTV Untuk mengetahui
nafas tidak efektif b. Atur posisi vital sign normal
tindakan
berhubungan klien (semi
dengan keperawatan fowler) Mempermudah
peningkatan selama 1x24 jam c. Menganjurkan fungsi pernafasan
produksi muskus klien banyak
diharapkan bersihan
(secret) minum Untuk mengencerkan
jalan nafas klien terutama air secret sehingga
hangat mudah dikeluarkan
efektif , dengan
d. Ajarkan pasien
kriteria hasil: cara Batuk Batuk berdahak
berdahak efektif dapat
efektif membantu dahak
Jalan nafas yang e. Kaji frekuensi keluar dan tidak
bersih dan paten, dan banyak membuang
meningkatnya kedalaman tenaga
pernafasan
pengeluaran sekret, serta Dengan mengkaji
suara napas bersih penggunaan kualitas, frekuesi dan
otot bantu kedalaman
pernafasan pernafasan, kita
dapat mengetahui
sejauh mana
perubahan kondisi
klien

Intoleransi Setelah dilakukan Kaji keadaan Mempengaruhi


terhadap aktivitas tindakan umum klien pilihan
berhubungan keperawatan intervensi/bantuan
dengan adanya selama 1×24 jam,
kelemahan klien dapat Berikan Meningkatkan
mentoleransi lingkungan tenang istirahat untuk
akivitas yang biasa menurunkan
dilakukan dengan Bantu ADL klien kebutuhan O2 tubuh
kriteria hasil :
Dekatkan barang- Membantu
Meningkatnya barang yang pemenuhan
energi untuk diperlukan klien kebutuhan klien
melakukan aktifitas,
dan Anjurkan klien Memudahkan klien
seimbangnya suplai menghentikan beraktifitas dan harga
O2 aktivitas jika nyeri diri
dada, nafas ditingkatkan bila klien
pendek, melakukan sesuatu
kelemahan atau secara mandiri
pusing terjadi
Regangan/stress
Kolaborasi dengan kardiopulmonal
keluarga dalam berlebihan dapat
pemenuhan ADL menimbulkan
dekompensasi/kegag
alan

Mengurangi
ketergantungan klien
terhadap perawat
Setelah dilakukan
setelah dilakukan
Hyperthermia tindakan Kaji aktivitas Aktivitas kejang
berhubungan keperawatan kejang menandakan suhu
dengan selama 1×24 jam, Pantau hidrasi dan tubuh meningkat dan
inflamantory Diharapkan suhu TTV juga terjadinya
tubuh klien kembali bahaya umum
normal dengan Lepaskan pakaian
kriteria hasil : berlebih dan tutupi Mengetahui turgor
klien dengan kulit dan kelembaban
Keseimbangan selimut saja membrane mukosa
suhu tubuh
Ajarkan orang tua Pakaian berlebih
TTV dalam batas untuk memenuhi dapat meningkatkan
normal asupan oral, suhu tubuh klien
sedikitnya 2 liter
sehari, dengan Sebagai pedoman
tambahan cairan demam pada anak
selama aktivitas yang tdak memiliki
yang berlebih atau riwayat kejang tidak
sedang dalam perlu diobati, kecuali
cuaca panas mencapai suhu lebih
dari
Berikan obat 40°c
antipiretik jika
perlu Dapat menurunkan
demam

ANATOMI SISTEM PERNAFASAN


1. Hidung
Sebagai tempat keluar masuknya udara yang dilengkapi dengan rambut-rambut
hidung yang berfungsi sebagai penyaring udara.
2. Faring (tekak)
Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oseopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
3. Laring (tenggorok)
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, gandula tyoidea,
dan beberapa otot kecil, dan di depan laringofaring dan bagian atas esophagus.
4. Epiglotis
Cartiolago yang berbentuk daun dan menonjol ke atas di belakang dasar lidah.
Memiliki fungsi sebagai katup yang membuka dan menutup kerongkongan dan
tenggorokan.
5. Trakea
Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm,
berfungsi menyalurkan udara dari saluran pernafasan atas ke saluran pernafasan
bawah.
6. Krarina
Percabangan antara trakea dan bronkus
7. Bronkus
Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea bercabang ke bronkus kanan dan kiri.
Berfungsi menyalurkan udara dari bronkus ke paru-paru kanan dan kiri.
8. Bronliolus udara
Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus. Menyalurkan udara dari bronkus
menuju alveolus udara.
9. Alveolus udara
Merupakan muara terakhir dari percabangan, berbentung seperti gelembung-
gelembung udara yang dipenuhi dengan arteri dan vena pulmonalis. Berfungsi
sebagai tempat berdifusinya oksigen yang akan di ikat oleh hemoglobin hingga siap
diedarkan ke seluruh tubuh dan pengembalian karbondioksida dari seluruh tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/90925431/Standar-Asuhan-Keperawatan-Klien-Dengan-Influenza
https://id.scribd.com/doc/312115267/Makalah-Influenza
https://id.scribd.com/document/324044295/Presentasi-Kasus-Influenza
LAPORAN KASUS
INFLUENZA

A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas
1) Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Owner onlineshop
Sukubangsa : Indonesia
Status
Perkawinan : Belum Kawin
Golongan darah : A
Tanggal pengkajian: 25 Januari 2021
Diagnose medis : Influenza
Alamat : Dusun Cibodas Lebak RT/35 RW/16 Desa Ciharalang
Kec. Cijeungjing Kab. CIamis
2) Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. W
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku bangsa : Indonesia
Hubungan dengan
Klien : Orang Tua
Alamat : Dusun Cibodas Lebak RT/35 RW/16 Desa Ciharalang
Kec. Cijeungjing Kab. CIamis
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Panas
2) Riwayat penyakit sekarang (PQRST)
Pengkajian dilakukan di rumah klien pada tanggal 25 Januari 2021, klien
mengatakan sakit kepala, panas dingin, menggigil, hidung tersumbat dan
kadang terasa sesak, klien mengatakan nyeri berkurang setelah di
istirahatkan dan minum obat. Serta klien mengatakan mudah lelah jika
beraktivitas
3) Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan pernah di rawat di RSUD Ciamis karena penyakit
anemia dan asam lambung
4) Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan bahwa ayahnya memiliki penyakit yang sama yaitu
influenza

a. Pemerikaan Fisik
1. Penampilan Umum : Klien tampak lemas
2. Kesadaran
a. Kuantitas : Compos Mentis
b. Kualitas : E= 4, V= 5, M= 6, GCS= 15
c. BB/TB : 46 Kg / 148 cm
d. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 90/80 mmHg
Suhu : 38o celcius
Nadi : 75x/menit
Penafasan : 23 x/menit

e. Pemeriksaan persistem
1) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, keadaan hidung terdapat sekret, hidung
tersumbat, tulang hidung tidak ada pembengkakan, bentuk dada simetris,
tidak terdapat nyeri tekan di dada, tidak ada benjolan
2) Sistem kardiovaskular
Konjuktiva an anemis, palpasi denyut nadi teraba kuat dengan frekuensi
75x/menit, TD 90/80 mmHg, inspeksi mukosa bibir kering, palpasi leher
tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
3) Sistem pencernaan
Inspeksi mulut bersih tidak ada gangguan mengunyah dan menelan, tidak
terdapat pembesaran tonsil, bentuk perut simetris, gerakan perut
mengempis saat inspirasi dan mengembang ekspirasi
4) Sistem syaraf
Tingkat kesadaran CM GCS 15 tidak ada kelainan pada fungsi saraf
fungsi motorik dan sensori pasien normal, refleks patela positif, babinski
positif, keseimbangan koordinasi pasien baik
5) Sistem penglihatan
Mata lengkap, simetris kanan dan kiri., kornea mata jernih kanan dan kiri.
Konjuntiva an anemis dan sklera tidak ikterik Kelopak mata/palepebra
tidak ada pembengkakan. Tidak ada kelainan
6) Sistem pendengaran
Telinga simetris kanan dan kiri. Lubang telinga bersih, tidak ada serumen
berlebih, pendengaran berfungsi dengan baik
7) Sistem perkemihan
Ginjal tidak teraba, nyeri tekan ginjal tidak ada, nyeri tekan pada kandung
kemih tidak ada, frekuensi BAK 4-6 x sehari dengan warna kuning, nyeri
pada waktu BAK tidak ada

8) Sistem musculoskeletal
Ekstremitas atas

Tampak simetris, jari lengkap dan dapat digerakan, tidak ada nyeri pada
tangan saat di tekuk

Ekstremitas bawah

Kedua kaki tampak simetris, jari lengkap dapat digerakkan, tidak nyeri
saat kaki diangkat dan ditekuk.
9) Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, tremor tidak ada
b. Pola Aktivitas

N Jenis Pengkajian Sebelum Sakit Saat Sakit


o

1. Pola nutrisi dan cairan


f. Nutrisi
Porsi Makanan Habis 1 porsi Habis 1 porsi
Jenis Makanan Nasi Nasi
Frekuensi 2x sehari 2x sehari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
g. Cairan
Jenis Air Putih Air Putih
Frekuensi + 5 gelas/hari + 8 gelas/hari
Jumlah + 1000 cc/ hari + 1400 cc/ hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada

2. Pola Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
Konsistensi + 1x/hari + 1x/hari
Warna Padat Padat
Kuning Kuning Kecoklatan
Bau
Khas Khas
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAK
Frekuensi
Konsistensi + 4x/hari + 7x/hari
Warna + 600 cc + 800cc
Bau Cair Cair
Keluhan Kuning jernih Kuning jernih Khas
Khas Tidak ada
Tidak ada

3. Pola Istirahat dan Tidur


a. Siang
b. Malam ±2 jam/hari ±4 jam/hari
c. Pola tidur ±6jam/hari ±6jam/hari
d. Keluhan Teratur Teratur
Tidak ada Tidak ada

4. Peronal Hygiene
a. Mandi 2x/ hari 2x/ hari
b. Mencuci rambut 2x/ hari 2x/ hari
c. Gosok gigi 2x/ hari 2x/ hari
d. Ganti baju 2x/ hari 2x/ hari
e. Keluhan
Tidak ada Tidak ada

2. Data psikologis, social dan spiritual


a. Data psikologis
Klien menerima sakit yang di deritanya saat ini
b. Data social
Klien dapat berkomunikasi baik dengan keluarga dan orang lain
c. Data spiritual
Klien beragama islam, klien melakukan ibadah solat 5 waktu, klien selalu
berdoa atas kesembuhannya

Terapi saat ini

Pemberian obat

a. paracetamol via oral 1x1 tablet setelah makan


b. ranacid forte via oral 1x1 tablet setelah makan
c. dexamethasone 0,5 via oral 1x1 tablet setelah makan

e. Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem

1 DS: Klien mengatakan panas Suhu tubuh tidak Hyperthermia


dingin normal berhubungan
DO: dengan
inflamatory
Suhu: 38oC

2 Tersumbat

Bersihan jalan
DS: Klien mengeluh hidungnya nafas tidak efektif
tersumbat berhubungan
dengan
DO:
peningkatan
Klien tampak sesak produksi muskus
(secret)

3 DS: Klien mengatakan badan Fisik tidak bugar Intoleransi


terasa lemas, cepat lelah aktivitas

DO:

Klien tampak tidak bugar


Dianosa Keperawatan

a. Hyperthermia berhubungan dengan inflamatory


b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi muskus
(secret)
c. Intoleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan

Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil
1 Hyperthermia Setelah dilakukan Monitor TTV Vital sign dalam
berhubungan tindakan batas normal
dengan keperawatan
inflamantory selama 1×24 jam, Pantau hidrasi Mengetahui turgor
Diharapkan suhu kulit dan kelembaban
tubuh klien kembali membrane mukosa
normal dengan
kriteria hasil :
Berikan obat Dapat menurunkan
Keseimbangan antipiretik jika demam
suhu tubuh perlu

TTV dalam batas


normal
Untuk mengetahui
Bersihan jalan Setelah dilakukan Monitor TTV vital sign normal
nafas tidak efektif
berhubungan tindakan Atur posisi klien Mempermudah
dengan keperawatan (semi fowler) fungsi pernafasan
peningkatan
produksi muskus selama 1x24 jam Menganjurkan Untuk mengencerkan
(secret) diharapkan bersihan klien banyak secret sehingga
minum terutama mudah dikeluarkan
jalan nafas klien air hangat
efektif , dengan
kriteria hasil:

Jalan nafas yang


bersih dan paten,
meningkatnya

pengeluaran sekret,
suara napas bersih

Setelah dilakukan
Intoleransi tindakan Monitor TTV Untuk mengetahui
terhadap aktivitas keperawatan vital sign normal
berhubungan selama 1×24 jam,
dengan adanya klien dapat
Kaji keadaan Mempengaruhi
kelemahan mentoleransi umum klien pilihan
akivitas yang biasa intervensi/bantuan
dilakukan denganBerikan
kriteria hasil : lingkungan tenang Meningkatkan
istirahat untuk
Meningkatnya menurunkan
energi untuk kebutuhan O2 tubuh
melakukan aktifitas, Anjurkan klien
dan menghentikan
seimbangnya suplai aktivitas jika nyeri Regangan/stress
O2 dada, nafas kardiopulmonal
pendek, berlebihan dapat
kelemahan atau menimbulkan
pusing terjadi dekompensasi/kegag
alan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Implementasi Paraf


25 Januari 2021 Hyperthermia Melakukan pengkajian TTV
berhubungan dengan
inflamatory Memantau hidrasi

Pemberian obat
paracetamol 1 biji
ranacid forte 1 biji
dexamethasone 0,5 1 biji

Hasil :
Turgor kulit klien baik

Suhu tubuh normal

Bersihan jalan nafas tidak Melakukan pengkajian TTV


efektif berhubungan
dengan peningkatan Menganjurkan posisi semi fowler
produksi muskus (secret)
Menganjurkan agar banyak
minum

Hasil :
Klien mampu bernafas seperti
biasa
Klien banyak minum

Intoleransi terhadap Melakukan pengkajian TTV


aktivitas berhubungan
dengan adanya Mengkaji keadaan umum klien
kelemahan
Menganjurkan lingkungan yang
tenang

Anjurkan klien menghentikan


aktivitas jika nyeri dada, nafas
pendek, kelemahan atau pusing
terjadi

Hasil :
Klien tampak bugar

Klien tampak tenang

EVALUASI

NO Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf


1 28 Januari 2021 Hyperthermia S : klien mengatakan
berhubungan dengan sudah tidak panas
inflammatory dingin lagi

O : klien tampak sehat


TD : 110/90 mmHg
N : 80x/m
P : 20x/m
S : 36oC

A : masalah teratasi

P : intervensi
dihentikan

Bersihan jalan nafas tidak S : klien mengatakan


efektif berhubungan hidungnya sudah tidak
dengan peningkatan tersumbat
produksi muskus (secret)
O : klien tampak
bernafas seperti biasa
TD : 110/90 mmHg
N : 80x/m
P : 20x/m
S : 36oC

A : masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan

Intoleransi terhadap S : klien mengatakan


aktivitas berhubungan sudah tidak merasa
dengan adanya kelemahan lemas

O : klien tampak bugar


TD : 110/90 mmHg
N : 80x/m
P : 20x/m
S : 36oC

A : masalah teratasi

P : intervensi
dihentikan

Anda mungkin juga menyukai