Anda di halaman 1dari 5

Pengertian

Rhinitis adalah istilah medis untuk iritasi dan peradangan dari selaput lendir di dalam
hidung.. Dalam rhinitis, radang selaput lendir disebabkan oleh virus, bakteri, iritasi atau
alergi. Hasil peradangan dalam generasi dalam jumlah besar adalah lendir, umumnya
menghasilkan pilek, serta hidung tersumbat dan pasca-nasal drip.
Rhinitis alergi adalah penyakit peradangan yang disebabkan oleh reaksi alergi.pada
pasien-pasien yang memiliki atopi, yang sebelumnya sudah tersensitisasi atau terpapar dengan
allergen (zat/materi yang menyebabkan timbulnya alergi) yang sama serta meliputi
mekanisme pelepasan mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan allergen yang
serupa( VonPirquet1986). Rhinitis  alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala-gejala
bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung
terpapar dengan allergen yang mekanisme ini diperantarai oleh IgE (WHO ARIA tahun 2001).
Rinitis alergi ditandai dengan gejala kompleks yang terdiri dari kombinasi dari: Bersin,
hidung tersumbat, gatal hidung, dan Rhinorrhea Mata, telinga, sinus, dan tenggorokan juga
dapat terlibat. Rhinitis alergi adalah penyebab paling umum dari rhinitis. Ini adalah kondisi
yang sangat umum, mempengaruhi sekitar 20% dari populasi.
Meskipun rinitis alergi bukan kondisi yang mengancam jiwa, komplikasi dapat terjadi
dan kondisi secara signifikan dapat mengganggu kualitas hidup, yang mengarah pada
sejumlah biaya tidak langsung.
Rhinitis adalah istilah untuk peradangan mukosa. Menurut sifatnya dapat dibedakan
menjadi dua:
a.       Rhinitis akut (coryza, commond cold) merupakan peradangan membran mukosa
hidung dan sinus-sinus aksesoris yang disebabkan oleh suatu virus dan bakteri. Penyakit ini
dapat mengenai hampir setiap orang pada suatu waktu dan sering kali terjadi pada musim
dingin dengan insidensi tertinggi pada awal musim hujan dan musim semi.
b.      Rhinitis kronis adalah suatu peradangan kronis pada membran mukosa yang
disebabkan oleh infeksi yang berulang, karena alergi, atau karena rinitis vasomotor.

Etiologi
Rhinitis alergi adalah penyakit peradangan yang diawali oleh dua tahap sensitisasi yang
diikuti oleh reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari dua fase yaitu :
 Immediate Phase Allergic Reaction
Berlangsung sejak kontak dengan allergen hingga 1 jam setelahnya
 Late Phase Allergic Reaction
Reaksi yang berlangsung pada dua hingga empat jam dengan puncak 6-8 jam setelah
pemaparan dan dapat berlangsung hingga 24 jam.

Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas :


 Alergen Inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu
rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur.
 Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa,
misalnya bahan kosmetik atau perhiasan.

Dengan masuknya allergen ke dalam tubuh, reaksi alergi dibagi menjadi tiga tahap
besar :
1. Respon Primer, terjadi eliminasi dan pemakanan antigen, reaksi non spesifik
2. Respon Sekunder, reaksi yang terjadi spesifik, yang membangkitkan system humoral,
system selular saja atau bisa membangkitkan kedua system terebut, jika antigen
berhasil dihilangkan maka berhenti pada tahap ini, jika antigen masih ada, karena
defek dari ketiga mekanisme system tersebut maka berlanjut ke respon tersier
3. Respon Tersier , Reaksi imunologik yang tidak menguntungkan

Klasifikasi
Berdasarkan waktunya Rhinitis Alergi dapat di golongkan menjadi:
1. Rinitis alergi musiman (Hay Fever)
Biasanya terjadi pada musim semi. Umumnya disebabkan kontak dengan allergen dari
luar rumah, seperti benang sari dari tumbuhan yang menggunakan angin untuk
penyerbukannya, debu dan polusi udara atau asap.
2. Rinitis alergi yang terjadi terus menerus (perennial)
Disebabkan bukan karena musim tertentu ( serangan yang terjadi sepanjang masa
(tahunan) diakibatkan karena kontak dengan allergen yang sering berada di rumah
misalnya kutu debu rumah, bulu binatang peliharaan serta bau-bauan yang menyengat.

Patofisiologi
Tepung sari yang dihirup, spora jamur, dan antigen hewan di endapkan pada mukosa
hidung. Alergen yang larut dalam air berdifusi ke dalam epitel, dan pada individu individu
yang kecenderungan atopik secara genetik, memulai produksi imunoglobulin lokal (Ig ) E.
Pelepasan mediator sel mast yang baru, dan selanjutnya, penarikan neutrofil, eosinofil,
basofil, serta limfosit bertanggung jawab atas terjadinya reaksi awal dan reaksi fase lambat
terhadap alergen hirupan. Reaksi ini menghasilkan mukus, edema, radang, gatal, dan
vasodilatasi. Peradangan yang lambat dapat turut serta menyebabkan hiperresponsivitas
hidung terhadap rangsangan nonspesifik suatu pengaruh persiapan. (Behrman, 2000).
Histamin merupakan mediator penting pada gejala alergi di hidung. Histamine bekerja
langsung pada reseptor histamine selular, dan secara tidak langsung melalui refleks yang
berperan pada bersin dan hipersekresi. Melalui saraf otonom, histamin menimbulkan gejala
bersin dan gatal, serta vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler yang menimbulkan
gejala beringus encer dan edema local reaksi ini timbul segera setelah beberapa menit pasca
pajanan allergen.
Kurang lebih 50% Rhinitis alergik merupakan manifestasi reaksi hipersensitifitas tipe I
fase lambat, gejala Gejala rhinitis alergik fase lambat seperti hidung tersumbat, kurangnya
penciuman, dan hiperreaktivitas lebih diperankan ooleh eosinofil.
2.4 phatway

Manifestasi Klinis
1. Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari (umumnya bersin
lebih dari 6 kali).
2. Hidung tersumbat.
3. Hidung meler. Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan alergi biasanya
bening dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih keruh atau kekuning-kuningan
jika berkembang menjadi infeksi hidung atau infeksi sinus.
4. Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata, telinga dan tenggorok.
5. Badan menjadi lemah dan tak bersemangat.

Gejala klinis yang khas adalah terdapatnya serangan bersin yang berulang-ulang
terutama pada pagi hari, atau bila terdapat kontak dengan sejumlah debu. Sebenarnya bersin
adalah mekanisme normal dari hidung untuk membersihkan diri dari benda asing, tetapi jika
bersin sudah lebih dari lima kali dalam satu kali serangan maka dapat diduga ini adalah gejala
rhinitis alergi. Gejala lainnya adalah keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak.  Hidung
tersumbat, mata gatal dan kadang-kadang disertai dengan keluarnya air mata.
PENATALAKSANAAN
Adapun beberapa cara penatalaksaan dari Rhinitis Alergi itu seperti :
 Terapi yang paling ideal adalah dengan menghindari kontak dengan allergen
penyebab
 Pengobatan, penggunaan obat antihistamin H-1 adalah obat yang sering dipakai
sebagai lini pertama pengobatan rhinitis alergi atau dengan kombinasi dekongestan
oral. Obat Kortikosteroid dipil
 Jika gejala utama sumbatan hidung akibat repon fase lambat tidak berhasil diatasi
oleh obat lain
 Tindakan Operasi (konkotomi) dilakukan jika tidak berhasil dengan cara diatas
 Penggunaan Imunoterapi.

Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas: nama, jenis kelamin, umur, bangsa
b. keluhan utama: bersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan
hidung gatal-gatal
c. Riwayat peyakit dahulu
Pernahkan pasien menderita penyakit THT sebelumnya.
d. Riwayat keluarga
Apakah keluarga adanya yang menderita penyakit yang di alami pasien
e. Pemeriksaan fisik :
Inspeksi : permukaan hidung terdapat sekret mukoid
Palpasi : nyeri, karena adanya inflamasi
f. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan nasoendoskopi
Pemeriksaan sitologi hidung
Hitung eosinofil pada darah tepi
Uji kulit allergen penyebab

2. Diagnosa
a. Ketidakefektifan jalan nafas b/d obstruksi /adanya secret yang mengental
b. Pertukaran gas, kerusakan b/d  gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan napas oleh
sekresi).
c. Ketidaknyamanan pasien b/d  hidung yang meler
d. Rasa nyeri di kepala b/d kurangnya suplai okseigen
e. Cemas b/d Kurangnya Pengetahuan tentang penyakit dan prosedur tindakan medis
f. Gangguan pola istirahat b/d  penyumbatan pada hidung 
g. Intoleransi aktivitas b/d  kelemahan fisik.
h. Gangguan konsep diri b/d  rhinore

Anda mungkin juga menyukai