RESEPTIR
RHINITIS
KELOMPOK III
PENGERTIAN
Rhinitis adalah inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien
atopik yang sebelumnya telah tersensitisasi dengan alergen yang sama, serta
dilepaskannya mediator peradangan ketika terjadi paparan ulang oleh alergen
spesifik tersebut. Berdasarkan WHO ARIA (Allergic Rhinitis and Its Impact on
Asthma) tahun 2001, rhinitis adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-
bersin, rhinorrhea, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar
alergen yang diperantarai oleh IgE.
Rhinitis dapat digolongkan menjadi berbagai jenis berdasarkan kausa dan
simptom utamanya, yaitu:
1. Rhinitis vasomotor
2. Infeksius rhinitis
3. Rhinitis alergi
4. Rhinitis medicamentosa, disebabkan oleh penggunaan berlebihan dari
dekongestan topical yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
nasal.
5. Rhinitis sicca, berlangsung kronis akibat kekeringan pada rongga hidung.
6. Chronic-Atrophic rhinitis, terjadi atropi membran dan kelenjar mucus.
7. Rhinitis polipous, berlangsung kronis akibat adanya polip pada rongga
hidung.
8. Rhinitis hipertrofik, berlangsung kronis menyebabkan penebalan pada
membran mukosa.
Tiga jenis rhinitis yang paling umum dijumpai adalah infeksius rhinitis
yang disebabkan oleh infeksi bakteri dapat bersifat akut maupun kronis, rhinitis
non-alergi (vasomotorik) yang meliputi gangguan regulasi hormonal, pengaruh
pengobatan, serta sebab-sebab autonom. Sedangkan jenis ketiga adalah rhinitis
alergi yang disebabkan oleh pollen, fungi, debu, rambut hewan, serta alergen lain
yang dapat menempel pada membran mukosa. Rhinitis alergi merupakan kasus
yang paling banyak dijumpai dari jenis rhinitis lainnnya.
Berdasarkan frekuensi berlangsungnya, rhinitis alergi dapat dibagi menjadi
dua jenis, yakni rhinitis alergi musiman (seasonal hay fever, polinosis) dan
rhinitis sepanjang tahun (perenial) (Irawati et al. 2008). Sedangkan berdasarkan
sifat berlangsungnya, rhinitis dapat dibagi menjadi rhinitis intermiten (gejala
kurang dari 4 hari per minggu dan kurang dari 4 minggu) dan rhinitis menetap
(gejala lebih dari 4 hari per minggu dengan durasi lebih dari 4 minggu) (WHO
ARIA 2000).
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
PATOFISIOLOGI
PENGOBATAN
DAFTAR PUSTAKA
Carlton WW, McGavin MD. 1995. Thomson’s Special Veterinary Pathology 2nd
Ed. Missouri : Mosby-Year Book, Inc.
Foster, Smith. 2010. Rhinitis: A Cause of Nasal Discharge in Dogs and Puppies.
[terhubung berkala]. www.peteducation.com [16 Maret 2011].
Songer JG, Post KW. 2005. Veterinary Microbiology Bacterial and Fungal
Agents of Animal Disease. Missouri : Elsevier Saunders.
Smeltzer CS, Bare GB, Hinkle LJ, Cheever HK. 2009. Brunner and Suddarth’s
Textbook of Medical-Surgical Nursing. Philadelphia. Lippincott Williams
& Wilkins.
Whitney BL, Broussard J, Stefanacci JD. 2005. Four cats with fungal rhinitis.
Journal of Feline Medicine and Surgery (2005) 7,53 – 58.
LAMPIRAN
Pertanyaan diskusi :
1. Apakah yang dimaksud dengan pasien atopik?
2. Jelaskan pengertian masing-masing delapan jenis rhinitis yang telah
dijelaskan!
3. Jelaskan aplikasi obat topikal dan peroral pada kucing yang memiliki
struktur kepala brachicephalic (berhidung pesek)!
4. Apakah perbedaan antara rhinitis dan sinutis?
Jawaban :
1. Pasien atopik adalah pasien dengan kelainan dasar genetik yang ditandai
oleh kecenderungan individu untuk membentuk antibodi berupa IgE
spesifik bila berhadapan dengan alergen yang umum dijumpai serta
kecenderungan untuk mendapatkan penyakit-penyakit asma, rhinitis alergi
serta beberapa bentuk urtikaria.
2. a. Rhinitis vasomotor : rhinitis non-alergi yang meliputi gangguan regulasi
hormonal, pengaruh pengobatan, serta sebab-sebab autonom.
b. Infeksius rhinitis : rhinitis yang disebabkan oleh agen-agen infeksius
seperti virus, bakteri, atau kapang.
c. Rhinitis alergi : rhinitis yang disebabkan oleh pollen, fungi, debu,
rambut hewan, dan alergen lainnya.
d. Rhinitis medicamentosa : rhinitis yang disebabkan oleh penggunaan
berlebihan dari dekongestan topikal yang menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah nasal.
e. Rhinitis sicca : rhinitis yang berlangsung kronis akibat kekeringan pada
rongga hidung.
f. Chronic-Atrophic rhinitis : rhinitis yang terjadi karena atropi membran
dan kelenjar mucus.
g. Rhinitis polipous : rhinitis yang berlangsung kronis akibat adanya polip
pada rongga hidung.
h. Rhinitis hipertrofik : rhinitis yang berlangsung kronis menyebabkan
penebalan pada membran mukosa.
3. Aplikasi yang dilakukan sesuai dengan simptom dan kausa rhinitis yang
dialami, sedangkan untuk aplikasi topikal pada hewan yang mempunyai
kepala brachicephalic dilakukan dengan bantuan kateter atau dilakukan
flushing terlebih dahulu untuk membersihkan mucus yang berlebihan, obat
topikal kemudian doleskan pada bagian mukosa nasal yang terinfeksi.
4. Rhinitis adalah inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien
atopik yang sebelumnya telah tersensitisasi dengan alergen yang sama,
serta dilepaskannya mediator peradangan ketika terjadi paparan ulang oleh
alergen spesifik tersebut. Sedangkan sinusitis adalah infeksi sinus yang
disebabkan oleh bakteri atau virus. Sinusitis biasanya disebabkan oleh
rhinitis akut, polip, deviasi septum, bakteri Streptococcus pneumonia, S.
aureus, dan lain-lain.