Anda di halaman 1dari 3

RHINITIS

Definisi
Rhinitis adaah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa hidung.
Dikatakan akut bila terjadi di bawah 12 minggu. Dikatakan kronis bila
terjadi di atas 12 minggu.

Keluhan Pasien
Pasien datang dengan keluhan rinorea, hidung tersumbat. Dapat
disertai dengan adanya rasa panas maupun hidung gatal. Keluhan
bersin juga dapat dijumpai (Ingat jika bersinnya lebih dari 5 kali per
episode maka curiga alergi rhinitis). Dapat pula disertai batuk.

Diagnosis
Berdasarkan pemeriksaan fisik dan anamnesis

Pemeriksaan Fisik
Dapat disertai dengan peningkatan suhu tubuh. Pada pemeriksaan
anterior riniskopi dapat ditemuan penyempitan kavum nasi, adanya
sekret serous, dapat pula berupa sekret mukopurulen. Dapat terlihat
mukosa konka yang edem dan hiperemis. Pada rhinitis difteria dapat
ditemukan sekret dengan darah disertai dengan adanya membran
berwarna keabuan pada konka inferior dan kavum nasi bagian inferior.
Membran ini lengket dan mudah berdarah.

Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan

Klasifikasi Berdasarkan Etiology


1. Rhinitis Simplex
Sering juga disebut sebagai selesma, common cold, flu
oleh orang awam. Penyebabnya adalah virus diantaranya
rhinovirus (paling sering), myxovirus, coxsackie virus dan virus
ECHO. Penyakit ini sangat menular. Masa inkubasi 1-4 hari dan
berakhir dalam 2-3 minggu.
Pada stadium prodromal yang berlangsung dalam
beberapa jam dapat berlangsung rasa panas, kering dan gatal
dalam hidung. Kemudian dapat muncul bersin berulang, hidung
terasa tersumbat dan hidung encer yang dapat disertai dengan
demam dan sakit kepala. Mukosa hidung tampak hiperemis dan
membengkak.
2. Rhinitis Influenza
Disebabkan oleh virus Influenza A, B atau C. Tanda-
tandanya mirip dengan common cold (rhinitis simplex).
3. Rhinitis Eksantematous
Morbili, varisela, variola dan pertusis sering berhubungan
dengan rinitis, dimana didahului dengan eksantema sekitar 2-3
hari.
4. Rhinitis Akibat Infeksi Bakteri Non-Spesifik
a. Primer
Sering terjadi pada anak dan biasa disebabkan oleh infeksi
dari pneumococcus, streptococcus atau staphylococcus.
Dapat terlihat adanya membran putih keabuan pada
rungga hidung yang bila dingkat akan mengeluarkan
darah.
b. Sekunder
Merupakan infeksi bakteri akibat adanya infeksi virus
sebelumnya yang menyebabkan penurunan sistem imun.
5. Rhinitis Hipertrofi
Pada keadaan ini terjadi hipertrofi pada mukosa hidung
akibat adnaya proses inflamasi kronis baik karena infeksi bakteri
sekunder ataupun infeksi bakteri primer. Namun dalam beberapa
kasus seperti rhinitis alergika dan vasomotor konka inferior dapat
mengalami hipertrofi tanpa adanya infeksi bakteri.
Gejala utama adalah hidung yang tersumbat. Dapat pula
disertai dengan mulut kering, nyeri kepala dan gangguan tidur.
Biasanya akan muncul sekret mukopurulen.
6. Rhinitis Atrofi
Berkebalikan dengan rhinits hipertrofi pada kasus ini
mukosa hidung cinderung atrofi sehingga pada pemeriksaan
rhinoskopi anterir akan terlihat hidung yang sangat lapang.
Disertai dengan adanya krusta berwarna hijau, sekret kental,
nafas berbau dan gangguan penghidu.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan rhinits atrofi
diantara lain :
(1) Infeksi kuman spesifik (paling sering klebsiella), (2) Defisiensi
FE, (3) Defisiensi vitamin A, (4) Sinusitis Kronis, (5) Kelainan
hormonal dan (6) penyakit kolagen autoimun.
7. Rhinitis Difteri
Disebabkan oleh Conybacterium difteria, dapat terbentuk akut
atau kronik. Dapat bersifat primer maupun sekunder. Harus
dipertimbangkan adanya riwayat munisasi ayng tidak lengkap.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan demam, toksemia, terdapat
limfadenitis dan mungkin paralisis otot pernafasan. Discharge
pada hidung dapat disertai dengan darah. Ditemukan pula
adanya pseudomembran putih yang mudah berdarah, terdapat
pula krusta coklat di nares posterior dan rongga hidung.
8. Rhinitis Iritan
Disebabkan oleh adanya partikel iritan yang masung ke dalam
rongga hidung (umumnya debu, asap atau gas yang iritatif).
Namun dapat pula disebabkan oleh trauma pada mukosa hidung.
Ada reaksi immediate catarrhalreaction bersamaan dengan
bersin, rinorea dan hidung tersumbat. Gejala dapat sembuh
dengan cepat dengan mengeliminasi faktor pemicu atau dapat
menetap tergantung dengan kerusakan yang telah terjadi.
9. Rhinitis TB
Merupakan bentuk TB extrapulmo sehingga untuk
mendeteksinya harus melakukan pemeriksaan BTA.
10. Rhinitis Sifilis
Jarang ditemukan, pada fase primer dan sekunder gejalanya
akan menyerupai rhinits akut lainnya namun pada fase tersier
akan terbentuk gumma atau ulkus pada septum nasi.

Penatalaksanaan Komprehensif
Non-Farmakologi
a) Istirahat yang cukup
b) Mejaga asupan gizi yang sehat
Farmakologi
a) Simptomatik
a. Analgesik (bagusnya pakai Kalium diklofenak aja deh,
seperti yang biasa diresepkan di THT Sardjito 2 x 50 mg)
b. Antipiretik (Paracetamol 500 mg)
c. Dekongestan (Pseudoeferin, Fenilpropanolamin, Fenilefrin)
b) Antibiotik (Jika penyebabnya adalah bakteri) INDONESIA RAYA
a. Line pertama tetap ya guys Amoksisilin 500 mg untuk
dewasa, untuk anak 50 mg/kgbb 3x
b. Jika ada beta laktamase bakteria tambahin asam
klavulanic, kalo dewasa itu amoksisilin-asam klavulanik
625 mg 3x1
c. Kalau ada alergi pensilin pakai makrolide atau klindamisin
d. Jika amoksisilin udah kagak mempan, pake cephalosporin

EDUKASI Indonesia Raya THT ya wkwkwkwk

Anda mungkin juga menyukai