FARINGITIS
Dosen Pembimbing :
Nama Mahasiswa :
20.156.03.11.066
BEKASI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian
atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorokan. Radang tenggorokan berarti
dinding tenggorokan menebal atau bengkak, berwarna lebih merah, ada bintik-bintik putih
2. Klasifikasi
a. Faringitis Akut
Radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus dan bakteri yaitu streptokokus grup
A dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil yang masih berwarna merah, malaise, nyeri
tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk. Faringitis ini terjadinya masih baru,
b. Faringitis Kronik
Radang tenggorokan yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak
disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.Faringitis
kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal dalam
2) Atrofik ( tahap lanjut dari jenis pertama : membran tipis, keputihan, licin dan
waktunya berkerut )
1
3) Granular kronik (pembengkakan folikel limfe pada dinding faring)
3. Etiologi
a. Virus
Virus merupakan etiologi terbanyak dari faringitis. Beberapa jenis virus ini yaitu:
Rhinovirus
Coronavirus
Virus influenza
Virus parainfluenza
Adenovirus
Coxsackievirus A
Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
HIV
b. Bakteri
Neisseria gonorrheae
Corynebacterium diphtheriae
Corynebacterium ulcerans
Yersinia enterocolitica
Treponema pallidum
2
Vincent angina, merupakan mikroorganisme anaerobik dan dapat menyebabkan
4. Manifestasi Klinis
a. Faringitis akut :
1) Nyeri Tenggorok
3) Demam
4) Mual, malaise
6) Tonsil kemerahan
10) Lesu dan lemah, nyeri pada sendi-sendi otot, dan nyeri pada telinga.
b. Faringitis kronis :
3) Kesulitan menelan
3
5. Patofisiologi
epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang
dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemia, kemudian
oedem dan sekresi meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan
cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemia,
pembuluh darah dinding faring menjadi lebar, bentuk sumbatann yang berwarna kuning,
putih, atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid
dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi
meradang dan membengkak sehingga timbul radang pada tenggorokan atau faringitis.
6. Pemeriksaan Penunjang
hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran). Kelenjar
b. Pemeriksaan Biopsi
Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar
faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan
c. Pemeriksaan Sputum
diagnosis etiologi penyakit.Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang
berharga.
d. Pemeriksaan Laboratorium
4
1) Sel darah putih (SDP)
Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau
inflamasi.
Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal
diluar paru seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.
7. Komplikasi
Daerah telinga tengah normalnya adalah steril. Bakteri masuk melalui tube eustacius
b. Abses Peritonsiler
Sumber infeksi berasal dari penjalaran faringitis/tonsilitis akut yang mengalami supurasi,
c. Glomerulus Akut
Infeksi Streptokokus pada daerah faring masuk ke peredaran darah, masuk ke ginjal.
Proses autoimun kuman streptokokus yang nefritogen dalam tubuh meimbulkan bahan
d. Demam Reumatik
Infeksi streptoceal yang awalnya ditandai dengan luka pada tenggorok akan
e. Sinusitis
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat berupa sinusitis maksilaris/
frontalis. Sinusitis maksilaris disebabkan oleh komplikasi peradangan jalan napas bagian
atas (salah satunya faringitis), dibantu oleh adanya faktor predisposisi. Penyakit ini dapat
5
disebabkan oleh kuman tunggal dan dapat juga campuran seperti streptokokus,
f. Meningitis
Infeksi bakteri padadaerah faring yang masuk ke peredaran darah, kemudian masuk ke
8. Penataksanaan
2) Bila alergi penisilin dapat diberikan eritromisin (125 mg/6 jam untuk usia 0-2 tahun
dan 250 mg/6 jam untuk usia 2-8 tahun) atau klindamisin.
b. Tirah Baring
d. Diet ringan
Berkumur dengan 3 gelas air hangat. Gelas pertama berupa air hangat sehingga penderita
dapat menahan cairan dngan rasa enak.Gelas kedua dan ketiga dapae diberikan air yang
Cairan saline isotonik (½ sendok teh garam dalam 8 oncesair hangat)
Bubuk sodium perbonat (1 sendok teh bubuk dalam 8 ounces air hangat). Hal ini
f. Pendidikan Kesehatan
1) Instruksikan pasien menghindari kontak dengan orang lain sampai demam hilang.
6
2) Anjurkan pasien banyak minum. Berkumur dengan larutan normal salin dan pelega
9. Pencegahan
Radang tenggorokan karena kuman dapat menular melalui ludah, sedangkan yang
disebabkan virus lewat udara. Jadi, hati-hati dan perhatikan sekitar kita apakah ada yang
sedang mengalami radang tenggorokan. Alergi tidak dapat diobati karena sudah merupakan
bawaan dari lahir. Cara yang paling baik untuk menghindari reaksi alergi adalah dengan
menghindari penyebabnya dan meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh. Semakin bagus
daya tahan tubuh, semakin rendah kadar kepekaan yang menyebabkan reaksi alergi.
Pada Anak-anak, bila anak menjadi gelisah, rewel, sulit tidur, lemah, atau lesu karena
gejala radang tenggorokan ini, kita dapat membantu meredakan gejalanya. Tidak harus selalu
dengan obat, mungkin dengan tindakan yang mudah dan sederhana bisa membantu
menenangkan anak
Nyeri menelan : banyak minum air hangat, obat kumur, lozenges, parasetamol untuk
meredakan nyeri.
Demam : banyak minum, parasetamol, kompres hangat atau seka tubuh dengan air
hangat.
Hidung tersumbat dan berair (meler) : banyak minum hangat, anak diuap dengan baskom
7
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat Kesehatan
3. Pemeriksaan Fisik
a. Pernapasan
Pernapasan dangkal, dipneu, takipneu, tanda bunyi napas ronchi halus dan
dan pucat
d. Observasi
8
5) Adanya sakit tenggorok, adanya pembesaran tiroid, pengeluaran sekret,
kesulitan menelan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan rubor, dolor, kalor, tumor,
Intervensi Keperawatan:
2. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan intake yang kurang
yang efektif
Intervensi Keperawatan :
9
e. Kolaborasi pemberian roborantia
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang kental ditandai
dengan kesulitan dalam bernafas, batuk terdapat kumpulan sputum, ditemukan suara
nafas tambahan
Tujuan: bersihan jalan nafas efektif ditujukkan dengan tidak ada sekret yang
berlebihan
Intervensi Keperawatan :
pemasukan oral ditandai dengan turgor kulit kering, mukosa mulut kering, keluar
keringat berlebih
Intervensi Keperawatan :
udara
Intervensi keperawatan
10
Mengajarkan pasien tentang pentingnya peningkatan kesehatan dan pencegahan
d. Mencuci tangan
g. Oral hygine
Tujuan: Suhu tubuh dalam batas normal, adanya kondisi dehidrasi, inflamasi teratasi
Intervensi keperawatan
11
PENYIMPANGAN KDM
12
DAFTAR PUSTAKA
Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000, Buku Ajar Ulmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Sabiston David. C, Jr. M.D, 1994, Buku Ajar Bedah, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Edisi 8. Jakarta : EGC
Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000, Buku Ajar Ulmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorokan
http://aineni.blogspot.co.id/2013/04/asuhan-keperawatan-faringitis.html
http://amaliadwiaryanti.blogspot.co.id/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo_11.html
13