Anda di halaman 1dari 13

Asuhan Keperawatan Gerontik

Pada Tn T Dengan Hipertensi


Di Desa Sukamkamur
Kecamatan Sukakarya
Kabupaten Bekasi Tahun 2021
Lulu Diya’ul Auliya
20.156.03.11.059
Latar Belakang

Berdasarkan data dari Riskesdas Litbang Depkes (2013),


Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen,
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan
Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) (29,6%) dan
Jawa Barat (29,4%). (Anggreani, Novita, 2019), di
Puskesmas Wanasari Kabupaten Bekasi pada tahun 2017
penderita hipertensi pada jumlah penduduk usia >18 tahun
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah sebesar 10,3
% dari jumlah penduduk. (Syuman, 2019)
Lanjutan
Rumusan
Tujuan Umum:
Masalah Mengetahui konsep dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada
lansia dengan hipertensi dalam penerapan langsung kepada pasien Tn T di
desa sukamakmur kabupaten bekasi

Tujuan khusus
Dapat melakukan pengakajian pada lansia dengan hipertensi di desa sukamakmur

Tujuan kabupaten bekasi


Dapat menentukan diagnosa keperawatan pada lansia dengan hipertensi di desa
sukamakmur kabupaten bekasi
Dapat membuat rencana tindakan keperawatan pada lansia dengan hipertensi di
desa sukamakmur kabupaten bekasi
Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada lansia dengan hipertensi di desa
sukamakmur kabupaten bekasi
Dapat mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek pada lansia dengan
hipertensi di desa sukamakmur kabupaten bekasi
Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah memiliki usia > 60 tahun.
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memiliki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut
Aging process atau proses penuaan… (WHO, 2015).

Lansia atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di


dalam kehidupan manusia. Menua merupakan proses sepanjang
hidup, tidak hanya di mulai dari suatu waktu tertentu, tetapi di mulai
sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua (Nasrullah, 2016).
Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi dimana seseorang mempunyai tekanan darah
sistole (Sistolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan 140 mmHg
atau tekanan darah diastole (Diastolic Blood Pressure) lebih atau
dengan tekanan diastolik 90 mmHg, hipertensi yang tidak terkontrol
dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif seperti gagal jantung
kongestif, gagal ginjal dan penyakit vaskuler. (Bhadoria, Kasar, dan
Toppo, 2014). Dalam jurnal (Mahmudah. 2017)
Manifestasi klinis dan Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu (Rohimah, 2015):
1. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi esensial terjadi karena peningkatan perisisten tekanan arteri akibat ketidakteraturan
mekanisme hemostatik normal
2. Hipertensi sekunser Jenis hipertensi ini penyebabnya dapat diketahui sebagai berikut :
 Penyakit ginjal : Glomerulonefritis, Plyelonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor.
 Penyakit Vascular : Ateroklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol dan
Vaskulitis.
 Kelainan endokrin : Diabetes Melitus, Hiperteroidisme, Hipotiroidisme.
 Penyakit saraf : Stroke, Ensephalitis, Syndrom GulianBarre.
 Obat-obatan : Kontrasepsi Oral,Kortikosteroid.

Manifestasi klinis
Jantung berdebar-debar
•Sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat
•Mudah lelah
•Tengkuk terasa tegang atau berat
•Sukar tidur
•Mata berkunang-kunang
•Vertigo
Kompres air hangat
i ni si
Def
Kompres hangat adalah memberikan rasa
hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan
kantung yang berisi air hangat sehingga
menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Dan meredakan ketegangan akibatnya Tujuan kompres air
nyeri dapat berkurang. Kompres hangat yang hangat
digunakan dengan suhu 45-500C, dilakukan selama 5-
10 menit (Asmadi, 2008), dalam jurnal. (Rohimah,
2015) Tujuan Kompres Hangat Beberapa tujuan
yang dari dilakukan kompres hangat
yaitu (Rohimah, 2015):
 Memperlancar sirkulasi darah
 Mengursngi rasa nyeri
 Memberi rasa hangat dan nyaman
 Memperlancarpengeluaran eksudat
 Memeperlancar peristaltik usus
 Merelaksasi otot yang tegang
Analisa Data
N
Analisa Data Masalah Keperawatan
o
1 Data Subjektif Nyeri Kronis
1.. Tn T mengatakan merasakan nyeri di daerah belakang tengkuk. (00133)
2. Dengan pqrst :
P : nyeri timbul saat beraktivitas berlebihan
Q: nyeri terasa tertindih beban berat/tertusuk-tusuk
R: nyeri di bagian tengkuk leher
S: skala nyeri 5
T: nyeri hilang timbul
Tn T mengatakan memiliki riwayat hipertensi

Data Subjektif
3. Tn T nampak memegangi daerah belakamg tengkuk.
4. Tn T nampak tidak nyaman.
5. Ttv :
Tekanan Darah 160/90 mmHg, N :90x /menit, RR : 20x/menit, S : 36,5 oC
2
.
Data Subjektif Risko ketidakefektifan perfusi
1. Tn T mengatakan merasakan jaringan perifer (00228)
2. Tn T mengatakan suka makanan yang asin
3. Tn T mengatakan memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu
4. Tn T mengatakan mengkonsumsi obat amlodipin 10 mg/hari
  Data Subjektif
5. Tn T nampak memegangi daerah belakang tengkuk.
6. Tn T nampak tidak nyaman.
7. Keadaan umum : sakit sedang
8. TTV : TD : 160/90 mmHg, N :90x /menit, RR : 20x/menit, S36,5 oC

Data Subjektif : Gangguan pola tidur


1. Tn T mengatakan sulit tidur pada malam hari. (00198)
2. Tn T mengatakan sering terbangun karna BAK.
3. Tn T mengatakan tidur hanya 4-5 jam.
4. Tn T mengatakan ketika terbangun sulit untuk tidur
kembali.

 Data Subjektif :
5. Kesadaran : Composmentis
6. Pasien tampak lemas
7. Pasien tampak sering menguap pada saat dilakukan pengkajian
8. TTV :
Td : 160/90 mmHg, N: 90x/menit RR: 20x/menit, S: 36,5 0
Data Subjektif : Resiko Jatuh
1. Tn T mengatakatan ketika berpindah tempat berpegangan dengan benda-benda sekitar (00155)
2. Tn T mengatakan berjalan harus di bantu dengan walker/tongkat
Data Subjektif :
3. Keadaan umum : sakit sedang
4. Kesadaran : Composmentis
5. TTV : TD : 160/90 mmHg, N :85x /menit, RR : 20x/menit, S : 36,5 oC
6. Muskuloskleletal
Terjadi kelemahan saat akan berdiri, ketika berpindah tempat berpegangan dengan benda-
benda sekitar.
5. kelemahan berjalan lemah berdiri lama
6. Barthel Index : Ketergantungan sebagian  
7. Pengkajian keseimbangan (MFS) : dengan nilai 55(>50 dalam katgori Risiko jatuh tinggi)
8. The timed up and go (tug)
9. Test 20-29 detik : resiko jatuh tinggi
10. Tampak berjalan dengan batuan tongkat
. Defisiensi Pengetahuan
 Data Subjektif : (00126)
1. Tn T mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit hipertensi.
2. Tn T mengatakan tidak mengetahui penyebab hipertensi
3. Tn T mengatakan makan makanan yang sama dengan keluarganya, tampa adanya
perbedaan
DO:
Tn T bertanya tentang penyakitnya
TTV : TD : 160/90mmHg
N :85x /menit, RR : 20x/menit
S : 36,5oC
Pembahasan
Pada bab ini, penulis membandingkan antara teori di BAB II dengan kasus di BAB III Asuhan
Keperawatan Gerontik Pada Tn. T dengan Hipertensi yang dilaksanakan selama 4 hari implementasi
mulai tanggal 17 Junuari 2020 sampai dengan tanggal 20 Junuari 2020 di Pulopanjang Kabupaten
Bekasi.

Perbandingan antara intervensi yang ada di teori dengan intervensi yang dapat dilakukan di kasus
tidak ada perbedaan karena pada dasarnya intervensi yang dilakukan kepada Tn T berasal dari teori yang
diterapkan pada intervensi NIC dan NOC, akan tetapi aktifitas terapi pada kasus ini Tn T tidak
mengalami intoleransi aktifitas dikarenakan Tn T dapat melakukan dan menyelesaikan aktifitasnya
seperti biasanyanya hanya saja Tn T berjalan harus berpegangan dengan benda-benda disekitar, penulis
ingin lebih mengembangkan ilmu di luar dari intervensi keperawatan yang sudah tersedia yaitu terapi
komplementer dengan pemberian kompres air hangat pada Tn T yang dapat menghilangkan nyeri atau
mengurangi nyeri.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Hasil evaluasi untuk klien 3 masalah dapat tercapai sebagian dan 1 masalah belum tercapai yakni
Resiko Jatuh (00155) tidak bisa kembali secara utuh karena pada dasarnya lansia telah mengalami
penurunan dan kelemahan pada pergerakan, oleh karena itu penulis hanya bisa memberikan terapi
yang dapat mempertahankan resiko jatuh agar tidak terjadi lebih berat pada klien

Saran
Penulis berharap dalam penulisan ini dapat dijadikan dasar bagi masyarakat dalam penyusunan
Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia yang
menderita hipertensi dengan pemberian terapi komplementer yaitu pemberian terapi kompres
dengan air hangat.
Thank you!!

Anda mungkin juga menyukai