Anda di halaman 1dari 115

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

A
KHUSUSNYA NY. T DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
DASAR RASA AMAN DAN NYAMAN : NYERI PADA SISTEM
KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DIWILAYAH RT 007
RW 002 KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN
KEMAYORAN JAKARTA PUSAT TANGGAL
17 APRIL – 29 APRIL 2017

Disusun Oleh :
MARIYATUL QIBTIYAH
2014750025

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,.

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
hidahyanya saya dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “”

Tujuan penulis dalam karya tulis ilmiah ini adalah untuk melengkapi salah
satu persyaratan dalam menempuh tugas akhirpada program D-III Keperawatan
FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta. Walaupun karya tulis ilmiah ini telah
penulis selesaikan dengan tepat waktunya, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang


2. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan UMJ
3. Ibu Ns. Titin sutini,M.Kep.,sp.Kep.An selaku Ka Prodi D-III Keperawatan
FIK UMJ
4. Bapak Drs. Dedi Muhdiana, M.Kes selaku wali tingkat serta dosen
pembimbing Karya Tulis Ilmiah
5. Dosen penguji Ibu Ns. Lily Herlinah, Sp.Kep.Kom
6. Seluruh staf pengajar program D-III Keperawatan FIK UMJ
7. Bapak/Ibu Kepala Puskesmas serta Kakak-kakak Kelurahan Utan Panjang
dan staf-staf yang telah memberikan doa-doa untuk menunjang karya tulis
ilmiah ini.
8. Keluarga Ny. Tarsih yang banyak membantu untuk terwujudnya karya
tulis ilmiah ini.
9. Kedua orang tua saya (H. Taris& Hj.tamimah) yang sanagat saya
cintai,kasihi dan sayang yang telah banyak memberikan banyak
semangat,motivasi,dukungan moril dan materil dan doa-doa yang tak
pernah putus untuk kemudahan, kelancaran serta kesuksesan untuk saya
dengan penuh keikhlasan dan ketulusan beserta kasih sayangnya.
10. Untuk adik kandung saya muhammad naufal azmi dan fachrina nur
ramadhani yang ikut memberi semangat untuk mengerjakan karya tulis
ilmiah ini
11. Seluruh keluarga besar saya yang selalu mendoakan saya sehingga saya
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan lancar dan baik
12. Sahabat-sahabat saya ranny dwi hardiyanti, nadiyah intan tiara dewi ,nur
fatkhaturrohmah, aisyah rahmawati, selly melinda, asri nurul falah, nurul
syifa, isti hidayah\ yang telah memberi semangat sangat besar, membantu
serta selalu menghibur disaat kegudah gulana, lelah, dan malas
13. Teman-teman seperjuangan keluarga samawa yaitu nadiyah intan tiara
dewi, nur fatkhaturrohmah, euis octaviani putri, siti chalimah, gina irfani
mmufidah, andini ulfiyah rahmat
14. Teman-teman seperjuangan angkatan 32 atas kerja samanya atas 3 tahun
ini
15. Untuk aisyah dan anggun yang selalu membantu menyusun karya tulis
ilmiah saya
16. Untuk abdul rahman yang selalu menjdi moodboster dan selalu bikin
badmood saya dan selalu memberikan semangat untuk saya.
17. Untuk group marawis asyifaul qulub dan marawis akper yang telah
memberikan semangat
18. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun karya
tulis ilmiah ini, semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis mendapatkanimbalan dari ALLAH SWT. Amiinnn...

Jakarta, 07 Juni 2017

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................ii

KATA PENGANTAR.................................................................................iii

DAFTAR ISI...............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...................................................................................3
1. Tujuan Umum........................................................................................3
2. Tujuan Khusus.......................................................................................3
C. Ruang Lingkup......................................................................................4
D. Metode Penulisan..................................................................................4
E. Sistematika Penulisan............................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Dasar Hipertensi
1. Pengertian.........................................................................................9
2. Etiologi............................................................................................10
3. Klasifikasi.......................................................................................10
4. Patofisiologi....................................................................................14
5. Tanda dan gejala.............................................................................14
6. Komplikasi......................................................................................15
7. Penatalaksanaan .............................................................................17
B. Pemenuhan Kebutuhan
1. Kebutuhan Keamanan......................................................................18
2. Kebutuhan Fisiologis.......................................................................20.
3. Kebutuhan Aman dan Nyaman : Nyeri...........................................21
C. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Konsep Keluarga
a. Pengertian Keluarga ..........................................................................23
b. Tipe Keluarga ....................................................................................23
c. Struktur keluarga.................................................................................25
d. Peran Keluarga....................................................................................26
e. Fungsi Keluarga..................................................................................28
f. Tahap Perkembangan Keluarga..........................................................28
g. Tugas Perkembangan Keluarga...........................................................30
h. Peran Perawat Keluarga.......................................................................32
2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian Keperawatan.......................................................................34
b. Diagnosa Keperawatan..........................................................................39
c. Perencanaan Keperawatan.....................................................................43
d. Pelaksanaan Keperawatan.....................................................................46
e. Evaluasi Keperawwatan.........................................................................46

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian Keperawatan......................................................................49
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................62
C. Perencanaan Keperawatan....................................................................78
D. Pelaksanaan Keperawatan.....................................................................82
E. Evaluasi Keperawatan...........................................................................84

BAB 1V PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan.....................................................................88.
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................90
C. Perencanaan Keperawatan...................................................................92
D. Pelaksanaan Keperawatan...................................................................93.
E. Evaluasi Keperawatan..........................................................................93
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN.................................................................................94
B. SARAN ............................................................................................95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

\
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas


kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Sugeng,2010)
Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius dan
cenderung meningkat di masa yang akan datang karena tingkat
keganasannya yang tinggi berupa ke cacatan permanen dan kematian
mendadak. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan
masyarakat mengenai bahaya hipertensi, komplikasi dan cara
pengendaliannya. (Menurut Dr.Tjandra Yoga 2009, dikutip dari Diknes
Bonebolongo,2009)
Meningkatnya hipertensi dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat,
antara lain merokok, kurang olahraga, mengkonsumsi makanan yang
kurang bergizi, dan stress (Nisa, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan
oleh syahrini dkk (2012) mengalami faktor-faktor risiko yang
berhubungan dengan hipertensi primer yaitu obesitas, makanan berlemak,
dan kebiasaan konsumsi garam, sedangkan merokok, konsumsi alkhohol,
dan konsumsi kafein tidak ada hubungan dengan kejadian hipertensi.
Penyakit hipertensi akan berdampak terhadap gagal jantung,
stroke, nefrosklerosis dan insufiensi ginjal dan hipertensi uga penyebab
utama morbiditas dan mortalitas
Prevelensi hipertensi di indonesia pada tahun 2013 sebanyak
25,8% Berdasarkan Data Statistik Kesehatan Dunia WHO (World Health
Organization) tahun 2011, hipertensi dikenal sebagai penyakit
kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 30% dari kematian di
seluruh dunia dan prevalensinya sebesar 37,4%. Profil data kesehatan
Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa hipertensi merupakan salah
satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap terbanyak di rumah sakit
pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan 57,62% wanita
serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012).
Data statistik dari puskesmas kecamatan kemayoran jumlah
penderita hipertensi berkunjung ke puskesmas kecamatan kemayoran
pada tahun 2012 sebesar 4.174 jiwa (12,26%), golongan usia 45-54 tahun
850 jiwa, sedangkan pada tahun 2014 diperoleh gambar jumlah penderita
hipertensi yang berkunjung ke puskesmas sumur batu pada bulan januari
sampai april 2014 sebanyak 2.340 jiwaa (30,2%) dan pada tahun 2015
diperoleh data dari puskesmas sumur batu sebanyak 3.177 jiwa, golongan
pada lansia sebanyak 2.545 mengalami peningkatan yang cukup
besar.(puskesmas kecamatan kemayoran)
Kebutuhan dasar yang terganggu pada seseorang penderita
hipertensi salah satunya salah satunya kebutuhan rasa nyaman : nyeri,
Nyeri yang dirasakan dikarenakan adanya peningkatan darah yang tinggi
yang menimbulkan rasa nyeri pada leher bagian belakang dan nyeri pada
kepala. Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam tubuh ke
otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional. Pada penderita
hipertensi dapat mengakibatkan nyeri akut atau sementara yang bersifat
melindungi, memiliki sedikit kerusakan jaringan serta respon emosional.
Itu disebakan karena nyeri akut dapat diprediksi waktu penyembuhannya
dan penyebabnya dapat diindentifikasi (Potter&Perry,2010).
Adapun peran perawat adalah sebagai pendidik, koordinator,
pelaksana, pembaharu atau perubah advokat, konsultan, kolaborasi,
fasilitator, pengelola dan peneliti. Dalam asuhan keperawatan ada
beberapa yang harus diketahui oleh keluarga salah satunya mengenal
masalah keperawatan untuk mengetahui masalah kesehatan yang terkait
hipertensi.
Selain peran keluarga mempunyai tanggung jawab untuk menekan
masalah hipertensi, peran perawat pun penting untuk mengatasi masalah
khususnya hipertensi. Peran perawat melalui upaya promotif (promosi,
preventif (penceghan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitas (setelah
pengobatan). (setiadi 2008)
Aplikasi yang di lakukan perawat dalam upaya promotif adalah
melakukan penyuluhan tentang penyakit Hipertensi, upaya preventif
(pencegahan) adalah menganjurkan keluarga apabila pusing,lemas dan
nyeri pada leher bagian belakang segera istirahat, upaya kuratif
(pengobatan) adalah menganjurkan keluarga untuk berobat ke puskesmas
dan minum obat antihipertensi (penurun darah tinggi) secara teratur, upaya
rehabilitatif adalah menganjurkan keluarga apabila sudah mendapatkan
obat penurun darah tinggi. (Setiadi, 2008).

A. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga pada pemenuhan dasar klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler : Hipertensi
2. Tujuan khusus
a. Mampu menguraikan atau mendekskripsikan hasil pengkajian
kebutuhan dasar klien dengan hipertensi
b. Mampu menguraikan atau mendekskripsikan masalah keperawatan
kebutuhan dasar klien dengan hipertensi
c. Mampu menguraikan atau mendekskripsikan rencana tindakan
keperawatan
d. Mampu menguraikan atau mendeskripsikan tindakan keperawatan
kebutuhan dasar klien dengan hipertensi
e. Mampu menguraikan atau mendeskripsikan hasil evaluasi
kebutuhan dasar klien dengan hipertensi
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori
dan kasus
g. Mampu mengidentifikasi faktor –faktor pendukung, penghambat
serta dapat mencari solusi.
B. METODE PENULISAN
Metode yang penulis gunakan dalam menyusun makalah ilmiah adalah
metode deskritif. Metode deskritif adalah suatu metode yang mempelajari,
menganalisa dan menarik kesimpulan dari pengalaman secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga dan membandingkan dengan
hasil studi keperpustakaan.

C. RUANG LINGKUP
Dalam penyusunan makalah ini, penulis membatasi hanya pada
pembahasan tentang pemberian Asuhan Keperawatan keluarga Tn. A
Khususnya Ny. T dengan Gangguan kebutuhan dasar rasa aman dan
nyaman : Nyeri pada patologi sistem kardiovaskuler: Hipertensi diwilayah
RT 007 RW 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat yang dilaksanakan pada tanggal 17 April – 29 April 2017

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, tujuan, penulis, ruang lingkup, metode
penulisan dan sistematika penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
Yang membahas konsep dasar masalah kesehatan yang terdiri dari
pengertian, patofisiologi, dan penatalaksanaan Asuhan Keperawatan
keluarga Tn. A Khususnya Ny. T dengan Gangguan kebutuhan dasar rasa
aman dan nyaman : Nyeri pada patologi sistem kardiovaskuler: Hipertensi
diwilayah RT 007 RW 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat dan konsep asuhan keperawatan keluarga secara
teori, yanng meliputi : pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,
serta evaluasi.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Yang merupakan laporan dari hasil langsung tentang asuhan keperawatan
keluarga meliputi : pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Yang membahas kesenjangan antara teori dan kasus, analisa dari faktor-
faktor pendukung dan penghambat serta alternatif pemecahan masalah
dalam memberikan asuhan keperawatan ditiap-tiap tahapan yang meliputi :
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini meliputi kesimpulan asuhan keperawatan dengan masalah
kardiovaskuler : hipertensi, dan saran yang dituunjukan kepada keluarga
dan petugas kesehatan serta kader kesehatan.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR MASALAH KESEHATAN


1. PENGERTIAN
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung. Tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi
tekanan darah, makin besar resikonya. (sylvia A.price,2015)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi
ketika pembuluh darah terus-menerus mengalami peningkatan tekanan
(WHO,2015)
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan
140mmHg dan tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan
90mmHg atau mengkonsumsi obat anti hipertensi (Guyton, 2007)
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik
140mmHg atau lebih dan tekanan diastolik 120mmHg. Hipertensi
sebagai suatu peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90mmHg. Hipertensi sebagai
suatu keadaan saat terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
140mmHg atau lebih, dan tekanan darah diastolik 90mmHg atau lebih.
(setiati siti, 2015)

2. ETIOLOGI
a. Hipertensi Esensial (primer)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetik,
lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin
dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang
meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol, dan polistemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan esstrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan
(Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis dan
Nanda Nic-Noc, 2015)

3. KLASIFIKASI
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu :
Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal 120 - 129 80 – 84
High Normal 130 -139 85 – 89
Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 -159 90 -99
Grade 2 (sedang) 160 - 179 100 -109
Grade 3 (berat) 180 - 209 100 -109
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

Menurut European Society of Cardiology :


Kategori Tekanan Sistolik Tekanan
(mmHg) Diastolik
(mmHg)
Optimal < 120 dan < 80

Normal 120 – 129 dan/atau 80 – 84

Normal 130 -139 dan/atau 85 – 89


tinggi
Hipertensi 140 -159 dan/atau 90 – 99
derajat I
Hipertensi 160 -179 dan/atau 100 – 109
derajat II
Hipertensi ≥ 180 dan/atau ≥ 110
derajat III
Hipertensi ≥ 190 dan < 90
Sistolik
terisolasi

Sementara itu, seorang bapak ilmu penyakit dalam. NM


Kaplan memberikan batasan atau ukuran-ukuran tertentu dalam
memutuskan orang dikatakan hipertensi atau tidak. Batasan ini
didasarkan terutaman pada perbedaan usia dan jenis kelamin masing-
masing orang. Kaplan membuat ketentuan semacam ini :

a. Seorang pria yang berusia < 45 tahun dapat dikatakan menderita


hipertensi apabila tekanan darahnya pada waktu istirahat >
130/90 mmHg
b. Seorang pria yang berusia > 45 tahun juga dapat dikatakan
hipertensi apabila tekanan darahnya > 145/95 mmHg

c. Bagi seorang wanita yang tekanan darahnya > 160/95 mmHg


maka dinyatakan hipertensi.
(Santoso, 2010)
Menurut Nugroho (2008) hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :
a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besarr dari 90
mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Menurut Susanto (2010) klasifikasi tekanan darah manusia:
Kategori Tekana Diastolik Tekanan
mmHg Sistolik
mmHg

Tensi optimal < 120 < 80

Tensi normal < 130 < 85

Tensi normal tinggi 130 - 139 85 – 89

Hipertensi ringan 140 - 159 90 – 99

Hipertensi sedang 160 - 179 100 – 109

Hipertensi berat 180 - 209 110–


119
Hipertensi maligna >210 >120

Joint National Committee on Prevention, Detection, Evalution, and


Treatment on High Blood Pressure 6 (JNC 6)
Membagi kriteria hipertensi berdasarkan tiga derajat, tetapi dengan
banyaknya komplikasi yang timbul, batasan kriteria tersebut
dipersempit (Aziza L, 2007)

Kategori TD (mmHg)

Optimal < 120/80

Normal 120 – 129/80 – 84


Borderline 130 – 139/85 – 89

Hipertensi ≥ 140/90

Stadium 1 140 – 159/90 – 99

Stadium 2 160 – 179/100 – 109

Stadium 3 ≥ 180/110
4. PATOFISIOLOGI
5. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur
1) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun

(Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


dan Nanda Nic-Noc,2015)

6. KOMPLIKASI
Menurut (Ardiansyah,2012) tekanan darah yang terus-menerus tinggi
dan tidak terkontrol dapat mennimbulkankomplikasi padda organ-
organ tubuh yaitu sebagai berikut :
a. Stroke
Stroke dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan tinggi diotak
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh otak, stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga
aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya menjadi
berkurang, arteri-arteri otak yang mengalami arteroskleorosis dapat
melemah, sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya
aneurisma.
b. Infark miokardium
Dapat juga terjadi infark miokardium apalagi arteri koroner yang
mengalami aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium dan apabila terbentuk trombus yang dapat
menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena
terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan
oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dapat terjadi iskemia
jantung yag menyebabkan infark
c. Gagal ginjal
Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler glomelurus. Dengan rusaknya
glomelurus darah akan mengalir ke unit fungsional ginjal, neuron
akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Dengan rusaknya membrane glomelurus protein akan
keluar melalui urine sehngga tekanan osmotic keloid plasma
berkurang, hal ini menyebabkan edema yang sering dijumpai pada
hipertensi kronik
d. Ensafalopati (kerusakan otak)
Ensafalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi
akibat kelainan ini menyebabkan penekanan pada kapiler dan
mendorong cairan kedalam ruang intertisium diseluruh susunan
saraf akibat neuron-neuron dosekitarnya menjadi kolaps dan terjadi
koma serta kematian.

7. PENATALAKSANAAN
Menurut Wahdah, 2011 penatalaksanaan dalam hipertensi dibagi
dalam 2 golongan
a. Pengobatan non farmakologis
1) Penurunan berat badan
2) Olahraga
3) Mengurangi asupan garam
4) Tidak merokok
5) Hindari stress
6) Pemberian terapi relaksasi benson (yanti,2012)
b. Pengobatan farmakologis
Ada beberapa golongan obat anti hipertensi, pada dasarnya
menurunkan tekanan darah dengan cara mempengaruhi jantung
atau pembuluh darah atau keduanya. Pengobatan hipertensi
biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat
1) Diuretic tablet hydrochlorothiazide (HTC), lasix (Furosemide).
Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses
pengeluaran cairan tubuh via urin. Tetapi karena potasium
berkemungkinan terbuang dalam cairan urin, maka pengontrol
konsumsi potasium harus dilakukan.
2) Beta – blockers atenolol (tenorim). Capoten (captopril)
merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan
tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung ddan
memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
3) Calcium channel blockers norvasc (amlopidine)
4) Angiotensinconverting enzyme (ACE) merupakan salah satu
obat yang bisa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau
hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga
melebar pembuluh darah

B. Pemenuhan kebutuhan dasar


Pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait dengan hipertensi adalah :
1. Kebutuhan keamanan
a. Definisi keamanan
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis
atau bisa juga keadaan amman dan tentram(perry&potter,2006)
Kebutuhan akan keamanan atau keselamatan adalah kebutuhan
untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap
keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman
mekanis, kimiawi, retmal, bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan
terkait denngan konteks fisiologi dan hubungan interpesonal.
Keamanan fisiologis berkaitan dengan suatu yang mengancam
tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau
imajinasi (mis, penyakit,nyeri,cemas dan sebagainya). Dalam
konteks hubungan interpesonal bergantung pada banyak faktor,
seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol
masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten
dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang
disekitarnya dan dilingkungannya. Ketidaktauan akan sesuatu
kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman. (Asmadi,2005)
b. Klasifikasi kebutuhan keselamatan atau keamanan
1) Keselamatan fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan
mengurangi atau mengeluarkan ancaman pada tubuh atau
kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan,
bahaya, atau pemanjaan pada lingkungan. Pada saat sakit,
seorang klien mungkin rentanerhadap komplikasi seperti
infeksi,oleh karena itu bergantung pada profesional dalam
sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan. Memenuhi
kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih
dahulu diatas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya,
seorang perawat mungkin perlu melindungi klien disointasi
dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan
perawatan untuk memenuhi kebuthan nutrisi.
(potter&perry,2005)
2) Keselamatan psikolois
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia
harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain,
termasuk anggota keluarga dan profesional pemberi perawatan
kesehatan. Seorang harus mengetahui apa yang diharapkan dari
prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai
dalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman
keselamatan psiologis pada pengalaman yang baru dan yang
tidak dikenal. (potter&perry,2005)
orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi
kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis mereka tanpa
bantuan dari profesional pemberi perawatan kesehatan.
Bagaimanapun, orang yang sakit atau cacat lebh renta untuk
terancam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga intervensi
yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi
mereka dari bahaya (potter&perry,2005)
3) Lingkup kebutuhan keamanan atau keselamatan
Lingkup klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan
kelangsungan hidup klien.

2. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan
mempengaruhi kemampuan seseorang.
a. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasann
yang tidaj berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak
mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan
karbondioksida
b. Kelembaban
Kelembaban akan mempengruhi kesehatan dan keamanan klien,
jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan
terevaporasi dengan lambat
c. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau
benda yang dapat menyebabkan kondisi yang tidak bersih akan
meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.
d. Cara meningkatkan keamanan
1) Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri
2) Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
3) Mengunci roda kereta dorong ssaat berhenti
4) Penghalang sisi temmpat tidur
5) Bel yang mudah dijangkau
6) Meja yang mudah dijangkau
7) Kereta dorong ada penghalangnya
8) Kebersihan lantai

3. Kebutuhan aman dan nyaman : Nyeri


Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh yang timbul
bilamana jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan tersebut.(guyton
hall,1997)
a. Nyeri akut
Adalah suatu keadaan dimana seseorang mmelaporkan adanya
ketidaknyamanan yang hebat.awitan nyeri ankut biasanya
mendadak, durasinya singkat kurang lebih dari 6 bulan
b. Nyeri kronik
Adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yanng
berlangsung terus menerus, akibat keganasan dan non keganasan
atau intermiten selama 6 bulan atau lebih
c. Mual
Adalah keadaan dimana individu mengalami suatu
ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang
tenggorokan epigastrium atau seluruh abdomen yang mungkin
tidak menimbulkan muntah
d. Fisiologi nyeri
Anatara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri
terhadap empat proses tersendiri : transduksi,transmisi,modulasi
dan persepsi
1) Tranduksi nyeri adalah proses rangsangan yang menganggu
sehinga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri
2) Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran implus nyeri dari
tempat terinduksimelewati saraf perifer sampai termal di medula
spinalis dan jaringan neuron-neuron pemacar yang naik dan
medula spinalis ke otak.
3) Medulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf mellalui jalur-jalur
saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi
nyeri yang setinggi medula spinalis. Medulasi juga melibatkan
faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan
aktivitas direseptor nyeri aferen primer
4) Presepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang
bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktifitas transmisi nyeri oleh
saraf.
e. Jenis nyeri
1) Nyeri perifer
2) Nyeri superfisial, yakni rasa nyeri muncul akibat rangsangan
pada kulit dan mukosa
3) Nyeri viseral yakni rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi
pada reseptor nyeri di rongga kranium dan toraks
4) Nyeri ahli yakni nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang
jauh dari jaringan penyebab nyeri
5) Nyeri sentral nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medula
spinalis, batang otak, dan talamus
6) Nyeri psikogenik nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya.
Dengan kata lain, nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita
sendiri. Seingkali, nyeri ini muncul karena faktor psikologis,
bukan fisiologis
7) Skala nyeri
Skala Keterangan
0 Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan
4-6 Nyeri sedang
7-9 Sangat nyeri tapi masih bisa dikontrol
10 Sangat nyeri tidak bisa dikontrol

C. Asuhan keperawatan keluarga


A. Konsep keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah kesatuan dari orang orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam satu
rumah. (Friedman 1998)
a. Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,
sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam
inteleransi social, peran dan tugas.
(Spredley, 1996 dalam Murwani, 2008)
b. Keluarga adaalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkaawinan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga,berinteraksi satu sama lain, dan di
dalam perannya masing – masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
(Salvicion G. Bailon & Aracelis Maglaya (1989)
Dari beberapa definisi dapat disimpulkan keluarga adalah beberapa
individu yang tinggal dalam sebuah keluarga yang mempunyai
ikatan perkawinan, ada hubungan keluarga, sanak famili, maupun
adopsi bersama sesuai dengan tujuan keluarga tersebut.
2. Tipe keluarga
Menurut Murwani (2008) tipe keluarga dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga inti yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami,istri dan anak (kandung atau angkat)
2) Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga
lain yang mempunyai hubungan darah, misal kakek,nenek,
paman dan bibi
3) Keluarga Dyad yaitu suatu keluarga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak
4) Single parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat), kondisi ini
dapat oleh perceraian/kematian
5) Singe adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri
seorang dewasa (misal seorang yang telah dewasa kemudian
tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)
b. Tipe keluarga non tradisional
1) The unmarriedtrenege mather yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
2) The stepparent family yaitu keluarga dengan orang tua tiri
3) Commue family yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama
dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama
4) The non matrial heterosexual cohibitang family yaitu keluarga
yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay and lesbian family yaitu seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami istri (matrial
partners).
6) Cohabiting couple yaitu orang dewasa yang hidup dilluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.\
7) Group marriage family yaitu beberapa orang dewasa
menggunakan alat rumah tangga bersama yang saling merasa
sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk seksual dan
membesarkan anak.
8) Group network family yaitu keluarga inti yang dibatasi aturan
atau nilai-nilai hidup bersama atau berdekatan satu sama
lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
berssama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anak.
9) Foster family yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak
ada hubungan kleuarga atau saudara ddidalam waktu
sementara, pada saat orrang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
aslinya
10) Homeless family yaitu keluarga yang membentuk dan tidak
mendapatkan perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
11) Gang yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupan

Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan


ikatan perkawinan.Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan,
sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh
perkawinan.
3. Struktur keluarga
Struktur keluarga menurut Mubarak (2009) yaitu :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki
kekuatan, komunikasi keluarga bagi pengirim : memberikan pesan,
memberikan umpan balik dan valid.
b. Struktur peran
Merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai denan
posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat
formal atau informal.
c. Struktur kekuatan
Merupakan kemampuan dari individu untuk mengontrol,
mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah
perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
4. Peran keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku darri keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga yaitu :
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosial, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
d. Peran kakek/nenek
Peran kakek/nenek dalam keluarga adalah
1) Semata-semata hadir dalam keluarga
2) Pengawal (menjaga dan melindungi bila diperlukan)
3) Menjadi hakim (arbritrator), negosiasi antara anak dan orang
tua
4) Menjadi partisipan aktif, menciptakan keterkkaitan antara, masa
lalu dengan sekarang serta masa yang akan datang
e. Peran formal
Yaitu sejumlah perilaku yang bersifat homogen. Peran formal yang
standar terdapat dalam keluarga. Peran dasar yang membentuk
posisi sebagai suami-ayah dan istri-ibu adalah peran sebagai
provider (penyedia) : pengatur rumah, memberikan perawatan,
sosialisasi anak, rekreasi persaudaraan (memelihara hubungan
keluarga paternal dan maternal)
f. Peran informal
Yaitu suatu peran yang bersifat implisit (emosional) biasanya tidak
tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan emosional individu
Dan untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga, peran-peran
informal mempunyai tuntunan yang berbeda, tidak perlu dan
didasarkan pada atribut-atribut kepribadian anggota keluarga
individual. Pelaksanaan peran-peran informal yang efektif dapat
mempermudah pelaksanaan peran-peran formal.
5. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (1999), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai
berikut.
a. Fungsi afektif
Adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta
saling menerima dan mendukung.
b. Fungsi sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,
tempat anggota keluarga berinteraksi soaial dan belajar berperan
dilingkungan sosial.
c. Fungs reproduksi
Adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti sandang, pangan, dan papan
e. Fungsi perwatan kesehatan
Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan.
6. Tahap perkembangan keluarga dan Tugas perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga menurut friedman (1998) :
1) Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan
perpinndahan dari keluarga asal atau lajang ke hubngan baru
yang intim
2) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak berumur 30
bulan. Bbiasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran
anak pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran
terhadap bayinya biasanya berkurang setelah bebehari, karena
ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba
berselisih dengan semua peran-peran mengasyikan yang telah
dipercaya kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit
karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru.
3) Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah tahap ketiga
siklus kehidupan keluarga di mulai ketika anak pertama berusia
2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi
suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki-saudara, anak perempuan-
saudari. Keluarga majemuk dan berbeda.
4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan
mulai masuk sekoolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun,
awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah
anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini.
5) Tahap V : dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima
dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung
selama 6 hingga 7 tahun meskipun tahap ini dapat lebih singkat
jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama
jika anak masih dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
6) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah.
Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada
berapa banyak anak yang adda dalam rumah atau barapa
banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.
7) Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuah dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia
pertengahan dari bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan pada tahap ini biasanya dimulai
ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada
saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
8) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia tahap
terakhir siklus kehidupan keluarga diimulai dengan salah satu
atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan
berakhir dengan pasangan lain meninggal.
b. Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembanga keluarga menurut Friedman (1998) yaitu:
1) Tahap I : Keluarga pemula
a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orang tua)
2) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga.)
b) Rekonsilisasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dan kebutuan anggota keluarga.
c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek-nenek
3) Tahap III : Keluarga dengan usia pra sekolah
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah,
ruang bermain, privasi, keamanan.
b) Mensosialisasikan anak
c) Mengintegrasikan anaka yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain.
d) Memperhatikan hubungan yang sehat dalam keluarga
(hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak)
dan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas)
4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
a) Membantu sosialisasi annak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan
b) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin
meningkat
d) Meningkatnya komunikasi terbuka
5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
a) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab
ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-
anak
6) Tahap VI : Keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa
muda
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7) Tahap VII : Orang tua usia pertengahan
a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
teman sebaya dan anak-anak
c) Meningkatkan keakraban pasangan
8) Tahap VIII : Keluarga dengan masa pensiun dan lansia
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenagkan
2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman dll
3) Mempertahankan keakraban suami-istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakuakan “ Live Review ”
7. Peran perawat keluarga
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga
perlu memerhatikan prinsip-prinsip berikut :
a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif
b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan
keluarga
c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap
perkembangan keluarga
d. Menerima dan mengakui struktur keluarga
e. Menekankan dengan kemampuan keluarga.
1) Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut
a) Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga, terutama untuk
memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang memiliki masalah kesehatan
b) Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan,
perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan
keperawatan yang komprehensif. Pelayanan keeperawatan
yang berkesinambungan diberikan untuk menghindari
kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan
(puskesmas dan rumah sakit).
c) Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan
keperawatan diberikan kepada keluarga melalui kontak
pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki
masalah kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga
yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan keluarga secara
komprehensif.
d) Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat
melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga
melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap
keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak. Kunjungan
rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atauu
secara mendadak.
e) Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai
advokat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga
sebagai klien.
f) Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya
individu, keluarga, dan masyarakat untuk memecahkan
masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi
sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar
dalam mengatasi masalah.
g) Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk
dapat memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarga.

A. Konsep proses keperawatan keluarga


1. Pengkajian keperawatan
a. Pengkajian keluarga
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk
mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga.
b. Model pengkajian
Asumsi yang mendasarinya adalah keluarga sebagai sistem sosial,
merupakan kelompok kecil dari masyarakat. Friedman
memberikan batasan 6 kategori dalam memberikaan pertanyaan-
pertanyaan aat melakukan pengkajian :
1) Data pengenalan keluarga
2) Riwayat dan tahapan perkembanga keluarga
3) Data lingkungan struktur keluarga
4) Fungsi keluarga
5) Koping keluarga
c. Tahapan-Tahapan pengkajian
Penjajakan I
1) Data umum
a) Identitas kepala keluarga
b) Nama kepala keluarga
c) Umur kepala keluarga
d) Pekerjaan kepala keluarga
e) Pendidikan kepala keluarga
f) Alamat dan nomer telpon
2) Komposisi kepala keluarga
a) Nama
b) Umur
c) Gender
d) Agama
e) Hubungan dengan kk
f) Pendidikan
g) Pekerjaan
d. Genogram
Genogram harus mencapai 3 generasi, harus tertera nama, umur,
kondisi kesehatan tiap keterangan gambar dengan simbol berbeda.
Laki-laki :

Perempuan :

Meninggal dunia :

Tinggal serumah : -------------------------

Pasien yang diindentifikasi :

Kawin :

Cerai :

Anak abdosi :

Aborsi atau keguguran :

Anak kembar :
e. Tipe keluarga
f. Suku bangsa
1) asal suku bangsa keluarga
2) bahasa yang dipakai keluarga
3) kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi kesehata
g. Agama
1) Agama yang dianut keluarga
2) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
h. Status sosial ekonomi keluarga
1) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
2) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
3) Tabungan khusus kesehatan
4) Barang (harta benda yang dimiliki
keluarga(prabotan,transpotasi)
5) Aktifitas rekreasi keluarga
i. Riwayat dan tahap perkembangan
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukkan dengan anak
tertua)
a) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
(1) Riwayat keluarga inti
(2) Riwayat terbentuknya keluarga inti
(3) Penyakit yang diderita keluarga orang tua
(4) Riwayat keluarga sebelumnya
(5) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di
keluarga
(6) Riwayat kebebasan/ gaya hidup yang mempengaruhi di
keluarga
j. Lingkungan
1) Ukuran rumah
2) Kondisi dalam dan luar rumah
3) Kebersihan rumah
4) Ventilasi rumah
5) Saluran pembuangan air limbah
6) Air bersih
7) Penggolaan sampah
8) Kepemilikan rumah
9) Kamar mandi/wc
k. Denah rumah
l. Struktur keluarga
1) Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki
kekuatan, komunikasi keluarga bagi pengirim : memberikan
pesan, memberikan umpan balik dan valid.
2) Struktur peran
Merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai denan
posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal.
3) Struktur kekuatan
Merupakan kemampuan dari individu untuk mengontrol,
mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.
4) Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma
adalah perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu,
lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.
m. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta
saling menerima dan mendukung.
2) Fungsi sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,
tempat anggota keluarga berinteraksi soaial dan belajar
berperan dilingkungan sosial.
3) Fungs reproduksi
Adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
4) Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti sandang, pangan, dan papan
5) Fungsi perwatan kesehatan
Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan.
n. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi fungsional : adakah cara kkeluarga mengatasi
masalah secara maladatif
o. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap tugas kesehatan yang ada
3) Data tambahan
p. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, mata, mulut,
tht, leher, thorax, abdomen, ekstermitas atas bawah, sistem
genetalia
4) Kesimpullan dari hasil pemeriksaan fisik
Penjajakan II
Adapun ketidakmampuan keluarga mengenal masalah diantaranya :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3. Ketidakmampuan keluarga merawat annggota keluarga
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi Lingkungan
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
2. Analisa data
Analisa data merupakan kegiatan pemiihan data dalam rangka proses
klarifikasi dan validasi informasi mendukung penegakan diagnosa
keperawatan yang akurat.
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan umpulan pernyataan uraian dari
hasil wawancara, pengmatan langsung dan pengukuran dengan
menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi,
sampai masalah aktual .Diagnosa keperawatan keluarga yang
dikembangkan adalah diagnosis tunnggal yang hampir serupa dengan
diagnosis keperawatan dirumah sakit. Diagnosis keperawatan rga
terdiri dari tiga kompnen, yaitu masalah, etiologi, serta tanda dan
gejala. Etiologi untuk diagnosis keperawatan keluarga adalah salah
satu lima tugas keluarga yang paling dominan menyebakan masalah
keperawatan tersebut. Sebagai contoh, risiko gangguan tumbuh
kembang pada balita x berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang dalam merawat anggota
keluarga.
Tipe diagosa keperawatan keluarga
a. Aktual
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang
jelas mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi.
Contoh :
1) tidak efektifnya bersihan jalan nafas
2) Gangguan pola nafas
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
5) Perubahan pola istirahat tidur
6) Kurang pengetahuan
7) cemas
b. Resiko tinggi
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah pada
timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditanggani.
Contoh :
1) Risko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuuhan tubuh
2) Resiko tinggi injuri
3) Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang
c. Potensial
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin menngkat
lebih optimal
Contoh :
1) Potensial peningkatan proses keluarga
2) Potensial kehamilan dengan status kesehatan normal
3) Sindrom
4) Kemungkinan
d. Priorita masalah
1) Kriteria
2) Bobot
3) Pembenaran
No Kriteria masalah Nilai Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala:
Aktual 3
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan 2
masalah untuk
diubah
skala :
mudah 2
sebagian 1
tidak dapat 0

3. Potensial masalah 1
untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya 1
masalah
Skala :
Segera diatasi 2
Tidak segera 1
diatasi 0
Tidak dirasakan

Skoring :
1. Skor/angka tertinggi dikalikan dengan bobot
2. Jumlahkan skor
3. Skor tertinggi menjadi prioritas masalah

Dalam menentukkan skor yang tepat berdasarkan potensi


masalah untuk dapat dicegah, kita perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.

1. Berhubungan dengan beratnya masalah, prognosis atau


potensi untuk diubah.
2. Lamanya masalah, berkaitan dengan jangka waktu,biasanya
bila masalah sudah berlangsung lama, makin sulit untuk
diubah
3. Tindakan yang tepat, makin tepat tindakan makin baikuntuk
mencegah atau mengatasi masalah
4. Pada kelompok resiko tinggi, masalah mungkin makin sulit
untuk dicegah

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memperbaiki


maslah keperawatan keluarga adalah sebagai beriut.

1. IPTEK keperawatann yang ada saat ini untuk mengatasi


masalah
2. Sumber dana keluarga dalam bentuk uang, fisik, dan tenaga
3. SDM keperawatan dalam bentuk IPTEK keperawatan yang
dikuasai oleh perawat keluarga saat ini termasuk
keterampilan dan waktu yang tersedia bila tindakan
dilaksanakan
4. Sumber daya komunitas dalam bentuk fasilitas kesehatan,
organisasi masyarakat, dan dukungan masyarakat.
4. Perencanaan
Suatu proses merumuskan tujun yang diharapkan sesuai prioritas
masalah keperawatan keluarga, memilih strategi keperawatan yang
tepat, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga
sesuai kebutuhan klien.
Indikasi intervensi
Wright dan leahey dalam Friedman (1998) menganjurkan bahwa
intervensi keperawatan keluarga dapat dilakukan pada:
a. Keluarga dengan satu masalah yang mempengaruhi anggota
keluarga lainnya
b. Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang berdampak
pada angggota keluarga lainnya
c. Anggota keluarga yang mendukung permasalahan kesehatan yang
muncul
d. Salah satu anggota keluarga keluarga menunjukkan perbaikan atau
kemunduran dalam status kesehatan
e. Anggota keluarga yang didiagnosis penyakit pertama kali
f. Perkembangan anak atau remaja secara emosionall
g. Keluarga dengan penyakit kronik
h. Keluarga dengan penyakit mematikan
1) Klasifikasi intervensi
Friedman (1998) memberikan gambaran berkaitan dengan
klasifikasi intervensi antara lain :
a) Suplemental
Intervensi yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan
secara langsung pada keluarga sebagai sasaran
Contoh :
(1) Imunisasi pada balita
(2) Imunisasi TT pada bu hamil
(3) Perawatan luka pada anggota keluarga DM
(4) Pembelajaran pembuatan obat tradisional untuk klien
dengan hipertensi
b) Fasilitatif
Intervensi ini terkait dengan rencana dalam memperoleh
pelayanan medis, kesejahteraan sosial dan transportasi
c) Developmental
Intervensi ini terkait dengan renvana perawat membantu keluarga
dalam kapasitasnya untk menolong dirinya sendiri dengan kekuata
dan sumber pendukung yang terdapat pada keluarga
2) Menetapkan tujun intervensi
a) Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada
pencapaian akhir sebuah masalh, dimana perilaku dari yang
merugikan kesehatan kearah perilaku yang menguntungkan
kesehatan
Contoh : setelah dilakukan kunjungan keluarga pemenuhan
nutrisii pada An. B dengan malnutrisi kembali optimal
b) Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada
pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan
Contoh : setelah dilakukan tindakan selama 1x45 menit
diharapkan keluarga mampu
(1) Menyebutkan arti gzi
(2) Menyebutkan arti kurang gizi
(3) Menyebutkan jenis-jenis makanan yang bergizi
(4) Menyebutkan penyebab malnutrisi pada anak
c) Menetapkan intervensi
(1) Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada
pemecahan masalah
(2) Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh
keluarga
(3) Rencana tindakan yang diibuat berdasarkan masalah
kesehatan
(4) Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan
(5) Rencana tindakan keperawatan dapat dilakukan secara terus
menerus oleh keluarga
d) Domain intervensi
Menurut Calgary ada tiga domain yang bisa digunakan dalam
menyusun intervensi
1) Domain kognitif
Intervensi dengan domain kognitif ditunjukan untuk
memberikan informasi, gagasan, motivasi dan saran kepada
keluarga sebagai target asuhan keperawatan keluarga
2) Domain afektif
Intervensi ini ditunjukkan membantu keluarga dalam berespon
emosional, sehingga dlam keluarga terdapat perubahan sikap
terhadap masalah yang dihadapi
3) Domain psoikomotor
Intervensi ini ditunjukkan untuk membantu anggota keluarga
dalam perubahan perilaku yang merugikan ke prilaku yang
mengguntungkan.
5. Implementasi
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaanyang telah
disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi
keperawatan keluarga antara lain :
a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat
b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas
masalah
c. Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi, dan
sumber-sumber pendukung lainnya jangan diabaikan
d. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah
terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai
bentuk tanggung gugat dan bertanggug jawab profesi
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan keluarga.
Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat
tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan direncana perawatan.
Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada
beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu :
a. Tujuan tidak realistis
b. Tindakan keperawatan tidak tepat
c. Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.
1) Evaluasi kuantitatif
Dalam evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan
atau kegiatan yang telah diberikan, misalnya: jumlah imunisasi,
kunjunngan ANC pada ibu hamil. Evaluasi kuantitatiif
kelemahannya hanya mementingkan jumlah, padahal belum tentu
banyaknya kegiatan yang dilakukan akan berbanding lurus
dengan hasil yang memmuaskan
2) Evaluasi kualitatif dapat dilihat pada :
a) Evaluasi struktur
Berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan
dalam suatu kegiatan
Contoh :
(1) Penguasaan materi bagi petugas
(2) Sumbersumber keluarga
(3) Penyediaan media untuk keluarga
(4) Tersedianya tempat
b) Evaluasi proses
Evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung
Contoh :
(1) Penyuluhan sesuai dengan strrategi penyampaian
(2) Waktu pelaksanaan tepat
(3) Keluarga antusias saat penyuluhan berlangsung
c) Evaluasi hasil
Merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan
Contoh :
(1) Keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian ISPA
dengan menggunakan bahasa sendiri
(2) Keluarga mampu mendemonstrasikan cara mengompres
yang benar
(3) Keluarga mampu membuat obat tradisional berupa
rebusan daun salam untuk hipertesi
3) Catatan perkembangan
Catatan perkembangan keperawatan keluarga merupakan
indikator keberhasilan tindakan keperawatan yang diberikan
pada keluarga oleh petugas kesehatan. Karakteristik evaluasi
dengan pedoman SOAP memberikan tuntunan pada perawat
dengan uraian sebagai berikut :
a. Subjektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain
tentang perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau pun
kemunduran setelah diberikan tindakan keperawatan
b. Objektif
Data yang bisa diamati dan diukur melalui teknik observasi,
palpasi, perkusi atau auskultasi sehingga dapat dilihat
kemajuan atau keunduran pada sasaran perawatan sebelum
dan setelah diberikan tindakan keperawatan
c. Analisa
Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah
keperawatan dapat tertanggulangi
d. Planing
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan meruupakan
rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak
rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi
bagi perawat.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis menguraikan satu keluarga dengan masalah dengan
masalah hipertensi pada keluarga Tn. A khususnya Ny.R yang bertempat
tinggal di wilayah RT 007 RW 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat, Dalam proses pengumpulan data penulis
menggunakan teknik wawancara, observasi dalam pemeriksaan fisik pada
seluruh anggota keluarga

Asuhan keperawatan keluarga yang penulis lakukan dalam kasus ini


berlangsung 5 hari terhitung pada tanggal 17 april 2017 sampai dengan 21
april 2017, dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga
yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut: pengkajian, analisa data,
perumusan masalah, prioritas masalah melalui teknik scoring, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian keluarga dilakukan mulai tanggal 17 april 2017 bertempat
dirumah Ny. T yang hanya dihadiri oleh Ny. T dan anaknya Tn. I, sementara
Tn. A tidak bisa hadir dikarenakan bekerja dan untuk mengumpulkan data
keluarga yang lain penulis melakukan kontrak waktu untuk melakukan
pengkajian di lain hari.
Langkah awal pengkajian dan pengumpulan data penulis dengan teknik
wawancara observasi dan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga
dalam melakukan asuhan keperawatan dari hasil pengumpulan data pada
keluarga diperoleh data sebagai berikut.
1. Data dasar keluarga :
Nama Kepala Keluarga : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 51 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : Buruh
Alamat : H. Jiung dalam RT OO7 RW 002
Keluraha utan panjang kecamatan kemayoran
Komposisi anggota keluarga:
No Nama Jenis Hub umur Pendidika Pekerjaa Status
(inisia kelam Kk n n imuni
l) in sasi

1 Ny. T P Istri 57thn SD Irt -


2 Tn. I L Anak 23thn SMP Otomotif Lengk
ap

2. Genogram

Ny.w Tn.B Tn.J Ny,T Tn.B Ny.S Ny.A Ny.E Tn.E Ny.N Ny Tn.A

Tn.I

: Laki-Laki

: Perempuan
: Meninggal

: Klien

3. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.A adalah nucleur family yaitu yang terdiri dari dua orang
tua (ibu dan ayah) yaitu Tn. A dan Ny. T dengan satu anak kandung yaitu
Tn. I.
4. Suku
Tn. A berasal dari kuningan dan Ny. T berasal dari kuningan keluarga
menggunakan bahasa sehari-hari adalah bahasa indonesia. Tn. A lebih
dominan menggunakan suku jawa karena tata krama suku jawa lebih
bagus.pola makan yang berhubungan dengan suku bangsa antara lain
Keluarga Tn. A khususnya Ny. T suka mengkonsumsi makanan yang
mengandung asin-asin.
5. Agama
Agama yang dianut keluarga Tn. A adalah agama islam. Anggota
keluarga tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga Tn. A saat ini adalah perkembangan anak
dewasa awal, Tugas perkembangan pada tahap dewasa awal adalah
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Tn .A dan Ny. T hanya mempunyai anak satu satunya yang sudah besar
dengan tahapan dewasa awal yang sampai sekarang masih tinggal
bersama dengan Tn. A dan Ny. T
b. Mempertahankan keintiman pasangan
Keluarga Tn. A khususnya Ny. T selalu menjaga keintiman
keharmonisan keluarganya dengan tetap tinggal dengan anaknya Tn. I
c. Membantu orang tua, suami, atau istri, yang sedang sakit
Jika Ny. T sedang sakit selalu ditemani Tn. A atau Tn. I berobat
kepuskesmas.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Ny. T mengatakan anaknya sudah mandiri
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangan
Ny. T sebagai orang tua yang sudah lanjut usia dan tempat tinggal
bersama Tn. A dan anak satu-satunya Tn. I sampai sekarang belum
menikah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Dari semua tahap perkembangan keluarga pada tahap dewasa awal yang
belum terpenuhi yaitu memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
karena Tn .I sampai sekarang belum menikah.
3. Riwayat keluarga inti
Tn. A dan Ny. T sama-sama berasal dari kuningan jawa barat Tn. A dan Ny.
T bertemu di kuningan karena Tn. A masih kerabat dengan keluarga Ny. T
berkenalan selama satu bulan dan langsung memutuskan untuk menikah
pada tahun 1992, pada tahun 1994 Tn. A dan Ny. T dikarunia anak
pertamanya bernama Tn. I
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. T mengatakan bahwa di dalam keluarganya ada yang mempunyai
riwayat hipertensi yaitu ayah Ny.T, sedangkan ibu Ny. T mempunyai
riwayat penyakit diabetes militus dan kakanya Ny. T meninggal karena
penyakit hipertensi dan diabetes militus.
5. Lingkungan (Karakteristik rumah (termasuk denah rumah) )
Rumah yang ditempatin keluarga Tn.A saat ini adalah rumah kontrakan, luas
bangunan kurang lebih 30M2 yang terdiri dari ruang tidur, teras, ruang tv
menjadi satu, dapur berada diluar rumah, kamar mandi berada dibawah
rumah, ruang tampak rapih, perabot rumah tersusun dengan rapih, terdapat
ventilasi 10% tidak terdapat pembuangan sampah, keluarga saat ini mandi
dengan air sanyo, untuk keperluan air minum keluarga membeli air aqua,
penerangan dirumah kurang baik, cahaya yang masuk kedalam rumah sangat
sedikit, keluarga tidak mempunyai pembuangan air kotor, setiap hari pintu
dan jendela yang ada dirumah keluarga Ny. T selalu di buka agar sinar
matahari masuk kedalam rumah.

DENAH RUMAH

RUANG 1 RUANG 2

VENTILASI
Pintu

DAPU
R

KET :
R1 : Tempat tidur dan ruang menonton tv
R2 : Ruang makan

6. Karakteristik tetangga dan komunitas


Selama keluarga Tn .A khususnya Ny. T tinggal didaerah tersebut tidak
pernah ada mmasalah karena lingkungan rumah semuanya baik-baik, saling
tolong-menolong, mayoritas suku tinggal di lingkungan Ny. T adalah betawi,
pekerjaan orang-orang yang berada dilingkungan keluarga Ny. T bermacam-
macam.
7. Mobilitas geografis lingkungan
Sebelum menikah Tn. A dan Ny. T tinggal dikuningan, kemudian setelah
menikah Tn. A dan Ny. T memutuskan untuk pindah ke jakarta dan tinggal
di daerah utan panjang.
8. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. A khususnya Ny. T masih mengetahui puskesmas dan
posyandu serta poswindu di daerah kelurahan utan panjang khususnya rw 02
selalu ada pengajian di daerah rumah Ny. T yang di hadiri oleh ibu-ibu
disekitar luar rumahnya. Biasanya Tn. T keluar rumah pada saat sore hari
untuk berbincang-bincang atau berkomunikasi dengan tetangganya.
9. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. A khususnya Ny. T mendapat support dari suami Tn. A dan
anak satu-satunya Tn.I dalam berupa mengantar ke rs ataupun kepuskesmas
ketika Ny. T sakit anak dan suaminya dalam memberikan dukungan mental.

C. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga Ny. T adalah terbuka
dengan melakukan berkumpul bersama untuk menyelesaikannya masalah,
anggota keluarga yang dominan berbicara adalah Tn. A dengan
menggunakan bahasa indoonesia.
2. Struktur kekuatan keluarga
Hubungan anggota keluarga Tn. A terlihat harmonis, saling terbuka baik
satu sma lain dan menghargai satu sama lain mendukung dan membantu
dalam keadaan dan kegiatan apapun.
3. Struktur peran
Ny. T berperan sebagai ibu bagi anak-anaknya, Tn. A berperan sebagai
kepala keluarga dan mencari nafkah dan memenuhi ekonomi keluarga, Ny.
T sehari-hari mengurus pekerjaan rumah tangga, serta memenuhi
kebutuhan sehari-hari suami dan anak satu-satunya Tn. I seperti memasak,
mencuci, menyetrika baju dll.
4. Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn. A khususnya Ny. T berasal dari kuningan selalu senang
masak masakan sunda yang asin.
D. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga Ny. S saling menyayangi seperti memberikan
perhatian dan saling mendukung satu sama lain dan bila ada anggota
keluarga yang yang berhasil anggota keluarga yang lain merasa senang dan
bahagia. Apabila ada anggota keluarga menderita penyakit, semua anggota
keluargaa saling membantu untuk merawat.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. A khususnya Ny. T sering kali berinteraksi dengan warga
disekitar rumah. Ny. T sering kali mengikuti kegiatan poswindu.
3. Fungsi reproduksi
Ny. T sejak masih usia produktif tidak pernah memakai alat kontrasepsi.
4. Fungsi ekonomi
Tn. A memberikan kebutuhan anggota keluarga dengan memberikan
finansial untuk keperluan keluarga sebesar Rp1.000.000 untuk kebutuhan
sehari-hari.
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Jika ada anggota keluarga yang sakit terkadang keluarga membawa
kepuskesmas untuk memeriksa kesehatannya. Jika sakitnya tidak terlalu
parah keluarga Ny. T hanya istirahat dan tidur
a. Kebutuhan nutrisi
Dalam pemenuhan nutrisi keluarga Tn. A penyajian Ny. T mempunyai
kebiasaan dalam mengelolah makanan yaitu dengan cara mencuci
dahulu lalu dimasak dan disajikan dimeja dengan tertutup
b. Kebutuhan eliminasi
Pola BAB saat dikaji tidaak ada masalah, rata-rata pola BAB pada
keluarga dalam satu hari yaitu satu kali dan itu terkadang tidak
menentu, sedangkan pola BAK pada keluarga Ny. T dalam satu hari
bisa 3-4 kali dan tidak ada keluhan pada saat BAK
c. Kebutuhan kebersihan diri
Kebiasaan dari keluarga Tn. A yaitu mandi 2x sehari. Pada saat pagi
dan sore dengan menggunakan sabun mandi, gosok gigi 2x sehari pada
saat pagi dan malam sedangkan keramas 2x sehari menggunakan
shampo
d. Kebutuhan istirahat tidur
Pola tidur keluarga Tn. A yaitu rata-rata/8 jam perhari dan tidak ada
masalah pada pola tidur dan keluarga Tn. A tidak mempunyai kamar
masing-masing karena Tn. I tidur bersama orang tuanya.
e. Aktifitas dan olahraga
Aktifitas setiap hari Tn. A adalah bekerja dan aktifitas Ny. T adalah
menyiapkan keperluan sehari-hari suami dan anaknya
f. Kebutuhan rekreasi
Keluarga Tn. A biasanya melakukan rekreasi hanya dirumah dengan
nnonton tv dan kumpul bersama dan berbincang-bincang karena
menurut Ny. T rekreasi diluar hanya buang-buang uang dan lebih baik
uangnya untuk makan sehari-hari.

E. Stressor dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek
Keluarga Ny. T dengan mempunyai penyakit hipertensi sekarang tidak
terlalu di pikirin
2. Kemampuan keluarga berespon terhaap masalah
Jika keluarga Tn. A khususnya Ny. T mempunyai masalah keluarga
langsung menyelesaikannya dengan cara bermusyawarah dengan keluarga
3. Strategi koping yang digunakan
Upaya yang dilakukan Ny. T adalah rutin minum obat dari puskesmas,
dan mengurangi makanan yang asin-asin atau mengontrol pola makannya
sehari-hari
4. Strategi adaptasi difungsional
Setiap masalah keluarga Tn. A khususnya Ny. T selalu dihadapi di terima
dengan lapang dada dan menyelesaikan secara bersama-sama dengan cara
bermusyawarah
5. Pemeriksaan fisik : head toe toe secara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi dan tanda-tanda vital termasuk TB & BB

No Pemeriksaan Tn. A Ny. T Tn. I


1. Kepala Rambut = Rambut = Rambut =
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
berminyak, berminyak, berminyak,
berwarna berwarna berwarna
hitam, tidak hitam, tidak hitam, tidak
ada ada ada
benjolan benjolan benjolan
2. TTV,TB & BB Td = Td = 140/90 Td = 120/80
130/80 MmHg MmHg
MmHg Nd = Nd =
Nd = 85x/mnt\ 80x/mnt\
80x/mnt\ RR = RR =
RR = 12x/mnt 12x/mnt
12x/mnt Sh = 36 C Sh = 36 C
Sh = 36 C TB = 150 TB = 165
TB = 160 BB = 55 BB = 65
BB = 60 Asam urat =
7,1Mg/dl
3. Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
an anemis, an anemis, an anemis,
tidak ada tidak ada tidak ada
kotoran, kotoran, kotoran,
mata mata mata
simetris, simetris, simetris,
sklera mata sklera mata sklera mata
an ikterik an ikterik an ikterik
4. Hidung Bersih, Bersih, Bersih,
tidak ada tidak ada tidak ada
cairan, tidak cairan, tidak cairan, tidak
ada ada ada
benjolan, benjolan, benjolan,
tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
sinus sinus sinus
5. Mulut Mukosa Mukosa Mukosa
bibir bibir bibir
lembab, lembab, lembab,
tidak tidak tidak
terdapat terdapat terdapat
caries gigi, caries gigi, caries gigi,
tidak ada tidak ada tidak ada
sariawan sariawan sariawan
6. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar
tiroid, tidak tiroid, tidak tiroid, tidak
ada ada ada
pembesaran pembesaran pembesaran
vena vena vena
jugularis jugularis jugularis
7. Dada Dada Dada Dada
simetris, simetris, simetris,
suara paru suara paru suara paru
vesikuler, vesikuler, vesikuler,
tidak ada tidak ada tidak ada
suara suara suara
tambahan tambahan tambahan
8. Abdomen Nyeri tekan Nyeri tekan Nyeri tekan
(-), tidak (-), tidak (-), tidak
ada distensi ada distensi ada distensi
abdomen, abdomen, abdomen,
tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan, keluhan, keluhan,
bising usus bising usus bising usus
= 6x/mnt = 6x/mnt = 7x/mnt
9. Ektermitas atas Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kesulitan kesulitan kesulitan
dalam dalam dalam
pergerakan, pergerakan, pergerakan,
tidak ada tidak ada tidak ada
edema edema edema
10. Ektermitas bawah Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit
elastis, tidak elastis, tidak elastis, tidak
ada luka, ada luka, ada luka,
tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan keluhan keluhan
11. Keadaan umum Baik Baik Baik

Penjajakan II

1. Masalah Kesehatan hipertensi


Ny. T mengatakan mempunyai penyakit hipertensi sudah 1 tahun
1) Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah
a) Ny.T mengatakan penyakit hipertensi itu adalah tekanan darah
tinggi.
b) Ny. T mengatakan hanya mengetahui penyebab darah tinggi
adalah makanan asin
c) Ny. T mengatakan bila tekanan darahnya tinggi yang dirasakan
Ny. T adalah pusing dan nyeri ditengkuk belakang
2) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
Ny.T mengatkan “jika kepalanya pusing dan nyeri dibagian
tengkuk belakang leher langsung memeriksakan ke puskesmas .
3) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. T mengatakan jika Ny. T tekanan darahnya tinggi keluarga
langsung menyuruh Ny. T istirahat
4) Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
Ny. T mengatakan cara memodifikasi lingkungan adalah
mengurangi stress dan menciptakan suasana yang nyaman.
5) Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ny. T mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit langsung
membawa ke puskesmas

F. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga


Harapan keluarga Tn. A khususnya Ny. T mengenai penyakit yang di alami
Ny. T bisa sembuh dan bisa mengontrol darah tingginya, keluarga berharap
dengan adanya petugas kesehatan yang datang kerumahnya, mengharapkan
agar petugas kesehatan dapat memberikan pengetahuan kepada keluarga Tn. A
khususnya Ny. T dengan penyuluhan seperti saat ini dan dapat mencegah
terjadi komplikasi yang berlanjut.

G. Kesimpulan dari data pemeriksaan keluarga Tn. A, Tn. I khususnya Ny. A


keadaan umum baik, kesadaran composmetis, pemeriksaan fisik baik, ada
keturunan dari bapak Ny. T yang mempunyai penyakit hipertensi, tidak ada
keluhan dari mulai kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher dada, abdomen,
ektermitas atas dan bawah, hanya pada pemeriksaan ttv Ny. T tekanan darah
Ny. T 140/90 MmHg.
A. Analisa data keluarga
Berdasarkan data fokus maka tahap berikutnya dilakukan analisa untuk
lebih mudah disajikan dalam bentuk tabel.
Nama keluarga : keluarga Tn. A khususnya Ny. T dengan hipertensi
Tabel 3:1 analisa keluarga Tn. A
No Data fokus Masalah Etiologi
1. Data subyektif : 1. Resiko injuri Ketidakmampuan
1. Ny. T mengatakan (pecahnya keluarga merawat
sakit darah tinggi pembuluh anggota keluarga
sudah satu tahun darah) pada yang sakit
2. Ny. T mengatakan keluarga Tn. hipertensi
sering merasakan A khususnya
sakit kepala Ny. T
3. Ny. T mengatakan
bahwa hipertensi itu 2. Gangguan Ketidakmampuan
adalah tekanan darah rasa aman keluarga merawat
tinggi nyeri pada anggota keluarga
4. Ny. T mengatakan keluarga Tn. yang sakit
penyebab hipertensi A khususnya hipertensi
banyak makanan Ny. T
yang mengandung
garam
5. Ny. T mengatakan
tidak mengetahui
tanda dan gejala
hipertensi Ny. T
mengatakan
gampang
tersinggung, suka
marah-marah’
6. Ny. T mengatakan
tidak tahu komplikasi
hipertensi
7. Ny. T mengatakan
nyeri dibagian
tengkuk belakang
leher
8. Ny. T mengatakan
jika bila pusing tidak
kunjung membaik
biasanya keluarga
mengantar ke
puskesmas untuk
periksa

Data obyektif :
1. TD : 140/90 MmHg
2. N : 80x/mnt
3. Skala nyeri : 4
4. Karakteristik nyeri :
seperti tertimpa
beban
5. Durasi : 10 menit
6. Keadaan umum baik

B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil aanalisa diagnosa keperawatan yang dimunculkan pada
kasus adalah sebagai berikut
1. Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada keluarga Tn. A
khususnya Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Ny. T
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit hipertensi
Dari kedua diagnosa yang ada penulis menggunakan teknik scoring
pada tabel dibawah ini

Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada keluarga Tn. A


khususnya Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
Tabel 3:2 scoring masalah keperawatan
No Sifat masalah Perhit Skor Justifikasi
ungan
1. Sifat masalah : 2/3x1 2/3 Tekanan darah pada Ny. T
1. Aktual = 3 140/90 MmHg jika tidak
2. Resiko = 2 ditangani akan segera
3. Potensial = berlanjut seperti pecahnya
1 pembuluh darah
2. Kemungkinan 1/2x2 1 Keluarga Tn. A khususnya
masalah : Ny. T mampu sebagian
1. Mudah = 2 mengenal masalah
2. Sebagian = penyakit hipertensi dan
1 sudah sedikit mengetahui
3. Tidak dapat sebagian tentang penyakit
=0 hipertensi

3. qPotensial maslah 3/3x1 1 Ny. T mengatakan tekanan


untuk di cegah : darah tinggi sudah di
1. Tinggi = 3 derita selama 1 tahun dan
2. Cukup = 2 Ny. T sudah ada kesadaran
3. Rendah = 1 untuk melakukan upaya-
upaya pencegahan secara
mandiri seperti
mengurangi makan-
makanan yang asin-asin
Dan minum obat
4. Mengenal masalah 2/2x1 1 Ny. T mengatakan jika
: kepala terasa pusing
1. Segera sedikit dan nyeri
ditangani = dibelakang tengkuk leher
2 dan Ny. T sudah tau jika
2. Masalah darah tingginya sedang
ada tapi tinggi dan Ny. T hanya
tidak perlu beristirahat untuk
=1 menghilangkan pusing
3. Masalah
tidak
dirasakan =
0
Total 32/3

Gangguaan rasa nyaman : nyeri pada keluarga Tn. A khususnya


Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit hipertensi
No Kriteria Perhit Sk Justifikasi
ungan or
1. Sifat masalah : 3/3x1 1 Ny. T menggatakan nyeri
1. Aktual = 3 dibagian tengkuk belakang
2. Resiko = 2 leher skala nyeri : 4
3. Potensial = 1
2. Kemungkinan
K 1/2x2 1 Masalah untuk diubah sebagian
masalah
e : karena dalam hal ini kaluarga
l 1. Mudah = 2 hanya sebagian mengenal
u 2. Sebagian = 1 masalah nyeri
a 3. Tidak dapat
=0
3. Potensial maslah 1/3x1 1/3 Jika Ny. T darah tingginya
untuk di cegah : sedang tinggi dan merasakan
1. Tinggi = 3 nyeri dibagian tengkuk leher
2. Cukup = 2 belum ada kesadaran dari Ny.
3. Rendah = 1 T untuk melakukan upaya-
upaya pencegahan secara
mandiri.
4. Mengenal masalah : 2/2x1 1 Ny. T mengatakan jikatekanan
1. Segera darah sedanng tinggi dan
ditangani = 2 merasa nyeri dibagian tengkuk
2. Masalah ada leher Ny. T hanya beristirahat
tapi tidak untuk menghilangkan nyeri
perlu = 1
3. Masalah
tidak
dirasakan = 0
Total 31/3

Prioritas masalah pada 3 masalah keperawatan yang adadiketahui


urutan diagnosa berdasarkan prioritas adalah sebagai berikut
No Diagnosa keperawatan Skor
1. Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada 3 2/3
keluarga Tn. A khususnya Ny. T berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit hipertensi

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada keluarga 3 1/3


Tn. A khususnya Ny. T berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit

Berdasarkan hasil dari urutan diagnosa maka diagnosa yang menjadi


prioritas pada studi kasus dalam karya tulis ilmiah adalah Resiko injuri
(pecahnya pembuluh darah) pada keluarga Tn. A khususnya Ny. T
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit hipertensi
C. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana tindakan


keperawatan
1 Tum Tuk Kriteria Standar 6
2 3 4 5
Resiko injury Selama 7x Selama 1x60 menit
(pecahnya kunjungan kunjungan, keluarga
pembuluh rumah, mampu mengenal masalah
darah) resiko injury hipertensi pada keluarga ,
keluarga Tn. A (pecahnya dengan cara :
khususnya Ny. pembuluh
T berhubungan darah)
dengan gangguan 1. Mengenal masalah
ketidakmampu sistem hipertensi pada
an merawat kardiovaskul anggota keluarga
anggota er : dengan menyebutkan
keluarga hipertensi :
dengan pada Ny.T ( a. Menyebut kan Respon 1. hipertensi adalah keadaan 1. jelaskan kepada
Verbal
hipertensi 57 tahun ) pengertian ketika tekanan darah keluarga pengertian
hipertensi sistolik lebih dari 130 hipertensi
mmhg dan tekanan 2. tanyakan tentang
diastolik lebih dari 90 pengertian
mmhg hipertensi
3. beri pujian atas
usaha yang
dilakukan keluarga

b. Menyebut kan 1. diskusikan bersama


2. hipertensi disebabkan oleh
Respon
penyebab keluarga tentang
verbal karena faktor keturunan,
hipertensi penyebab hipertensi
usia, garam, obesitas,
dengan lembar balik
stress,
2. motivasi keluarga
rokok,kafein,&alkohol,kur
untuk menyebutkan
ang olahraga
kembali penyebab
hipertensi
3. berikan pujian atas
usaha yang
dilakukan keluarga
c. Menyebut kan Respon 3. menyebutkan tanda dan 1. diskusikan dengan
verbal
tanda dan gejala gejala keluarga tanda tanda
hipertensi a. sakit kepala bagian hipertensi
belakang dan leher 2. motivasi keluarga
terasa kaku untuk menyebutkan
b. kelelahan gelisah kembali tanda
dan sesak nafas hipertensi
c. mual dan muntah 3. berikan pujian atas
d. mudah tersinggung usaha yang
dan susah tidur dilakukan keluarga

2. Keluarga mampu
mengambil keputusan
untuk mengatasi
komplikasi dari
hipertensi
a. menjelaskan Respon 1. menyebutkan komplikasi 1. jelaskan kepada
verbal
akibat yang atau akibat jika penyakit keluarga akibat
terjadi bila hipertensi tidak segera lanjut hipertensi
penyakit diatasi : tidak diobati dengan
hipertensi tidak a. kerusakan pembuluh menggunakan
segera ditangani darah lembar baik
b. perdarahan otak 2. motivasi keluarga
c. kelumpuhan untuk menyebutkan
d. serangan jantung kembali akibat
e. kerusakan ginjal lanjut dari
hipertensi yang
tidak diobati
3. berikan pujian atas
usaha yang
dilakukan keluarga
Setelah dilakukan
1x30 menit
kunjungan rumah,
diharapkan
keluarga mampu:
3. Keluarga mampu
merawat anggota
yang sakit hipertensi

a. menyebutkan cara
perawatn pada klien Respon 1. menyebutkan cara 1. diskusikan keluarga
verbal
dengan hipertensi perawatan klien cara perawatan
dengan hipertensi : hipertensi dengan
a. olahraga teratur menggunakan
b. kurangi berat badan lembar balik
c. kontrol dan minum 2. motivasi keluarga
obat secara teratur untuk menyebutkan
d. kurangi kembali perawatan
mengkonsumsi hipertensi
makanan yang asin 3. beri pujian atas
usaha yang
dilakukan keluarga

b. mendemonstrasikan
Respon
teknik relaksasi 1. melakukan teknik 1. mengajarkan
psikomot
or relaksasi kepada keluarga
a. genggam tangan tentang cara
sambil buat teknik relaksasi
kepalan selama 10 2. berikan
detik kesempatan
b. tarik kedua telapak kepada keluarga
tangan pada untuk
pergelanggan melakukan
tangan ke belakang teknik relaksasi
c. genggam tangan 3. berikan
buat kepalan lalu reinforcement
angkat sampai positif atas
pundak usaha keluarga
d. angkat bahu 4. pastikan
setinggi-tingginya keluarga akn
e. kerutkan alis dan melakukan
dahi sampai tindakan yang
mengeriput diajarkan
f. tutup mata sekeras- diperlukan
kerasnya
g. kecangkan rahang
sekencang-
kencangnya
h. monyongkan mulut
i. letakkan tangan
dileher dibelakang
kepala lalu dorong
j. turunkan kepala
sampai dada agar
dapat merasakan
keregangan leher
k. letakkan tangan
kebelakan badan
lalu dorong
kedepan
l. atur posisi nyaman
lalu tarik napas
dalam selama 10
detik lalu
hembuskan
m. tarik perut kedalam
sampai peut
kencang selama 10
ddetik lalu
hembuskan
n. angkat kaki untuk
melatih
pereganggan otot –
otot besi

setelah dilakukan 1x60


menit kunjungan rumah
diharapkan
4. keluarga mampu :
dalam
memodifikasi
lingkungan dengan
keluarga hipertensi

a. menyebutkan cara 1. mengajarkan


Respon 1. menyebutkan cara
memelihara atau verbal keluarga dan klien
memodifikasi lingkungan
memodifikasi cara mencegah
untuk mencegah hipertensi
lingkungan hipertensi dengan
dari komplikasi
memodifikasi
a. kurangi makanan yang
lingkungan
mengandung banyak
2. memotivasi
garam
keluarga untuk
b. mengatur pola hidup
memodifikasi
c. kurangi berat badan
lingkungan
d. olahraga 3. beri reinforcement
e. menguranngi strss positif atas perilaku
keluarga yang baik

setelah dilakukan 1x60


menit kunjungan rumah
diharapkan
keluarga mampu :

5. kemampuan keluarga
dalam menggunakan
atau memanfaatkan
fasilitas kesehatan
a. memanfaatkan Respon 1. memanfaatkan kunjungaan 1. informasi mengenai
verbal
pelayanan ke fasilitas kesehatan : pengobatan dan
kesehatan dalam a. mendapatkan pendidikan yang
mengatasi masalah pelayanan kesehatan didapatkan keluarga
hipertensi untuk mengatasi dipuskesmas
hipertensi 2. memotofasi
b. mendapatkan keluarga
pendidikan kesehatan memanfaatkan
tentang hipertensi pelayanan kesehatan
c. menunjukkan kartu dalam mengatasi
berobat adanya terapi masalah hipertensi
pengobatan 3. beri reinforcement
positif atas perilaku
keluarga yang baik
D. IMPLEMENTASI
Setelah dilakukan perencanaan keperawatan, langkah berikutnya adalah
melaksanakan rencana tindakan bersama keluarga Tn. A khususnya Ny. T
Adapun tindakan yang dilakukan dalam bentuk tabel antara lain :
Tabel 3:3 implementasi
Tang Diagnosa Tindakan keperawatan Paraf
gal/ keperawatan
hari/j
am
Rabu Diagnosa 1. Mengkaji ulang pengetahuan keluarga Mariyatul
,19- keperawatan tentang hipertensi
APRI Tuk1 Ds : Ny. T mengatakan bahwa
L (mengenal hipertensi adalah darah tinggi,
2017 masalah penyebabnya adalah makan asin dan
Jam hipertensi stres, tandanya pusing, nyeri dibagian
09.00 pada keluarga tengkuk leher
Tn. A Do : keluarga tampak kooperatif
khususnya dalam menjawab pertanyaan-
Ny. T) pertanyaan perawat

2. Mendiskusikan bersama keluarga


tentang pengertian, penyebab dan
tanda gejla hipertensi dengan
menggunakan lembar balik
Ds : Ny. R mengatakan hipertensi
adalah tekanan darah tinggi, dan
penyebabnya itu bisa dari makan-
makanan yang asin, keturunan,
kegemukan, stress sedangkan
tandanya sering pusing dan nyeri di
tengkuk belakang leher, cara
mengatasinya menggurangi makan-
makanan yang asin-asin
Do : keluarga tampak koopertif saat
dilakukan diskusi dan keluarga
memperhatikan perawat saat
melakukan penyuluhan dihadiri oleh
Ny. T

3. Memberikan pujian atas usaha yang


dilakukan oleh keluarga
Ds : Ny. T mengatakan sudah
mengerti apa itu hipertensi
Do : keluarga tampak senang setelah
mendapat pujian

Rabu, TUK 2 1. Menyebutkan akibat lanjut jika Mariyatul


19 Keluarga penyakit hipertensi tidak diatasi
april mampu Ds : Ny. T mengatakan jadi tahu
2017 mengambil akibat lanjut dari penyakit hipertensii
09.00 keputusan bila tidak diatasi
untuk Do : Ny. T tampak kooperatif dan
mengatasi memperhatikan apa yang di jelaskan
komplikasi oleh perawat
penyakit
hipertensi 2. Memberikan pujian atas usaha yang
dilakukan keluarga
Ds : keluarga mengatakan menjadi
tahu akibat lanjut dari prnyakit
hipertensi jika tidak segera di atasi
Do : keluarga tampak senang setelah
di beikan pujian

Kami TUK 3 1. Mendiskusikan cara perawatan Mariyatul


s,20 Keluarga penyakit hipertensi
april mampu Ds : Ny. T mengatakan cara perawatan
2017 merawat hipertensi adalah olahraga teratur,
jam anggota kurangi beraat badan, mengurangi
10.00 keluarga makan-makanan yang asin-asin, selalu
yang sakit kontrol ke puskesmas/rumah sakit
Do : Ny. T tampak kooperatif saat
dilakukan diskusi dan Ny. T tampak
lancar menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari perawat

2. Mendemonstrasikan teknik relaksasi


progresif
Ds : Ny. T mengatakan mengerti dan
akan mempraktekannya setiap hari
Do : Ny. T tampak kooperatif
memperhatikan gerakan teknik
relaksasi yang diajarkan oleh perawat
dan Ny. T sangat antusias untuk
mengikuti gerakan teknik relaksasi
progresif

3. Berikan kesempatan kepada keluarga


untuk melakukan teknik relaksasi
Ds : Ny. T mengatakan
a. genggam tangan sambil
membuat kepalan dan
lepaskan di barengi dengan
tarik napas
b. tarik pergelangan tangan ke
belakang secara kuat di
barengi dengan tarik nafas
c. buat kepalan tangan lalu tarik
ke atas pundak dibarengi
dengan tarik napas
d. naikkan pundak ke atas sampai
menepel ke telingga di barengi
dengan tarik napas
e. kerutkan dahi dan alis sampai
mengkriput dibarengi dengan
tarik napas
f. menutup mata sekencang-
kencangnya dibarengi dengan
tarik napas
g. mengatupkan rahang dan
diikuti dengan menggigit gigi
di barengi dengan tarik napas
h. memonyongkan bibir se kuat-
kuatnya di barengi dengan
tarik napas
i. taruh tangan di leher lalu tarik
kepala kebelakang sekuat-
kuatnya di barengi dengan
tarik napas
j. benamkan dagu pada dada di
baengi dengan tarik napas
k. tarik punggung belakang ke
depan di barengi dengan tarik
napas
l. tegakkan badan dan tarik napas
m. tahan perut sekuat-kuatnya di
barengi dengan tarik napas

Do : Ny. T mampu melakukan apa


ynag di demonstrasiin perawat

4. memberikan pujian atas usaha yang


dilakukan keluarga
Ds : Ny. T mengatakan mengerti
dan melakukan gerakan teknik
relaksasi progresif setiap hari
Do : Ny. T tampak senang setelah di
berikan pujian

Kami TUK 4 1. menyebutkan cara memodifikasi Mariyatul


s, 20 Kemampuan lingkungan untuk mencegah
april keluarga hipertensi dari komplikasi
2017 memodifikasi Ds : Ny. T mengatakan cara
Jam lingkungan memodifikasi lingkungan untuk
10.00 keluarga mencegah hipertensi adalah
dengan mengurangi stress, menciptakan
hipertensi suasana yang nyaman
Do : klien mampu menyebutkan cara
memodifikasi lingkungan yang
nyaman bagi penderita hipertensi

2. memberikan pujian atas usaha yang


dilakukan keluarga
Ds : Ny. T mengatakan mengerti cara
memodifikasi lingkungan penderita
hipertensi
Do : Ny. T tampak senang diberikan
pujian
Kami TUK 5 1. memberikan informasi mengenai Mariyatul
s,20 Kemampuan pengobatan dan pendidikan yang di
april keluarga dapatkan keluaga di puskesmas
2017 dalam Ds : Ny. T mengatakan berkunjung
jam menggunaka kepelayanan kesehatan adalah
10.00 n atau mendapatkan pelayanan kesehatan
memanfaatka dan mendapatkan pendidikan
n fasilitas kesehatan tentang hipertensi
kesehatan Do : Ny. T sangat kooperatif dan
dapat memanfaatkan pelayanan
kesehatan

2. memotivasi keluarga untuk


memanfaatkan pelayanan kkesehatan
dalam mengatasi masalah hipertensi
Ds : Ny. T mengatakan manfaat
yankes sangat banyak, salah
satunya dapat memberikan solusi
anggota keluarga yang sakit
termasuk Ny. T
Do : Ny. T tampak kooperatf dan
mengerti manfaat yankes

3. memberikan pujian atas usaha


keluarga yang dilakukan
Ds : Ny. T mengatakan mengerti
manfaat yankes
Do : Ny. T tampak senang setelah
mendapatkkan pujian
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria hasil dan standar yang telah di tetapkan
untuk melihat keberhasilan, evaluasi disusun dengan menggunakan
pedoman SOAP dengan uraian tabel dinawah ini :

Diagnosa Hari Evaluasi (SOAP) Paraf


keperawat /tanggal/
an jam
1. Jumat,21 Subyektif Mariyatul
april - Ny. T mengatakan hipertensi
2017 adalah tekanan darah tinggi
- Ny. T mengatakan penyebab
hipertensi adalah keturunan,
faktor usia, kegemukan, makan-
makanan asin
- Ny. T mengatakan tanda dan
gejala hipertensi adalah pusing,
nyeri dibagian tengkuk leher
- Ny. T mengatakan sudah
mengetahui akibat lanjut dari
hipertensi
- Ny. T mengatakan cara perawatan
penyakit hipertensi adalah
olahraga teratur, kurangi berat
badan, mengurangi
mengkonsumsi makanan yang
asin, kontrol periksa ke
puskesmas/Rs dan rutin minum
obat secara teratur
- Ny. T mengatakan sudah mengerti
yang didemonstrasikan
- Ny. T mengatakan sudah tau cara
memodifikasi lingkungan adalah
mengurangi stress dan
menciptakan suasana yang
nyaman
- Ny. T mengatakan berkunjung
kepelayanan kesehatan adalah
mendapatkan pelayanan
kesehatan tentang hipertensi
- Keluarga membawa klien ke
puskesmas untuk berobat

Obyektif
- Ny. T mampu menyebutkan
pengertian hipertensi dengan
benar
- Ny. T dapat menyebutkan
penyebab hipertensi
- Ny. T mampu menyebutkan tanda
dan gejala hipertensi
- Ny. T tampak kooperatif dalam
menyebutkan 3 dari 5 dampak
lanjut dari hipertensi
- Ny. T mendemonstrasikan
gerakan teknik relaksasi
a. genggam tangan sambil
membuat kepalan dan
lepaskan di barengi dengan
tarik napas
b. tarik pergelangan tangan ke
belakang secara kuat di
barengi dengan tarik nafas
c. buat kepalan tangan lalu tarik
ke atas pundak dibarengi
dengan tarik napas
d. naikkan pundak ke atas
sampai menepel ke telingga di
barengi dengan tarik napas
e. kerutkan dahi dan alis sampai
mengkriput dibarengi dengan
tarik napas
f. menutup mata sekencang-
kencangnya dibarengi dengan
tarik napas
g. mengatupkan rahang dan
diikuti dengan menggigit gigi
di barengi dengan tarik napas
h. memonyongkan bibir se kuat-
kuatnya di barengi dengan
tarik napas
i. taruh tangan di leher lalu tarik
kepala kebelakang sekuat-
kuatnya di barengi dengan
tarik napas\
j. benamkan dagu pada dada di
baengi dengan tarik napas
k. tarik punggung belakang ke
depan di barengi dengan tarik
napas
l. tegakkan badan dan taarik
napas
m. tahan perut sekuat-kuatnya di
barengi dengan tarik napas
n. luruskan ke dua kaki di
barengi dengan tarik napas

- Ny. T mampu menyebutkan cara


pencegahan hipertensi dengan
benar
- Keluarga terlihat kooperatif
memperhatikan apa yang
dijelaskan oleh perawat
- Ny. T tampak rileks dan nyaman
- Ny. T tampak kooperatif dan
dapat menjawab pertanyaan
dengan benar
- Ny. T sangat kooperatif dan dapat
menyebutkan manfaat pelayanan
kesehatan
- Keluarga mau membawa Ny. T ke
puskesmas

Analisa : masalah teratasi


Planning : minta keluarga untuk
mempertahankan
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis
dengan laporan kasus penilitian. Dalam pembahasan ini penulis mencoba
membandingkan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan
kebutuhan dasar pada keluarga Tn. A khususnya Ny. T dengan hipertensi di RT
007 RW 002 wilayah kelurahan utan panjang kecamatan kemayoran jakarta
pusat. Dalam pembahasan ini penulis menyajikan berdasarkan proses keprawatan
yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.

A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis
pada tanggal 17-18 April 2017 dalam pengkajian penulis melakukan
pengumpulan data. Data diperoleh dengan menggunakan format
pengkajian dan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dengan
klien maupun keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik. Setelah penulis
melakukan pendekatan untuk menjalin hubungan saling percaya keluarga
Ny. T dapat menerima kedatangan penulis. Dalam pengkajian tidak
ditemukan kesulitan dikarenakan keluarga Ny. T yang kooperatif keluarga
Ny. T menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh penulis sehingga
mempermudah mendapatkan informasi tetapi dalam pemeriksaan fisik
terdapat kesulitan dalam mengumpulkan data karena Tn. A sibuk bekerja,
walaupun demikian data pemeriksaan fisik lengkap dengan kontrak waktu
yang sudah disepakati dengan yang bersangkutan agar dapat bertemu.
Selain itu penulis terbantu dengan adannya format pengkajian. Untuk tipe
keluarga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan tipe
keluarga pada keluarga Ny. T adalah keluarga inti. Dimana didalam teori
Menurut Murwani (2008) dijelaskan bahwa Keluarga inti yaitu suatu
rumah tangga yang terdiri dari suami,istri dan anak (kandung atau angkat)
Keluarga Tn. A sangat senang diberikan pendidikan kesehatan
dikarenakan petugas puskesmas tidak pernah melakukan kunjungan rutin
ke keluarga.
Peran keluarga Tn. A berperan sebagai kepala rumah tangga yang
mencari nafkah Ny. T sebagai ibu rumah tangga yaitu mempersiapkan
keperluan suami dan anaknya sehari-hari. Tidak memiliki kesenjangan
antara teori dan kasus
Fungsi pemeliharan kesehatan dalam keluarga Ny.T tidak memiliki
kesenjangan antara teori dan kasus dimana teori menurut friedman
keluarga dapat memenuhi kebutuhan sandang, papan dan pangan serta
perawatan kesehatan keluarga Tn. A langsung membawa Ny. T pergi
berobat kerumah sakit atau puskesmas terdekat.
Pada keluarga Tn. A Tugas perkembangan keluarga saat ini
berada pada tahap keluarga dengan tahapan anak usia dewasa awal,
dimana keluarga Tn. A mempunyai anak pertama yang berumur 23 tahun.
Pada teori tugas perkembangan dewasa awal salah satunya memperluas
keluarga inti menjadi keluarga besar tetapi anaknya Ny. T belum mau
menikah.
Fungsi keluarga Ny. T terutama fungsi pemeliharan kesehatan pada
pemenuhan kebutuhan makanan terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus karena Ny. T tidak mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan. Keluarga Tn. A khususnya Ny. T tidak
menyediakan diit khusus yang ada dikeluarga Ny. T
Dari tanda dan gejala yang dikeluhkan Ny. T ditemukan
kesenjangan antara teori dan pembahasan seperti pusing, nyeri dibagian
tengkuk belakang leher, sedangkan dalam teori tanda dan gejala dari
hipertensi adalah kelelahan, mual dan muntah, mudah tersinggung dan
sukar tidur, pusing dan nyeri tengkuk dibelakang leher
Status lingkungan mulai dari karakteristik rumah , rumah yang
ditempati keluarga Ny. T adalah ngontrak, jenis bangunan permanen, luas
banguan kurang lebih 30M2 , atap rumahnya terbuat dari seng atau asbes,
ventilasinya sangat minim yang luasnya <10% luas lantai, penerangan
rumah menggunakan listrik,lantai rumah terbuat dari ubin, kondisi
kebersihan dari rumah Ny. T secara keseluruhan perabiotan rumah tertata
rapih. Terdapat wc dibawah digunakan bersama-sama.
Dalam penyajian terhadap makanan dalam keluarga Tn. A
khususnya Ny. T biasanya dengan cara masak sendiri tetapi makanan
dipisahkan antara salah satu anggota keluarga yang terkena masalah dan
tidak Dalam mengelola makananya juga dipotong dulu baru di cuci
padahal menurut teori mengelola makanan yang baik yaitu di cuci terlebih
dahulu baru di potong.
Keluarga Ny. T dalam fungsi sosialisasi Ny. T mengikuti kegiatan
poswindu dan Ny. T sering berinteraksi dengan warga sekitar tempat
tinggal Ny. T
menurut Abraham Maslow terdapat kebutuhan dasar manusia
yaitu, fisiologis (oksigen, cairan (minum), nutrisi (makan), keseimbangan
suhu tubuh, eliminasi, istirahat tidur, serta kebutuhan seksual), rasa aman
nyaman, kebutuhan rasa dicintai, harga diri, kebutuhan aktualisasi diri,
sedangkan pasa kasus Ny. T dari kebutuhan fisiologisnya tidak ditemukan
gangguan pada Ny. T . kebutuhan dasar yang terganggu menurut teori
maslow yang ada pada kasus Ny. T adalah kebutuhan rasa aman nyaman
dan keselamatan, hal ini terjadi klien sering merasakan sakit kepala dan
nyeri di bagian tengkuk belakang leher.

B. Diagnosa keperawatan
Dalam membuat diagnosa penulis sudah mengacu sesuai teori yaitu actual,
resiko, dan potensial. Dala membuat diagnosa, ada sedikit kesenjangan
teori dan kasus yaitu jika didalam teori sasarannya individu dan keluarga,
sedangkan dalam kasus penulis sasarannya lebih sering pada individu.
Didalam keluarga Ny. T terdapat masalah yaitu hipertensi. Dalam pada
kasus penulis hanya membahas mengenai gangguan system kardiovaskuler
: hipertensidan hanya mendapat diagnosa resiko. Untuk membuat scoring
penulis mengalami kesulitan, karena keluarga tidak mengerti scoring. Tapi
pada kasus penulis mendapatkan 2 masalah keperawatan keluarga yang
kemudian dilakukan scoring untuk menentukkan prioritas masalah yaitu :
1. Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada keluarga Tn. A
khususnya Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi penulis mengangkat
diagnosa ini dengan dasar adanya data yang didapatkan yaitu dari
subyektif keluarga Tn. A khususnya NY. T hanya sebagian
mengetahui pengertian, penyebab dari hipertensi. Waktu darah tinggi
Ny. T naik Ny. T hanya merasakan pusing dan nyeri dibagian belakang
tengkuk leher. Jika pusing dan nyeri tidak kunjung hilang Tn. A
membawa Ny. T kepuskesmas. Dan menurut data objektif TD : 140/90
mmhg, N : 95x/mnt, RR : 12x/mnt, sh : 36 0c
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Ny. T
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit hipertensi
Diagnosa ini dimunculkan karena keluarga Tn. A khususnya Ny. T
mengatakan tidak mengerti cara akibat lanjut dari nyeri yang tidak
diatasi dan cara memodifikasi lingkungan, Ny. T mengalami sakit
kepala dan nyeri dibagian tengkuk belakang leher hanya beristirahat
lebih banyak. Dan menurut data objektif yaitu TD : 140/90mmhg, N :
95x/mnt RR : 12x/mnt sh : 36oC
Diagnosa yang terdapat pada tinjauan teoritis, tetapi tidak muncul pasa
kasus adalah :
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
afterload vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertropi ventricular.
Diagnosa ini tidak muncul karena tidak adda timbul tanda-tanda yang
menunjukan resiko penurunan curah jantung seperti perrubahan
frekuensi/irama jantung, perubahan kontraktilitis, odema
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan masukan
berlebih sehubungan dengan kebutuhan tubuh berhunbungan dengan
masukan berlebih seehubungan dengan kebutuhan fisik, pola hidup
monoton, keyakinan, budaya.
C. Perencanaan keperawatan
Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada
tinjauan teoritis yaitu diawali dengan menyusun urutan prioritas,
menentukan tujuan, urutan prioritas, menentukan tujuan, kriteria hasil
serta membuat rencana tindakan yang dilakukan pada semua diagnosa
yang muncul. Pada perencanaan untuk diagnosa prioritas masalah pada
tinjauan teoritis, yaitu resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada
keluarga Tn.A khususnya Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi dan mengeluh
Perawat merencanakan untuk mengadakan penyuluhan tentang masalah
penyakit hipertensi untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat keluarga yang dalam
sakit, memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas kesehatan. Faktor
pendukung untuk melakukan penyuluhan yaitu keingintahuan keluarga
untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang penyakit hipertensi dan ingin
segera mengatasinya. Tidak ada faktor penghambat karena keluarga sangat
kooperaatif

D. Pelaksanaan keperawatan
Pada tahap pelaksanaan ini, penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah ditetapkan atau ditentukan. Pelaksanaan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan oleh penulis menggunakan
alat yang mendukung dalam melakanakan tindakan keperawatan
disediakan oleh penulis untuk memberikan asuhan keperawatan untuk
pelaksanaan teknik relaksasi otot progresif, dan penkes juga dilakukan
oleh penulis sebagai mahasiswa perawat menggunakan lembar balik dan
leaflet Kendala yang dihadapi pada saat tindakan yaitu ketidak hadiran
keluarga karena hanya ada Ny. T dan anaknya Tn. I. Hal ini disebabkan
karena Tn. A bekerja. dan penulis meninggalkan leaflet dengan harapan
keluarga bisa membacanya kembali.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang telah membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan. Untuk
mengukur keberhasilan rencana tindakan, dan evaluasi didasarkan pada
keefektifan intervensi dapat dilihat dari respon keluarga dan hasil yang
disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam mengevaluasi
hasil tindakan yang telah dilakukan penulis dengan cara observasi secara
langsung pada tanggal 19 april – 21 april 2017. Penulis menggunakan
SOAP (subjektif, objektif, analisa, planning). Evaluasi yang penulis lakuan
selama 3 hari berturut-turut. Adapun hasil dari ebvaluasi tersebut adalah
dua diagnosa yang teratasi. Masalah yang teratasi adalah :
1. Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada keluarga Tn. A
khususnya Ny. T berhubungan dengan ketidakmampan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
Masalah ini dapat teratasi, perawat menganjurkan kepada keluarga
untuk mempertahankan tindakan keperawatan yang diajarkan oleh
perawat kepada keluarga
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Pada saat pengkajian tidak semua keluarga kumpul sehingga
tidak didapatkan data seluruh keluarga dengan lengkap karena
Tn. A bekerja, harus dengan kontrak waktu pada setiap anggota
keluarga agar dapat bertemu. Tugas perkembangan pada
keluarga Tn. A dan Ny. E yang belum terpenuhi adalah belum
menikahkan anaknya yang dewasa karena anaknya sibuk
bekerja dan kuliah.
2. Diagnosa yang muncul dalam perumusan diagnosa
keperawatan penulis mengacu pada dari hasil pengkajian yang
menggunakan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
dan analisa data dengan menunjukkan status kesehatan dari
mulai aktual, potensial, resiko/resiko tinggi. Dari hasil
pengkajian dan analisa data maka penulis merumuskan
diagnosa keperawatan sebagai berikut :
a. Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada keluarga
Tn. A khususnya Ny. T berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit hipertensi
b. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada keluarga Tn. A
khususnya Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
Diagnosa yang ada dalam teori adalah :
a. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
afterload vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertropi
ventricular. Diagnosa ini tidak muncuul karena tidak ada
timbul tanda-tanda yang menunjukkan resiko penuruunan
curah jantung seperti perubahan frekuensi/irama jantung,
perubahan kontraktilitas odema
b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan berlebihan sehubungan dengan masukan
berlebihan sehubungan dengan kebutuhan fisik, pola hidup
monoton, keyakinan budaya
3. Perencanaan keperawatan : perencanaan tindakan keperawatan
tidak bersama keluarga, perencanaan menggunakan skorig dan
sesuai dengan teori
4. Pelaksanaan keperawatan : pada tahap ini penulis melakukan
pelaksanaan pada diagnosa yang muncul, tetapi penulis
mendapatkan hambatan karena ketidakhadiran Tn. A saat
melakukan intervensi
5. Evaluasi keperawatan : pada tahap evaluasi harus sesuai
dengan tujuan jangka yaitu : diagnosa, evaluasi yang diperoleh
masalah yang sudah teratasi, sebagian belum teratasi adapun
hambatan yang dialami oleh penulis adalah pada saat
melakukan evaluasi tidak dihadiri oleh Tn. A dikarenakan
bekerja

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan
keluarga yang tertara diatas, maka penulis ingin menyampaikan
saran-saran untuk memperbaiki serta meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan kepada keluarga dengan hipertensi :
1. Bagi penulis : mampu mengaplikasikan asuhan keperawatana
keluarga secara teori maupun mandiri dari penulis mampu
menyusun strategi agar data tentang dapat terkumpul seuai
dengan teori serta mampu menningkatkan derajat kesehatan
terhadap keluarga binaan karena pada bab sebelumnya masih
terdapat masalah yang belum teratasi
2. Kepada petugas puskesmas diharapkan mampu melakukan
kunjungan rutin secara terjadwal untuk meningkatkan derajat
kesehatan keluarga di wilayah kelurahan utan panjang
kecamatan kemayoran khusus di Rw 02 terutama penyakit
hipertensi karenna data dan hasil kajian yang dilakukan oleh
mahasiswa yang praktek diwilayah utan panjang khususnya di
RW 07 menunjukkan angka kejadian yang cukup tinggi dari
penykit-penyakit lain yang ada di RW 07
DAFTAR PUSTAKA

Friedman. (1998). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Jakarta : Graha


Ilmu

Laporan Nasional riskesdas, (2013). Prevelensi Hipertensi

http://www.depkes.go.id. Diaskes tgl 02 Februari 2017 jam 09.40 wib

Murwani. (2008). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Jakarta : Graha


Ilmu

Nurafif Amin Huda dan Hardi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC.NOC.Jakarta : Medication

Potter, dan perry. (2010). Fundamental Of Metal Edisi Tiga Jilid Tujuh.
Jakarta:ECG

Setiadi. (2008). Konsep dan proses keperawatan keluarga.Jakarta : Graha Ilmu

Setiati Siti. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam JILID II.
Jakarta : Interna Publising

Silvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989). Penuntun Praktis Asuhan


Keperawatan keluarga. Jakarta :santun setiawan
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok pembahasan : Hipertensi

Sub pokok pembahasan : cara mengenal Hipertensi

Sasaran : Keluarga Tn. A

Hari/tanggal : Rabu, 19 april 2017

Waktu : 10.00 s/d selesai

Tempat : Dirumah Ny. T

Peserta : Pasien dan keluarga Ny. T

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluuarga pasien
mampu mengenal penyakit hipertensi dengan tepat
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menjelaskan penyebab dari hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan komplikasi hipertensi
e. Menjelasakan pencegahan hipertensi

B. Materi
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab dari hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
5. Cara penanganan hipertensi

C. Media
1. Alat
2. Lembar balik
3. Leaflet

D. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab

E. Pengorganisasian
1. Pembimbing lapangan/puskesmas : pak maryoso
Pembiimbing pendidika : Ns. Nurhayati, Sp.Kep/Kom

2. Moderator : Mariyatul Qibtiyah


Peran moderator
a. Menutup dan memulai acara
b. Memperkenalkan diri
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi

3. Penyaji
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan audiens
4. Observer : Mariyatul Qibtiyah
Peran observer\
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal serta kegiatan

5. Fasilitator : Mariyatul Qibtiyah


Peran Fasilitator\
a. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
b. Bekerjasama dengan penyaji dalam menampilkan bahan penyuluhan
c. Membagikan leaflet

F. Setting tempat

Keterangan:

: Penyaji

: Peserta

A. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 menit a. Mengucapkan a. Menjawab salam
salam b. Memperhatikan dan
b. Memperkenalkan mendengarkan
nama pada audiens c. Memperhatikan dan
c. Kontrak waktu mendengarkan
d. Mennjelaskan d. Memperhatikan dan
penyuluhan mendengarkan
2. 15 a. Menjelaskan a. Memeperhatikan dan
menit pengertian mendengarkan
hipertensi b. Memeperhatikan dan
b. Menjelaskan mendengarkan
penyebab c. Memeperhatikan dan
hipertensi mendengarkan
c. Menjelaskann d. Memeperhatikan dan
tanda dan gejala mendengarkan
hipertensi e. Memeperhatikan dan
d. Menjelaskan mendengarkan
komplikasi
hipertensi
e. Menjelaskan cara
perawatan
hipertensi
3. 10 a. Mengaukan a. Bertanya
menit pertanyaan tentang b. Memperhatikan dan
penyuluah mendengarkan
b. Memberi
kesimpulan tentang c. Menjawab salam
penyuluhan
c. Salam penutup

B. Evaluasi
Evaluasi dilakukan selama proses dan akhir kegiatan penyuluhan dengan
memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut ;
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menjelaskan penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan komplikasi hipertensi
5. Menjelaskan cara perawatan hipertensi

a. Evaluasi struktur
1) Menyiapkan SAP
2) Menyiapkan materi dan media
3) Kontrak waktu dan saran
4) Menyiapkan tempat
5) Menyiapkan pertanyaan

b. Evaluasi proses
1) Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan
2) Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
3) Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
4) Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
berlangsung
5) Tanya jawab berjalan dengan baik

c. Evaluasi hasil
1) Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan 80% lebih dengan benar
2) Penyuluhan dikatakan cukup berhaasil/ cukup baik apabila sasaran
mampu menjawab pertanyaan antara 50-80% dengan benar
3) Penyuluhan dikatakan kurang berhasil/tidak baik apabila sasaran
hanya mampu menjawab kurang dari 50% dengan benar

C. Penjelasan maetri
1. Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
MmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 MmHg
2. Penyebab hipertensi
a. Faktor keturunan
b. Usia
c. Garam dan kolestrol yang berlebihan
d. Stress
e. Rokok,kafein,dan alkohol
f. Kurang olahraga

3. Tanda dan gejala hipertensi


a. Sakit pada kepala bagian belakang dan leher terasa kaku
b. Kelelahan, gelisah, dan sesak nafas
c. Mual dan muntah
d. Mudah tersinggung dan sukar tidur

4. Kompllikasi hipertensi
a. Kerusakan pembuluh darah
b. Perdarahan otak
c. Kelumpuhan
d. Serangan jantung
e. Kerusakan ginjal

5. Cara perawatan hipertensi


a. Diet makanan yang sesuai (kurangi garam dan lemak)
b. Penurunan berat badan
c. Berhenti merokok dan minum alkohol
d. Olahraga teratur
e. Kontrol dan minum obat secara teratur
f. Pemeriksaan tekanan darah secara teratur
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

A. Rencana Pelaksanaan
Pokok pembahasan : teknik relaksasi otot progresi
Sub pokok pembahasan : mendemonstrasikan teknik relaksasi otot
progresif
Sasaran : Keluarga Tn. A
Hari/tanggal : Rabu, 19 april 2017
Waktu : 10.00 s/d selesai
Tempat : Dirumah Ny. T
peserta : Pasien dan keluarga Ny. T

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit kesehatan Tn. A
khususnya Ny. T dapat berlatih secara aktif sedangkan keluarganya dapat
memberikan dan membimbing secara pasif.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit Ny Sa dan keluarga
diharapkan dapat menjelaskan tentang :
a. Pengertian latihan teknik relaksasi otot progresif
b. Tujuan latihan teknik relaksasi otot progresif
c. Jenis latihan teknik relaksasi otot progresif

C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Peragaan dan Praktek
D. Media
Lembar balik dan lefleat

E. Pengorganisasian
1. Pembimbing lapangan/puskesmas : pak maryoso
F. Pembiimbing pendidika : Ns. Nurhayati, Sp.Kep/Kom

2. Penyaji :Dwi Putri Arianingsih


Peran Penyaji
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalama cara penyuluhan teknik
relaksasi otot progresif
c. Menjawab pertanyaan audiens

G. SETTING TEMPAT

Keterangan:

: Penyaji
: Peserta

H. Pengalokasian Waktu

Kegiatan Materi Waktu Penyulah


NO
1 a. Mengucapkan salam 3
Pembukaan b. Memperkenalkan diri menit mariyatul
c. Mengutarakan maksud dan tujuan
a. Pengertian teknik relaksasi otot 10
2 Penyampaia progresif menit Mariyatul
n materi b. Tujuan teknik relaksasi otot progresif
c. Jenis teknik relaksasi otot progresif
d.
3 Evaluasi e. Demonstrasi teknik relaksasi otot 10
progresif menit mariyatul
a.
b. Diskusi/ tanya jawab

4 Penutup a. Ringkasan materi penyuluhan 2


b. Mengucapkan salam penutup menit mariyatul

I. Evaluasi
1. Jelaskan tujuan teknik relaksasi otot progresif
pasien mengerti tujuan teknik relaksasi otot progresif
2. Jelaskan jenis teknik relaksasi otot progresif
pasien sudah mengerti dan dapat menjelaskan teknik relaksasi otot
progresif
3. Waktu dan frekuensi teknik relaksasi otot progresif
sudah kontrak dan pasien sudah menyetujuinya

J. TinjauanTeori
A. Definisi
Teknik relaksasi adalah teknik untuk meregangkan otot-otot yang kaku
B. Tujuan
Untuk merileksasikan otot-otot yang kaku
C. Gerakan teknik relaksasi otot progresif
1. genggam tangan sambil buat kepalan selama 10 detik
2. tarik kedua telapak tangan pada pergelanggan tangan ke belakang
3. genggam tangan buat kepalan lalu angkat sampai pundak
4. angkat bahu setinggi-tingginya
5. kerutkan alis dan dahi sampai mengeriput
6. tutup mata sekeras-kerasnya
7. kecangkan rahang sekencang-kencangnya
8. monyongkan mulut
9. letakkan tangan dileher dibelakang kepala lalu dorong
10. turunkan kepala sampai dada agar dapat merasakan keregangan leher
11. letakkan tangan kebelakan badan lalu dorong kedepan
12. atur posisi nyaman lalu tarik napas dalam selama 10 detik lalu
hembuskan
13. tarik perut kedalam sampai peut kencang selama 10 ddetik lalu
hembuskan
14. angkat kaki untuk melatih pereganggan otot –otot besi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mariyatul Qibtiyah

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 09 Agustus 1996

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jln. Tipar cakung Kmp. Sukapura Gg. Pancong

Rt 002 Rw 002 no. 18 Jakarta utara

Data pendidikan

Tk Mambaul Hikmah :Tahun 2001-200

MI Umdatur Rasikien : Tahun 2002-2008

MTS Umdatur Rasikien :Tahun 2008- 2011

Pesantren Attaqwa Putri : Tahun 2011-2012

MAN 21 Jakarta : Tahun 2012-2014

D III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta : Tahun 2014-2017

Riwayat Organisasi

1. Ikatan Keluarga Mahasiswa : Tahun 2015-2016

Pendidikan tambahan

1. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Support Tahun 2016


2. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Tahun 2014
3. Pelatihan Darul Arqom Dasar Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai