P1337420919106
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pemenuhan
kebutuha dan tuntutan dari pasien. Pelayanan tidak hanya tedokus pada
kepuasan pasien, melainkan kepada keselamatan pasien juga. Program
kesematan pasien adalah suatu sistem yang memastikan rumah sakit
memberikan asuhan dan tindakan yang aman terhadap pasien. Tujuan dari
pelaksanaan keselamatan pasien dirumah sakit adalah untuk melindungi
pasien dari kejadian yang tidak diharapkan. Resio kejadian ini berasal dari
proses pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan melalui program-
program yang telah ditetapkan oleh rumah sakit (Depkes dalam Oktaviani
2017). Pemerintah Indonesia memberikan perhatian khususnya terhadap
masalah keselamatan pasien di rumah sakit dengan diterbitkannya
peraturan menteri kesehatan (PMK) Nomor 1691 Tahun 2011 tentang
keselamatan pasien dirumah sakit, Tingginya kejadian pasien jatuh
menyebabkan kerugian bagi pihak rumah sakit dan pasien.
Adapun dampak yang ditimbulkan adalah cedera ringan bakan
bisa sampai kematian, serta dapat memperpanjang lama perawatan di
rumah sakit sehingga biaya perawatan menjadi lebih besar. Sistem
keselamatan pasien sudah dilakukan diberbagai rumah sakit di Indonesia,
namun faktanya masih ada kejadian pasien jatuh yang merupakan sala satu
indikator terujudnya keselamatan pasien. Rumah sakit wajib melakukan
penanganan pasien resiko jatuh dan untuk memanjemen resiko pasien
jatuh tersebut yang dapat dilakukan pada saat pengkajian pertama kali
pasien masuk maupun pengkajian ulang yang dilakukan secara berkala /
periodik jika terjadi perubahan fungsi fisiologis pada pasien, termasuk
pemberian obat serta mengambil tindakan untuk mengurangi semua resiko
yang telah diidentifikasi tersebut.
2
Pengkajian resiko jatuh ini dapat dilakukan sejak pasien mulai
mendaftar atau pada saat melakukan registrasi, yaitu dengan menggunakan
skala jatuh (Budiono dalam Manal, 2019). Dari kasus pasien jatuh yang
masih terjadi diatas serta hasil penelitian sebelumnya yang sudah
dilakukan nampaknya pendidikan kesehatan penting untuk dilakukan bagi
pasien dan para tenaga kesehatan khususnya perawat untuk meningkatkan
penatalaksanaan resiko jatuh.
Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan
kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan
meningkatakan kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi
kesehatan (Notoadmojo dalam Manulu, 2019). Penyampaian pesan yang
dilakukan dalam pendidikan kesehatan atau penyuluhan tidak hanya
dilakukan dengan cara face to face, namun juga dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai media. Dan dilihat dari efektif tidaknya bentuk
bentuk atau metode penyuluhan kesehatan, media audiovisual (vidio)
dirasa sangat tepat untuk menyampaikan pesan. Untuk itu penulis tertarik
untuk menerapkan EBNP dalam mengaplikasikan media audiovisual
(vidio) dalam me,berikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan resiko
jatuh di RSUD Ungaran.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah untuk menerapkan evidence based nursing
mengenai pendidikan kesehatan dengan mengaplikasikan media
audiovisual (video) tentang pencegahan resiko jatuh
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan dari pasien dan keluarga tentang resiko
jatuh sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan
media audiovisual (vidio) tentang pencegahan resiko jatuh
b. Membuktikan apakah pendidikan kesehatan dengan metode
audiovisual (video) efektif diterapkan dalam meningkatkan
pengetahuan keluarga tentang pencegahan resiko jatuh
3
C. Manfaat
1. Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di
klinis
2. Memberikan gambaran pentingnya pendidikan kesehatan dalam upaya
meningkatan pengetahuan pada keluarga tentang pencegahan resiko
jatuh
3. Sebagai salah satu bacaan ilmiah penerapan evidence based nursing
pada keperawatan profesi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
5. Sasaran V : Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Sasaran VI : Pengurangan resiko jatuh
D. Pasien Jatuh
Pasien jatuh merupakan kejadian pasien yang terhatuh ke lantai
tanpa sengaja dengan atau tanpa adanya cedera setelahnya (Agency for
helathcare Research and Quality, 2013)
.
E. Faktor Resiko yang menyebabkan Pasien Jatuh
NIH Senior and health (2015) menyampaikan bahwa ada beberapa
faktor resiko yang bisa menyebabkan pasien jatuh :
1. Kelemahan otot, terutama pada otot kaki
Kelemahan yang terjadi pada otot terutama otot-otot kaki
merupakan salah satu faktor resiko yang penting bagi pasien karena
berhubungan dengan kemampuan seseorang atau pasien dalam
mempertahankan fleksibilitas dan daya tahannya sendiri ketika
bergerak atau berdiri.
2. Faktor Keseimbangan
Keseimbangan menentukan bagaimana seseorang atau
pasien. Jika seseorang memiliki keseimbangan yang kurang baik
maka resiko untuk jatuh akan semakin besar. Masalah
keseimbangan biasannya bisa ditemukan pada pasien dengan
gangguan neurologi, arthritis, dan jenis pengobatan tertentu.
3. Postural Hypotension
Postural Hypotension merupakan kondisi dimana terjadi
penurunan tekanan darah secara tiba-tiba ketika pasien berpindah
posisi dari duduk atau berbaring ke posisi beridiri. Kondisi ini
biasanya terjadi pada pasien dengan dehidrasi, diabetes, infeksi,
atau masalah neurologi seperti Parkinson. Pasien dengan postural
hypotension akan mengalami pusing ketika berdiri sebagai akibat
penurunan tekanan darahnya yang tiba-tiba sehingga akan beresiko
untuk jatuh.
6
4. Refleks yang berkurang
Faktor ini biasanya banyak ditemui dipasien lanjut usia,
demam refleks seseorang yang sudah lanjut usia akan menurun
dibanding usia-usia sebelumnya sehingga akan sulit
menyeimbangkan dirinya ketika akan jatuh
5. Pemakaian alas kaki yang kurang tepat
Penggunaan alas kaki yang licin atau terlalu tinggi ketika
berjalan juga bisa menyebabkan seseorang atau pasien jatuh
6. Gangguan sensori
Pasien dengan gangguan sensori sangat beresiko jatuh
sehinga harus lebih berhati-hati dan sadar dengan lingkunganya
7. Gangguan pengelihatan
Pasien dengan gangguan pengelihatan memiliki resiko jatuh
yang besar karena mereka tidak bisa melihat dengan jelas ketika
akan berjalan atau bergerak
8. Pengaruh obat-obatan
Penggunaan obat-obatan kadang memiliki bermacam efek
samping yang bisa menjadi faktor penyebab pasien jatuh. Pasien
yang mengonsumsi obat-obatan dengan efek samping pusing dan
bingung harus berhati hati karena akan beresiko jatuh.
Hempel, et al, (2013) melalui penelitiannya juga menyebutkan
bahwa langkah-langkah pencegahan kejadian pasien jatuh yaitu :
1. Melakukan pengkajuan resiko jatuh
2. Memberikan penanda bagi pasien dengan resiko jatuh
3. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait resiko
jatuh
4. Pemantauan keliling
5. Memasang Alarm di bed-exit
6. Melakukkan evaluasi postfall
7
F. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah membantu agar
individu mngontrol kesehatannya sendiri dengan mempengaruhi,
menguatkan keputusan atau tindakan yang sesuai dengan nilai dan tujuan
mereka sendiri (Taylor dalam Manulu, 2019) Penyampauan pesan yang
dilakukan dalam pendidikan kesehatan tidak hanya dilakukan dengan
face to face, namun juga dapat dilakukan dengan dengan menggunakan
berbagai media. Penyuluhan ini dilakukan dengan media audiovisual.
Alat pengumpulan data dalam penyuluhan ini berupa lembar
kuesioner pretest-dan posttest. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
melakukan Pendidikan kesehatan yaitu :
1. Mendatangi Pasien dan keluarga keruangan masing-masing
2. Menjelaskan kepada responden tujuan dan kegiatan dari pendidikan
kesehatan melalui audiovisual yang dilakukan
3. Meminta persetujuan kepada pasien dan keluarga
4. Membagikan kuesioner pretest kepada pasien dan keluarga
5. Setelah itu pastikan kuesioner terisi dengan lengkap
6. Menayangkan vidio pendidikan kesehatan resiko jatuh
7. Setelah penyangan vidio selesai, penulis kembali membagikan
kuesioner post test untuk menilai atau evaluasi dari pendidikan
kesehatan yang diberikan (Manulu, 2019).
8
G. Review Artikel
9
berpartisipasi untuk unit ortopedi dan
dalam penelitian ini 0.88 jatuh per 1000 hari
pasien untuk unit medis
bedah. Tidak ada unit
yang mengalami insiden
penurunan total. Dan
pada implementasi yang
kedua kalinya
menunjukkan tingkat
penurunan bulanan yang
konsisten pada kedua
unit. Sedangkan
peningkatan dalam
dokumentasi pendidikan
pasien/ keluarga
mengalami peningkatan
pengetahuan yaitu 87%
3. Sitepu, S 2016 Penelitian ini Jumlah sampel Berdasarkan hasil
O, & menggunakan dalam penelitian ini penelitian didaptkan
Rusdi, I deskripsi yang adalah 71 bahwa pengetahuan
bertujuan responden keluarga tentang
untuk pencegahan jatuh dalam
menggambarka kategori baik 60.0%,
n pengetahuan sikap keluarga tentang
dan sikap pencegahan. Saran yang
keluarga diberikan kepada
tentang keluarga agar dapat
pencegahan merawat dan menjaga
jatuh sehingga kejadian jatuh
dikurangi atupun dicegah
BAB III
10
METODE PENULISAN
11
Perancang melakukan evaluasi intervensi dan mengkaji ulang
manfaat intervensi dalam perubahan pelayanan berdasarkan EBP
dengan kualitas baik.
Step 6 : Menyebarluaskan hasil EBP
Perancang menyusun proposal hingga presentasi laporan hasil dan
intervensi yang telah dilakukan sebagai penerapan EBP.
BAB IV
12
LAPORAN KASUS
A. HASIL
1. Pretest pendidikan kesehatan pencegahan resiko jatuh
KATEGORI PENGETAHUAN FREKUENSI (n) Presentase %
CUKUP 3 30
KURANG 5 50
BAIK 2 20
Total 10 100
13
KATEGORI PENGETAHUAN FREKUENSI (n) Presentase %
CUKUP 4 40
KURANG 1 10
BAIK 6 60
Total 10 100
14
Ekayanti bahwa penyuluhan dengan audiovisual efektif terhadap
keberhasilan toilet training pada umur 2-3 tahun.
15
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap pencegahan
resiko jatuh efektif dalam meningkatkan pengetahuan keluarga dan klien
tentang resiko jatuh terbukti dengan terjadinya perubahan pengetahuan
keluarga sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan yaitu adanya
peingkatan 40% keluarga yang memiliki peningkatan pengetahuan ke
katogori baik
B. Saran
1. Institusi pendidikan
Penerapan eviden based nursing dapat memperbaruhi kurikulum
pembelajaran utamanya terkait pendidikan kesehatan dengan media
audiovisual yang berpedoman pada kaidah ilmiah berdasar bukti dengan
jangka waktu terupdate dan dapat diaplikasikan.
2. Pelayanan keperawatan
Penerapan eviden based nursing dapat dijadikan Standar Operasional
Prosedur dalam melakukan penddidikan kesehatan dengan media
audiovisual
16
DAFTAR PUSTAKA
Sitepu, S.O & Rusdi, I.2016. Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang
Pencegahan Kejadian Jatuh Pada Lansia di Kelurahan Pahlawan
Binjai. Jurnal Keperawatan holistik
17