Disusun Oleh:
Salva Fatihah Tuljanah
121120017
2. Etiologi
Kurang mengontrol emosi yang menyebabkan gangguan rasa nyaman timbul
Profesi pckerjaan juga dapat mempengaruhi gangguan rasa nyaman. contohnya ibu
rumah tangga, hal ini kemungkinan dikarenakan ibu rumah tangga memiliki waktu
yang lebih sedikit untuk beristirahat dan mengendalikan rasa nyaman.
Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi gangguan rasa nyaman, memiliki
tingkat pendidikan sekolah dasar kemungkinan mempengaruhi pada tingkat
pengetahuan tentang pengendalian rasa nyaman.
Faktor usia juga dapat mempengaruhi kenyamanan seseorang yang berumur 46-65
tahun, hal ini kemungkinan dikarenakan pada usia tersebut kurangnya tingkat
kepekaan terhadap keschatan, sehingga ketidak kenyamanan dapat terjadi[ CITATION
Mar18 M 1033 ].
3. Manifestasi klinis
Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman (mual) dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
sebagai berikut (PPNI, 2016):
a. Gejala dan tanda mayor:
Data subjektif:
1) Mengeluh tidak nyaman
2) Mengeluh mual
3) Mengeluh ingin muntah
4) Tidak berminat makan
Data objektif: (tidak tersedia)
b. Gejala dan tanda minor
Data subjektif:
1) Merasa asam di mulut
2) Sensasi panas/dingin
3) Sering menelan
Data objektif:
1) Saliva meningkat
2) Pucat
3) Diaphoresis
4) Takikardi
5) Pupil dilatasi
Jenis dasar risiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan kesehatan
adalah jatuh, kecelakaan yang disebabkan oleh klien,punyai. kecelakaan yang disebabkan
oleh prosedur, dan kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan alat.
a. Jatuh Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan yang dilaporkan dari seluruh kecelakaan
yang terjadi di rumah sakit. Risiko jatuh lebih besar dialami oleh klien lansia.
b. Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan mempengarubi
keamanan pasien. Namun bila tidak digunakan secara benar oksigen juga bisa menimbulkan
ketidakamanan
c. Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan dalam
ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien selama menjalani rawat inap,
disamping itu juga berpengaruh bagi kelancaran paramedis dalam menjalankan
aktivitasnya untuk melayani pasien
d. Kecelakaan yang disebabkan oleh prodesur terjadi selama terapi. Hal ini meliputi
kesalahan pemberian medikasi dan cairan. Perawat dapat melaksanakan sesuai prosedur
agar tidak terjadi kecelakaan [CITATION Kas01 1 1033 ].
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
Monitor tanda-tanda vital
Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
Kompres hangat
b. Penatalaksanaan Medis
Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.
Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan
sadar.
Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di ujung saraf perifer pada
daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi yang dihasilkan luka.
c. Pola hidup
1) Pola Persepsi
Kesehatan persepsi terhadap adanya arti kesehatan, penatalaksanaan kesehatan serta
pengatahuan tentang praktek kesehatan.
2) Pola nutrisi
Mengidentifikasi masukan nutrisi dalam tubuh, balance cairan serta elektrolit.
Pengkajian meliputi: nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan, mual,
muntah, kebutuhan jumlah zat gizi.
3) Pola eliminasi
Menjelaskan tentang pola fungsi ekskresi serta kandung kenih dan kulit. Pengkajian
yang dilakukan meliputi: kebiasaan deddekasi, ada tidaknya masalah defekasi,
masalah miksi (oliguria, disuri), frekuensi defekasi dan miksi. Karakteristik urine dan
feses, pola input cairan, masalah bau badan.
4) Pola latihan-aktivitas
Menggambarkan tentang pola latihan, aktivitas, fumgsi pernapasan. Pentingnya
latihan atau gerak dalam keadaan sehat maupun sakit, gerak tubuh dan kesehatan
berhubungan dengan satu sama lain. Kemampuan klien dalam menata dirinya sendiri
apabila tingkat kemampuannya: 19 0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang
lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung dalam melakukan ADL, kekuatan
otot dan ROM, riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama dan kedalaman napas,
bunyi napas, riwayat penyakit paru.
5) Pola kognitif perseptual
Menjelaskan tentang persepsi sendori dan kognitif. Pola ini meliputi pengkajian fungsi
penglihatan, pendengaran, perasaan,pembau dan kompensasinya terhadap tubuh.
Dan pola kognitif memuat kemampuan daya ingat klien terhadap peristiwa peristiwa
yang telah lama atau baru terjadi.
6) Pola istirahat dan tidur
Menggambarkan pola tidur serta istirahat pasien. Pengkajian yang dilakukan pada
pola ini meliputi: jam tidur siang dan malam pasien, masalah selama tidur, insomnia
atau mimpi uruk, penggunaan obat serta mengaluh letih.
7) Pola konsep diri-persepsi diri
Menggambarkan sikap tentan diri sendiri serta persepsi terhadap kemampuan diri
sendiri dan kemampuan konsep diri yang meliputi: gambaran diri, harga diri, peran,
identitas dan ide diri sendiri.
8) Pola peran dan hubungan
Menggambarkan serta mengatahui hubungan pasien serta peran pasien terhadap
anggota keluarga serta dengan masyarakat yang berada dalam lingkungan sekitar
tempat tinggalnya.
9) Pola reproduksi atau seksual
Menggambarkan tentang kepuasan yang dirasakan atau masalah yang dirasakan
dengan seksualitas. Selain itu dilakukan juga pengkajian yang meliputi: dampak sakit
terhadap seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan payudara sendiri, riwayat penyakit
hubungan seks, serta pemeriksaan genetalia.
10) Pola keyakinan dan nilai
Menggambarkan tentang pola nilai dan keyakinan yang dianut. Menerangkan sikap
serta keyakinan yang dianaut oleh klien dalam melaksanakan agama atau
kepercayaan yang dianut.
11) Pengkajian psikososial
Perubahan integritas ego yang ditemukan pada klien adalah klien menyangkal, takut
mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit/perawatan yang tak perlu,
kuatir tentang keluarga,pekerjaan,dan keuangan. Kondisi ini ditandai dengan sikap
menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku
menyerang, dan fokus pada diri sendiri.
Interaksi sosial dikaji terhadap adanya stress karena keluarga, pekerjaan,
kesulitan biaya ekonomi dan kesulitan koping dengan sresor yang ada, kegelisahan
dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan,stress akibat kesakitan
bernapas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik. Penurunan
lebih lanjut dari curah jantung dapat terjadi ditandai dengan adanya keluhan
insomnia atau tampak kebingungan.
d. Pemeriksaan Fisik
Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir dibawah
Verbal
1) Menangis
2) Beteriak
Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernafasan
Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa yang
tidak nyaman.
2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis , fisik, kimia.
b. Nyeri berhubungan dengan inflamasi
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
Tujuan yang diharapkan :
1) Adanya penurunan intensitas nyeri
2) Ketidaknayaman akibat nyeri berkurang
3) Tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akut
Rencana Tindakan
Intervensi Rasional
Kaji nyeri Mengetahui daerah nyeri, kualitas, kapan nyeri dirasakan,
faktor pencetus, dan berat ringannya nyeri yang dirasakan
Ajarkan teknik relaksasi Untuk mengajarkan pasien apabila nyeri timbul
kepada pasien
Berikan analgetik sesuai Untuk mengurangi rasa nyeri
program
Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum pasien
B. Nyeri kronis
Tujuan yang diharapkan :
1) Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah
2) Tidak ada posisi tubuh yang melindungi
3) Tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot
4) Tidak kehilangan nafsu makan
5) rekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau ringan
Rencana tindakan
Intervensi Rasional
Kaji keadaan umum, karakteristik nyeri, Untuk mengetahui keadaan umum pasien,
tanda-tanda vital serta efek penggunaan mengetahui daerah nyeri, kualitas, kapan
obat jangka panjang nyeri dirasakan, factor pencetusa,berat
ringannya nyeri yang dirasakan serta
mengetahui efek penggunaan obat secara
jangka panjang
Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien
Ajarkan pola istirahat/tidur yang adekuat Untuk mengurangi rasa nyeri secara
adekuat
Kolaborasi pemberian obat analgetik Untuk mengurangi rasa nyeri
4. Implementasi
Implementasi merupakan suatu proses keperawatan yang
dilakukan setelah perencanaan keperawatan. Implementasi keperawatan adalah langkah
keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk membantu
pasien yang bertujuan mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak ataupun respon
yang dapat ditimbulkan oleh adanya masalah keperawatan serta kesehatan. Implementasi
keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat (Debora, 2013).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses keperawatan terakhir
yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan dengan kriteria hasil
yang sudah ditentukan.Evaluasi keperawatan bertujuan menentukan apakah seluruh proses
keperawatan sudah berjalan dengan baik dan tindakan berhasil dengan baik (Debora,
2013). Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada pasien gastritis dalam pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman adalah dapat mengontrol terhadap adanya gejala, menyatakan rasa
nyaman, tidak adanya mual [ CITATION Mir18 VI 1033 ].
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkeskdi.ac.id/634/1/Asuhan%20Keperawatan%20Dalam
%20Pemenuhan%20Kebutuhan%20Rasa%20Nyaman%o20Pad.pdf
NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017,
Edisi 10. Jakarta: EGC.
Kemenkes. (2016) Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan Nyaman
Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016) Asuhan Keperawatan Praktis, Jakarta :
Medication
Tetty, S. 2015. Knsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri .
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Azari, A. A. (2018). Diary of nursing. Jawa Barat: CV Jejak.
Ladesvita, F., Sucipto, U., Lisnawati, K., Santi, R. D., & Pratiwi, C. J. (2021).
Asuhan keperawatan Onkologi berdasarkan Teori Virginia Henderson.
Yogyakarta: PT Nas Media Pustaka.
Maria, & Insana. (2018). GANGGUAN RASA NYAMAN PADA PASIEN.
Mirasantika. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN. Kenadari.
Patrisia, I. (2020). Asuhan keperawatan pada kebutuhan dasar manusia. Yayasan
Kita Menulis.
Rosmalawati, K. d. (2016). Kebutuhan Dasar I. Jakarta selatan: Pusdik SDM
Kesehatan.