Anda di halaman 1dari 195

MODUL MATA KULIAH

K3 DAN PATIENT SAFETY

DISUSUN OLEH :

TINGKAT 1A

DOSEN PEMBIMBING : ASRORI, AMAK, S.Pd., MM

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan kumpulan modul “K3 & Patient
Safety”

Pada kesempatan kali ini, kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih


kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan modul ini khususnya
kepada bapak Asrori, AMAK, S.Pd., MM selaku dosen pembimbing mata kuliah
K3 & Patient Safety.

Kami menyadari bahwa kumpulan modul ini belum sempurna sehingga


saran dan kritik yang sifatnya membangun kami harapkan untuk kesempatan lebih
lanjut.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Palembang, September 2019

ii
DAFTAR ISI

BAB III ............................................................................................................50

iii
BAB I

K3 & PATIENT SAFETY

“MAKSUD DAN TUJUAN DARI PATIENT SAFETY SERTA


PENGERTIANNYA”

DISUSUN OLEH:

1. ADEVIA PRAMESHINTA (PO.71.34.1.19.001)


2. AHMAD ABIYYU (PO.71.34.1.19.022)
3. DITHA APRI SULISTIA NINGSIH (PO.71.34.1.19.036)
4. PUTRI ERLINA WULANDARI (PO.71.34.1.19.057)
5. TARISA SUMA LESTARI (PO.71.34.1.19.070)

4
BAGIAN 1

SUB TOPIK/SUB JUDUL : MAKSUD DAN TUJUAN DARI


PATIENT SAFETY SERTA
PENGERTIANNYA
TUJUAN INSTRUKSIONAL : Mampu menguasai teori yang terkait
dengan maksud dan tujuan dari patient
safety
INDIKATOR : kelengkapan dan kebenaran penjelasan dan
tingkat komunikatif presentasi
URAIAN MATERI :

A. MENGAPA PERLU ADA PATIENT SAFETY?


1. Laporan WHO
- Di Negara maju : 1 dari 10 pasien dirawat mengalami cedera
- Di Negara berkembang lebih tinggi (risiko infeksi 20 kali lipat)
- Setiap saat 1,4 juta orang di dunia menderita infeksi di Rumah Sakit
- Minimal 50% peralatan medic di negara berkembang tidak layak
- Setiap tahun 1,3 juta kematian disebabkan injeksi yang tidak aman
- Di Penerbangan dan Nuklir keselamatan 1 : 1 juta tapi di Yankes rasio
2. Di Amerika Serikat
- Kesalahn pemberian obat di Amerika Serikat 34-56%
- Kesalahan bedah 1: 50 pasien rawat
3. Di Inggris
- Tiap hari terjadi kesalahn medic
4. Di Indonesia (di Yogya) menurut Iwan D. MMedSc., Phd:
- Medication Errors di ICU mencapai 96% (tidak sesuai indikasi, tidak
sesuai dosis, dll)
- Medication di Puskesmas mencapai 80%
5. Di Indonesia (di Jakarta tahun 2005)
- Pidana : 48 kasus di Polda Metro

5
- Perdata : 160 kasus di LBH Kesehatan
6. Laporan Insiden ke KKPRS persi September 2006 sampai Agustus 2007
- Asal provinsi yang melapor 9 provinsi dengan 3 terbanyak adalah
DKI, Jateng, dan Yogya
- Rincian kejadian:
a. Fraktur fibula tidak terdeteksi, hanya hecting di UGD
b. Salah tulis nama bayi, bayi tertukar
c. Kasus multitrauma di CT scan tapi belum distabilkan sebagai
pasien meninggal
d. Perawat melakukan persiapan operasi (cukur buku mata), tapi
dokter belum menentukan meta yang akan di Vitrektomi karena
masih konsul ke dokter 1 dan dokter 2
e. Gips tanpa jendela, sebagai kaki busuk
f. Pasien TB diberi MDT, konsul ke paru di beri MDT juga (double
MDT)
g. Salah baca obat : Ottopan diberi OttopainTT
h. Salah dosis : 1,5 mg menjadi 1,5 ml

B. PENGERTIAN PATIEN SAFETY (KESELAMATAN PASIEN)


Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah pasien bebas dari harm
( cidera ) yang termasuk didalamnya adalah penyakit, cidera
fisik,psikologis,sosial,penderitaan,cacat,kematian, dan lain-lain yang
seharusnya tidak terjadi atau cidera yang potensial,terkait dengan pelayanan
kesehatan ( KKP-RS,2007 ). Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi penilaian resiko,identifikasi, dan pengolahaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien,pelaporan, dan analis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi

6
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan. ( DEPKES R.I.2006).
Sistem keselamatan pasien rumah sakit atau (KPRS) terdiri dari sistem
pelaporan insiden, analis,belajar dan riset dari insiden yang
timbul,pengembangan dan penerapan solusi untuk menekankan kesalahan,
penetapan berbagai pedoman,standar,indikator keselamatan pasien
berdasarkan pengetahuan dan riset,keterlibatan dan pemberdayaan
pasien,pengembangan toksonomi : konsep,klasifikasi,norma,istilah dan
sebagainya. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cidera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tindakan tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Sistem tersebut meliputi : Assesment Risiko, Identifikasi dan Pengelolaan
Risiko (Laporan dan Analisa), Belajar dari Insiden (Tindak Lanjut dan
Implementasi Solusi).

C. TUJUAN PATIENT SAFETY


1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Rumah Sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahansehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
5. Menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan dan pengunjung
Santosa Bandung International Hospital
6. Mempertahankan reputasi Santosa Bandung International Hospital
7. Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien

D. MANFAAT PATIENT SAFETY


1. Budaya safety meningkat dan berkembang
2. Komunikasi dengan pasien berkembang
3. Kejadian tidak diharapakn (KTD) menurun

7
4. Risiko klinis menurun
5. Keluhan berkurang
6. Mutu pelayan Rumah Sakit meningkat
7. Citra Rumah Sakit dan kepercayaan masyarakat meningkat, diikuti dengan
kepercayaan diri yang meningkat

E. LANGKAH MENUJU PATIENT SAFETY


1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf untuk komitmen dan focus pada
keselamatan pasien di Rumah Sakit
3. Integrasikan manajemen risiko
4. Sistem pelaporan di Rumah Sakit
5. Komunikasi terbuka dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi keselamatan pasien

F. SEMBILAN SOLUSI LIVE-SAVING KESELAMATAN PASIEN


RUMAH SAKIT

WHO Collaborating Centre for Patient Safety pada tanggal 2 Mei 2007
resmi menerbitkan Nine Life Saving Patient Safety Solutions (Sembilan
Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit).

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mendorong RS-RS di


Indonesia untuk menerapkan Sembilan Solusi Life-Saving Keselamatan
Pasien Rumah Sakit, atau 9 Solusi, langsung atau bertahap, sesuai dengan
kemampuan dan kondisi RS masing-masing.

1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-


Alike Medication Names).
Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM),yang membingungkan staf
pelaksana adalah salah satu penyebab yang paling sering dalam kesalahan
obat (medication error).

8
Solusi :
a. NORUM ditekankan pada penggunaan protokol untuk pengurangan
risiko
b. Memastikan terbacanya resep, label, atau penggunaan perintah yang
dicetak lebih dulu
c. Pembuatan resep secara elektronik.

2. Pastikan Identifikasi Pasien.


Kegagalan mengidentifikasi pasien àkesalahan pengobatan, transfusi ,
pemeriksaan, pelaksanaan prosedur yang keliru orang, penyerahan bayi
kepada bukan keluarganya, dsb.
Rekomendasi :
a. Verifikasi terhadap identitas pasien, termasuk keterlibatan pasien
dalam proses ini
b. Standardisasi dalam metode identifikasi di semua rumah sakit dalam
suatu sistem layanan kesehatan
c. Partisipasikan pasien dalam konfirmasi ini
d. Penggunaan protokol untuk membedakan identifikasi pasien dengan
nama yang sama.

3. Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima / Pengoperan Pasien.


Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima/ pengoperan pasien
antara unit-unit pelayanan, dan didalam serta antar tim
pelayananàterputusnya kesinambungan layanan, pengobatan yang tidak
tepat, dan potensial dapat mengakibatkan cedera terhadap pasien.
Rekomendasi :
a. Memperbaiki pola serah terima pasien termasuk penggunaan protokol
untuk mengkomunikasikan informasi yang bersifat kritis
b. Memberikan kesempatan bagi para praktisi untuk bertanya dan
menyampaikan pertanyaan-pertanyaan pada saat serah terima
c. Melibatkan para pasien serta keluarga dalam proses serah terima.

9
4. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar.
Penyimpangan pada hal ini à pelaksanaan prosedur yang keliru atau
pembedahan sisi tubuh yang salah. Sebagian besar adalah akibat dan
miskomunikasi dan tidak adanya informasi atau informasinya tidak benar.
Faktor yang paling banyak kontribusinya terhadap kesalahan-kesalahan
macam ini adalah tidak ada atau kurangnya proses pra-bedah yang
distandardisasi.
Rekomendasi :
a. Mencegah jenis-jenis kekeliruan yang tergantung pada pelaksanaan
proses verifikasi prapembedahan
b. Pemberian tanda pada sisi yang akan dibedah oleh petugas yang akan
melaksanakan prosedur
c. Adanya tim yang terlibat dalam prosedur sesaat sebelum memulai
prosedur untuk mengkonfirmasikan identitas pasien, prosedur dan sisi
yang akan dibedah.

5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated).


Sementara semua obat-obatan, biologics, vaksin dan media kontras
memiliki profil risiko, cairan elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi
khususnya adalah berbahaya. Rekomendasi :
a. Membuat standardisasi dari dosis, unit ukuran dan istilah
b. Pencegahan atas campur aduk / bingung tentang cairan elektrolit pekat
yang spesifik.

6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan.


Kesalahan medikasi terjadi paling sering pada saat transisi / pengalihan.
Rekonsiliasi (penuntasan perbedaan) medikasi adalah suatu proses yang
didesain untuk mencegah salah obat (medication errors) pada titik-titik
transisi pasien.
Rekomendasi:
a. Menciptakan suatu daftar yang paling lengkap dan akurat dan seluruh
medikasi yang sedang diterima pasien juga disebut sebagai “home

10
medication list”, sebagai perbandingan dengan daftar saat admisi,
penyerahan dan / atau perintah pemulangan bilamana menuliskan
perintah medikasi
b. Komunikasikan daftar tsb kepada petugas layanan yang berikut dimana
pasien akan ditransfer atau dilepaskan.

7. Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube).


Slang, kateter, dan spuit (syringe) yang digunakan harus didesain
sedemikian rupa agar mencegah kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian
Tidak Diharapkan) yang bisa menyebabkan cedera atas pasien melalui
penyambungan spuit dan slang yang salah, serta memberikan medikasi
atau cairan melalui jalur yang keliru.
Rekomendasi :
Menganjurkan perlunya perhatian atas medikasi secara detail / rinci bila
sedang mengerjakan pemberian medikasi serta pemberian makan
(misalnya slang yang benar), dan bilamana menyambung alat-alat kepada
pasien (misalnya menggunakan sambungan & slang yang benar).

8. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai.


Salah satu keprihatinan global terbesar adalah penyebaran HIV, HBV, dan
HCV yang diakibatkan oleh pakai ulang (reuse) dari jarum suntik.
Rekomendasi:
a. Perlunya melarang pakai ulang jarum di fasilitas layanan kesehatan
b. Pelatihan periodik para petugas di lembaga-lembaga layanan kesehatan
khususnya tentang prinsip-pninsip pengendalian infeksi,edukasi
terhadap pasien dan keluarga mereka mengenai penularan infeksi
melalui darah.
c. Praktek jarum sekali pakai yang aman.

9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi


Nosokomial.
Diperkirakan bahwa pada setiap saat lebih dari 1,4 juta orang di seluruh

11
dunia menderita infeksi yang diperoleh di rumah-rumah sakit. Kebersihan
Tangan yang efektif adalah ukuran preventif yang pimer untuk
menghindarkan masalah ini.
Rekomendasi:
a. Mendorong implementasi penggunaan cairan “alcohol-based hand-
rubs” tersedia pada titik-titik pelayan tersedianya sumber air pada
semua kran
b. Pendidikan staf mengenai teknik kebarsihan tangan yang benar
mengingatkan penggunaan tangan bersih ditempat kerja
c. Pengukuran kepatuhan penerapan kebersihan tangan melalui
pemantauan / observasi dan tehnik-tehnik yang lain.

G. TUJUH STANDAR KESELAMATAN PASIEN

1. Hak Pasien
Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi
tentang rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD
(Kejadian Tidak Diharapkan).
Kriteria:
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana
pelayanan
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan
yang jelas dan benar   kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan
hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan terjadinya KTD

2. Mendidik Pasien Dan Keluarga


RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung
jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriteria:

12
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dgn
keterlibatan pasien adalah partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di
RS harus ada system dan mekanisme mendidik pasien & keluarganya
tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.Dengan
pendidikan tersebut diharapkan pasien & keluarga dapat:
a. Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan jujur
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengerti
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

3. Keselamatan Pasien Dan Kesinambungan Pelayanan


RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria:
a. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh
b. Koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien dan kelayakan
sumber daya
c. Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
d. Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan

4. Penggunaan Metode-Metode Peningkatan Kinerja Untuk Melakukan


Evaluasi Dan Program Peningkatan Keselamatan Pasien
RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yg ada,
memonitor & mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif KTD, & melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja serta KP.

13
Kriteria:
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang
baik, sesuai dengan  ”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit”.
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis

5. Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien


Standar:
a. Pimpinan dorong & jamin implementasi progr KP melalui penerapan
“7 Langkah Menuju KP RS ”.
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi
risiko KP & program mengurangi KTD.
c. Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar unit &
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang KP
d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat utk mengukur,
mengkaji, & meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan KP.
e. Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinyadalam
meningkatkan kinerja RS & KP.
Kriteria:
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan
pasien.
b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden,
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen
dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi
d. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan
analisis.

14
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden,
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden
g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit
dan antar pengelola pelayanan
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan
i. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja
rumah sakit dan keselamatan pasien

6. Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien


Standar:
a. RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk setiap
jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas.
b. RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan
untuk meningkatkan & memelihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriteria:
a. Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat
topik keselamatan pasien
b. Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan
insiden.
c. Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork)
guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam
rangka melayani pasien.

7. Komunikasi Merupakan Kunci Bagi Staf Untuk Mencapai Keselamatan


Pasien
Standar:
a. RS merencanakan & mendesain proses manajemen informasi KP
untuk memenuhi kebutuhan informasi internal & eksternal.

15
b. Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.
Kriteria:
a. Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal
terkait dengan keselamatan pasien.
b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi
untuk merevisi manajemen informasi yang ada

H. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN PATIENT


SAFETY ADALAH

1. Di Rumah Sakit
a. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
dengan susunan organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota:
dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan
lainnya.
b. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan
pelaporan internal tentang insiden
c. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) secara rahasia
d. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit
dan menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah
sakit.
e. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis
berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat
pelatihan standar-standar yang baru dikembangkan.

2. Di Provinsi/Kabupaten/Kota
a. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-
rumah sakit di wilayahnya
b. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan
anggaran terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit.

16
c. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien
rumah sakit

3. Di Pusat
a. Membentuk komite keselamatan pasien Rumah Sakit dibawah
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
b. Menyusun panduan nasional tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
c. Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke
Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan rumah
sakit pendidikan dengan jejaring pendidikan.
d. Mengembangkan laboratorium uji coba program keselamatanpasien.

Faktor-faktor yang mempengaruhi performa dan penerapan patient safety di


rumah sakit adalah sebgai berikut:

1.Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah diakui sebagai hal penting dalam menentukan arah
organisasi, mengembangkan budaya, memastikan pelayanan dan mempertahankan
organisasi yang efektif. Pemimpin mengubah keadaan dengan terlebih dahulu
memeriksa situasi saat ini, melihat ke depan untuk kemungkinan masa depan dan
mengenali area untuk perbaikan. Mereka kemudian menciptakan sistem baru atau
mengubah sistem dalam hal perbaikan. Kebanyakan sistem yang sistematis
membahas masalah keselamatan pasien dan peningkatan kualitas telah
mengidentifikasi peran penting bagi kepemimpinan di bidang keselamatan pasien
dan kualitas pelayanan. Kunci peran kepemimpinan di tingkat nasional untuk
keselamatan pasien adalah pengetahuan, pengembangan dan pembelajaran dan
promosi praktek yang baik yang telah ditugaskan, baik dalam lembaga nasional
atau sebuah rumah sakit (The Comission on Patient Safety and Quality Assurance
of Irlandia, 2008).

Dasar dari perubahan organisasi untuk budaya patient safety, komitmen pemimpin
merupakan elemen yang sangat penting dalam usaha untuk meningkatkan mutu

17
dan safety. Pemimpin harus mempromosikan patient safety sebagai inti dari
partisipasi pada aktivitas patient safety. Pemimpin harus melakukan perubahan
seperti melakukan perubahan seperti kebijakan melaporkan tindakan kesalahan
tanpa hukuman dan merahasiakan pelapor (Bates, Gandhi & Frankel, 2003).

Jajaran direksi, manajer, dan ketua pelayanan klinis bersama-sama dengan serius,
visible dan komitmen tinggi harus membuat sistem pelayanan yang konsisten
bermutu tinggi. Komitmen tersebut dapat dimulai membuat tujuan dan misi rumah
sakit serta strategi yang diterapkan sesuai dengan peningkatan kualitas dan safety
(Kovner dan Neuhauser, 2004).

2.Individu
Ada tiga dimensi penting tenaga kesehatan professional yang harus dinilai dalam
organisasi untuk meningkatkan safety dan mutu. Pertama, pemimpin harus
memastikan bahwa menempatkan pekerja dengan benar agar performa kerja yang
dihasilkan sesuai dengan tujuan. Kedua, pemimpin harus memastikan pekerja
yang dimiliki mempunyai keterampilan untuk menjalankan fungsinya sehingga
pelayanan yang diberikan bermutu dan safety. Rumah sakit harus dapat
mengadakan pendidikan berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan para staf. Ketiga, rumah sakit membutuhkan tim yang dapat bekerja
secara efektif. Kerjasama tim berarti setiap anggota mengetahui bahwa dirinya
adalah tim, mengetahui tugas dan tanggungjawabnya dalam tim, dan dapat saling
membantu dalam tim (Kovner dan Neuhauser, 2004).

a) Pengetahuan Perawat tentang Patient Safety


Menurut Notoatmodjo, (2003) pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
tentang patients safety atau kognitif tentang patients safety mencakup ingatan
mengenai hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Pengetahuan perawat tentang patient safety sangat penting untuk mendorong


pelaksanaan program patient safety. perawat harus mengetahui pengertian patient

18
safety, unsur-unsur yang ada dalam patient safety, tujuan patient safety, upaya
patient safety serta perlindungan diri selama kerja. Program patient safety
merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Di dalam sistem tersebut meliputi penilaian risiko seperti risiko jatuh atau infeksi
silang, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden atau kejadian tidak diharapkan, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko (DepKes RI, 2006).

Program patient safety tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera


yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan dan meningkatkan
pertanggungjawaban rumah sakit terhadap pelayanan yang diberikan kepada
pasien (DepKes RI, 2006).

b) Sikap Perawat tentang Patient Safety


Sikap dapat dianggap suatu predisposisi umum untuk berespon atau bertindak
secara positif atau negatif terhadap suatu obyek atau orang disertai emosi positif
atau negatif. Dengan kata lain, sikap perlu penilaian, ada penilaian positif, negatif
dan netral tanpa reaksi afektif apapun (Maramis, 2009).

Berkaitan dengan pengertian diatas pada umumnya pendapat yang banyak diikuti
ialah bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur
sikap, yaitu komponen kognitif, yaitu komponen yang berisikan informasi yang
dimiliki seseorang tentang orang lain atau benda (objek dari sikapnya); komponen
afektif, yaitu komponen yang berisikan perasaan-perasaan seseorang terhadap
suatu objek; dan komponen perilaku, yaitu komponen yang berisikan cara yang
direncanakan seseorang untuk bertindak atau berperilaku terhadap objek
(Muchlas, 2008).

Perawat harus menunjukkan sikap yang positif dalam mendukung program patient
safety sehingga melaksanakan praktik keperawatan secara aman. Sikap
mendukung pencegahan penularan penyakit. Mencuci tangan adalah salah satu
komponen precaution standard yang efektif dalam mencegah transmisi infeksi.

19
Selain itu penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker untuk
mencegah risiko kontak dengan pathogen (WHO, 2007).

Kerja sama tim sangat dibutuhkan dalam peningkatan keselamatan pasien. Prisip
komunikasi terbuka antar tenaga kesehatan dalam praktik professional. Adanya
mekanisme monitor dan evaluasi terhadap implementasi pelayanan yang diberikan
kepada pasien. Prinsip komunikasi terbuka tenaga kesehatan juga dengan pasien
dan keluarganya bila ada risiko atau kejadian yang tidak diharapkan. Pasien
berhak mendapat dukungan dan perlindungan bila terjadi kejadian tidak
diharapkan. Rumah sakit harus memastikan ada program konseling kepada pasien
dan juga keluarganya setelah terjadi kejadian tidak diharapkan (The Comission on
Patient Safety and Quality Assurance of Irlandia, 2008).

3.Budaya
Perubahan budaya adalah semboyan baru dalam patient safety. Tujuan utama
dalam perubahan budaya adalah transparansi sistem, yang didefinisikan sebagai
kesediaan penyedia dan pasien untuk secara terbuka dan nyaman
mengekspresikan keprihatinan mereka tentang pemberian perawatan dengan cara
mengidentifikasi kekurangan dan mengarah ke penghapusan kesalahan, mitigasi,
atau manajemen yang tepat. Perubahan budaya, dan peningkatan dalam
identifikasi hal itu penting dalam rangka untuk kemudian dapat mengidentifikasi
dan memperbaiki sistem perawatan (Bates, Gandhi & Frankel, 2003).

Dalam arti negatif masalah budaya merujuk pada profesional dan sikap dan
perilaku yang organisasi biasanya ditandai dengan resistensi terhadap intervensi
dengan otonomi klinis dan kemampuan manajerial, dan antipati terhadap
perubahan. Sebaliknya, budaya keselamatan suatu organisasi dapat digambarkan
sebagai produk dari nilai-nilai individu dan kelompok, sikap, persepsi, kompetensi
dan pola perilaku yang menentukan komitmen untuk, dan gaya dan kemampuan
dari suatu organisasi manajemen kesehatan dan manajemen keselamatan.
Organisasi dengan budaya keselamatan yang positif dicirikan oleh komunikasi
saling percaya, oleh persepsi bersama pentingnya keselamatan, dan oleh

20
kepercayaan dalam keberhasilan langkah-langkah pencegahan (The Comission on
Patient Safety and Quality Assurance of Irlandia, 2008).

Program patient safety dengan jelas didefinisikan dalam tujuan, personel rumah
sakit, dan anggaran. Yang melatarbelakangi budaya patient safety adalah
pembelajaran lingkungan tentang masalah kualitas dan safety pelayanan.
Pembelajaran lingkungan ini harus didukung oleh semua sumber daya yang ada
untuk memonitor dan mengevaluasi error atau ketidaksesuaian dalam pemberian
pelayanan. Hal ini akan memerlukan komunikasi antar staf, termasuk pelaporan
error atau kesalahan, kondisi bahaya, atau kendala lain dalam mutu pelayanan.
Hal ini juga akan memunculkan inovasi dan pembelajaran bersama melalui
kolaborasi dan pembandingan (Kovner dan Neuhauser, 2004).

4.Infrastruktur
Dua elemen penting untuk peningkatan safety dan mutu adalah disain proses
pelayanan dan ketersediaan infrastruktur informasi. Pekerjaan dapat dirancang
untuk menghindari ketergantungan pada memori dengan menggunakan fungsi
yang memandu pengguna untuk tindakan yang tepat atau keputusan berikutnya,
penataan tugas penting sehingga kesalahan tidak dapat dibuat, menyederhanakan
proses dan standarisasi proses kerja di seluruh unit yang ada (Kovner dan
Neuhauser, 2004).

Informasi berkualitas tinggi harus menjadi inti dari pengambilan keputusan


kesehatan di semua tingkat, dari perawatan pasien individu untuk perencanaan dan
pengelolaan pelayanan di tingkat lokal dan nasional. Namun, akses ke informasi
dalam kesehatan sering terbatas dan terfragmentasi. Catatan pasien di banyak
daerah perawatan yang berbasis kertas atau, jika komputerisasi, yang dalam
format yang tidak dapat dibagi dengan mudah antara penyedia layanan. Informasi
manajemen dikumpulkan dalam kesehatan biasanya untuk tujuan keuangan atau
administrasi bukannya diarahkan pada hasil perawatan klinis dan keselamatan dan
kualitas pelayanan (The Comission on Patient Safety and Quality Assurance of
Irlandia, 2008).

21
5.Lingkungan
Tidak mungkin untuk mempertimbangkan konsep perawatan yang aman dan
efektif yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam isolasi dari
lingkungan fisik dan pengaturan di mana perawatan diberikan. Dalam pencegahan
infeksi, desain lingkungan perawatan pasien harus memenuhi persyaratan aman,
perawatan berkualitas tinggi dengan mempertimbangkan hal berikut (The
Comission on Patient Safety and Quality Assurance of Irlandia,2008):
a) Memaksimalkan kenyamanan dan martabat pasien.
b) Menjamin kemudahan pelaksanaan perawatan profesional.
c) Membuat ketentuan yang sesuai untuk anggota keluarga dan pengunjung.
d) Meminimalkan risiko infeksi.
f) Meminimalkan risiko efek samping lain seperti jatuh atau kesalahan
pengobatan.
g)Mengelola transportasi pasien.
h)Memungkinkan untuk fleksibilitas penggunaan dari waktu ke waktu dan
persyaratan perencanaan pelayanan selanjutnya.

i) Gunakan alat injeksi sekali pakai.


Salah satu kekhawatiran adalah tersebarnya virus HIV, virus hepatitis B, virus
hepatitis C akibat penggunaan jarum suntik yang berulang. Kembangkan program
pelatihan untuk petugas kesehatan mengenai prinsip pengendalian infeksi,
penyuntikan yang aman, dan manajemen limbah benda tajam.

j) Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.


Bukti nyata bahwa kebersihan tangan dapat menurunkan insiden infeksi
nosokomial. Kebijakan yang mendukung adalah tersedianya air secara terus
menerus dan tersedianya cairan cuci tangan yang mengandung alkohol pada titik-
titik pelayanan pasien.

SOAL PEMAHAMAN :

1. Dibawah ini manakah yang merupakan 7 standar keselamatan


pasien,kecuali...
A. Hak pasien

22
B. Mendidik pasien dan keluarga
C. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
D. Hak dokter
E. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
2. Pasien bebas dari harm/ cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas
dari cedera yang potensial akan terjadi, terkait dengan pelayanan
kesehatan . “Merupakan pengertian dari....
A. Keselamatan pimpinan
B. Keselamatan dokter
C. Keselamatan pasien
D. Keselamatan tenaga medis
E. Keselamatan kerja
3. Pernyatan dibawah ini yang benr mengenai tujuan dari pasien
safety,kecuali...
A. Menghambat solusi
B. Mengukur resiko
C. Identifikasi dan pengelolaan resiko terhadap pasien
D. Pelaporan terhadap asien dan analis insiden
E. Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien
4. 1.Budaya safety meningkat dan berkembang
2.Komunikasi dengan pasien berkembang
3.Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
4.Mutu elayan rumah sakit meningkat
5.Memberikan pelayan yang efektif dan efisien
Hal-hal diatas yang merupukan manfaat dari patient safety adalah...
A. 1, 2 dan 3
B. 1,2 dan 4
C. 1,3 dan 5
D. 2,4 dan 5
E. 2,3 dan 5
5. Solusi life – saving keselamatan pasien di rumah sakit, kecuali....
A. Langsung kedokter

23
B. Pastikan identifikasi pasien
C. Perhatikan nama obat,rupa dan ucapan yang mirip
D. Gunakan alat injeksi sekali pakai
E. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
6. Di bawah ini keuali, yang merupakan paient safety resiko jatuh...
A. Pengamanan sisi tempat tidur
B. Nurse call di temat tidur pasien
C. Mendokumentasikan rekam medis via telepon
D. Pengaman pegangan di kamar mandi
E. Alat alat pribadi dalam jangakauan pasien
7. Peran perawat dalam mengurangi INOS ( Infeksi nosokomia), yaitu....
A. Mengecek identitas pasien dari status gelang pasien
B. Menjelaskan prosedur mengurangi nyeri
C. Memerhatikan tosis obat yang di berikan
D. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
E. Menenangkan keluarga pasien
8. Hak – hak pasien , kecuali...
A. Mendapat isi rekam medis
B. Mendapat pejelasan leengkap tentang tekanan medis
C. Meminta pendapat dokter
D. Menolak tindakan medis
E. Menentukan jadwal tindakan medis
9. Dhiya berusia 18 tahun setelah dilakukan skin tes ternyata alergi
penicilan ,manajemaen safety yang diberikan perwat adalah...
A. Tidak memberikan obat apapun
B. Mencuci tangan untuk mengurangi INOS
C. Memberikan gelang merah untuk alergi
D. Menunggu hingga alergi reda
E. Melibatkan keluarga dalam pemberian pengobatan
10. Dibawah ini tindakan yang benar mengenai tepat prosedur ,tepat lokasi
dan tepat pasien ,yaitu...
A. Menjelaskan hasil usg pada keluarga pasien

24
B. Mendekatkan nurse cell di tempat tidur pasien
C. Memberikan tanda yang dilakukan tindakan
D. Mencuci tanggan
E. Merapikan alat-alat kerja
11. Sasaran yang tepat dalam menanggulangi keselamatan pasien yaitu...
A. Kealpaan Identifikasi pasien
B. Kesalahan lokasi pembedahan
C. Meninggkatnya resiko jatuh
D. Menghambat solusi
E. Peenggurangan resiko infeksi
12. Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya tidak terjadi kesalahan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yaitu...
A. Lindungi keamanan dan privasi pasien
B. Cuci tangan bila hanya kotor
C. Tidak perlu mengkaji pasien
D. Mengecek advice setelah terapi diberikan
E. Menjaga pasien
13. Apa kepanjangan dari KTD...
A. Kejadian tidak diharapkan
B. Kegiatan tidak diharapkan
C. Kejadian tidak dilakukan
D. Kegiatan tidak dilakukan
E. Kegiatan telah dilakukan
14. Apa yang dimaksud dengan Hand hygiene ...
A. Kerapian tangan
B. Kebersihan tangan
C. Kelenturan tangan
D. Keterampilan tangan
E. Kekuatan tangan
15. Pada tanggal berapa WHO Collaborating Centre for Patient Safety
dibentuk...
A. 5 Mei 2007

25
B. 17 Maret 2017
C. 2 Mei 2007
D. 9 Mei 2017
E. 9 Maret 2007
16. Berapa life saving patient safety solutions yang resmi dibentuk oleh WHO
Collaborating Centre for Patient Safety...
A. 6
B. 7
C. 8
D. 9
E. 2
17. Dibawah ini yang merupakan kriteria dari keselamatan pasien dan
kesinambungan pelayanan adalah...
A. Memberikan info yang jelas, benar,lengkap dan jujur
B. Memenuhi kewajiban finansial
C. Mematuhi intruksi dan peraturan RS
D. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
E. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh
18. Obat obatan,biologis,vaksin dan media kontras memiliki profil
resiko,cairan elektrolit pekat.Pernyataan tersebut merupakan salah satu
solusi dari.....

A.Patient safety

B. Assigmnet risiko indipenden

C. Budaya safety

D. Efektif

E. Reset
19. Penyebaran HIV,HBV,HCV dan jarum suntik merupakan salah satu
penyebab dari.....

A. penyalahgunaan obat

26
B. Penyalahgunaan alat injeksi sekali pakai

C. akibat infeksi

D. Pemakaian cairan elektrolit

E. Menciptakan lingkungan yang aman

20. Apa saja langkah menuju patient safety, KECUALI....

A. Membangun kesadaran

B. Memimpin dan mendukung staf

C. Sistem pelaporan di RS

D. Belajar dan berbagi pengalaman

E. Komunikasi tertutup

GLOSARIUM :

Toksonomi : Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu


hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi
bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.

Identifikasi : Kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan,


meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari “kebutuhan” lapangan.

Assement risiko : suatu proses untuk mengetahui kemampuan seseorang,


terhadap suatu kompetensi, berdasarkan bukti-bukti.risiko terhadap sesuatu yang
berbahaya.

Elektrolit : Mineral bermuatan listrik yang ada pada tubuh


manusia,Elektrolit bisa ditemukan di dalam darah, keringat, air seni, dan cairan
tubuh lainnya.

Spuit(Jarum suntik) :  Pompa piston sederhana untuk menyuntikkan atau


menghisap cairan atau gas.

27
Kateter : Sebuah pipa panjang, ramping, dan fleksibel terbuat dari
bahan yang lentur dan dapat dilihat dengan sinar X.

Hepatitis B (HBV) : Peradangan organ hati yang disebabkan oleh virus


hepatitis B. Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi
jarum suntik.

Hepatitis C (HCV) : Adalah infeksi yang terutama menyerang organ hati. 

Infeksi  : Kolonalisasi yang mengacu pada mikroorganisme yang


tidak bereplikasi pada jaringan yang ditempatinya.

DAFTAR PUSTAKA :

marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiy-keselamatan-pasien-
rumah-sakit/

ansharbonassilfa.wordpress.com/2010/08/20/patient-safety-di-rumah-sakit/

adhikurniawan.wordpress.com/8/

https://www.google.com/search?q=materi+tentang+patient+safety&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
a#q=risiko+atau+resiko&rls=org.mozilla:en-US:official

28
KUNCI JAWABAN

1. D
2. C
3. A
4. B
5. C
6. E
7. D
8. E
9. C
10. C
11. E
12. E
13. A
14. B
15. C
16. D
17. D
18. A
19. B
20. E

29
BAB II

K3 & PATIENT SAFETY

“MACAM-MACAM ALAT PELINDUNG DIRI”

DISUSUN OLEH :

1. DEVI RIKA SUSANTI (PO.71.34.1.19.033)


2. NADYA WULANDARI (PO.71.34.1.19.050)
3. SHINTA DWI KURNIATI (PO.71.34.1.19.068)
4. YUNI TRISNA MAULINA (PO.71.34.1.19.019)
5. YUNITA AMBARWATI (PO.71.34.1.19.020)

30
BAGIAN 2

SUB TOPIK/ SUB JUDUL : Macam-Macam Alat Pelindung Diri

TUJUAN INSTRUKSIONAL : Mampu memahami dan menjelaskan tentang


alat pelindung diri di Laboratorium

INDIKATOR :Memahami materi dan menjelaskan


pertanyaan yang diberikan

URAIAN MATERI :

A. Pengertian APD
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau
bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi
tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak
dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti
dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari
bahaya-bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu,
APD dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan
yangdiperlukan.
Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat
yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh
tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak
secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat
mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Penggunaan alat
pelindung diri dapat mencegah kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap dan praktek pekerja dalam penggunaan alat pelindung
diri.

31
B. Dasar Hukum
Undang-undang No.1 tahun 1970
 Pasal 3 ayat (1) butir f : Memberikan alat-alat perlindungan
diri pada para pekerja
 Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan
dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD
bagi tenaga kerja yang bersangkutan
 Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur
kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD
yang diwajibkan
 Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyedikan secara
cuma-cuma Alat Perlindungan Diri yang diwajibkan pada
pekerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.
Permenakertrans No. Per: 01/Men/1981
 Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus
menyediakan secara cuma-cuma Alat Perlindungan Diri
yang diwajibkan penggunaanya oleh tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya untuk mencegah Penyakit
Akibat Kerja (PAK).
Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982
 Pasal 2 menyebutkan memberikan nasehat mengenai
perencanaan dan pembuatan tempmat kerja, pemilihan alat
pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelanggaraan makanan ditempat kerja.
Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010
 Pasal 2 ayat (1) menyebutkan pengusaha wajib
menyediakan Alat Perlindungan Diri bagi pekerja/buruh
ditempat kerja.
 Pasal 5 menyebutkan pengusaha atau pemgurus wajib
mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu
mengenai kewajiban penggunaan Alat Perlindungan Diri
ditempat kerja.

32
 Pasal 6 ayat (1) menyebutkan pekerja/buruh dan orang lain
yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau
menggunakan APD sesyai dengan potensi bahaya dan
risiko
 Pasal 7 ayat (1) menyebutkan pengusaha atau pengurus
wajib melaksanakan manajemen Alat Perlindungan Diri di
tempat kerja

C. Jenis-Jenis APD
1. Alat Pelindung Kepala/Helmet
Tujuan dari pemakaian alat pelindung kepala adalah untuk
mencegah rambut pekerja terjerat oleh mesin yang berputar,
melindungi kepala dari bahaya terbentur oleh benda tajam atau keras
yang dapat menyebabkan luka gores, potong atau tusuk, bahaya
kejatuhan benda-benda atau terpukul oleh benda-benda yang melayang
atau meluncur di udara, panas radiasi, api dan percikan bahan-bahan
kimia korosif.
Topi pengaman dapat dibuat dari berbagai bahan, misalnya bahan
plastik (Bakelite), serat gelas (fiberglass), dan lain-lain. Topi
pengaman yang dibuat dari Bakelite mempunyai beberapa keuntungan
yaitu ringan, tahan terhadap benturan atau pukulan benda-benda keras
dan tidak menyalurkan listrik (isolator electricity). Topi yang dibuat
dari bahan campuran serat gelas dan plastik sangat tahan terhadap
asam atau basa kuat. 
Alat pelindung kepala, menurut bentuknya, dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis.
a. Topi pengaman (safety helmet), untuk melindungi kepala dari
benturan, kejatuhan, pukulan benda-benda keras atau tajam. Topi
pengaman harus tahan terhadap pukulan atau benturan, perubahan
cuaca, dan pengaruh bahan kimia. Topi pengaman harus terbuat dari
bahan yang tidak mudah terbakar, tidak menghantarkan listrik ringan
dan mudah dibersihkan.

33
b. Hood, berfungsi untuk melindungi kepala dari bahaya-bahaya bahan
kimia, api, dan panas radiasi yang tinggi. Hood terbuat dari bahan yang
tidak mempunyai celah atau lubang, biasanya terbuat dari asbes, kulit,
wool, katun yang dicampuri alumunium dan lain-lain.
c. Tutup kepala (hair cap), berfungsi untuk melindungi kepala dari
kotoran debu dan melindungi rambut dari bahaya terjerat oleh mesin-
mesin yang berputar. Biasanya terbuat dari bahan katun atau bahan
lain yang mudah dicuci.

2. Alat Pelindung Mata dan Muka


Pelindung mata berfungsi untuk melindungi mata dari percikan
korosif, radiasi, gelombang elektromagnetik dan benturan/pukulan
benda-benda keras atau tajam. Alat ini juga untuk mencegah masuknya
debu-debu ke dalam mata serta mencegah iritasi mata akibat
pemaparan gas atau uap.
Alat pelindung mata terdiri dari kacamata (spectacles) dengan atau
tanpa pelindung samping (shideshield), goggles (cup type/boxtype),
dan tameng muka (face shreen/face shield). Lensa dari kacamata
pengaman/goggles dapat dibuat dari beberapa jenis bahan,misalnya
plastik (polycarbonate, cellulose, acetate, polycarbonatevinyl) yang
transparan atau kaca. Polycarbonate/polikarbonat merupakan jenis
plastik yang mempunyai daya tahan yang paling besar terhadap
Untuk melindungi mata dari radiasi elektromagnetik yang tidak
mengion (infra merah, ultraviolet), lensa dari kacamata
pengaman/goggles dilapisi dengan oksida dari kobal dan diberi warna

34
biru atau hijau yang selain untuk melindungi mata dari bahaya radiasi
tetapi juga untuk mengurangi kesilauan. 

3. Alat Pelindung Pendengaran


Ada dua jenis alat pelindung telinga, antara lain

a. Sumbat telinga (ear plug)


Sumbat telinga yang baik adalah sumbat telinga yang dapat
menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi pembicaraan
tidak terganggu. Ear plug dapat dibuat dari kapas, malam (wax),
plastik, karet alami dan sintetik. 

Keuntungan menggunakan earplug yaitu :

1) Mudah dibawa karena ukurannya yang kecil.

2) Relatif lebih nyaman dipakai di tempat kerja yang panas.

3) Tidak membatasi gerakan kepala.

4) Harganya relatif lebih murah.

5) Dapat dipakai dengan mudah dan tidak dipengaruhi oleh


pemakaian kacamata, tutup kepala dan anting-anting/giwang.

Kerugian menggunakan ear plug yaitu:

1) Untuk pemasangan yang tepat, earplug memerlukan waktu yang


lebih lama dari ear muff.

2) Tingkat proteksi yang diberikan oleh earplug lebih kecil dari ear
muff.

3) Sulit dipantau oleh pengawas apakah pekerja memakai ear plug


atau tidak (karena ukurannya yang kecil).

35
4) Ear plug hanya dipakai oleh pekerja yang telinganya sehat.

5) Bila pekerja menggunakan tangan yang kotor pada saat


memasang ear plug, 

kemungkinan dapat menyebabkan iritasi pada kulit saluran telinga.

b. Tutup telinga (ear muff)


Alat pelindung telinga ini terdiri dari 2 buah tutup telinga
dan sebuah headband. Isi dari tutup telinga dapat berupa cairan
atau busa yang berfungsi untuk menyerap suara dengan frekuensi
tinggi. Jika digunakan dalam jangka waktu yang lama,
efektivitasnya dapat menurun karena bantalannya menjadi keras
dan mengerut sebagai akibat reaksi bantalan dengan minyak dan
keringat yang terdapat pada permukaan kulit.

Keuntungan menggunakan earmuff yaitu :

1) Atenuasi suara (besarnya intensitas suara yang direduksi)


umumnya lebih besar dari earplug.

2) Earmuff dapat digunakan oleh semua pekerja dengan ukuran


telinga yang berbeda.

3) Penggunaan mudah dipantau oleh pengawas.

4) Dapat dipakai oleh pekerja yang menderita infeksi telinga yang


ringan.

5) Mudah dicari bila hilang karena ukuran earmuff yang relatif


besar.

Sedangkan kerugian menggunakan earmuff yaitu:

1) Tidak nyaman digunakan di tempat kerja yang panas.

36
2) Efektivitas dari earmuff dipengaruhi oleh pemakaian kacamata,
tutup kepala, antinganting dan rambut yang menutupi kepala.
Demikian pula kenyamanan dari pemakaiannya.

3) Penyimpanannya relatif lebih sulit dari ear plug.

4) Dapat membatasi gerakan kepala bila digunakan di tempat kerja


yang sempit/sangat sempit.

5) Harganya relatif lebih mahal dari ear plug.

6) Pada pemakaian yang terlalu sering atau bila headband yang


berpegas sering ditekuk 

oleh pemakainya, hal ini akan menyebabkan daya atenuasi suara


dari ear muff menurun 4

4. Alat Pelindung Tangan


Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan alat
pelindung tangan adalah:

a. Bahaya yang mungkin terjadi, apakah berbentuk bahan-bahan kimia


korosif, bendabenda panas, panas, dingin atau tajam atau kasar.

b. Daya tahannya terhadap bahan-bahan kimia.

c. Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan.

d. Bagian tangan yang harus dilindungi.

Menurut bentuknya sarung tangan dibedakan menjadi:

a. Sarung tangan biasa (gloves).

b. Sarung tangan yang dilapisi logam (gounlets).

37
c. Sarung tangan yang keempat jari pemakainya dibungkus jadi satu
kecuali ibu jari (mitts mittens).

5. Alat Pelindung Kaki


Sepatu keselamatan kerja (safety shoes) berfungsi untuk
melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda berat, terpercik
bahan kimia korosif, dan tertusuk benda-benda tajam. Menurut jenis
pekerjaan yang dilakukan, sepatu keselamatan dibedakan menjadi:

a. Sepatu pengaman yang digunakan untuk pengecoran baja terbuat


dari bahan kulit yang dilapisi logam krom atau asbes.

b. Sepatu khusus yang digunakan untuk bahaya peledakan. Sepatu ini


tidak boleh ada paku-paku yang dapat menimbulkan percikan bunga
api.

c. Sepatu karet anti elektrostatik untuk melindungi pekerja dari bahaya


listrik.

d. Sepatu pengaman untuk pekerja bangunan. Sepatu ini ujungnya


dilapisi baja untuk melindungi jari kaki.

6. Jas laboratorium

38
Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi badan dari
percikan bahan kimia berbahaya. Jenisnya ada dua yaitu jas lab sekali
pakai dan jas lab berkali-kali pakai.
Jas lab sekali pakai umumnya digunakan di laboratorium bilogi
dan hewan, sementara jas lab berkali-kali pakai digunakan di
laboratorium kimia.

Jas lab kimia bisa berupa:

 Flame-resistant lab coat – Jas lab yang bahannya dilapisi material


tahan api. Jas lab jenis ini cocok digunakan untuk mereka yang
bekerja dengan peralatan atau bahan yang mengeluarkan panas,
misalnya peleburan sampel tanah, pembakaran menggunakan tanur
bersuhu tinggi, dan reaksi kimia yang mengeluarkan panas.

 100% cotton lab coat – Ini adalah jas lab yang biasanya digunakan
di laboratorium kimia umum (misalnya lab kimia pendidikan). Jas
lab ini diperkirakan memiliki umur pakai sekitar satu sampai dua
tahun. Setelah melewati waktu pakai terebut, jas ini rentan rusak
karena pengaruh bahan kimia asam.
 Synthetic/cotton blends – Jas lab ini bisa terbuat dari 100%
poliester atau campuran poliester/cotton. Seperti halnya cotton lab
coat, jas lab ini digunakan di laboratorium kimia umum

D. Syarat-Syarat Alat Pelindung Diri


Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syaratnya adalah :
Memastikan alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi
sensoris pemakainya agar merasa nyaman saat bekerja.

39
APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap
bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
Alat hanya dapat dipakai secara fleksibel.
Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi
pemakainya yang tepat dikarenakan bentuk dan bahanya yang tidak
tepat atau karena salah dalam menggunakannya.
Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya.

E. Beberapa alasan tidak menggunakan APD

1. Tidak pas atau tidak nyaman untuk di pakai 


Argumen :
a. Terasa risih karna tidak punya kebiasaan menggunakannya. 
b. Terasa malu karna bentuk dari APD berkesan aneh untuk
pekerja yang belum juga sempat lihat serta menggunakan terlebih
dulu.
c. Ukurannya tidak cocok dengan ukuran badan setiap pekerja. 
d. Beratnya APD menaikkan beban badan waktu bekerja. 
Solusi :
a. Memberi keterangan juga akan perlunya APD dan membiasakan
mereka senantiasa menggunakannya dalam keadaan apa pun. 
b. Memberi keterangan mengenai APD serta berikan beberapa
macam memiliki bentuk dan faedah manfaatnya. Diluar itu juga,
perusahaan butuh memberi info pada pekerja kalau telah beberapa
orang menggunakan APD di semuanya bagian pekerjaan. 
c. Menjadikan pemakaian APD jadi budaya perusahaan dan jadi
satu filosofi kalau ada ditempat kerja mesti gunakan APD. 
d. Senantiasa bertanya adakah problem pada ukurannya ataupun

40
beratnya. Hal semacam ini ditujukan supaya perusahaan sediakan
yang sesuai sama atau pikirkan alternatif beda supaya pekerja
tetaplahaman. 
e. Memberi contoh langkah pemakaian yang benar, hingga apabila
digunakan merasa nyaman. 

2. Tidak paham kapan mesti menggunakan Alat Pelindung Diri 


Argumen:
a. Tak ada training yang dikerjakan oleh perusahaan mengenai
pemahaman kapan pekerja mesti memakainya. 
b. Pekerja telah bisa materi training, namun belum juga
mengertinya. 
Solusi
a. Baiknya perusahaan senantiasa membuat training mengenai
APD. Hal itu juga akan buat pekerja memahami kapan mereka
menggunakannya, dan mengerti dalam keadaan atau lingkungan
yang bagaimana mesti memakainya. 
b. Sesudah bisa materi training, pekerja mesti memberi info tertulis
pada perusahaan jika mereka telah memahami. Hal itu dikerjakan
supaya pekerja tidak memberi argumen seperti terlebih dulu yakni
kurang memahami mengenai saat pemakaiannya bila berlangsung
kekeliruan tidak menggunakan APD. 

3. Tidak mempunyai saat untuk menggunakan Alat Pelindung


Diri 
Argumen
a. Jarak pada saat kehadiran pekerja dengan saat di mulainya
pekerjaan amat sedikit. Jadi, pekerja datang segera lakukan
kegiatan pekerjaan hingga tidak pernah memakai APD. 
b. Tak ada jeda saat waktu pekejaan di ruang lingkungan yang satu
dengan berlanjut ke ruang yang beda. Umpamanya pekerja awal
mula bekerja diarea yang mengharuskan memakai safety helmet,

41
lalu dia segera meneruskan pekerjaan yang beda di ruang yang
diwajibkan memakai safety beltdan tali pengaman tidak ada saat
jeda hingga pekerja tidak meluangkan diri untuk
menggunakannya. 
Solusi: 
a. Aplikasikan disiplin pada karyawan waktu datang di perusahaan.
Umpamanya mengaplikasikan ketentuan kalau pekerja mesti
datang 30 menit sebelumnya di mulainya pekerjaan. 
b. Jika pekerjaan yang satu lalu berlanjut ke pekerjaan yang beda,
baiknya di beri saat jeda sebagian menit supaya pekerja bisa
memakai APD type beda sesuai sama kemungkinan dari
lingkungan itu. Hal itu butuh dikerjakan bila memanglah pekerja
mesti menggunakan APD yang berlainan dari mulanya. 

4. Berasumsi akan tidak celaka 


Argumen
a. Pekerja terasa begitu percaya kalau tanpa ada APD juga akan
tetaplah aman. Hal itu karna berasumsi kalau apa yang juga akan
dikerjakannya aman serta tidak menyebabkan kemungkinan
kecelakaan. 
b. Karena tingkah laku terlebih dulu, di mana waktu tidak memakai
APD nyatanya aman. Jadi, hal itu buat pekerja beranggapan kalau
sekarang ini pasti juga aman seperti terlebih dulu. 
Solusi
a. Butuh dikerjakan satu komunitas diskusi atau seminar mengenai
perlunya mengerti kondisi yang melukiskan peluang kemungkinan
kecelakaan. Dalam hal semacam ini, pembicara dari korban
kecelakaan yang terlebih dulu terasa percaya akan tidak celaka
waktu bekerja. Hal semacam ini untuk memberi keterangan kalau
kecelakaan peluang berlangsung, hingga pekerja mesti senantiasa
gunakan APD meskipun terasa akan tidak celaka. 
b. Lakukan komunikasi dengan pekerja lewat cara menghadirkan

42
seseorang psikolog. Dalam Hal semacam ini, psikolog mempunyai
tujuan mengubah pandangan pekerja umpamanya berpandangan
kalau tempo hari aman bermakna saat ini aman dirubah
persepsinya yakni saat ini aman, besok belum juga pasti aman.
Diluar itu juga, memberi satu keterangan mengenai perlunya satu
kehidupan untuk pekerja. Bila pekerja telah memahami juga akan
perlunya satu kehidupan pastinya akan senantiasa siaga pada
peluang terjadinya kecelakaan, hingga mengerti kalau APD perlu
untuk dipakai waktu bekerja. 

5. Lupa 
Argumen
a. Pekerja datang terlambat waktu bekerja. 
b. pekerja lupa perlengkapan safetyapa saja yang perlu juga akan
dipakainya pada keadaan lingkungan kerja yang juga akan
dihadapinya
Solusi
a. Aplikasikan ragu untuk pekerja yang terlambat hingga tidak
menggunakan APD serta pekerja senantiasa diingatkan untuk
menggunakannya. 
b. Berikan info standard prosedur pemakaian APD. Umpamanya di
tempel gambar pemakaian beberapa macam APD serta di
lingkungan mana saja memakai alat-alat itu. Info itu bisa ditempel
di ruang atau lingkungan yang berhaya untuk pekerja atau dapat
pula ditempat sekitaran ruang di mana APD itu ditempatkan.

F. Cara memilih dan merawat APD


Cara memilih
- Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang
memadai.
- APD yang sesuai standar serta sesuai dengan jenis
pekerjaannya harus selalu digunakan selama mengerjakan

43
tugas tersebut atau selama berada di areal pekerjaan
tersebut dilaksanakan.
- APD tidak dibuthkan apabila sedang berada dalam kantor,
ruang istirahat, atau tempat-tempat yang tidak berhubungan
dengan pekerjaannya.
- Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material
yang dipakai.
Cara merawat
- Meletakkan alat pelindung diri pada tempatnya setelahh
selesai digunakan.
- Melakukan pembersihan secara berkala.
- Memeriksa alat pelindung diri sebelum dipakai untuk
mengetahui adanya kerusaakn atau tidak layak pakai.
- Memastikan alat pelindung diri yang digunakan aman
untuk keselamatan jika tidak sesuai maka perlu diganti
dengan yang baru
- Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta
kondisinya.
- Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm
kerja yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat
tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.

SOAL PEMAHAMAN :

1. Pasal apakah yang menyebutkan bahwa tempat kerja harus menyiapkan


penyelenggaraan makanan dan gizi.?
a. Permenakertrans No. Per. 03/men/1982 pasal 2
b. Permenakertrans No. Per. 01/men/1981 pasal 4
c. Permenakertrans No. Per. 01/men/1981 pasal 1
d. UU no. 1 thn 1970 pasal 3
e. UU no. 1 thn 1970 pasal 9
2. Apa penyebab tenaga kerja menyepelekan penggunaan APD

44
a. Wajib menggunakan APD sudah di sosialisasi
b. APD yang disediakan lengkap
c. Yakin bahwa tak akan ada kecelakaan kerja
d. APD sudah disiapkan perusahaan
e. Sadar akan keselamatan kerja
3. Apakah alat yabg di gunakan untuk melindungi mata saat mencampur
bahan ?
a. Hair cap
b. Kacamata
c. Ear plug
d. Helmet
e. Gloves
4. Pasal berapakah yang menyebutkan bahwa perusahaan wajib memberikan
alat-alat perlindungan diri pada para pekerja ?
a. Pasal 3 (1) butir a
b. Pasal 9 (1)
c. Pasal 12 butir b
d. Pasal 3(1) butir f
e. Pasal 14 butir c
5. Apa APD yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari percikan bahan
kimia ?
a. Sarung tangan
b. Jas lab
c. Masker
d. Sepatu
e. Kacamata

6. Pihak yang bertanggung jawab pada kasus kecelakaan kerja di anataranya


kecuali
a. Penanaman saham
b. Perusahaan
c. Asuransi tenaga kerja
d. Dinas tenaga kerja

45
e. Rumah sakit
7. Faktor kunci untuk menekan tingginya angka kecelakaan kerja adalah
a. Pengendalian kecelakaan kerja
b. Penganalisisan kecelakaan kerja
c. Pemberian satuan korban
d. Pemusatan kecelakaan
e. Pengamanan kerja
8. Alat pelingdung dari APBD apa yang di gunakan saat seorang pekerja
akan mengangkat selembar plat baja
a. Kacamata
b. Respirator
c. Ear plag
d. Sarung tangan kulit
e. Jilbab
9. Rambu bahaya yang mengindikasikan kondisi yang sangat dekat dengan
bahaya, yang jika dihindari akan menyebabkan kematian atau cidera serius
merupakan definisi
a. Prohibited sign
b. Emergency sign
c. Danger sign
d. Coution sign
e. Fire alarm
10. Dengan memasang rambu peringatan bahaya merupakan tingkatan
pengendalian kecelakaan kerja dengan tindakan
a. Menyediakan pengaman
b. Menyediakan tanda peringatan
c. Menyediakan prosedur K3
d. Mengurangi kecelakaan
e. Diam saja tanpa melakukan apa apa
11. Diantara pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan alasan tidak
memakai APD adalah...
a. Tidak pas atau tidak nyaman dipakai

46
b. Lupa
c. Berasumsi tidak akan celaka
d. Tidak mempunyai waktu saat memakai alat pelindung diri
e. Agar aman saat melakukan pekerjaan
12. Bagaimana cara mengatasi pekerja yang berasumsi tidak akan celaka jika
tidak memakai APD?
a. Butuh dikerjakan satu komunitas diskusi atau seminar mengenai
perlunya mengerti kondisi yang melukiskan peluang kemungkinan
kecelakaan
b. Lakukan komunikasi dengan penjual APD lewat cara
menghadirkan seseorang psikolog
c. Melakukan seminar mengenai perlunya tidak memakai APD saat
bekerja agar aman
d. Aplikasikan disiplin pada karyawan tepat waktu datang di
perusahaan
e. Memberi keterangan akan tidak perlunya APD dan membiasakan
mereka senantiasa tidak menggunakannya dalam keadaan apapun.
13. Yang merupakan penyebab pekerja tidak memakai APD dengan alasan
tidak nyaman di pakai adalah...
a. Terasa nyaman karna punya kebiasaan menggunakannya
b. Ukurannyacocok dengan ukuran badan setiap pekerja
c. Beratnya APD menurunkan beban badan waktu bekerja
d. Terasa malu karna bentuk dari APD berkesan aneh untuk pekerja
yang belum juga sempat lihat serta menggunakan terlebih dulu
e. Merasa gagah saat memakai APD
14. Perlukah sesudah bisa materi training, pekerja mesti memberi info tertulis
pada perusahaan jika mereka telah memahamikapan mesti menggunakan
Alat Pelindung Diri?
a. Perlu, karena agar perusahaan tidak tahu apakah pekerja sudah
paham atau belum mengenai kapan pekerja harus memakai APD
b. Perlu, supaya perusahaan tidak memerdulikan karyawan

47
c. Perlu, agar perusahan mengetahui bahwa pekerja sudah paham
mengenai kapan harus memakai APD dan tidak ada kekeliruan
dalam menggunakannya
d. Tidak perlu, karena setelah melakukan training, perusahaan sudah
bisa memastikan bahwa semua pekerja sudah paham mengenai
APD
e. Tidak perlu, karena hubungan pekerja dengan karyawan tidak baik
dan tidak harmonis
15. Dalam mengaplikasikan disiplin pada pekerja agar tepat waktu tiba di
perusahaan dan bisa memiliki waktu untuk memakai APD, setidaknya
berapa menit pekerja harus tiba di perusahaan sebelum pekerjaan di mulai?
a. 3 menit sebelum pekerjaan dimulai
b. 30 menit sebelum pekerjaan dimulai
c. 300 menit sebelum pekerjaan dimulai
d. 15 menit sebelum pekerjaan dimulai
e. 150 menit sebelum pekerjaan dimulai
16. Alat yang digunakan untuk melindungi telinga dari kebisingan yang
berlebih merupakan fungsi penggunaan dari........
a. Safety glasses
b. Ear plug
c. Respirator
d. Body protector
e. Safety shoes
17. Alat pelindungan diri dari ketinggian lebih dari 18 meter adalah............
a. Full body fitness
b. Safety shoes
c. Hair cup
d. Gloves
e. Ear muff
18. Hood merupakan alat yang berfungsi.........
a. Melindungi tangan dari korosif, benda-benda panas, dingin atau
tajam

48
b. Melindungi kepala dari benturan,pukulan benda keras atau tajam
c. Melindungi telinga dari kebisingan berlebih
d. Melindungi kepala dari bahan kimia,api, dan panas radiasi tinggi
e. Melindungi kepala dari kotoran debu
19. Pekerja yang berhubungan dengan tegangan listrik untuk melindungi diri
dari tekanan listrik yang tinggi biasanya mengggunakan..........
a. Sepatu pengaman
b. Sepatu karet anti elektrostatik
c. Sepatu khusus peledakan
d. Sepatu boot
e. Sepatu pengaman bangunann
20. Menurut bentuk sarung tangan dibedakan menjadi.......
a. Gloves, gounlets, spectacle
b. Gloves, spectacle ,mitts mittens
c. Gounlets, spectacle, earmuff
d. Gloves, gounlets, mitts mittens
e. Labcote, gloves, mitts mittens

GLOSARIUM :

Bakelite adalah bahan dasar yang digunakan pada pengaturan thermo


resin fenol formaldehida

Hood adalah Pelindung kepala biasanya terbuat dari bahan asbes, kulit,
wool, katun yang dicammpuri aluminium dan lain-lain

Earmuff adalah penutup telinga untuk pelindung pendengaran bayi


dengan harga lebih ekonomis.

engineering adalah sebuah profesi, sama seperti halnya dengan


ilmuan,dokter maupun profesi lainnya.

Fiberglass merupakan kerajinan yang tebuat dari bahan kimia seperti


katalis, resin dan calk.

49
Insulator listrik adalah bahan dimana muatan listrik tidak dapat lewat
dengan bebas, sehingga menjadikannya hampir mustahil untuk
menghasilkan arus listrik dengan pengaruh medan listrik

DAFTAR PUSTAKA :

Notoatmodjo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT


Rineka Cipta

Agrilita Pratama. 2017. Alat Pelindung Diri (APD) di Laboratorium


[KTI]. Palembang (ID): Poltekkes Kemenkes Palembang

Analis Kesehatan. 2017. Kumpulan Modul Praktikum Kesehatan dan


Keselamatan Kerja. Palembang (ID): Poltekkes Kemenkes Palembang

http://www.duniakaryawan.com/alat-alat.pelindunglaboratorium

https://bigowner.co.id/blog/safety-tips-1/post/risiko-yang-terjadi-jika-
mengabaikan-penggunaan-alat-pelindung-diri-di-tempat-kerja-74

https://www.safetysign.co.id/news/317/10-Tanya-Jawab-Tentang-Alat-
Pelindung-Diri-APD-yang-Penting-Anda-Ketahui

http://healthsafetyprotection.com/apd-ppe

https://fayzanov.weebly.com/blog/5-alasan-mengapa-pekerja-tidak-
menggunakan-alat-pelindung-diri-saat-bekerja

KUNCI JAWABAN :

50
1. A
2. C
3. B
4. D
5. B
6. A
7. A
8. D
9. C
10. B
11. E
12. A
13. D
14. C
15. B
16. B
17. A
18. D
19. B
20. D

BAB III

51
K3 & PATIENT SAFETY

“JENIS-JENIS KECELAKAAN KERJA DAN MEDIS SERTA CARA


PENANGANANNYA”

DISUSUN OLEH :

1. AFIFAH IRHAM (PO.71.34.1.19.021)

2. DWI ANDES AZAHRA (PO.71.34.1.19.037)

3. KOSASI ANNABA (PO.71.34.1.19.008)

4. PUTRI WULANDARI (PO.71.34.1.19.013)

5. TIARA OKTAVIA (PO.71.34.1.19.072)

BAGIAN III

52
Topik : Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja dan Medis serta Cara
Penanganannya

Tujuan Instruksional:

1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang jenis-jenis


kecelakaan kerja dan medis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab kecelakaan kerja dan medis
serta mengetahui bagaimana cara penangannya kecelakaan kerja..
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pencegahan terjadinya
kecelakaan kerja dan medis.
4. Mahasiswa dapat mendeskripsikan ketentuan pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K).

Indikator : Pemahaman materi dan penjelasan dari pertanyaan yang


diberikan.

Uraian Materi : Penjelasan materi tentang jenis-jenis kecelakaan kerja dan


medis, penyebabnya, cara penanganannya, serta
pencegahannya.

A. Kecelakaan Kerja dilaboratorium

Kecelakaan kerja dapat terjadi dimana saja yang dapat menimpa setiap
pekerja. Kecelakaan kerja dapat menyebabkan kerugian bagi pekerja dan
yang memperkerjakannya. Maka dari itu, mengenditifikasi bahaya kerja akan
mengurangi bahkan mencegah bahaya melalui pengendalian bahaya kerja
yang dilakukan melalui hasil Analisa identifikasi bahaya kerja.

Agar penanganan dari hasil identifikasi lebih maksimal maka perlu dilakukan
sebuah penilaian resiko. Penilaian resiko adalah metode sistematis dalam
melihat aktifitas kerja, memikirkan apa yang akan menjadi buruk, dan
memutuskan untuk mencegah terjadinya kereguian, kerusakan, dan cidera
ditempat kerja.

53
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa hal, tetapi Analisa
terjadinya kecelakaan kerja menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah
sebab-sebab terjadinya kecelakaan kerja dilaboratorium :

1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan kimia dan


proses-proses serta perlengkapan yang digunakan dalam melakukan
kegiatan.

2. Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan laboratorium dan juga


kurangnya pengawasan selama melakukan kegiatan laboratorium.

3. Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang


melakukan kegiatan laboratorium.

4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan


perlengkapan perlindungan alat laboratorium.

5. Kurangnya ketelitian mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang


mestinya harus ditaati.

Kecelakaan dilaboratorium dapat dibedakan 2 jenis :

1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban adalah pasien.

2. Kecelakaan kerja, jika kecelakaan kerja yang menjadi korban adalah


petugas laboratorium itu sendiri.

B. Kecelakaan Karena Kejatuhan Benda


Penyebab kecelakaan kerja ini adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan dalam membuang benda dari tempat yang tinggi.
2. Penyimpanan/peletakan benda atau peralatan yang tidak pada tempatnya
3. Memasang material/peralatan yang kurang baik dan tidak pada
tempatnya.
4. Tidak adanya pengamanan terhadap benda/peralatan yang jatuh.
5. Kesalahan dalam mengangkat material/peralatan ke tempat yang tinggi.
6. Mengangkat material/peralatan dengan muatan berlebihan.
7. Pekerja tidak mengenakan topi pelindung/safety helmet.

54
C. Kecelakaan karena tergelincir, terpukul, terkena benda tajam/ keras.

Kecelakaan kerja karena tergelincir, terpukul, terkena benda


tajam/keras umumnya sering terjadi. Kecelakaan ini disebabkan karena: Pada
umumnya kecelakaan tergelincir dan terpeleset disebabkan oleh jalan yang
licin dan gelap, berdiri tidak pada tempatnya atau cara kerja yang
salah.Kecelakaan kerja karena terpukul disebabkan oleh cara kerja yang salah
atau lalai.

D. Kecelakaan karena jatuh dari ketinggian

Kecelakaan ini bisa berakibat fatal, seperti cacat berat maupun


meninggal dunia.Oleh karena itu pengawas dan pekerja harus waspada, teliti
dan hati-hati pada pekerjaan dengan potensi jatuh dari tempat tinggi.
Kecelakaan terjatuh dari tempat tinggi dapat terjadi pada pekerja untuk
pekerjaan sebagai berikut :

1. Pekerjaan atap, plafon dan akustik.


2. Pekerjaan dinding dan kulit luar dengan menggunakan scaffolding atau
gondola.
3. Pekerjaan instalasi listrik, telepon, data, AC dan plumbing.
4. Kecelakaan karena aliran listrik, kebakaran dan ledakan.
5. Kecelakaan ini juga bisa berakibat fatal yang dapat menyebabkan
kematian.

Kecelakaan ini dapat terjadi pada pekerja karena :

1. Kecelakaan karena aliran listrik terjadi karena adanya kabel listrik yang
rusak dan mengenai anggota tubuh pekerja.

2. Kecelakaan karena aliran listrik terjadi karena adanya kelalaian pekerja,


tidak mengamankan aliran listrik.

3. Kecelakaan karena kebakaran terjadi karena kepanikan dan tidak


berfungsinya peralatan pendeteksian awal terhadap api atau asap dan tidak

55
berfungsinya peralatan pemadam kebakaran seperti sprinkler, APAR atau
hydrant.

4. Kecelakaan karena ledakan terjadi karena kurang pengamanan terhadap


bahan/material/peralatan yang mudah dan dapat meledak.

E. Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

1. Faktor manusia

Tingkah laku yang sembrono, pengetahuan yang kurang,


keterampilan yang kurang memadai, kelelahan, kondisi fisik yang kurang
sehat, mental yang labil/stress dan tidak disiplin dalam mematuhi aturan
keselamatan.

2. Faktor alat-alat kerja

Kurang sesuai dengan postur tubuh, tidak layak pakai, tidak memakai
alat pengaman.

3. Faktor lingkungan kerja

Kondisi tempat kerja yang tidak memenuhi persyaratan, sikap


pimpinan yang kurang mendukung.

F. Tindakan Berbahaya (Unsafe Practices) dan yang dapat Mengakibatkan


Kecelakaan

Berikut ini adalah tindakan berbahaya (unsafe practices) yang dapat


mengakibatkan kecelakaan :

1. Mengoperasikan mesin tanpa wewenang.

2. Mengoperasikan mesin dengan kecepatan berlebihan.

3. Membuat alat keselamatan tidak bekerja/berfungsi.

4. Gagal memberikan dan memastikan tanda peringatan berbahaya.

5. Menggunakan perkakas yang rusak.

56
6. Menggunakan perkakas yang salah.

7. Tidak menggunakan alat pelindung diri.

8. Memuat atau menempatkan barang secara tidak benar.

9. Mengangkat dengan cara yang salah.

10. Mengambil posisi badan yang salah.

11. Memperbaiki perkakas (mesin) yang sedang bergerak.

12. Bersenda gurau pada waktu bekerja.

13. Mabuk pada waktu bekerja.

Keadaan berbahaya :

1. Penutup atau pelindung keselamatan berada pada posisi yang tidak tepat.

2. Tata rumah tangga (lingkungan kerja) yang jorok dan semrawut.

3. Suara bising yang berlebihan.

4. Ventilasi yang kurang tepat.

5. Adanya penyebaran radiasi.

6. Mesin, alat kerja dan bahan-bahan produksi dalam keadaan rusak.

7. Sistem pemberian peringatan/tanda yang tidak tepat.

8. Atmosfir yang tidak terkontrol (gas, debu dan uap)Jenis-Jenis


Kecelakaan Kerja

Keselamatan kerja dan Kesehatan lingkungan 1

Direktorat Pembinaan SMK 2013/57

G. Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Medis

57
Pencegahan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor peralatan
dan lingkungan kerja dapat dilakukan dengan membuat prosedur kerja standar
K3 dan prosedur kerja standar teknis. Pencegahan kecelakaan kerja pada
uraian di atas, dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut (Dinas PU,
2007) :

Bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi laboratorium antara lain :


 Ringan : Memar.
 Berat : Fraktura, Dislokasi, Memar otak, dan lain-lain.
Adapun pencegahannya sebagai berikut :

Pencegahan Kecelakaan kerja dilaboratorium


1) Pakai sepatu anti selip.
2) Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi.
3) Tali sepatu longgar.
4) Prosedur dan cara penggunaan alat harus benar.
5) Penempatan alat dan material harus baik dan teratur.
6) Disiplin dan keahlian pekerja harus tinggi.
7) Pengamanan dalam pengangkutan dan lalulintas harus baik.
8) Cara pengangkutan material/barang harus benar.
9) Beban/muatan tidak melebihi kapasitas alat pengangkutan.

Pencegahan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh benda-benda jatuh


dan bagian bangunan yang rubuh antara lain kecelakaan karena
tergelincir, terpukul, terkena benda tajam/ keras.

Pencegahan kecelakaan kerja ini antara lain sebagai berikut :

1) Jalan kerja dan tempat injakan kaki harus tetap bersih, cukup terang dan
tidak licin.
2) Cara kerja harus dalam posisi dan sikap yang benar.
3) Pekerja harus tetap hati-hati, teliti dan disiplin.
4) Jangan menggunakan alat kerja sembarangan dan bukan semestinya.

Pencegahan kecelakaan karena jatuh dari ketinggian

58
Pencegahan kecelakaan ini antara lain sebagai berikut :

1) Pastikan scaffolding atau gondola layak pakai dan beban tidak melebihi
kapasitas.

2) Injakan kaki harus kuat, bersih dan berlapis serta cukup lebar untuk
posisi pekerja.

3) Pekerja harus menggunakan semua alat pengaman dan penyelamatan


antara lain safety belt, safety rope and safety helmet.

Kecelakaan karena aliran listrik, kebakaran dan ledakan.

Pencegahan kecelakaan ini antara lain sebagai berikut :

1) Aliran listrik harus ditangani oleh pekerja yang ahli.


2) Pemeliharaan dan perbaikan kabel dan panel harus dilakukan secara
kontinyu.
3) Pekerja harus teliti, hati-hati dan waspada serta mengamankan aliran
listrik sebelum bekerja.
4) Pekerja dilarang merokok selama bekerja dan membuang api sekecil
apapun di tempat bahan-bahan yang mudah terbakar.
5) Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar harus jauh dari sumber
api dan diberi tanda dilarang merokok.
6) Tempat penyimpanan bahan-bahan yang mudah meledak harus dingin
dan tertutup rapat.
7) Pengamanan terhadap peralatan dan bahan material yang dapat meledak
harus sangat hati-hati dan teliti.

H. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan pertolongan


pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapatkan
kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban
dibawa ke tempat rujukan atau Rumah sakit. P3k yang dimaksud yaitu
memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan pertama yang

59
lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.
P3k diberikan untuk menyelamatkan korban, meringankan penderitaan
korban, mencegah cidera atau penyakit yang lebih parah, mempertahankan daya
tahan korban, dan mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Ada pun prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban serta beberapa peralatan
yang diperlukan terhadap korban namun tidak semua ada, akan tetapi kita dituntut
kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.

A. Prinsip Dasar

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat


tersebut diantaranya:

1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau
kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita
menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau
masih dalam bahaya.

2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.
Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumber daya yang ada baik
alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam
tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.

3. Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda


lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dan sebagainya.
Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan
tambahan oleh pihak lain.

B. Sistematika Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :

60
1) Jangan Panik. Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan
bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan
untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang
menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.

2) Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya


menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya
adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat
lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang
ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat
membahayakan atau memperparah kondisi korban.

3) Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.


Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.

4) Pendarahan. Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa


kematian dalam waktu 3 sampai 5 menit. Dengan menggunakan saputangan
atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah
saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar
saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka
memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.

5) Perhatikan tanda-tanda shock. Korban-korban ditelentangkan dengan bagian


kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban
muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan
letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga
dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan,
darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di
dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi
setengah duduk.

61
6) Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan
jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan
tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila
korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta
tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah
supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran
pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.

7) Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.


Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban
ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa
pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan,
bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau
tenaga medis yang berkompeten.

Setiap pemberian pemberian pertolongan pada kecelakaan secara terinci


tentu berbeda, tergantung pada jeniskecelakaan yang terjadi, jenis dan bentuk
cidera serta situasi dan kondisi korban. Namun pada dasarnya pertolongan
pertama pada kecelakaan harus dilakukan secara sistematis berdasar kepada DR
CAB ,yaitu :

a. Danger (Bahaya)
Pastikan Keadaan Aman untuk Menolong. Sebelum menolong korban,
sebaiknya anda memastikan bahwa lokasi benar-benar aman bagi anda sebagi
penolong, orang-orang di sekitar lokasi kejadian, dan korban itu sendiri.
Periksalah segala sesuatu yang dapat yang mengancam keselamatan. Gunakan
pelindung diri yang ada, seperti sarung tangan dan masker untuk mencegah faktor
risiko infeksi menular. Jangan mengambil risiko untuk menjadi korban
berikutnya.

b. Response (Respon)
Pastikan Kondisi Kesadaran Korban. Periksa kesadaran korban dengan cara

62
memanggil namanya jika Anda kenal, atau bersuara yang agak keras di dekat
telinga korban, jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban perlahan namun
tegas, berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit bagian telinga korban). Jika
korban masih tidak ada respon, segara panggil bantuan medis, dan lakukan tahap
selanjutnya, karena anda masih mempunyai waktu untuk menunggu bantuan
medis datang.

c. Compression (Tekanan pada Dada)


Setelah memastikan korban tidak memberi respon dan sudah memanggil
bantuan medis, lakukan kompresi dada yang biasa di kenal RJP (Resusitasi
Jantung Paru-paru) atau disebut CPR (Cardio Pulmonary Resutation). Melakukan
RJP yang benar adalah dengan meletakkan korban pada permukaan datar dan
keras. Adapun langkah-langkah dalam melakukan RJP pada korban dewasa
adalah :

1. Berlutut di samping korban.

2. Tentukan posisi kompresi dada, dengan menemukan titik tengah


pertemuan tulang iga dada korban.

3. Setelah menemukan titik kompresi, tempatkan tumit tangan anda pada


titik tersebut, dengan satu tangan lagi diatasnya.

4. Posisikan tangan anda tegak lurus dan jaga agar tetap tegak lurus pada
saat melakukan kompresi, dan lalu tekan dada korban.

5. Berikan 30 kali kompresi dada, lakukan dengan cepat dan pertahankan


kecepatannya.

6. Berikan kompresi dengan kedalaman 2 inchi (5 cm).

d. Airway (Jalan Nafas)

63
Setelah melakukan 30 kompresi, buka jalan nafas korban dengan metode
Head-tilt chin-lift. Tujuannya adalah untuk membuka jalan nafas korban yang
tersumbat oleh lidah yang tertarik ke tenggorokan sehingga menutupi jalan nafas.
Cara melakukan metodeHead-tilt chin-lift yaitu:

 Letakkan telapak tangan Anda di dahi korban dan letakkan jari-jari tangan
Anda yang lain dibawah dagu korban.

 Kemudian tekan dahi ke bawah sambil angkat dagu keatas sehingga kepala
korban mendongak keatas dan mulut korban terbuka.

e. Breathing (Bernafas)

Setelah jalan nafas terbuka, dilanjutkan dengan pemberian 2 kali nafas


bantuan dari mulut ke mulut. Perhatikan membusungnya dada korban untuk
memastikan Volume tidal. Volume tidal adalah jumlah udara yang dihirup dan
dihembuskan setiap kali bernafas, dimana volume tidal normal sesorang adalah
350-400ml. Adapun cara memberikan nafas bantuan sebagai berikut :

 Pastikan jalan nafas korban masih dalan posisi terbuka dengan metode Head-
tilt chin-lift sebelumnya.

 Tekan hidung korban untuk memastikan tidak ada udara yang bocor melalui
hidung, ambil nafas dengan normal lalu tempelkan mulut serapat mungkin
pada mulut korban dan tiupkan nafas Anda melalui mulut.

 Lakukan dengan perbandingan 30:2 yaitu 30 kompresi dada dan 2 kali napas
bantuan, sampai ada respon dari korban atau sampai bantuan medis tiba. Perlu
diketahui, bahwa otak tidak boleh kekurangan oksigen lebih dari 4 menit
terutama saat diketahui jantung seseorang berhenti. Itu artinya Anda hanya
punya waktu kurang dari 4 menit untuk melakukan RJP atau CPR pada
korban.

64
 Resusitasi jantung paru – paru (Cardio Pulmonary Resuscitation/CPR)
Ini adalah langkah – langkah penyelamatan jiwa seseorang dimana denyut
jantung telah berhenti. CPR adalah kombinasi dari masase jantung dari luar
dan resusitasi mulut ke mulut. Untuk melakukan CPR dengan seharusnya
Anda sudah mengikuti latihan sehingga berkurang kemungkinan Anda
melakukan kesalahan yang malah bertambah cedera pada penderita.

Adapun susunan prioritas pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan


yaitu pada korban:
1. Henti napas.
2. Henti jantung.
3. Pendarahan berat.
4. Syok ketidak sadaran.
5. Pendarahan ringan.
6. Patah tulang atau cidera lain.

Tindakan penolong selama melakukan pertolongan pertama, harus di


perhatikan pula:

1. Hindari memindahkan korban


Memindahkan korban adalah hal yang sangat berbahaya jika tidak
menguasai dengan baik teknik cara memindahkan korban. Hal in dapat
menebabkan hal yang serius bahkan menambah buruk kondisi korban,
terutama pada kasus cidera tulang belakang.

2. Jangan pernah ragu


Lakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan penuh
keyakinan dan tiada ragu secara cepat dan tepat, karena keraguan dalam
melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah mati.

3. Hubungi petugas yang berwenang


Menghubungi orang atau petugas yang menguasai dengan baik teknik
pertolongan pertama sebaiknya dilakukan sebaik mungkin.

65
SOAL PEMAHAMAN :

1) Kebanyakan di bagian mesin dan lab. banyak terjadi kecelakaan. kecelakaan


apakah yang paling sering terjadi ?

A. Ledakan atau kebakaran.

B. Banjir

C. Gempa

D. Abu vulkanik

E. tsunami

2) Apa yang di maksud dengan kecelakaan kerja ?

A. Semua kondisi negatif yang terjadi pada saat kita melakukan kegiatan.

B. Semua yang berbahaya pada tempat kerja.

C. Kondisi yang tidak mendukung kita bekerja.

D. Kondisi sehat saat bekerja.

E. Kondisi senang saat bekerja

3) Pernapasan buatan sering dilakukan pada kecelakaan dibawah ini, kecuali...

A. Tersedak.

B. Luka bakar.

C. Tenggelam.

D. Serangan jantung.

E. Kurang oksigen

4) Macam-macam pembalutan dalam P3K, kecuali....

66
A. pembalutan segitiga

B. Pembalutan cepat

C. Pembalutan plester

D. Pembalutan bolak-balik

E. Pembalutan pita gulung

5) Yang bukan merupakan indikasi dari pembalutan adalah...

A. Menghentikan pendarahan

B. Melindungi dari kuman

C. Mengurangi rasa nyeri

D. Melindungi Dari debu

E. Mempercepat penyembuhan

6) Apa yang tidak termasuk klasifikasi kecelakaan menurut sifat luka atau
kelainan?

A. Patah tulang

B. Gegar otak

C. Terjatuh

D. Memar

E. Luka bakar

7) Hal apa yang tidak termasuk akibat dari kecelakan kerja?

A. Kematian

B. Kerusakan

67
C. Kegembiraan

D. Cacat

E. Kesedihan

8) Suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan pada
saat bekerja disebut...

A. Keselamatan kerja

B. Kesehatan

C. Kesehatan kerja

D. Kecelakaan Kerja

E. Kesenangan

9) Salah satu penyebab kecelakaan adalah faktor manusia, apa penyebab


manusia sebagai salah satu faktor kecelakaan? Kecuali...

A. Mental yang lemah

B. Kurang ilmu

C. Tidak adanya pelatihan

D. Stress mental

E. Kurang ahli

10) Berikut ini adalah hal- hal yang terkait denga tindakan penanggulangan awal
dari suatu kecelakaan yang dapat dilakukan, kecuali...

A. Mengendalikan TKP

B. Melakukan analisa penyebab kecelakaan

68
C. Memastikan pertolongan pertama pada korban dan minta bantuan gawat
darurat

D. Mencegah kecelakaan susulan

E. Mencari hal- hal yang dapat dijadikan barang bukti

11) Setiap kecelakaan dan sakit akibat kerja dapat dicegah/ dihindari dengan cara,
Kecuali ...

A. Mematuhi setiap prosedur keselamatan kerja

B. Menggunakan alat pelindung diri yang ditentukan

C. Tidak bersenda gurai di tempat kerja

D. Memasang semua peralatan pengaman mesin

E. Menggunakan alat- alat yang ada tanpa mengikuti ketentuan

12) Untuk mengindari kecelakaan dalam kerja dii labaoratorium alat pelindung
mininmun yang harus digunakan adalah , kecuali...

A. Helm

B. Sarung tangan

C. Masker

D. Kacamata

E. Safety shoes

13) Usaha yang mengutamakan tindakan pencegahan terhadap gangguan


kesehatan dan faktor pekerjaan dan lingkungan adalah pengertian dari…….

A. Pemeriksaan kesehatan kerja

B. Job saftety Anlysis

69
C. Alat pelindung diri

D. Body protector

E. Isolasi

14) Berikut ini langkah yang dilakukan untuk pencegahan terhadap penyakit,
kecuali…….

A. Pemeriksaan kesehatan karyawan

B. Pendidikan Kesehatan

C. Penerangan sebelum bekerja

D. Isolasi

E. Golongan fisik

15) Usaha pencegahan kecelakaan kerja antara lain melalui, kecuali…

A. Inspeksi

B. Riset

C. Asuransi

D. BPJS

E. K3

16) Bagaimana cara menanggulangi kecelakaan pada instalasi listrik dan petir,
kecuali…

A. Buat instalasi sesuai dengan aturan yang berlaku

B. Hindari percabangan sambungan yang berlebihan

C. Gunakan kabel yang berstandart baik

70
D. Gunakan Instalasi penyalur petir sesuai standart

E. Hindari debu pada bahan yang mudah rusak dan meledak

17) Tujuan utama dari proses penanggulangan K3 adalah…

A. Mengurangi beban para pekerja

B. Menambah pendapatan pekerja

C. Mengurangi tingkat kecelakaan

D. Menambah penghasilan pekerja

E. Menyeimbangkan beban pekerja

18) Dalam pekerjaan kita harus menjaga, kecuali…

A. Kesehatan

B. Keselamatan

C. Keamanan

D. Sikap

E. Kelalaian

19) Salah satu contoh bencana yang harus ditanggulangi dalam K3 adalah……….

A. Penebangan Liar

B. Buang sampah sembarangan

C. balapan Liar

D. Gempa Bumi

E. Mencuri

71
20) Berikut upaya penanggulangan saat keadaan darurat terjadi yang benar
adalah…

A. Pencegahan

B. Pembakaran

C. Penebangan Liar

D. Buang sampah

E. Kecelakaan

72
GLOSARIUM

Fatal : tidak dapat diubah atau diperbaiki lagi.

Sprinkler : alat yang berguna untuk memadamkan api secara


otomatis dan alat ini merupakan bagian dari fire
sprinkler sistem yang akan mengeluarkan debit air
ketika terdekteksi ada api.

APAR : alat pemadam kebakaran portabel karena


bentuknya yang kecil dan praktis sehingga mudah
dipindahkan dan dibawa kemana-mana

Hydrant : sistem salah satu pemadam kebakaran yang


terhubungan dengan sumber air dan
mendistribusikan air ke lokasi pemadaman dengan
laju yang cukup.

Efisien : tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu.

Bidai : jalinan bilah ( rotan, bambu) sebagai kerai (untuk


,tirai penutup pintu dan lain-lain.

Kompeten : Seperangkat sikap, pengetahuan dan keterampilan

73
DAFTAR PUSTAKA

1. https://wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/19/158/

2. Misdarpon, Deddy dan Muhammad Fatori.2013.Kesehattan dan


Keselamatan Kerja 1.Kemendikbud RI.

3. https://www.safetyshoe.com/jenis-jenis-kecelakaan-kerja-dan-cara-
penanggulangannya/6-9-2019/13.20/

4. Redjeki,Sri.2016.Kesehatan dan Keselamatan Kerja.Jakarta


Selatan:Kemenkes RI.

5. https://www.academia.edu/30029389/kecelakaan_di_laboratorium_ki
mia_ dasar/

74
KUNCI JAWABAN

1. A 10. D 19. D

2. B 11. E 20. A

3. B 12. A

4. E 13. A

5. C 14. E

6. C 15. E

7. B 16. E

8. D 17. C

9. D 18. E

BAB IV

75
K3 & PATIENT SAFETY

“PENANGANAN LIMBAH MEDIS”

DISUSUN OLEH :

DEA CAHYA FITRIA AMROH (PO.71.34.1.19.029)


KHUSNUL LATIFAH (PO.71.34.1.19.044)
NUR CHAFIZOH (PO.71.34.1.19.011)
RISMA ENGELINA (PO.71.34.1.19.016)
WIDIAH JULIANTI (PO.71.34.1.19.017)

BAGIAN 4

76
SUB TOPIK : Jenis-jenis limbah yang bersifat infeksius

TUJUAN INSTRUKSIONAL :1. Mahasiswa mampu memahami dan


mengetahui tentang penanganan limbah medis.

2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja jenis-


jenis limbah yang bersifat infekisus.

INDIKATOR : Pemahaman materi dan penjelasan dari


pertanyaan yang diberikan.

URAIAN MATERI : Penjelasan materi tentang penanganan limbah


medis dan jenis-jenis limbah yang bersifat
infeksius.

Pengertian Limbah Medis dan Limbah Infeksius

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), limbah adalah sisa


proses produksi; bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian; barang rusak atau
cacat dalam proses produksi. Sedangkan medis adalah termasuk atau berhubungan
dengan bidang kedokteran.

Limbah Medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medik,


perawatan gigi, farmasi, penelitian, pengobatan, perawatan atau pendidikan yang
menggunakan bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau
membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu (Depkes RI 2001).

Banyak sekali limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit. Limbah medis
padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai
akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.
Salah satu contoh limbah medis padat adalah limbah infeksius (Kepmenkes,
2004).

Limbah infeksius adalah Limbah yang terkontaminasi organisme patogen


yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah
dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia. Limbah

77
infeksius adalah limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi
penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah laboratorium. Limbah ini dapat
menjadi sumber penyebaran penyakit pada petugas, pasien, pengunjung, maupun
masyarakat sekitar. Oleh karena itu, limbah ini memerlukan wadah atau kontainer
khusus dalam pengelolaannya.

Jenis – Jenis Limbah Infeksius


1. Darah
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah
mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa
oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa
karbondioksisa dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu
dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan
ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke
seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah
kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan
vena cava inferior.
Darah juga mengangkat bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan
bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang
sebagai air seni.

78
Darah adalah cairan penopang kehidupan yang terdiri atas plasma, sel
darah merah (eritrosit), dan sel darah putih (leukosit). Darah beredar melalui
jantung, arteri, vena, dan kapiler membawa nutrisi, elektrolit, hormon, vitamin,
antibodi, panas, dan oksigen ke jaringan dan kembali membawa zat limbah dan
karbondioksida.
Darah termasuk kedalam limbah infeksius karena limbah ini dapat menjadi
sumber penyebaran penyakit pada petugas, pasien, pengunjung, maupun
masyarakat sekitar. Oleh karena itu, limbah ini memerlukan wadah atau kontainer
khusus dalam pengolahannya.

2. Plasma
Plasma darah adalah komponen darah yang berbentuk cairan warnanya
kuning yang menjadi medium sel-sel darah, di mana sel darah ditutup. 55% dari
volume atau jumlah darah adalah plasma darah. Volume plasma darah terdiri atas
90% air dan 10% adalah larutan protein, ion mineral, glukosa, hormon,
faktor koagulasi, dan karbon dioksida. Pada proses ekskresi plasma darah juga
merupakan medium.
Plasma darah bisa dipisahkan dalam sebuah tuba yang berisi darah segar
yang sudah dibubuhi dengan zat anti koagulan yang kemudian diputar sentrifugal
hingga sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan ada di atasnya
dan membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut
dengan kepadatannya berkisar 1.025 kg/l atau 1025 kg/ m3. Serum darah
merupakan plasma tanpa fibrinogen, sel serta faktor koagulasi lain. Fibrinogen
menempati sebanyak 4% alokasi protein dalam plasma yang termasuk faktor
penting dalam sebuah proses pembentukan darah.

3. Semen

79
Semen adalah cairan tubuh warna putih keruh yang dikeluarkan dari uretra
dan keluar dari penis selama ejakulasi. Semen terdiri dari sel-sel sperma bergerak
(disebut spermatozoa) dan cairan kaya nutrisi yang disebut cairan mani.
Cairan mani berfungsi untuk mengangkut sel-sel sperma dan meningkatkan
kemampuan pembuahan mereka.

4. Sekresi Vagina
Sekresi vagina adalah hal normal yang biasa terjadi pada setiap wanita.
Sekresi vagina adalah keluarnya cairan dari alat kelamin wanita, cairan ini dapat
berupa keringat, lendir atau cairan yang berasal dari kelenjar di sekitar vagina.
sekresi vagina berfungsi untuk memberikan iklim yang baik, dalam arti
kelembaban alami di sekitar vagina agar tetap terjaga kesehatannya. Khusus pada
masa haid, sekresi yang terjadi adalah keluarnya darah yang merupakan sel telur
yang telah matang, namun tidak sempat terbuahi.
Sekresi vagina sering mengalami perubahan tekstur, warna dan bau. Hal
ini terkait erat dengan perubahan hormon dan siklus haid yang dialami seorang
wanita. Meskipun, itu merupakan hal yang normal, terkadang perubahan tampilan
sekresi vagina dapat menjadi indikasi terjadinya suatu infeksi atau penyakit
tertentu.

5. Sputum

Sputum adalah cairan yang diproduksi dalam alveoli dan bronkioli.


Sputum yang memenuhi syarat pemeriksaan harus betul-betul dari trakea dan
bronkioli bukan berupa air ludah. Sputum dapat dibedakan dengan ludah antara
lain: ludah biasa akan membentuk gelembung-gelembung jernih di bagian atas
permukaan cairan, sedang pada sputum hal ini jarang terjadi. Secara mikroskopis
ludah akan menunjukkan gambaran sel-sel gepeng sedang pada sputum hal ini
tidak dtemukan (Widman, 1994)

Sputum paling baik untuk pemeriksaan adalah sputum pagi hari, karena
sputum pagi paling banyak mengandung kuman. Sputum pagi dikumpulkan
sebelum menggosok gigi, tetapi sudah berkumur dengan air untuk membersihkan
sisa makanan dalam mulut yang tertinggal (B. Sandjajaja, 1992).

80
6. Cairan Serebrospinal

Cairan serebrospinal merupakan cairan bening yang berada di otak dan


sterna serta ruang subarachnoid yang mengelilingi otak dan medulla spinalis
(sumsum tulang belakang). Cairan ini memiliki tekanan yang konstan dan
memiliki ruangan-rungan yang saling berhubungan satu sama lain.

Cairan serebrospinal dihasilkan oleh pleksus choriodeus ventriculus


lateralis, yaitu suatu ruangan yang terletak di dalam otak manusia yang kemudian
cairan yang dihasilkan dialirkan ke ventrikel lateralis. Cairan serebrospinal
berfungsi sebagai peredam mekanis terhadap kejut. Cairan ini juga memberikan
pelumasan antara tulang dan sekitarnya dan otak dengan sumsum tulang belakang.
Ketika seseorang mengalami cedera kepala, cairan ini bertindak sebagai bantal
yang akan meminimalisir  atau mengurangi efek daripada cedera tersebut.

7. Cairan Perikardial

Cairan perikardial adalah cairan serosa yang disekresikan oleh lapisan


serosa perikardium ke dalam rongga perikardium . Perikardium terdiri dari dua
lapisan, lapisan serat luar dan lapisan serosa bagian dalam. Lapisan serosa ini
memiliki dua membran yang membungkus rongga perikardial yang mengeluarkan
cairan perikardial. Cairan ini mirip degan cairan serebrospinal otak yang juga
berfungsi sebagai bantalan dan memungkinkan beberapa gerakan organ.

Fungsi dari cairan perikardial ini untuk mengurangi gesekan di dalam


perikardium dengan melumasi permukaan epikardial yang memungkinkan
membran meluncur satu sama lain dengan setiap detak jantung.

Tempat Penyimpanan Limbah Infeksius


Tempat penyimpanan tidak untuk aktifitas :
1. Dekat dengan hidrant / safety shower.
2. Ruang cukup luas dapat melindungi mutu produk,
3. Menjamin keamanan produk
4. Menjamin keamanan petugas
5. Ada rambu / tanda, denah lokasi , jalur evakuasi.

81
6. Bahan tidak diletakkan di lantai (palet, rak, lemari),
7. Ada APD

Pelindung Diri :

 Menggunakan sarung tangan


 Menggunakan masker
 Menggunakan skort pelindung

Tindakan Pencegahan Infeksi


1. Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini
dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi. Contoh : Pencucian alat dengan menggunakan sabun.
2. Antiseptik,yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh
lainnya. Contoh :
a. Mencuci alat dengan cara biasa, lalu setelah kering dilanjutkan dengan
mencuci menggunakan alkohol.
b. Menuangkan alat dengan alkohol, lalu dibakar
3. Dekontaminasi,tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh
petugas kesehatan secara aman,terutama petugas pembersihan medis sebelum
pencucian dilakukan.

Pengelolaan Limbah Infeksius


Pengelolaan limbah meliputi :

1.Pemisahan limbah

2.Penyimpanan limbah

3.Penanganan limbah

4.Pengangkutan limbah

82
5.Pembuangan limbah

Pemisahan Limbah Infeksius

Cara Pemisahan Limbah :

a. Limbah harus dipisahkan dari sumbernya


b. Semua limbah beresiko infeksi hendaknya diberi label jelas
c. Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda dan anti
sobek yang menunjukkan kemana kantong plastik harus diangkut untuk
insinerasi atau dibuang.

Penyimpanan Limbah Infeksius

Di beberapa negara kantung plastik cukup mahal sehingga sebagai


gantinya dapat digunakan kantung kertas yang tahan bocor (dibuat secara lokal
sehingga dapat diperloleh dengan mudah). Kantung kertas ini dapat ditempeli
dengan strip berwarna, kemudian ditempatkan ditong dengan kode warna
dibangsal dan unit-unit lain.

Penanganan Limbah Infeksius


a. Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian.
Kemudian diikiat bagian atasnya dan diberik label yang jelas.
b. Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika dibawa
mengayun menjauhi badan limbah tidak tercecer keluar dan diletakkan
ditempat tertentu untuk dikumpulkan.
c. Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna
yang sama telah dijadikan satu dan dikirimkan ketempat yang sesuai.
d. Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan
hewan perusak sebelum diangkut ketempat pembuangan.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

83
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan limbah medis
infeksius :
a. Selalu memasukkan alat suntik bekas ke dalam wadah tertentu (disposafe box)
segera setelah pemakaian.
b. Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap satu
penyuntikan (1 alat suntik = 1 pasien).
c. Selalu memusnahkan disposafe box pada tempat pembakaran tersendiri, tidak
dicampur dengan limbah-limbah lainnya.
d. Tidak boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai untuk
menyuntik pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya saja.
e. Tidak melepas/mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas sebelum
dimasukkan ke dalam disposafe box.
f. Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi yang aman,
semisal sarung tangan dari karet.

Pengangkutan Limbah

Kantung limbah dipisahkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode


warnanya. Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa kekompaktor, limbah
bagian Klinik dibawa ke insenerator. Pengangkutan dengan kendaraan khusus
(mungkin ada kerjasama dengan dinas pekerja umum) kendaraan yang digunakan
untuk mengangkut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan setiap
hari, jika perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan
menggunakan larutan klorin.

Pembuangan Limbah Infeksius


a. Autoclaving
Limbah dipanasi dengan uap dibawah tekanan. Kantong limbah plastik biasa
hendaknya tidak digunakan karena tidak tahan panas dan akan meleleh selama
autoclaving. Karena itu diperlukan kantong autoclaving.

b. Disinfeksi dengan Bahan Kimia

84
c. Insinerator
Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan sampah
dengan membakar sampah tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-1800 0F
dan dapat mengurangi sampah 70 %.

d. Penguburan
Khusus untuk limbah medis, seperti plasenta atau sisa potongan anggota tubuh
dari ruang operasi atau otopsi yang mudah membusuk, perlu segera dikubur.

e. Sanitary Landfill
Sampah medis terlebih dahulu dilakukan sterilialisasi atau disinfeksi kemudian
dibuang dan dipadatkan ditutup dengan lapisan tanah setiap akhir hari kerja.

Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 petugas pengelola sampah


harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri dari topi/ helm, masker,
pelindung mata, pakaian panjang, apron untuk industry, sepatu boot, serta sarung
tangan khusus.

Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat
menimbulkan berbagai masalah seperti:

a.    Gangguan kenyamanan dan estetika


Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol,
eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik.
b.   Kerusakan harta benda
Dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yang
berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar
rumah sakit.
c.    Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang
Ini dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida,
logam nutrien tertentu dan fosfor.
d.   Gangguan terhadap kesehatan manusia                                

85
Ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa
kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian
kedokteran gigi.
e.    Gangguan genetik dan reproduksi
Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti,
namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik
dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.
f. Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik

Akan menjadi tempat yang baik bagi vector penyakit seperti lalat dan
tikus.

g. Kecelakaan kerja pada pekerja atau masyarakat


Akibat tercecernya jarum suntik atau benda tajam lainnya.

h. Insiden penyakit demam berdarah dengue meningkat


Karena vector penyakit hidup dan berkembangbiak dalam sampah kaleng
bekas atau genangan air.

i. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme


Akan menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.

j. Adanya partikel debu yang berterbangan akan mengganggu pernafasan


Menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebabkan kuman penyakit
mengkontaminasi peralatan medis dan makanan rumah sakit.

k. Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak saniter


Asapnya akan mengganggu pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara.

Kebijakan Rumah Sakit dalam Menangani Limbah Medis

Dalam pengelolaan limbah padatnya, rumah sakit diwajibkan melakukan


pemilahan limbah dan menyimpannya dalam kantong plastik dan tempat
pembuangan sampah yang berbeda berdasarkan karakteristik limbah baik padat
maupun cair. Limbah domestik dimasukan kedalam plastic bewarna hitam,
limbah infeksius kedalam kantong plastic bewarna kuning, limbah kimia/farmasi
kedalam kantong plastik berwarna coklat dan limbah radioaktif kedalam kantong

86
berwana merah. Disamping itu juga rumah sakit diwajibkan memili tempat
penyimpana sementara limbahnya sesuai persyaratan yang telah ditetapkan dalam
kepdal 01 tahun 1995.

Disamping peraturan-peraturan tersebut secara bertahap dan


berkesinambungan Departemen Kesehatan terus mengupayakan dan
menyediakan dan untuk pembangunan insilasi pengelolaan limbah rumah sakit
melalui anggaran pembangunan maupun dari sumber bantuan dana lainnya.
Dengan demikian sampai saat ini sebagai rumah sakit pemerintah telah dilengkapi
dengan fasilitas pengelolaan limabah, meskipun perlu untuk disempurnakan.
Namun disadari bahwa pengelolaan limbah rumah sakit masih perlu ditingkatkan
permasyarakatan terutama dilingkungan masyarakat rumah sakit.

Kebijakan Pemerintah dalam Upaya Menangani Limbah Medis

Peraturan tentang limbah medis ini telah diatur pemerintah sebagai berikut :

1. Pengolahan limbah RS Pengelolaan limbah RS dilakukan dengan berbagai cara.


Yang diutamakan adalah sterilisasi, yakni berupa pengurangan (reduce) dalam
volume, penggunaan kembali (reuse) dengan sterilisasi lebih dulu, daur ulang
(recycle), dan pengolahan (treatment) (Slamet Riyadi, 2000).

2. Limbah rumah sakit dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah


sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam
limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit
pada manusia termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga
limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan (BAPEDAL, 1999).

3. Rumah sakit diwajibkan memiliki tempat penyiraman sementara limbahnya


sesuai persyaratan yang telah ditetapkan kepdal 01 tahun 1995.

4. Bapedal No. 03 tahun 1995 mengatur tentang kualitas incineratordan emisi


yang dikeuarkanya.

87
5. Keputusan menteri Negara kependudukan dan lingkungan hidu RI nomor :
kep-02/MENKLH/I/1988 tentang pedoman penetapan baku mutu lingkungan
hidup.

6. UU no 23 tahun 199 tentang kesehatan.

7. UU no 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.

8. Peraturan menteri kesehatan No.512/Menkes/PER/IX/1990 tentang AMDAL


rumah sakit ( menyatakan tentang analisis mengenai dampak lingkungan).

9. PP no 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan.

10. PP no 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.

Kesadaran Tenaga Medis dalam Menangani Limbah Medis

Setiap limbah medis memiliki bahaya yang dapat menyerang pasien


maupun petugas medis itu sendiri. Sehingga petugas medis saat ini sudah dituntut
untuk memiliki pengetahuan yang cukup mengenai limbah medis. Mulai dari
jenisnya hingga pengelolaannya. Namun, pengetahuan secara teori saja tidaklah
cukup. Para petugas medis tersebut harus mampu mengaplikasikannya dalam
pekerjaan supaya tidak terjadi kesalahan atau infeksi dari limbah tersebut.

SOAL PEMAHAMAN :

1. limbah yang berasal dari pelayanan medik, perawatan gigi, farmasi,


penelitian, pengobatan, perawatan atau pendidikan yang menggunakan
bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau membahayakan
kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu merupakan pengertian dari ?
a. Limbah daur ulang
b. Limbah rumah tangga
c. Limbah medis
d. Limbah infeksius
e. Limbah berbahaya

88
2. Limbah infeksius adalah limbah yang berkaitan dengan ?
a. Manusia dan rumah sakit
b. Pasien dan limbah rumah tangga
c. Makhluk hidup dan kesehatan
d. Pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif)
dan limbah laboratorium
e. Pasien dan penyakit.
3. Berikut merupakan jenis-jenis limbah infeksius,kecuali ?
a. Darah
b. Plasma
c. Serum
d. Semen
e. Keringat
4. cairan yang diproduksi dalam alveoli dan bronkioli disebut ?
a. Sputum
b. Sperma
c. Enzim
d. Urin
e. Ovum
5. Limbah medis merupakan limbah yang berasal dari berikut ini ,kecuali ?
a. Pelayananan medis
b. Perawatan gigi
c. Pendidikan yang menggunakan bahan-bahan yang aman
d. Penelitian
e. Pengobatan
6. Rumah sakit diwajibkan memiliki tempat penyiraman sementara
limbahnya sesuai persyaratan yang telah ditetapkan dalam ?
a. KepDal 01 1993
b. KepDal 01 1994
c. KepDal 01 1995
d. KepDal 01 1996
e. KepDal 01 1997

89
7. Limbah rumah sakit dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar
rumah sakit dan dapat menimbulkan ?
a. Masalah kehidupan
b. Kebahagiaan
c. Kenyamanan
d. Polusi
e. Masalah Kesehatan
8. Pengolahan limbah RS Pengelolaan limbah RS dilakukan dengan berbagai
cara. Yang diutamakan adalah sterilisasi, yakni berupa ?
a. Kesehatan Lingkungan
b. 3R dan Pengelolaan
c. 3R dan Pembersihan
d. Pengelolaan
e. Pembersihan secara menyeluruh
9. Di kantung plastik berwarna apa limbah infeksius harus dimasukkan?
a. Hitam
b. Kuning
c. Bening
d. Coklat
e. Merah
10. Berikut ini hal-hal yang herus diperhatikan dalam penanganan limbah
medis infeksius yang benar adalah ?
a. Selalu memasukka alat suntik bekas ke wadah manapun
b. Selalu menggunakan alat sunti sekali pakai yang baru untuk setiap satu
penyuntikan
c. Boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai menyuntik,
ganti jarumnya saja.
d. Melepas/mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas sebelum
dimasukkan kedalam disposafe box
e. Boleh memegang jarum suntik yang digunakan dengan tangan kosong

90
11. Berikut merupakan penanganan limbah infeksius yang benar,adalah ?
a. Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/4
bagian. Kemudian diikiat bagian atasnya dan diberik label yang jelas.
b. Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika
dibawa mengayun menjauhi badan limbah tidak tercecer keluar dan
diletakkan ditempat tertentu untuk dikumpulkan.
c. Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan
warna yang berbeda telah dijadikan satu dan dikirimkan ketempat yang
sesuai.
d. Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang terbuka
e. Kantung yang berisi limbah infeksius bisa dibuang dimana saja
12. Mengapa di beberapa negara kantung plastik digantikan dengan kantung
kertas yang tahan bocor ?
a. Karena kantung plastik langka
b. Karena kantung plastik murah
c. Karena kantong plastik mahal
d. Karena kantung plastik tidak diproduksi
e. Karena kantung plastik dicap tidak aman
13. Upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
Merupakan pengertian dari ?
a. Aseptik
b. Pembersih
c. Dekontaminasi
d. Sterilisasi
e. Antiseptic
14. Berikut merupakan APD (Alat Pelindung Diri) , kecuali …
a. Sarung tangan
b. Masker
c. Skrot pelindung
d. Sendal
e. Jas Laboratorium

91
15. Darah adalah cairan penopang kehidupan yang terdiri atas ?
a. Plasma, Eritrosit,leukosit
b. Sel darah merah dan Leukosit
c. Sel darah merah
d. Pembuluh darah dan sel darah merah
e. Hormon dan Enzim
16. Mengapa darah termasuk kedalam limbah infeksius ?
a. Karena hasil suntikan
b. Karena berwarna merah
c. Karena terdiri dari sel darah
d. Karena menjadi sumber kenyamanan
e. Karena menjadi sumber penyebaran penyakit
17. Mencuci alat dengan cara biasa, lalu setelah kering dilanjutkan dengan
mencuci menggunakan alkohol. Merupakan contoh dari tindakan
pencegahan, yaitu ?
a. Sterilisasi
b. Antiseptik
c. Aseptik
d. Dekontaminasi
e. Pembersihan lingkungan
18. Berikut cara pemisahan limbah infeksius yang benar adalah ?
a. Limbah jangan dipisahkan dari sumbernya
b. Tidak semua limbah infeksius harus diberi label jelas
c. Perlu menggunakan kantung plastik dengan warna-warna yang
berbeda dan anti sobek
d. Asal campur saja, karena sama-sama infeksius
e. Beri label pada beberapa limbah infeksius saja
19. Wadah tertentu untuk menyimpan alat suntik bekas disebut ?
a. Disposafe box
b. Safety box
c. K3 Box
d. Wadah suntikan

92
e. Kotak sampah
20. Manakah yang bukan cara pembuangan limbah infeksius ?
a. Autoclaving
b. Sanitary Landfill
c. Pembuangan di TPA seperti sampah biasa
d. Penguburan
e. Insinerator

GLOSARIUM :

Autoclave : alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan perlengkapan


dengan menundukan material uap tekanan tinggi jenuh pada 121 derajat celcius
sekitar 15-20 menit, tergantung pada ukuran beban dari isi.

Dengue : demam berdarah adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.

Heme : gugus prostetik yang terdiri dari atom besi yang terdapat di tengah-tengah
cincin organik heterosiklik yang luas yang disebut porfirin.

Hemoglobin : (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah merah yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Infeksi : masalah kesehatan yang disebabkan oleh mikro organisme seperti virus,
bakteri, jamurdan parasit.

Limbah medis : hasil buangan dari suatu aktivitas medis.

Medik : juru rawat.

Mikroorganisme : organism yang berukuran sangat kecil sehingga untuk


mengamatinya diperlukan alat bantu.

Sedimen : material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organic yang
melayang-layang di dalam air,udara, maupun yang dikumpulkan didasar sungai
atau laut oleh pembawa atau perantara alami lainnya.

93
Sistem imun : sistem pertahanan sebagai perlindungan terhadap infeksi dari
makromolekul asing atau serangan patogen, termasuk virus, bakteri, protozoa
dann parasit.

Sistem endokrin : sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang


menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain.

DAFTAR PUSTAKA :

www.academia.edu/7576982/Limbah_B3_Infeksius

https://Uwiyangyoyo.wordpress.com/2014/01/04/dampak-limbah-medis-rumah-
sakit-terhadap-lingkungan/

https://www.scribd.com/doc/33519413/limbah-medis-dan-kesehatan

https://www.temukanpengertian.com/2019/02/pengertian-plasma-darah-dan.html

https://www.popular-world.com/groove/health/mengenal-warna-sperma-dan-
artinya-untuk-kesehatan--115073/

https://www.ilmudasar.com/2017/03/Pengertian-Fungsi-Caira-Serebrospinal-
adalah.html

https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Pericardial_fluid&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp

Agustiani E, Slamet A, Winarni D. 1998. Penambahan PAC pada proses lumpur


aktif untuk pengolahan air limbah rumah sakit: laporan penelitian. Surabaya:
Fakultas Teknik IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember

Kementerian Lingkungan Hidup. 2014. Pedoman kriteria teknologi pengelolaan


limbah medis ramah lingkungan Jakarta : KLH

94
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015. Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor P.56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: MenLHK.

Riyanto. 2013. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Yogyakarta: Deepublish.

95
KUNCI JAWABAN :
1. C
2. D
3. E
4. A
5. C
6. C
7. E
8. B
9. B
10. D
11. B
12. C
13. E
14. D
15. A
16. E.
17. B.
18. C
19. A
20. C

96
BAB V

K3 & PATIENT SAFETY

“JENIS DAN SIFAT LIMBAH NON MEDIS”

DISUSUN OLEH :

Dearani Lihta Karina Saragih (PO.71.34.1.19.030)


Lilis Anggraini (PO.71.34.1.19.045)
Shiba Ulfa Rafida (PO.71.34.1.19.067)
Syafira Wulandari (PO.71.34.1.19.069)
Wulan Aprilia Mediana (PO.71.34.1.19.079)

97
BAGIAN 5

JENIS DAN SIFAT LIMBAH NON MEDIS

Topik : Pedoman umum untuk mengetahui jenis dan sifat


limbah non medis

Tujuan Instruksional : Mahasiswa mampu membedakan jenis dan sifat


dari setiap limbah non medis

Indikator : Penanaman materi dan penjelasan serta pertanyaan


yang di berikan

Uraian Materi : Pada pertemuan kelima ini dijelaskan tentang


pedoman umum

Pengertian Limbah Non-medis

Limbah (waste) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak digunakan, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan
tidak terjadi dengan sendirinya. Limbah juga merupakan buangan yang dihasilkan
dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di
mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan.
Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai
aktivitas domestik lainnya (grey water). Berdasarkan keputusan Menperidag RI
No.231//MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 Tentang Prossedur Impor Limbah, menyatakan
bahwa limbah adalah barang/bahan sisa atau bekas dari suatu kegitan atau proses
produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya.

Karakteristik Limbah:

1. Berukuran mikro

2. Dinamis

3. Berdampak luas (penyebarannya)

4. Berdampak jangka panjang

98
Non medis adalah segala sesuatu kegitan yang diluar atau tidak
berhubungan dengan bidang kedokteran atau kegitan medis lainnya. Jadi
pengertian non medis adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan di luar medis
yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi. Sampah ini tidak ada kaitannya
dengan pasien seperti kertas-kertas yang tidak terpakai, botol kaleng, sisa
makanan , sisa pembungkus dan sebagainya yang tidak berkaitan dengan kegitan
medis.

LIMBAH PADAT
Limbah padat merupakan hasil buangan berbentuk padatan, lumpur atau
bubur yang asalnya dari proses pengolahan, aktifitas hidup manusia dan hewan
yang dibuang karena sudah tidak berguna lagi atau tidak dikehendaki lagi. Sejalan
dengan semakin berkembangnya kebutuhan manusia, volume sampah
dilingkungan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu,limbah padat
juga bisa berasal dari aktivitas industri serta domestic.

Biasanya limbah domestik berupa limbah padat dari rumah tangga,


kemudian limbah padat dari kegiatan perdagangan, peternakan, perkantoran,
pertanian serta dari tempat-tempat umum. Beberapa contoh limbah padat seperti
limbah kertas, karet, kain, kayu, kulit tiruan, kaca atau gelas, plastik, atau kulit
telur serta masih banyak lagi.

99
Sementara untuk sumber limbah padat seperti pabrik gula, plywood,
kertas, rayon, nuklir, daging, dan ikan serta masih banyak lagi. Secara umum,
limbah padat dibagi menjadi:

 Limbah padat gampang terbakar


 Limbah padat sulit terbakar
 Limbah padat gampang membusuk
 Limbah padat gampang di daur ulang
 Dan Limbah radioakif
 Bongkahan bangunan
 Lumpur

JENIS DAN SIFAT LIMBAH PADAT

1. Garbage
Garbage disebut juga dengan sampah basah. Sampah basah merupakan
sampah yang susunanya terdiri dari bahan-bahan organik dan mempunyai
sifat cepet membusuk jika dibiarkan dalam keadaan basah serta temperatur
optimum. Temperatur optimum yang diperlukan untuk pembusukan yaitu
berkisar antara 20-30˚C. wujud dari sampah ini dapat berupa sampah
rumah tangga (sampah dapur), sampah rumah makan, dsb. Sifat utama dari

100
sampah basah ini banyak mengandung air dan cepat membusuk pada daerah
tropis seperti Indonesia.

2. Rubbish
Rubbish disebut juga dengan sampah kering. Sampah kering adalah
sampah yang susunannya terdiri dari bahan-bahan organik maupun
anorganik yang mempunyai sifat sebagian besar atau seluruh bahannya
tidak cepat membusuk. Sampah kering ini terdiri atas dua golongan.
 Metalic rubbish, misalnya pipa besi tua dan kaleng kaleng bekas
 Non metalic rubbish, misalnya kertas, kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika,
keramik, dan batu-batuan.

3. Dust and Ash (Debu dan Abu)


Debu dan abu merupakan sampah yang terdiri dari bahan organik dan
anorganik, berupa partikel-partikel kecil yang bersifat mudah ringan dan
mudah terbang serta berpotensi menyebabkan iritasi pada mata dan saluran
nafas. Debu biasanya berasal dari hasil pembakaran mekanis.
Sedangkan abu berasal dari hasil pembakaran melalui proses kimia.

4. Demoition and Contruction Waste


Yaitu sampah yang berasal dari sisa-sisa bahan bangunan, dapat berupa
puing-puing, pecahan-peecahan tembok, genteng, dll.

5. Bulky Waste
Bulky waste merupakan sampah berupa barang-barang bekas baik yang
masih dapat digunakan ataupun yang tidak dapat digunakan. Bulky waste dapat
berupa TV bekas, lemari es bekas, mobil rongsokan, dll.

6. Hazardous Waste
Hazardous Wastes merupakan jenis sampah yang digolongkan pada
sampah yang berbahaya. Sampah jenis ini dapat berasal dari hasil buangan
rumah sakit, kertas pembungkus peptisida mesiu, sampah nuklir, dsb. Dimana

101
buangan-buangan tersebut mengandung atau bersifat patogen, beracun,
mudah meledak, dan memiliki efek radiasi (radioaktif).

DAMPAK LIMBAH PADAT

Adanya limbah padat bisa memberi dampak:Bisa menimbulkan gas


beracun, diantaranya asam sulfat (H2S), zat ammonia (NH3), zat methan (CH4),
maupun CO2. Beberapa jenis gas tersebut bisa timbul oleh limbah padat yang
ditimbun serta membusuk disebabkan adanya microorganisme.

1. Bisa menurunkan kualitas udara akibat sampah yang menumpuk.


2. Bisa menurunkan kualitas air disebabkan limbah padat umumnya langsung
dibuang diperairan ataupun bersama-sama dengan air limbah.
3. Bisa menyebabkan adanya kerusakan permukaan tanah tempat limbah
dibuang.

PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Guna meminimalisir limbah padat dalam pelaksanaan pembangunan


berkelanjutan sehingga menghemat pengeluaran sumber daya alam maupun
pembangunan nantinya akan menambah manfaat sumber daya alam. Sehingga,
cara menghemat sumber daya alam yang ada dan mengolah sampah padat bisa
dilakukan dengan cara 4R yakni Replace, Reduce, Reuse, dan Recycle.

1. Replace

Yang pertama adalah replace yakni usaha dalam mengurangi pencemaran


menggunakan barang-barang ramah lingkungan. Misalnya saja
memanfaatkan daun untuk pembungkus dibandingkan dengan
plastik, kemudian mengganti kantong plastik yang sulit hancur dengan
plastic biodegradable yakni plastik yang ramah lingkungan.

2. Reduce

Kemudian reduce yakni usaha mengurangi pencemaran yang dilakukan


dengan cara memanfaatkan barang-barang ramah lingkungan.

102
Misalnya saja membawa tas belanja dari rumah ketika berbelanja,
kemudian membeli isi ulang deterjen, dan pelembut pakaian, isi
ulang minyak goreng, atau membeli kebutuhan sehari hari pada
kemasan besar maupun lainnya.

3. Recycle

Selanjutnya adalah Recycle yang merupakan usaha untuk mengurangi


pencemaran lingkungan menggunakan cara mendaur ulang berbagai jenis
sampah melalui teknologi serta penanganan khusus. Umumnya proses ini
akan dilakukan oleh pabrik ataupun industri dan dijadikan menjadi suatu
produk lain yang bisa dimanfaatkan lagi. Beberapa jenis limbah padat
yang bisa di recycle ataupun di daur ulang, ialah plastik bekas yang bisa
didaur ulang lagi menjadi sebuah ember, kemudian menjadi gantungan
baju, maupun pot tanaman.

4. Reuse

Selanjutnya adalah Reuse yang merupakan usaha dalam mengurangi


pencemaran lingkungan menggunakan cara serta memanfaatkan kembali
barang-barang bekas yang seharusnya dibuang. Misalnya saja
memanfaatkan botol ataupun kaleng bekas untuk wadah, kemudian
memanfaatkan kain perca dan membuatnya menjadi keset maupun
lainnya.

LIMBAH CAIR

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang


pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian
dari limbah yaitu sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.
Pengertian limbah cair lainnya adalah sisa hasil buangan proses produksi atau
aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta
bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air
dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat

103
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
Karakteristik limbah cair bervariasi dipengaruhi oleh lokasi, jumlah penduduk,
industri, tata guna lahan, muka air tanah dan tingkat pemisahan antara storm water
dan sanitary water.

Limbah cair dibagi kedalam 3 kategori :

 Domestic Wastewater (Limbah Cair Domestik), yaitu limbah cair yang


dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Contoh limbah domestik ini adalah
air bekas cucian yang mengandung deterjen, minyak, air yang terbuang
saat mandi yang mengandung banyak sabun, dan kotoran manusia

 Industrial Wastewater, yaitu limbah cair yang berasal dari industri


(sangat bervariasi sesuai dengan jenis industrinya). Sifat-sifat air limbah
industri relatif bervariasi tergantung dari bahan baku yang digunakan,
pemakaian air dalam proses, dan bahan aditif yang digunakan selama
proses produksi. Contoh limbah cair industri adalah air sisa cucian daging,
buah, atau sayur dari industri pengolahan makanan dan dari sisa
pewarnaan kain atau bahan dari industri tekstil.

104
 Rembesan dan Luapan, yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai
sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui
rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukan. Air limbah
dapat merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa yang pecah,
rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang
membuka atau yang terhubung kepermukaan. Contohnya yaitu: air
buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan perdagangan
dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
 Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air
hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat
melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga
dapat disebut limbah cair.

105
JENIS DAN SIFAT LIMBAH CAIR

1. Storm Water

Storm water merupakan air yang mengalir setelah terjadi hujan. Air ini
meliputi air yang turun dari atap rumah, jalan raya dan daerah parkir. Storm
water umumnya ditampung melalui storm sewer selanjutnya dibuang ke perairan
sungai, danau atau laut tanpa diolah terlebih dahulu di WWTP. Selain
menampung storm water, storm sewer juga menampung urban run off
yaitu semua air yang mengalir di jalan raya.

2. Sanitary Water

Sanitary water merupakan air yang berasal dari toilet (kamar mandi dan
WC), tempat cuci baju (laundry), dan cuci piring. Sanitary water
ditampung melalui sanitary sewer selanjutnya diolah ke WWTP sebelum
dibuang ke perairan sebab sifatnya yang mengandung bahan-bahan yang
membahayakan kesehatan manusia. Berbeda dengan storm water, sanitary
water dialirkan dulu ke tempat pengolahan, sedangkan storm water
langsung dialirkan ke sungai, danau, atau laut sebab sedikit mengandung
kontaminan-kontaminan yang berbahaya bagi mahluk hidup. Selain itu,
kontaminan-kontaminan sanitary water seperti tinja mempunyai massa
yang lebih berat dari air sehingga akan jatuh atau mengalir ke saluran
pengolahan limbah atau WWTP.

DAMPAK LIMBAH CAIR

Limbah cair industri pelapisan bermacam-macam, bersifat asam atau


basa yang mengandung sianida beracun dan logam. Sumber limbah berupa larutan
di dalam bejana itu sendiri atau air bilasan. Sumber utama air limbah adalah
larutan pembilas yang agak encer, dan sering mengandung 5 mg/l – 50 mg/l ion
logam beracun. Larutan dalam bejana yang berkonsentrasi tinggi jarang dibuang,

106
akan tetapi jika dibuang, dampak racunnya terhadap air penampung limbah
mungkin besar. Pembuangan lemak dengan pelarut membuat pelarut itu sendiri
menjadi limbah dan limbah di air bilasan. Kebanyakan pelarut itu berbahaya
terhadap lingkungan karena mengandung: silene, tetrakloro-etilena, metilen
klorida, aseton, keton, dan lain-lain. Larutan alkali pembersih mengandung
padatan tersuspensi, lemak, sabun, dan tingkat pH-nya tinggi. Pengasaman
menghasilkan pembuangan larutan asam secara berkala, dan air bilasan dengan
pH rendah. Pelapisan, perendaman, dan pencelupan dalam sianida menghasilkan
larutan yang mengandung sianida dan logam yang dilapisi. Air cucian lantai
sering tercemar oleh percikan, tetesan dan tumpahan larutan pembersih, larutan
pengupas, dan larutan pelapis.

Limbah domestik terbagi dalam dua kategori yaitu pertama, limbah cair
domestik yang berasal dari air cucian seperti sabun, deterjen, minyak dan
pestisida. Kedua adalah limbah cair yang berasal dari kakus seperti sabun,
shampo, tinja dan air seni. Limbah cair domestik menghasilkan senyawa organik
berupa protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat Pada musim kemarau saat
debit air Kali Mas turun hingga 300% maka masukan bahan organik kedalam
badan air akan mengakibatkan penurunan kualitas air.

1. Badan air memerlukan oksigen ekstra guna mengurai ikatan dalam


senyawa organik (dekomposisi), akibatnya akan membuat sungai miskin
oksigen, membuat jatah oksigen bagi biota air lainnya berkurang
jumlahnya. Pengurangan kadar oksigen dalam air ini sering
mengakibatkan peristiwa ikan munggut (ikan mati masal akibat
kekurangan oksigen).
2. Limbah organik mengandung padatan terlarut yang tinggi sehingga
menimbulkan kekeruhan dan mengurangi penetrasi cahaya matahari bagi
biota fotosintetik.
3. Puluhan ton padatan terlarut yang dibuang hampir lebih dari 3 juta orang
di Surabaya akan mengendap dan merubah karakteristik dasar sungai,

107
akibatnya beberapa biota yang menetap didasar sungai akan tereleminasi
atau bahkan punah.

Dampak limbah organik ini umumnya disebabkan oleh dua jenis limbah
cair yaitu deterjen dan tinja. Deterjen sangat berbahaya bagi lingkungan karena
dari beberapa kajian menyebutkan bahwa detergen memiliki kemampuan untuk
melarutkan bahan bersifat karsinogen, misalnya 3,4 Benzonpyrene, selain
gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan detergen dalam air minum
akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Sedangkan tinja merupakan jenis
vektor pembawa berbagai macam penyakit bagi manusia.

Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumber pencemar atau
biasa disebut sebagai sumber emisi limbah. Sumber emisi limbah pada umumnya
berasal dari sektor industri, transportasi, yang mengeluarkan berbagai bahan
buangan yang mengandung senyawa kimia yang tidak dikehendaki. Emisi tersebut
dapat berupa gas, cairan, maupun partikel yang mengandung senyawa organik
maupun anorganik.

Emisi tersebut dibuang ke lingkungan, kemudian menyebar secara luas di


lingkungan sesuai dengan kondisi media transportasi limbah. Bila melalui udara,
maka sebarannya tergantung dari arah angin dominan dan dapat menjangkau
wilayah yang cukup luas. Bila melalui air maka dapat menyebar sesuai dengan
arah aliran yang sebarannya dapat sangat jauh. Komponen lain yang ikut
menyebarkan emisi tersebut adalah biota air yang ikut tercemar.

Di lingkungan, manusia dapat menghirup udara yang tercemar, minum air


yang tercemar, makan makanan yang terkontaminasi dan dapat pula kemasukan
Limbah melalui kulit. Pada umumnya titik pemajanan B3 kedalam tubuh manusia
melalui pernafasan, oral (mulut) dan kulit

Akibat kontak dengan limbah cair atau terpajan oleh pencemar melalui
berbagai cara seperti pada tiga paragraph diatas, maka dampak kesehatan yang
timbul bervariasi dari ringan, sedang, sampai berat bahkan sampai menimbulkan

108
kematian, tergantung dari dosis dan waktu pemajanan. Jenis penyakit yang
ditimbulkan, pada umumnya merupakan penyakit non infeksi antara lain :
keracunan, kerusakan organ, kanker, hypertensi, asma bronchioli, pengaruh pada
janin yang dapat mangakibatkan lahir cacat (cacat bawaan), kemunduran mental ,
gangguan pertumbuhan baik fisik maupun psikis, gangguan kecerdasan dll.

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Pengolahan air limbah bertujuan untuk melindungi kesehatan


masyarakat, mencegah kondisi kurang baik pada badan air penerima, dan agar
badan air penerima tetap layak digunakan kembali untuk pertanian dan industri.
Untuk mengatur hasil pengolahan air limbah maka perlu dibuat kriteria kualitas
air untuk semua badan air penerima, sehingga tingkat pengolahan air limbah dapat
menyesuaikan kualitas badan air penerima. Pada pengolahan air limbah secara
konvensional terdiri dari tiga proses yaitu :

1. Preliminary Processes

Pada proses ini dilakukan pumping, screening dan grit removal. Dimulai
dengan mengumpulkan dan memompa limbah yang berasal dari influent.
Kemudian limbah dialirkan ke salah satu saluran dimana objek-objek besar
yang mengalir bersama limbah dihambat dan diendapkan melalui proses
screening. Selanjutnya limbah dipompa ke dalam grit channel. Grit channel
merupakan ruangan atau saluran yang melambatkan kecepatan aliran yang
menyebabkan material inorganik mengendap kebawah ruangan dan
selanjutnya dilakukan perlakuan primer.

2. Primary treatment

Pada perlakuan primer dilakukan pemisahan fisik bahan organik


tersuspensi dalam bak pengendapan untuk mengurangi kebutuhan oksigen
biologis (BOD). Pengolahan pendahuluan digunakan untuk memisahkan
padatan kasar, mengurangi ukuran padatan, memisahkan minyak atau lemak, dan

109
proses menyetarakan menurut, bertujuan untuk menghilangkan zat-zat yang bisa
mengendap seperti suspended solid, zat-zat yang mengapung seperti
lemak, serta akan mengurangi 50-70% suspended solid, 25-40% BOD. Selain itu
langkah ini merupakan pengolahan yang bisa diterima sebagai langkah
pertama yang dapat diterima sebelum air limbah masuk ke pengolahan air
limbah. Desain dari primary settling tank, yang pertama mempunyai
surface loading rate untuk limbah domestik sebesar 800 gal/(d)(ft2), detention
time selama 90-150 min, ukuran rectangular: D= 10-15 ft, L=15-30 ft, P=80-
120 ft, Ukuran Circular D= 71-2 ft, dan diameter sebesar 40-150 ft.

3. Secondary treatment

Bertujuan untuk menurunkan BOD dan Suspended Solid melalui


biological treatment. Cairan yang bersal dari primary treatment dialirkan ke
bak biological treatment kemudian dialirkan ke tangki pengendapan terakhir (final
sedimentation tank). Dari total volume endapan lumpur aktif (activated
sludge) yang dihasilkan, 25%-nya akan digunakan kembali sehingga
dimasukkan lagi ke dalam tangki aerasi, sedangkan yang75% nya akan
dibuang ke laut, ditimbun di rawa-rawa, atau dijadikan pupuk. Peralatan
pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated
sludge, stabilization pond, dan menggunakan attached biological growth.

Untuk stabilization pond terdiri dari 3 tipe yaitu, anaerobic stabilization


pond, facultative stabilization pond, dan aerobik maturation stabilization pond.
Pada anaerobic stabilization pond, pengolahan limbah dilakukan dalam kondisi
anaerob atau tanpa oksigen, sedangkan pada facultative dan aerobic maturation
stabilization pond pengolahan limbah dilakukan dengan penambahan oksigen
melalui kontak dengan permukaan air. Activated sludge atau lumpur aktif
merupakan proses di mana campuran limbah dengan mikroorganisme dilakukan
aerasi dan pengadukan menyebabkan teroksidasinya bahan organik terlarut.

Air yang tertinggal cukup jernih sehingga dapat langsung disalurkan ke


badan-badan air setelah mengalami proses desinfeksi. Desinfeksi adalah

110
menghancurkan atau membunuh kebanyakan kebanyakan organisme patogen pada
benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair. Terdapat 3
tingkat desinfeksi yaitu desinfeksi tingkat tinggi yaitu membunuh semua
organisme dengan perkecualian spora bakteri, desinfeksi tingkat sedang yakni
membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri dan desinfeksi tingkat
rendah yaitu membunuh kebanyakan bakteri beberapa virus dan beberapa jamur
tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel
dan spora bakteri. Desinfeksi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu klorinasi dan
menggunakan ozon. Klorinasi biasanya menggunakan gas khlor, sodium and
calcium hypochlorite (NaOCl danCaOCl)). Kelebihan dari klorinasi adalah waktu
pembnuhan pathogen yang sangat cepat yaitu sekitar 15-30 menit dan juga
meninggalkan residu toxic chlorine yang dapat membunuh pathogen secara
komplet, sedangkan kekurangannya adalah dibutuhkan dechlorination effluent,
dan dapat membentuk trihalomethane yang bersifat karsinogenik. Sedangkan
untuk ozone merupakan agent oksidasi yang sangat kuat, lebih baik dari chlorine,
tetapi sangat mahal dan tidak meninggalkan residu karena cepat terdekomposisi
menjadi oksigen.

Klorinasi dapat berdampak buruk bagi lingkungan laut karena dapat


bereaksi membentuk chlorinated organic compounds yang sama bahayanya
dengan DDT dan PCB.Selain itu juga chlorine bereaksi dengan bromida
membentuk HOBr acid dan OBr ion yangmerupakan biosida yang sangat kuat.
Dengan ammonium ion (NH4-)chlorine bereaksi membentuk NH2Cl yang sangat
beracun.

PEMAHAMAN SOAL :
1. Sesuatu yang tidak dipakai, tidak digunakan, tidak disenangi atau sesuatu
yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya adalah ?
A. Limbah C. Asap E. Zat kimia
B. Gas D. Feses
2. Berikut termasuk karakteristik limbah, kecuali ?

111
A. Dinamis C. Berdampak jangka panjang E. Berukuran mikro
B. Berdampak luas D. Berukuran makro
3. Hasil buangan berbentuk padatan, lumpur atau bubur yang asalnya dari
proses pengolahan, aktifitas hidup manusia dan hewan disebut ?
A. Limbah industri C. Limbah padat E.Limbah rumah tangga
B. Limbah perkantoran D. Limbah farmasi

4. Jenis sampah yang digolongkan pada sampah yang berbahaya adalah ?


A. Garbage C. Contruction waste E. Hazardous waste
B. Bulky waste D. Rubbish

5. Apa istilah dari rubbish ?


A. Sampah organik C. Sampah non organic E. Sampah B3
B. Sampah kering D. Sampah basah

6. Menimbulkan gas beracun diantaranya asam sulfat (H2S), zat amonia


(NH3), zat metha (CH4), maupun CO2 merupakan dampak ?
A. Limbah rumah tangga C. Limbah padat E.Limbah rumah sakit
B. Limbah cair D. Limbah pabrik

7. Berikut adalah guna meminimalisir limbah padat ?


A. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dan menghemat sumber daya
alam
B. Menghambat pembangunan
C. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dengan banyak memerlukan
sumber daya alam
D. Tidak ada pembangunan dan sumber daya alam bertambah banyak
E. Pelaksanaan pembangunan yang cepat dan sumber daya alam yang
habis terbuang

8. Guna meminimalisir limbah padat dalam pelaksanaan pengelolaan limbah


padat, berikut cara meminimalisir limbah padat kecuali ?
A. Replace C. Recycle E. Reborn
B. Reduce D. Reuse

112
9. Pengelolaan limbah padat dengan cara memanfaatkan barang-barang
ramah lingkungan merupakan pengertian dari ?
A. Reduce C. Reborn E. Gogreen
B. Recycle D. Replace

10. Peraturan yang mengatur mengenai pengelolaan kualitas air dan


pengendalian pencemaran air diatur dalam ?
A. PP RI No. 82 Tahun 2003 D. PP RI No. 81 Tahun 2002
B. PP RI No. 82 Tahun 2001 E. PP RI No. 82 Tahun 2002
C. PP RI No. 81 Tahun 2001

11. Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang
tersuspensi maupun terlarut dalam air dan pada umumnya mengandung
zat-zat yang membahayakan. Pada tiga kategori limbah cair, kecuali ?
A. Domestic Wastewater D. River Water
B. Industrial Wastewater E. Storm Water
C. Rembesan atau luapan

12. Storm water (air hujan) umumnya ditampung ditempat yang disebut ?
A. Sumur C. Storm sewer E. Selokan
B. Tedmon D. Kolam

13. Limbah domestik terbagi dalam dua kategori yaitu ?


A. Limbah padat dan peptisida
B. Limbah organic dan peptisida
C. Limbah cair domestik dan limbah cair kakus
D. Limbah cair dan minyak
E. Limbah anorganik dan air bekas cucian

14. Dampak limbah organik umumnya disebabkan oleh dua jenis limbah cair
yaitu ?
A. Minyak dan sabun D. Deterjen dan tinja
B. Shampo dan air seni E. Deterjen dan
shampo

113
C. Shampo dan minyak

15. Limbah cair bermacam – macam bersifat asam atau basa mengandung ?
A. Sianida beracun dan logam D. Zat methan (CH4)
B. Asam amino E. Karbondioksida (CO2)
C. Asam sulfat (H2S)

16. Pengolahan air limbah konvensional yang melakukan tahap pumping,


screening dan grit removal dikenal dengan proses ?
A. Primary treatment D. Secondary treatment
B. Preleminary process E. Stabilisasi
C. Filtrasi process

17. Dari total volume endapan lumpur aktif (activated sludge) yang dihasilkan,
75% nya akan dibuang ke laut, ditimbun di rawa-rawa, atau dijadikan
pupuk, sedangkan 25% persennya ?
A. Menjadi endapan
B. Dimanfaatkan untuk bahan penelitian
C. Dimasukkan ke dalam tangki aerasi
D. Menjadi bahan pengolahan sisa
E. Stabilisasi

18. Ruangan atau saluran yang melambatkan kecepatan aliran yang


menyebabkan material anorganik mengendap ke bawah ruangan dan
selanjutnya dilakukan perlakuan primer. Melakukan pengertian dari ?
A. Grit channel C. Desinfeksi
E. Fiksasi
B. Primary treatment D. Klorinaso

19. Membunuh semua organisme dengan pengecualian spora bakteri


merupakan fungsi dari desinfeksi pada tingkat ?
A. Tingkat rendah C. Tingkat awal E.
Tingkat biasa
B. Tingkat sedang D. Tingkat tinggi

114
20. Klorinasi adalah cara membunuh pathogen secara komplit. Bahan kimia
yang biasanya digunakan sebagai bahan klorinasi adalah ?

A. Gas Khlor, Sodium, dan Calsium hypochlorite (NaOCl dan CaOCl)


B. Asam asetat, asam klorida, dan aspirin
C. NaCl, Asam benzoat, dan sulfur
D. Asam sulfat, soda kue, dan ammonia
E. Urea, asam askorbat, dan karbondioksida

115
GLOSARIUM
1. Benzonpyrene ( untuk melarutkan bahan yang bersifat karsinogen).
2. Chlorine ( kalorin)
3. Effluent ( tembusan).
4. Emisi ( pemancaran cahaya).
5. Grit removal ( penghapusan).
6. Kontaminan (suatu kondisi terjadinya percampuran/ pencemaran terhadap
sesuatu oleh unsur lain yang memberikan efek tertentu, biasanya berdampak
buruk).
7. Karsinogen ( zat yang berbahaya yang menyebabkan kanker).
8. Metallic rubbish (misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas).
9. Mikro ( kecil, tak terlihat, atau bagian kecil dari suatu hal yang terdefinisi)
10. Penetrasi ( penerobosan,penembusan).
11. Plywood ( material yang terbuat dari kayu).
12. Pumping ( pemompaan).
13. Radioaktif (proses dimana sebuah inti atom yang tidak stabil kehilangan
energi ‘berupa massa dalam diam’ dengan memancarkan radiasi).
14. Sanitery water ( air senitasi).
15. Silane ( material perantara).
16. Storm water (air hujan yang tidak terserap oleh tanah dan kemudian
mengalir di jalan-jalan, genteng, dan sebagainya).
17. Screening ( penyaringan).

DAFTAR PUSTAKA

https://tholex1979.wordpress.com/2014/05/11/limbah-cair/

https://makalahlimbahrumahsakit.blogspot.com/2016/

www.ruangguru.co.id/pengertian-limbah-padat-contoh-dampak-dan-cara-
penangan an-limbah-padat-terlengkap/

https://id.wikipedia.org/wiki/limbah

116
https://www.ajmtech.co.id/tag/limbah-non-medis/

KUNCI JAWABAN

1. A 11. D
2. D 12. C
3. C 13. C
4. E 14. D
5. B 15. A
6. C 16. B
7. A 17. C
8. E 18. A
9. A 19. D
10. B 20. A

117
BAB VI

K3 & PATIENT SAFETY

“Cara Desinfeksi dan Dekontaminasi serta macamnya”

DISUSUN OLEH :

1. Agita Jeni Iswari (PO.71.34.1.19.002)


2. Hana Oktari (PO.71.34.1.19.006)
3. M.Fadhil AL-Haziq (PO.71.34.1.19.047)
4. Reni Anggraini (PO.71.34.1.19.015)
5. Tsalsa Nabila (PO.71.34.1.19.074)

118
BAGIAN 6

SUB TOPIK/SUB JUDUL :Cara Desinfeksi dan Dekontaminasi serta


macamnya.

TUJUAN INSTRUKSIONAL: Mahasiswa mampu melakukan desinfeksi dan


dekontaminasi di laboratorium.

INDIKATOR :Pemahaman materi dan penjelasan dari


pertanyaan yangdiberikan.

URAIAN MATERI : Pada pertemuan ini dijelaskan tentang pengertian


desinfeksi dan dekontaminasi serta macam-macam
desinfeksi dandekontaminasi.

A. Pengertian Dekontaminasi

Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau membunuh


mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani, tujuannya untuk
melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan bakteri atau
semacamnya.Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan atau menghilangkan
kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang
melalui disinfeksi dan sterilisasi.Dekontaminasi yaitu suatu upaya yang
dilakukan untuk memusnahkan/mematikan mikroorganisme yang pathogen
sehingga aman untuk penanganan selanjutnyaDekontaminasi adalah langkah
pertama menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda
lainnya yang terkontaminasi.

119
B. Tujuan Dekontaminasi (Uliyah, 2008)

1. Untuk menurunkan transmisi penyakit dan pencegahan infeksi pada alat-


alat  instrumen persalinan yang telah dilakukan pencucian
2. Memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen
termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan
perawatan yang dipakai.
3. Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau
permukaan lingkungan.
4. Untuk membuang kotoran yang tampak.
5. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
6. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat
pensteril atau desinfektan.
7. Untuk melindungi personal dan pasien.

C. Cara-cara Dekontaminasi

1. lakukan dekontaminasi terhadap alat-alat dengan cara merendamnya


dengan larutan desifektan (klorin 0,5 %) selama 10 menit. langkah ini
dapat membunuh virus hepatitis B dan AIDS.

120
2. Jangan merendam instrument logam yang berlapis elektron (artinya tidak
100 % baja tahan gores)meski dalam air biasa selama beberapa jam karena
akan berkarat.
3. Setelah dekontaminasi instrumen harus segera dicuci dengan air dingin
untuk menghilangkan bahan organik sebelum dibersihkan secara
menyeluruh.
4. Jarum habis pakai da semprit harus diletakkan dalam wadah yang baik
untuk dikubur.
5. Apabila akan digunakan kembali maka jarum dan semprit harus
dibersihkan dan dicuci secara menyeluruh setelah dekontaminasi.
6. Sekali instrumen atau benda lainnya telah didekontaminasi maka
selanjutnya di proses dengan aman.

D. Produk dekontaminasi :

1. Larutan klorin 0,5% dan 0,1%


2. Etil 70%
3. Alkohol
4. Bahan fenolik atau karbol 0,5%-3%

A.Pengertian Desinfeksi

Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada


objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bekteri. Desinfeksi
juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen
dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat

121
kebidanan. Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui
dengan mencuci, mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah
terjadinya infeksi, dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Desinfektan dapat diartikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik diartikan
sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad
renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan
dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian.
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.
Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantara nya :

1. Beban organik(beban biologis) yang dijumpai pada benda.


2. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba .
3. Pembersihan/dekontaminasi benda sebelumnya.
4. Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan.
5. Struktur fisik benda.
6. Suhu dan pH dari proses desinfeksi.

Terdapat 3 tingkat desinfeksi:

1. Desinfeksi tingkat tinggi


Membunuh semua organisme dengan perkecualian spora bakteri.

2. Desinfeksi tingkat sedang


Membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri.

3. Desinfeksi tingkat rendah


hMembunuh kebanyakan bakteri beberapa virus dan beberapajamur tetapi tidak

122
dapat membunuh mikroorganisme yang resistenseperti basil tuberkel dan spora
bakteri.

B. Macam-macam Desinfektan

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan


bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi, Seperti :

1.  Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi
unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian
alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa
meninggalkan efek sisa.
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada
kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid
merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril
kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena
glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa,
operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy
duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.

123
tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora
baru alan mati setelah 10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas
dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%
larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.
Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan
cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).

5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat
organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena
sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah
sakit dan laboratorium.

6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan
sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

C.Macam-Macam Desinfeksi dan Antiseptik dari sumber lain


1. Garam Logam Berat

Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah
yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini

124
mudahsekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam
berat itumudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan
lagipula mahalharganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan
merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia
lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.

2. Zat Perwarna

Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya


bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif,
walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung
pada konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi
dengan protein ataumengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal
(bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai
bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.

3. Klor dan senyawa klor

Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor


dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai
untukmencuci alat-alat makan dan minum.

4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis

Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin


lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa
campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-
desinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang
mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.

5. Kresol

Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi
jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai
bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun,

125
agen inimenimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena
itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen
lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi
konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.

6. Alkohol

Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan
benzylalcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena
efekpreservatifnya (sebagai pengawet)

7. Formaldehida

Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai


gas. Ageninisangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida.
Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.

8 . Etilen Oksida

Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen
pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang
membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya
untukmenembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun
yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara
komersialuntuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong
tersebut.Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah
sebagianbesar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen
oksida.

9. Hidogen Peroksida

Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena


kemampuannyamengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan
dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya
kemungkinandimasuki organisme aerob.

10. Betapropiolakton

126
Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen
inimematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada
yangdiperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini
diperlukan,karena betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup
cepatuntuk menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak
terdapatbetapropiolakton yang tersisa.

11.Senyawa Amonium Kuaterner

Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat


subtituennyamengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen.

D.Persyaratan Penggunaan Densinfeksi dan Sterilisasi di Rumah Sakit

1. Suhu pada disinfeksi secara fisik dengan air panas untuk peralatan sanitasi
80° C dalam waktu 45-60 detik, sedangkan untuk peralatan memasak 80° C dalam
waktu 1 menit.
2. Disinfektan harus memenuhi kriteria tidak merusak peralatan maupun orang,
disinfektan mempunyai efek sebagai deterjen dan efektif dalam waktu yang relatif
singkat, tidak terpengaruh oleh kesadahan air atau keberadaan sabun dan protein
yang mungkin ada.
3. Penggunaan disinfektan harus mengikuti petunjuk pabrik.
4. Pada akhir proses disinfeksi terhadap ruang pelayanan medis (ruang operasi
dan ruang isolasi) tingkat kepadatan kuman pada lantai dan dnding 0-5 CFU/cm2,
bebas mikroorganisme patogen dan gas gangren. Untuk ruang penunjang medis
(ruang rawat inap, ruang ICU/ICCU, kamar bayi, kamar bersalin, ruang perawatan
luka bakar, dan laundry) sebesar 5-10 CFU/cm2.
5. Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan pasien secara fisik
dengan pemanasan pada suhu ± 121° C selama 30 menit atau pda suhu 134° C
selam 13 menit dan harus mengacu pada petunjuk penggunaan alat sterilisasi yang
digunakan.
6. Sterilisasi harus menggunakan disinfektan yang ramah lingkungan.
7. Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung diri dan menguasai
prosedur sterilisasi yang aman

127
8. Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan ruang isolasi harus
bebas dari mikroorganisme hidup.

E.Tata Laksana Densinfeksi dan Sterilisasi di Rumah Sakit


1. Kamar/ruang operasi yang telah dipakai harus dilakukan disinfeksi dan
disterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.
2. Instrumen dan bahan medis yang dilakukan sterilisasi harus melalui
persiapan, meliputi :
a. Persiapan sterilisasi bahan dan alat sekali pakain Penataan – Pengemasan –
Pelabelan – Sterilisasi
b. sterilisasi instrumen baru : Penataan dilengkapi dengan sarana pengikat (bila
diperlukan) - Pelabelan – Sterilisasi
c. Persiapan sterilisasi instrumen dan bahan lama : Disinfeksi – Pencucian
(dekontaminasi) – Pengeringan (pelipatan bila perlu) - Penataan – Pelabelan –
Sterilisas
3. Indikasi kuat untuk tindakan disinfeksi/sterilisasi
a. Semua peralatan medik atau peralatan perawatan pasien yang dimasukkan ke
dalam jaringan tubuh, sistem vaskuler atau melalui saluran darah harus selalu
dalam keadaan steril sebelum digunakan.
b. Semua peralatan yang menyentuh selaput lendir seperti endoskopi, pipa
endotracheal harus disterilkan/ didisinfeksi dahulu sebelum digunakan.
c. Semua peralatan operasi setelah dibersihkan dari jaringan tubuh, darah atau
sekresi harus selalu dalam keadaan steri sebelum dipergunakan.
Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit 32 / 50
4. Semua benda atau alat yang akan disterilkan/didisinfeksi harus terlebih
dahulu dibersihkan secara seksama untuk menghilangkan semua bahan organik
(darah dan jaringan tubuh) dan sisa bahan linennya.
5. Sterilisasi (132° C selama 3 menit pada gravity displacement steam
sterilizer) tidak dianjurkan untuk implant.
6. Setiap alat yang berubah kondisi fisiknya karena dibersihkan, disterilkan atau
didisinfeksi tidak boleh dipergunakan lagi. Oleh

128
karena itu, hindari proses ulang yang dapat mengakibatkan keadan toxin atau
mengganggu keamanan dan efektivitas pekerjaan.
7. Jangan menggunakan bahan seperti linen, dan lainnya yang tidak tahan
terhadap sterilisasi, karena akan mengakibatkan
kerusakan seperti kemasannya rusak atau berlubang, bahannya mudah sobek,
basah, dan sebagainya
8. Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada tempat
(lemari) khusus setelah dikemas steril pada
ruangan :
a. Dengan suhu 18° C – 22° C dan kelembaban 35% - 75%, ventilasi
menggunakan sistem tekanan positif dengan efisiensi partikular antara 90%-95%
(untuk partikular 0,5 mikron)
b. Dinding dan ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat, dan mudah
dibersihkan.
c. Barang yang steril disimpan pada jarak 19 cm – 24 cm.
d. Lantai minimum 43 cm dari langit-langit dan 5 cm dari dinding serta
diupayakan untuk menghindari terjadinya penempelan debu kemasan.
9. Pemeliharaan dan cara penggunaan peralatan sterilisasi harus memperhatikan
petunjuk dari pabriknya dan harus dikalibrasi minimal 1 kali satu tahun.
10. Peralatan operasi yang telah steril jalur masuk ke ruangan harus terpisah
dengan peralatan yang telah terpakai.
11. Sterilisasi dan disinfeksi terhadap ruang pelayanan medis dan peralatan
medis dilakukan sesuai permintaan dari kesatuan kerja pelayanan medis dan
penunjang medis.

A. Pengertian Sterilisasi

129
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua
bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikalatan sebagai tindakan untuk membunuh
kuman patogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat kebidanan
dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau bahan kimia.
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan
kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga
dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk
mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan
keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin
keamanan terhadap pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang
lain pun sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh
kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat
kebidanan dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan
kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.

B.Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi:
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misal nya larutan enzim dan antibiotic.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
 Pemanasan

130
      Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 %
efektif namun terbatas penggunaanya.
Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C.
Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca
misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2
jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan,
apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka
sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
    Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah
air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini:
Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum
Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf menggunakan
suhu 121 C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan
terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik
digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah
distrerilkan. diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7
hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf baik,
kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf

 Pasteurisasi:
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu
Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus,
Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari
sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit
 Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara

131
kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol.
 Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
-   Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
-   Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
 Sinar Gamma
Daya kerjanya digunakan pada sterilisasi bahan makanan, terutama bila
panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan  Bahan
disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini.
Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi dingin”
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia :

 Rongga (space)
 Sebaiknya bersifat membunuh
 Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
 Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
 Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya
bersifat sangat mudah menguap
 Merawat tangan setelah berkontak dengan disinfekstan, Sebaiknya
menyediakan hand lation
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:
1. Jenis bahan yang digunakan
2. Konsentrasi bahan kimia
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu

Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi :


1. Alkohol
- Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi
2. Halogen
- Mengoksidasi protein kuman

132
3. Yodium
- Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit
- Efektif terhadap berbagai protozoa
4. Klorin
- Memiliki warna khas dan bau tajam
- Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
5. Fenol (as. Karbol)
- Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel
menurunkan tegangan permukaan
- Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan
6. Peroksida (H2O2)
- Efektif dan nontoksid
- Molekulnya tidak stabil
- Menginaktif enzim mikroba
7. Gas Etilen Oksida
- Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastic

SOAL PEMAHAMAN :

1. Upaya yang dilakukan untuk memusnahkan memusnahkan/mematikan


mikroorganisme yang pathogen sehingga objek aman untuk ditangani disebut...
a. desinfeksi
b. kontaminasi
c. sterilisasi
d. dekontaminasi
e. Bakteristatik

2. berikut ini yang bukan tujuan dari dekontamimasi adalah...


a. menurunkan transmisi penyakit

b. pencegahan infeksi pada alat-alat instrumen

c. untuk membuang kotoran yang tidak terlihat

133
d. memusnahkan/mematikan mikroorganisme yang pathogen

e. memperindah alat-alat instrumen

3. proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak


hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri disebut…
a. sterilisasi
b. bakterikista
c. desinfeksi
d.kontaminasi
e. dekontaminasi

4. zat kimia yang digunakan untuk membunuh atau menurunkan jumlah


mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya disebut…
a. desinfektan
b. alkohol
c. antiseptik
d. dekontaminasi
e. sterilisasi

5. berikut ini adalah faktor yang memengaruhi hasil desinfeksi, kecuali...


a. Suhu dan pH dari proses desinfeksi.
b. struktur isi benda
c. Konsentrasi desinfektan dan waktu pajan
d. tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
e. keindahan benda

6.Membunuh semua organisme dengan perkecualian spora bakteri yaitu desinfeksi


tingkat…
a. desinfeksi atas
b. desinfeksi bawah
c. desinfeksi tinggi
d. desinfeksi sedang
e. desinfeksi rendah

134
7. berikut ini macam macam dari desinfekasi kecuali.…
a. fenol
b. klorsinal
c. biguanid
d. aldehid
e. detergen

8. tindakan untuk membunuh kuman patogen atau apatogen beserta spora yang
terdapat disebut…
a. desinfektan
b. dekontaminasi
c. sterilisasi
d. bakterikista
e. desinfeksi

9. autoklaf merupakan alat sterilisasi yang menggunakan metode…


a. panas kering
b. panas uap
c. pengeringan

d. Pemanasan
e. radiasi

10. faktor yang tidak mempengaruhi efektivitas desinfektan didalam


mengendalikan mikroba adalah…
a. konsentrasi desinfektan
b. ph atau derajat keasaman
c. kelembaban
d. waktu kontak
e. sifat dan jenis mikroba

11. berikut ini yang bukan termasuk produk dekontaminasi adalah.…


a.Larutan klorin 0,5% dan 0,1%
b. Etil 70%
c. Alkohol

135
d. klorsilenol
e. Bahan fenolik atau karbol 0,5%-3%

12. berikut ini macam-macam desinfeksi dan antiseptik dari sumber lain yang
tepat adalah…
a. kresol
b. biguanid
c. senyawa halogen
d. alkohol
e. klorsilenol

13. berikut ini yang tidak termasuk metode sterilisasi secara fisik yaitu…
a. pemanasan
b. pasteurisasi
c. radiasi
d. penyinaran dengan sinar uv
e. sinar gamma

14. berikut ini tujuan dilakukannya sterilisasi, kecuali…


a. mencegah inflasi pada manusian, hewan, dan tumbuhan
b. mencegah makanan dan lain-lain menjadj rusak
c. mencegah rusaknya komponen sel bakteri
d. mencegah gangguan kontaminasi terhadap mikroorganisme
e. mencegah kontaminasi bahan-bahan yang dipakai

15. desinfektan yang banyak dipakai untukmencuci alat-alat makan dan minum
adalah…
a. fenol
b. Biguanid
c. aldehil
d. klor
e. senyawa halogen

136
16. zat kimia yang efektif terhadap berbagai protozoa untuk sterilisasi adalah…
a. klorin
b. halogen
c. yodium
d. peroksida
e. fenol

17. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia,
kecuali...
a. Jenis bahan yang digunakan
b. Konsentrasi bahan kimia
c. Sifat Kuman
d. pH
e. banyaknya mikroorganisme

18. zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada


jaringan hidup disebut…
a. alkohol

b. Yodium
c. desinfeksi
d. antiseptik
e. halogen

19. Membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri merupakan


desimfeksi tingkat…
a. desinfeksi tingkat atas
b. desinfeksi tingkat sedang
c. desinfeksi tingakat bawah
d. desinfeksi tingkat tinggi
e. desinfeksi tingkat rendah

20. zat kimia yang digunakan untuk mengoksidasi protein kuman pada sterilisasi
adalah…
a. fenol

137
b. klorin
c. halogen
d. yodium
e. alcohol

GLOSARIUM :

Klorin : sebuah materi kimia yang dipakai secara umum untuk pemutih serta
desinfektan.

HIV/AIDS : virus yang meyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan


kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.

Etil : gugus radikal.

Bahan fenolik : metabolit sekunder tanaman serta komponen penting dalam


kualitas sensoris dan nutrisi buah, sayuran, dan tanaman lainnya.

Bahan karbol : getah pohon pinus bukan getah pohon cemara.

Hepatitis b : penyakit peradangan hati, kerusakan hati dan gangguan fungsi hati
hingga kanker hati.

Iondophor : golongan desinfektan dengan iodin sebagai bahan dasarnya.

Biodegradable : zat yang mampu menjadi rusak atau membusuk oleh aksi bakteri,
jamur dan mikroorganisme lainnya.

Hidroksiapatit : komponen mineral utama bagi tulang manusia dan gigi.

Patogen : mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus yang bersifat parasit
(hidup dari inang) yang menyebabkan penyakit.

138
DAFTAR PUSTAKA

RS Persahabatan.2002.Kesehatan dan Keselamata Kerja.Jakarta:Universitas


Indonesia

https://www.trendilmu.com/2015/09/pengertian.tujuan.dan.tata.cara-
cara.dekontaminasi.html

https://www.scribd.com/doc/265931061/STERILISASI-dekontaminasi-
desinfeksi

https://galihendradita.wordpress.com/2017/04/17/dekontaminasi-melalui-
disinfeksi-dan-sterilisasi-dalam-rumah-sakit/

https://www.academia.edu/31434477/Makalah_sanitari_rs

139
KUNCI JAWABAN

1. D

2. E

3. C

4. A

5. E

6. C

7. E

8. C

9. B

10. C

11. D

12. A

13. C

14. C

15. D

16. C

17. E

18. D

19. B

20. C

140
BAB VII

K3 & PATIENT SAFETY

“BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN”

DISUSUN OLEH :

4. ANDINI LAYANAH (PO.71.34.1.19.004)


5. IIN IRMACHELYA (PO.71.34.1.19.040)
6. MUHAMMAD ERICH ZAHIRSYAH (PO.71.34.1.19.049)
7. RESKY AMELISA (PO.71.34.1.19.059)
8. VALLENCIA PUTRI ANRAWATI (PO.71.34.1.19.075)

141
BAGIAN 7

Topik : Bahan Berbahaya dan Beracun

Tujuan Intruksional : Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan mempraktikkan


bagaimana melakukan praktikum baik dan benar di
laboratorium.

Indikator : Penanaman materi, penjelasan dan pernyataan yang


diberikan.

Uraian Materi :Pada pertemuan pertama dijelaskna tentang pedoman


umum.

Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3)

Bahan berbahaya dan beracun didefinisikan sebagai bahan berbahaya dan /


atau beracun yang karena sifatnya atau konsentrasinya baik secara langsung atau
tidak langsung dapat mencemarkan lingkungan atau merusak lingkungan hidup,
kesehatan hidup manusia serta makhluk hidup yang lain.
Pemahaman tentang bahan berbahaya dan beracun (B-3) masih terbatas
pada masyarakat yang terlibat langsung dalam penanganan masyarakat akademisi
tertentu. Bahkan banyak orang mengira keberadaan B-3 hanya pada lingkungan
industri atau pabrik. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi mengenai hal
tersebut.
Dalam kehidupan manusia dimanapun keberadaannya, hampir dipastikan
tidak akan terhindar dari bahan B-3, terutama sebagai bahan terpakai atau sisa
(bekas), seperti halnya bahan-bahan yang digunakan sebagai alat rumah tangga
atau bahan primer (kebutuhan sehari-hari) seperti bahan pembersih, pembasmi
serangga, gas, lampu pijar dan sebagainya. Dengan mengerti dan memahami sifat
dan karakteristik B-3, diharapkan seseorang bisa mengelolanya secara baik dan
aman.

Keberadaan bahan berbahaya dan beracun (B-3) pada dasarnya tidak


dibatasi oleh lingkungan tertentu.Artinya B-3 bisa berada di lingkungan mana

142
saja, sesuai dengan tingkat kebutuhan dan aktivitas manusia (masyarakat). Banyak
masyarakat yang dalam kesehariannya akrab dengan B-3 karena profesinya, atau
sebagai pengguna atau konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin masyarakat tidak menyadari bahwa
alat (perkakas) yang mereka gunakan termasuk katagori B-3, misalnya bahan
insektisida, bahan bakar (minyak/gas), makanan yang mengandung zat pewarna
dan pengawet, dan lain-lain. Dengan demikian, B-3 bukan selalu berarti limbah
atau bahan cemaran lingkungan. Bahan cemaran (bahan penyebab pencemaran)
pada dasarnya disebabkan oleh pembuangan limbah yang langsung dari
sumbernya sehingga dapat menimbulkan gangguan bagi mahluk hidup dilokasi
atau di sekitar tempat pembuangan limbah tersebut, termasuk dalam tubuh
manusia.Bahan-bahan cemaran ini pada umumnya ada yang bersifat berbahaya,
dan ada yang bersifat beracun, atau bersifat keduanya.Tidak semua bahan
berbahaya bersifat racun, sedangkan bahan beracun sudah tentu berbahaya. Bahan
berbahaya dan beracun dapat berupa bahan baru sebagai bahan proses untuk
menghasilkan suatu produk, atau sisa dari suatu proses.Bahan yang tergolong B-3
pada umumnya adalah bahan kimia.

Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3)

Kita sangat perlu mengetahui pengaruh bahan berbahaya dan beracun dari
B3 tersebut. Bahan-bahan ini disamping dapat menimbulkan dampak terhadap
kesehatan dan pencemaran lingkungan, pemakaian dan penggunaannya dalam
instalasi nuklir juga dapat menimbulkan radiasi/kontaminasi jika terjadi
kecelakaan. Untuk itu dalam penyimpanan, pengelolaan dan penanganannya perlu
memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan.
Bahan berbahayadapat menimbulkan kebakaran, ledakan, keracunan, dan
iritasi pada permukaan atau bagian tubuh manusia.

143
Kebakaran
Radiasi dan Kontaminasi
- Pelarut organik
- Isotop dan bahan fisi
- gas-gas

Ledakan

- bahan peledak

- gas-gas yang mudah


terbakar

B3 - peroksid

Keracunan

-Akut : CO, HCN

-Kronik : Benzena, Pb

DAMPAK :

- Korban jiwa
Iritasi
- Kerusakan/pencemaran
-Bahan kimia korosif
Lingkungan
-Iritant seperti HCl
- Kesehatan pekerja

- Kerugian Materi

144
Dapat ditafsirkan bahwa B-3 dapat berupa bahan baku (alamiah), bahan
olahan (produk), atau sisa dari suatu proses (limbah) yang bersumber dari
kegiatan industri atau domestik (rumah tangga). Ditinjau dari strukturnya, maka
B-3 bisa berupa bahan yang memiliki sifat fisika dan kimia. Sifat fisika (fisik)
pada umumnya dilihat karena bentuknya, seperti runcing/tajam, keras, licin, gas
dan lain-lain. Sedangkan sifat kimia dilihat dari mudahnya bereaksi, baik dengan
struktur tubuh makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan), maupun benda-
benda mati.
Berdasarkan dampak yang disebabkan dan sifat kimianyasebagai berikut:

Bahan Beracun Jenis bahan Dampak


No dan berbahaya
.
1. Logam/metalloid * Pb (TEL, PbCO3) *Syaraf, ginjal dan darah
* Hg (Hg, senyawa-senyawa *Hati
organik& anorganik) *Iritasi dan kanker
* Cadmium *Metabolisme
* Krom karbohidrat,
* Arsen lemak dan protein
* Posfor

2. Bahan pelarut * hidrogen alifatik (bensin, *pusing


minyak tanah) *hati dan ginjal
* hidrokarbon terhalogenasi *penglihatan, koma
(kloroform, CCl4) *syaraf pusat dan
* alkohol (etanol, metanol) leukemia
* hidrokarbonaromatik
(benzena)

3. Gas-gas beracun *aspiksian biasa (N2, Argon, * pusing


Helium) * kejang, hilang kesadaran
* aspiksian kimia (CO2,C2H2) *otak, jantung, syaraf,
* asam sianida (HCN) * sesak napas, iritasi,
* asam sulfida (H2S) * kematian

145
* karbon monoksida(CO)
* nitrogen oksida (NOX)
4. Karsinogen * benzena * leukemia
* asbes * kandung kencing
* benzidin * paru-paru
* krom * hati, syaraf
* vinil klorida pusat, darah

5. Pestisida * organoklorin, organo fosfat * pusing, kejang, hilang


kesadaran, kematian.

Bahan Kimia dan Bahan Industri

Bahan kimia merupakan senyawa dari beberapa unsur. Sedangkan material


industri adalah produk dari campuran maupun reaksi dari beberapa senyawa.
Kedua hal itu mempunyai tingkat bahaya yang berbeda. Pada umumnya bahan
kimia lebih berbahaya daripada material industri, meskipun banyak material
industri yang juga berbahaya.
Bahan kimia yang digunakan dalam lingkungan kerja dapat dibagi menjadi
3 kelompok besar sebagai berikut:
1. Industri kimia yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-
bahan kimia di antaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak,
pestisida, cat, detergen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan
sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang
berkaitan dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan
tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.

2. Industri pengguna bahan kimia yaitu industri yang menggunakan bahan


kimia sebagai bahan pembantu proses, di antaranya industri tekstil, kulit,
kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan, dan lain-lain.

146
3. Laboratorium yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian, dan
pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dilakukan
oleh industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa,
rumah sakit, dan perguruan tinggi.

Beberapa contoh bahan kimia yaitu amoniak, natrium hidroksida, asam


sianida, asam chloride, akrilamida. Sedangkan contoh material industri yaitu
urea/pupuk, bahan pencuci atau sabun, pestisida, pelarut kerak, bahan untuk zat
warna, tekstil, kertas, produksi polimer.

1. Pengaruh B-3 dalam industri


 Kebakaran
Terjadi bila bahan kimia yang mudah terbakar (pelarut organik dan
gas) berkontak dengan sumber panas. Sumber panas dapat berupa api
terbuka, logam panas, bara api atau loncatan listrik. Kebakaran dapat
pula menimbulkan ledakan lain yang lebih dahsyat atau dapat juga
menghasilkan bahan lain yang bersifat racun.

 Ledakan
Merupakan suatu reaksi yang amat cepat dan menghasilkan gas dalam
jumlah yang besar. Ledakan dapat terjadi oleh reaksi yang amat cepat
dari bahan peledak, atau gas yang mudah terbakar atau reaksi dari
berbagai peroksida organik. Dapat juga terjadi karena adanya gas cair
pada tekanan tinggi yang tidak terkendali.

 Keracunan
Merupakan masuknya bahan kimia kedalam tubuh yang dapat
berakibat akut dan keracunan kronik. Keracunan akut sebagai akibat
sebagai penyerapan B-3 dalam jumlah besar dan dalam waktu yang
singkat dan dapat pula berakibat fatal seperti keracunan gas CO, dan
HCN. Keracunan kronik adalah penyerapan B-3 dalam jumlah sedikit
tetapi berlangsung waktu yang lama, sehingga akibatnya baru

147
dirasakan setelah beberapa bulan atau beberapa tahun sampai puluhan
tahun. Kemudian bahan kimia tersebut seperti uap Pb, benzena dapat
mengakibatkan leukemia. Pada umumnya zat-zat toksik tersebut
masuk lewat pernafasan dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau
menuju organ-organ tubuh tertentu sehingga dapat langsung
mengganggu fungsinya seperti hati, ginjal, paru-paru, dan lain-lain.
Tetapi dapat juga zat-zat tersebut terakumulasi dalam organ-organ
tubuh tersebut, sehingga menimbulkan kerusakan untuk jangka waktu
yang panjang.

 Iritasi
Merupakan kerusakan atau peradangan permukaan tubuh seperti kulit,
mata dan saluran pernafasan oleh bahan kimia korosif atau iritan
seperti asam klorida dan lain-lain.

Banyak sekali aspek keselamatan yang perlu diperhatikan untuk mencegah


terjadinya kecelakaan. Dari seluruh aspek tersebut selalu melibatkan 3 komponen
yang saling berkaitan yakni manusia, prosedur/metode kerja, dan peralatan/
bahan.

Sikap dan tingkah laku sebagai pekerja sebagai faktor penyebab terjadinya
kecelakaan kerja antara lain karrena:
 Keterbatasan pengetahuan / keterampilan pekerja.
 Lalai dan ceroboh dalam bekerja.
 Tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan petunjuk yang
diberikan.
 Tidak disiplin dalam mentaati peraturan keselamatan kerja termasuk
pemakaian alat pelindung diri.

2. Indentifikasi Bahan Kimia


Bahan kimia maupun material industri yang digunakan dalam proses
industri merupakan bahan berbahaya dengan tingkat risiko yang berbeda. Mulai

148
tingkat risiko yang ringan hingga menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan
karena bahan kimia maupun material industri memiliki sifat merusak kesehatan,
mudah meledak/eksplosif, beracun/toksik, dan mudah terbakar. Bahkan hampir
semua bahan kimia bersifat reaktif. Dengan demikian, bekerja dengan bahan
kimia dan material industri memerlukan konsentrasi penuh, kewaspadaan, dan
ketelitian. Untuk itu, perlu menata penempatan/penyimpanan bahan-bahan kimia
dalam keadaan benar dan aman sehingga area atau wilayah penggunaannya pun
menjadi aman. Selain itu, bahan-bahan kimia dan area/wilayah yang berbahaya
harus teridentifikasi dengan teliti dan akurat.
Berikut ini panduan identifikasi bahan berbahaya serta penanganan
khusus, sebagai berikut:
1. Periksa bahan berbahaya serta prosedur penanganan khusus yaitu
dengan mengamati label kemasan/keterangan lainnya dan wilayah
kerja yang berpotensi bahaya.
2. Identifikasi bahan-bahan yaitu dengan mencatat nama bahan, data
keselamatan, penomoran, spesifikasi teknis, sifat fisik, dan sifat
kimianya serta keterangan lain yang diperlukan.
3. Identifikasi wilayah berbahaya yaitu dengan mencatat nama wilayah
berbahaya dan amati kemungkinan apa saja yang dapat terjadi dan
penyebabnya.
4. Identifikasi prosedur penanganan khusus yaitu dengan mencatat nama
prosedur penanganan khusus, mengamati, dan mencatat
kekurangannya serta menyusun laporannya.

Rincian data teknis dan sifat-sifat yang dimiliki bahan kimia harus jelas
sehingga tidak akan terjadi kontradiksi dalam penggunaannya antara bahan
perlengkapan dengan bahan kimianya. Misalnya dalam label kemasan terdapat
informasi yang perlu kita ketahui, antara lain:
1. Sifat-sifat bahaya, antara lain terhadap kesehatan, kebakaran,
ledakan dan reaktivitas.
2. Sifat-sifat fisika seperti berat jenis, titik didih, titik bakar tekanan
uap dan sifat kelarutan.

149
3. Label bahaya dengan ranking dan tanda warna sebagai aspek
bahaya yang telah distandarkan.
4. Keterangan bahan seperti nama, jenis, wujud bahan cair/padat/gas,
dan keterangan lainnya yang berhubungan dengan unsur-unsurnya.

Hindari menggunakan atau mencampurkan bahan kimia tanpa ada label


yang menempel pada kemasannya. Tidak semua botol berbahan gelas mampu
sebagai wadah penyimpanan bahan kimia tertentu karena bahan kimia tersebut
reaktif terhadap gelas. Bahan perlengkapan lain yang terbuat dari logam,
plastik/polimer dan karet, harus disesuaikan dengan sifat-sifat bahan kimianya
yang tidak reaktif. Dengan demikian, jika spesifikasi bahan perlengkapan dan
spesifikasi bahan kimia telah diketahui maka tidak akan terjadi kesalahan
menggunakan wadah maupun salah mencampur bahan kimia. Label yang
menempel pada kemasan bahan kimia memberikan informasi penting mengenai
identitas bahan kimia di dalamnya termasuk jenis bahaya, prosedur darurat, alat
pelindung diri, serta nama, alamat, nomor telepon pembuatnya serta informasi
mengenai bahaya utama dari bahan kimia tersebut.
Tanda-tanda bahaya yang dimaksud antara lain:
1 Inflammable substances (bahan mudah terbakar)
a) Explosive (mudah meledak)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya


“explosive” tidak boleh kena benturan, gesekan pemanasan, api, dan
sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu
oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan
propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Risiko ledakan
dapat ditentukan dengan metode yang diberikan di dalam Lawfor
Explosive Substances.

150
Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan
bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak. Sebagai
contoh asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan
beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dan lainlain. Bekerja
dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan
pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja
dengan bahan-bahan tersebut, kuantitas harus dijaga sedikit mungkin
untuk penanganan maupun persediaan. Sebagai contoh adalah 2,4,6-
trinitro toluene (TNT).

b) Oxidizing (pengoksidasi)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya


“oxidizing” biasanya tidak mudah terbakar. Jika kontak dengan bahan
mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar, mereka dapat
meningkatkan risiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal
mereka adalah bahan anorganik seperti garam dengan sifat
pengoksidasi kuat dan peroksida organik. Contoh bahan tersebut
adalah kalium klorat dan kalium permanganate serta asam nitrat pekat.

c) Extremly flammable (amat sangat mudah terbakar)

151
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya
“extremely flammable” adalah bahan yang memiliki titik nyala sangat
rendah (di bawah 0 derajat celcius) dan titik didih rendah dengan titik
didih awal (di bawah 35 derajat celcius). Bahan amat sangat mudah
terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran
bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Contohnya yaitu dietil eter (cairan) dan propane (gas).

d) Highly flammable (sangat mudah terbakar)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “highly


flammable” adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan dibawah
kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah
(dibawah 21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan
gas yang amat sangat mudah terbakar dibawah pengaruh kelembaban.
Bahanbahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar
tanpa tambahan pasokan energy dan akhirnya terbakar, juga diberi
label sebagai “highly flammable”. Contoh bahan ini yaitu aseton dan
logam natrium.
e) Flammable (mudah terbakar)

152
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan
formulasi dengan notasi bahaya “flammble”. Bahan dan formulasi likuid
yang memiliki titik nyala antara 21oC dan 55oC dikategorikan sebagai
bahan mudah terbakar..

1. Bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan

Pengelompokan bahan dan formulasi menurut sifat toksikologinya terdiri


atas akut dan efek jangka panjang, tidak bergantung apakah efek tersebut
disebabkan oleh pengulangan, tunggal atau eksposisi jangka panjang. Suatu
parameter penting untuk menilai toksisitas akut suatu zat adalah harga LD50nya
yang ditentukan dalam percobaan pada hewan uji. Harga LD50 merefleksikan
dosis yang mematikan dalam mg per kg berat badan yang akan menyebabkan
kematian 50% dari hewan uji.
a) Very toxic (sangatberacun)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya


“verytoxic” dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis
dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke
tubuh melalui inhalasi, mulut atau kontak dengan kulit. Contoh bahan
dengan sifat tersebut adalah kalium sianida, hydrogensulfide,
nitrobenzene, dan atripin.

b) Toxic (beracun)

153
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “toxic”
dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan
kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui
inhalasi, mulut atau kontak dengan kulit. Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya solven dan benzene.

c) Harmful (berbahaya)

Bahan dan formula yang ditandai dengan notasi bahaya “harmful”


memiliki risiko merusak kesehatan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi,
mulut, atau kontak dengan kulit. Contoh bahan yang memiliki sifat
tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilenglikol dan
diklorometan (karsinogenik).

2. Bahan-bahan yang merusak jaringan

a) Corrosive (korosif)

154
Bahan dan formulasi dengan notasi bahaya “corrosive” adalah
merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit
hewan uji dapat diprediksikan karena karakteristik kimia bahan uji seperti
asam (pH<2) dan basa (pH>11,5) ditandai sebagai bahan korosif. Contoh
bahan dengan sifat tersebut adalah asam mineral seperti HCl dan H2SO4
maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).

b) Irritant (menyebabkan iritasi)

Bahan dan formulasi dengan notasi bahaya “irritant” tidak korosif


tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput
lendir. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium
klorida, dan asam/basa encer.

a. Bahan berbahaya bagi lingkungan dan formulasi dengan notasi bahaya


“dangerous for environment” dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau
dalam sela waktu tertentu pada suatu kompartemen lingkungan atau lebih
(air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan menyebabkan gangguan
ekologi. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah

155
kloroda, tetraklorometan dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan
bensin.

3. Bahaya Bahan Kimia


Dalam proses produksi industri kimia, sebagian besar masih
menggunakan bahan kimia berbahaya. Risiko kecelakaan terlepasnya zat
kimia akan menjadi lebih besar sesuai dengan jumlah zat-zat baru yang
dihasilkannya. Risiko ini dikarenakan produksi, penyimpanan,
transportasi, dan penggunaan zat-zat yang mudah terbakar atau yang
mudah meledak. Bencana kimia dapat berupa kebakaran, ledakan,
kebocoran bahan kimia, tumpahan bahan kimia cair, semburan partikel
kimia, dan sebagainya. Bencana industri kimia juga dapat muncul
perlahan-lahan karena kebocoran yang tidak terdeteksi pada lokasi
industri, tempat penyimpanan bahan kimia atau dari tempat pembuangan
limbah beracun. Gejala keluhan penyakit misal dapat menjadi tanda dari
kejadian tersebut. Bencana kimia dapat mengakibatkan tersebarnya gas
buang berbahaya dan beracun ke ruang udara bebas. Dapat juga
menyebabkan tercemarnya limbah cair dan padat ke media tanah/lahan,
perairan sungai, perairan pesisir laut dan pantai, perairan danau, maupun
rawa serta rembesan limbah pada air permukaan tanah dan air dalam
tanah.

156
Keterangan :
E     =  Dapat Meledak                              T   =  Beracun
F+   =  Sangat Mudah Terbakar                 C   =  Korosif
F     =  Mudah Terbakar                            Xi   =  Iritasi
O    =  Pengoksidasi                                 Xn  =  Berbahaya Jika Tertelan
T+  =  Sangat Beracun                              N  =  Berbahaya Untuk Lingkungan

SOAL PEMAHAMAN :

1. Yang termasuk kedalam contoh racun super adalah…


a. Nikotin
b. Glikol
c. Hidrokinon
d. Asam sorbet
e. Pb arsenat
2. Belerang, fosfor, hidrida logam, kapas, kertas, dan rayon merupakan
contoh dari jenis bahan kimia yang…..
a. Bahan peledak
b. Bahan mudah terbakar
c. Bahan beracun
d. Gas bertekanan
e. Bahan reaktif terhadap air atau asam
3. Yang termasuk kedalam contoh kekuatan amat beracun adalah…..
a. Nikotin
b. Isopropanol
c. Hidrokinon
d. Asamsorbat
e. Pb arsenat
4. Apa syarat penyimpanan jenis bahan oksidator….
a. Wardah tertutup dan berlabel
b. Tersedia alat pemadam kebakaran

157
c. Bangunan kedap air
d. Jauh dari bahan reduktor dan mudah terbakar
e. Terpisah dari zat beracun
5. sebutkan faktor penyebab terjadinya kecelakaan dalam bekerja, kecuali ….
a. Keterbatasaan pengetahuan / keterampilan pekerja
b. Lalai dan ceroboh dalam bekerja
c. Tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan petunjuk yang
diberikan
d. Tidak disiplin dalam mentaati peraturan keselamatan kerja termasuk
pemakaian alat pelindung diri
e. Memakai segala perlengkapan dengan benar, dan mengetahui tentang
pekerjaan yang di lakukan
6. Sebutkan contoh jenis zat beracun yang dari bahan karsinogenik…..
a. Nitrogen oksidadi
b. Benzidin
c. Krom
d. Vinil klorida
e. Benzena
7. Dibawah ini yang termasuk golongan jenis-jenis bahaya bahan kimia……
a. Bahan peledak
b. Bahan mudsh terbakar
c. Bahan pestisida
d. Bahan beracun
e. Bahan reaktif terhadap air/ asam
8. Berapa lama ketahanan eter dalam bahan kimia jika sudah dibuka….
a. 1 tahun
b. 6 bulan
c. 2 hari
d. 10 hari
e. 7 hari
9. Yang tidak termasuk kedalam pengaruh B3 dalam industri……
a. Kebakaran

158
b. Ledakan
c. Keracunan
d. Iritasi
e. Banjir
10. Perhatikan pernyataan di bawah:
1. Cadmium
2. Krom
3. Arsen
4. Posfor
11. Termasuk kedalam jenis bahan apakah pernyataan di atas…..
a. Bahan pelarut
b. Pestisida
c. Carsinogen
d. Logam atau metalloid
e. Gas-gas beracun
12. Apa yang terjadi Jika kita tidak sengaja meminum pestisida…...
a. Gangguan terhadap ginjal dan sarap
b. Pusing, kejang, hilang kesadara, kenmatian.
c. Gangguan pada paru-paru
d. Sesak napas, kekurangan oksigen
e. Pusing dan koma
13. Berikut ini yang bukan merupakan gas berbahaya bagi manusia adalah ….
a. NH3
b. CO
c. CO2
d. NO3
e. C2
14. Bahan atau zat beracun yang dihasilkan dari penggilingan kertas adaah ….
a. karbon dioksida
b. seng
c. tembaga
d. oksigen

159
e. merkuri
15. B3 yang mengandung zat-zat berikut, kecuali …
a. sangat mudah menyala
b. sangat mudah berubah
c. mudah meledak
d. Pengoksidasi
e. amat sangat mudah menyala
16. yang termasuk kedalam sifat B3 (bahan berbahaya dan beracun), kecuali
…..
a. Mudah pecah
b. mudah terbakar
c. mudah meledak
d. beracun
e. korosif
17. Apa yang dimaksud dengan B3 ?
a. Bahan yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan walau berbahaya dan
beracun
b. Bahan yang karena sifat, jumlah dan konsentrasinya dapat
membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup.
c. Bahan kimia maupun biologi yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup makhluk hidup
d. Bahan sisa yang dapat membahayakan kesehatan dan kelangsungan
hidup
e. Bahan kimia yang berbahaya dan beracun
18. Syarat penyimpanan bahan B3 adalah……
a. Wajib diberi simbol sesuai dengan sifat pada kemasannya.
b. Boleh dicampur satu sama lainnya.
c. Tertata rapi sesuai dengan sifatnya.
d. Disimpan di lemari tertutup dan rapat.
e. Di simpan ditempat yang dingin
19. Apa pengertian dari lambang Xn?
a. Dapat meledak

160
b. Pengoksidasi
c. Berbahaya jika tertelan
d. Sangat beracun
e. Berbahaya untuk lingkungan
20. Sebutkan bahan apa yang mudah terbakar?
a. Toxic
b. Oxidation
c. Explosive
d. Flammable
e. Compressed gases
21. Dari mana pengeluaran zat beracun dalam tubuh, kecuali?
a. Urine
b. Saluran pencernaan
c. Sel epitel
d. Keringat
e. Mulut

GLOSARIUM

Metaloid : Unsur kimia yang memiliki sifat antara logam dan non logam.
Metaloid sulit dibedakan dengan logam, perbedaan utamanya adalah
bahwa umumnya metaloid adalah semikonduktor sedangkan logam
adalah konduktor.
Pestisida : Bahan atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik
yang berupa tumbuhan, serangga, maupun hewan lain di lingkungan
kita. Berdasarkan jenis hama yang akan diberantas, pestisida
digolongkan menjadi insektisida, herbisida, nematisida, fungisida,
dan rodentisida.

161
DAFTAR PUSTAKA :

International Labour Organization (ILO). (2013). Keselamatan dan


Kesehatan Kerja. Jakarta: SCORE
Misdarpon, Deddy dan Muhammad Fatori. (2013). Keselamatan Kerja
dan Kesehatan lingkungan. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.
Rejeki, Sri. (2016). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan .
Salami, Indah R. S. (2015). Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan
Kerja. Jakarta: Gadjah Mada University Press.
Harjanto, N. Tri dkk. (2011). Manajemen Bahan Kimia Berbahaya dan
Beracun SebagaiI Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Perlindungan
Lingkungan. Jakarta: Lokakarya Keselamatan dan Kesehatan Kerja BATAN.

162
KUNCI JAWABAN

1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. A
7. C
8. B
9. E
10. D
11. B
12. D
13. E
14. B
15. A
16. B
17. A
18. C
19. D
20. E

163
BAB VIII

K3 & PATIENT SAFETY

“CARA NETRALISASI DAN PENGOLAHAN LIMBAH”

DISUSUN OLEH :

BETTA MAHARANI S.A (PO.71.34.1.19.027)


DHIYA ATIKA ZHAFIRA (PO.71.34.1.19.034)
INDRIYANI SYAFITRI (PO.71.34.1.19.041)
RESTI DORA PERMATA (PO.71.34.1.19.060)
WENTI PUTRI CANIAGO (PO.71.34.1.19.077)

164
BAGIAN 8

SUB TOPIK/SUB JUDUL : Cara Netralisasi dan Pengolahan Limbah


TUJUAN INSTRUKSIONAL : Mampu menguasa iteori yang terkait
dengan Cara Netralisasi dan Pengolahan
Limbah
INDIKATOR : Kelengkapan dan kebenaran penjelasan
dan tingkat komikatif presentasi
URAIAN MATERI :

A.Pengertian Limbah

Secara umum, pengertian limbah adalah buangan atau material sisa yang


dianggap tidak memiliki nilai yang dihasilkan dari suatu proses produksi,
baik industry maupun domestik (rumah tangga).Ada juga yang
mengatakan bahwa definisi limbah adalah semua material sisa atau
buangan yang berasal dari proses teknologi maupun dari proses alam
dimana kehadirannya tidak bermanfaat bagi lingkungan dan tidak
memiliki nilai ekonomis.

PengertianLimbahMenurut Para Ahli

1. Susilowarno

Menurut Susilowarno (2007), pengertian limbah adalah sisa atau hasil


sampingan dari kegiatan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidupnya.

2. Karmana

Menurut Karmana (2007), definisi limbah adalah sisa atau sampah dari
suatu proses kegiatan manusia yang dapat menjadi bahan polutan di suatu
lingkungan.

165
3. Cahyono Budi Utomo

Menurut Cahyono Budi Utomo, pengertian limbah adalah suatu zat atau
benda yang timbul sebagai hasil dari kegiatan manusia yang tidak
digunakan lagi dan dibuang.

4. Hieronymus Budi Santoso

Menurut Hieronymus Budi Santoso, pengertian limbah adalah bahan yang


dibuang/ terbuang dari hasil aktivitas manusia atau berbagai proses alam,
dan tidak memiliki nilai ekonomi, bahkan dapat merugikan manusia.

5. Deden Abdurahman

Menurut Deden Abdurahman, pengertian limbah adalah buangan yang


dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik
(rumah tangga), dimana kehadirannya dapat menurunkan kualitas
lingkungan.

6. Daniel A. Okun dan George Ponghis

Menurut Daniel A. Okundan George Ponghis (1875), pengertian limbah


adalah semua limbah cair rumah tangga, termasuk air kotor dan semua
limbah industri yang dibuang ke sistem saluran limbah cair, kecuali air
hujan atau drainase permukaan.

B.KARAKTERISTIK LIMBAH

1. KARAKTERISTIK FISIK LIMBAH


Karakteristik fisik dari limbah terbagi dalam beberapa macam atau jenis,
diantaranya sebagai berikut :
1. ZAT PADAT
Karakteristik dari limbah yang paling mudah untuk dideteksi adalah zat padat,
total dari zat padat biasa disebut zat solid, yang artinya seluruh zat padat yang

166
tetap ada sebagai suatu residu. Setelah proses pemanasan mencapai suhu 103-105
derajat celcius di dalam sebuah laboratorium. Sehingga zat tersebut tidak akan
hancur walaupun dengan suhu panas rendah.
2. BAU
Hal yang paling khas dari limbah atau sampah adalah bau, bau adalah efek yang
ditimbulkan dari limbah. Karena merupakan sisa-sisa maka sampah atau limbah
akan menimbulkan bau tak sedap. Bau itu dihasilkan oleh gas hasil dari
dekomposisi atau penguraian dari zat organik, yang terdapat di dalam air limbah.
Jenis gas yang dapat menimbulkan bau di dalam air limbah yaitu antara lain
amonia dan senyawa organik sulfida. Sulfida ini biasanya ditemukan di perairan
yang kotor sebagai dekomposisi, senyawa organik dan juga sampah industri.
Sehingga biasanya anda akan mencium bau tak sedap, jika melewati sungai yang
penuh dengan limbah.
3. SUHU
Suhu pada air limbah biasanya akan lebih tinggi dibandingkan suhu yang ada di
sekitarnya. Suhu yang tinggi tersebut akan menurunkan kadar DO dan dapat
dideteksi dengan mudah dengan menggunakan termometer biasa.
4. WARNA
Warna juga merupakan karakteristik dari limbah yang paling mudah dikenali.
Karena air limbah biasanya memiliki warna tertentu tetapi tergantung pada
kandungan air di limbah tersebut. biasanya warna dari limbah yang baru dibuang
adalah abu-abu atau bisa berubah menjadi kehitaman.
Warna yang ditimbulkan itu berasal dari adanya proses dekomposisi dari bahan
organik, serta menurunnya jumlah oksigen menjadi nol sehingga akan
memudarkan warnanya. Tetapi air limbah yang tidak menimbulkan warna tertentu
bukan berarti tidak berbahaya.
5. KEKERUHAN
Air limbah akan terlihat keruh jika disebabkan oleh zat organik, lumpur, tanah
liat, dan organisme lainnya yang mengapung di atasnya. Sehingga akan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengendap. Semakin keruh air di
suatu limbah maka akan semakin besar juga kandungan limbah, walaupun
diidentifikasi dengan sekilas saja.

167
2. KARAKTERISTIK KIMIA LIMBAH

Karakteristik Kimia Limbah


Sedangkan karakteristik yang terdapat pada kimia limbah diantaranya yaitu :
1. BAHAN ORGANIK
Karakteristik limbah yang satu ini dapat dilihat dari bahan kimia yang berupa
bahan organik. Air limbah tersebut mengandung bahan organik berupa protein
sebesar 65%, karbohidrat sebesar 70%, dan lemak atau minyak sebesar 10%.
Lemak di dalam limbah domestik tersebut biasanya berasal dari sisa-sisa
makanan.
2. BOD ATAU BIOLOGYCAL OXYGEN DEMAND
BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikro organisme di dalam
lingkungan air, untuk mengubah bahan organik yang terdapat di dalam
lingkungan air yang terkait. Air buangan yang terdapat pada BOD akan berbahaya
jika dibuang secara langsung.
3. DO ATAU DISSOLVED OXYGEN
DO atau oksigen yang terlarut merupakan suatu kebutuhan dasar yang akan
menyokong kehidupan tanaman dan juga hewan di dalam air. Air memiliki
kemampuan untuk menyediakan oksigen untuk kelangsungan hidup, setiap
makhluk hidup yang ada di dalamnya seperti halnya di dalam laut.
4. COD ATAU CHEMICAL OXYGEN DEMAND
COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik
yang dapat dilihat secara kimiawi. Yang di dalamnya terdapat air yang sempurna,
agar bahan tersebut dapat berubah menjadi bentuk lainnya secara alami.

168
5. PH
Derajat keasaman adalah ukuran yang menunjukan kadar asam dan basa di dalam
suatu larutan. Pada saat air limbah DemilikipH yang tidak netral maka hal itu akan
menimbulkan limbah yang berbahaya. Apabila ada perubahan keasaman yang
terjadi pada air limbah, maka pH akan naik dan dapat mengganggu ekosistem air.
Pengertian limbah, karakteristik limbah, limbah anorganik, limbah organik,
limbah padat, limbah cair, limbah rumah tangga, limbah b3, limbah industri,
pengelolaan limbah, dll.
3. LIMBAH ANORGANIK DAN CONTOHNYA

Limbah Anorganik Dan Contohnya


Limbah anorganik adalah sisa limbah atau sampah yang tidak dapat diuraikan
kembali, oleh bakteri atau dekomposer. Contoh dari limbah anorganik tersebut
diantaranya yaitu :
1. sisa dari sabun cuci
2. sampah pada kantong pelastik
3. sisa kain yang sudah tidak dapat digunakan lain
4. limbah yang dihasilkan oleh pabrik
5. limbah dari minyak
6. sampah botol plastik bekas minuman
7. sampah yang berasal dari logam
Namun ada beberapa contoh dari sisa limbah anorganik yang dapat didaur ulang
atau diuraikan kembali, seperti misalnya sisa botol plastik yang dapat
dimanfaatkan menjadi berbagai macam kerajinan tangan. Atau sisa dari logam

169
besi, baja, dan logam lainnya yang dapat dilebur kembali dan digunakan untuk
peralatan lainnya.
Jenis limbah anorganik yang tidak dapat diuraikan atau dimanfaatkan kembali
adalah limbah pabrik, karena limbah pabrik merupakan jenis limbag anorganik
yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Sampai saat ini jenis limbah pabrik yang
mencemari lingkungan adalah limbah pabrik cair. Limbah pabrik lainnya yang
juga berbahaya adalah limbah gas yang dapat merusak banyak spesies.

4. LIMBAH ORGANIK DAN CONTOHNYA

Limbah Organik Dan Contohnya

Limbah organik merupakan jenis limbah yang masih dapat diuraikan kembali oleh
suatu bakteri tertentu. Pengertian limbah organik secara umum adalah berbagai
macam sisa aktivitas pada manusia, hewan dan juga tumbuhan. Limbah atau
sampah organik dapat diuraikan kembali, contohnya kotoran manusia atau hewan
yang dapat dijadikan sumber gas.
Gas tersebut bisa menjadi salah satu alternatif energi gas yang dapat digunakan
kembali sebagai salah satu kebutuhan rumah tangga, misalnya saja untuk
memasak. Atau dapat diolah menjadi pupuk kompos yang fungsinya untuk
menyuburkan tanaman. Bahkan sudah terbukti secara akurat bahwa pupuk
kompos dapat dari limbah pabrik atau kotoran akan menghasilkan tanaman yang
baik.

170
Berikut ini beberapa contoh dari limbah organik, diantaranya sebagai berikut :
1. Dedaunan
2. Kulit telur
3. Kulit pohon
4. Kotoran hewan
5. Kotoran manusia
6. Sisa-sisa sayuran
7. Tulang hewan

5. LIMBAH B3 DAN CONTOHNYA

Limbah B3 Dan Contohnya

Limbah B3 dapat diartikan sebagai benda buangan atau limbah yang memiliki
sifat dan konsentrasi, yang mengandung zat beracun atau zat berbahaya. Yang
secara langsung atau secara tidak langsung dapat membahayakan, merusak
lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup
manusia dan organisme lainnya.
Limbah B3 ini tidak hanya dihasilkan oleh kegiatan industri, tetapi ada beberapa
kegiatan rumah tangga yang juga menghasilkan limbah B3 tersebut. contoh dari
limbah B3 yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga, diantaranya yaitu :
1. Bekas pengharum ruangan
2. Pemutih pakaian

171
3. Deterjen pakaian
4. Pembersih kamar mandi
5. Pembersih kaca atau jendela
6. Pembersih lantai
7. Pengilat kayu
8. Pembersih oven
9. Pembasmi serangga
10. Lem perekat
11. Hairspray
12. Batu baterai

Upaya pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

 Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dalam


proses kegiatan atau housekeeping, substitusi bahan, modifikasi proses,
maupun upaya reduksi lainnya.
 Kegiatan pengemasan dilakukan dengan penyimbolan dan pelabelan yang
menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3 berdasarkan acuan Keputusan
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor : Kep-
05/Bapedal/09/1995.
Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang
bersangkutan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus
memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat
dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Untuk
limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan
bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan
kenaikan tekanan dari dalam atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifat self-
reactive dan peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus dalam
pengemasannya. Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari
bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami penguraian atau
dekomposisi saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas pun terbatas
sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah yang memiliki aktivitas
rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg per kemasan.

172
 Penyimpanan dapat dilakukan di tempat yang sesuai dengan persyaratan
yang berlaku acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomor: Kep-01l/Bapedal/09/1995.
Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus
disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan
limbah. Penyimpanan harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri
atas 2×2 kemasan. Limbah-limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya
kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus
dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke arah bak
penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki
ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan
dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau
korosif memerlukan bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang
mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan
konstruksi yang tahan api dan korosi.

 Pengumpulan dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan pada


ketentuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Nomor: Kep-01/Bapedal/09/1995 yang menitikberatkan pada ketentuan
tentang karakteristik limbah, fasilitas laboratorium, perlengkapan
penanggulangan kecelakaan, maupun lokasi.
 Kegiatan pengangkutan perlu dilengkapi dengan dokumen pengangkutan
dan ketentuan teknis pengangkutan.
Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum memiliki
peraturan pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002. Peraturan pengangkutan
yang menjadi acuan adalah peraturan pengangkutan di Amerika Serikat. Peraturan
tersebut terkait dengan hal pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan
khusus, dan sebagainya. Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya
ialah apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak
terjadi kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu,
kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektifitas kemasan tidak
berkurang selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbakar harus
dilengkapi dengan headshields pada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan

173
pelindung panas untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga
diperlakukan rute pengangkutan khusus selain juga adanya kewajiban
kelengkapan Material Safety Data Sheets (MSDS) yang ada di setiap truk dan di
dinas pemadam kebarakan.
 Upaya pemanfaatan dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang (recycle),
perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse) limbah B3
yang dlihasilkan ataupun bentuk pemanfaatan lainnya.
 Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi,
solidifikasi secara fisika, kimia, maupun biologi dengan cara teknologi bersih
atau ramah lingkungan.
 Kegiatan penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999.

Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umum diterapkan adalah sebagai


berikut:

 Metode Pengolahan secara Kimia,


Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan
partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat,
senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia
tertentu yang diperlukan tergantung jenis dan kadar limbahnya.

Proses pengolahan limbah B3 secara kimia yang umum dilakukan adalah


stabilisasi/ solidifikasi. Stabilisasi/ solidifikasi adalah proses mengubah bentuk
fisik dan/atau senyawa kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau zat
pereaksi tertentu untuk memperkecil/membatasi kelarutan, pergerakan, atau
penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Definisi stabilisasi adalah
proses pencampuran limbah dengan bahan tambahan dengan tujuan menurunkan
laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah
tersebut. Solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan
berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait
sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Contoh bahan yang dapat

174
digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur, dan bahan
termoplastik.

Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2),


dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-
drum mixing, in-situ mixing, dan plantmixing. Peraturan mengenai
solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-
03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.

Apabila konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka logam
dapat dipisahkan dari limbah dengan jalan pengendapan menjadi bentuk
hidroksidanya. Hal ini dilakukan dengan larutan kapur (Ca(OH)2) atau natrium
hidroksida (NaOH) dengan memperhatikan kondisi pH akhir dari larutan.
Pengendapan optimal akan terjadi pada kondisi pHdimana hidroksida logam
tersebut mempunyai nilai kelarutan minimum. Pengendapan bahan tersuspensi
yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai
muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan
koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan
senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali misalnya air kapur,
sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan
hidroksiapatit.  Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan
untuk hidroksiapatit pada pH> 9,5.  Khusus untuk krom heksavalen, sebelum
diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi
menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4, SO2, atau
Na2S2O5).

Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara menambahkan


senyawa kimia tertentu yang larut dan dapat menyebabkan terbentuknya padatan.
Dalam pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam
berat, sufat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan adalah
lime, dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium
klorida, dan garam – garam besi. Adanya complexingagent, misalnya NTA
(NitriloTriaceticAcid) atau EDTA (EthyleneDiamineTetraaceticAcid),
menyebabkan presipitasi tidak dapat terjadi. Oleh karena itu, kedua senyawa

175
tersebut harus dihancurkan sebelum proses presipitasi akhir dari seluruh aliran,
dengan penambahan garam besi dan polimer khusus atau gugus sulfida yang
memiliki karakteristik pengendapan yang baik. Pengendapan fosfat, terutama pada
limbah domestik, dilakukan untuk mencegah eutrophicationdari permukaan.
Presipitasi fosfat dari sewage dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu
penambahan slakedlime, garam besi, atau garam alumunium.

Koagulasi dan Flokulasi digunakan untuk memisahkan padatan tersuspensi dari


cairan jika kecepatan pengendapan secara alami padatan tersebut lambat atau
tidak efisien. Proses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan
yang tersuspensi koloid yang sangat halus didalam air limbah, menjadi gumpalan-
gumpalan yang dapat diendapkan, disaring, atau diapungkan.

Beberapa kelebihan proses pengolahan kimia antara lain dapat menangani hampir
seluruh polutan anorganik, tidak terpengaruh oleh polutan yang beracun atau
toksik, dan tidak tergantung pada perubahan konsentrasi. Pengolahan kimia dapat
meningkatkan jumlah garam pada effluent, meningkatkan jumlah lumpur
sehingga memerlukan bahan kimia tambahan akibatnya biaya pengolahan menjadi
mahal.

 Metode Pengolahan secara Fisik


Sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, dilakukan
penyisihan terhadap bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah
mengendap atau bahan-bahan yang terapung. Penyaringan
atau screening merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap
dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.  Parameter desain
yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel
dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.

Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang


mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan
berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan

176
tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludgethickening)
dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).

Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk


mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan
untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar
tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan
dalam proses osmosa.

Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan


senyawa aromatik misalnya fenol dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama
jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.

Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit


pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan
kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.

Evaporasi pada umumnya dilakukan untuk menguapkan pelarut yang tercampur


dalam limbah, sehingga pelarut terpisah dan dapat diisolasi kembali. Evaporasi
didasarkan pada sifat pelarut yang memiliki titik didih yang berbeda dengan
senyawa lainnya.

Metode insinerasi atau pembakaran dapat diterapkan untuk memperkecil volume


limbah B3. Namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengendalian
agar gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara. Pengolahan secara
insinerasi bertujuan untuk menghancurkan senyawa B3 yang terkandung di
dalamnya menjadi senyawa yang tidak mengandung B3. Insinerator adalah alat
untuk membakar sampah padat, terutama untuk mengolah limbah B3 yang perlu
syarat teknis pengolahan dan hasil olahan yang sangat ketat. Ukuran, desain dan
spesifikasi insinerator yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik dan
jumlah limbah yang akan diolah. Insinerator dilengkapi dengan alat pencegah
pencemar udara untuk memenuhi standar emisi.

Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume)
dan 75% (berat). Teknologi ini bukan solusi terakhir dari sistem pengolahan

177
limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat
yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi
menghasilkan energi dalam bentuk panas.

Kelebihan metode pembakaran adalah metode ini merupakan metode hemat uang
di bidang transportasi dan tidak menghasilkan jejak karbon yang dihasilkan
transport seperti pembuangan darat. Menghilangkan 10% dari jumlah limbah
cukup banyak membantu mengurangi beban tekanan pada tanah. Rencana
pembakaran waste-to-energy (WTE) juga memberikan keuntungan yang besar
dimana limbah normal maupun limbah B3 yang dibakar mampu menghasilkan
listrik yang dapat berkontribusi pada penghematan ongkos. Pembakaran 250 ton
limbah per hari dapat memproduksi 6.5 megawatt listrik sehari (berharga $3 juta
per tahun).

Kerugian metode pembakaran adalah adanya biaya tambahan dalam


pembangunan instalasi pembakaran limbah. Selain itu pembakaran limbah juga
menghasilkan emisi ga gas yang memberikan efek rumah kaca. Aspek penting
dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi atau heatingvalue limbah.
Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses
pembakaran, heatingvalue juga menentukan banyaknya energi yang dapat
diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan
untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary
kiln, multiplehearth, fluidizedbed, openpit, singlechamber, multiplechamber, aque
ouswasteinjection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator
tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah
limbah padat, cair, dan gas secara simultan.

 Metode Pengolahan secara Biologi


Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang berkembang dewasa saat ini
dikenal dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah
penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai
limbah B3. Sedangkan fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk
mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses
ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya

178
yang diperlukan lebih murah dibandingkan metode kimia atau fisik. Namun,
proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses bioremediasi dan fitoremediasi
merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena
menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-
senyawa beracun ke dalam rantai makanan di dalam ekosistem.

Metode Pembuangan Limbah B3

 Sumur dalam atau sumur injeksi (deepwellinjection)


Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah
dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam,
di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori,
limbah B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari
tanah maupun air.

Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi kontroversi dan masih
diperlukan pengkajian yang integral terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan.
Data menunjukkan bahwa pembuatan sumur injeksi di Amerika Serikat paling
banyak dilakukan antara tahun 1965-1974 dan hampir tidak ada sumur baru yang
dibangun setelah tahun 1980.

Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha membuang limbah


B3 ke dalam formasi geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang
memiliki kemampuan mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki
kemampuan menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting untuk
diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan geologi serta
hidrogeologi wilayah setempat.

 Kolam penyimpanan atau SurfaceImpoundments


Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang diperuntukkan khusus
bagi limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah
perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi
dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena
limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran

179
lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga
mencemari udara.

 Landfill untuk limbah B3 atau SecureLandfills


Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan pengamanan
tingkat tinggi. Pada metode pembuangan securelandfill, limbah B3 dimasukkan
kedalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalamlandfill yang didesain
khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landfill harus dilengkapi
peralatan monitoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan
harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara
penanganan limbah B3 yang efektif. Metode securelandfillmerupakan metode
yang memiliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran,
dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin
menumpuk.

6.LIMBAH DOMESTIK DAN CONTOHNYA

Limbah Domestik Dan Contohnya

Limbah domestik dapat diartikan sebagai jenis limbah yang dihasilkan dari segala
jenis kegiatan rumah tangga. Berdasarkan asal muasalnya limbah domestik ini
dibagi menjadi 3 jenis yaitu limbah pertanian, limbah industri, dan limbah
domestik. Limbah domestik telah menjadi jenis limbah yang permasalahannya
paling serius, karena pada umumnya tidak dikelola dengan baik dan tepat.
Khususnya di daerah perkotaan limbah domestik ini menjadi jenis limbah yang
memiliki prosentase terbesar, dalam hal menyumbang kerusakan pada lingkungan

180
hidup. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa contoh limbah domestik,
diantaranya yaitu :
1. LIMBAH CAIR DOMESTIK
Limbah yang satu ini dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, contohnya air bekas
cucian yang mengandung deterjen, minyak, air yang terbuang pada saat mandi
yang sudah mengandung sabun, dan kotoran manusia. Limbah jenis ini tidak akan
mengganggu lingkungan jika jumlahnya sedikit, tetapi jika sudah diakumulasi
maka dapat merusak lingkungan.
2. LIMBAH PADAT DOMESTIK
Limbah padat domestik adalah jenis limbah padat yang juga dihasilkan dari
kegiatan rumah tangga. Contohnya tentu ada banyak sekali, salah satunya adalah
beragam jenis sampah yang setiap hari kita hasilkan. Misalnya kertas kardus,
barang bekas yang tidak dapat digunakan, dan perabotan rumah tangga yang
akhirnya mencemari lingkungan

7.LIMBAH INDUSTRI DAN CONTOHNYA

Limbah Industri Dan Contohnya

Limbah industri merupakan jenis limbah yang tak asing lagi bagi kita, selain
limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Limbah industri ini
merupakan jenis limbah yang dihasilkan dari segala jenis kegiatan industri.
Berikut ini beberapa contoh dari limbah industri yang perlu andaketahui, yaitu :
1. LIMBAH INDUSTRI CAIR
Limbah industri yang satu ini merupakan jenis limbah atau pencemaran yang
biasanya dikeluarkan oleh pabrik, yang bentuknya cair dan biasanya akan dibuang

181
langsung ke saluran perairan, kali atau pun selokan. Contohnya seperti sisa
pewarna pakaian yang bentuknya cair, pengawet cair, kandungan besi pada air,
kebocoran minyak di laut, dan lain sebagainya.
2. LIMBAH INDUSTRI PADAT
Limbah industri padat adalah hasil buangan dari kegiatan industri yang berupa
padatan, lumpur, atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan, atau
sampah yang telah dihasilkan dari kegiatan industri dan dari tempat umum
lainnya. Contohnya adalah plastik, kantong, sisa pakaian atau kain, sisa sampah
elektronik, kertas, kabel, besi dan lain-lain.
3. LIMBAH INDUSTRI GAS
Definisi dari limbah industri gas ini adalah limbah yang disebabkan oleh sumber
alami maupun hasil dari aktivitas manusia. Yang bentuknya molekul gas dan pada
umumnya memberi dampak yang buruk terhadap kehidupan makhluk hidup dan
juga lingkungan. Contohnya pembakaran pada pabrik, kebocoran gas, asap, dan
masih banyak lagi.
8. LIMBAH RUMAH TANGGA DAN CONTOHNYA

Limbah Rumah Tangga Dan Contohnya

Limbah rumah tangga adalah jenis limbah yang paling sering kita dengar, limbah
yang satu ini merupakan jenis limbah yang dihasilkan dari segala jenis kegiatan di
rumah tangga. Contoh limbah rumah tangga adalah sampah, baik sampah organik
maupun sampah anorganik. Contoh lainnya yaitu deterjen, kotoran dan asap hasil
dari pembakaran.

182
Limbah yang paling banyak diproduksi oleh rumah tangga itu sendiri adalah
sampah, dan sampah ini sudah menjadi masalah yang cukup sulit untuk
diselesaikan. Karena di negara ini memang belum ada alat untuk mengolah
sampah yang cukup canggih, dan juga ramah lingkungan. Akibatnya pembuangan
sampah pun menjadi tidak teratur sehingga mengakibatkan pencemaran
lingkungan.
Baik pencemaran air, udara, dan tanah, yang pada akhirnya menyebabkan
kesehatan masyarakat di sekitarnya menjadi terganggu. Selain mengacu pada
contoh pembuangan sampah, ada lagi pembuangan lainnya yang mencemari
lingkungan. Yaitu pembuangan limbah sisa air mandi, cuci, dan kakus yang
dibuang ke sungai.

9. LIMBAH PADAT DAN CONTOHNYA

Limbah Padat Dan Contohnya

Yang dimaksud dengan limbah padat adalah suatu bahan atau sisa yang berupa
fase padat yang telah dihasilkan oleh proses produksi, maupun konsumsi. Limbah
padat ini juga akan menimbulkan masalah yang serius jika tidak ditangani dengan
baik. Dampaknya yaitu kerusakan pada permukaan tanah, badan air, penurunan
kualitas air, banjir, dan munculnya bau busuk dari dekomposisi limbah.
Berikut ini beberapa contoh limbah padat yang dapat mencemari dan merusak
lingkungan, diantaranya yaitu :
1. Limbah plastik
2. Limbah kertas
3. Limbah karet

183
4. Limbah logam
5. Limbah pertanian

10. LIMBAH CAIR DAN CONTOHNYA

Limbah Cair Dan Contohnya

Pengertian dari limbah cair adalah limbah yang berbentuk cair yang dihasilkan
dari proses produksi, maupun proses konsumsi di dalam kegiatan industri atau
rumah tangga. Limbah cair pada umumnya dapat dibuang ke badan air, namun
setelah melalui proses pengolahan untuk mencapai baku mutu limbah air agar
tidak merusak kehidupan organisme yang tinggal dan hidup di dalam air tersebut.

Contoh dari limbah cair diantaranya yaitu :


1. Limbah cair rumah tangga yang terdiri dari air sabun sisa atau bekas mandi, air
deterjen dari hasil mencuci baju, air tinja, air bekas cucian peralatan masak yang
mengandung minyak, dan masih banyak lagi.
2. Limbah cair tahu yaitu limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu.
3. Limbah cair bekas pencucian lump yang terdiri dari air bekas cucian ban motor,
karet gelang, dan beberapa benda yang digunakan sehari-hari yang terbuat dari
karet alam yang menggumpal.
4. Limbah industri laundry.
5. Limbah cair hasil dari proses atau pengolahan kopra.

184
Pengertian limbah, karakteristik limbah, limbah anorganik, limbah organik,
limbah padat, limbah cair, limbah rumah tangga, limbah b3, limbah industri,
pengelolaan limbah, dll.

C. PENGOLAHAN LIMBAH

Pengolahan Limbah

Segala jenis limbah yang ada harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, hal
itu dilakukan dengan tujuan agar tidak mencemari lingkungan serta merusak
kesehatan setiap makhluk hidup. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai cara
pengolahan limbah, yang dapat dilakukan dengan cara yang sederhana.
Diantaranya sebagai berikut :
1. PENGENCERAN ATAU DILUTION
Limbah cair akan diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,
lalu dibuang ke badan air. Jika air limbah berjumlah banyak, maka air untuk
mengencerkan limbah cair tersebut juga harus banyak. Cara ini dapat dilakukan di
tempat-tempat yang banyak air di permukaannya.
2. KOLAM OKSIDASI
Cara ini akan memanfaatkan sinar matahari, ganggang, bakteri dan oksigen ke
dalam proses pembersihan yang alamiah. Lalu limbah cair diarahkan ke kolam
besar, dinding dan dasar kolam tidak perlu dilapisi oleh apapun. Lokasi kolam
juga harus jauh dari pemukiman agar ada sirkulasi angin.

185
3. IRIGASI
Limbah cair akan dialirkan ke dalam parit yang terbuka, sehingga air akan
merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit tersebut.
4. PENGOLAHAN SAMPAH
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak diinginkan orang lagi. Banyak sampah
berasal dari rumah-rumah penduduk atau industry pariwisata. Contohnya adalah
sisa makanan, kertas, plastic, botol, kaleng, kain tua, pakaian dan selimut. Jika
sampah tidak dibuang dengan benar maka akan menjadi masalah besar bagi
kesehatan lingkungan karena dapat menimbulkan bau paling tidak menyenangkan,
dapat menyebabkan cedera dan membantu dalam penyebaran penyakit.
Di bawah ini adalah daftar penyakit akibat sampah:
Penyakit yang disebabkan oleh kuman
Penyakit bakteri, meliputi:
1. Salmonellis
2. Shigellosis
3. Keracunan makanan staphyloccal
4. Infeksi kulit
5. Tetanus
Penyakit virus, meliputi:
1. trachoma
2. hepatitis A
3. gastroenteritis
4. Murray Lembah ensefalitis
5. Penyakit virus Ross River
Penyakit parasit, termasuk:
1. cacing tambang
2. threadworm
3. cacing gelang

D. Penanganan Limbah
1. DIBUATKAN TEMPAT PEMBUANGAN KHUSUS

186
Untuk limbah yang berbetuk cair, bisa dibuatkan sumur pembuangan
khusus yang letaknya berjauhan dengan sumber air sehingga tidak
mencemari air masyarakat. Sedangkan untuk limbah padat, biasanya
dibuatkan tempat pembuangan yang memiliki cerobong yang sangat tinggi
sehingga baunya tidak mengganggu masyarakat.

2. SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK TURUNAN

Beberapa limbah padat maupun cair bisa diolah lagi untuk dijadikan
sebagai bahan baku produk turunannya yang lain. Seperti misalnya:
limbah batok kelapa yang diolah menjadi briket batok kelapa.

3. DI DAUR ULANG

Beberapa jenis limbah yang memungkinkan untuk di daur ulang,


sebaiknya dipisahkan dengan limbah yang tidak bisa didaur ulang. nah
dengan cara ini kita bisa mendapatkan hasil yang sangat menguntungkan
lho yaitu dengan menjual nya kita akan mendapat uang. coba ajadeh..

4. DIBAKAR / DIMUSNAHKAN

Walaupun terlihat kurang arif namun cara memusnahkan limbah- limbah


tertentu dengan cara membakar limbah tersebut masih banyak dipakai oleh
masyarakat untuk mengurangi jumlah limbah yang ada. tetapi dengan cara
ini juga ada dampak buruknya lho yaitu asap yang ditimbulkan limbah
tersebut akan mencemari udara. jadi jangan sering sering pakai cara ini ya.
Oke!

5. DINETRALISIR

Cara ini bisa digunakan untuk menangani jenis limbah cair dengan
menetralisir limbah cair, berarti kita telah melakukan suatu proses
penjernihan sehingga air limbah dari sebuah usaha bisa dimanfaatkan
kembali oleh masyarakat.

6. DIKUBUR DALAM TANAH

187
Cara penanganan sampah dengan cara dikubur atau ditanam dalam tanah
juga termasuk populer lho di masyarakat selain menggunakan cara
membakar limbah.

7. DIJADIKAN PAKAN TERNAK

Beberapa jenis limbah, biasanya yang berbentuk padat dan basah, bisa
digunakan sebagai bahan campuran pakan ternak yang bisa meningatkan
kadar kandungan pakan ternak ternak itu sendiri.

8. DIJADIKAN SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Kandungan sebuah zat pada limbah bisa dimanfaatkan sebagai sumber


energi alternatif. Contohnya adalah penggunaan limbah kotoran sapi
sebagai pengganti gas LPG.

9. DIMANFAAATKN UNTUK PROSES PRODUKSI SELANJUTNYA

Limbah kayu dan serbuk kayu pada perusahaan furniture bisa


dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar pada proses pengovenan. Selain
bisa mengurangi jummlah limbah, cara penanganan limbah seperti ini bisa
digunakan untuk menghemat jumlah biaya produksi.

10. DIJADIKAN PUPUK

Pupuk tidak hanya berbentuk kompos karena dengan penggunaan


teknologi pengolahan limbah yang canggih kita bisa menyulap limbah
baik padat maupun cair menjadi beberapa jenis pupuk lho, diantaranya
adalah pupuk kompos dan juga pupuk cair.

SOAL PEMAHAMAN :

1.pengertian limbah adalah suatu zat atau benda yang timbul sebagai hasil dari kegiatan
manusia yang tidak digunakan lagi dan dibuang. Pengertian di atas di jelaskan menurut

A. Cahyono budi Utomo

B. Deden abdurahman

188
C. Karmana

D. Susilo warno

E. Daniel A okun

2.pengolahan limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yg mencakup

A. Penghancur limbah B3

B. Penyimpan limbah b3

C. Pemanfaat limbah B3

D. Metode pengelolaan fisik limbah B3

E. Metode pengelolaan kimia limbah B3

3.Jenis Limbah Berdasarkan Sumbernya adalah

A. Limbah pabrik

B. Limbah cair

C. Limbah kertas

D. Limbah dedaunan

E. Limbah industri

4.Karakteristik dari limbah yg paling mudah di kenali adalah

A. Zat padat

B. Warna

C. Suhu

D.bau

E.kekerusuhan

5.Karakteristik yg mudah untuk di deteksi adalah

A.warna

B.suhu

C.zat padat

D.kekerusuhan

189
E.zat padat

6.Pengertian dari cod adalah

A.jumlah oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan organik yang


dapat di lihat secara kimiawi

B.jumlah oksidasi yang di butuhkan untuk mengoksigen bahan organik yang


dapat di lihat secara kimiawi

C.jumlah oksigennya yang di butuhkan untuk mengoksida bahan organik yang


dapat di lihat secara kimiawi

D.jumlah oksigensi yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan organik yang


dapat di lihat secara kimiawi

E.jumlah oksigen yang akan butuhkan untuk mengoksidasi bahan

7.organik yang dapat di lihat secara kimiawi

Derajat keasaman adalah ukuran yang menunjukkan kadar asam dan basa di dalam
suatu larutan di sebut

A.COD

B.bahan organik

C.DO

D.bod

E.PH

8.Penyakit yg di sebabbkan oleh bakteri adalah

A.infeksi kulit

B.DBD

C.batuk

D.flu

E.hepatitis

9. Yg termasuk karakteristik kimia limbah adalah......

A.DO atau DISSOLVED OXIGEN

B. WARNA

190
C. BAU

D. KEKERUHAN

E. ZAT PADAT

10. Salah satu contoh Limbah rumah tangga adalah ….

a. Logam berat

b. penggunaan pestisida

c. kebocoran minyak di perairan

d. Sisa dari sabun cuci

e. DDT

11. Limbah adalah sisa atau sampah dari suatu proses kegitan manusia yang dapat
menjadi bahan polutan disuatu lingkungan, pengertian diatas di jelaskan menurut .......

a. Budi utomo

b. Cahyono Budi Utomo

c. Hieronymus Budi Santono

d. Edi Budi Santono

e. Karmana

12. Pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara menambahkan senyawa kimia


tertentu yang larut dan dapat menyebabkan teebentuknya padatan. Pengertian diatas
disebut....

a. Partikel

b. Endapan

c. Presipitasi

d. Fosfat

e. Limbah

13. Limbah padat yang dapat mencemari dan merusak lingkungan, diantaranya adalah...

a. Limbah Plastik,Limbah Kertas,dan Limbah Karet

b. Limbah Plastik, Limbah Cair Domestik dan Limbah Logam

c. Limbah Cair Domestil , Limbah Padat Domestik , dan Limbah Logam

191
d. Limbah Kertas, Limbah Karet, dan Limbah Padat Domestik

e. Limbah logam , Limbah karet, dan Limbah Cair Domestik

14. Yang termasuk limbah anorganik adalah.....

A. Kulit telur

B. Tulang hewan

C. Kulit pohon

D. Sisa kain yang sudah tidak dapat digunakan

E. Kotoran manusia

15. Pernyataan yang benar mengenai limbah b3 adalah.....

a. Limbah hasil kegiatan manusia yang mengandung bahan kimia tetapi


menyuburkan tanaman.

b. benda buangan atau limbah yang memiliki sifat dan konsentrasi, yang
mengandung zat beracun atau zat berbahaya

c. Limbah hasil dari kegiatan manusia yang mengandung bahan kmia dan dapat
dimanfaatkan bagi makhluk hidup.

d. Limbah yang berasal dari makhluk hidup.

e. Limbah yang tidak berbahaya dan beracun.

16. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk


mendegradasi/ mengurai limbah B3. Sedangkan fitoremediasi adalah penggunaan
tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah.

Diatas merupakan metode pengolahan limbah secara......

A. Fisik

B. Thermal

C. Biologi

D. Stabilisasi

E. Kimia

17.Sisa sampah elektronik, kertas, kabel merupakan contoh limbah....

A.limbah padat

192
B. Limbah cair

C. Limbah industri gas

D. Limbah industri cair

E. Limbah industri padat

18. Berikut yang tidak termasuk Limbah anorganik adalah ….

a. pestisida

b. pecahankaca

c. kaleng bekas

d. daun-daun kering

e. botol plastik

19. Limbah rumah tangga seperti air deterjen dan air tinja (kotoran manusia)
merupakan contoh …..

a. Limbah air hujan

b. Limbah berbahaya

c. Limbah cair domestik

d. Limbah cair industri

e. Limbah rembesan dan luapan

20. Limbah domestik, Limbah industri, Limbah pertanian dan Limbah pertambangan
merupakan pengelompokkan berdasarkan ….

a. jenis senyawa

b. wujud

c. sumber

d. sifat

e. tingkat berbahaya

GLOSARIUM :

193
1. Anorganik: sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik
berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan
tambang.
2. BOD : jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikro organisme di dalam
lingkungan air, untuk mengubah bahan organik yang terdapat di dalam
lingkungan air yang terkait.
3. COD : jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan
organik yang dapat dilihat secara kimiawi.
4. DO: suatu kebutuhan dasar yang akan menyokong kehidupan tanaman dan
juga hewan di dalam air.
5. Domestik: jenis limbah yang dihasilkan dari segala jenis kegiatan rumah
tangga.
6. Injeksi: Suntikan
7. Lanfill: Tempat pembuangan akhir
8. Limbah: buangan atau material sisa yang dianggap tidak memiliki nilai
yang dihasilkan dari suatu proses produksi
9. Limbah B3: benda buangan atau limbah yang memiliki sifat dan
konsentrasi, yang mengandung zat beracun atau zat berbahaya.
10. Oksidasi: interaksi antara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda.
11. Organik: jenis limbah yang masih dapat diuraikan kembali oleh suatu
bakteri tertentu.

DAFTAR PUSTAKA:

 https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/tata-cara-pengelolaan-limbah-
b3-63
 https://revaniaselvi-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/revaniaselvi.wordpress.com/2016/01/23/10-
cara-penanganan-limbah/amp/?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQEKAFwAQ%3D
%3D#aoh=15673987304069&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https

194
%3A%2F%2Frevaniaselvi.wordpress.com%2F2016%2F01%2F23%2F10-
cara-penanganan-limbah%2F
 https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-limbah.html

KUNCI JAWABAN :

1. A
2. C
3. E
4. A
5. C
6. A
7. E
8. A
9. A
10. D
11. E
12. C
13. A
14. D
15. B
16. C
17. E
18. D
19. C
20. C

195

Anda mungkin juga menyukai