Anda di halaman 1dari 11

“PROYEK INOVASI

PELAYANAN PATIENTY
SAFETY”

KELOMPOK 7:
DISUSUN OLEH:
1.FELIA ZAINES(18112147)
2.FRIMA VONIA(18112149)
3INDAH SEPTA SARI(18112151)
4.MELINIA AISYAH PUTRI(18112155)
5.NENENG SUWARTI(18112158)
Pengertian Patienty Safety

Patient Safety atau keselamatan pasien


adalah suatu system yang membuat asuhan
pasien di rumah sakit menjadi lebih
aman.Sistem ini mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Langkah-langkah pelaksanaan patienty
safety
Pelaksanaan “Patient safety” meliputi
1. Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO
Collaborating Centre for Patient Safety, 2 May 2007), yaitu:
 Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-
alike medication names).
 Pastikan identifikasi pasien.

 Komunikasi secara benar saat serah terima pasien.


 Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.
 Kendalikan cairan elektrolit pekat.
 Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayana.

Hindari salah kateter dan salah sambung slang


1. Put the focus back on safety
Setiap staf yang bekerja di RS pasti ingin memberikan yang
terbaik dan teraman untuk pasien. Tetapi supaya
keselamatan pasien ini bisa dikembangkan dan semua staf
merasa mendapatkan dukungan, patient safety ini harus
menjadi prioritas strategis dari rumah sakit atau unit
pelayanan kesehatan lainnya. Empat CEO RS yang terlibat
dalam safer patient initiatives di Inggris mengatakan bahwa
tanggung jawab untuk keselamatan pasien tidak bisa
didelegasikan dan mereka memegang peran kunci dalam
membangun dan mempertahankan fokus patient safety di
dalam RS
2. Think small and make the right thing easy to do
Memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien mungkin
membutuhkan langkah-langkah yang agak kompleks. Tetapi dengan
memecah kompleksitas ini dan membuat langkah-langkah yang
lebih mudah mungkin akan memberikan peningkatan yang lebih
nyata.
3. Encourage open reporting
Belajar dari pengalaman, meskipun itu sesuatu yang salah adalah
pengalaman yang berharga. Koordinator patient safety dan manajer
RS harus membuat budaya yang mendorong pelaporan. Mencatat
tindakan-tindakan yang membahayakan pasien sama pentingnya
dengan mencatat tindakan-tindakan yang menyelamatkan pasien.
Diskusi terbuka mengenai insiden-insiden yang terjadi bisa menjadi
pembelajaran bagi semua staf.
4. Make data capture a priority
Dibutuhkan sistem pencatatan data yang lebih baik untuk mempelajari
dan mengikuti perkembangan kualitas dari waktu ke waktu. Misalnya
saja data mortalitas. Dengan perubahan data mortalitas dari tahun ke
tahun, klinisi dan manajer bisa melihat bagaimana manfaat dari
penerapan patient safety.
5. Use systems-wide approaches
Keselamatan pasien tidak bisa menjadi tanggung jawab individual.
Pengembangan hanya bisa terjadi jika ada sistem pendukung yang
adekuat. Staf juga harus dilatih dan didorong untuk melakukan
peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan terhadap pasien.
Tetapi jika pendekatan patient safety tidak diintegrasikan secara utuh
kedalam sistem yang berlaku di RS, maka peningkatan yang terjadi
hanya akan bersifat sementara.
6. Build implementation knowledge
Staf juga membutuhkan motivasi dan dukungan untuk
mengembangkan metodologi, sistem berfikir, dan
implementasi program. Pemimpin sebagai pengarah
jalannya program disini memegang peranan kunci. Di
Inggris, pengembangan mutu pelayanan kesehatan dan
keselamatan pasien sudah dimasukkan ke dalam
kurikulum kedokteran dan keperawatan, sehingga
diharapkan sesudah lulus kedua hal ini sudah menjadi
bagian dalam budaya kerja.
Konsep dasar pencegahan pengendalian infeksi (PPI)

 Pengendalian infeksi nosokomial adalah kegiatan yang


meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta
pembinaan dalam upaya menurunkan angka kejadian infeksi di
rumah sakit. Proses terjadinya infeksi bergantung kepada
interaksi antara suseptibilitas pejamu, agen infeksi
(pathogenesis, virulensi dan dosis) serta cara penularan.
Identifikasi faktor risiko pada pejamu dan pengendalian
terhadap infeksi tertentu dapat mengurangi insiden terjadinya
infeksi nosokomial/HAIs, baik pada pasien ataupun pada
petugas kesehatan
Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

1) Peningkatan daya tahan pejamu. Daya tahan pejamu dapat


ditingkatkan dengan pemberian imunisasi aktif (contoh vaksinasi
hepatitis B) atau pemberian imunisasi pasif (immunoglobulin).
Promosi kesehatan secara umum termasuk nutrisi yang adekuat
akan meningkatkan daya tahan tubuh.
2) Inaktivasi agen penyebab infeksi. Inaktivasi agen infeksi dapat
dilakukan dengan metode fisik maupun kimiawi. Contoh metode
fisik adalah pemanasan (pasteurisasi atau sterilisasi) dan 8
memasak makanan seperlunya. Metode kimiawi termasuk klorinasi
air, disinfeksi peralatan dan lingkungan, serta penggunaan
antibiotika
3) Memutus rantai penularan. Hal ini merupakan cara yang paling
mudah untuk mencegah penularan penyakit infeksi, tetapi hasilnya
sangat bergantung kepada ketaatan petugas dalam melaksanakan
prosedur yang telah ditetapkan. Tindakan pencegahan ini telah
disusun dalam suatu “Isolation Precautions” (Kewaspadaan Isolasi)
yang terdiri dari dua pilar/tingkatan yaitu “Standard Precaution”
(Kewaspadaan berdasarkan cara penularan).
4) Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure
Prophylaxis”/ PEP) terhadap petugas kesehatan. Hal ini terutama
berkaitan dengan pencegahan agen infeksi yang ditularkan melalui
darah dan cairan tubuh lainnya, yang sering terjadi karena luka tusuk
jarum bekas pakai atau pajanan lainnya. Penyakit yang perlu
mendapat perhatian adalah shepatitis B, hepatits C, dan HIV.
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai