Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN KUANTITATIF PADA YANKES

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

Oleh:

Regina Tisa Gayatri

18120701052

Kesehatan Masyarakat

Reguler Semester 7

FAKULTAS KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DHYANA PURA

BADUNG

2021
• Ujian Tengah Semester (UTS)

1. Apa yang dimaksud dengan indikator patient safety dan apa manfaatnya bagi pelayanan
kesehatan? Berikan 3 contohnya
Jawab:
Indikator patient safety merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat
keselamatan pasien selama dirawat di rumah sakit. Indikator ini dapat digunakan bersama
dengan data pasien rawat inap yang sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.
Indikator patient safety bermanfaat untuk menggambarkan besarnya masalah yang dialami
pasien selama dirawat di rumah sakit, khususnya yang berkaitan dengan berbagai
Tindakan medik yang berpotensi menimbulkan risiko di sisi pasien.
Manfaat Patient Safety bagi Pelayanan Kesehatan:
Manfaat patient safety bagi pelayanan kesehatan yaitu mendorong perbaikan spesifik
dalam keselamatan pasien yang meliputi:
a. Ketepatan dalam Identifikasi Pasien
Berdasarkan pada indikator patient safety, rumah sakit mengembangkan
pendekatan untuk memperbaiki atau meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di hampir
semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien
bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius atau tersedasi, mengalami
disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/kamar/ lokasi di rumah sakit, adanya
kelainan sensori, atau akibat situasi lain. Dengan adanya indikator patient safety,
maka akan dilakukan dua kali pengecekan yaitu: pertama, untuk identifikasi pasien
sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk
kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut. Kebijakan dan/
atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses
identifikasi, khususnya pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika
pemberian obat, darah, atau produk darah.
b. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Berdasarkan pada indikator patient safety, rumah sakit mengembangkan
pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antarpara pemberi layanan
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah
diberikan secara lisan atau melalui telepon. Komunikasi yang mudah terjadi
kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti
melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan.
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
untuk perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat (atau memasukkan ke
komputer) perintah yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah;
kemudian penerima perintah membacakan kembali perintah atau hasil pemeriksaan;
dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah
akurat.
c. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai
Berdasarkan pada indikator patient safety, rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high-
alert). Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien,
manajemen harus berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang
sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang
berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)
seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun Alike/LASA). Obat-obatan
yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien adalah pemberian elektrolit
konsentrat secara tidak sengaja. Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak
mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila perawat
kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada keadaan
gawat darurat Dengan memperhatikan indikator patient safety, cara yang paling
efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut yaitu dengan
meningkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk
memindahkan elektrolit terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada keadaan
gawat darurat.
2. Berikan 3 contoh manfaat health technology assessment dalam pengambilan keputusan!
Jawab:
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
2) Memberikan scientific evidence dari penelitian untuk mengatasi masalah yang ada,
atau setidaknya dapat mengurangi besaran masalah.
3) Melakukan telaah secara komprehensif, sistematis, dan bersifat transparan terhadap
semua aspek penggunaan teknologi.
4) Hasil kajian tersebut, setelah disesuaikan dengan kondisi lokal, dapat dimanfaatkan
untuk menyusun atau merevisi Panduan Praktik Klinis (PPK).
3. Bagimana cara meminimalisir terjadinya medical error?
Jawab:
1) Pengukuran Kinerja dan Penerapan Performance Improvement System
Pengukuran kinerja dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pengumpulan
data dan monitoring terhadap outcome spesifik yang menjadi salah satu target potensial
untuk terjadinya medical error. Hal ini dapat dilakukan secara rutin di tingkat rumah
sakit atau pelayanan kesehatan yang lebih rendah. Tujuannya adalah untuk mendeteksi
seawall mungkin terjadinya medical error dan sekaligus menetapkan upaya perbaikan
berdasarkan masalah yang dihadapi.
Selain itu, dapat pula dikembangkan program risk management atau istilah lainnya
adalah disease management atau outcome management. Program tersebut merupakan
respon terhadap kejadian medical error yang sebenarnya dapat dicegah apabila
prosedur dilaksanakan secara benar.
2) Menetapkan Strategi Pencegahan Berbasis pada Fakta
Beberapa langkah pencegahan risiko terjadinya medical error dapat dilakukan dengan
cara:
a. Mengidentifikasi dan memantau kejadian error pada sekelompok pasien dengan
risiko tinggi serta memahami bagaimana error bisa terjadi, khususnya yang
bersifat preventable.
b. Melakukan analisis, interpretasi, dan mendiseminasikan data yang ada ke para
klinisi maupun stakeholders.
c. Menetapkan strategi untuk mengurangi risiko terjadinya medical error dengan
mempertimbangkan bagaimana strategi tersebut dapat diterapkan dalam sistem
pelayanan kesehatan yang ada.
d. Jika diperlukan, dapat diundang para expert dalam bidang klinis, epidemiologi
klinis, atau management training untuk melakukan eksplorasi dan sekaligus
memformulasikan solusi pemecahan.
e. Jika keempat langkah tersebut telah dilakukan, tahap berikutnya adalah melakukan
evaluasi dampak program terhadap keamanan pasien (patient safety).
3) Menetapkan Standar Kinerja (Performance Standards) untuk Keamanan Pasien
a. Sebagai standar minimum kinerja yang harus dilaksanakan oleh setiap petugas
untuk meminimalkan terjadinya risiko.
b. Standar kinerja yang dimaksudkan untuk menjamin konsistensi dan keseragaman
prosedur bagi setiap petugas Kesehatan dalam melakukan upaya medik, sehingga
kalaupun terjadi error, maka harus ditelusuri kembali apakah standar yang
ditetapkan adekuat.
c. Menjamin bahwa pelaksanaan standar (yang merepresentasikan kesepakatan
seluruh petugas yang ada) adalah dalam kerangka profesionalisme dan
akuntabilitas.

Anda mungkin juga menyukai