Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PASIEN SAFETY

A. Pengertian Pasien Safety


Patient safety atau keselamatan pasien merupakan sebuah sistem yang dijumpai di
rumah sakit dimana rumah sakit membuat suatu asuhan yang bertujuan untuk membuat
pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan yang
tidak diharapkan terjadi. Sistem keselamatan pasien meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi
untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety adalah tidak
adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan pasien (patient
safety;;) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman,
mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

B. Tujuh Standar Pasien Safety


Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards”
yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations,
Illinois, USA, tahun 2002), yaitu:
1. Hak pasien
Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana
& hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak
Diharapkan). Kriterianya adalah :
 Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
 Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
 Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas
dan benar   kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya
KTD.
2. Mendidik pasien dan keluarga
RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien. Kriterianya adalah:
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan
pasien adalah partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada system
dan mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien &
keluarga dapat:
 Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur
 Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
 Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
 Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
 Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS
 Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
 Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Standarnya adalah RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi
antar tenaga dan antar unit pelayanan. Kriterianya adalah :
 Koordinasi pelayanan secara menyeluruh
 Koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber
daya
 Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
 Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
Standarnya adalah RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor & mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif KTD, & melakukan perubahan untuk meningkatkan
kinerja serta KP. Kriterianya adalah :
 Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik,
sesuai dengan  ”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
 Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
 Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
 Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Standarnya adalah :
 Pimpinan dorong dan jamin implementasi program Keselamatan Pasien
melalui penerapan “7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien RS ”.
 Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko
Keselamatan Pasien dan program mengurangi KTD.
 Pimpinan dorong dan tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang Keselamatan
Pasien
 Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat utk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan Keselamatan Pasien.
 Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinyadalam
meningkatkan kinerja RS & Keselamatan Pasien.

Kriterianya adalah :
 Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien
 Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden
 Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi
 Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis
 Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden
 Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden
 Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan
 Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan
 Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan
keselamatan pasien
6. Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien
Standarnya adalah :
 RS memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan
mencakup keterkaitan jabatan dengan Keselamatan Pasien secara jelas.
 RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien.

Kriterianya adalah
 memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
keselamatan pasien
 mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice
training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.
 menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna
mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani
pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Standarnya adalah:
 RS merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi Keselamatan
Pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
 Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriterianya adalah:
 Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen
untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan
keselamatan pasien.
 Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada.

C. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit


1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan
terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/kamar/
lokasi di rumah sakit, adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain, dua kali
pengecekan : pertama, untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima
pelayanan atau pengobatan, kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan
terhadap individu tersebut.
Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi
seorang pasien, nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas
pasien dengan bar-code, Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk
identifikasi.
2. Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi antar para pemberi layanan.
3. Peningkatan Kemanan Obat yang Perlu Diwaspadai (HIGH-ALERT)
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-
obat yang perlu diwaspadai (high-alert).
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering
menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-
obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun Alike/LASA).
4. Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-pasien
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat-
prosedur, dan tepat- pasien
Digunakan juga praktek berbasis bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety
Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint Commission’s Universal
Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery.
 Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk:
 memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar;
 memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang
relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang; dan
 melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant yang
dibutuhkan.
 Tahap “Sebelum insisi” (Time out) dilakukan di tempat, dimana tindakan akan
dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim
operasi.
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan Kesehatan
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan. Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-
infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat.
6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari
cedera karena jatuh.

Anda mungkin juga menyukai