Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN ANAK

VAKSIN

Disusun Oleh :

Nama : Namira Ariani


Nim : 18112157

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG


TH 2021
A. Pengertian Vaksin
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti anak di
berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal terhadap suatu
penyakit tapi belum kebal terhadap penyakit yang lain.(Soekidjo.2003)
Imunisasi adalah upaya memberikan bahan untuk merangsang produksi daya
tahan tubuh. Sebagai akibat selanjutnya orang yang diberi vaksin akan memiliki
kekebalan spesifik terhadap penyakit yang disebabkan kuman tersebut. Bahan
tersebut pada dasarnya merupakan ancaman buatan bagi tubuh (Achmadi,2006)
Imunisasi disebut juga vaksinasi atau inokulasi. Imunisasi memberikan
perlindungan terhadap sejumlah penyakit berbahaya. Walaupun beberapa dari
penyakit ini jarang ditemukan. Ketika diimunisasi, diberikan vaksin yang dibuat dari
sejumlah kecil bakteri atau virus penyebab penyakit tersebut. Vaksin ini akan
merangsang tubuh membuat antibodi terhadap penyakit yang
dimaksud.(Thompson,2003)
Vaksin adalah segala persiapan dimaksudkan untuk menghasilkan kekebalan
terhadap penyakit dengan merangsang produksi antibodi. Vaksin termasuk, misalnya,
suspensi mikroorganisme dibunuh atau dilemahkan, atau produk atau turunan dari
mikroorganisme. Metode yang paling umum dari pemberian vaksin adalah melalui
suntikan, namun ada juga yang diberikan melalui mulut atau semprot hidung. (who)
Vaksinasi, yang merupakan imunisasi aktif, ialah suatu tindakan yang
dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan
menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan sehingga nantinya anak yang
telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit jika terpajan oleh antigen serupa.
Antigen yang diberikan dalam vaksinasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan sakit, namun dapat menimbulkan limfosit yang peka, antibodi maupun
sel memori.
B. Tujuan Imunisasi/Vaksinasi
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan suatu penyakit tertentu dari dunia. Program
imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah
penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit.
Secara umun tujuan imunisasi antara lain :
1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka
kematian) pada balita.
C. Manfaat Vaksinasi
Ada beberapa manfaat dari vaksinasi, antara lain :
1. Bagi Anak
Sebagai upaya pencegahan untuk melindungi anak dari serangan penyakit
tertentu, yang mungkin bisa menyebabkan penderitaan atau bahkan cacat
permanen.
2. Bagi Keluarga
Bagi keluarga, vaksinasi bermanfaat untuk menghilangkan kecemasan akan
kesehatan dan biaya pengobatan jika anak sakit. Menumbuhkan keyakinan dan
harapan bahwa anak-anak akan menjalani masa pertumbuhannya dengan aman
dan ceria. Sehingga, orang tua bisa sedikit terlepas dari kekhawatiran anaknya
terserang dari penyakit-penyakit tertentu yang selalu menjangkiti anak-anak.
3. Bagi Negara
Vaksinasi merupakan salah satu bentuk tanggung jawab negara untuk
meningkatkan taraf kesehatan wargananya. Dengan vaksinasi diharapkan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan lebih meningkat dan
citra negara di mata dunia menjadi lebih baik.
D. Jenis-Jenis Vaksinasi
1. Imunisasi BCG
Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan
keberadaan virus tubercle bacii yang hidup didalam darah. Itulah mengapa
agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkan jenis basil tak berbahaya ini ke
dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin)

Vaksin BCG
Jadwal pemberian : Diberikan 1 kali pada umur antara 0-2 bulan
Cara Pemberian dan Dosis:
Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu.
Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml)
a. Dosis pemberian: 0,05 ml sebanyak 1 kali
b. Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus
deltoideus) , dengan menggunakan spuit suntik (ADS 0,05 ml)
c. Vaksin yang dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.

2. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi ini merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya
VHB, yaitu virus penyebab penyakit hepatitis B. Hepatitis B dapat
menyebabkan sirosis atau pengerutan hati, bahkan lebih buruk lagi
mengakibatkan kanker hati.
Vaksin Hepatitis B
Jadwal pemberian : Pemberian 3 kali selang 4 minggu, umur antara 0-11
bulan.
Cara Pemberian dan Dosis :
a. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi
menjadi homogen
b. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian
suntikan secara intramuskular, sebaiknya pada anterolateral paha
c. Pemberian sebanyak 3 dosis
d. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval
minimum 4 minggu (1 bulan)
e. Untuk Hepatitis B vial
f. Di unit pelayanan statis, vaksin Hep B yang telah dibuka hanya boleh
digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:
1. Vaksin belum kadaluarsa
2. Vaksin di simpan dalam suhu 2o C s/d 8o C
3. Tidak pernah terendam air
4. Sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A dan B
g. Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi
untuk hari berikutnya
3. Imunisasi Polio
Imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus
polio. Penyakit akibat virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
Jadwal Pemberian : Diberikan 4 kali (Polio 1, 2, 3, 4) selang 4 minggu, umur
antara 0-11 bulan

Cara Pemberian dan Dosis :


a. Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4
kali (dosis) pemberian
b. dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu
c. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru
Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh
digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A atau B
d. Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi
untuk hari berikutnya
4. Imunisasi DTP
Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri,
tetanus, dan pentusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil.
Jadwal Pemberian : Diberikan 3 kali (DPT 1,2,3), selang 4 minggu, umur
antara 2-11 bulan

Cara Pemberian dan Dosis :


a. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi
menjadi homogen
b. Disuntikkan secara im dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis
c. Dosis pertama diberikan pada anak umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan
dengan interval paling cepat 4 minggu
d. Di unit pelayanan statis, vaksin DPT yang telah dibuka hanya boleh
digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi terjaga
e. Di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari
berikutnya
5. Imunisasi Campak
Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya.
Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun
sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit
ini disebabkan oleh virus Morbili.
Jadwal Pemberian : Pemberian 1 kali, umur antara 9 – 11 bulan

Cara Pemberian dan Dosis :


a. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan
pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut
b. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas,
pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6 - 7 tahun (kelas 1
SD) setelah catch-up campaign campak pada anak SD kelas 1-6.

6. Imunisasi HIB
Penyakit Hib bisa dicegah melalui imunisasi Hib. Imunisasi Hib tidak
dapat melindungi kanak- kanak daripada mendapat penyakit yang disebabkan
oleh bakteria/ virus yang lain.
Kanak- kanak mungkin boleh mendapat lain jenis jangkitan radang
paru- paru, radang selaput otak atau selesma. Semua bayi berumur 2, 3 dan 5
bulan perlu diberi imunisasi Hib Imunisasi Hib diberikan sebanyak 3 dos.
Umur Dos: 2 bulan Dos 1, 3 bulan Dos 2, 5 bulan Dos 3

7. Imunisasi Rotavirus
Rotavirus merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak dan
menyebabkan kematian. Studi terbaru mengungkapkan vaksin rotavirus
terbukti efektif dan memberikan perlindungan yang luas. Baru-baru ini sebuah
vaksin rotavirus diperkenalkan dan telah terbukti sangat efektif serta memiliki
beberapa manfaat yang tidak terduga. Hal ini karena vaksin tersebut
memberikan perlindungan yang lebih luas bagi anak yang menerima vaksin
dan orang-orang disekitarnya. Para peneliti yang mengevaluasi vaksin tersebut
menyimpulkan vaksin ini efektif karena terbukti menurunkan pasien rawat
inap akibat diare di rumah sakit sebanyak 50 persen. Penurunan ini terjadi
hanya setelah 2 tahun program imunisasi dimulai.

8. Imunisasi Pnemokokus.
Vaksin pneeumokokus konjungat merupakan vaksin kedua yang
digunakan untuk mencegah radang selaput otak (Hib adalah yang pertama).
Dulu vaksinini hanya dianjurkan untuk dewasa berusia 65 tahun atau lebih
dan tidak digunakan pada anak karena tipe vaksin yang terdahulu
(polisakarida) tidak bagus digunakan pada anak. Vaksin ini memberikan
kekebalan terhadap 7 strain bakteri pneumokokus penyebab terbanyak infeksi
serius pada anak. Vaksin ini baru dapat mencega infeksi telinga tengah,
meningitis, pneumonia (radang paru), dan bakteremia akibat bakteri
pneumokokus. Bayi harus mendapatkan vaksin ini sebanyak 4 dosis, yang
diberikan pada usia 2, 4, 6 dan 12 – 15 bulan.

Anak yang berusia lebih tua tidak memerlukan pengulangan dosis


sebanyak ini. Konfirmasi dengan dokter anak jika anak anda mulai
mendapatkan vaksin pada usia yang lebih tua. Untuk anak berusia lebihdari 5
tahun yang ingin diberikan imunisasi dapat diberikan vaksin pneumokokus
polisakarida. Vaksin pneumokokus dapat diberikan bersamaan dengan vaksin
lainnya.
9. Imunisasi influenza.
Imunisasi influenza untuk pencegahan influenza musiman. Influenza
(flu) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Ada berbagai jenis
virus flu, dimana mereka sering ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala
influenza suhu tinggi (demam), nyeri otot, batuk, sakit kepala dan kelelahan
yang “ekstrim”. Flu biasanya berlangsung selama antara dua dan tujuh hari
dan biasanya membaik secara spontan. Kebanyakan orang bisa sembuh
sepenuhnya, tetapi komplikasi, seperti infeksi dada atau pneumonia,
berkembang di beberapa kasus.

Jenis Vaksin dan keterangannya

Vaksin Keterangan
BCG Diberikan sejak lahir. Apabila umur > 3
bulan harus dilakukan uji tuberkulin
terlebih dulu, BCG diberikan apabila uji
tuberkulin negatif.
Hepatitis B diberikan dalam waktu 12 jam setelah
lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 3-6
bulan. Interval dosis minimal 4 minggu.
Polio Polio-0 diberikan saat kunjungan
pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS
OPV diberikan saat bayi dipulangkan
(untuk menghindari transmisi virus
vaksin kepada bayi lain).
DTP Diberikan pada umur 8 minggu, DTwP
atau DTaP
Campak Campak-1 umur 9 bulan
Hib Diberikan mulai umur 2 bulan dengan
interval 2 bulan. Diberikan terpisah atau
kombinasi.
Pneumokokus Pada anak yang belum mendapat PCV
pada umur > 1 tahun PCV diberikan 2-4
kali
Influenza diberikan setelah usia 6 bulan 2 kali
pemberian selang 1 bulan
E. Tata Cara Pemberian Imunisasi

Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan


melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang
dengan cara suntik atau minum / telan.
Tata Cara Pemberian Imunisasi :
Sebelum melakukan imunisasi, dianjurkan mengikuti tata cara sebagai berikut :
a) Memberitahukan secara rinci tentang risiko vaksinasi dan risiko apabila tidak
diimunisasi.
b) Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi
reaksi ikutan yang tidak diharapkan.
c) Baca dengan teliti informasi tentang produk (vaksin) yang akan diberikan jangan
lupa mengenai persejutuan yang telah diberikan kepada orang tua.
d) Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya sebelum melakukan
imunisasi
e) Tinjau kembali apakah ada kontra indikasi terhadap vaksin yang akan diberikan
f) Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan
g) Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan dengan baik
h) Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda perubahan,
periksa tanggal kadaluwarsa dan cacat hal-hal istimewa, misalnya perubahan
warna menunjukkan adanya kerusakan.
i) Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal.
j) Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua atau pengasuh apa yang
harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih
berat.
k) Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis
l) Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada Dinas Kesehatan
bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
m) Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk
mengejar ketinggalan, bila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai