Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan dan
Gizi untuk anak yang diampu oleh ibu dr. Ema Mardiyah, M. Kes
Disusun Oleh :
Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan
imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1 SD/madrasah/sederajat diberikan
(DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).
Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4
bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia
4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna.
Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat
mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi MR
diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella.
Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular ke ibu
hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran atau
bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan jantung
bawaan.
Lima jenis imunisasi wajib ini diberikan sesuai usia anak dan jadwal yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, serta tentunya berdasarkan pertimbangan dokter. Kelima
jenis imunisasi tersebut adalah:
1. Imunisasi hepatitis B
Jika bayi terlahir dari ibu yang terjangkit hepatitis B, maka pemberian imunisasi
hepatitis B pada bayi wajib diberikan dalam waktu paling lambat 12 jam setelah lahir.
Bayi tersebut juga perlu mendapatkan suntikan imunoglobulin hepatitis B (HBIG) untuk
menghasilkan kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B dalam waktu cepat.
2. Imunisasi polio
Polio adalah penyakit menular akibat infeksi virus yang menyerang sistem saraf
di otak dan saraf tulang belakang. Pada kasus yang parah, polio dapat menyebabkan
sesak napas, meningitis, kelumpuhan, hingga kematian. Nah, imunisasi polio bertujuan
untuk mencegah anak tertular penyakit tersebut.
Di Indonesia, jenis vaksin polio yang umumnya digunakan adalah vaksin polio
tetes (oral), namun vaksin polio juga ada yang tersedia dalam bentuk suntikan.
Vaksin polio tetes diberikan 4 kali, yaitu saat bayi baru lahir atau paling lambat
saat usianya 1 bulan. Selanjutnya, vaksin diberikan secara berturut-turut di usia 2 bulan, 3
bulan, dan 4 bulan. Sementara, vaksin polio suntik diberikan 1 kali, yaitu pada usia 4
bulan.
3. Imunisasi BCG
Imunisasi ini bertujuan untuk melindungi tubuh dari kuman penyebab penyakit
tuberkulosis atau TB. TB adalah penyakit menular berbahaya yang dapat menyerang
saluran pernapasan, tulang, otot, kulit, kelenjar getah bening, otak, saluran cerna, dan
ginjal.
4. Imunisasi campak
5. Imunisasi DPT-HB-HiB
Imunisasi wajib ini diberikan sebanyak 4 kali dengan jadwal pemberian berturut-
turut pada bayi di usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan dosis pemberian terakhir ketika usia
anak 18 bulan.
Selain kelima imunisasi wajib diatas, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga
menganjurkan para orang tua agar setiap anaknya mendapatkan imunisasi tambahan,
yaitu:
4. Vaksin hepatitis A dan tifoid, untuk menurunkan risiko penyakit hepatitis A dan
demam tifoid pada anak.
Imunisasi wajib bisa diberikan secara cuma-cuma atau dengan harga yang sangat
murah karena sudah dianggarkan oleh pemerintah. Sedangkan imunisasi tambahan bisa
diperoleh dengan mengeluarkan biaya sesuai harga vaksin dan tarif jasa dokter.
Guna mencapai efek perlindungan yang optimal, semua jenis imunisasi, baik
imunisasi wajib maupun imunisasi tambahan, harus diperoleh bayi sesuai jadwal yang
telah direkomendasikan. Namun, apabila anak jatuh sakit pada saat jadwal imunisasi tiba,
maka pemberian imunisasi bisa ditunda sampai anak sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/vaksin
https://id.wikipedia.org/wiki/Vaksinasi
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pentingnya-vaksin-pada-anak
https://www.kemkes.go.id/article/view/18043000011/berikan-anak-imunisasi-rutin-
lengkap-ini-rinciannya.html