Anda di halaman 1dari 8

VAKSINASI

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan dan
Gizi untuk anak yang diampu oleh ibu dr. Ema Mardiyah, M. Kes

Disusun Oleh :

Annisa Yulianti (20.04.0858)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS BANDUNG
2021 M/1443 H
A. Pengertian vaksinasi

Vaksinasi adalah pemberian vaksin untuk membantu sistem imun


mengembangkan perlindungan dari suatu penyakit. Vaksinasi merupakan salah satu
bentuk dari imunisasi. Vaksin sendiri mengandung mikroorganisme atau virus dalam
keadaan lemah, hidup atau mati, atau mengandung protein atau toksin dari organism

Vaksinasi adalah pemberian vaksin untuk membantu sistem


imun mengembangkan perlindungan dari suatu penyakit. Vaksinasi merupakan salah satu
bentuk dari imunisasi. Vaksin sendiri mengandung mikroorganisme atau virus dalam
keadaan lemah, hidup atau mati, atau mengandung protein atau toksin dari organisme.
Dalam merangsang kekebalan adaptif tubuh, vaksin membantu mencegah tubuh menjadi
sakit akibat penyakit infeksi. Ketika sebagian besar populasi telah divaksinasi hingga
mencapai persentase tertentu, kekebalan kelompok akan tercapai

B. Manfaat Penting Vaksin Pada Anak


Vaksin sangat direkomendasikan untuk anak-anak, karena memiliki sejumlah
alasan penting, antara lain:

1. Memperkuat sistem imun tubuh.


Pemberian vaksin rutin lengkap pada anak mampu merangsang tubuh untuk membentuk
antibodi spesifik yang siap melawan beragam jenis penyakit. Anak yang diberi vaksin
bukan berarti tidak akan terkena penyakit tersebut, tetapi seandainya terkena pun tidak
separah anak yang tidak divaksinasi, karena si anak sudah mempunyai kekebalan tubuh

2. Mencegah infeksi dan penularan wabah penyakit.


Lebih dari 190 negara terus meningkatkan cakupan vaksinasi karena efektif
menghentikan infeksi penyakit. Contohnya, vaksin cacar yang dilakukan di seluruh
dunia berhasil membebaskan anak dari cacar variola sejak tahun 1990. Selain itu, wabah
campak juga pernah menggemparkan dunia dan menyebabkan tingginya kasus kematian
pada bayi dan anak-anak, dan berhasil dicegah dengan vaksinasi.
3. Mengurangi risiko cacat dan kematian.
Wabah polio di Indonesia pada 2005-2006 menyebabkan sekitar 305 anak lumpuh
permanen. Setelah digencarkan imunisasi polio, angka kasus polio menurun drastis
bahkan tidak ada. Vaksin juga berhasil menurunkan risiko penularan virus campak dan
rubela secara signifikan pada ibu hamil dan janin sehingga bayi yang dilahirkan
terhindar dari kecacatan.

4. Investasi kesehatan jangka panjang.


Pemberian vaksin pada anak merupakan salah satu investasi kesehatan paling murah dan
berdampak jangka panjang. Hal ini dikarenakan vaksin terbukti dapat mencegah dan
mengurangi angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat suatu penyakit, sehingga
menghemat kerugian dari segi finansial dan juga waktu untuk menyembuhkan penyakit
tersebut.

C. Contoh dan jenis vaksinasi bagi anak


Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan
imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan
diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio
3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9
bulan diberikan (Campak atau MR).

Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan
imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1 SD/madrasah/sederajat diberikan
(DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).

Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang


dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan
kanker hati. Imunisasi BCG diberikan guna mencegah penyakit tuberkulosis.

Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4
bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia
4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna.
Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat
mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi MR
diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella.

Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular ke ibu
hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran atau
bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan jantung
bawaan.

Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri,


Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang
selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.42 Tahun 2013


dan No.12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi, disebutkan bahwa ada 5 jenis
imunisasi wajib yang harus diperoleh Si Kecil.

Lima jenis imunisasi wajib ini diberikan sesuai usia anak dan jadwal yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, serta tentunya berdasarkan pertimbangan dokter. Kelima
jenis imunisasi tersebut adalah:

1. Imunisasi hepatitis B

Hepatitis B masih banyak ditemukan di Indonesia. Imunisasi hepatitis B bertujuan


untuk mencegah penyakit hepatitis B, yaitu infeksi hati yang dapat menimbulkan
komplikasi berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati. Jenis vaksin yang digunakan
adalah vaksin hepatitis B.

Vaksin tersebut diberikan pada bayi sebanyak 4 kali. Pemberian pertama


dilakukan segera setelah bayi lahir atau paling lambat 12 jam setelah kelahiran. Lalu,
vaksin kembali diberikan secara berturut-turut pada usia 2, 3, dan 4 bulan.

Jika bayi terlahir dari ibu yang terjangkit hepatitis B, maka pemberian imunisasi
hepatitis B pada bayi wajib diberikan dalam waktu paling lambat 12 jam setelah lahir.
Bayi tersebut juga perlu mendapatkan suntikan imunoglobulin hepatitis B (HBIG) untuk
menghasilkan kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B dalam waktu cepat.

2. Imunisasi polio

Polio adalah penyakit menular akibat infeksi virus yang menyerang sistem saraf
di otak dan saraf tulang belakang. Pada kasus yang parah, polio dapat menyebabkan
sesak napas, meningitis, kelumpuhan, hingga kematian. Nah, imunisasi polio bertujuan
untuk mencegah anak tertular penyakit tersebut.

Di Indonesia, jenis vaksin polio yang umumnya digunakan adalah vaksin polio
tetes (oral), namun vaksin polio juga ada yang tersedia dalam bentuk suntikan.

Vaksin polio tetes diberikan 4 kali, yaitu saat bayi baru lahir atau paling lambat
saat usianya 1 bulan. Selanjutnya, vaksin diberikan secara berturut-turut di usia 2 bulan, 3
bulan, dan 4 bulan. Sementara, vaksin polio suntik diberikan 1 kali, yaitu pada usia 4
bulan.

3. Imunisasi BCG

Imunisasi ini bertujuan untuk melindungi tubuh dari kuman penyebab penyakit
tuberkulosis atau TB. TB adalah penyakit menular berbahaya yang dapat menyerang
saluran pernapasan, tulang, otot, kulit, kelenjar getah bening, otak, saluran cerna, dan
ginjal.

Imunisasi BCG termasuk dalam daftar imunisasi wajib di Indonesia, karena


Indonesia masih memiliki angka kasus TB yang tinggi. Imunisasi BCG hanya dilakukan
1 kali dan diberikan pada bayi di usia 2 atau 3 bulan. Imunisasi BCG diberikan melalui
suntikan pada kulit bayi.

4. Imunisasi campak

Imunisasi campak diberikan sebagai langkah pencegahan terhadap penyakit


campak berat yang dapat menyebabkan pneumonia, diare, dan radang otak (ensefalitis).
Imunisasi campak diberikan sebanyak 3 kali, yaitu saat anak berusia 9 bulan, 18 bulan,
dan 6 tahun.
Jika anak diberikan vaksin MR/MMR di usia 15 bulan, maka pemberian imunisasi
campak ulang di usia 18 bulan tidak diperlukan. Hal ini karena vaksin MR atau MMR
tersebut sudah mengandung vaksin campak.

5. Imunisasi DPT-HB-HiB

Imunisasi DPT-HB-HiB dapat memberikan perlindungan dan pencegahan


terhadap 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B,
pneumonia, dan meningitis (radang otak).

Imunisasi wajib ini diberikan sebanyak 4 kali dengan jadwal pemberian berturut-
turut pada bayi di usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan dosis pemberian terakhir ketika usia
anak 18 bulan.

D. Imunisasi Tambahan yang Perlu Diberikan pada Anak

Selain kelima imunisasi wajib diatas, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga
menganjurkan para orang tua agar setiap anaknya mendapatkan imunisasi tambahan,
yaitu:

1. Vaksin MR/MMR, untuk mencegah penyakit campak, rubela, dan gondongan.

2. Vaksin pneumokokus (PCV), untuk mencegah infeksi kuman pneumokokus yang


menyebabkan pneumonia, radang telinga, dan meningitis.

3. Vaksin rotavirus, untuk melindungi anak dari gastroenteritis penyebab diare.

4. Vaksin hepatitis A dan tifoid, untuk menurunkan risiko penyakit hepatitis A dan
demam tifoid pada anak.

5. Vaksin varisela, untuk mencegah infeksi virus varicella-zoster penyebab penyakit


cacar air.

6. Vaksin influenza, untuk memberikan perlindungan terhadap ISPA akibat flu.

7. Vaksin HPV (Human Papillomavirus), sebagai pencegahan terhadap kanker serviks.


8. Vaksin Japanese encephalitis (JE), untuk mencegah infeksi virus Japanese
encephalitis yang menyebabkan penyakit radang otak.

Untuk mendapatkan imunisasi wajib, Anda bisa membawa Si Kecil ke pusat


pelayanan kesehatan, seperti posyandu, puskesmas, tempat praktek dokter, serta rumah
sakit.

Imunisasi wajib bisa diberikan secara cuma-cuma atau dengan harga yang sangat
murah karena sudah dianggarkan oleh pemerintah. Sedangkan imunisasi tambahan bisa
diperoleh dengan mengeluarkan biaya sesuai harga vaksin dan tarif jasa dokter.

Guna mencapai efek perlindungan yang optimal, semua jenis imunisasi, baik
imunisasi wajib maupun imunisasi tambahan, harus diperoleh bayi sesuai jadwal yang
telah direkomendasikan. Namun, apabila anak jatuh sakit pada saat jadwal imunisasi tiba,
maka pemberian imunisasi bisa ditunda sampai anak sembuh.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.docdoc.com/id/info/procedure/vaksin

https://id.wikipedia.org/wiki/Vaksinasi

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pentingnya-vaksin-pada-anak

https://www.kemkes.go.id/article/view/18043000011/berikan-anak-imunisasi-rutin-
lengkap-ini-rinciannya.html

Anda mungkin juga menyukai