1. Booster Vaksin DTP
Booster Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) diberikan pada umur 5-7 tahun atau pada
program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) di kelas 1 SD. Pada anak umur 7 tahun atau
lebih menggunakan vaksin Td (tetanus dan difteri) atau Tdap (Tetanus, difteri,
pertussis). Booster selanjutnya pada umur 10-18 tahun atau pada program BIAS kelas 5
SD. Booster Td diberikan setiap 10 tahun.
2. Vaksin Influenza Setahun Sekali
Pemberian vaksin influenza dapat diulang setiap tahun setelah pemberian pertama di usia 6
bulan. Hingga anak berusia 8 tahun, vaksin pertama diberikan dalam dua dosis dengan
interval minimal 4 minggu. Sedangkan untuk umur lebih dari 9 tahun, imunisasi pertama
diberikan hanya dalam satu dosis.
3. Vaksin MR/MMR di Sekolah
Anak-anak usia 5-7 tahun akan mendapatkan vaksin MR atau MMR dalam program BIAS
kelas 1 SD.
4. Booster Vaksin Tifoid
Vaksin tifoid polisakarida diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun. Artinya,
anak-anak SD harus diberikan booster pada usia 5, 8, dan 11 tahun.
5. Vaksin HPV untuk Anak Perempuan
Vaksin HPV untuk mencegah infeksi Human Papilloma Virus, yang melindungi dari penyakit
kanker serviks diberikan pada anak perempuan usia 9-14 tahun 2 kali dengan jarak 6-15
bulan lewat program BIAS kelas 5 dan 6. Pada anak usia 15 tahun atau lebih, diberikan
vaksin HPV sebanyak 3 kali dengan jadwal 0, 1 , 6 bulan (vaksin bivalen) atau 0, 2, 6 bulan
(vaksin quadrivalent).
BIAN 2022
Bulan Imunisasi Anak Nasional atau BIAN tengah berlangsung sepanjang bulan Agustus 2022.
Imunisasi merupakan strategi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara
memasukkan vaksin, yaitu kuman yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian dari kuman
yang dimodifikasi untuk melindungi tubuh dari infeksi berbahaya. Imunisasi sudah terbukti
menyelamatkan jutaan nyawa dan diakui sebagai salah satu tindakan pencegahan yang efektif
dan terjangkau. Namun, masih banyak anak yang belum menerima imunisasi lengkap atau
bahkan tidak menerima imunisasi sama sekali. Imunisasi pada anak sangat diperlukan karena
tubuh anak memiliki tingkat kekebalan yang lebih rendah.Dalam imunisasi terdapat konsep Herd
Immunity atau kekebalan kelompok. Kekebalan kelompok terbentuk apabila cakupan imunisasi
pada sasaran tinggi dan merata di seluruh wilayah.
1. Imunisasi Sebagai Perlindungan Spesifik Terhadap Penyakit Infeksi
Sejak pengembangan imunisasi pertama terhadap cacar lebih dari satu abad yang lalu, program
imunisasi untuk anak-anak telah menjadi komponen penting dari perawatan kesehatan primer
preventif. Program imunisasi mencegah 2 hingga 3 juta kematian di seluruh setiap tahun. Cacar,
serta dua dari tiga tipe virus polio telah diberantas, dan sejumlah negara telah mencapai status
bebas campak. Bayi-bayi yang tidak mendapat vaksin hepatitis B pada waktu lahir berisiko
terinfeksi 3.5 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang mendapat imunisasi waktu lahir.
Imunisasi BCG memberikan perlindungan 82 % terhadap tuberkulosis paru dan menurunkan
tuberkulosis berat sebanyak 90%.Vaksinasi memang tidak menjamin 100 persen efektif untuk
mencegah penyakit namu manfaatnya tetap jauh lebih besar dari risikonya.
2. Imunisasi Dapat Mengurangi Risiko Terjadinya Ketidakpekaan Terhadap Antibiotik
Penyakit infeksi mampu meningkatkan resistensi atau ketidakpekaan tubuh terhadap antibiotik.
Pencegahan infeksi melalui imunisasi tidak hanya melindungi tubuh seseorang dari infeksi agen
yang sudah resisten terhadap jenis antibiotik tertentu, tetapi juga menurunkan penggunaan dan
kebutuhan antibiotik sehingga resistensi antibiotik dapat menurun.
3. Imunisasi Menurunkan Wabah Penyakit Melalui Pembentukan Kekebalan Kelompok
Apabila banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi, jumlah penyakit infeksi dapat
meningkat akibat penurunan imunitas kelompok karena cakupan imunisasi yang rendah. Kondisi
ini berpotensi untuk menciptakan wabah apabila 90-95% cakupan imunisasi yang diperlukan
tidak tercapai.
4. Imunisasi Menjadikan Anak Lebih Sehat dan Produktif
Pemberian imunisasi terbukti melindungi anak-anak dari penyakit infeksi berbahaya sehingga
anak akan lebih sehat, dapat tumbuh dan berkembang lebih baik, serta lebih produktif.. Setiap
anak harus mendapatkan imunisasi sesuai usia dan anjuran dokter untuk mencapai kesehatan
optimal pada diri anak sendiri dan juga anak-anak lain di sekitarnya.
Pandemi COVID-19 menyebabkan program pemberian imunisasi di beberapa pusat kesehatan
menjadi tertunda dan terlewatkan. Kementrian Kesehatan Indonesia melaporkan terdapat 1,7 juta
anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi COVID-19.