Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN IMUNISASI DI WILAYAH KEREJA PUSKESMAS

ANREAPI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

INKA MELINDA S.Kep

N.21.007

C1 LAHAN C1 INSTITUSI

(.........................) (..............................)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI POLEWALI


MANDARPROGRAM STUDI KEPERAWATAN (PROFESI NERS)

TAHUN 2021/2022
LAPORAN IMUNISASI

A. Materi Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi dasar lengkap penting untuk melindungi bayi.Setiap bayi di bawah
umur 2 tahun, harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap.Imunisasi dilakukan untuk
mencegah berbagai penyakit pada bayi, melindungi dari wabah, kecacatan dan kematian.
Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi
merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang (Lisnawati, 2011).
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes RI,
2013).
2. Tujuan dan manfaat pemberian imunisasi dasar lengkap
Tujuan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi dan balita:
a. Imunisasi diberikan supaya bayi siap dengan lingkungan baru (setelah lahir)
karena tidak ada lagi kekebalantubuh alami yang ia dapatkan dari ibu seperti
ketika masih dalam kandungan
b. Apabila belum dilakukan vaksinasi dan kemudian terkena kuman yang menular,
maka kemungkinan besar tubuhnya belum kuat untuk melawan penyakit tersebut.
Sehingga degan adanya imunisasi ini tubuh sang buah hatimenjadi lebih kuat.
3. Manfaat dari Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi:
a. Untuk menjaga daya tahan tubuh sang bah hati
b. Untuk mencegah bayi terkena penyakit-penyakit menular yang berbahaya
c. Untuk menjaga buah hati agar selalu sehat
d. Sebagai upaya pencegahan dari kecacatan dan kematian
e. Sebagai upaya untuk menjaga dan membantu perkembangan sang buah hati secara
optimal
4. Jenis – jenis Imunisasi dasar lengkap
Program Imunisasi Dasar Lengkap ini meliputi 5 jenis imunisasi yang wajib di
berikan kepada bayi. Pada artikeldibawah ini kita akan menjelaskan 5 macam imunisasi
dasar pada bayi. Namun kita akan membagi 5 macamimunisasi dasar lengkap pada bayi
kedalam empat golongan berdasarkan usia dan jadwal pemberian imunisasitersebut. Apa
saja program imunisasi dasar lengkap tersebut? Lalu kapan diberikan imunisasi dasar
pada bayi? Mari bundakita simak ulasanya berikut ini:
a) Imunisasi Dasar Lengkap: Umur bayi 7 hari: Hepatitis B (HB) O
Imunisasi Vaksin Hepatitis B
Hepatitis B merupakan jenis penyakit yang menyerang pada hati sehingga
apabila sang buah hati terkena penyakitini dapat menyebabkan kerusakan padda hati
bahkan dapat menyebabkan kematian. Untuk idealnya, imunisasihepatitis B dosis
pertama diberikan sedini mungkin setelah buah hati lahir (apabila memungkinkan <
12 jam).
Kemudian imunisasi hepatitis B kedua dilakukan dengan interval 4 minggu
dari dosis pertama.Namun anjurannya diberikan ketika bayi berumurminimal 2
bulan.Sedangkan imunisasi yang ketiga dianjurkan setelah 5 bulan.
Apabila sang buah hati belum pernah mendapatkan imunisasi hepatitis B
semasa bayi, maka imunisasi hepatitis Bini dapat diberikan kapan saja dan sesegera
mungkin tanpa harus memeriksakan kadar AntiHBsnya terlebih dulu.Kecuali apabila
sang ibu memiliki hepatitis B ataupun sang buah hati pernah menderita penyakit
kuning, maka sibayi dianjurkan untuk diperiksa kadar HBsAg dan antiHBs terlebih
dahulu.
b) Imunisasi Dasar Lengkap: Umur bayi satu bulan: BCG dan Polio 1
Setelah bayi berumur 1 bulan ada dua macam imunisasi yang diberikan kepada
bayi tersebut. Diantara dua macamimunisasi tersebut yaitu:
a. Imunisasi Dasar Lengkap: Imunisasi BCG
sebaiknya imunisasi BCG diberikan kepada saat bayi untuk yang pertama kali
ketika berusia 2-3 bulan. PemberianBCG pada bayi yang usianya kurang dari 2
bulan akan meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit tuberculosis padabayi. Hal
ini karena daya tahan tubuh bayi belum matang.Selanjutnya apabila bayi telah
berusia lebih dari 3 bulan dan belum mendapatkan imunisasi BCG, maka
harusdiadakan uji tuberculin terlebih dulu.Uji tuberculin yaitu tes mantoux
dengan PPD2TU/PPDRT23.Apabila bilahasilnya negatif, maka dapat diberikan
imunisasi BCG.Imunisasi BCG ini tidak membutuhkan booster.
b. Imunisasi Dasar Lengkap: Imunisasi Polio
Imunisasi polio sendiri juga ada dua macam. Diantara imunisasi polio yang
tersedia yaitu imunisasi polio oral (OPV)dan imunisasi polio suntik (IPV).
Imunisasi polio oral (OPV) diberikan dengan jadwal pemberian pada saat lahir,
usiadua, empat, enam, dan 18 bulan.Sedangkan untuk imunisasi polio suntik
(IPV) diberikan dengan jadwal pemberianpada saet bayi berusia dua, empat, enam
dan 18 bulan serta enam dan delapan tahun.Apabila imunisasi polio terlambat
diberikan, kita tidak perlu mengulang pemberiannya dari awal.Cukup
denganmelanjutkan dan melengkapinya sesuai jadwal.Berapapun interval
keterlambatan dari pemberian sebelumnyatidaklah mengapa.
c) Imunisasi Dasar Lengkap: Umur bayi 2 bulan: Imunisasi DPT atau HB 1 dan Polio 2
Setelah bayi berumur dua bulan juga ada dua macam imunisasi yang diberikan
kepada bayi tersebut. Diantara duamacam imunisasi tersebut yaitu:
a. Imunisasi Dasar Lengkap: DPT atau kepajangan dari Diptheria, Pertusis, dan
Tetanus
Imunisasi DPT diberikan tiga kali sebagai imunisasi dasar kemudian
dilanjutkan dengan booster satu kali denganinterval satu tahun setelah DPT3.
Ketika anak sudah berusia lima tahun (sebelum masuk TK) diberikan
imunisasiDPT (DPaT/Tdap) dan ketika berusia 12 tahun imunisasi Td. Pada
perempuan, imunisasi TT perlu diberikan satukali sebelum menikah dan satu
kali pada ibu hamil dengan tujuan untuk mencegah tetanus pada bayi yang
barulahir. Apabila Imunisasi DPT ini terlambat untuk diberikan, maka berapa
pun interval keterlambatannya jangan diulangdari awal, tetapi langsung
dilanjutkan imunisasi sesuai jadwal yang ada. Apabila anak kita belum
pernahdiimunisasi dasar pada usia kurang dari 12 bulan, maka imunisasi dasar
DPT dapat diberikan pada usia anaksesuai dengan jumlah dan interval yang
seharusnya.
Lalu Bagaimana dengan Pemberian Imunisasi DPT Keempatnya?
Imunisasi DPT yang keempat tetap diberikan dengan interval jarak satu
tahun dari imunisasi DPT ketiga, dengancatatan sebagai berikut ini:
 Apabila imunisasi DPT keempat diberikan sebelum ulang tahun anak yang
keempat, maka pemberian imunisasiDPT kelima dapat diberikan sesuai
dengan jadwal yang ada paling cepat enam bulan setelahnya.
 Apabila imunisasi DPT keempat diberikan setelah ulang tahun anak yang
keempat, maka pemberian imunisasiDPT kelima sudah tidak diperlukan lagi.
Untuk selanjutnya (setelah bayi berumur 3 dan 4 bulan) imunisasi yang
diberikan sama seperti ketika bayi berumur 2 bulan. Hanya saja imunisasi yang
diberikan merupakan imunisasi lanjutan dari sebelumnya yaitu untuk bayidengan
usia tiga bulan: DPT/ HB 2, Polio 3 dan usia bayi empat bulan adalah DPT/ HB
3, Polio 4
d) Imunisasi Dasar Lengkap: Umur bayi 9 bulan: Imunisasi Campak
Sebaiknya imunisasi campak diberikan ketika bayi berusia 9 bulan. Untuk dosis
penguatan (second opportunitypada crash program campak) diberkan pada usia 24
bulan dan ketika SD kelas 6. Terkadang ada juga program PIN(Pekan Imunisasi
Nasional) campak dengan bertujuan sebagai penguatan (strengthening). Selain itu
program PINini juga bertujuan untuk mencakup sekitar 5% individu yang
diperkirakan tidak memberikan respons imunitas yangbaik pada saat diimunisasi
dulu.Untuk anak yang terlambat atau belum mendapat imunisasi campak, apabila saat
itu anak berusia 9-12 bulan, makaberikan imunisasi campak
kapan pun saat bertemu. Namun apabila anak berusia lebih dari 1 tahun maka
diberikanMMR. Jika telah diberi MMR pada usia 15 bulan maka pada saat bayi
berusia 24 bulan atau 2 tahu tidak perlu lagi diberikan imunisasi campak.
Catatan :
Apabila ada keterlambatan dalam memberikan imunisasi pada anak maka setiap
tahap dari imunisasi harus tetap diberikan mulai dari awal (khusus imunisasi
hepatitis).Sedangkan untuk imunisasi polio dan DPT tidak perlu mulai dari awal.
Cukup dengan melanjutkan imunisasi yang ketinggalan berdasarkan usia pada saat
tersebut.
5. Keadaan - kedaan setelah Imunisasi dan dampak anak jika tidak di Uminsasi
 Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing
imunisasi, seperti yang diuraikan di bawah ini.
 BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di
tempat suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.
 DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi,
tetapi akan turun dalam 1 – 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta
sakit, walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
 Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 – 10 hari setelah
penyuntikan.
Imunisasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sejak bayi baru lahir untuk
menjaga kesehatannya. Kemudian demi memperpanjang “masa berlaku”
perlindungannya, beberapa jenis vaksin utama harus diulangi sesuai dengan jadwal dan
jarak yang telah ditentukan.
Namun, sebenarnya bukan itu saja yang menjadi alasan kenapa Anda harus
membawa anak diimunisasi. Ada tiga alasan penting mengapa imunisasi wajib untuk
semua bayi.
Pertama karena imunisasi sudah terbilang aman, cepat, dan sangat efektif untuk
mencegah penularan penyakit. Kedua, sekali diimunisasi maka setidaknya tubuh anak
telah terlindungi dengan baik dari ancaman penyakit tersebut. Ketiga, anak justru berisiko
lebih tinggi untuk terkena penyakit dan mengalami gejala yang lebih parah jika tidak
diimunisasi. Penyakit tersebut juga berisiko berakibat fatal di kemudian hari.
Sebab ketika anak sudah divaksin, otomatis tubuhnya akan dilengkapi dengan
sistem imun yang bekerja spesifik untuk menyerang virus penyebab penyakit tertentu.
Sebaliknya jika anak tidak diimunisasi, tubuh mereka tidak memiliki sistem pertahanan
khusus yang bisa mendeteksi jenis-jenis penyakit berbahaya tersebut. Terlebih sistem
imun anak kecil juga belum sekuat dan bekerja semaksimal orang dewasa. Hal ini akan
membuat kuman penyakit semakin mudah berkembang biak di dalam tubuh anak.
Singkatnya, tanpa vaksinasi si kecil akan lebih berisiko tertular, mengalami sakit
yang lebih parah, serta risiko mengalami komplikasi yang juga lebih tinggi. Anda tentu
tidak ingin hal tersebut menimpa buah hati kesayangan Anda, ‘kan?
Risiko anak tidak diimunisasi bahkan tidak hanya mengorbankan kesehatan anak,
tapi orang lain di sekitarnya. Jika anak tidak diimunisasi, virus dan kuman yang masuk ke
dalam tubuhnya bisa dengan mudah menyebar ke kakak, adik, teman, maupun orang lain
di sekitarnya.
Pada akhirnya, wabah penyakit pun akan menyebar ke lingkungan sehingga
menimbulkan kasus jangkitan penyakit dan kematian yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Samuel M, Simajuntak, and Indah Nurnisa, “Penyuluhan Peningkatan Pengetahuan dan Sikap
Ibu Tentang Imunisasi Dengan Pendekatan Promosi Kesehatan Tentang Imunisasi
Dasar,”vol. 2, 2019.

Depkes RI. 2009. Informasi Dasar Imunisasi Rutin Serta Kesehatan Ibu dan Anak bagi Kader,
Petugas Lapangan dan Organisasi Kemasyarakatan. Jakarta: Depkes RI
LAPORAN IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA

USIA DIBAWAH 2 TAHUN DI WILAYAH KEREJA PUSKESMAS ANREAPI

KECAMATAN ANREAPI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

INKA MELINDA S.Kep

N.21.007

C1 LAHAN C1 INSTITUSI

(.........................) (..............................)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI POLEWALI


MANDARPROGRAM STUDI KEPERAWATAN (PROFESI NERS)

TAHUN 2021/2022
LAPORAN IMUNISASI

A. Sasaran
Imunisasi dasar lengkap ditujukan pada bayi dan balita dibawah umur 2 tahun.

B. Tujuan
Melaksanakan kegiatan imunisasi dasar lengkap pada anak usia dibawah 2 tahun (balita )
di puskesmas anreapi kecamatan polewali kabupaten polewali mandar.

C. Waktu dan tempat


Dilaksanakan tanggal 25 Mei 2022 di Puskesmas Anreapi Kabupaten Polewali Mandar.

D. Hasil yang diperoleh/pelaksanaan kegiatan

 Ketersediaan logistik dengan rincian sebagai berikut


a. BCG dan Pelarutnya
b. Polio
c. DPT + Hb Hib
d. Campak dan Pelarutnya
e. IPV
 Pemberian vaksinasi berupa injeksi melalui intramuscular (IM), subcutan (SC), dan intra
cutan (IC) serta tetes oral kepada bayi dan balita dengan rincian

Laporan Hasil Imunisasi Di Puskesmas Anreapi Kab. Polewali Mandar Pada Tanggal 25
Mei 2022

NO JENIS IMUNISASI JUMLAH

1. BCG 4 ORANG

2. POLIO 1 ORANG

3. DPT +Hb Hib -

4. CAMPAK 2 ORANG
5. PENTAVALEN BOSTER -
6. CAMPAK BOSTER -
7 IPV -
JUMLAH 7 ORANG
E. Saran

Diharapkan agar masyarakat berpartisipasi aktif dalam kegiatan posyandu dan kepada
jurim diharapkan agar memberikan pelayanan imunisasi yang sesuai dengan prosedur
imunisasi.

F. Penutup

Demikian laporan ini saya sampaikan untuk dapat dijadikan bahan kebijakan
selanjutnya.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai