Anda di halaman 1dari 4

Imunisasi pada kelompok berisiko

Untuk mengurangi risiko timbulnya KIPI maka harus diperhatikan apakah resipien termasuk
dalam kelompok risiko.
Yang dimaksud dengan kelompok risiko adalah:
1. Anak yang mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu.

2. Bayi berat lahir rendah. Pada dasarnya jadwal imunisasi bayi kurang bulan sama dengan
bayi cukup bulan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi kurang bulan.

a. Titer imunitas pasif melalui transmisi maternal lebih rendah daripada bayi cukup bulan.

b. Apabila berat badan bayi yang sangat kecil (>1000 gram) imunisasi ditunda dan diberikan
setelah bayi mencapai berat 2000 gram atau berumur 2 bulan, kecuali untuk imunisasi
hepatitis B pada bayi dengan ibu yang HbsAg positif.

c. Apabila bayi masih dirawat setelah umur 2 bulan, maka vaksin polio yang diberikan adalah
suntikan IPV bila vaksin tersedia, sehingga tidak menyebabkan penyebaran virus polio
melalui tinja.

3. Pasien imunokompromais

Pada pasien imunokompromais dapat terjadi sebagai akibat penyakit dasar atau sebagai akibat
pengobatan imunosupresan (kemoterapi, kortikosteroid jangka panjang), jenis vaksin hidup
merupakan indikasi kontra untuk pasien imunikompromais, untuk polio dapat diberikan IPV
bila vaksin tersedia. Imunisasi tetap diberikan pada pengobatan kortikosteroid dosis kecil dan
pemberian dalam waktu pendek. Imunisasi harus ditunda pada anak dengan pengobatan
kortikosteroid sistemik dosis 2 mg/ kg berat badan/ hari atau prednison 20 mg/ hari selama 14
hari. Imunisasi dapat diberikan setelah 1 bulan pengobatan kortikosteroid dihentikan atau 3
bulan setelah pemberian kemoterapi selesai.
4. Pada resipien yang mendapatkan humman imunoglobin imunisasi virus hidup diberikan
setelah 3 bulan pengobatan untuk menghindarkan hambatan pembentukan respons imun.

5. Responnya terhadap imunisasi tidak optimal atau kurang tetapi kasus HIV memerlukan
imunisasi. Ada pertimbangan bila diberikan terlambat mungkin tidak akan berguna karena
penyakit sudah lanjut dan efek imunisai tidak ada atau kurang. Apabila diberikan dini, vaksin
hidup akan mengaktifkan sistem imun yang dapat meningkatkan replikasi virus HIV sehingga
memperberat virus HIV. Pasien HIV dapat diimunisasi dengan mikroorganisme yang
dilemahkan atau yang mati sesuai jadwal anak sehat
Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Ulangan/ Booster Imunisasi untuk
Keterangan Jadwal Usia melawan
Imunisasi
Vaksinasi
BCG Waktu Lahir - Tuberkulosis
Hepatitis B Waktu Lahir: 1 tahun - pada bayi Hepatitis B
dosis 1 yang lahirdari ibu
1 bulan - dosis 2 dengan hepetitis B
6 bulan - dosis 3
DPT dan Polio 3 bulan - dosis 1 18 bulan - booster Difteria, pertusis,
4 bulan - dosis 2 1 tetanus dan polio
5 bulan - dosis 3 6 tahun - booster 2
12 tahun- booster
3
Campak 9 bulan - Campak
IMUNISASI PADA BAYI DAN ANAK BERESIKO
Pada bayi dan anak yg mempunyai resiko tinggi untuk mendapat infeksi, harus diimunisasi
berdasarkan prioritas dan imunisasinya harus diaturPasien ImunokompromaisPenekanan
respon imun (imunokompromais) dapat terjadi pada :a. Penyakit defisiensi imun kongenital
(primer)b. Defisiensi imun didapat (sekunder)2. Penyakit defisiensi imun kongenital
(primer)Kontraindikasi untuk vaksinasi dengan vaksin hidup, karena dengan sistem imun yg
tertekan dapat berakibat fatal, dimana kuman/virus akan bereplikasi hebat karena tubuh tidak
dapat mengontrolnya3. Defisiensi imun didapat (sekunder)Biasanya terjadi pada anak yg
mendapat pengobatan kortikosteroid dosis tinggi > 20 mg/hr dengan lama pengobatan > 7 hr
atau dosis 1 mg/hr dng lama pengobatan > 1 bulan

4. Infeksi Human Immunodefisiensi Virus (HIV)


Tidak boleh memberikan imunisasi vaksin hidupVaksin hidup dapat diberikan setelah
penghentian pengobatan minimal 3 bulanVaksinasi mati atau yang dilemahkan dapat segera
diberikanDosis dan jadwal sama dengan anak sehat4. Infeksi Human Immunodefisiensi Virus
(HIV)Pasien HIV mempunya resiko lebih besar untuk mendapatkan infeksi, sehingga
diperlukan imunisasiApabila imunisasi diberikan terlambat, mungkin tidak berguna, karena
penyakit sudah lanjut dan efek imunisasi tdk ada atau berkurangNamun apabila diberikan
secara dini, vaksin hidup akan mengaktifkan sistim imun yg dapat meningkatkan
replikasivirus HIV sehingga memperberat penyakit HIVPasien HIV dapat di imunisasi dengan
vaksin yang dilemahkan atau yang mati

4 Berikut adalah rekomendasi vaksin yang dapat diberikan pada pasien HIV
NOVAKSINAsimtomatik HIVSimtomatik HIV1BCGTidak
diberikan2DPTDiberikan3OPVIPV4CAMPAKDiberikan (jika berat tdk diberikan)5Hepatitis-
B6Toksoit tetanus7Hib

5 5. Bayi Prematur dan BBLRImunisasi pada bayi BBLR dapat mulai dilakukan apabila berat
bayi > 2000 grBayi prematur dapat di imunisasi sesuai dengan umur kronologisnya dengan
dosis dan jadwal yang sama dengan bayi cukup bulanVaksin DPT, Hib dan OPV diberikan
pada umur 2 blnBila bayi masih dirawat pada umur 2 bln sebaiknya diberikan IPV, untuk
menghindarkan penyebaran virus polio kepada bayi lain yang sedang dirawatPada bayi
prematur respon imun kurang bila dibandingkan bayi matur terhadap imunisasi Hepatitis-B,
sehingga pemberian vaksin dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut :

6 Status Infeksi Hepatitis-B pada Ibu


NOStatus Infeksi Hepatitis-B pada IbuBayi Preterm < 2000 grBayi Preterm >2000 gr1Infeksi
Hep-B (+)Bayi harus diberikan vaksin Hep-B + HBIg dalam waktu 12 jam, vaksin Hep-B ke 2
diberikan saat umur 1 bln & BB mencapai 2000 gr, & selanjutnya umur 6 blnBayi harus
diberikan vaksin Hep-B & HBIg dalam waktu 12 jam, vaksin Hep-B ke 2 diberikan saat umur
1 bln, dosis ke 3 diberikan pada umur 6 Bln2Infeksi Hep-B (-)Vaksin Hep-B diberikan saat BB
> 2000 grVaksin Hep-B pertama diberikan saat lahir, selanjutnya umur 1 bln dan 6 bln3Tidak
diketahuiBerikan vaksin Hep-B, periksa HbsAg ibu segera, bila tdk dapat dilakukan dalam 12
jam, berikan HBIg dalam 12 jamBerikan vaksin Hep-B dalam waktu 12 jam, periksa HbsAg
ibu segera, bila hasil + tambahkanHBIg dalam waktu 7 hari

7 6. Imunisasi Pada Anak dengan Penyakit Kronis


Anak dengan penyakit kronis peka terhadap infeksi, sehingga harus diberikan imunisasi
seperti anak sehat, kecuali sudah terjadi defisiensi imun sekunder.7. Vaksinasi Pada Anak
dengan Reaksi Efek SampingPada anak yang pernah menderita reaksi efek samping yang
serius setelah imunisasi, maka imunisasi berikutnya harus di RS dengan pengawasan
dokter8. Air Susu Ibu dan ImunisasiTidak terdapat kontra indikasi pada bayi yang sedang
menyusui bila ibunya diberikan imunisasi baik dengan bakteri atau virus hidup dan kuman
yang dilemahkanSebaliknya ASI tidak akan menghalangi seorang bayi untuk mendapatkan
imunisasi

8 B. IMUNISASI BAYI DARI IBU BERESIKO


Ibu Menderita Hepatitis-BIbu yang menderita Hep-B (+) dapat menularkan pada bayinya2.
Ibu Menderita Tuberkulosis (TB)Vaksin BCG tidak mampu melindungi bayi apabila ibu
menderita TB paru aktif sesaat sebelum, sesudah lahir dan mendapat pengobatan kurang 2
bln sebelum persalinanTindakan yg dilakukan :Jangan berikan BCG pada saat setelah
lahirBeri pencegahan dengan INH 5 mg/hari/oralPada umur 8 mgg evaluasi bayi kembali, BB
dan lakukan uji tuberkulin & foto dada bila memungkinkanTB (+) berikan pengobatan anti TB
sesuai program TB pada bayiTB (-) lanjutkan dengan INH dalam waktu 6 blnTunda
pemberian BCG sampai 2 mgg setelah pengobatan selesai

9 3. Ibu Menderita HIVTanda klinis HIV pada BBL dapat ditemukan pada umur 6 mgg
setelah lahir, sedangkan uji antibodi baru dapat diperiksa saat umur 18 bln untuk
menentukan status HIV bayiBayi yang dilahirkan dari ibu HIV(+) : lakukan konseling pada
keluarga, rawat bayi seperti bayi lain dan perhatian khusus pada pencegahan infeksiBila bayi
dinyatakan tidak terinfeksi HIV, bayi tetap diberi imunisasi rutin seperti layaknya bayi sehat
lain

10 C. TRAVEL VACCINATION Pencegahan Penyakit


Adalah : Disiplin ilmu kedokteran yang memfokuskan perhatian pada hal yang berkaitan
dengan kondisi kesehatan dalam proses perjalanan (travelling)Traveller atau wisatawan
dapat tdd: turis, pelajar, pekerja, tentara, peneliti, dllPencegahan PenyakitUntuk mencegah
wisatawan mendapat infeksi penyakit menular di tempat tujuanMencegah wisatawan
membawa penyakit menular dari tempat asal ketempat tujuan atau sebaliknyaImunisasi
diberikan sebelum berpergian

11 2. Imunisasi dan Pencegahan Lain


Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum mendapat imunisasi adalah riwayat
imunisasi dasar dan riwayat imunisasi lainnyaJadwal keberangkatan dan daerah tujuanLama
tinggal di daerah tujuanJenis pekerjaan dan kemungkinan resiko kesehatanKondisi
kebersihan lingkungan dan kontak dng penduduk setempatEpidemiologi penyakit di daerah
tujuan3. Perencanaan Sebelum Mengadakan PerjalananInformasi mengenai resiko terhadap
penularan penyakit yg mungkin terjadi di tempat tujuanDisarankan 4-8 bulan sebelum
keberangkatan, orang tua telah mendapat penjelasan untuk melengkapi jadwal
imunisasinyaUntuk bayi dan anak, kesempatan ini penting untuk melengkapi jadwal
imunisasi rutin yg belum diberikan (baik primer maupun booster/penguat)

12 4. Jadwal Vaksin dan Prosedur Imunisasi


Jadwal imunisasi : sudah kita pelajariApabila imunisasi rutin belum terpenuhi, maka perlu
disusun jadwal baru yg disederhanakan (untuk mengejar waktu)Pemberian vaksin secara
bersamaan / simultan (vaksin diberikan di tempat suntikan yg berbeda) lebih dianjurkan dari
pada diberikan dng interval yg pendekUntuk 2 vaksin hidup dpt diberikan bersamaan, namun
apabila akan dipisahkan, interval terbaik adalah 4 mggAlternatif lain adalah pemberian
vaksin secara kombinasi, sehingga dapat mempercepat wkt pemberian
13 5. Pemilihan Vaksin Untuk Perjalanan
Pada anak, apakah telah mendapat imunisasi penguat setelah melengkapi imunisasi
primerPada orang dewasa, apakah pada saat masa anak telah mendapat imunisasi untuk
pencegahan penyakit yg sangat menular seperti difteria dan polio6. Vaksin
PilihanRekomendasi imunisasi untuk wisatawan internasional dikeluarkan oleh WHO setiap
thn & dapat diakses melalui internetRekomendasi WHO, memuat daftar penyakit yg dapat
dicegah dng imunisasi, beserta imunisasi wajib atau dianjurkanIndonesia merupakan negara
endemik berbagai penyakit menular. Wisatawan yg akan melakukan perjalanan ke
Indonesia, dianjurkan mendapatkan imunisasi Hep-A dan B, tuberkulosis, rabies & Japanese
ensefalitis

14 8. International Certificate of vaccination (ICV)


7. Vaksin WajibImunisasi wajib untuk wisatawan meliputi imunisasi yellow fever &
meningokokus. Untuk yellow fever, ICV berlaku sampai 10 tahunUntuk calon jemaah haji ,
umroh & TKI harus mendapat ICV imunisasi meningitis, sedikitnya 10 hari dan kurang dari 3
thn sebelum tiba di Saudi Arabia8. International Certificate of vaccination (ICV)Kartu
International Certificate of vaccination (ICV) atau dikenal sebagai Yellow card = kartu kuning
(berwarna kuning) dikeluarkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yg telah ditentukan
oleh Kementrian Kesehatan RISertifikat Internasional tersebut hanya berlaku untuk vaksin yg
telah ditetapkan oleh WHOUntuk keabsahan kartu kuning harus dibubuhi Tanda tangan
dokter yg memberikan imunisasi & disertai cap KKP setempatKartu tersebut harus ditulis
dalam bahasa Inggris atau Perancis, apabila ditulis dalam bahasa lain, harus disertai
keterangan dalam bahasa Inggris atau Perancis

15 D. VAKSINASI DALAM KEADAAN BENCANA


Resiko Outbreak Yang Terjadi Setelah BencanaKepadatan pendudukPerpindahan penduduk
yg dapat mengakibatkan peningkatan transmisi penyakitGangguan sanitasi dan kehilangan
fasilitas umumGangguan program kesehatan masyarakatPenyediaan makanan, air dan
tempat tinggal darurat dalam situasi bencanaGangguan pelayanan kesehatan dasar2.
Perencanan VaksinasiIdentifikasi target jenis vaksin, populasi kelompok usia dan
jumlahnyaPeta situasi : fasilitas kesehatan, jalan, akses, sekolahRencana vaksinasi :
vaksinasi massalTentukan kebutuhan : Dosis vaksin, perlengkapan, peralatan rantai
dinginPelaksanaan vaksinasi : Pembuangan limbah dan alat medis yg amanEvaluasi :
cakupan imunisasi, efek samping pasca vaksinasi

16 3. Program VaksinasiKarakteristik vaksin yang dipakai untuk situasi bencana :Efikasi


vaksin terbukti dan keamanan tinggiMudah diberikanMemberikan perlindungan cepat dan
jangka lama untuk segala usiaJumlah vaksin cukup/ harus tersedia untuk seluruh penduduk
beresikoBiaya rendahTujuan pemberian vaksinasi pasca bencanaUntuk memastikan bahwa
anak-anak, remaja dan orang dewasa dilindungi terhadap penyakit yg dapat dicegah dengan
vaksinUntuk mengurangi kemungkinan wabah penyakit yg dapat dicegah dengan vaksin

Anda mungkin juga menyukai