1. Jaminan Kesehatan Nasional (termasuk hukum dan regulasinya di Indonesia)
2. Prinsip pembiayaan kesehatan di Indonesia dan target pencapian UHC 2019 3. Asuransi kesehatan di dunia dan Indonesia 4. BPJS dan monitoring evaluasi pencapaian BPJS 2014-2019 5. Sumber-sumber pendanaan kesehatan di Indonesia 6. Regulasi mutu dan Total Quality Management/ TQM di rumah sakit 7. Fraud di RS
KESEHATAN DAN PENJAMINAN MUTU DI RUMAH SAKIT
SKENARIO 2: Dokter Harus Peka dr. Ahmad diundang untuk menjadi pembicara pada sebuah seminar kesehatan yang mengangkat tema “Bisnis Kesehatan di Era BPJS” yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Profesional Kesehatan Muslim Indonesia (PROKAMI) wilayah Aceh. dr. Ahmad menyampaikan materi terkait sistem pembiayaan kesehatan yang ada dibeberapa Negara termasuk Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa sistem pembiayaan kesehatan saat ini sudah bergerakmenuju sistem jaminan kesehatan semesta (Universal Health Coverage). Sistem ini bukan hanya mulai dijalankan di beberapa Negara maju, akan tetapi sudah menjadi target dan komitmen dari Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sistem Fee For Service sudah mulai ditinggalkan karena beberapa kekurangan yang dihadapi. Indonesia yang sudah mulai menjalankan program UHC, yang akan dievaluasi capaiannya pada tahun 2019) melalui Sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang dijalankan oleh sebuah badan hukum yang bertanggung jawab langsung kepada presiden yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sebagai salah satu asuransi kesehatan yang dijalankan oleh pemerintah, maka pelaksanaannya juga diatur oleh regulasi dibawah sebuah Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Beliau melanjutkan bahwa sistem pembiayaan kesehatan yang dijalankan berbeda antara pusat layanan kesehatan primer (pratama) dengan pusat layanan sekunder dan tersier (rujukan). Pada layanan primer, pembiayaan yang dilakukan bersifat kapitasi sedangkan pada layanan rujukan menggunakan sistem INA-CBGs yang merupakan perbaruan dari sistem sebelumnya (INA-DRG). Di dalam pelaksanaannya, BPJS Kesehatan selalu mengalami deficit anggaran setiap tahunnya. Hal ini dipengaruhi oleh banyak factor di antaranya adalah faktor kecurangan (fraud) yang sering dilakukan oleh rumah sakit. Oleh karena itu, dalam rangka meminimalisir terjadinya kecurangan, sebuah rumah sakit diwajibkan untuk memiliki Panduan Praktik Klinik(PPK) dan Clinical Pathway. Selain untuk meminimalisir potensi kecurangan yang akan terjadi, juga menjadi sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas (quality improvement) dari sebuah rumah sakit Selaku salah seorang peserta seminar tersebut, bagaimana Anda merespon materi yang disampaikan oleh dr. Ahmad?