1
IMUNISASI
IKA DESSY S, SST
PENGERTIAN
Imunisasi adalah upaya memberi kekebalan kepada
seseorang. Sedangkan vaksinisasi adalah cara untuk
mendapatkan kekebalan dengan memberikan bibit
2
TUJUAN
A. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat
seseorang karena tubuh yang secara aktif membentuk
zat anti bodi.
5
JENIS-JENIS IMUNISASI
1. Tuberkulosis (Vaksin BCG)
Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan Mycobacterium bovis. Tuberkulosis
paling sering mengenai paru-paru, tetapi dapat juga
7
Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari,harus disimpan
pada suhu 2 – 8 C, tidak boleh beku, vaksin yang telah
diencerkan harus dibuang dalam 8 jam
10
LIMFADENITIS
Limfadenitis di aksila atau di leher kadang-kadang dijumpai.Hal ini
tergantung pada umur anak, dosis.Limfadenitis akan sembuh sendiri,
jadi tidak perlu diobati
BCG-Itis Diseminasi
11
ILMU KESEHATAN ANAK
Lupus vulgaris Eritema nodosum
12
Kontraindikasi BCG:
- Reaksi uji tuberkulin > 5 mm
- Sedang menderita infeksi HIV atau dengan risiko tinggi infeksi
HIV,obat imunosupresif, mendapat pengobaan radiasi, penyakit
keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe
- Anak menderita gizi buruk
13
ILMU KESEHATAN ANAK
14
Rekomendasi
- BCG diberikan pada bayi ≤ 2 bln
15
2. Hepatitis B
Program vaksinasi hepatitis B (hep B) segera setelah lahir perlu
lebih digalakkan, mengingat vaksinasi ini merupakan upaya yang
sangat efektif untuk memutuskan rantai transmisi maternal dari
ibu kepada bayinya.
Jadwal imunisasi hepatitis B
16
- Hepatitis B-2 diberikan dengan interval 1 bulan dari hep B-
1(saat bayi berumur 1 bulan. Utuk mendapat respons imun
optimal interval hep B-2 dan hep-B3 minimal 2 bulan, terbaik
5 bulan. Maka hep B-3 diberikan 2 – 5 setelah hep B-2, yaitu
pada umur 3 – 6 bulan
18
- Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah
memperoleh imunisasi hep B, maka secepatnya diberikan
(catch up vaccination)
- Ulangan imunisasi hep B (Hep B-4) dapat dipertimbangkan
pada umur 10 – 12 th, apabila titer pencegahan belum tercapai
(catch-up immunization)
19
Sasaran vaksinasi hep B
- Semua BBL tanpa memandang status VHB ibu
- Individu yang karena pekerjaannya berisiko tertular VHB
- Karyawan di lembaga perawatan cacat mental
- Pasien hemodialisis
- Pasien koagulopati yang membutuhkan tranfusi berulang
20
LANJUTAN…
- Drug users
- Homoseksual, bisexual, heterosexual
21
Jika demam berikan parasetamol 15 mg/kgBB setiap 4 jam bila
diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam, boleh mandi atau
cukup diseka dengan air hangat.Jika reaksi tersebut menjadi berat
dan menetap, atau jika orangtua merasa khawatir, bawa ke dokter
Kontraindikasi:
Sampai saat ini tidak ada kontraindikasi pemberian vaksin
22
Cara penyimpanan:
Vaksin disimpan dalam lemari es suhu
23
3. Difteria, Pertusis, Tetanus
Difteria adalah suatu penyakit akut yang bersifat toksin-mediated
disease dan disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae, termasuk
basil gram positif. Seorang anak dapat terinfeksi basil difteria pada
nasofaringnya dan kuman tersebut kemudian akan memproduksi
toksin yang menghambat sintesis protein selular dan menyebabkan
destruksi jaringan setempat dan terjadilah suatu selaput/membran yang
24
Pertusis atau batuk rejan/batuk seratus hari adalah suatu
penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis
merupakan bakteri batang yang bersifat gram negatif dan
membutuhkan media khusus untuk isolasinya. Pertusis juga
merupakan penyakit yang bersifat toksin-mediated, toksin yang
dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar saluran nafas atas)
25
Tetanus adalah suatu penyakit akut, bersifat fatal,
disebabkan oleh produksi bakteri Clostridium tetani. Kuman
ini sensitif terhadap suhu panas dan tidak bisa hidup dalam
lingkungan ber-oksigen. Sebaliknya spora tetanus sangat tahan
panas, dan kebal terhadap beberapa antiseptik. Spora ini dapat
tetap hidup dalam autoklaf bersuhu 121°C selama 10 – 15 mnt.
Kuman ini banyak tersebar di dalam kotoran dan debu jalan, usus
26
- Dosis vaksinasi adalah 0,5 ml, IM, baik untuk imunisasi dasar
maupun ulangan.
- Ulangan DTP pada umur 18 – 24 bl (DTP 4) akan
memperpanjang imunitas 5 th yaitu sampai dengan umur 6 – 7
tahun, pada umur dewasa dihitung setara 3 dosis toksoid
28
KEJADIAN IKUTAN PASCA
IMUNISASI
- Reaksi lokal kemerahan, bengkak dan nyeri pada lokasi injeksi
terjadi pada kira-kira separuh penerima DTP
- Proporsi yang sama juga akan menderita demam ringan dan
1% dapat menjadi hiperpireksia
Anak sering juga gelisah dan menangis terus menerus selama
29
Kontraindikasi:
- Riwayat anafilaksis
30
Cara penyimpanan:
Secara fisik berupa cairan tidak berwarna, berkabut dengan
31
4. Polio
Kata polio (abu-abu) dan myelon (sumsum), berasal dari
bahasa latin yang berarti medulla spinalis. Penyakit ini
disebabkan oleh virus poliomyelitis pada medulla spinalis yang
secara klasik menimbulkan kelumpuhan.
Di Indonesia imunisasi polio sebagai program memakai oral
32
ILMU KESEHATAN ANAK
33
Disamping itu terdapat pula IPV (inactive polio vaccine) yang
berisi antigen polio (polio1,2, dan 3) yang telah mati,
sedangkan OPV berisi virus polio hidup. Kedua vaksin polio
tersebut dapat dipakai secara bergantian. Dosis OPV 2 tetes
peroral sedangkan IPV dalam kemasan 0,5 ml IM
35
Pemberian ASI tidak berpengaruh pada respons antibodi terhadap
OPV dan imunisasi tidak boleh ditunda karena hal ini.
Kontraindikasi:
- Penyakit akut atau demam (suhu>38,5 C), vaksinasi harus
ditunda
- Muntah atau diare berat, vaksinasi ditunda
36
- Infeksi HIV atau anggota keluarga sebagai kontak
- Walaupun kejadian ikutan pada fetus belum pernah dilaporkan
OPV jangan diberikan kepada ibu hamil pada 4 bulan pertama
kehamilan kecuali terdapat alasan mendesak, misalnya
bepergian ke daerah endemis poliomielitis
38
5. Campak
Diagnosis campak dibuat atas dasar kelompok gejala klinik yang
saling berkaitan, yaitu coriza (pilek) dan mata meradang diserta
batuk dan demam yang tinggi dalam beberapa hari dan diikuti
timbulnya ruam makulapapular pada kulit yang memiliki ciri khas.
Ruam timbul diawali dari belakang telinga kemudian menyebar ke
39
ILMU KESEHATAN ANAK
40
Dosis baku minimal untuk pemberian vaksin campak adalah
0,5 ml, dianjurkan secara subkutan, walaupun demikian dapat
diberikan secara intramuskular. WHO menganjurkan
pemberian imunisasi campak pada bayi berumur 9 bulan.
Kontraindikasi:
Berlaku bagi mereka yang sedang menderita demam tinggi,
sedangkan memperoleh pengobatan imunosupresiv, hamil,
41
Secara fisik vaksin yang beku kering, sedangkan setelah
dilarutkan tidak tahan panas (suhu 2- 8 C) sehingga harus
selalu tersimpan dalam pendingin serta harus dipakai dalam
waktu 8 jam. Vaksin harus disimpan dalam suhu 2 – 8 C (masa
kadaluarsa 2 tahun), untuk penyimpanan jangka panjang
disimpan dalam suhu -20 C dan dihindarkan dari sinar
42
ILMU KESEHATAN ANAK
43
ILMU KESEHATAN ANAK
44
ILMU KESEHATAN ANAK
45
TERIMA KASIH