Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pembangunan di bidang kesehatan mengarah kepada upaya untuk meningkatkan

derajat kesehatan bagi masyarakat yang optimal. Sustainable Development Goals (SDGs)

merupakan program kegiatan yang meneruskan agenda Milenium Develompent Goals

(MDGs) untuk periode waktu tahun 2016-2030 sekaligus menindaklanjuti program MDGs

yang belum selesai. Agenda SDGs yang telah disepakati terdapat 17 tujuan dan 169 target

yang harus tercapai pada tahun 2030. Tujuan dari SDGs adalah untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

pemerintah pun telah melakukan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan

anak (Kemenkes RI, 2016). Selaras dengan upaya pemerintah tersebut adalah salah satu

target yang ada dalam SDGs, yaitu upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator pembangunan kesehatan dan

indikator pemenuhan hak reproduksi serta kualitas dalam pemanfaatan kesehatan secara

umum. Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa di ukur dengan

tinggi rendahnya angka kematian ibu dan perinatal dalam 100.000 persalinan hidup

(Lestaria, Bahar, & Munandar, 2016). AKI menjadi indikator penting keberhasilan

pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal untuk suatu bangsa. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa AKI adalah kematian yang disebabkan

kehamilan, melahirkan atau nifas bukan karena kecelakaan. AKI di hitung per 100.000

kelahiran.
Menurut WHO Angka Kematian Ibu (AKI) disebabkan oleh komplikasi selama dan

setelah kehamilan dan persalinan. Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari

semua kematian ibu yaitu perdarahan, infeksi, tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-

eklamsia dan eklamsia), komplikasi dari persalinan aborsi yang tidak aman dan sisanya

disebabkan oleh kondisi kronis seperti penyakit jantung dan diabetes (WHO, 2019).

Berdasarkan grafik trend kasus kematian ibu tahun 2019 dapat diketahui bahwa

jumlah kasus kematian ibu mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2018 yaitu dari 102

kasus menjadi 110 kasus (Profil Kesehatan Propinsi Lampung, 2019). Bila dilihat Penyebab

kasus kematian ibu di Provinsi lampung tahun 2019 disebabkan oleh perdarahan sebanyak

29 kasus, hipertensi sebanyak 31 kasus, infeksi sebanyak 3 kasus, ganguan sistem peredaran

darah sebanyak 4 kasus, gangguan metabolik sebanyak 1 kasus dan lain-lain sebanyak 42

kasus. Untuk itu perlu dilakukan terobosan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)

ini, salah satunya yaitu inovasi yag dilakukan oleh Puskesmas Rawat Inap Gedong Air yaitu

kegiatan JAKI (Jejamouw Kahut Seunyini).

Puskesmas Rawat Inap Gedong Air merupakan salah satu Puskesmas yang berada di

Kota Bandar Lampung dan sudah Terakreditasi Utama di tahun 2019 ini. Puskesmas Rawat

Inap Gedong Air berada di Kelurahan Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota

Bandar Lampung,dan mempunyai luas wilayah 6,39 km2, meliputi 5 Kelurahan binaan yaitu

Kelurahan Gedong Air, Kelurahan Suka Jawa, Kelurahan Suka Jawa Baru, Kelurahan

Kelapa Tiga Permai dan Kelurahan Sukadanaham. Dengan jumlah penduduk sebanyak

40.056 jiwa. Mempunyai 3 Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Gedong Air

Sosial, Puskesmas Pembantu Suka Jawa dan Puskesmas Pembantu Sukadanaham, terdapat 5
Pos Kesehatan Kelurahan dan 22 Posyandu Balita, 5 Posyandu Lansia serta 6 Pos Binaan

Terpadu.Puskesmas Rawat Inap Gedong Air memiliki 21 PAUD & TK, 14 SD dan 2 SMA .

Adapun visi Puskesmas Rawat Inap Gedong Air adalah “Terwujudnya Masyarakat

Mandiri untuk Hidup Sehat”. Misi Puskesmas Rawat Inap Gedong Air adalah : (1)

Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan. (2) Mendorong Kemandirian hidup

sehat bagi keluarga dan masyarakat. (3) Meningkatkan kualitas pelayanan dan

profesionalisme sumber daya manusia. (4) Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. (5) Menggalang kemitraan dengan masyarakat. Moto

Puskesmas Rawat Inap Gedong Air adalah “Sehat Bersama Kami”, Tata Nilai Puskesmas

Rawat Inap Gedong Air adalah ” SAHABAT ANDA” (SAntun, HAndal, berBAgi, Tanggap,

ANtisipatif, DApat dipercaya.) Puskesmas Rawat Inap Gedong Air mempunyai dokter

umum sebanyak 6 orang, 3 orang berstatus PNS dan 3 orang berstatus tenaga kontrak.
BAB II
GAMBARAN UMUM
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP GEDONG AIR

2.1 Sejarah Puskesmas

Puskesmas Rawat Inap Gedong Air merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan

Kota Bandar Lampung, terletak di Jalan Sisingamangaraja no.3 Kelurahan Gedong Air Kec.

Tanjungkarang Barat. Didirikan sebagai Puskesmas Rawat Inap Jalan pada tanggal 18

Agustus 1970 dan penetapan Puskesmas Gedong Air sebagai UPT Puskesmas Rawat Inap

pada tanggal 20 Juni 2008 dengan didasarkan pada Surat Keputusan Walikota Bandar

Lampung.

Berdasarkan Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 586/IV/HK/2012 tentang

Pemberlakukan Pola Pengelolaan Keuangan Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Kesehatan

Kota Bandar Lampung Sebagai Badan Layanan Umum Daerah, UPT Puskesmas Rawat Inap

Gedong Air terhitung mulai tanggal 1 April 2012 ditetapkan menjadi PPK BLUD bertahap

dan pada tahun 2014 ditetapkan menjadi BLUD penuh.

UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air sudah beberapa kali mengalami pergantian

kepemimpinan yaitu antara lain :

1. M.Tabe’i Tahun 1970 – 1973


2. Mohfian M.Zen Tahun 1973 – 1981
3. Dr. Lukman Syeh Bubakar Tahun 1981 – 1984
4. Dr.Nasid Abdullah Tahun 1984 – 1985
5. Dr.Hernawati Tahun 1985 – 1986
6. Dr.Sukarni Ahmad Tahun 1986 – 1987
7. Dr.Afiyati N.R Ramli Tahun 1987 – 1988
8. Dr. Chaerul Muluk Moesis Tahun 1988 – 1992
9. Dr.Reihana Wujayanto Tahun 1992 – 1999
10. Dr.Erwandi Tahun 1999 – 2000
11. Drg.Bambang Utoyo Tahun 2000 – 2001
12. Dr.Lisma Gaya Dt.S.Sati Tahun 2001 – 2005
13. Dr.Meisnon L.Gaya Tahun 2005 – 2012
14. Dr.Titin Agustin Tahun 2012 s/d sekarang

2.2 Luas Wilayah Kerja

Anda mungkin juga menyukai