Disusun Oleh:
Kelompok II
1. Afif Miftakhurroziqin 071191065
2. Miftahul Faizin 071191070
3. An Nafi Nurmanita 071191041
4. Annisa Nirmala P. 071191018
5. Ayu Maria Asih M. 071191016
6. Hari Anteng Lintang S. 071191060
7. Iris Iswandha 071191028
8. Maissatu Mufidhah 071191020
9. Nusrhotun Nisa’ 071191063
10. Andre Danang W. 071191021
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya
dari seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat
dan daerah. Pembangunan kesehatan untuk mencapai Indonesia Sehat 2015
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk meningkatkan
kesehatan bangsa Indonesia agar mampu mendorong masyarakat untuk
bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang
tinggi yang mengutamakan upaya promotif dan preventif. (Depkes RI, 2013)
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah suatu kelompok populasi
yang tinggal disuatu kawasan tertentu, berada dibawah suatu pengaturan dan
memiliki nilai/interes serta kebutuhan tertentu pula. Konsep yang utama
adalah konsep geografi (kawasan) dan adanya interaksi (Tamher, 2009).
Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan
berdasarkan kelompok khusus, salah satu kondisi kesehatan rentan terganggu
adalah kelompok dewasa. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah
meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan
keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat
kelompok khusus dewasa.
Dewasa muda merupakan tahapan dalam perkembangan kehidupan
manusia yang harus dijalani. Masa muda seseorang diawali dengan masa
transisi dari masa remaja menuju dewasa muda yang melibatkan
eksperimentasi dan eksplorasi yang disebut emerging adulthood.
1
Perkembangan dewasa dibagi menjadi 3 yaitu Dewasa Muda (young
adulthood) dengan usia berkisar antara 20 sampai 40 tahun, dewasa menengah
(middle adulthood) dengan usia berkisar antara 40 sampai 65 tahun, dan
dewasa akhir (late adulthood) dengan usia mulai 65 tahun ke atas (Papalia
dkk, 2008).
Tahap ini (usia antara 40-65 tahun) merupakan masa paling produktif.
Laki-laki biasanya pada puncak karier, dan perempuan mempunyai lebih
sedikit tanggung jawab. Kelompok ini merupakan kelompok usia yang
sesungguhnya mengatur masyarakat, baik dalam kekuasaan maupun tanggung
jawab (Potter anad Perry, 2009).
Menurut Statistick of aging population Amerika Serikat (2018), jumlah
penduduk dunia pada bulan Januari 2018 yang masuk usia produktif (15-64
tahun) mencapai 4,99 miliar atau sekitar 66% dari total populasi dunia. Di
Indonesia berdasarkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), (2013), jumlah penduduk usia produktif (14-64 tahun) di
Indonesia pada 2018 mencapai 179,13 juta jiwa (67,6%). Jumlah kelompok
usia 15-64 di provinsi Jawa Tengah sebanyak 23 juta atau 67,6% dari jumlah
penduduk (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016).
Di Jawa Tengah, berdasarkan Profil kesehatan Jateng 2017, prevalensi
hipertensi pada usia >18 tahun mencapai 64,83%, Kota Salatiga menempati
rangking pertama untuk kejadian hipertensi yaitu 77,72% dan terendah kota
kendal yaitu 2,72% tetapi hanya 39,24% saja yang mengetahui dirinya
menderita hipertensi dan diterapi. Untuk kabupaten Semarang terdapat 39.930
jiwa atau 10,76% yang menderita hipertensi, tertinggi berada di Tungtang
dengan jumlah 3839 jiwa atau 9,61% dan terendah pada Ungaran Timur
dengan jumlah 551 jiwa atau 1, 38 % (Dinkes Kabupaten Semarang, 2016).
Data dari World Health Organization (WHO, 2016) memperkirakan
bahwa secara global sebanyak 422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun
yang hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Data dari International
Diabetes Federation (IDF, 2015) menyatakan bahwa di tahun 2015 sebanyak
415 juta orang dewasa dengan diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di
2
tahun 1980an. Dan diperkirakan jumlahnya akan menjadi 642 juta di tahun
2040. Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ke tujuh dunia dengan
jumlah estimasi orang diabetes sebesar 10 juta. Prevalensi orang dengan
diabetes di Indonesia menunjukkan kecenderungan meningkat, yaitu dari 5,7%
(2007) menjadi 6,9% (2013) (IDF, 2015).
Prevalensi Asam urat di Indonesia diperkirakan 1,6-9,4% orang,
prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur di usia
dewasa.. Prevalensi asam urat di Jawa Tengah sebesar 3,5%.( Kemenkes RI,
2018).
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008 untuk
wilayah Asia Tenggara ditemukan 3.5 juta kematian penyakit kardiovaskular,
52% diantaranya disebabkan oleh penyakit infark miokard dan 7% akibat
hipertensi. Prevalensi nasional penyakit jantung di Indonesia sebesar 7,2%.
Sedangkan prevalensi jantung di Jawa Tengah sebesar 2,1%, Pada tahun 2015,
diperkirakan kematian penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat
menjadi 20 juta (Kemenkes RI, 2011).
Salah satu upaya pemerintah dalam menyediakan fasilitas kesehatan
dan penyelenggaraan upaya kesehatan antara lain adalah dengan mengadakan
Posbindu merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari
petugas kesehatan dalam rangka pencapaian. Norma Kelurga Kecil Bahagia
dan Sejahtera. Upaya pemerintah untuk mengontrol hipertensi dan diabetes
mellitus yaitu melalui program PROLANIS (program pengelolaan penyakit
kronis) yang diselenggarakan bagi anggota yang sudah memiliki BPJS
kesehatan yang memiliki penyakit kronis (hipertensi dan diabetes mellitus tipe
2) untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya kesehatan yang
efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil pengkajian komunitas di RW 01 Kelurahan kuncen
lama yang dilakukan pada tanggal 22 November 2019, didapatkan data bahwa
masyarakat belum mempunyai posbindu, dikarenakan para kader merasa tidak
sanggup untuk mengurusnya. Para kader sudah sibuk mengurus posyandu
3
lansia dan posyandu balita, sehingga untuk mengurus posbindu belum
sanggup, memerlukan anggota kader baru, namun tidak ada yang ingin
mencalonkan diri sebagai kader baru untuk pengadaan posbindu.
Masyarakat dewasa dari 244 orang yang sudah dilakukan pengkajian
terdapat 18 orang mengalami masalah hipertensi dan 21 orang mengalami
masalah diabetes mellitus. Sedangkan untuk masalah asam urat 27 orang dan
resiko penyakit jantung 14 orang. Jadi dari total keseluruhan usia dewasa dari
rentan (25-45 th) kelompok kami memperoleh 125 orang dari penyebaran
kuesioner yang kami lakukan. . Dari data muncul diagnosa keperawatan diatas
Defisien Pengrtahuan b/d kurang informasi program kesehatan pada sasaran
dewasa di Kuncen RW 01 Kelurahan Ungaran, Perilaku kesehatan cenderung
beresiko b.d kurang pemahaman pada saasaran usia dewasa di RW 01
Kelurahan Ungaran.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan komunitas pada agregat dewasa di
RW 01 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan laporan ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang:
a. Pengumpulan data dari hasil pengkajian untuk agregat dewasa di RW
01 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
b. Menganalisis data menjadi sebuah diagnosa komunitas sesuai
NANDA di RW 01 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang.
c. Memberikan alternative intervensi sesuai dengan data dan masalah
keperawatan komunitas agregat dewasa di RW 01 Kuncen Lama
Kelurahan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
4
d. Mengimplementasikan intervensi yang ditetapkan untuk agregat
dewasa di RW 01 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang.
e. Mengevaluasi proses keperawatan sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan keperawatan untuk agregat dewasa di RW 01 Kuncen Lama
Kelurahan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
3. Manfaat
Diharapkan dengan adanya kegiatan keperawatan komunitas di RW 01
Desa Kuncen Lama Kelurahan Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat dapat
bermanfaat bagi :
a. Mahasiswa
Dapat menerapkan asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan
proses keperawatan.
b. Masyarakat
Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
kesehatan dan pola gaya hidup sehat. Dapat membantu masyarakat
guna mengerti gambaran status kesehatan dan menyadari permasalahan
kesehatan yang ada serta memiliki kemauan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
c. Diharapkan dapat memberikan informasi tentang kondisi kesehatan
masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas guna
membantu program kesehatan masyarakat.
5
C. Pengorganisasian Tindakan
Pengorganisasian pelaksanaan program besar ”GARUDA AJANG
SEHAT” GERAKAN USIA DEWASA ASAM URAT DAN JANTUNG
SEHAT di RW 1 Kuncen Lama sebagai berikut:
1. Tindakan Penanganan Masalah Hipertensi :
a. An Nafi Nurmanita : kurang pemahaman mengenai senam Hipertensi.
b. Miftahul Faizin : kurang pemahaman mengenai diit Hipertensi.
2. Tindakan Penanganan Masalah Diabetes Melitus :
a. Iris Iswandha : kurang pemahaman mengenai senam diabetes.
b. Hari Anteng Lintang S : kurang pemahaman mengenai diit DM.
3. Tindakan Penanganan Masalah Asam Urat :
a. Annisa Nirmala P : kurang pemahaman mengenai senam ergonomis
asam urat.
b. Afif Miftakhuroziqin : kurang pemahaman mengenai diit asam urat.
4. Tindakan Penanganan Masalah Jantung :
a. Andre Danang W : Demontrasi penanganan serangan jantung
b. Ayu Maria Asih M : Kurang pemahaman mengenai diit jantung
5. Tindakan Penanganan PHBS :
a. Maissatu Mufidhah
6. Tindakan Penananganan Luka Bakar :
a. Nushrotun Nisa
6
4. Pelatihan resusitasi jantung paru, (menjelaskan pertolongan pertama pada
serangan jantung dan luka bakar : Andre Danang W.
5. Demontrasi terapi komplementer senam ergonomis untuk asam urat : An
Nafi Nurmanita.
6. Penyuluhan tentang JKN : Miftahul Faizin.
7. Penyuluhan pertolongan pertama orang jatuh : Afif Miftakhuroziqin.
8. Penyuluhan Flu Burung : Nusrotun Nisa.
9. Pemberian pendidikan kesehatan terkait perilaku cenderung berisiko pada
asam urat : Maisatu Mufiddah.
10. Pemberian pendidikan kesehatan terkait perilaku cenderung berisiko pada
jantung : Ayu Maria Asih M.
7
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
AGREGAT DEWASA DI RW 01 KELURAHAN UNGARAN BARAT
A. PENGKAJIAN
1. Kajian data core komunitas
Tahap pemgkajian dilakukan pada tanggal 22 – 23 November 2019
yang dilakukan oleh 10 mahasiswa. Berdasarkan data yang didapat jumlah
KK pada RW 01 Kuncen Lama berjumlah sebagai berikut :
Tabel jumlah KK setiap RT di Kuncen Lama
RT JUMLAH KK
01 24
02 39
03 73
04 48
05 72
06 50
07 71
08 66
09 83
10 68
11 67
12 72
13 41
14 21
Total 795
a. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk di wilayah RW 01 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran
Barat didapatkan data jumlah penduduk sebanyak 2.534 jiwa.
b. Kelompok umur (bayi, balita, usia sekolah, remaja, produktif, dan usia
lanjut).
Anak Sekolah
1.10% 0.47%
13.41% Remaja
Dewasa
38.33%
Lansia
Ibu Menyusui
Ibu Hamil
38.49%
c. Bahasa
Warga menggunakan bahasa jawa untuk bahasa sehari-hari. Warga
juga dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik. Prevalensi warga yang menggunakan bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari sebanyak 25% sedangkan yang dengan bahasa
jawa sebanyak 75%.
d. Budaya masyarakat sekitar (bahasa, keyakinan-keyakinan berkaitan
dengan penyakit / kesehatan)
Dalam aktivitas sehari-hari warga menggunakan bahasa jawa.
Mengenai masalah kesehatan warga mendatangi dokter praktik
terdekat atau membeli obat di warung/apotik jika memiliki masalah
kesehatan, selain itu dewasa juga terbiasa mengobati sakitnya dengan
cara melakukan kerokan, pijat, minum jamu, menggunakan koyo, dll.
9
2. Kajian winshield survey
a. Batas wilayah
Batas wilayah untuk Kuncen Lama meliputi :
Utara : Masjid Al-Mabrur Ungaran
Barat : Pasar Bandarjo
Selatan : Jalan Solo-Semarang
Timur : Jalan Tol Semarang-Ungaran.
b. Pembagian wilayah
Wilayah RW 01 dibagi menjadi 14 RT yaitu RT 01, RT 02, RT 03, RT
04, RT 05, RT 06, RT 07, RT 08, RT 09, RT 10, RT 11, RT 12, RT 13,
RT 14.
c. Kondisi perumahan
1) Bangunan
Mayoritas bangunan di RW 01 Kuncen Lama padat. Hampir sama
antara satu rumah dengan yang lain. Rata-rata bangunan rumah
terbuat dari tembok permanen, lantai rumah terbuat dari keramik,
dan atap sudah menggunakan atap genting.
2) Arsitektur
Hampir sama antara satu rumah dengan yang lain. Lantai yang
terbuat dari keramik. Rata-rata di setiap rumah terdapat jendela
dengan pencahayaan yang cukup dan sudah terdapat ventilasi.
3) Keunikan lingkungan
Terdapat beberapa lahan kosong di sekitar RW 01 dan dijadikan
lahan usaha.
d. Kondisi lingkungan
Lingkungan cukup bersih, hampir setiap rumah memiliki tanaman
hias/bunga sendiri, beberapa rumah memiliki peliharaan ayam dan
burung merpati sehingga lingkungannya terlihat kotor, akses jalan
memadai dan tidak sulit ditempuh. Tetapi masih terdapat beberapa
rumah yang membiarkan tempat ember, kaleng dan lain-lain tergelatak
dan digenangi air.
10
e. Observasi terhadap keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat guyup rukun namun ada sebagian perumahan
individualis. Warga mayoritas bekerja sebagai pedagang pasar maupun
pedagang kaki lima. Akan tetapi warga rutin mengikuti perkumpulan
yang dilakukan di rumah warga secara bergantian, seperti Dasa Wisma,
PKK, Pengajian, Arisan Bapak-bapak. Kerja bakti dilakukan jika akan
diadakan acara besar , seperti peringatan Hari Kemerdekaan RI.
f. Tanda kerusakan
Sarana untuk lingkungan di sekitar RW 01 Kuncen Lama sudah
tersedia tetapi pemanfaatannya masih belum maksimal dan kesadaran
untuk merawat sarana tersebut juga masih kurang.
g. Area rekreasi
Di wilayah Kelurahan Ungaran Barat RW 01 Kuncen Lama tidak
terdapat tempat rekreasi.
h. Tempat umum (sarana ibadah)
Terdapat sarana ibadah yaitu masjid, mushola, dan gereja. Selain itu di
RW 01 juga terdapat tempat ibadah untuk paguyuban kejawen.
i. Pertokoan/pasar
Didaerah lingkungan RW 01 ada toko-toko kecil di rumah warga, ada
ruko-ruko yang disewakan, ada warung-warung makan di pinggir jalan
raya, dan ada alfamart di lingkungan RW 01. Selain itu di wilayah
Kelurahan Ungaran Barat RW 1 Kuncen Lama terdapat pasar gede
Bandarjo yang digunakan warga sebagai tempat untuk berdagang.
j. Transportasi
Warga di Kelurahan Ungaran Barat RW 01 Kuncen Lama
menggunakan alat transportasi pribadi yaitu sepeda motor, mobil, dan
ada yang menggunakan transportasi umum seperti angkot.
k. Pusat pelayanan sosial dan kesehatan
Wilayah RW 01 memiliki pelayanan kesehatan yaitu posyandu dan
posbindu yang bertempat di RT 09 yang diadakan setiap bulan
11
ditanggal 09. Selain itu juga terdapat BKB (Bina Keluarga Balita) yang
bertempat di RT 10.
l. Pos bencana/perlindungan
Belum terdapat pos bencana/perlindungan di RW 01 Kuncen Lama
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
3. Kajian 8 elemen sub system keperawatan komunitas
a. Fisik dan lingkungan perumahan
1) Bunyi bising, bau, debu, dan lain-lain berkaitan dengan masalah
pencemaran
Diwilayah RW 01 terdengar bunyi bising kendaraan bagi
rumah warga yang berada di pinggir jalan raya, rumah warga yang
dilingkungan dalam cukup tenang.
Di lingkungan rumah warga terdapat bau yang menyengat
(bau selokan/got), sampah setiap hari diambil oleh petugas dengan
iuran setiap bulannya sehingga baunya tidak mengganggu.
Pengelolaan sampah sudah dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup
(DLH), warga yang membuang sampah sembarangan akan
dikenakan sanksi berupa denda.
Setiap rumah sudah memiliki jamban sendiri-sendiri, jenis
jamban yang dipakai rata-rata yaitu leher angsa dan setiap rumah
memiliki pembuangan tinja/kotoran (saptictank) sendiri-sendiri.
Jarak antara saptictank dengan sumber air rata-rata 10-15 m. Untuk
pembuangan limbah rumah tangga di RW 01 masih dibuang di
selokan dan juga sebagian ada yang memiliki resapan air sendiri.
2) Kondisi pemukiman
Pemukiman tidak kumuh, cukup bersih. Ada lahan kosong
yang dimanfaatkan sebagai lapangan voli. Di RW 01 sudah
pemukiman padat sehingga sulit untuk mencari lahan kosong.
Rumah-rumah warga sudah bangunan permanent, mayoritas
berkeramik, ada beberapa yang masih pakai jubin (plester), atapnya
12
berupa genteng dan setiap rumah memiliki jendela yang dibuka
setiap hari.
3) Sanitasi
a) Penyediaan air bersih
Terdapat sarana air bersih di setiap rumah bersumber dari
PDAM dan sumur.
b) Penyediaan air minum
Mayoritas warga mengkonsumsi air minum yang dimasak
sendiri, ada beberapa warga yang kadang mengkonsumsi air
minum instan (galon).
c) Penggunaan jamban
Di setiap rumah sudah menggunakan jamban sehat yaitu
jongkok. Setiap rumah sudah memiliki pembuangan
tinja/kotoran (saptictank) sendiri disetiap rumah.
d) Sarana pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah rumah tangga sebagian besar dialirkan
ke area selokan/got.
e) Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah sudah dikelola oleh Dinas Lingkungan
Hidup (DLH), ada tempat pembuangan sampah (TPS) sendiri,
warga iuran wajib untuk pengelolaan sampah sebesar Rp 10.000
setiap bulannya, warga yang membuang sampah sembarangan
atau membakar sampah akan dikenakan sanksi berupa denda.
f) Polusi udara, air, tanah atau suara kebisingan
Daerah RW 01 termasuk ke dalam daerah semi perkotaan yang
sudah mulai tercemar udaranya karena polusi dari kendaraan
dan bau got, tanah di daerah RW 01 juga subur.
g) Sumber polusi
Sumber polusi di RW 01 disebabkan oleh polusi kendaraan,
asap pembakaran sampah.
13
b. Pendidikan
1) Fasilitas pendidikan yang tersedia
Terdapat Taman Pendidikan Al-Qur’an dan Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) An-Nahl di wilayah RW 01.
2) Jenis bahasa yang digunakan
Untuk kegiatan mengajar siswa dan pengajar berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia. Prevalensi warga yang
menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
sebanyak 25% sedangkan yang dengan bahasa jawa sebanyak 75%.
c. Keamanan dan transportasi
1) Jenis kriminalitas yang ada
Hasil dari pengkajian dari wawancara terhadap ketua RT dan
masyarakat didapatkan hasil bahwa di daerah RW 01 tidak pernah
terjadi tindakan kriminal seperti pencurian dan penipuan yang
dilakukan oleh orang yang mengaku-ngaku sebagai mahasiswa
ataupun lainnya.
2) Sistem keamanan lingkungan
Pelayanan keamanan yang ada di RW 01 yaitu pos kampling yang
berada di setiap RT. Sistem keamanan lingkungan dilakukan
kegiatan pos ronda setiap malam tetapi masih kurang efektif karena
kadang tidak berjalan.
3) Penanggulangan bencana
Tidak ada layanan/sistem penanggulangan bencana di wilayah RW
01 Kuncen Lama.
4) Penanggulangan kebakaran
Tidak ada layanan/sistem penanggulangan kebakaran di wilayah
RW 01 Kuncen Lama.
5) Kondisi jalan
Sebagian besar kondisi jalan di wilayah RW 01 sudah cukup baik
dan beraspal serta tidak terdapat banyak kerusakan.
14
6) Jenis transportasi yang dimiliki/digunakan masyarakat
Warga RW 01 menggunakan alat transportasi yaitu kendaraan
bermotor dan sudah banyak warga yang memiliki kendaraan roda 4
yaitu mobil dan ada yang mengunakan transportasi umum.
7) Sarana transportasi yang ada
Sarana transportasi yang ada di RW 01 berupa motor, mobil, dan
ojek online (gojek).
d. Politik dan Kebijakan Pemerintah
1) Struktur organisasi dalam komunitas : struktur organisasi di RW 01
dimulai dari ketua RW kemudian ketua RT kemudian diikuti tokoh
masyarakat dan pengurus-pengurus.
2) Kelompok organisasi dalam komunitas : terdapat ibu–ibu PKK dan
kader kesehatan, organisasi bapak-bapak yang biasanya berkumpul
untuk mendiskusikan kegiatan-kegiatan dan pengajian setiap
malam jumat.
3) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan : kader
masyarakat yang membantu untuk kegiatan posyandu.
e. Pelayanan kesehatan dan sosial
1) Jenis pelayanan kesehatan yang ada
Wilayah RW 01 memiliki pelayanan kesehatan yaitu posyandu dan
posbindu yang terdapat di RT 10 yang dilaksanakan setiap sebualn
sekali ditanggal 10. Selain itu juga ada Bina Keluarga Balita yang
bertempat di RT 10 juga. Letak tempat posyandu dan posbindu
yang jauh menyebabkan warga tidak datang ke posyandu, sehingga
yang sering tidak mengikuti posyandu lebih suka memeriksakan
kesehatanya langsung ke apotek, bidan, dan dokter keluarga.
2) Jumlah pelayanan kesehatan
Terdapat 1 puskesmas, dan 1 dokter keluarga.
3) Lokasi pelayanan kesehatan
Jarak tempuh antara rumah warga di Kuncen Lama RW 01 dengan
pelayanan kesehatan kurang lebih dari 10 menit.
15
4) Sumber daya yang dimiliki
Sumber daya yang dimiliki posyandu antara lain kader kesehatan
dan alat kesehatan, meliputi penimbangan berat badan, tinggi
badan, alat pengecekan asam urat, gula darah, dan kolesterol.
5) Karakteristik pemakai pelayanan kesehatan
Warga di RW 01 sebagian besar memiliki BPJS dan KIS, jika sakit
memeriksakan dirinya ke dokter keluarga sesuai dengan
penanggung jawab dokter BPJSnya. Masyarakat mengatakan
kadang-kadang periksa ke puskesmas apabila ada anggota keluarga
yang sakit.
6) Jumlah kunjungan
Kunjungan ke posyandu warga RW 01 untuk wilayah Kuncen
Lama warganya cukup antusias, sedangkan untuk posbindu
warganya kurang antusias dikarenakan tempat posbindu yang
cukup jauh. Untuk kunjungan ke puskesmas, warga kadang-kadang
ke Puskesmas, namun lebih sering ke dokter keluarga atau mantri
kepercayaannya.
7) System rujukan
Sistem rujukan yang tersedia yaitu puskesmas dan RSUD Ungaran.
8) Fasilitas sosial meliputi lokasi, kepemilikan, dan kecukupan
Terdapat toko di setiap RT yang dimiliki oleh warga, yang menjual
barang-barang kebutuhan sehari-hari, namun untuk kebutuhan
pokok warga pergi ke pasar. Akan tetapi, di RT 11 sudah terdapat
toko sembako sehingga warga juga berbelanja di toko tersebut
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
f. Sistem komunikasi
1) Sarana umum komunikasi
Untuk kegiatan formal seperti kumpulan rutin warga menggunakan
surat, namun untuk kebutuhan komunikasi sehari-hari warga
menggunakan group whatsapp.
16
2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
Jenis komunikasi yang digunakan dalam komunitas adalah grup
yang terdapat dalam telpon pribadi.
3) Apakah tersedia papan pengumuman
Tersedia papan pengumuman di daerah RW 01.
4) Apakah jenis area pertemuan kelompok
Pertemuan kelompok biasanya berupa, arisan bapak-bapak,
pengajian, dasa wisma, dan PKK yang dilakukan di rumah warga
secara bergantian dalam satu bulan sekali.
g. Ekonomi
1) Komposisi pekerjaan
Sebagian besar masyarakat di RW 01 bekerja sebagai karyawan
swasta dan pedagang pasar.
2) Jumlah pengangguran
Jumlah warga RW 01 yang penggangguran hanya sebagian kecil
saja.
3) Sejauh mana ekonomi mempengaruhi kesehatan kelompok
Warga RW 01 ekonomi penting untuk menunjang kesehatan
masyarakat namun warga tidak mempermasalahkan biaya
dikarenakan sudah memiliki kartu BPJS dan KIS yang
meringankan warga.
4) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan (sesuai UMR Kabupaten
Semarang)
Rata-rata penghasilan per-bulan Rp. 1.500.000 s/d 2.500.000.
5) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
Pengeluaran tiap bulan dari masing-masing warga berbeda,
tergantung dengan tingkat kebutuhan yang diperlukan warga
tersebut.
4. Mengidentifikasi Posyandu Lansia
a. Adakah Posyandu Lansia
17
Ada posyandu lansia di RW 01 yang dilaksanakan tiap bulan ditanggal
9 yang bertempat di Ibu Joko Sumantri (RT 10).
b. Bagaimana tugas Posyandu Lansia dan Balita
1) Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan usia lanjut (usila) di
wilayahnya :
Kesehatan usia lanjut
Kesehatan usia lanjut sering memeriksakan kesehatan di
pengobatan gratis.
Aktivitas dan olahraga
Senam usia lanjut diadakan setiap pagi di hari Minggu.
5. Melakukan kajian masalah kesehatan yang ada di komunitas
a. Bayi dan balita
1) Jumlah bayi dan balita : 230 balita.
2) Cakupan kunjungan posyandu : 110 anak yang aktif di RW 01.
3) Cakupan imunisasi : sudah merata.
b. Anak-anak : 52 anak.
c. Remaja : 85 jiwa.
d. Dewasa : 244 jiwa.
e. Lansia : 234 jiwa.
f. Ibu hamil : 3 jiwa.
g. Ibu menyusui : 7 jiwa.
h. Persepsi
Warga dengan usia dewasa mengatakan bahwa kegiatan-
kegiatan kesehatan hanya berfokus pada balita dan lansia. Program
tersebut belum mencakup usia dewasa sehingga mereka tidak rutin
dalam memeriksakan kesehatannya. Warga mengaku pergi ke
pelayanan kesehatan saat merasa sakit saja. Mereka mengharapkan
bahwa di RW juga terdapat program seperti posyandu lansia dengan
fokus pada usia dewasa, seperti cek kesehatan, senam germas,
penyuluhan kesehatan, dan lain sebagainya. Namun hal ini juga harus
18
diimbangi dengan kesadaran dari warga agar kegiatan tersebut dapat
berjalan.
19
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATN AGREGAT DEWASA
A. HASIL PENGKAJIAN
Jumlah lansia
Berdasarkan data hasil dari pengkajian yang sudah dilakukan pada
tanggal 22 – 23 November di Ungaran Barat RW 01 Kuncen Lama
didapatkan jumlah lansia dari umur 25 – 45 tahun sebanyak 125 orang.
Dengan jumlah laki-laki sebanyak 61 orang dan perempuan sebanyak 64
orang.
RT Jumlah Lansia
01 2
02 20
03 14
04 15
05 0
06 0
07 0
08 28
09 6
10 0
11 18
12 0
13 16
14 6
Total 125
20
Temuan masalah kesehatan
a. Analisis Situasi Asam Urat
Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara di RW 01
yang dilakukan pada tanggal 22-23 November 2019. Berdasarkan
hasil tabulasi data yang didapatkan dari setiap kelompok per masing-
masing RT didapat data bahwa penyakit yang paling banyak di derita
usia dewasa di RW 01 adalah penyakit tidak menular yaitu asam
urat.
Jumlah dewasa yang menderita asam urat yaitu 27 orang, hasil
pengkajian didapatkan bahwa rata-rata dewasa mengalami asam urat
dikarenakan faktor pola makan dan masih banyak dewasa yang
belum melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan
biasanya dewasa akan memeriksakan kesehatannya jika sudah
mengalami gejala penyakit seperti pusing, pegal-pegal yang hebat
dll.
Faktor pencetus dewasa tidak rutin melakukan pemeriksaan
kesehatan di pelayanan kesehatan dikarenakan pekerjaan dan merasa
sehat, sehingga banyak dewasa yang tidak melakukan pemeriksaan
kesehatan dan merasa tidak berminat untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan, sehingga dewasa gagal dalam mencapai pengendalian
yang optimal dan juga gagal dalam melakukan pencegahan masalah
kesehatan.
Dari hasil data yang telah diperoleh, didapatkan 27 dewasa
dengan asam urat. Hal ini dibuktikan dengan di lakukan cek asam
urat sebanyak 37 dewasa yang dilakukan cek asam urat. Pada
umumnya dewasa yang menderita asam urat tidak mengetahui
penyebab dan diit asam urat. Hal ini diketahui dengan saat di tanya
penyebab dari asam urat, dewasa menjawab tidak mengetahui. Selain
itu mereka masih sering mengonsumsi makanan yang meningkatkan
purin, seperti kacang-kacangan dan jeroan. Sebagian besar dewasa
yang menderita asam urat kurang pengetahuan dan tidak
21
mendapatkan perawatan untuk mengatasi permasalahan
kesehatannya.
Dari hasil cek kesehatan terdapat 3 dewasa yang perlu
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang asam urat, saat
dilakukan pendidikan kesehatan mereka mengatakan nyeri pada
sendi, bengkak pada persendian, dan nyeri pada persendian saat
udara dingin. Sebagian besar mereka sama sekali belum pernah
melakukan tindakan untuk mengatasi permasalahan asam urat.
b. Analisis Situasi Penyakit Jantung
Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara di RW 01
yang dilakukan pada tanggal 22-23 November 2019. Berdasarkan
hasil tabulasi data yang didapatkan dari setiap kelompok per masing-
masing RT didapat data bahwa penyakit yang banyak di derita usia
dewasa di RW 01 adalah penyakit tidak menular yaitu penyakit
jantung.
Jumlah dewasa yang menderita penyakit jantung yaitu 14
orang, hasil pengkajian didapatkan bahwa rata-rata dewasa
mengalami penyakit jantung dikarenakan faktor konsumsi makanan,
keturunan, kurang aktivitas, dan masih banyak dewasa yang belum
melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan seperti
rutin melakukan cek tekanan darah. Faktor pencetus dewasa tidak
rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan
dikarenakan pekerjaan dan merasa sehat.
c. Analisis Situasi Hipertensi
Data diperoleh dari hasil obserwasi dna wawancara di RW 01
yang dilakukan pada tanggal 22-23 November 2019. Berdasarkan
hasil tabulasi data yang di dapatkan dari setiap kelompok per
maisng-maisng RT didapat data bahwa penyakit yang banyak di
derita usia dewasa di RW 01 adalah penyakit tidak menular yaitu
hipertensi.
22
Jumlah dewasa yang menderita penykit hipertensi yaitu 18
orang, hasil pengkajian didapatkan bahwa rata-rata dewasa
mengalami penyakit hipertensi dikarenakan faktor konsumsi
makanan, faktor keturunan, kurang ativitas fisik, dan banyak dewasa
yang belum melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan
kesehatan rutin seperti cek tekanan darah. Faktor pencetus dewasa
tidak rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan
kesehatan dikarenakan kurangnya kesadaran masing-masing individu
akan pentingnya kesehatan.
d. Analisis Situasi Penyakit Diabetes Melitus
Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara di RW 01
yang dilakukan pada tanggal 22-23 November 2019. Berdasarkan
hasil tabulasi data yang didapatkan dari setiap kelompok per masing-
masing RT didapat data bahwa penyakit yang banyak di derita usia
dewsa di RW 01 adalah penyakit tidak menular yaitu diabetes
mellitus.
Jumlah dewasa yang menderita peyakit diabetes mellitus yaitu
21 orang, hasil pengkajian didapatkan bahwa rata-rata dewasa
mengalami penyakit hipertensi dikarenakan faktor konsumsi
makanan, faktor keturunan, kurang ativitas fisik, dan banyak dewasa
yang belum melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan
kesehatan rutin seperti cek tekanan darah. Faktor pencetus dewasa
tidak rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan
kesehatan dikarenakan kurangnya kesadaran masing-masing individu
akan pentingnya kesehatan.
e. Analisis Situasi Kepemilikan JKN
Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara di RW 01
yang dilakukan pada tanggal 22-23 November 2019. Berdasarkan
hasil tabulasi data yang didapatkan dari setiap kelompok per masing-
masing RT didapat data bahwa sebanyak 76 orang sudah memiliki
JKN/BPJS dan sebanyak 49 orang belum memiliki JKN/BPJS.
23
B. ANALISA DATA
N DATA FOKUS PENYEBA MASALA
O B H
1 Data angket atau kuesioner dari 224 dewasa di RW 01 Kurang Defisiensi
informasi pengetahuan
- Sasaran usia dewasa belum memiliki aplikasi JKN mobile. (NANDA.
- Sasaran usia dewasa diketahui bahwa sasaran tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan 1980)
untuk penyakit asam urat dan penyakit jantung.
- Sebagian besar sasaran usia dewasa dengan asam urat mengeluh sakit pada persendian, seperti
pada lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan lain sebagainya.
- Sasaran usia dewasa dengan asam urat mengatakan kalau muncul gejala tersebut atau sakit, upaya
yang dilakukan adalah dengan berbaring/istirahat dan membeli obat di warung.
- Sasaran usia dewasa mengatakan kurang tahu tentang penyakit jantung.
- Sasaran mengatakan pendidikan kesehatan mengenai penyakit jantung dan asam urat hanya
mereka dapatkan saat mereka datang berobat ke sarana kesehatan, namun pendidikan kesehatan
secara bersama-sama tentang penyakit jantung dan asam urat secara komprehensif di RW 01
belum pernah dilakukan.
Data wawancara (dari beberapa dewasa)
- Dewasa mengatakan tidak mengetahui tentang proses penyakit dan diit mengenai penyakit
Asam Urat, DM, risiko jantung dan Hipertensi.
- Dewasa mengtakan belum mengetahui manfaat dari aplikasi JKN mobile dan cara
penggunaannya
- Dewasa mengatakan belum mengetahui tentang penyakit yang di derita seperti, Asam urat,
DM, risiko jantung dan hipertensi serta belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan.
Data observasi
24
Berdasarkan hasil data yang diperoleh :
- Jumlah warga yang sudah memiliki JKN 76 orang (60.8%).
- Jumlah warga yang belum mempunyai aplikasi JKN mobile 113 orang (90.4%).
- Jumlah warga yang pernah melakukan pengukuran lingkar perut sejumlah 5 orang (4%).
- Jumlah warga yang melakukan penimbangan berat badan 59 orang (47.2%).
- Jumlah warga yang megetahui informasi tentang serangan jantung sejumalah 50 orang (40%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan kehilangan penglihatan di satu sisi atau kedua mata dengan
mulut miring ke satu sisi sejumlah 7 orang (5.6%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan nyeri mendadak di bagian belakang tulang dada dengan
nyeri menjalar ke kiri atau kedua lengan 4 orang (3.2%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan nyeri pada rahang, leher, atau punggung sejumlah 26 orang
(20.8%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan kelemahan pada lengan dan tungkai di satu sisi tubuh 6
orang (4.8%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan nyeri dada, sesak napas, dan rasa tidak nyaman sejumlah 6
orang (4.8%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan rasa sakit atau tidak nyaman pada lengan atau bahu
sejumlah 20 orang (16%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan pusing mendadak, lemah, dan pingsan sejumlah 8 orang
(6,4%).
- Jumlah warga yang pernah menemui orang dengan serangan jantung sejumlah 4 orang
(3.2%).
- Dari hasil pengkajian didapatkan banyak sasaran usia dewasa tidak melakukan pemeriksaan
kesehatan pengecekan tekanan darah, asam urat, kolesterol, dan gula darah sejumlah 109 orang
(87.2%).
- Jumlah warga yang mengalami pembengkakan dan sakit pada sendi sejumlah 9 orang
(7.2%).
- Jumlah warga yang mengalami kemerahan dan gatal pada kulit sejumlah 21 orang (16.8%).
25
- Jumlah warga yang meminum obat ketika sendi anda sakit dan bengkak sejumlah 5 orang (4%).
- Jumlah warga yang pernah melakukan pengobatan tradisional ketika sendi sakit dan bengkak
sejumlah 6 orang (4.8%).
- Jumlah warga yang melakukan pengecekan kadar asam urat sebanyak 18 orang (14.4%).
- Jumlah warga yang mendapatkan obat dari pelayanan kesehatan saat melakukan pemeriksaan
sejumalah 41 orang (32.8%).
- Dari hasil pengkajian didapatkan lebih banyak sasaran usia dewasa kurang memahami tentang
penyakit jantung, penyebab, tanda dan gejala, makanan yang harus dikonsumsi dan dihindari serta
cara penanganan penyakit jantung.
26
orang (4.8%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan nyeri dada, sesak napas, dan rasa tidak nyaman
sejumlah 6 orang (4.8%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan rasa sakit atau tidak nyaman pada lengan atau bahu
sejumlah 20 orang (16%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan pusing mendadak, lemah, dan pingsan sejumlah 8
orang (6,4%).
- Jumlah warga yang pernah menemui orang dengan serangan jantung sejumlah 4 orang
(3.2%).
- Dari hasil pengkajian didapatkan banyak sasaran usia dewasa tidak melakukan pemeriksaan
kesehatan pengecekan tekanan darah, asam urat, kolesterol, dan gula darah sejumlah 109
orang (87.2%).
- Jumlah warga yang mengalami pembengkakan dan sakit pada sendi sejumlah 9 orang
(7.2%).
- Jumlah warga yang mengalami kemerahan dan gatal pada kulit sejumlah 21 orang
(16.8%).
- Jumlah warga yang meminum obat ketika sendi anda sakit dan bengkak sejumlah 5 orang
(4%).
- Jumlah warga yang pernah melakukan pengobatan tradisional ketika sendi sakit dan bengkak
sejumlah 6 orang (4.8%).
- Jumlah warga yang melakukan pengecekan kadar asam urat sebanyak 18 orang
(14.4%).
- Dari hasil pengkajian didapatkan banyak sasaran usia dewasa Perilaku kesehatan cenderung
beresiko penyakit jantung dan mengalami asam urat.
27
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN (NOC) STRATEGI INTERVENSI NIC TTD
KEPERAWATAN
1 Defisiensi pengetahuan Setelah diberikan asuhan Program Kelompok : Fasilitasi Pembelajaran
b.d Kurang informasi keperawatan selama 1x30 (5520)
pada sasaran usia dewasamenit pada sasaran usia Membentuk FGD (Focus
di RW 01 Kel. Ungaran. dewasa di RW 01, Group Discussion) untuk : Aktivitas-aktivitas :
diharapkan : - Menjelaskan proses 1. Tuliskan tujuan
penyakit, diit, dan pembelajaran yang jelas Iris
Pengetahuan : Promosi
(NANDA, hlm. 257, Kesehatan (1823) penatalaksanaan dan mudah dinilai.
domain 5, kelas 4, kode pada penderita asam 2. Sesuaikan instruksi
00126) (182308) Perilaku yang urat. dengan tingkat
meningkatkan kesehatan - Menjelaskan proses pendidikan dan Annisa
(182310) Pemeriksaan penyakit, diit, dan kemampuan memahami
kesehatan yang penatalaksanaan pasien.
direkomendasikan. pada penderita 3. Ciptakan lingkungan
(182328) Sumber penyakit jantung. yang kondusif untuk
informasi peningkatan - Pelatihan RJP belajar.
kesehatan terkemuka. (Resusitasi Jantung 4. Berikan informasi
Paru). dengan cara yag tepat, Andre
(182312) Sumber
perawatan kesehatan - Pemberian latihan seperti mulai dari hal
terkemuka. senam ergonomis yang sederhana pada
untuk terapi non informasi yang lebih
farmakologi pada kompleks. Annafi
Pengetahuan : Manajemen asam urat 5. Buat perbedaan antara
Gagal Jantung (1835) - Pemberian latihan materi yang penting
kompres jahe untuk untuk diketahui dan
28
(183501) Faktor-faktor terapi komplementer materi yang ingin Anteng
penyebab dan faktor pada nyeri sendi diketahui.
yang berkontribusi. asam urat 6. Sesuaikan informasi
(183502) Tanda dan - Penyuluhan dengan gaya hidup dan
gejala awal penyakit. penggunaan aplikasi rutinitas pasien sehingga
(183547) Manfaat JKN mobile. dapat dipatuhi pasien.
olahraga yang teratur. 7. Yakinkan bahwa materi Faizin
(183548) Aktivitas fisik Kemitraan : yang digunakan adalah
yang direkomendasikan. materi yang baru.
(183551) Diet yang - Kader RW 01. 8. Gunakan banyak metode
dianjurkan. - PKK RW 01 pembelajaran yang
(perwakilan setiap sesuai.
RT). 9. Berikan informasi yang
Pengetahuan : - Anggota dawis tiap merangsang perubahan
Manajemen Stroke (1863) RT di wilayah RW peerilaku pasien.
01. 10. Jika memungkinkan
(186302) Faktor-faktor
gunakan animasi dalam
penyebab dan faktor
menampaikan materi.
yang berkontribusi. Pemberdayaan : 11. Jika diperlukan berikan
(186310) Pilihan pamphlet, video, atau
pengobatan yang - Demonstrasi dan
pelatihan dengan bahan2 dari internet.
tersedia. 12. Jika memungkinkan
(186311) Pilihan anggota kader RW
01. berikan contoh langsung
alternative pengobatan. orang yang pernah
(186316) Komplikasi - Pemberian
demonstrasi dan mengalami pengalaman
stroke. yang sama.
pelatihan kepada
(186317) Efek pada 13. Berikan media yang
setiap anggota RT 3
gaya hidup. tepat agar pasien mampu
dan RT 4 di wilayah
29
(186327) Pentingnya RW 01. mengingat materi.
menyelesaikan 14. Gunakan demonstrasi
rehabilitasi. yang sesuai.
(186330) Sumber 15. Gunakan umpan balik
informasi terpercaya selama proses
terkait pencegahan pendidikan kesehatan.
stroke. 16. Berikan waktu bagi
pasien untuk bertanya
dan mendiskusikan
pikirannya.
30
berhnti merokok; jumlah
rokok yang dihisap)
4. Tumbuhkan ketrampilan
yang dipelajari yang
secara sistematik
menguatkan komponen
sederhana dari
ketrampilan atau tugas
5. Tentukan perubahan-
perubahan perilaku
dengan membandingkan
perilaku dasar
sebelumnya
dibandingkan perilaku
setelah intervensi
2 Perilaku kesehatan Setelah diberikan asuhan Program Kelompok : Konseling (5240)
cenderung beresiko b.d keperawatan selama 1x30
Kurang pemahaman pada menit pada sasaran usia Pemberian Pendidikan Aktivitas-aktivitas :
sasaran usia dewasa di dewasa di RW 01, Kesehatan yang meliputi : 1. Bangun hubungan
RW 01, RT 03 dan 04 diharapkan : - Pemberian teraupeutik yang
Kel. Ungaran pendidikan didasarkan pada (rasa Ayu M
(1702) Kepercayaan
mengenai kesehatan : kesehatan terkait saling percaya dan
kontrol yang diterima perilaku cenderung saling menghormati)
(NANDA, hlm. 145, berisiko pada 2. Tetapkan lama
domain 1, kelas 2, kode (170202) Meminta jantung. hubungan konseling
00188) untuk terlibat dalam - Pemberian 3. Tetapkan tujuan-
keputusan kesehatan pendidikan tujuan Maissatu
(170204) Keyakinan kesehatan terkait 4. Sediakan privasi dan
31
bahwa keputusan perilaku cenderung berikan jaminan
sendiri yang berisiko pada asam kesehatan
mengontrol urat. 5. Sediakan informasi
kesehatan - Melakukan factual yang tepat dan
(170205) Keyakinan penyuluhan tentang sesuai dengan
bahwa tindakan tindakan pertolongan kebutuhan Afif
sendiri yang pertama orang jatuh 6. Tentukan bagaimana
mengontrol - Pemberian perilaku keluarga
kesehatan pendidikan mempengaruhi pasien
kesehatan tentang
Nushrotu
pencegahan flu
(1602) Perilaku promosi burung terkait Pendidikan Kesehatan n
kesehatan program pemerintah (5510)
(160201) yang bekerjasama Aktivitas-aktivitas :
menggunakan dengan FAO.
1. Targetkan sasaran
perilaku yang
pada kelompok
menghindari risiko Kemitraan : berisiko tinggi dan
(160203) rentang usiaa yang
memonitor perilaku - Anggota kader di
wilayah RW 01 akan mendapat
personal terkait manfaat besar dari
dengan risiko - Anggota dawis di
setiap RT di wilayah pendidikan kesehatan
(160221) 2. Sasar kebutuhan-
keseimbangan RW 01
kebutuhan yang
aktivitas dan teridentifikasi dalam
istirahat Pemberdayaan : healthy people 2010 :
(160207) promosi kesehatan
melakukan perilaku - Memfasilitasi nasional dan tujuan
kesehatan secara anggota kader dan
32
rutin PKK di wilayah RW pencegahaan penyakit,
(160213) 01 tentang dampak atau kebutuhan local,
mendapatkan perilaku cenderung Negara bagian dan
screnning kesehatan beresiko seperti, kepentingan nasional
yang makanan yang lainnya.
direkomendasikan dilarang untuk di 3. Tentukan
konsumsi, merokok, pengetahuankesehatan
gaya hidup kurang dan gaya hidup
gerak, lingkungan perilaku saat ini pada
yang kurang sehat. individu, keluarga,
atau kelompok
sasaran.
Pendidikan Kesehatan : 4. Bantu individu,
- Pemberian penkes keluarga, dan
terkait penyakit asam masyarakat untuk
urat dan penyakit memperjelas
jantung meliputi keyakinan dan nilai-
proses penyakit, nilai kesehatan.
tanda & gejala, diit, 5. Ajarkan strategi yang
cara pemeriksaan, dapat digunakan untuk
penatalaksanaan, menolak perilaku
seperti pelatihan RJP yang tidak sehat atau
(untuk penyakit berisiko dari pada
jantung), pemberiaan memberikan saran
terapi komplementer untuk menghindari
untuk meringankan atau mengubah
nyeri sendi pada perilaku.
asam urat). 6. Lakukan demonstrasi
33
atau demonstrasi
ulang, partisipasi
pembelajar, dan
manipulasi bahan atau
pembelajaran ketika
mengajarkan
ketrampilan
psikomotorik.
Terapi kelompok (5450)
Aktivitas-aktivitas :
1. Pilih anggota
kelompok yang
bersedia untuk
berpartisipasi aktif
dan mengambil
tanggung jawab pada
masalahnya sendiri.
2. Gunakan CO-Leader
dengan cara yang
tepat
3. Gerakan kelompok
untuk bekerja tahap
kerja secepat mungkin
4. Bantu kelompok
untuk bekrja melalui
resistensi mereka
untuk berubah
34
5. Ber kelompok arahan
yang memungkinkan
mereka untuk
mengidentifikasi dan
meyelesaikan setiap
tahap perkembangan
6. Dukung untuk
membuka diri dan
diskusi dari hal yang
lalu hanya jika
berkaitan dengan
fungi dan tujuan
kelompok
7. Dukung anggota
untuk membagi
pikiran yang mereka
miliki dengan yang
lain.
8. Berikan struktur
latihan kelompok
dengan cara yang
tepat untuk
mendukung fungsi
dan kesadaran
kelompok.
35
D. PLAN OF ACTION PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS PROGRAM KECIL RW 01 KELURAHAN UNGARAN
BARAT
Masalah kesehatan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung Jawab
Defisiensi pengetahuan Penyuluhan aplikasi JKN Warga RW 1 5 Desember Rumah warga Kas Miftahul Faizin
b.d Kurang informasi mobile 2019 saat kegiatan
pada sasaran usia dewasa PKK/Dawis
di RW 01, RT 03 dan 04 Pembentukan FGD Warga RW 1 5 Desember Rumah warga Kas
Kel. Ungaran. (Forum Group Discussion) 2019 saat kegiatan
untuk : PKK/Dawis
- Menjelaskan Iris Iswandha
proses penyakit,
diit, dan
penatalaksanaan
pada penderita
asam urat.
Annisa Nirmala P.
- Menjelaskan
proses penyakit,
diit, dan
penatalaksanaan
pada penderita
penyakit jantung. Andre Danang
- Pelatihan RJP
(Resusitasi Jantung
Paru), menjelaskan
pertolongan
pertama pada
36
serangan jantung
dan luka bakar. An Nafi Nurmanita
- Pemberian latihan
senam ergonomis
sebagai terapi
komplementer
pada nyeri sendi Hari Anteng
asam urat.
- Pemberian latihan
terapi
komplementer
kompres jahe pada
penderita nyeri
sendi asam urat
37
perilaku cenderung
berisiko pada asam
urat. Afif Miftakhurroziqin
- Melakukan
penyuluhan
mengenai
pertolongan
pertama orang
jatuh
- Pemberian
pendidikan
Nushrotun Nisa’
kesehatan tentang
pencegahan flu
burung terkait
program
pemerintah yang
bekerjasama
dengan FAO.
38
E. PLAN OF ACTION PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS PROGRAM BESAR RW 01 KELURAHAN UNGARAN
BARAT
Masalah kesehatan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung Jawab
Defisiensi pengetahuan 1. Senam Ergonomis untuk Warga RW 1 22 Desember Dana Warih Kas Annisa Nirmala P
b.d Kurang informasi penderita asam urat. 2019
pada sasaran usia dewasa 2. Pendidikan kesehatan
di RW 01, RT 03 dan 04 mengenai proses penyakit, Afif Miftakhurroziqin
Kel. Ungaran. tanda dan gejalan,
penyebab, penatalaksanaan,
dan diet untuk asam urat.
3. Mendemonstrasikan
Pelatihan Pertolongan
Pertama Gawat Darurat Andre Danang W.
tentang :
a. Penyakit Jantung
b. Luka bakar
Perilaku kesehatan 1. Pemberian pendidikan Warga RW 1 22 Desember Dana Warih Kas Ayu Maria Asih M.
cenderung beresiko b.d kesehatan terkait diet pada 2019
Kurang pemahaman pada penderita resiko jantung.
sasaran usia dewasa di 2. Perilaku Hidup Bersih &
RW 01, RT 03 dan 04 Sehat (6 langkah cuci Maissatu Mufidhah
Kel. Ungaran tangan, 5 momen cuci
tangan, air bersih,
penggunaan jamban sehat,
memberantas jentik
nyamuk, konsumsi buah &
sayur, aktivitas fisik, tidak
39
merokok, pemberian ASI
eksklusif, pengukuran TB
dan BB bayi/balita secara
berkala, dan persalinan
ditolong oleh tenaga
medis). Nushrotun Nisa’
3. Pendidikan tentang cara
penanganan luka bakar
4. Pendidikan kesehatan Hari Anteng L. S.
tentang proses penyakit,
tanda dan gejalan,
penyebab, penatalaksanaan,
dan diet untuk diabetes
mellitus. Iris Iswandha
5. Demosntrasi tentang senam
diabetes mellitus untuk
penderita diabetes melitus An Nafi Nurmanita
6. Demonstrasi tentang senam
hipertensi untuk penderita
hipertensi
40
F. EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01 KELURAHAN UNGARAN BARAT
Nama : An Nafi Nurmanita/NIM. 071191041
HASIL
N WAKTU DAN
KEGIATAN RESPON FAKTOR
O TEMPAT
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
- Mendemonstrasikan - RT 10 (Rumah Jangka Pendek 1) Tersedianya 1. Kurangnya
1 pelatihan senam Bu Yosi), Sabtu, 1. Dari 25 Ibu-ibu tempat rumah waktu yang
ergonomis pada nyeri 07 Desember anggota PKK di warga RT 10, tersedia
sendi asam urat. 2019, jam RT 10, 25 ibu- RT 04 dan karena
16.00 WIB ibu anggota Tempat Ibadah mendekati
- RT 04 (Rumah PKK di RT 04 Mushola RT 03 waktu shalat
Bu Toha), serta 7 laki-laki yang sudah di maghrib
Minggu, 08 dan 12 tentukan untuk 2. Ada beberapa
Desember 2019, perempuan pendemontrasia sasaran
jam 16.00 WIB warga RT 03 n senam dewasa yang
- Tempat Ibadah yang hadir dan ergonomis kurang
(Mushola RT mengikuti 2) Tersedianya memperhatika
03) wilayah RW pelatihan media yang n saat
01, Sabtu, 28 demonstrasi diguanakan penyampaian
Desember 2019, senam untuk materi
jam 19.00 WIB ergonomis untuk pendemonstrasi
Kuncen Lama, asam urat an senam
Kecamatan 2. Sasaran dewasa ergonomis
Ungaran Barat, mendengarkan 3) Kehadiran dan
Kabupaten aktif dalam antusiasme
Semarang penyampaian sasaran dewasa
materi senam yang hadir
41
ergonomis
3. Sasaran dewasa
mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
4. Sasaran dewasa
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
5. Sasaran dewasa
bertanya aktif
saat penyuluhan
6. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi
yang diberikan
- Mendemonstrasikan - Tanggal 20 1. Dari 4 orang 1. Tersedianya 1. Kurangnya
latihan senam hipertensi Desember 2019, dewasa yang tempat di kesadaran
pada penderita hipertensi jam 13.00 WIB hadir dalam Gedung Dana warga RW 01
Gedung Dana kegiatan Warih yang penderita
warih, Sasaran pemberian sudah hipertensi
dewasa (usia demonstrasi ditentukan yang hadir
25-45 tahun) senam untuk kegiatan untuk
warga RW 01, hipertensi bagi pelatihan mengikuti
Kuncen Lama, penderita demonstrasi kegiatan
Kecamatan hipertensi di senam “Garuda
42
Ungaran Barat, Gedung Dana hipertensi di Ajang Sehat”
Kabupaten Warih Gedung Dana 2. Waktu
Semarang 2. Sasaran dewasa Warih pelaksanaan
- Tanggal 28 mendengarkan 2. Tersedianya kegiatan tidak
Desember 2019, aktif dalam media yang sesuai dengan
Jam 11.00 WIB, penyampaian digunakan jadwal yang
Rumah Bu Joko materi senam dalam sudah
RT 10 sebagai ergonomis demonstrasi direncanakan,
Ketua Kader 3. Sasaran dewasa senam banyak
RW 01, Kuncen mengikuti Hipertensi sasaran
Lama, kegiatan dari seperti video dewasa yang
Kecamatan awal sampai 3. Tersedianya tidak tepat
Ungaran Barat, akhir media leaflet waktu.
Kabupaten 4. Sasaran dewasa yang digunakan 3. Ada beberapa
Semarang. tidak dalam sasaran
meninggalkan penyampaian dewasa yang
ruangan ketika demonstrasi kurang focus
kegiatan dimulai senam saat diberikan
5. Sasaran dewasa hipertensi latihan senam
bertanya aktif 4. Kehadiran dan hipertensi
saat penyuluhan antusiasme
6. Sasaran dewasa sasaran dewasa
tampak antusias yang hadir
dengan materi
yang diberikan
43
Nama : Annisa Nirmala Pravitasari/NIM. 071191018
HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
1 - FGD penyakit Minggu 15 Desember 2019 Jangka Pendek 1) Tersedianya 1. Kurangnya
jantung (proses jam 16.00 RT 03 (Rumah 1. Dari 25 Ibu-ibu tempat rumah waktu yang
penyakit, diit Bapak Agus Sadono), anggota PKK di warga RT 03, tersedia
jantung dan Sabtu 28 Desember 2019 jam RT 03, 19 ibu- dan Tempat karena
penatalaksanaanya 19.00 ibu dan bapak- Ibadah mendekati
). Tempat Ibadah (Mushola RT bapak anggota Mushola RT 03 waktu shalat
03) wilayah RW 01 , Kuncen yang terdiri dari yang sudah di maghrib.
Lama, Kecamatan Ungaran 7 laki-laki dan tentukan untuk 2. Waktu yang
Barat, Kabupaten Semarang. 12 perempuan FGD penyakit semakin
yang hadir di jantung. malam dan
acara Mushola 2) Tersedianya mendekati
dan mengikuti media yang waktu istirajt
FGD penyakit diguanakan tidur yaitu jam
jantung untuk FGD 21.00 WIB
2. Sasaran dewasa jantung. 3. Ada beberapa
mendengarkan 3) Kehadiran sasaran
aktif dalam antusiasme dan dewasa yang
penyampaian kooperatif kurang
materi jantung sasaran dewasa memperhatika
yang yang hadir n saat
disampaikan. penyampaian
3. Sasaran dewasa materi
mengikuti
44
kegiatan dari
awal sampai
akhir
4. Sasaran dewasa
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
5. Sasaran dewasa
bertanya aktif
saat penyuluhan
6. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi
yang diberikan
2. - Pendidikan Jum’at 20 Desember 2019 jam 1. Ada 3 orang 1. Tersedianya Kurangnya informasi
kesehatan dan 13.00 di Gedung Dana warih, dewasa yang hadir tempat di Gedung adanya senam
demontrasi senam Sasaran dewasa (usia 25-45 dalam kegiatan Dana warih yang gerakan senam
ergonomis asam tahun) warga RW 01, Kuncen pendidikan sudah di tentukan ergonomis untuk
urat. Lama, Kecamatan Ungaran kesehatan latihan untuk dalam asam urat.
Barat, Kabupaten Semarang senam ergonomis kegiatan
asam urat. pendidikan
2. Sasaran dewasa kesehatan
mendengarkan demonstrasi
aktif dalam senam ergonomis
penyampaian asam urat.
materi senam 2. Tersedianya media
ergonomis asam yang digunakan
45
urat. untuk dalam
3. Sasaran dewasa kegiatan
mengikuti kegiatan pendidikan
dari awal sampai kesehatan gerakan
akhir senam ergonomis
4. Sasaran dewasa asam urat di
tidak Gedung
meninggalkan DanaWarih
ruangan ketika 3. Kehadiran dan
kegiatan dimulai antusiasme
5. Sasaran dewasa sasaran dewasa
bertanya aktif saat yang hadir
di lakukan
demontrasi gerakan
senam ergonomis
asam urat.
6. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi yang
diberikan dan
melakukan
demontrasi gerakan
senam ergonomis
asam urat.
46
Nama : Ayu Maria Asih Maharani/NIM. 071191016
No Kegiatan Waktu Hasil
dan
Tempat
Respon masyarakat Faktor
Pendukung Penghambat
1 Melakukan pengkajian RT 03 dan Masyarakat sebgaian welcome saat Kader per RT Pekerjaan warga yang
ke warga sesuai RT 04 dilakukan pengkajian dan bertanya masing-masing yang sulit diprediksi kapan
kuesioner terkait jika kurang mengerti aktif. dirumah.
program yang akan Masyrakat Warga yang percaya
dilakukan (penkes bc hoax dari grup
jantung) whatsapp
2 Penyuluhan perilaku Sabtu, 7 Ibu-ibu PKK di rt 12 menyambut individu masing- warga yang percaya
jaga kesehatan jantung: Desember kedatangan mahasiswa dengan masing bc hoax dari grup
2019 antusias dilakukan dan lebih ibu PKK whatsapp.
Menargetkan memahami tentang kesehatan, akses rumah yang kurangnya media
sasaran pada Jam 15.30 bertanya jika kurang mengerti mudah dilakukan karena sarana
kelompok beresiko
Tempat: PKK prasarana oleh
dan rentang usia
RT 12 mahasiswa.
yang akan
ibu PKK yang bicara
mendapatkan
sendiri saat dilakukan
manfaat besar dari
penyuluhan
pendidikan
kesehatan.
Mengidentifikasi
faktor internal dan
eksternal yang dapat
47
meningkatkan
motivasi untuk
berperilaku sehat
4 Pendidikan kesehatan Minggu, sebagian besar ibu PKK Kader per RT masing- ibu PKK yang bicara
perilaku menjaga 15 mengetahui tetapi malas untuk masing yang aktif sendiri saat dilakukan
kesehatan jantung Desember melakukan dalam penyuluhan
2019 bertanya jika kurang mengerti Sebagian masyrakat media penyuluhan
pukul mereka bertanya yang aktif mengikuti yang kurang banyak
16.00 wib, PKK karena dana keuangan
di rumah
bu rt 04
5 Pendidikan kesehaan Jumat, 20- hanya 5 warga di rw 01 yang dukungan karena ada waktu kurang tepat
diit jantung 12-19 datang dengan resiko penyakit cek kesehatan gratis akses ke dana warih
pukul
48
13.00- jantung kader yang aktif Pekerjaan yang tidak
16.00 5 orang antusias bertnya untuk mahasiswa yang dapat ditentukan
penatalaksanaan diet jantung melakukan cara untuk
Tempat:
meraimakan acara
dana
warih
6 Evaluasi penkes diet Senin, 30 5 orang antusias untuk melakukan senang karena mendapat hujan
jantung des 2019, penatalaksanaan diet jantung cek tensi
pukul
19.15-
20.30
Rumah bu
Sugiyarti
kaader rt
04
49
Nama : Hari Anteng Lintang S./NIM. 071191060
HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
1 - Penyuluhan Tanggal 08 Desember Jam Jangka Pendek 1) Tersedianya 1. Kurangnya
Kompres Jahe 16.00 di RT 09 (Rumah Ibu 1. Dari 15 Ibu-ibu tempat rumah waktu yang
untuk penderita Bambang), anggota Dawis warga RT 9, tersedia
Asam Urat Tanggal 28 Desember 2019, di RT 09, 15 dan Tempat karena
jam 19.00 Tempat Ibadah ibu-ibu anggota Ibadah mendekati
(Mushola RT 03) wilayah RW Dawis di RT 09, Mushola RT 03 waktu shalat
01 , Kuncen Lama, Kecamatan di mushola RT yang sudah di maghrib
Ungaran Barat, Kabupaten 03 dihadiri oleh tentukan untuk 2. Ada beberapa
Semarang 19 masyarakat pendemontrasia sasaran
yaitu 7 laki-laki n Kompres dewasa yang
dan 12 Jahe untuk kurang
perempuan yang asam urat memperhatika
hadir dan 2) Tersedianya n saat
mengikuti media yang penyampaian
pelatihan diguanakan materi
demonstrasi untuk
Kompres Jahe pendemonstrasi
untuk asam urat an Kompres
2. Sasaran dewasa Jahe untuk
mendengarkan asam urat
aktif dalam 3) Kehadiran dan
penyampaian antusiasme
materi senam sasaran dewasa
50
kompres jahe yang hadir
3. Sasaran dewasa
mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
4. Sasaran dewasa
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
5. Sasaran dewasa
bertanya aktif
saat penyuluhan
6. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi
yang diberikan
2. - Penyuluhan Diet Tanggal 20 Desember 2019, 1. Dari 3 orang 1. Tersedianya Kurangnya
Diabetes Meilitus jam 13.00 Gedung Dana warih, dewasa yang hadir tempat di Gedung kesadaran
pada penderita Sasaran dewasa (usia 25-45 dalam kegiatan Dana warih yang penderita
Diabetes Meilitus tahun) pendidikan sudah di tentukan diabetes
Tanggal 28 Desember 2019 Di kesehatan Diabetes untuk dalam meilitus untuk
rumah Bu Joko Rt 10 warga Meilitus di Gedung kegiatan menghadiri
RW 01, Kuncen Lama, Dana Warih pendidikan acara “garuda
Kecamatan Ungaran Barat, 2. Kader mampu kesehatan aja sehat”.
Kabupaten Semarang menejelaskan Diabetes Meilitus Ada beberapa
terkait makanan di Gedung Dana sasaran dewasa
51
pantangan untuk Warih yang kurang
diet diabetes 2. Tersedianya media memperhatikan
meilitus yang digunakan saat
3. Sasaran dewasa untuk dalam penyampaian
mendengarkan kegiatan materi
aktif dalam pendidikan
penyampaian kesehatan
materi senam Diabetes Meilitus
hipertensi di Gedung Dana
4. Sasaran dewasa Warih
mengikuti kegiatan 3. Kehadiran dan
dari awal sampai antusiasme
akhir sasaran dewasa
5. Sasaran dewasa yang hadir
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
6. Sasaran dewasa
bertanya aktif saat
penyuluhan
7. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi yang
diberikan
52
Nama : Iris Iswandha/NIM. 071191028
HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
1. Melakukan FGD Minggu, 15 Desember 2019 di 1. Dari 25 Ibu-ibu 1. Tersedianya 1. Kurangnya waktu
tentang asam urat RT 03 (Rumah Bp. Agus anggota PKK di RT tempat rumah yang tersedia
(proses penyakit, diit, Sadono), pukul 16.00. 03, 25 ibu-ibu warga RT 3 yang karena mendekati
dan anggota PKK di RT sudah di tentukan waktu shalat
penatalaksanaannya) 03 yang hadir dan untuk FGD maghrib.
dengan penderita asam mengikuti FGD tentang asam urat. 2. Ada beberapa
urat. tentang asam urat 2. Tersedianya sasaran dewasa
(proses penyakit, diit, media yang yang kurang
dan diguanakan untuk memperhatikan
penatalaksanaannya). FGD tentang saat sesama
2. Sasaran dewasa aktif asam urat. peserta
berdiskusi tentang 3. Kehadiran dan menyampaikan
asam urat. antusiasme pendapatnya
3. Sasaran dewasa sasaran dewasa tentang asam
mengikuti kegiatan yang hadir. urat.
dari awal sampai
akhir.
4. Sasaran dewasa tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai.
5. Sasaran dewasa
tampak saling berbagi
53
pengalaman tentang
penyakit asam urat.
2. Demontrasi Senam Gedung Dana Warih, Sasaran 1. Dari 3 orang dewasa 1. Tersedianya Kurangnya
Kaki Diabetes Meilitus dewasa (usia 25-45 tahun) yang hadir dalam tempat di kesadaran
pada penderita Diabetes warga RW 01, Kuncen Lama, kegiatan demonstrasi Gedung Dana penderita diabetes
Meilitus Kecamatan Ungaran Barat, senam kaki diabetes warih yang meilitus untuk
Kabupaten Semarang meilitus di Gedung sudah di menghadiri acara
Dana Warih. tentukan untuk “garuda ajang
2. Sasaran dewasa dalam kegiatan sehat”.
mendengarkan aktif demonstrasi Ada beberapa
dalam penyampaian senam kaki sasaran dewasa
materi senam kaki Diabetes yang kurang
diabetes meilitus. Meilitus di memperhatikan
3. Sasaran dewasa Gedung Dana saat penyampaian
mengikuti kegiatan Warih materi senam
dari awal sampai 2. Tersedianya kaki diabetes
akhir. media yang melitus.
4. Sasaran dewasa tidak digunakan untuk
meninggalkan dalam kegiatan
ruangan ketika demonstrasi
kegiatan dimulai. senam kaki
5. Sasaran dewasa Diabetes
bertanya aktif saat Meilitus di
penyampaian materi Gedung Dana
senam kaki diabetes Warih
meilitus. 3. Kehadiran dan
54
6. Sasaran dewasa antusiasme
tampak antusias sasaran dewasa
dengan materi dan yang hadir.
demostrasi yang
diberikan.
3. Evaluasi FGD tentang Sabtu, 28 Desember 2019 RT 1. Dari 19 warga yang 4) Tersedianya 1. Kurangnya waktu
asam urat (proses 03 (Mushola RT 03) wilayah datang ke Musholla tempat Ibadah yang tersedia
penyakit, diit, dan RW 01 , Kuncen Lama, RT 03 yang terdiri Mushola RT 03 karena acara
penatalaksanaannya) Kecamatan Ungaran Barat, dari 7 laki-laki dan 12 yang sudah di dimulai setelah
dengan penderita asam Kabupaten Semarang. perempuan mengikuti tentukan untuk sholat isya’.
urat. FGD tentang asam FGD tentang 2. Ada beberapa
urat (proses penyakit, asam urat. sasaran dewasa
diit, dan 5) Tersedianya yang kurang
penatalaksanaannya). media yang memperhatikan
2. Sasaran dewasa aktif diguanakan untuk saat sesama
berdiskusi tentang FGD tentang peserta
asam urat. asam urat. menyampaikan
3. Sasaran dewasa 6) Kehadiran dan pendapatnya
mengikuti kegiatan antusiasme tentang asam
dari awal sampai sasaran dewasa urat.
akhir. yang hadir.
4. Sasaran dewasa tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai.
5. Sasaran dewasa
bertanya aktif dalam
berbagi pengalaman
55
tentang penyakit
asam urat.
4. Evaluasi demonstrasi Sabtu, 28 Desember 2019 RT 1. Sasaran dewasa 1. Tersedianya Kurangnya
senam kaki diabetes 10 (Rumah Ibu Joko Sumantri) mampu menyebutkan tempat di Rumah kesadaran
melitus pada penderita manfaat dan tujuan Ibu Joko penderita diabetes
diabetes melitus. dilakukannya senam Sumantri yang meilitus untuk
kaki diabetes melitus. sudah di menghadiri acara
2. Sasaran dewasa tentukan untuk “garuda ajang
mampu dalam kegiatan sehat”.
mempraktikkan demonstrasi
senam kaki diabetes senam kaki
melitus. Diabetes
3. Sasaran dewasa Meilitus.
tampak antusias 2. Tersedianya
mempraktikkan media yang
senam kaki diabetes digunakan untuk
melitus. dalam kegiatan
demonstrasi
senam kaki
Diabetes
Meilitus.
56
Nama : Maissatu Mufidhah/NIM. 071191020
No Kegiatan Waktu dan Hasil
. Tempat
Respon masyarakat Faktor
Pendukung Penghambat
1. Pemberian pendidikan Minggu 8 Respon dari peserta Dengan diijinkan oleh Adanya sebagian
kesehatan Tentang tanda dan Desember 2019 Dawis baik dan terbuka ketua Dawis dan Ibu masyarakat yang
gejala Asam urat serta diet serta sebagian peserta Rt untuk mengisi masih takut dengan
asam urat Rumah Ketua dawis kooperatif saat di penyuluhan. keberadaan
Dawis 3 RT 09 Ibu berikan penyuluhan. mahasiswa yang
Bambang sedang praktik
komunitas
2. Pemberian pendidikan 20 Desember 2019, Respon baik dari warga Mendapatkan ijin dari Banyaknya
kesehatan mengenai Perilaku Pukul 13.00-16.30 RW 01 Kuncen Lama, Dosen pembimbing, masyarakat yang
Hidup Bersih dan Sehat Gedung Dana serta sebagian warga CI lapangan, Ketua aktif bekerja pada
(PHBS) Warih yang datang untuk Rw serta Ketua Kader jam kegiatan FGD
mengukuti agenda FGD tersebut, yang
dan Cek Kesehatan. mengakibatkan
sedikitnya warga
yang ikut serta
dalam kegiatan ini.
57
Nama : Nushrotun Nisa’/NIM. 071191063
No Kegiatan Waktu dan Hasil
. Tempat
Respon masyarakat Faktor
Pendukung Penghambat
1. Pemberian pendidikan Minggu Respon dari ibu-ibu Sudah diizinkan oleh Ada beberapa
kesehatan tentang flu burung yang mengikuti Dasa ketua Dasa Wisma dan masyarakat yang
dan kebersihan kandang serta 8 Desember 2019 Wisma yaitu baik dan Ibu RT untuk takut dengan
penyampaian mengenai JKN terbuka serta sebagian memberikan keberadaan
peserta Dasa Wisma penyuluhan. mahasiswa yang
Rumah Ketua kooperatif saat di sedang praktik
Dawis 3 RT 09 Ibu berikan penyuluhan. komunitas karena
Bambang isu hoax yang
beredar.
2. Pemberian pendidikan Senin Respon dari ibu-ibu Diizinkan oleh Ibu Ada beberapa
kesehatan mengenai JKN yang menghadiri acara ketua RT. 02 untuk masyarakat yang
9 Desember 2019 Dasa Wisma saat itu memberikan takut dengan
baik dan beberapa penyuluhan. keberadaan
peserta aktif dalam mahasiswa yang
Rumah Ibu RT. 02 bertanya dan menjawab sedang praktik
pertanyaan komunitas karena
isu hoax yang
beredar.
3. Pemberian pendidikan Minggu Respon baik dari ibu- Diizinkan oleh Ibu RT. Ada beberapa
kesehatan mengenai JKN ibu yang mengikuti 05 dan Ibu Muji masyarakat yang
Dasa Wisma dan selaku tuan rumah takut dengan
58
22 Desember 2019 peserta aktif dalam acara tersebut keberadaan
mengikuti penyuluhan mahasiswa yang
yang diberikan sedang praktik
Rumah Ibu Muji komunitas karena
RT. 05 isu hoax yang
beredar.
4. Pemberian pendidikan 20 Desember 2019 Mendapat respon baik Sudah mendapatkan Sebagian mata
kesehatan mengenai dari warga RW. 01 izin dari dosen pencaharian warga
Penanganan Pertama pada Pukul 13.00-16.30 Kuncen Lama pembimbing, CI sekitaryaitu menjadi
Luka Bakar Sebagian warga lapangan, Ketua RW pedagang di pasar
datang untuk serta Ketua Kader dan juga kerja di
Gedung Dana mengikuti FGD dan Desa Kuncen Lama pabrik ehingga
Warih Cek Kesehatan yang acara yang
diselenggarakan diselenggarakan
tidak banyak warga
yang datang
59
Nama : Andre Danang W./NIM. 071191021
No Kegiatan Waktu dan Hasil
Tempat
Respon Masyarakat Faktor
Pendukung Penghambat
1 Penyuluhan tentang Di rumah Respon masyarakat individu masing Banyak warga yang kurang
pertolongan pertama terhadap warga Rt 12 sangat baik dan masing memperhatikan
serangan jantung : antusias masyarakat akses rumah yang
Hari Saptu 7 juga cepat memahami mudah
Menargetkan sasaran Desember tentang materi ini cuaca yang
kelompok dengan 2019 jam
mendukung sehingga
keluarga beresiko seperti 15.00
banyak yang datang
keluarga dengan
hipertensi dan kolesterol
2 Penyuluhan tentang Di Rumah Respon masyarakat individu masing Tempat yang sempit dan
pertolongan pertama terhadap Warga Rt 3 sangat baik dan masing terbagi 2 kelompok
serangan jantung : antusias masyarakat ibu pkk ramah ramah Cuaca mendung dan
Hari Minggu juga cepat memahami hujan gerimis
Menargetkan sasaran Tanggal 8 tentang materi ini
kelompok dengan Desember
keluarga beresiko seperti 2019 Jam
keluarga dengan 15.00
hipertensi dan kolesterol
Memberikan motivasi
untuk hidup lebih sehat
60
3 Penyuluhan tentang Di Rumah Respon masyarakat individu masing Banyak warga yang percaya
pertolongan pertama terhadap Warga Rt 4 sangat baik dan masing hoax
serangan jantung : antusias masyarakat akses rumah yang
Hari Minggu juga cepat memahami mudah
Menargetkan sasaran Tanggal 8 tentang materi ini cuaca yang
kelompok dengan Desember
mendukung sehingga
keluarga beresiko seperti 2019 jam
banyak yang datang
keluarga dengan 15.30
hipertensi dan kolesterol
Ditambah materi
pertolongan pertama
digigit ular
4 Penyuluhan tentang Di Gedung Respon warga baik Akses ke tempat Kurangnya penyebaran
pertolongan pertama terhadap Dana Warih cepat mengerti dan sangat terjangkau informasi ke warga
serangan jantung : Tanggal 20 banyak bertanya Tempat luas dan Warga banyak yang
Desember fasilitas memadai masih berkerja
Menargetkan sasaran 2019 Jam
kelompok dengan 13.00
keluarga beresiko seperti
keluarga dengan
hipertensi dan kolesterol
Memberikan motivasi
untuk hidup lebih sehat
61
G. RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01 KELURAHAN UNGARAN BARAT
Nama : An Nafi Nurmanita/NIM. 071191041
N DIAGNOSA KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU PENANGUNG
O JAWAB
1 Perilaku - Mendemonstrasikan - Ke ibu-ibu RW 01, Menyesuaikan An Nafi Nurmanita
kesehatan pelatihan senam PKK Kuncen Lama, PKK masing- 071191041
cenderung ergonomis pada - Ke dasa wisma Kecamatan masing RT dan
berisiko nyeri sendi asam ke RT di Ungaran Barat, Dasa Wisma
urat. wilayah RW Kabupaten
01 Semarang
- Sesuai agregat
dewasa) (25-
45 tahun)
2 Perilaku - Mendemonstrasikan - Ke ibu-ibu RW 01, Menyesuaikan An Nafi Nurmanita
kesehatan latihan senam PKK Kuncen Lama, PKK masing- 071191041
cenderung hipertensi pada - Ke dasa wisma Kecamatan masing RT dan
berisiko penderita hipertensi ke RT di Ungaran Barat, Dasa Wisma
wilayah RW Kabupaten
01 Semarang
- Sesuai agregat
dewasa (25-45
tahun )
62
Nama : Annisa Nirmala Pravitasari / NIM 071191018
Masalah Kesehatan Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung Jawab
Perilaku kurang FGD penyakit jantung - ibu-ibuPKK RT 03 RW 01, Menyesuiakan Annisa Nirmala P
kesadaran dan (proses penyakit, diit rumah bapak Agus Kuncen PKK masing-
kurang informasi. jantung dan Sadono di wilayah Lama, masing Rt dan
penatalaksanaannya). RW 01 Kecamatan dawis.
- Sesuai agregat dewasa Ungaran
- Ibu-Ibu dan Bapak- Barat,
Bapak Tempat di Kabupaten
Mushola RT 03 Semarang
wilayah RW01
Kuncen Lama
Perilaku kesehatan Pendidikan kesehatan - Ke ibu-ibu dan Bapak- RW 01, Menyesuiakan Annisa Nirmala P
cenderung beresiko demontrasi senam bapak wilayah RW 01 Kuncen warga di RW
ergonomis asam urat. - Sesuai agregat dewasa Lama, 01 Kuncen jam
Kecamatan 13.00 WIB.
Ungaran
Barat,
Kabupaten
Semarang
63
64
Nama : Ayu Maria Asih M./NIM. 071191014
Masalah Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung
Kesehatan Jawab
Perilaku Penyuluhan perilaku jaga - Ke ibu PKK RW 01 Menyesuiakan Ayu Maria
kesehatan kesehatan jantung - Ke dawis ke RT di Asih
cenderung wilayah RW 01 Maharani
beresiko - Sesuai agregat
Perilaku kurang Pendidikan kesehatan diet - Ke ibu PKK RW 01 Menyesuiakan Ayu Maria
kesadaran dan jantung - Ke dawis ke RT di PKK masing- Asih
kurang wilayah RW 01 masing Rt dan Maharani
informasi - Sesuai agregat umur dawis.
65
Perilaku kurang Pendidikan kesehatan diet - Ke ibu-ibu PKK RW 01, Menyesuiakan Hari Anteng
kesadaran dan diabetes pada penderita - Ke dawis ke RT di Kuncen PKK masing- Lintang.S
kurang informasi diabetes meilitus wilayah RW 01 Lama, masing Rt dan
- Sesuai agregat umur Kecamatan dawis.
Ungaran
Barat,
Kabupaten
Semarang
66
dengan memberikan dewasa) (25-45 Semarang
banner. tahun)
67
rumah tangga.
Kolaborasi dengan pihak
ketua RT untuk saling
mengingatkan warganya
untuk menerapkan 10
Tatanan PHBS dalam
rumah tangga
68
Kerjasama :
Memotivasi kader setiap
RT untuk
mensosialisasikan atau
berbagi informasi
mengenai informasi apa
yang sudah diberikan oleh
penyuluh.
Kolaborasi dengan pihak
ketua RT untuk saling
mengingatkan warganya
mengenai bagaimana cara
penanganan pertama pada
luka bakar yang sering
dialami oleh masyaarakat
sekitar.
69
Kelurahan Ungaran pertolongan pertama pada
serangan jantung di
lingkungan sekitar warga yang
sering dikunjungi
Kerjasama
Motivasi kader untuk
mensosialisasi cara
pertolongan pertama pada
serangan jantung
70
DAFTAR PUSTAKA
Diet dan Olahraga sebagai Upaya Pengendalian Kadar Gula Darah pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Ulin
Banjarmasin Tahun 2015. (2015), (8), 1–10.
Dinkes, Jateng.Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang:
Dinkes Jateng.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga: Riset, teori, dan praktik Edisi 5. Jakarta: EGC.
Hermawati, Risa, Asri Candra Dewi. (2014). Penyakit Jantung Koroner. Jakarta:
FMedia.
IDF. IDF Diabetes Atlas Seventh Edition: International Diabetes Federation; 2015
Isnaini, N. (2018). Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes mellitus tipe
dua Risk factors was affects of diabetes mellitus type 2, 14(1), 59–68.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Katalog dalam Terbitan
Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Pusat Data dan Informasi Profil
71
Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta:
Kemenkes RI. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2018.pdf.
72
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
PENKES DM DAN SENAM
KAKI DM
73
PENKES HT DAN SENAM HT
74
PENKES ASAM URAT DAN
SENAM ERGONOMIS
75
PENKES PHBS, PENKES LUKA
BAKAR, PENKES
PERTOLONGAN PERTAMA
RISIKO JANTUNG
76
77
78
79
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN SENAM HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI RW 1 DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN UNGARAN
BARAT KABUPATEN SEMARANG
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
1. An Nafi Nurmanita (071191041)
2. Waktu : 13.00
E. Pengorganisasian Acara
Penyuluh Penyuluh
Moderator
WARGA
I. Susuna Acara
No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit a. Salam Pembuka
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan kontrak dan tujuan
d. Apresiasi Klien
2 Pelaksanaan 15 menit a. Pengertian senam hipertensi
b. Manfaat senam hipertensi
c. Pelakasanaan senam hipertensi
3 Penutup 10 menit a. Tanya jawab
b. Evaluasi
c. Menyimpulkan materi
d. Salam penutup
J. METODE
Metode yang digunakan adalah :
1. Diskusi atau tanya jawab
2. Demonstrasi
K. Proses Kegiatan
1. Pembukaan
d. Mempersiapkan media dan alat seperti alat leaflet dan video senam hipertensi
2. Penyajian
HASIL
N WAKTU DAN
KEGIATAN RESPON FAKTOR
O TEMPAT
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
- Mendemonstrasikan - Tanggal 20 7. Dari 4 orang 5. Tersedianya 4. Kurangnya
latihan senam hipertensi Desember 2019, dewasa yang tempat di kesadaran
pada penderita hipertensi jam 13.00 WIB hadir dalam Gedung Dana warga RW 01
Gedung Dana kegiatan Warih yang penderita
warih, Sasaran pemberian sudah hipertensi
dewasa (usia 25- demonstrasi ditentukan yang hadir
45 tahun) warga senam untuk kegiatan untuk
RW 01, Kuncen hipertensi bagi pelatihan mengikuti
Lama, penderita demonstrasi kegiatan
Kecamatan hipertensi di senam “Garuda
Ungaran Barat, Gedung Dana hipertensi di Ajang Sehat”
Kabupaten Warih Gedung Dana 5. Waktu
Semarang 8. Sasaran dewasa Warih pelaksanaan
- Tanggal 28 mendengarkan 6. Tersedianya kegiatan tidak
Desember 2019, aktif dalam media yang sesuai dengan
Jam 11.00 WIB, penyampaian digunakan jadwal yang
Rumah Bu Joko materi senam dalam sudah
RT 10 sebagai ergonomis demonstrasi direncanakan,
Ketua Kader RW 9. Sasaran dewasa senam banyak
01, Kuncen mengikuti Hipertensi sasaran
Lama, kegiatan dari seperti video dewasa yang
Kecamatan awal sampai 7. Tersedianya tidak tepat
Ungaran Barat, akhir media leaflet waktu.
Kabupaten 10. Sasaran dewasa yang digunakan 6. Ada beberapa
Semarang. tidak dalam sasaran
meninggalkan penyampaian dewasa yang
ruangan ketika demonstrasi kurang focus
kegiatan senam saat diberikan
dimulai hipertensi latihan senam
11. Sasaran dewasa 8. Kehadiran dan hipertensi
bertanya aktif antusiasme
saat sasaran dewasa
penyuluhan yang hadir
12. Sasaran dewasa
tampak
antusias
dengan materi
yang diberikan
RENCANA TINDAK LANJUT
Nama : An Nafi Nurmanita / NIM 071191041
SENAM HIPERTENSI
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Topik : Hipertensi
Sub Topik : Senam Hipertensi
Waktu : 30 Menit
Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Desember 2019
Tempat: Gedung Dana Warih
Sasaran : Penderita hipertensi (Usia 25-50 tahun)
Penyuluh : An Nafi Nurmanita
III. Materi
1. Terlampir
IV. Media
1. Demonstrasi
2. Leaflet
VI. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
VII. Kegiatan Belajar Mengajar
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan 1. Memberi salam dan 1. Menjawab salam
3 Menit memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan 2. Mendengarkan
3. Menyampaikan kontrak waktu 3. Memberi respon
4. Memberikan sedikit gambaran 4. memperhatikan
mengenai informasi yang akan di
sampaikan pada hari ini
2 Inti 1. Menjelaskan isi materi penyuluhan 1. Mendengarkan dan
20 Menit a. Pengertian hipertensi memperhatikan
b. Pengertian senam hipertensi
c. Manfaat senam hipertensi
d. Mempraktikkan cara senam
hipertensi
2. Memberikan kesempatan pada 2. Bertanya jika ada
klien untuk bertanya jika ada yang yang kurang jelas
kurang jelas
3 Evaluasi 1. Mengevaluasi pengetahuan klien 1. Menjawab
5 Menit tentang materi yang disampaikan pertanyaan
dengan member pertanyaan
4 Penutup 1. Menyimpulkan kegiatan bersama 1. Menjelaskan
2 Menit kembali materi
secara bersama
2. Memberi salam 2. Menjawab salam
VIII. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1. Satuan pengajar sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan .
2. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
3. Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Evaluasi Proses
1. Alat dan tempat biasa digunakan sesuai rencana.
2. Klien mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan.
3. Klien aktif mendengarkan dan bertanya.
4. Ceramah dan Tanya jawab berjalan lancer.
c. Evaluasi Hasil
1. Klien mampu menjelaskan pengertian hipertensi.
2. Klien mampu menjelaskan Pengertian senam hipertensi.
3. Peserta mampu menjelaskan Manfaat senam hipertensi
4. Mempraktikkan cara senam hipertensi
3. PENDINGINAN
Jinjit selama 8 kali hitungan
Menepukkan kedua tangan selama 8 kali hitungan
DAFTAR PUSTAKA
Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
http://sembilannam.wordpress.com/2011/04/13/senam-untuk-hipertensi/
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
2. Annisa Nirmala P (071191018)
M. Tujuan
3. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan pada agregat dewasa setiap individu
diharapkan dapat mengetahui dan memprakktikan langkah-langkah senam ergonomis
untuk asam urat.
4. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian senam ergonomis
b. Untuk mengetahui manfaat senam ergonomis
c. Untuk mengetahui dan memahami gerakan serta dapat mempraktikkan senam
ergonomis untuk asam urat.
N. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang mempunyai penyakit asam urat di RW 1
O. Waktu dan Tempat
2. Waktu : 13.00
2. Waktu : 19.00
3. Tempat: Musholla RT 03
P. Pengorganisasian Acara
S. Setting Tempat
Penyuluh Penyuluh
Moderator
WARGA
T. Susuna Acara
No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit e. Salam Pembuka
f. Memperkenalkan diri
g. Menjelaskan kontrak dan tujuan
h. Apresiasi Klien
2 Pelaksanaan 15 menit d. Pengertian senam ergonomis
e. Manfaat senam ergonomis
f. Pelakasanaan senam ergomonis
3 Penutup 10 menit e. Tanya jawab
f. Evaluasi
g. Menyimpulkan materi
h. Salam penutup
U. METODE
Metode yang digunakan adalah :
3. Diskusi atau tanya jawab
4. Demonstrasi
V. Proses Kegiatan
3. Pembukaan
h. Mempersiapkan media dan alat seperti alat leaflet dan lembar balik senam
ergonomis
4. Penyajian
Tempat : Mushola Rt 03
Perilaku kesehatan Pendidikan kesehatan - Ke ibu-ibu dan RW 01, Menyesuiakan Annisa Nirmala P
cenderung beresiko demontrasi senam Bapak- bapak Kuncen b warga di RW
ergonomis asam urat. wilayah RW 01 Lama, 01 Kuncen jam
- Sesuai agregat Kecamatan 13.00 WIB.
dewasa Ungaran
Barat,
Kabupaten
Semarang
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM ERGONOMIS
Oleh :
Kelompok 2
Holilah. 2015. Pengaruh Terapi Aktivitas Senam Ergomonik terhadap perubahan kadar asam urat
pada lansia di panti wreda pelayanan Kristen Pengayoman Semarang.
Purba, Maria Magdalena. 2017. Effectiveness of Ergomonic Gymanstic toward Acid Uric
Level of Elderly Patient with Gout Arthritis. Universitas Palangkaraya
Wahyuningsih, Esti. 2015. Pengeruh senam ergonomis terhadap penurunan kadar asam urat
pada lansia dengan hiperurisemia di unit pelayanan sosail lanjut usia Wening Wardoyo
Ungaran Kabupaten Semarang. Universitas Ngudi Waluyo.
Wratsongko. 2015. Pedoman Sehat Tanpa Obat, Senam Ergonomik. Jakarta : Gramedia.
DOKUMENTASI
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
Annisa Nirmala P (071191018)
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PBL
Universitas Ngudi Waluyo di RW 1 Kuncen LamaKelurahan Ungaran
Kabupaten Semarang pada tanggal 22 November 2019 didapatkan bahwa
sebagian besar warga menderita asam urat dan belum mengetahui tentang
penyakit jantung.
Penyakit jantung iskemik dan kardiovaskular menjadi penyebab kematian
terbesar di dunia, termasuk di Indonesia.Keduapenyakit ini dilatarbelakangi
oleh faktor risiko seperti kebiasaan merokok, kurang olahraga, hipertensi,
dislipidemia, diabetes, diet tidak sehat, obesitas, dan kebiasaan meminum
minuman beralkohol. Modifikasi faktor risiko terutama gaya hidup yang
tidak sehat merupakan upaya pencegahan yang dapat dilakukan dalam
menjaga kesehatan jantung dan kardiovaskular. Salah satu modifikasi gaya
hidup yang memegang peranan penting adalah perubahan pola diet.
Modifikasi pola makan dilakukan dengan mengurangi atau mengganti
asupan makanan yang tidak sehat menjadi makanan yang mengandung
banyak serat (Zulfa dan Angraini,2016)
Pada tahun 2010, secara global penyakit ini akan menjadi penyebab
kematian pertama di negara berkembang, menggantikan kematian akibat
infeksi. Diperkirakan bahwa diseluruh dunia, PJK pada tahun 2020 menjadi
pembunuh pertama tersering yakni sebesar 36% dari seluruh kematian, angka
ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker. Di Indonesia
dilaporkan PJK (yang dikelompokkan menjadi penyakit sistem sirkulasi)
merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar
26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang
disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara
empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK. Berbagai faktor
risiko mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik,
hemostasis, imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang saling terkait
(Anonimª, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang asam urat pada agregat
dewasa diharapkan setiap individu dewasa dapat mengetahui tentang
penyakit jantungyang berada pada Kuncen Lama, Ungaran, Kabupaten
Semarang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat selama 1x30
menit pada agregat dewasa diharapkan peserta mampu :
a. Mengetahui proses penyakit jantung
b. Mengetahui penyebab penyebab penyakit jantung
c. Mengetahui penatalaksanaan untuk penyakit jantung.
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang berusia 25-45 tahun di RW 01.
D. Waktu dan Tempat
3. Tempat : Musholla di RT 03
E. Pengorganisasian Acara
H. Setting Tempat
Penyuluh Moderator
WARGA
I. Susunan Acara
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan waktu
pelaksanaan
2. Isi 10 Mengidentifikasikan materi - Memperhatikan
menit yang akan diberikan - Mencatat penjelasan
Menjelaskan penyebab
penyakit jantung koroner
Menjelaskan gejala
penyakit jantung koroner
Menjelaskan faktor resiko
penyakit jantung koroner
Menjelaskan cara
pengobatan dan pencegahan
penyakit jantung koroner
Menjelaskan tujuan dan
syarat diet
Menjelaskan diet pada
penyakit jantung koroner
3. Penutup 5 menit Menyimpulkan materi - Memperhatikan
yang telah disampaikan - Menjawab salam
Evaluasi penyuluhan
J. Setting Tempat
K. Kriteria Evaluasi
3. Makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi penderita
penyakit jantung.
L. Proses Kegiatan
1) Pembukaan
Musholla di RT 03.
2) Penyajian
Tempat : Musholla di RT 03
HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
- Melakukan Sabtu, 28 Desember 2019, Jangka Pendek 7) Tersedianya 5. Kurangnya
1 penyuluhan pukul 19.00 13. Dari 19 ibu-ibu tempat rumah waktu yang
dan bapak- warga RT 03, tersedia
penyakit jantung bapak anggota dan Tempat karena
(proses penyakit, yang terdiri dari Ibadah mendekati
7 laki-laki dan Mushola RT 03 waktu shalat
diit jantung dan
12 perempuan yang sudah di maghrib.
penatalaksanaanya yang hadir di tentukan untuk 6. Waktu yang
). Dengan acara Mushola penyuluhan semakin
dan mengikuti penyakit malam dan
penderita penyakit penyuluhan jantung. mendekati
jantung penyakit jantung 8) Tersedianya waktu istirajt
14. Sasaran dewasa media yang tidur yaitu jam
mendengarkan diguanakan 19.00 WIB
aktif dalam untuk 7. Ada beberapa
penyampaian penyuluhan sasaran
materi jantung jantung. dewasa yang
yang 9) Kehadiran kurang
disampaikan. antusiasme dan memperhatika
15. Sasaran dewasa kooperatif n saat
mengikuti sasaran dewasa penyampaian
kegiatan dari yang hadir materi
awal sampai
akhir
16. Sasaran dewasa
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
17. Sasaran dewasa
bertanya aktif
saat penyuluhan
18. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi
yang diberikan
RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01
PENYAKIT JANTUNG
Disusun oleh:
Kelompok 2
PROFESI NERS
Waktu : 20 menit
Jam : 19.00
Tempat : Mushola
A. Latar Belakang
B. Tujuan Umum
C. Tujua Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
Mengetahui makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi penderita
penyakit jantung.
D. Metode
1. Ceramah
E. Media
1. Leaflet/ MMT
8. Diet makanan
G. Kegiatan Penyuluhan
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan waktu
pelaksanaan
2. Isi 10 Mengidentifikasikan materi - Memperhatikan
menit yang akan diberikan - Mencatat penjelasan
Menjelaskan penyebab
penyakit jantung koroner
Menjelaskan gejala
penyakit jantung koroner
Menjelaskan faktor resiko
penyakit jantung koroner
Menjelaskan cara
pengobatan dan pencegahan
penyakit jantung koroner
Menjelaskan tujuan dan
syarat diet
Menjelaskan diet pada
penyakit jantung koroner
H. Setting Tempat
I.Kriteria Evaluasi
6. Makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi penderita
penyakit jantung.
PEMBAHASAN MATERI
A. Pengertian
B. Penyebab
1. Endapan lemak (ateroma / plak) yang berkumpul di dalam sel yang melapisi
dinding arteri koroner dan menyumbat aliran darah / arteri menyempit. Proses
pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis (secara bertahap).
2. Jika aetroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke
dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma
tersebut, sehingga dapat membuat sumbatan di tempat lain.
3. Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi
(berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung sehingga menyebabkan
kerusakan jantung.
Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan
jantung (infark miokardial).
1. Gaya hidup seimbang dan menghindari risiko stres sangat dibutuhkan agar
seseorang tidak terkena penyakit jantung koroner.
H. Diet Makanan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Karbohidrat Beras, bulgur, singkong, Kue-kue yang terlalu
talas, kentang, macaroni, manis dan gurih seperti :
mie, bihun, roti, biscuit, cake, tarcis, dodol, dsb.
tepung-tepungan, gula.
Protein Hewani Daging sapi, ayam Semua daging berlemak,
dengan lemak rendah, ham, sosis.
ikan, telur, susu rendah
lemak dalam jumlah yang
telah ditentukan.
Daftar Pustaka
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
W. Latar Belakang
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorangdan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri,2007). Sebagaimana dalam hirarki kebutuhan Maslow,kenyamanan
merupakan kebutuhan dasar, setelah kebutuhan fisik, sehingga pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman terganggu jika seseorang mengalami nyeri.
MenurutStanley (2006) nyeri merupakan salah satu keluhan yang dialami oleh
pasienosteoarthritis, pada awalnya nyeri terjadibersama gerakkan kemudian
nyerijuga dapat terjadi saat beristirahat.
Penyakit asam urat terus meningkat prevalensinya, baik di negara
maju maupun berkembang dan hanya sedikit penderita asam urat yang
terkontrol dengan baik. Di Amerika angka kejadian asam urat mencapai 2-
13%. Indonesia menempati peringkat pertama penderita asam urat di Asia
Tenggara dengan angka prevalensi 655.745 orang (0.27%) dari 238.452.952
orang (Right Diagnosis Statistik, 2010).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun
2013 prevalensi penderita asam urat di Jawa Tengah sebesar 24.3% pada laki-
laki dan 11.7% pada perempuan. Asam urat sering terjadi pada usia
pertengahan antara 40-59 tahun. Gambaran klinis adanya asam urat biasanya
menyebabkan rasa nyeri yang hebat pada sendi, biasanya disertai peradangan
seperti pembengkakan sendi, panas, dan tampak kemerahan.
Salah satu penatalaksanaan nyeri secara non farmakologi adalah
menggunakan kompres hangat (Izza, 2014). Salah satu bahan untuk kompres
yang dapat memberikan sensasi hangat adalah jahe. Kandungan jahe
bermanfaat untuk mengurangi nyeri pada asam urat karena jahe memiliki sifat
pedas, pahit dan aromatik dari olerasin seperti zingeron, gingerol dan shagaol.
Olerasin memiliki potensi anti inflamasi, analgetik dan antioksidan yang kuat.
Olerasin atau zingerol dapat menghambat sintesis prostalglandin sehingga
dapat mengurangi nyeri atau radang.
Jahe merupakan tanaman rimpang yang sangat populer sebagai
rempah-rempah dan bahan obat dan juga menjadi salah satu terapi herbal yang
dapatdigunakan sebagai obat kompres, yang juga dapat melancarkan
peredarandarah.Jahe mengandung senyawa phenol yang terbukti memiliki
efek anti radang dan diketahui ampuh mengusir penyakit sendi juga
ketegangan yangdialami otot sehingga dapat memperbaiki sistem
muskuloskeletal yang enurun(Susilowati,2013). Dalam kehidupan sehari-hari
obatosteoarthritis/pegallinu sangat mudah didapatkan, bahkan kita dapat
dengan mudah mendapatkannya dengan membeli di warung-warung, toko-
toko, ataupun apotek-apotek tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter. Sangat praktis, namun kebanyakan masyarakat tidak
mempertimbangkan dan tidakmempedulikan efek sampingnya jika ternyata
obat yang dibeli tersebut salah atau malah menimbulkan efek balik (kontra
indikasi). Padahal, tanpa disadari penggunaan obat rematik yang tidak tepat
bisa menyebabkan efek samping kerusakan lambung atau saluran cerna
(Makmun, 2009).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa KKG
Universitas Ngudi Waluyo Di Rw 01 Desa Kuncen Lama Kelurahan Ungaran
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang didapatkan bahwa sebagian
besar warga belum mengetahui tentang penyuluhan kompres jahe untuk nyeri
sendi.
X. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama
30 menit, diharapkan sasaran dapat memahami tentang penyuluhan
kompres jahe untuk nyeri sendi.
2. Tujuan Khusus :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
sasaran dapat:
a. Untuk mengetahui definisi kompres jahe hangat
b. Untuk mengetahui tujuan kompres jahe hangat
c. Untuk mengetahui alat dan bahan kompres jahe hangat
d. Untuk mengetahui penatalaksaan kompres jahe hangat
e. Untuk mengetahui pengaruh kompres jahe hangat
Y. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang memiliki Nyeri sendi.
Z. Waktu dan Tempat
4. Hari, Tanggal : Sabtu, 28 Desember 2019
5. Waktu : Pukul 19.00 WIB
6. Tempat : Di Musholla Rt 03 Kuncen Lama
AA. Pengorganisasian Acara
7. Penanggung Jawab : Hari Anteng Lintang Susmiana
8. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita
9. Anggota : Annisa Nirmala P.
Ayu Maria Asih M.
Iris Iswandha
Maissatu Mufidhah
Nusrhotun Nisa’
Afif Miftakhurroziqin
Miftahul Faizin
Andre Danang W.
Penyuluh Moderator
WARGA
Agustin. 2010. Kompres hangat untuk asam urat. Jakarta: Salemba Medika
Izza, Syarifatul. 2014. Perbedaan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat dan
Kompres Jahe Hangat terhadap penurunan snyeri sendi pada Lansia di Unit
Rehabilitas Sosial Wening Wardoyo Ungaran. STIKES Ngudi Waluyo
Ungaran.
Sriwiyati, Lilik. 2018. Efektifitas Kompres Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Sendi Penderita Asam Urat Di Desa Tempurejo dan Jurug Jumapolo
Karanganyar.
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN DIIET DIABETES MEILITUS
DI RW 01 DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN
UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
oleh diabetes mellitus. Pada diabetes mellitus gula menumpuk dalam darah
sehingga gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon
bahwa secara global sebanyak 422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun
yang hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Data dari International
415 juta orang dewasa dengan diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di
tahun 1980an. Dan diperkirakan jumlahnya akan menjadi 642 juta di tahun
2040. Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ke tujuh dunia dengan
jumlah estimasi orang diabetes sebesar 10 juta. Prevalensi orang dengan
jumlah kasus diabetes mellitus yang ditemukan di provinsi Jawa Tengah tahun
2012 sebanyak 209.319 kasus. Hasil riset kesehatan dasar yang dipublikasikan
Kota Tegal (3,1%), Surakarta (2,8%), dan Pemalang (2,1%). Untuk prevalensi
sebanyak 7.876 kasus, 2012 sebanyak 6.829 kasus, 2013 sebanyak 7.672 kasus,
2014 sebanyak 12.328 kasus, dan 2015 sebanyak 12.448 kasus (Dinkes
(genetik), gangguan sistem imun, infeksi virus, dan penurunan jumlah insulin.
Penurunan jumlah insulin ini dapat menyebabkan hiperglikemi karena tubuh tidak
meningkatnya kadar gula dalam darah atau terdapatnya kandungan gula dalam
urine dan zat-zat keton serta asam yang berlebihan ini akan menyebabkan
terjadinya rasa haus yang berlebihan (polidipsia), meningkatnya pengeluaran urin
(poliuria), dan rasa lapar yang semakin besar (polifagia) (Price, 2006).
tingginya kadar gula darah yang berlangsung lama dan terus-menerus dapat
terjadinya kondisi stress oksidatif yang dapat menurunkan fungsi sel β-pankreas
dan meningkatkan komplikasi berbagai penyakit. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penanganan diabetes secara tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih lanjut.
berkurang, dengan kata lain sensitivitas insulin meningkat. Hal ini menyebabkan
kebutuhan insulin akan berkurang, dan dengan demikian kadar adiponektin pada
tahun 2011 menunjukan bahwa penderita diabetes mellitus tipe 2 yang memiliki
aktivitas fisik ringan kemungkinan 7,15 kali lebih besar mempunyai risiko kadar
gula darah tidak terkontrol daripada penderita dengan aktivitas fisik sedang.
Sedangkan penelitian yang lain oleh A. Yoga, dkk di Semarang tahun 2011,
menyatakan bahwa responden yang melakukan olahraga secara teratur dan baik
berlangsung seumur hidup pada dasarnya merupakan tantangan yang besar dan
bukan hal mudah untuk dilakukan. Perasaan jenuh maupun bosan dapat muncul
setiap saat yang menyebabkan penderita diabetes mellitus tidak lagi disiplin
Nauli, 2014).
HH. Tujuan
3. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan Setelah mengikuti kegiatan penyuluhanselama 30
menit, diharapkan sasaran dapat memahami tentang diet untuk penderita
diabetes mellitus
4. Tujuan Khusus :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
sasaran dapat:
a. Mengetahui pengertian diet untuk penderita diabetes mellitus
b. Mengetahui tujuan diet untuk penderita diabetes mellitus
c. Mengatahui syarat diet untuk penderita diabetes mellitus
II. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang memiliki penyakit Diabetes Meilitus.
JJ. WaktudanTempat
7. Hari, Tanggal : Jum’at, 20Desember 2019
8. Waktu : Pukul 13.00 WIB
9. Tempat : Di Gedung Warih Rt 12, Kuncen Lama
KK. PengorganisasianAcara
10. PenanggungJawab : Hari Anteng Lintang Susmiana
11. KetuaKelompok : An Nafi Nurmanita
12. Anggota : Annisa Nirmala P.
Ayu Maria Asih M.
Iris Iswandha
Maissatu Mufidhah
Nusrhotun Nisa’
Afif Miftakhurroziqin
Miftahul Faizin
Andre Danang W.
LL. DeskripsiKerjapanitia
30. Hari Anteng Lintang S. : Penyuluhan Diet Diabetes Meilitus
31. An Nafi Nurmanita : Perlengkapan
32. Nirmala P. : Perlengkapan
33. Ayu Maria Asih M. : Perlengkapan
34. Iris Iswandha : Moderator
35. Maissatu Mufidhah : Perlengkapan
36. Nusrhotun Nisa’ : Perlengkapan
37. Afif Miftakhurroziqin : Perlengkapan
38. Miftahul Faizin : Perlengkapan
39. Andre Danang W. : Dokumentassi
MM. Media danAlat
Adapun media yang digunakan dalam skriningkesehatan ini adalah :
5. Lembar Balik
6. Leafl
NN. Setting Tempat
Penyuluh Moderator
WARGA
OO. SusunanAcara
No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta Metode
Penyuluhan
1 Pembukaan (5 menit) 7. Mengucapkan 7. Menjawab salam Ceramah
salam
8. Memperkenalkan 8. Mendengarkan Ceramah
diri
9. Apersepsi 9. Memperhatikan Ceramah
10. Menyampaik 10. Memperhati Ceramah
an tujuan kan
11. Menyampaik Ceramah
an kontrak waktu 11. Memperhati
12. Menyebutkan kan Ceramah
materi tentang diet
untuk penderita 12. Memperthat
diabetes mellitus ikan
2 Pelaksanaan (15 menit) 5. Menjelaskan 4. Memperhatikan Ceramah
Pengertian diet
untuk penderita
diabetes mellitus
6. Menjelaskan 5. Memperhatikan Ceramah
Tujuan diet untuk
penderita diabetes
mellitus
7. Syarat diet untuk 6. Mempraktikan Ceramah
penderita diabetes
mellitus
3 Evaluasi (5 menit) 4. Memberi 4. Bertanya Diskusi
kesempatan dan tanya
kepada peserta jawab
untuk bertanya
5. Mengevaluasi 5. Menjawab
tentang materi
yang telah
diberikan
6. Reinforcement 6. Merespon
kepada peserta
yang dapat
menjawab
pertanyaan
4 Penutup (5 menit) 4. Menyimpulkan isi 4. Memperhatikan Diskusi
penyuluhan
5. Mengucapkan 5. Menjawab Ceramah
salam salam
6. Mengucapkan 6. Mendengarkan Ceramah
terimakasih
P
Materi Lampiran
1. Definisi
Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita
diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan.
2. Tujuan Diet Diabetes Mellitus
a. Tujuan Umum
Membantu penderitan diabetes mellitus (diabetetisi) memperbaiki
kebiasaan hidup dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang
lebih baik.
b. Tujuan khusus
1) MempertahankankadarGlukosadarahmendekatinormal
dengankeseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau
eksogen)atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.
2) Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
3) Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau
mempertahankanberat badan yang memadai orang dewasa, mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak dan remaja,
untuk meningkatkankebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi
penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan
sebagai berat
badanyangdianggapdapatdicapaidandipertahankanbaikjangkapendekma
upun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri
maupunoleh petugas kesehatan.
4) Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes
yangmenggunakaninsulinsepertihipoglikemia,penyakit-penyakitjangka
pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani
dan komplikasi kronik diabetes seperti: penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.
5) Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
(Pramono, 2012)
3. Syarat Diet Diabetes Mellitus
a. Energi cukup untuk mecapai dan mempertahankan berat badan normal
Astari, Rini. 2016. “Hubungan antara Kepatuhan Terapi Diet dan Kadar Gula
Darah Puasa pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Purnama Pontianak”. Naskah Publikasi Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Pontianak.
Kemenkes RI. 2011. “Brosur Diet Diabetes Mellitus”. Kementerian Kesehatan
RIDirektorat Bina GiziSubdit Bina Gizi Klinik2011.
Sami, Waqas, et al. 2017. “Effect of diet on type 2 diabetes mellitus: A review”.
Review Article Department of Public Health & Community Medicine
Majmaah University. Kingdom of Saudi Arabia, ISSN : 1658-3639.
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN TENTANG ASAM URAT
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN TENTANG ASAM
URAT
SS. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang berusia 25-45 tahun di RW 01.
TT. Waktu dan Tempat
7. Leaflet
Penyuluh Moderator
WARGA
N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 5 menit Salam perkenalan Ceramah
Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 15 Memberikan Diskusi,
menit kesempatan kepada penayangan
warga RW 01 Kel. video,
Ungaran untuk : pemaparan
materi
Proses terjadinya
asam urat melalui
Penyebab asam menggunaka
urat n banner
Tanda dan gejala
asam urat
Penatalaksanaan
untuk penderita
asam urat
diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada warga
RW 01 Kel.
Ungaran untuk
bertanya)
3 Penutup 10 Mengajukan
menit pertanyaan pada
warga RW 01
Kel. Ungaran
Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
Menutup
pembelajaran
dengan salam
9. Pembukaan
ASAM URAT
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Tempat : Musholla RT 03
C. MATERI/POKOK BAHASAN
1. Proses terjadinya asam urat
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi/tanya jawab
N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 5 menit Salam perkenalan Ceramah
Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 15 menit Memberikan Diskusi,
kesempatan kepada penayangan
warga RW 01 Kel. video,
Ungaran untuk : pemaparan
materi
Proses terjadinya melalui
asam urat power point
Penyebab asam
urat
Tanda dan gejala
asam urat
Penatalaksanaan
untuk penderita
asam urat
diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada warga RW
01 Kel. Ungaran
untuk bertanya)
3 Penutup 10 menit Mengajukan
pertanyaan pada
warga RW 01 Kel.
Ungaran
Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
Menutup
pembelajaran
dengan salam
G. EVALUASI PEMBELAJARAAN
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
a. Usia
Pertambahan usia merupakan faktor resiko penting pada pria dan wanita.
Hal ini kemungkinan disebabkan banyak faktor, seperti peningkatan
kadar asam urat (penyebab yang paling sering adalah karena adanya
penurunan fungsi ginjal), peningkatan pemakaian obat pembentukan
urine (diuretik), dan obat lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena asam urat pada lutut dan sendi sedangkan
laki-laki lebih sering pada paha, pergelangan tangan dan leher. Frekuensi
terkena lebih banyak pada laki-laki daripada wanita dikarenakan adanya
peran hormonal pada patogenesis asam urat. Pada wanita terdapat
hormone estogren yang berfungsi sebagai uricosuric agent, yaitu suatu
bahan kimia yang membantu ekskresi asam urat dalam ginjal (Rini,
2017).
c. Genetik/Keturunan
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya asam urat. Misalnya dari
keluarga yang mempunyai riwayat penyakit asam urat.
d. Riwayat Medikasi/Pengobatan
e. Obesitas/Kegemukan
Pasien-pasien dengan asam urat akan menunjukan tanda dan gejala seperti :
a. Nyeri persendian
c. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
d. Terbatasnya pergerakan
f. Demam (pireksia)
g. Anemia
i. Kekuatan berkurang
(Carter, 2015).
Untuk latihan fisik penderita asam urat sebaiknya berupa latihan fisik
yang ringan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan trauma pada
sendi.
Ada tiga pilihan obat untuk asam urat akut, yaitu NSAID, kolkisin,
kortikosteroid yang memiliki keuntungan dan kerugian. Pemilihan untuk
penderita tetentu tergantung pada beberapa faktor, termasuk waktu onset
dari serangan yang berhubungan dengan terapi awal, kontraindikasi
terhadap obat karena adanya penyakit lain, efikasi serta resiko potensial.
NSAID biasanya lebih dapat ditolerir disbanding kolkhisin dan lebih
mempunyai efek yang dapat diprediksi (Widiyanto, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Jaliana, dkk. 2018. “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asam Urat
pada Usia 20-44 Tahun di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Vol.
3/No.2/April 2018; ISSN 2502-731X.
Khanna et al. 2012. “Guidelines for Management of Gout. Part 2: Therapy and
Antiinflammatory Prophylaxis of Acute Gouty Arthritis, American College
of Rheumatology, Vol. 64, No. 10, pp. 1447-1461.
Rini. 2017. “Hubungan Jenis Kelamin dan Asupan Purin dengan Kadar Asam Urat
pada Lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan Desa Pabelan
Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Dalam Skripsi Jurusan Ilmu
Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Widyanto, Fandi Wahyu. 2014. “Artritis Gout dan Perkembangannya”. Jurnal
Rumah Sakit Aminah Blitar Volume 10 No 2 Desember 2014.
DOKUMENTASI
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
DEMONSTRASI SENAM KAKI DIABETES MELITUS
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA DEMONSTRASI SENAM KAKI
DIABETES MELITUS
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang berjangka panjang maka
bila diabaikan komplikasi penyakit diabetes mellitus dapat menyerang
seluruh anggota tubuh yang di akibatkan dari kadar gula darah yang tidak
terkontrol pada pengidap diabetes, tindakan pengendalian diabetes untuk
mencegah terjadinya komplikasi sangatlah diperlukan khususnya menjaga
tingkat gula darah sedekat mungkin dengan normal. Akan tetapi kadar gula
darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan, hal ini disebabkan
karena pasien kurang disiplin dalam menjalankan diet atau tidak mampu
mengurangi jumlah kalori makanannya (Soegondo, 2015).
Kontrol diabetes mellitus tipe 2 yang buruk dapat mengakibatkan
hiperglikemia dalam jangka panjang, yang menjadi pemicu beberapa
komplikasi yang serius baik makrovaskular maupun mikrovaskular seperti
penyakit jantung, penyakit vaskuler perifer, gagal ginjal, kerusakan saraf dan
kebutaan. Banyaknya komplikasi yang mengiringi penyakit diabetes mellitus
tipe 2 telah memberikan kontribusi terjadinya perubahan fisik, psikologis
maupun sosial (Anani, 2012)
Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day, WDD) diperingati untuk
meningkatkan perhatian terhadap diabetes yang kejadiannya terus meningkat
di dunia, diprakarsai oleh International Diabetes Federation (IDF) dan World
Health Organization (WHO). WDD diperingati sejak tahun 1991 setiap
tanggal 14 November. Estimasi terakhir IDF, terdapat 382 juta orang yang
hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2035 jumlah
tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang. Diperkirakan
dari 382 juta orang tersebut, 175 juta diantaranya belum terdiagnosa,
sehingga terancam berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa disadari
dan tanpa pencegahan (Arisman, 2010)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 di
Indonesia didapatkan bahwa proporsi diabetes mellitus tipe 2 sebesar 6,9 %,
TGT (Toleransi Gula Terganggu) sebesar 29,9% dan GDP (Gula Darah Puasa)
terganggu sebesar 36,6%, terjadi peningkatan sebesar 1,5-2,3 % dibandingkan
pada tahun 2007.
Dalam hal perencanaan diet sebenarnya tidak ada makanan yang
dilarang untuk pasien diabetes mellitus tipe 2 tapi hanya dibatasi saja sesuai
kebutuhan kalori penderita tersebut. Menu makanan juga sama dengan menu
keluarga dirumah. Maka yang menjadi kunci keberhasilan pengelolaan
penyakit diabetes mellitus tipe 2 adalah makanlah sesuai dengan kebutuhan
kalori. Kedua adalah latihan (olahraga) merupakan salah satu cara untuk
mengontrol kadar glukosa dalam darah sebab dengan olahraga dapat
meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif. Cara ketiga adalah
obat-obatan, pada penderta diabetes mellitus tipe 2 obat-obatan bersifat
seumur hidup untuk dapat mengendalikan kadar gula darah agar selalu
terkontrol dengan baik dan cara terakhir adalah penyuluhan, penyuluhan yang
berkelanjutan dan membimbing untuk penderita diabetes mellitus tipe 2
sangat berguna sehingga pasien diabetes mellitustipe 2 menjadi mandiri,
misalnya penyuluhan tentang apa itu penyakit diabetes mellitus tipe
2,bagaimana upaya pencegahan agar tidak sampai terjadi komplikasi yang
tidak diinginkan, serta bagaimana mengatasi penyakit diabetes mellitus tipe 2
yang sudah berkomplikasi agar tidak semakin parah (Titin, 2010). Aktifitas
atau pergerakan tubuh sering diabaikan oleh setiap penderita diabetes mellitus
tipe 2, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti keterbatasan
waktu untuk melakukan senam (latihan fisik) oleh karena pekerjaan, usia
yang tidak memungkinkan, dan minat yang kurang untuk melakukan aktifitas
fisik, serta kurangnya pengetahuan akan pentingnya aktifitas fisik (senam).
Pada zaman sekarang ini, banyak penderita diabetes mellitus tipe 2
yang lebih fokus dan hanya mengutamakan pada penanganan diet dan
mengkonsumsi obat-obatan, padahal penanganan diet yang teratur belum
menjamin akan terkontrolnya kadar glukosa dalam darah, akan tetapi hal ini
harus diseimbangi dengan latihan fisik yang sesuai. Sebab jika penderita
diabetes mellitus tipe 2 tidak melakukan aktifitas fisik maka metabolisme otot
yang terjadi hanya sedikit, sehingga pemakaian glukosa dalam darah
berkurang, hal ini dapat menyebabkan penumpukan glukosa dalam darah,
sehingga kadar glukosa dalam darah tinggi.
Keseimbangan antara diet, latihan, obat-obatan dan penyuluhan
sangatlah penting, sebab dengan diet yang sesuai dengan kebutuhan, disertai
dengan latihan yang teratur akan membantu pengambilan glukosa dalam
darah oleh otot-otot yang aktif pada saat berolahraga. Hal ini berarti latihan
fisik ini salah satu faktor yang harus dilakukan oleh para penderita diabetes
mellitus tipe 2 agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat (Novitasari,
2012). Pada penderita diabetes mellitus tipe 1, latihan fisik kurang bermanfaat
dalam penurunan kadar glukosa darah, sebab pada diabetes melitus tipe I
kadar insulinnya rendah oleh karena ketidakmampuan pankreas dalam
memproduksi insulin, sehingga penderita diabetes melitus tipe 1 mudah
mengalami hipoglikemi selama dan segera setelah olahraga atau latihan
jasmani (Ilyas, 2009).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, latihan jasmani memiliki peran
utama dalam pengaturan kadar glukosa darah. Pada penderita diabetes
mellitus tipe 2, produksi insulin tidak terganggu, tetapi karena respon reseptor
pada sel terhadap insulin (resistensi) masih kurang, maka insulin tidak dapat
membantu transfer glukosa kedalam sel. Pada saat berolahraga, keadaan
permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat pada otot yang
berkontraksi sehingga resistensi insulin berkurang, dengan kata lain
sensitivitas insulin meningkat (Anggriyana, 2010).
Aktifitas fisik merupakan cara yang sangat penting untuk dilakukan
oleh penderita diabetes mellitus tipe 2 terutama dalam menangani
peningkatan glukosa dalam darah. Salah satu latihan yang dianjurkan adalah
senam diabetes. Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut
usia dan status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus
tipe 2. Senam diabetes dibuat oleh para spesialis yang berkaitan dengan
diabetes, diantaranya adalah rehabilitasi medis, penyakit dalam, olahraga
kesehatan, serta ahli gizi dan sanggar senam (Sumarni, 2008).
Senam tersebut khusus dirancang untuk pasien diabetes mellitus tipe 2
dan gerakan senam diabetes tidak jauh beda dari senam kesehatan jasmani
(SKJ) yaitu pemanasan, gerakan inti, pendinginan. Senam diabetes dilakukan
secara teratur 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi 30-60 menit. Gerakan
yang mudah dilakukan, serta ekonomis (Ilyas, 2009).
Manfaat dari senam diabetes yaitu Mengontrol gula darah, terutama
pada diabetes mellitus tipe 2 yang mengikuti olahraga teratur,Menghambat
dan memperbaiki faktor resiko penyakit kardiovaskuler yang banyak terjadi
pada penderita diabetes mellitus tipe 2,Senam diabetesdapat memperbaiki
profil lemak darah, dan kolesterol total, serta memperbaiki sirkulasi dan
tekanan darah,Menurunkan berat badan, pengaturan olahraga secara optimal
dan diet diabetes mellitustipe 2pada penderita kegemukan,Memperbaiki
gejala-gejala muskuloskeletal otot, tulang, sendi, serta gejala-gejala neuropati
perifer seperti kesemutan, dan kebas,Mencegah terjadinya diabetes mellitus
tipe 2 yang dini terutama bagi orang-orang dengan riwayat keluarga diabetes
mellitus tipe 2, Mengurangi kebutuhan pemakaian obat oral dan insulin.
Strategi intervensi keperawatan komunitas dalam konteks asuhan
keperawatan pada agregat diabetisi memiliki beberapa karakteristik, yaitu
berfokus pada populasi baik yang sehat maupun yang berisiko menderita
diabetes mellitus, beriorientasi pada peningkatan peran serta aktif dalam
pengelolaan diabetes mellitus secara mandiri, berfokus pada upaya promotif
dan preventif baik pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Intervensi
pendidikan kesehatan dalam pengelolaan diabetes secara mandiri di tingkat
komunitas atau populasi, memiliki perhatian terhadap peningkatan derajat
kesehatan pada semua kelompok umur terutama kelompok berisiko diabetes
mellitus (Ribonson, 2008)
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PBL
Universitas Ngudi Waluyo di RW 1 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran
Kabupaten Semarang pada tanggal 22 November 2019 didapatkan bahwa
sebagian besar warga menderita diabetes mellitus dan belum mengetahui
tentang senam kaki diabetes melitus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan demonstrasi senam kaki diabetes melitus
pada agregat dewasa diharapkan setiap individu dewasa dapat
mengetahui tentang demonstrasi senam kaki diabetes melitus yang
berada pada Kuncen Lama, Ungaran, Kabupaten Semarang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan demonstrasi senam kaki diabetes melitus
selama 1x30 menit pada agregat dewasa diharapkan peserta mampu :
a. Mengetahui pengertian senam kaki diabetes melitus.
b. Mengetahui manfaat senam kaki diabetes melitus.
c. Mengetahui tujuan senam kaki diabetes melitus.
d. Mempraktikkan senam kaki diabetes melitus.
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang berusia 25-45 tahun di RW 01.
1. Leaflet
2. Lembar balik
H. Setting Tempat
Penyuluh Moderator
WARGA
I. Susunan Acara
N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 2 menit Salam perkenalan Ceramah
Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang : Ceramah
menjelaska
pengertian senam n materi
kaki diabetik dengan
manfaat senam media
kaki diabetik lembar
langkah-langkah balik
senam kaki
diabetik
praktik senam
kaki diabetik
diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada Penderita
Diabetes Melitus
di RW 01 (usia
25-50 tahun)
untuk bertanya)
3 Penutup 8 menit Mengajukan
pertanyaan pada
Penderita
Diabetes Melitus
di RW 01 (usia
25-50 tahun)
Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
Menutup
pembelajaran
dengan salam
J. Proses Kegiatan
1. Pembukaan
2. Penyajian
Oleh :
Kelompok 2
C. MATERI/POKOK BAHASAN
1. Pengertian Senam Kaki Diabetik
Senam kaki diabetik adalah kegiatan atau latihan yang
dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki. Senam kaki dapat membantu memperbaiki
sirkulasi darah atau memperkuat otot-otot kecil kaki dan
mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Kaki diabetes
mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropati
dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani atau senam kaki
sesuai dengan kondisi dan kemampuan tubuh (Soegondo S.,
dkk, 2013 : 326 dalam Karya Tulis Ilmiah Rohana, Rini,
2014).
Senam adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan
dengan terencana, disusun secara sistematik dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis
(Probosuseno, 2007). Berdasarkan pengertiannya, senam
adalah salah satu jenis olahraga aerobik yang dapat dipenuhi
tubuh (Karim, 2002). Latihan fisik merupakan salah satu
prinsip dalam penatalaksanaan penyakit diabetes melitus.
Kegiatan fisik sehari-hari dan latihan fisik teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah
satu pilar dalam pengelolaan diabetes. Latihan fisik yang
dimaksud adalah berjalan, bersepeda santai, jogging, senam,
dan berenang. Latihan fisik ini sebaiknya disesuaikan dengan
umur dan status kesegaran jasmani (Perkeni, 2002). Senam
kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki
(Sumasardjuno, 2006, dalam Tesis Pengaruh Senam Kaki
Terhadap Sensitivitas Kaki dan Kadar Gula Darah pada
Aggregat Lansia Diabetes Melitus di Magelang oleh
Priyanto, Sigit, 2012).
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi/tanya jawab
F. EVALUASI PEMBELAJARAAN
1. Evaluasi Struktur
Kesepakatan dengan Penderita Diabetes Melitus di RW 01
(usia 25-50 tahun) pada pukul 13.00 – 13.30 WIB di Gedung
Dana Warih.
Kesiapan materi penyaji.
Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
Peserta/klien dapat menjelaskan kembali pengertian senam
kaki diabetic dengan menggunakan bahasanya sendiri.
N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 2 menit Salam perkenalan Ceramah
Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang : Ceramah
menjelaska
pengertian senam n materi
kaki diabetik dengan
manfaat senam media
kaki diabetik lembar
langkah-langkah balik
senam kaki
diabetik
praktik senam
kaki diabetik
diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada Penderita
Diabetes Melitus
di RW 01 (usia
25-50 tahun)
untuk bertanya)
3 Penutup 8 menit Mengajukan
pertanyaan pada
Penderita
Diabetes Melitus
di RW 01 (usia
25-50 tahun)
Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
Menutup
pembelajaran
dengan salam
DAFTAR PUSTAKA
Priyanto, Sigit. 2016. “Pengaruh Senam Kaki terhadap Sensitivitas Kaki dan
Kadar Gula Darah pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus di
Magelang”. Dalam Tesis Program Magister Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Depok Tahun 2012.
Rohana, Rini. 2014. “Melakukan Senam Kaki Diabetes Melitus dengan
Koran terhadap Sensitivitas Kaki pada Asuhan Keperawatan Ny. S
dengnan Diabetes Melitus Tipe 2 di Ruang Mawar 2 RSUD
Karangayar”. Dalam Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada
Surakarta Tahun 2014.
Wahyuni, Aria. 2016. “Senam Kaki Diabetik Efektif Meningkatkan Ankle
Brachial Index Passien Diabetes Melitus Tipe 2”. Dalam Jurnal
IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education
V9.i2 (155-164).
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang PHBS di Rumah Tangga pada agregat
dewasa diharapkan setiap individu dewasa dapat mengetahui tentang PHBS yang
berada di Rumah Tangga pada wilayah Kuncen Lama, Ungaran, Kabupaten
Semarang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat selama 1x30 menit pada
agregat dewasa diharapkan peserta mampu :
g. Mengetahui tentang PHBS.
h. Mengetahui 10 tatanan PHBS dirumah tangga.
i. Mengetahui penatalaksanaan 10 tatanan PHBS di rumah tangga.
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang berusia 25-45 tahun di RW 01.
D. Waktu dan Tempat
13. Hari, Tanggal : Jumat, 20 Desember 2019
14. Waktu : Pukul 13.00 WIB
15. Tempat : Gedung Dana Warih, Kuncen Lama, Kelurahan Ungaran
PENYULUH MODERATOR
PESERTA PENYULUHAN
EEE. Susunan Acara
N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 2 menit Salam perkenalan Ceramah
Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 8 menit Memberikan Diskusi,
kesempatan kepada pemaparan
warga RW 01 Kel. materi
Ungaran untuk : dengan
Pengertian PHBS menggunaka
10 tatanan PHBS n lembar
dalam rumah balik
tangga
Penatalaksanaan
10 tatanan PHBS
diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada warga
RW 01 Kel.
Ungaran untuk
bertanya)
3 Penutup 5 menit Mengajukan
pertanyaan pada
warga RW 01
Kel. Ungaran
Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
Menutup
pembelajaran
dengan salam
Kerjasama :
“Pendidikan Kesehatan TentangPerilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan
Rumah Tangga”
Disusun Oleh :
MAISSATU MUFIDHAH
071191020
- Pengertian PHBS
- Menjelaskan 10 Lembar
2. Pelaksanaan 5 menit balik,
indikator PHBS
Leaflet
- Menjelaskan masing-
masing isi dari 10
indikator
- Mengajukan pertanyaan
- Memberikan
reinforcement positif
3. Penutup 4 menit atas jawaban yang
diberikan
- Menutup kegiatan
dengan salam.
F. METODE
1. Diskusi
2. Ceramah
G. SETTING TEMPAT
: Penyuluh
: Audience
H. MEDIA
1. Lembar balik
2. Leaflet
3. Materi SAP
I. MATERI
Terlampir
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan keluarga (waktu & tempat)
b. Kesiapan materi penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a. Responden bersedia didalam ruangan sesuai dengan kontrak waktu yang telah
ditentukan
b. Responden memperhatikan dan sangat antusias saat penyaji menyampaikan
materi
c. Responden menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Penyuluh/penyaji
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Pengelolaan Promosi kesehatan
dalam Pencapaian Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta:
Pusat Promosi Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Peraturan menteri kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 2269/MENKES/PER/XI/2011 pedoman pembinaan Perilaku
Hidup Bersih an Sehat (PHBS). Jakarta : Kemenkes RI.
Notoatmodjo, soekidjo. 2011. Kesehatan masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
LAMPIRAN
c. Bagi keluarga:
1) Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula
dan perlengkapannya.
2) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya
merebus air dan perlengkapannya.
3. Menimbang bayi dan balita.
a. Mengapa balita perlu di timbang setiap bulan?
Penimbangan balita yang dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita setiap bulan.
b. Kapan dan di mana penimbangan balita di lakukan?
Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5
tahun diposyandu.
c. Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita?
Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu
menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik
(lihat perkembangannya)
4. Menggunakan air bersih.
a. Mengapa kita harus menggunakan air bersih?
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,
mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau
terhindar sakit.
b. Apa syarat-syarat air bersih itu?
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat
dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
1) Air harus berwarna bening/jernih.
2) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan
kotoran lainnya.
3) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak
pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
4) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
c. Apa manfaat menggunakan air bersih?
1) Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri, Thypus,
Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
2) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
d. Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
1) Mata air
2) Air sumur atau air sumur pompa
3) Air ledeng atau perusahaan air minum
4) Air hujan
5) Air dalam kemasan
e. Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit.kuman penyakit dalam
air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
a. Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun?
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit.Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.Pada saat makan, kuman
dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.Sabun
dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun
kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
b. Kapan saja harus mencuci tangan?
1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang binatang,
berkebun, dll).
2) Setelah buang air besar
3) Setelah menceboki bayi atau anak
4) Sebelum makan dan menyuapi anak
5) Sebelum memegang makanan
6) Sebelum menyusui bayi
c. Apa manfaat mencuci tangan?
1) Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
2) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Flu
burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
3) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
d. Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
2) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan.
3) Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
6. Menggunakan jamban sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
a. Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
besar/buang air kecil.
b. Mengapa harus menggunakan jamban?
1) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
2) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
3) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
c. Apa saja syarat jamban sehat?
1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
2) Tidak berbau.
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
4) Tidak mencemari tanah sekitarnya.
5) mudah dibersihkan dan aman digunakan.
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
7) Penerangan dan ventilasi yang cukup.
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
d. Bagaimana cara memelihara jamban sehat?
1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih.
3) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
4) Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.
5) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
6) Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
7. Memberantas jentik di rumah.
a. Apa itu rumah bebas jentik?
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan
jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
b. Apa itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)?
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat
penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga,
tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak
daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam
seminggu.
c. Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?
1) Anggota rumah tangga
2) Kader
3) Juru pemantau jentik (Jumatik)
4) Tenaga pemeriksa jentik lainnya.
5) Apa yang pelu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara :
a) 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan
nyamuk).
b) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangannya.
c) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
- Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air
minum burung.
- Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung
air hujan.
- Mengubur ataumenyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik
yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek, dll).
- Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
Menggunakan kelambu ketika tidur.
Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
misalnya obat nyamuk ; bakar, semprot, oles/usap ke
kulit, dll.
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam
kamar.
Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
Memperbaiki saluran talang air yang rusak
Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di
tempat-tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air
atau di daerah sulit air.
Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung
air, misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.
Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya,
Zodia,Lavender,Rosemerry, dll.
6) Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?
a) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan
penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau
dikurangi.
b) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin
besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria,
Cikungunya atau kaki gajah.
c) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
8. Makan buah dan sayur setiap hari.
e. Siapa yang diharapkan makan sayur dan buah?
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiap hari.
f. Mengapa kita harus makan sayuran dan buah?
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:
1) Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.
2) Mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus. Serata
tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan
tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi
dapat menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat
lapar.
g. Manfaat mengkonsumsi buah dan sayur ?
1) Mencegah Diabetes
2) Melancarkan buang air besar.
3) Menurunkan berat badan.
4) Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi)
5) Mencegah kanker
6) Memperindah kulit, rambut dan kuku.
7) Membantu mengatasi Anemia (kurang darah)
8) Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
Aktifitas fisik bisa berupa :
a. Olah raga
b. Jalan santai
c. Maraton
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti
Tar dan Nicotin.Sehingga jika terhirup dapat menimbulakan kanker dan penyakit
lainnya.
B. Sasaran pembinaan PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota rumah tangga,
yaitu:
1. Pasangan usia subur.
2. Ibu hamil dan ibu menyusui.
3. Anak, remaja dan dewasa.
4. Usia lanjut.
Sasaran pembinaan kesehatan lansia dapat dilakukan kepada sasaran langsung
yaitu :
a. Prausia lanjut 45-59 tahun
b. Usia lanjut 60-69tahun.
c. Usia lanjut risiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut
berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
Sasarantidak langsung :
a. Keluarga dimana lansia berada.
b. Masyarakat di lingkungan lansia berada.
c. Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.
d. Masyarakat luas.
Keluarga merupakan salah satu sasaran tidak langsung pembinaan kesehatan
lansia, dimana sasaran langsungnya adalah lansia itu sendiri (Notoatmodjo, 2011).
5. Pengasuh anak.
DOKUMENTASI
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN TANDA & GEJALA dan DIET ASAM URAT
DI RW 01 DUSUN KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN
UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
Maissatu Mufidhah (071191020)
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis tidak ditularkan dari orang
ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya berkembang lama Salah satu
penyakit tidak menular yaitu arthritis pirai atau masyarakat biasa mengenalnya dengan
penyakit asam urat. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan
suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam
tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme
Prevalensi penyakit gout mengalami kenaikan jumlah penderita hingga dua kali lipat
antara tahun 1990- 2010. Pada orang dewasa di Amerika Serikat penyakit gout mengalami
peningkatan dan mempengaruhi 8.3 juta (4%) orang Amerika. Sedangkan prevalensi asam
urat juga meningkat dan mempengaruhi 43.300.000 (21%) orang dewasa di Amerika Serikat.
Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap 100.000 orang. Prevalensi
penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di bawah 34 tahun sebesar 32 % dan di atas
34 tahun sebesar 68 %.
Menurut WHO tahun 2013, sebesar 81% penderita asam urat di Indonesia hanya
24% yang pergi ke dokter, sedangkan 71% cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan
pereda nyeri yang dijual bebas. Berdasarkan hasil Kemenkes (2013) menunjukkan bahwa
penyakit sendi di Indonesia yang diagnosis tenaga kesehatan (nakes) sebesar 11.9% dan
berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 24.7%, sedangkan berdasarkan daerah diagnosis
nakes tertinggi di Nusa Tenggara Timur sebesar 33,1%, dan tertinggi kedua diduduki provisi
Jawa Barat sebesar 32,1%.
Dari waktu ke waktu jumlah penderita asam urat cenderung meningkat. Penyakit
gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia. Prevalensi asam urat
cenderung memasuki usia semakin muda yaitu usia produktif yang nantinya berdampak
pada penurunan produktivitas kerja. Berdasarkan survei epidemiologi yang dilakukan di
Bandungan (Jawa Tengah) atas kerjasama WHO terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-
45, didapatkan prevalensi artritis gout pada pria sebesar 24,3% dan wanita 11,7%. Hal ini
terjadi karena pria tidak memiliki hormon estrogen yang dapat membantu pembuangan asam
urat sedangkan pada perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu
pembuangan asam urat lewat urine.
Hiperurisemia bisa timbul akibat produksi asam urat yang berlebihan dan
pembuangan asam urat yang berkurang. Faktor yang menyebabkan hiperurisemia adalah
produksi asam urat di dalam tubuh meningkat terjadi karena tubuh memproduksi asam urat
berlebihan penyebabnya antara lain adanya gangguan metabolisme purin bawaan (penyakit
keturunan), berlebihan mengkonsumsi makanan berkadar purin tinggi, dan adanya penyakit
kanker atau pengobatan (kemoterapi) serta pembuangan asam urat sangat berkurang keadaan
ini timbul akibat dari minum obat (anti TBC, obat duretik/HCT, dan salisilat).
Penyakit asam urat masih menjadi masalah kesehatan yang penting di Indonesia.
Penyakit gout atau athirtis gout adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam
urat/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi. Gout berhubungan erat dengan
gangguan metabolisme purin yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah
(hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Pola makan dan
komposisi bahan makanan mempengaruhi kadar asam urat dalam darah.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar asam urat adalah aktivitas fisik.
Aktivitas yang dilakukan seseorang berkaitan dengan kadar asam urat yang terdapat dalam
darah. Aktifitas fisik seperti olahraga atau gerakan fisik akan menurunkan ekskresi asam urat
dan meningkatkan produksi asam laktat dalam tubuh. Semakin berat aktivitas fisik yang
dilakukan dan berlangsung jangka panjang maka semakin banyak asam laktat yang
diproduksi. Seseorang yang menderita penyakit berat dan kronis dapat mengakibatkan
kondisi yang memicu stres. Menurut studi yang telah dilakukan di Halmahera Utara,
diketahui bahwa terdapat hubungan stress dengan kejadian gout arthritis. Responden stres
paling banyak pada klasifikasi stres sedang sebanyak 33 orang (78,6%).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PBL Universitas
Ngudi Waluyo di RW 1 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang pada
tanggal 22 November 2019 didapatkan bahwa sebagian besar warga menderita asam urat
dan belum mengetahui tentang tanda & gejala serat diet asam urat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang asam urat pada agregat dewasa
diharapkan setiap individu dewasa dapat mengetahui tentang tanda & gejala dan diet
asam urat yang berada pada Kuncen Lama, Ungaran, Kabupaten Semarang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat selama 1x10 menit pada
agregat dewasa diharapkan peserta mampu :
1. Mengetahui tanda & gejala asam urat
2. Mengetahui diet asam urat
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang berusia 25-45 tahun di RW 01.
D. Waktu dan Tempat
E. Pengorganisasian Acara
1. Leaflet
3. Lembar balik
d. Setting Tempat
PENYULUH MODERATOR
PESERTA DAWIS
e. Susunan Acara
N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 2 menit Salam perkenalan Ceramah
Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 5 menit Memberikan Diskusi,
kesempatan kepada pemaparan
warga RW 01 Kel. materi
Ungaran untuk : melalui
menggunaka
Tanda dan gejala n banner san
asam urat
lembar balik
Penatalaksanaan
Diet untuk
penderita asam
urat
diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada peserta
Dawis RT 09 RW
01 Kel. Ungaran
untuk bertanya)
3 Penutup 3 menit Mengajukan
pertanyaan pada
peserta Dawis
RW 01 Kel.
Ungaran
Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
Menutup
pembelajaran
dengan salam
f. Proses Kegiatan
11. Pembukaan
Disusun oleh
MAISSATU MUFIDHAH
071191020
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai perilaku kesehatan cenderung
berisiko asam urat selama 15 menit diharapkan peserta mampu mengerti dan dapat
menerapkan perilaku kesehatan yang baik.
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang relaksasi otot progresif untuk hipertensi
diharapkan klien mampu:
1. Mengetahui penyebab asam urat
2. Mengetahui tanda dan gejala asam urat
3. Mengetahui pencegahan asam urat
4. Mengetahui diet asam urat
C. Materi
Materi yang akan disampaikan yaitu:
1. Penyebab asam urat (Terlampir)
2. Tanda dan gejala asam urat (Terlampir)
3. Pencegahan dan Diet asam urat (Terlampir)
D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Media powerpoint dan leaflet
E. Setting Tempat
Keterangan:
: Penyuluh
: Klien
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Peserta Metode Waktu
- Mengucapkan - Menjawab salam
salam pembuka - Memperhatikan
- Memperkenalkan dan
diri mendengarkan
1 Pembukaan - Menyampaikan - Memberikan Ceramah 2 menit
urat powerpoint
- Menjelaskan materi
mengenai
pencegahan dan
diet asam urat
- Memberikan - Menanyakan hal-
kesempatan pada hal yang belum
peserta penyuluhan jelas Ceramah
3 Penutup untuk bertanya - Mendengarkan dan tanya 3 menit
leaflet memperhatikan
- Evaluasi dengan jawaban dari
cara memberikan penyuluh
pertanyaan - Menjawab
mengenai pertanyaan yang
penyebab asam telah diajukan
urat, tanda dan geja oleh penyuluh
asam urat, - Memperhatikan
pencegahan dan kesimpulan dari
diet asam urat. materi
- Menyampaikan - Menjawab salam
kesimpulan dari
hasil penyuluhan
- Memberikan salam
penutup
G. Evaluasi
Dilakukan setelah ceramah diberikan dengan mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan.
Kriteria evaluasi :
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi hasil
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Nablory. 2011. Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi. Jakarta :
Rineka Cipta
Dianati, N.A., 2015. Gout and Hyperuricemia. Lampung : J MAJORITI. Vol. 4, No. 3.
LAMPIRAN
A. Penyebab asam urat
Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :
Faktor dari luar
Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar.
Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi
dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
Faktor dari dalam
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme
yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40 tahun atau
manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa disebabkan
oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat –
obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan asam urat.
Berdasarkan subkomite The American Rheumatism Association yang menetapkan kriteria
diagnostik untuk asam urat adalah :
Sedangkan makanan yang harus Anda kurangi asupannya dalam arti dalam porsi
sedikit masih bisa Anda makan, yaitu :
4. Beberapa jenis sayuran tertentu seperti brokoli, bayam, kangkung, kol dan tauge.
Diet hiperurisemia pertama-tama harus mengikuti dahulu prinsip umum diet gizi
seimbang seperti yang dikemukakan dalam Pedoman Empat-Sehat Lima-Sempurna dan
13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Selanjutnya diet tersebut mengacu pada lima pedoman
yang disyaratkan dalam diet rendah purin:
5) penghindaran alkohol.
b. semua jenis sayuran kecuali bayam, buncis, kembang kol, kacang polong,
jamur, asparagus, yaitu maksimal 50 g/hari
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
MiftahulFaizin (071191070)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
C. Sasaran
Sasaranditujukanpadadewasa yang mempunyaipenyakithipertensidi RW 1
D. Waktu dan Tempat
a. PenanggungJawab: An NafiNurmanita
2. Waktu : 13.00
E. PengorganisasianAcara
3. Anggota : AfifMiftakhurroziqin
1. An NafiNurmanita : Moderator
3. AfifMiftakhurroziqin : perlengkapan
7. MaissatuMufidah : perlengkapan
8. NushrotunNisa’ : perlengkapan
9. HariAntengLintang S : perlengkapan
G. Media danAlat
H. Setting Tempat
Penyuluh Penyuluh
Moderator
WARGA
I. SusunaAcara
No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit a. Salam Pembuka
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan kontrak dan tujuan
d. Apresiasi Klien
2 Pelaksanaan 20 Menit Menjelaskantentang :
a. Pengertian dari Hipertensi.
J. METODE
Metode yang digunakan adalah :
1. Diskusi
2. Tanya jawab
K. ProsesKegiatan
1. Pembukaan
2. Penyajian
1) Seluruh wargadewasadi RW 01
HASIL
N WAKTU DAN
KEGIATAN RESPON FAKTOR
O TEMPAT
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
1 - Memberikanpenyuluhantent - Tanggal 1. Dari 4 1. Tersedianya tempat di 1. Kurangnya
ang diet hipertensi 20 orang Gedung Dana Warih kesadaran warga
Desemb dewasa yang sudah ditentukan RW 01 penderita
er 2019, yang hadir untuk kegiatan hipertensi yang
jam dalam penyuluhantentang hadir untuk
13.00 kegiatan diethipertensi di mengikuti kegiatan
WIB pemberian Gedung Dana Warih “Garuda Ajang
Gedung penyuluha 2. Tersedianya media Sehat”
Dana ntentang yang digunakan 2. Waktu pelaksanaan
warih, diet dalampenyuluhantenta kegiatan tidak
Sasaran hipertensi ng diethipertensi sesuai dengan
dewasa bagi seperti flipcard jadwal yang sudah
(usia penderita 3. Tersedianya media direncanakan,
25-45 hipertensi leaflet yang banyak sasaran
tahun) di Gedung digunakan dalam dewasa yang tidak
warga Dana penyampaianpenyuluh tepat waktu.
RW 01, Warih antentang diet 3. Ada beberapa
Kuncen 2. Sasaran hipertensi sasaran dewasa
Lama, dewasa 4. Kehadiran dan yang kurang focus
Kecama mendengar antusiasme sasaran saat
tan kan aktif dewasa yang hadir diberikanpenyuluh
Ungara dalam antentang diet
n Barat, penyampai hipertensi
Kabupat an materi
en senam
Semara ergonomis
ng 3. Sasaran
dewasa
mengikuti
kegiatan
dari awal
sampai
akhir
4. Sasaran
dewasa
tidak
meninggal
kan
ruangan
ketika
kegiatan
dimulai
5. Sasaran
dewasa
bertanya
aktif saat
penyuluha
n
6. Sasaran
dewasa
tampak
antusias
dengan
materi
yang
diberikan
RENCANA TINDAK LANJUT
Nama : Miftahul Faizin / NIM 071191070
DIET HIPERTENSI
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Topik : Hipertensi
Sub Topik : DietHipertensi
Waktu : 30 Menit
Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Desember 2019
Tempat: Gedung Dana Warih
Sasaran : Penderitahipertensi (Usia 25-50 tahun)
Penyuluh : MiftahulFaizin
III. Materi
1. Terlampir
IV. Media
1. Leaflet
V. Waktudantempat
VI. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
VII. KegiatanBelajarMengajar
No Waktu KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta
1 Pembukaan 1. Memberisalamdanmemperkenalka 1. Menjawabsalam
3 Menit ndiri
2. Menjelaskantujuanpenyuluhan 2. Mendengarkan
3. Menyampaikankontrakwaktu 3. Memberirespon
4. Memberikansedikitgambaranmeng 4. memperhatikan
enaiinformasi yang
akandisampaikanpadahariini
2 Inti 1. Menjelaskan tentang : 1. Mendengarkandanm
20 enit a) Pengertian dari Hipertensi. emperhatikan
a. Evaluasi Struktur
1. Satuan pengajar sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan .
2. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
3. Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Evaluasi Proses
1. Alat dan tempat biasa digunakan sesuai rencana.
2. Klien mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan.
3. Klien aktif mendengarkan dan bertanya.
4. Ceramah dan Tanya jawab berjalan lancar.
c. Evaluasi Hasil
1. Peserta dapat menyebutkan kembali penyebab dari hipertensi.
2. Peserta dapat menyebutkan kembali gejala dari hipertensi.
3. Peserta dapat menyebutkan kembali tentang pengertiandari diet hipertensi.
4. Pesertadapatmenyebutkancara diet hipertensi.
5. Pesertadapatmenyebutkan menu sehari-hari dantakarandalammakanan.
6. Pesertadapatmemilahmakanan mana yang dianjurkan dan makanan yang
tidakbolehdimakan.
1. Penyebab
a. Usia
b. Pola Hidup
d. Pengaruh lain.
Merokok
Minum alkohol
2. Gejala
Pusing
Mudah marah
Sukar tidur
Sesak nafas
Mudah lelah
Mata berkunang-kunang.
3. Diet hipertensi
Adalah mengatur pola makan pasien sehari-hari untuk menurunkan tekanan darah
tinggi dalam batas normal.
4. Cara diet Hipertensi
Diet rendah garam. Batasi pemakaian garam dan makanan yang diasinkan,
seperti ikan asin, telur asin, dan kecap asin.
Lakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, seperti jalan kaki, berlari, naik
sepeda, dan berenang.
5. Sumber makan
E. Kontraindikasi Tidakmengalamihipertensi
F. Syarat Makenanberanekaragammengikuti pola gizi seimbang
Jenisdankomposisimakanandisesuaikandengankondisipenderita
Jumlahgaramdisesuaikandenganberatringanyapenyakitdanobat yang
diberikan
Mardanik T. Hubungan Asupan Natrium dan Kalium terhadap Tekanan Darah pada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 2017.
Masriadi. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Trans Info Media; 2016.
Muliyati H, Syam A, Sirajuddin S. Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium serta Aktifitas
Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rsup Dr . Wahidin
Sudiro husodo Makassar. Media Gizi Masy Indones. 2011.
Nurarima A. Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat diDesa Kabongan Kidul, Kabupaten
Rembang. Media Medika Muda. 2012.
Syahrini EN, Susanto HS, Udiyono A. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas
Tlogosari Kulon Kota Semarang.J Kesehat Masy. 2012.
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
4. Ayu Maria Asih Maharani (071191016)
Pada tahun 2015 sebanyak 17,7 juta orang meninggal dengan gagal
jantung sebagai penyebab primer dan angka ini terus meningkat
secara stabil. Di Indonesia, data mengenai penyakit jantung, termasuk
gagal jantung memang belum banyak diketahui. Departemen Kesehatan
melaporkan bahwa jumlah kasus gagal jantung di rumah sakit di Indonesia
mencapai 13.396 kasus yang dirawat di rumah sakit dan 16.431 pasien
yang dirawat jalan. Gagal jantung telah menjadi masalah kesehatan di
seluruh dunia. Selain menyebabkan tingginya jumlah kasus yang dirawat
di rumah sakit, biaya yang dihabiskan pun tinggi. Gagal jantung seringkali
diasosiasikan dengan tingginya frekuensi perawatan di rumah sakit dan
lama rawat yang panjang. Hal ini berkontribusi terhadap peningkatan
penggunaan sumber daya yang signifikan.
HHH. Tujuan
7. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan 1x60 menit, individu
dapat memahami serta menerapkan perilaku mengurangi resiko penyakit
jantung
8. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi diet
b. Untuk mengetahui tujuan diet
c. Untuk mengetahui syarat diet
d. Untuk mengetahui makanan untuk diet
III. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang mempunyai penyakit jantung atau resiko
penyakit jantung di RW 01 Kuncen
JJJ. Waktu dan Tempat
2. Waktu :
2. Waktu : 19.00
NNN.Setting Tempat
Penyuluh Penyuluh
Moderator
WARGA
PPP. METODE
Metode yang digunakan adalah :
7. Diskusi atau tanya jawab
8. Demonstrasi
13. Pembukaan
tempat kegiatan.
14. Penyajian
selesai
Disusun oleh :
AYU MARIA ASIH MAHARANI, S.Kep
071191016
PRAKTIK LAPANGAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
2019
E. METODA
Metoda yang digunakan adalah :
9. Ceramah
10. Diskusi atau tanya jawab
F. MEDIA
Media yang digunakan adalah :
3. Leaflet
G. MATERI
Terlampir
H. EVALUASI
5. Evaluasi Struktur
Kesepakatan dengan agregat dewasa
Kesiapan materi dari penyaji
Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
6. Evaluasi Proses
Individu sekitar bersedia dibangsal ruang Betani sesuai kontrak waktu
yang ditentukan
Individu antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
Individu menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
7. Evaluasi bagi Mahasiswa
Dapat menfasilitasi jalannya penyuluhan
Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugasnya
8. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
MATERI DIET PENDERITA JANTUNG
A. Pengertian Diet
Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga 2009 keluaran
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki arti sebagai pengaturan
pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi
jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk
tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan.
B. Tujuan Diet
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
2. Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk
3. Mencegah atau mengilangkan penimbunan garam dan air
C. Syarat Diet
1. Kalori rendah, terutama bagi penderita terlalu gemuk
2. Protein dan lemak sedang
3. Cukup vitamin dan mineral
4. Mudah dicerna, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas
5. Porsi kecil dan diberikan sering
6. Rendah garam bila ada tekanan darah tinggi atau edema
M. METODA
Metoda yang digunakan adalah :
11. Ceramah
12. Diskusi atau tanya jawab
N. MEDIA
Media yang digunakan adalah :
4. Leaflet
O. MATERI
Terlampir
P. EVALUASI
9. Evaluasi Struktur
Kesepakatan dengan agregat dewasa
Kesiapan materi dari penyaji
Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
10. Evaluasi Proses
Individu sekitar bersedia dibangsal ruang Betani sesuai kontrak waktu
yang ditentukan
Individu antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
Individu menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
11. Evaluasi bagi Mahasiswa
Dapat menfasilitasi jalannya penyuluhan
Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugasnya
12. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
MATERI JANTUNG
E. Pengertian Jantung
Jantung adalah organ tubuh yang sangat vital. Jika jantung berhenti
bekerja, maka kita pun akan berhenti hidup. Gaya hidup dan pola makan
sangat berpengaruh kepada kesehatan jantung. Jagalah kesehatan jantung
untuk hidup yang sehat dan lebih baik hingga hari tua (Kemenkes, 2015)
F. Faktor Resiko
Faktor resiko penyakit jantung adalah kondisi yang berkaitan dengan
peningkatan resiko timbulnya penyakit jantung koroner. Beberapa faktor
tersebut yang berkaitan antara lain tekanan darah, merokok, alkohol, lipid,
diabetes mellitus, obesitas, kolesterol, gayah hidup, aktivitas fisik, stress,
dan riwayat kelarga dengan penyakit jantung. (Marchian, 2012)
G. Tips Menjaga Kesehatan Jantung
1. Berolahraga
Banyak sekali manfaat dari berolahraga bagi kesehatan tubuh kita.
Selain menjaga stamina dan membuat tubuh tetap bugar, olahraga
juga berguna untuk menjaga jantung kita tetap sehat. Tidak perlu
olahraga yang berat, cukup dengan berjalan kaki atau lari-lari kecil.
Jikalau anda hobi bersepeda.
3. Makanan Berlemak
7. Relaksasi
8. Rehat sejenak dari kegiatan anda lalu tarik napas panjang dan buat
tubuh anda rileks.
FOTO EVALUASI
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN TENTANG LUKA BAKAR DAN FLU BURUNG
DI RW 1 DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN
KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
Nushrotun Nisa’
(071191063)
E. Pengorganisasian Acara
25. Penanggung Jawab : Nushrotun Nisa’
26. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita
27. Anggota : Afif Miftakhurroziqin
Annisa Nirmala Pravitasari
Ayu Maria Asih M
Hari AntengLintang S
Iris Iswandha
Miftahul Faizin
Maissatu Mufidah
Andre Danang W
F. Deskripsi Kerja panitia
66. Nushrotun Nisa’ : Penyuluhan Luka Bakar
67. Hari AntengLintang S : Moderator
68. Afif Miftakhurroziqin : perlengkapan
69. An Nafi Nurmanita : Perlengkapan
70. Annisa Nirmala Pravitasari : Perlengkapan
71. Ayu Maria Asih M : Perlengkapan
72. Andre Danang W : Dokumentasi
73. Iris Iswandha : perlengkapan
74. Maissatu Mufidah : perlengkapan
75. Miftahul Faizin : perlengkapan
G. Media dan Alat
Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :
1. Leaflet
2. Lembar balik
H. Setting Tempat
Penyuluh Moderator
WARGA
I. Susuna Acara
NO KEGIATAN PEYULUHAN PESERTA WAKTU
.
1. Pendahuluan Salam pembuka menjawab salam 2 menit
dan apersepsi (terapeutik)
Perkenalan menyimak
Menyampaikan merespon pengenalan
tujuan penyuluhan mendengarkan,
Apersepsi menjawab pertanyaan
2. Isi Penyampaian garis mendengarkan dengan 10 menit
besar materi Asma penuh perhatian
memberi menanyakan hal-hal
kesempatan peserta yang belum jelas
untuk bertanya dan
menjawab
pertanyaan
memperhatikan jawaban
evaluasi dari penyuluh
menjawab pertanyaan
3. Penutup mengevaluasi menjawab 8 menit
pemahaman klien pengevaluasian
menyimpulkan mendengarkan
memberikan pesan menjawab salam
salam pentup
J. Metoda
Metoda yang digunakan adalah:
- Diskusi dan tanya jawab
K. Proses Kegiatan
15. Pembukaan
aa. Membuat pre planning kegiatan tentang penyuluhan luka bakar
bb. Mempersiapkan media untuk luka bakar
cc. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang
tempat kegiatan.
16. Penyajian
a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
14) Dewasa di harapkan datang ketempat yang ditentukan
15) Penyuluhan tentang luka bakar dan penyaji membuka sesi
tanya jawab serta evaluasi kepada audience
b. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
8) Seluruh warga dewasa di RW. 01
c. Tempat dan Waktu
3. Kegiatan ini dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Jumat, 20 Desember 2019
Tempat : Gedung Dana Warih
Waktu : 13.00 WIB sampai dengan selesai
4. Kegiatan selanjutnya dilakukan pada :
Hari danTanggal: Senin, 30 Desember 2019
Tempat : Ibu Sugiyarti
Waktu : 19.00 WIB-selesai
Oleh:
Kelompok 2
D. Strategi Pelaksanaan
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Jumat, 20 Desember 2019 dan Senin, 30
Desember
2019
Waktu : 13.00 WIB – selesai dan 19.00 - selesai
Tempat : Gedung Dana Warih dan Rumah Ibu
Sugiyarti
F. Metoda
Metoda yang digunakan adalah:
- Diskusi dan tanya jawab
G. Media
- Leaflet
- Lembar balik
H. Materi
a. Pengertian luka bakar
b. Klasifikasi luka bakar
c. Pertolongan pertama pada luka bakar
I. EVALUASI
13. Evaluasi Struktur
Kesepakatan dengan audience
Kesiapan materi dari penyaji
Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
14. Evaluasi Proses
Individu sekitar bersedia di rumah sesuai kontrak waktu yang
ditentukan
Individu antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak di
ketahuinya
Individu menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
15. Evaluasi bagi Mahasiswa
Dapat menfasilitasi jalannya penyuluhan
Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugasnya
16. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
.
Nushrotun Nisa’
LAMPIRAN MATERI
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart; alih
bahasa, Devi Yulianti, Amelia Kimin; editor edisibahasa Indonesia, EaAnisa
Mardella._Ed.12._J
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENANGANAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN FLU BURUNG
SERTA KEBERSIHAN KANDANG
Oleh:
Kelompok 2
E. METODA
Metoda yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Diskusi atau tanya jawab
F. MEDIA
Media yang digunakan adalah :
5. Leaflet
6. LCD
G. MATERI
Terlampir
Nushrotun Nisa’
MATERI
A. Pengertian
Flu Burung atau dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah avian
flu atau avian influenza (AI). Flu Burung adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza tipe A dengan diameter 90-120 anometer.
B. Cara penularan
Secara singkat, penyakit flu burung dapat ditularkan dari unggas ke unggas
lain atau dari peternakan ke peternakan lainnya dengan cara sebagai berikut:
Kontak langsung dari unggas terinfeksi dengan hewan yang peka.
Melalui lendir yang berasal dari hidung dan mata.
Melalui kotoran (feses) unggas yang terserang flu burung.
Lewat manusia melalui sepatu atau pakaian yang terkontaminasi
dengan virus
Melalui pakan, air, dan peralatan kandang yang terkontaminasi.
C. Gejala klinis:
a. ternak unggas yang terinfeksi virus flu burung sebagai berikut:
- Jengger, pial, dan kulit perit yang tidak ditumbuhi bulu berwarna biru
keunguan.
- Pembengkakan di sekitar kepala dan muka.
- Ada cairan yang keluar dari hidung dan mata.
- Pendarahan di bawah kulit.
b. Gejala klinis flu burung pada manusia:
- Peningkatan suhu tubuh sampai 39 derajat celcius.
- Sakit tenggorokan.
- Batuk disertai sesak nafas.
- Penurunan daya tahan tubuh yang sangat cepat.
- Tidak nafsu makan.
- Diare dan muntah.
D. Pecegahan dan Penanganan Flu Burung
Pencegahan dan penanganan flu burung:
1. Pencegahan luar:
Setiap orang yang berhubungan dengan bhan yang berasal dari
unggas harus menggunakan pelindung.
Memusnahkan unggas yang terkena flu burung.
Tidak mengkonsumsi unggas dari peternakan yang terkena eabah
flu burung.
Terapkan pola hidup sehat dengan pola makan yang baik dan sehat.
2. Pencegahan dalam
Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
ANDRE DANANG W
071191021
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN KELUARGA
BERENCANA
RRR.Latar Belakang
Jantung merupakan organ tubuh yang paling fungsional karena
peranannya sebagai pemompa darah agar dapat mengalir ke seluruh
tubuh melalui pembuluh darah. Penyakit Jantung (cardiovascular
disease) adalah setiap kondisi yang menyebabkan gangguan terhadap
jantung. Penyakit jantung sendiri merupakan penyakit pembunuh
nomor satu di dunia terutama pada kalangan dewasa dan lanjut usia.
Pada tahun 1990 tercatat sebanyak 14,4 juta kematian akibat serangan
jantung. Angka tersebut meningkat menjadi 17,5 juta pada tahun
2005, dan pada tahun 2030 diperkirakan akan meningkat kembali
hingga mencapai angka 23,6 juta jiwa penduduk (American Heart
Association, 2014).
Ada banyak macam penyakit kardiovaskuler, namun yang
paling umum adalah Penyakit Jantung Koroner, Penyakit
Serebrovaskular (CVD), Penyakit Arteri Perifer, Penyakit Jantung
Rematik, Penyakit Jantung Bawaan, dan Gagal Jantung (WHO,
2016). Penyakit kardiovaskuler khususnya penyakit jantung koroner
menyebabkan angka kematian yang tinggi di Indonesia, yaitu
mencapai 26% (WHO, 2011). Mengingat banyak factor resiko
terjadinya gagal jantung di warga Rw 1 seperti hipertensi dan
kolesterol maka perlu adanya diadakan demonstrasi penanganan
pertama atau pertolongan pertama pada orang dengan serangan
jantung.
SSS. Tujuan
a. Tujuan Penyuluhan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 20 menit peserta
mengetahui tentang penologan pertama pada orang dengan
serangan jantung.
b. Tujuan Penyuluhan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan peserta mampu:
Mengamankan diri sendiri dan lingkungan pasien
Pertolongan pada pasien dengan serangan jantung yang
sadar
tidak sadar.
Meminta tolong ke pusat komunikasi gawat darurat
Membebaskan jalan nafas secara manual
Menghentikan perdarahan melakukan pembidaian
Mengangkat dan memindahkan pasien dengan benar
serta melakukan mobilisasi pada kecurigaan cidera
tulang belakang dan tulang leher
TTT. Sasaran
Keluarga di Rw 1 dengan anggota keluarga yang memiliki resiko
penyakit jantung
UUU.Waktu dan Tempat
19. Hari, Tanggal : Jumat, 20 Desember 2019
20. Waktu : 20 menit
21. Tempat : Gedung Dana Warih Rt 12 Rw 01 Kuncen
Lama
Pe Pe
WARGA
tempat kegiatan.
Masalah Penanggun
Kegiatan Sasaran Tempat Waktu
kesehatan g jawab
Perilaku Mandiri Warga Rw 1 Sabtu 7 Andre
Anjurkan
kesehatan Rw 1 Dusun Desembe Danang
warga untuk
cinderung Dusun Kuncen r 2019 Wijayanto.
mengaplikasik
beresiko Kuncen Lama , S.Kep
an gaya hidup
berhubunga Lama Keluraha
sehat
n dengan Keluraha n
Kelompok
kurang Menempelkan n Ungaran
pengetahua banner Ungaran
n pada pertolongan
sasaran usia pertama pada
dewasa di serangan
Rw 1 jantung di
Dusun lingkungan
Kuncen sekitar warga
Lama yang sering
Kelurahan dikunjungi
Ungaran Kerjasama
Motivasi kader
untuk
mensosialisasi
cara
pertolongan
pertama pada
serangan
jantung
Lampiran Foto