Anda di halaman 1dari 363

LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA

DI KELURAHAN UNGARAN BARAT, KUNCEN LAMA RW 01


KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
Dosen Pengampu: Ns. Eko Susilo, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh:
Kelompok II
1. Afif Miftakhurroziqin 071191065
2. Miftahul Faizin 071191070
3. An Nafi Nurmanita 071191041
4. Annisa Nirmala P. 071191018
5. Ayu Maria Asih M. 071191016
6. Hari Anteng Lintang S. 071191060
7. Iris Iswandha 071191028
8. Maissatu Mufidhah 071191020
9. Nusrhotun Nisa’ 071191063
10. Andre Danang W. 071191021

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya
dari seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat
dan daerah. Pembangunan kesehatan untuk mencapai Indonesia Sehat 2015
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk meningkatkan
kesehatan bangsa Indonesia agar mampu mendorong masyarakat untuk
bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang
tinggi yang mengutamakan upaya promotif dan preventif. (Depkes RI, 2013)
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah suatu kelompok populasi
yang tinggal disuatu kawasan tertentu, berada dibawah suatu pengaturan dan
memiliki nilai/interes serta kebutuhan tertentu pula. Konsep yang utama
adalah konsep geografi (kawasan) dan adanya interaksi (Tamher, 2009).
Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan
berdasarkan kelompok khusus, salah satu kondisi kesehatan rentan terganggu
adalah kelompok dewasa. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah
meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan
keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat
kelompok khusus dewasa.
Dewasa muda merupakan tahapan dalam perkembangan kehidupan
manusia yang harus dijalani. Masa muda seseorang diawali dengan masa
transisi dari masa remaja menuju dewasa muda yang melibatkan
eksperimentasi dan eksplorasi yang disebut emerging adulthood.

1
Perkembangan dewasa dibagi menjadi 3 yaitu Dewasa Muda (young
adulthood) dengan usia berkisar antara 20 sampai 40 tahun, dewasa menengah
(middle adulthood) dengan usia berkisar antara 40 sampai 65 tahun, dan
dewasa akhir (late adulthood) dengan usia mulai 65 tahun ke atas (Papalia
dkk, 2008).
Tahap ini (usia antara 40-65 tahun) merupakan masa paling produktif.
Laki-laki biasanya pada puncak karier, dan perempuan mempunyai lebih
sedikit tanggung jawab. Kelompok ini merupakan kelompok usia yang
sesungguhnya mengatur masyarakat, baik dalam kekuasaan maupun tanggung
jawab (Potter anad Perry, 2009).
Menurut Statistick of aging population Amerika Serikat (2018), jumlah
penduduk dunia pada bulan Januari 2018 yang masuk usia produktif (15-64
tahun) mencapai 4,99 miliar atau sekitar 66% dari total populasi dunia. Di
Indonesia berdasarkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), (2013), jumlah penduduk usia produktif (14-64 tahun) di
Indonesia pada 2018 mencapai 179,13 juta jiwa (67,6%). Jumlah kelompok
usia 15-64 di provinsi Jawa Tengah sebanyak 23 juta atau 67,6% dari jumlah
penduduk (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016).
Di Jawa Tengah, berdasarkan Profil kesehatan Jateng 2017, prevalensi
hipertensi pada usia >18 tahun mencapai 64,83%, Kota Salatiga menempati
rangking pertama untuk kejadian hipertensi yaitu 77,72% dan terendah kota
kendal yaitu 2,72% tetapi hanya 39,24% saja yang mengetahui dirinya
menderita hipertensi dan diterapi. Untuk kabupaten Semarang terdapat 39.930
jiwa atau 10,76% yang menderita hipertensi, tertinggi berada di Tungtang
dengan jumlah 3839 jiwa atau 9,61% dan terendah pada Ungaran Timur
dengan jumlah 551 jiwa atau 1, 38 % (Dinkes Kabupaten Semarang, 2016).
Data dari World Health Organization (WHO, 2016) memperkirakan
bahwa secara global sebanyak 422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun
yang hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Data dari International
Diabetes Federation (IDF, 2015) menyatakan bahwa di tahun 2015 sebanyak
415 juta orang dewasa dengan diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di

2
tahun 1980an. Dan diperkirakan jumlahnya akan menjadi 642 juta di tahun
2040. Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ke tujuh dunia dengan
jumlah estimasi orang diabetes sebesar 10 juta. Prevalensi orang dengan
diabetes di Indonesia menunjukkan kecenderungan meningkat, yaitu dari 5,7%
(2007) menjadi 6,9% (2013) (IDF, 2015).
Prevalensi Asam urat di Indonesia diperkirakan 1,6-9,4% orang,
prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur di usia
dewasa.. Prevalensi asam urat di Jawa Tengah sebesar 3,5%.( Kemenkes RI,
2018).
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008 untuk
wilayah Asia Tenggara ditemukan 3.5 juta kematian penyakit kardiovaskular,
52% diantaranya disebabkan oleh penyakit infark miokard dan 7% akibat
hipertensi. Prevalensi nasional penyakit jantung di Indonesia sebesar 7,2%.
Sedangkan prevalensi jantung di Jawa Tengah sebesar 2,1%, Pada tahun 2015,
diperkirakan kematian penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat
menjadi 20 juta (Kemenkes RI, 2011).
Salah satu upaya pemerintah dalam menyediakan fasilitas kesehatan
dan penyelenggaraan upaya kesehatan antara lain adalah dengan mengadakan
Posbindu merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari
petugas kesehatan dalam rangka pencapaian. Norma Kelurga Kecil Bahagia
dan Sejahtera. Upaya pemerintah untuk mengontrol hipertensi dan diabetes
mellitus yaitu melalui program PROLANIS (program pengelolaan penyakit
kronis) yang diselenggarakan bagi anggota yang sudah memiliki BPJS
kesehatan yang memiliki penyakit kronis (hipertensi dan diabetes mellitus tipe
2) untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya kesehatan yang
efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil pengkajian komunitas di RW 01 Kelurahan kuncen
lama yang dilakukan pada tanggal 22 November 2019, didapatkan data bahwa
masyarakat belum mempunyai posbindu, dikarenakan para kader merasa tidak
sanggup untuk mengurusnya. Para kader sudah sibuk mengurus posyandu

3
lansia dan posyandu balita, sehingga untuk mengurus posbindu belum
sanggup, memerlukan anggota kader baru, namun tidak ada yang ingin
mencalonkan diri sebagai kader baru untuk pengadaan posbindu.
Masyarakat dewasa dari 244 orang yang sudah dilakukan pengkajian
terdapat 18 orang mengalami masalah hipertensi dan 21 orang mengalami
masalah diabetes mellitus. Sedangkan untuk masalah asam urat 27 orang dan
resiko penyakit jantung 14 orang. Jadi dari total keseluruhan usia dewasa dari
rentan (25-45 th) kelompok kami memperoleh 125 orang dari penyebaran
kuesioner yang kami lakukan. . Dari data muncul diagnosa keperawatan diatas
Defisien Pengrtahuan b/d kurang informasi program kesehatan pada sasaran
dewasa di Kuncen RW 01 Kelurahan Ungaran, Perilaku kesehatan cenderung
beresiko b.d kurang pemahaman pada saasaran usia dewasa di RW 01
Kelurahan Ungaran.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan komunitas pada agregat dewasa di
RW 01 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan laporan ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang:
a. Pengumpulan data dari hasil pengkajian untuk agregat dewasa di RW
01 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
b. Menganalisis data menjadi sebuah diagnosa komunitas sesuai
NANDA di RW 01 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang.
c. Memberikan alternative intervensi sesuai dengan data dan masalah
keperawatan komunitas agregat dewasa di RW 01 Kuncen Lama
Kelurahan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

4
d. Mengimplementasikan intervensi yang ditetapkan untuk agregat
dewasa di RW 01 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang.
e. Mengevaluasi proses keperawatan sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan keperawatan untuk agregat dewasa di RW 01 Kuncen Lama
Kelurahan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
3. Manfaat
Diharapkan dengan adanya kegiatan keperawatan komunitas di RW 01
Desa Kuncen Lama Kelurahan Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat dapat
bermanfaat bagi :
a. Mahasiswa
Dapat menerapkan asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan
proses keperawatan.
b. Masyarakat
Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
kesehatan dan pola gaya hidup sehat. Dapat membantu masyarakat
guna mengerti gambaran status kesehatan dan menyadari permasalahan
kesehatan yang ada serta memiliki kemauan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
c. Diharapkan dapat memberikan informasi tentang kondisi kesehatan
masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas guna
membantu program kesehatan masyarakat.

5
C. Pengorganisasian Tindakan
Pengorganisasian pelaksanaan program besar ”GARUDA AJANG
SEHAT” GERAKAN USIA DEWASA ASAM URAT DAN JANTUNG
SEHAT di RW 1 Kuncen Lama sebagai berikut:
1. Tindakan Penanganan Masalah Hipertensi :
a. An Nafi Nurmanita : kurang pemahaman mengenai senam Hipertensi.
b. Miftahul Faizin : kurang pemahaman mengenai diit Hipertensi.
2. Tindakan Penanganan Masalah Diabetes Melitus :
a. Iris Iswandha : kurang pemahaman mengenai senam diabetes.
b. Hari Anteng Lintang S : kurang pemahaman mengenai diit DM.
3. Tindakan Penanganan Masalah Asam Urat :
a. Annisa Nirmala P : kurang pemahaman mengenai senam ergonomis
asam urat.
b. Afif Miftakhuroziqin : kurang pemahaman mengenai diit asam urat.
4. Tindakan Penanganan Masalah Jantung :
a. Andre Danang W : Demontrasi penanganan serangan jantung
b. Ayu Maria Asih M : Kurang pemahaman mengenai diit jantung
5. Tindakan Penanganan PHBS :
a. Maissatu Mufidhah
6. Tindakan Penananganan Luka Bakar :
a. Nushrotun Nisa

Pengorganisasian pelaksanaan program kecil di RW 1 Kuncen Lama


sebagai berikut:
1. FGD Asam Urat (Proses penyakit, diit, penatalaksanaanya) : Iris
Iswandha.
2. FGD Penyakit Jantung ( Proses penyakit, diit, penatalaksanaanya) :
Annisa Nirmala Pravitasari.
3. Demontrasi terapi komplementer kompres jahe untuk asam urat :Hari
Anteng Lintang S.

6
4. Pelatihan resusitasi jantung paru, (menjelaskan pertolongan pertama pada
serangan jantung dan luka bakar : Andre Danang W.
5. Demontrasi terapi komplementer senam ergonomis untuk asam urat : An
Nafi Nurmanita.
6. Penyuluhan tentang JKN : Miftahul Faizin.
7. Penyuluhan pertolongan pertama orang jatuh : Afif Miftakhuroziqin.
8. Penyuluhan Flu Burung : Nusrotun Nisa.
9. Pemberian pendidikan kesehatan terkait perilaku cenderung berisiko pada
asam urat : Maisatu Mufiddah.
10. Pemberian pendidikan kesehatan terkait perilaku cenderung berisiko pada
jantung : Ayu Maria Asih M.

7
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
AGREGAT DEWASA DI RW 01 KELURAHAN UNGARAN BARAT

A. PENGKAJIAN
1. Kajian data core komunitas
Tahap pemgkajian dilakukan pada tanggal 22 – 23 November 2019
yang dilakukan oleh 10 mahasiswa. Berdasarkan data yang didapat jumlah
KK pada RW 01 Kuncen Lama berjumlah sebagai berikut :
Tabel jumlah KK setiap RT di Kuncen Lama
RT JUMLAH KK
01 24
02 39
03 73
04 48
05 72
06 50
07 71
08 66
09 83
10 68
11 67
12 72
13 41
14 21
Total 795

a. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk di wilayah RW 01 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran
Barat didapatkan data jumlah penduduk sebanyak 2.534 jiwa.
b. Kelompok umur (bayi, balita, usia sekolah, remaja, produktif, dan usia
lanjut).

No. Agregat Frekuensi Presentase


1 Anak Sekolah 52 8%
2 Remaja 85 14 %
3 Dewasa 244 39%
4 Lansia 234 37 %
5 Ibu Menyusui 7 1%
6 Ibu Hamil 3 1%
8
Jumlah 625 100 %
Jumlah Penduduk Kuncen Lama
8.20%

Anak Sekolah
1.10% 0.47%
13.41% Remaja
Dewasa
38.33%
Lansia
Ibu Menyusui
Ibu Hamil

38.49%

c. Bahasa
Warga menggunakan bahasa jawa untuk bahasa sehari-hari. Warga
juga dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik. Prevalensi warga yang menggunakan bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari sebanyak 25% sedangkan yang dengan bahasa
jawa sebanyak 75%.
d. Budaya masyarakat sekitar (bahasa, keyakinan-keyakinan berkaitan
dengan penyakit / kesehatan)
Dalam aktivitas sehari-hari warga menggunakan bahasa jawa.
Mengenai masalah kesehatan warga mendatangi dokter praktik
terdekat atau membeli obat di warung/apotik jika memiliki masalah
kesehatan, selain itu dewasa juga terbiasa mengobati sakitnya dengan
cara melakukan kerokan, pijat, minum jamu, menggunakan koyo, dll.

9
2. Kajian winshield survey
a. Batas wilayah
Batas wilayah untuk Kuncen Lama meliputi :
Utara : Masjid Al-Mabrur Ungaran
Barat : Pasar Bandarjo
Selatan : Jalan Solo-Semarang
Timur : Jalan Tol Semarang-Ungaran.
b. Pembagian wilayah
Wilayah RW 01 dibagi menjadi 14 RT yaitu RT 01, RT 02, RT 03, RT
04, RT 05, RT 06, RT 07, RT 08, RT 09, RT 10, RT 11, RT 12, RT 13,
RT 14.
c. Kondisi perumahan
1) Bangunan
Mayoritas bangunan di RW 01 Kuncen Lama padat. Hampir sama
antara satu rumah dengan yang lain. Rata-rata bangunan rumah
terbuat dari tembok permanen, lantai rumah terbuat dari keramik,
dan atap sudah menggunakan atap genting.
2) Arsitektur
Hampir sama antara satu rumah dengan yang lain. Lantai yang
terbuat dari keramik. Rata-rata di setiap rumah terdapat jendela
dengan pencahayaan yang cukup dan sudah terdapat ventilasi.
3) Keunikan lingkungan
Terdapat beberapa lahan kosong di sekitar RW 01 dan dijadikan
lahan usaha.
d. Kondisi lingkungan
Lingkungan cukup bersih, hampir setiap rumah memiliki tanaman
hias/bunga sendiri, beberapa rumah memiliki peliharaan ayam dan
burung merpati sehingga lingkungannya terlihat kotor, akses jalan
memadai dan tidak sulit ditempuh. Tetapi masih terdapat beberapa
rumah yang membiarkan tempat ember, kaleng dan lain-lain tergelatak
dan digenangi air.

10
e. Observasi terhadap keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat guyup rukun namun ada sebagian perumahan
individualis. Warga mayoritas bekerja sebagai pedagang pasar maupun
pedagang kaki lima. Akan tetapi warga rutin mengikuti perkumpulan
yang dilakukan di rumah warga secara bergantian, seperti Dasa Wisma,
PKK, Pengajian, Arisan Bapak-bapak. Kerja bakti dilakukan jika akan
diadakan acara besar , seperti peringatan Hari Kemerdekaan RI.
f. Tanda kerusakan
Sarana untuk lingkungan di sekitar RW 01 Kuncen Lama sudah
tersedia tetapi pemanfaatannya masih belum maksimal dan kesadaran
untuk merawat sarana tersebut juga masih kurang.
g. Area rekreasi
Di wilayah Kelurahan Ungaran Barat RW 01 Kuncen Lama tidak
terdapat tempat rekreasi.
h. Tempat umum (sarana ibadah)
Terdapat sarana ibadah yaitu masjid, mushola, dan gereja. Selain itu di
RW 01 juga terdapat tempat ibadah untuk paguyuban kejawen.
i. Pertokoan/pasar
Didaerah lingkungan RW 01 ada toko-toko kecil di rumah warga, ada
ruko-ruko yang disewakan, ada warung-warung makan di pinggir jalan
raya, dan ada alfamart di lingkungan RW 01. Selain itu di wilayah
Kelurahan Ungaran Barat RW 1 Kuncen Lama terdapat pasar gede
Bandarjo yang digunakan warga sebagai tempat untuk berdagang.
j. Transportasi
Warga di Kelurahan Ungaran Barat RW 01 Kuncen Lama
menggunakan alat transportasi pribadi yaitu sepeda motor, mobil, dan
ada yang menggunakan transportasi umum seperti angkot.
k. Pusat pelayanan sosial dan kesehatan
Wilayah RW 01 memiliki pelayanan kesehatan yaitu posyandu dan
posbindu yang bertempat di RT 09 yang diadakan setiap bulan

11
ditanggal 09. Selain itu juga terdapat BKB (Bina Keluarga Balita) yang
bertempat di RT 10.
l. Pos bencana/perlindungan
Belum terdapat pos bencana/perlindungan di RW 01 Kuncen Lama
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
3. Kajian 8 elemen sub system keperawatan komunitas
a. Fisik dan lingkungan perumahan
1) Bunyi bising, bau, debu, dan lain-lain berkaitan dengan masalah
pencemaran
Diwilayah RW 01 terdengar bunyi bising kendaraan bagi
rumah warga yang berada di pinggir jalan raya, rumah warga yang
dilingkungan dalam cukup tenang.
Di lingkungan rumah warga terdapat bau yang menyengat
(bau selokan/got), sampah setiap hari diambil oleh petugas dengan
iuran setiap bulannya sehingga baunya tidak mengganggu.
Pengelolaan sampah sudah dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup
(DLH), warga yang membuang sampah sembarangan akan
dikenakan sanksi berupa denda.
Setiap rumah sudah memiliki jamban sendiri-sendiri, jenis
jamban yang dipakai rata-rata yaitu leher angsa dan setiap rumah
memiliki pembuangan tinja/kotoran (saptictank) sendiri-sendiri.
Jarak antara saptictank dengan sumber air rata-rata 10-15 m. Untuk
pembuangan limbah rumah tangga di RW 01 masih dibuang di
selokan dan juga sebagian ada yang memiliki resapan air sendiri.
2) Kondisi pemukiman
Pemukiman tidak kumuh, cukup bersih. Ada lahan kosong
yang dimanfaatkan sebagai lapangan voli. Di RW 01 sudah
pemukiman padat sehingga sulit untuk mencari lahan kosong.
Rumah-rumah warga sudah bangunan permanent, mayoritas
berkeramik, ada beberapa yang masih pakai jubin (plester), atapnya

12
berupa genteng dan setiap rumah memiliki jendela yang dibuka
setiap hari.
3) Sanitasi
a) Penyediaan air bersih
Terdapat sarana air bersih di setiap rumah bersumber dari
PDAM dan sumur.
b) Penyediaan air minum
Mayoritas warga mengkonsumsi air minum yang dimasak
sendiri, ada beberapa warga yang kadang mengkonsumsi air
minum instan (galon).
c) Penggunaan jamban
Di setiap rumah sudah menggunakan jamban sehat yaitu
jongkok. Setiap rumah sudah memiliki pembuangan
tinja/kotoran (saptictank) sendiri disetiap rumah.
d) Sarana pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah rumah tangga sebagian besar dialirkan
ke area selokan/got.
e) Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah sudah dikelola oleh Dinas Lingkungan
Hidup (DLH), ada tempat pembuangan sampah (TPS) sendiri,
warga iuran wajib untuk pengelolaan sampah sebesar Rp 10.000
setiap bulannya, warga yang membuang sampah sembarangan
atau membakar sampah akan dikenakan sanksi berupa denda.
f) Polusi udara, air, tanah atau suara kebisingan
Daerah RW 01 termasuk ke dalam daerah semi perkotaan yang
sudah mulai tercemar udaranya karena polusi dari kendaraan
dan bau got, tanah di daerah RW 01 juga subur.
g) Sumber polusi
Sumber polusi di RW 01 disebabkan oleh polusi kendaraan,
asap pembakaran sampah.

13
b. Pendidikan
1) Fasilitas pendidikan yang tersedia
Terdapat Taman Pendidikan Al-Qur’an dan Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) An-Nahl di wilayah RW 01.
2) Jenis bahasa yang digunakan
Untuk kegiatan mengajar siswa dan pengajar berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia. Prevalensi warga yang
menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
sebanyak 25% sedangkan yang dengan bahasa jawa sebanyak 75%.
c. Keamanan dan transportasi
1) Jenis kriminalitas yang ada
Hasil dari pengkajian dari wawancara terhadap ketua RT dan
masyarakat didapatkan hasil bahwa di daerah RW 01 tidak pernah
terjadi tindakan kriminal seperti pencurian dan penipuan yang
dilakukan oleh orang yang mengaku-ngaku sebagai mahasiswa
ataupun lainnya.
2) Sistem keamanan lingkungan
Pelayanan keamanan yang ada di RW 01 yaitu pos kampling yang
berada di setiap RT. Sistem keamanan lingkungan dilakukan
kegiatan pos ronda setiap malam tetapi masih kurang efektif karena
kadang tidak berjalan.
3) Penanggulangan bencana
Tidak ada layanan/sistem penanggulangan bencana di wilayah RW
01 Kuncen Lama.
4) Penanggulangan kebakaran
Tidak ada layanan/sistem penanggulangan kebakaran di wilayah
RW 01 Kuncen Lama.
5) Kondisi jalan
Sebagian besar kondisi jalan di wilayah RW 01 sudah cukup baik
dan beraspal serta tidak terdapat banyak kerusakan.

14
6) Jenis transportasi yang dimiliki/digunakan masyarakat
Warga RW 01 menggunakan alat transportasi yaitu kendaraan
bermotor dan sudah banyak warga yang memiliki kendaraan roda 4
yaitu mobil dan ada yang mengunakan transportasi umum.
7) Sarana transportasi yang ada
Sarana transportasi yang ada di RW 01 berupa motor, mobil, dan
ojek online (gojek).
d. Politik dan Kebijakan Pemerintah
1) Struktur organisasi dalam komunitas : struktur organisasi di RW 01
dimulai dari ketua RW kemudian ketua RT kemudian diikuti tokoh
masyarakat dan pengurus-pengurus.
2) Kelompok organisasi dalam komunitas : terdapat ibu–ibu PKK dan
kader kesehatan, organisasi bapak-bapak yang biasanya berkumpul
untuk mendiskusikan kegiatan-kegiatan dan pengajian setiap
malam jumat.
3) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan : kader
masyarakat yang membantu untuk kegiatan posyandu.
e. Pelayanan kesehatan dan sosial
1) Jenis pelayanan kesehatan yang ada
Wilayah RW 01 memiliki pelayanan kesehatan yaitu posyandu dan
posbindu yang terdapat di RT 10 yang dilaksanakan setiap sebualn
sekali ditanggal 10. Selain itu juga ada Bina Keluarga Balita yang
bertempat di RT 10 juga. Letak tempat posyandu dan posbindu
yang jauh menyebabkan warga tidak datang ke posyandu, sehingga
yang sering tidak mengikuti posyandu lebih suka memeriksakan
kesehatanya langsung ke apotek, bidan, dan dokter keluarga.
2) Jumlah pelayanan kesehatan
Terdapat 1 puskesmas, dan 1 dokter keluarga.
3) Lokasi pelayanan kesehatan
Jarak tempuh antara rumah warga di Kuncen Lama RW 01 dengan
pelayanan kesehatan kurang lebih dari 10 menit.

15
4) Sumber daya yang dimiliki
Sumber daya yang dimiliki posyandu antara lain kader kesehatan
dan alat kesehatan, meliputi penimbangan berat badan, tinggi
badan, alat pengecekan asam urat, gula darah, dan kolesterol.
5) Karakteristik pemakai pelayanan kesehatan
Warga di RW 01 sebagian besar memiliki BPJS dan KIS, jika sakit
memeriksakan dirinya ke dokter keluarga sesuai dengan
penanggung jawab dokter BPJSnya. Masyarakat mengatakan
kadang-kadang periksa ke puskesmas apabila ada anggota keluarga
yang sakit.
6) Jumlah kunjungan
Kunjungan ke posyandu warga RW 01 untuk wilayah Kuncen
Lama warganya cukup antusias, sedangkan untuk posbindu
warganya kurang antusias dikarenakan tempat posbindu yang
cukup jauh. Untuk kunjungan ke puskesmas, warga kadang-kadang
ke Puskesmas, namun lebih sering ke dokter keluarga atau mantri
kepercayaannya.
7) System rujukan
Sistem rujukan yang tersedia yaitu puskesmas dan RSUD Ungaran.
8) Fasilitas sosial meliputi lokasi, kepemilikan, dan kecukupan
Terdapat toko di setiap RT yang dimiliki oleh warga, yang menjual
barang-barang kebutuhan sehari-hari, namun untuk kebutuhan
pokok warga pergi ke pasar. Akan tetapi, di RT 11 sudah terdapat
toko sembako sehingga warga juga berbelanja di toko tersebut
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
f. Sistem komunikasi
1) Sarana umum komunikasi
Untuk kegiatan formal seperti kumpulan rutin warga menggunakan
surat, namun untuk kebutuhan komunikasi sehari-hari warga
menggunakan group whatsapp.

16
2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
Jenis komunikasi yang digunakan dalam komunitas adalah grup
yang terdapat dalam telpon pribadi.
3) Apakah tersedia papan pengumuman
Tersedia papan pengumuman di daerah RW 01.
4) Apakah jenis area pertemuan kelompok
Pertemuan kelompok biasanya berupa, arisan bapak-bapak,
pengajian, dasa wisma, dan PKK yang dilakukan di rumah warga
secara bergantian dalam satu bulan sekali.
g. Ekonomi
1) Komposisi pekerjaan
Sebagian besar masyarakat di RW 01 bekerja sebagai karyawan
swasta dan pedagang pasar.
2) Jumlah pengangguran
Jumlah warga RW 01 yang penggangguran hanya sebagian kecil
saja.
3) Sejauh mana ekonomi mempengaruhi kesehatan kelompok
Warga RW 01 ekonomi penting untuk menunjang kesehatan
masyarakat namun warga tidak mempermasalahkan biaya
dikarenakan sudah memiliki kartu BPJS dan KIS yang
meringankan warga.
4) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan (sesuai UMR Kabupaten
Semarang)
Rata-rata penghasilan per-bulan Rp. 1.500.000 s/d 2.500.000.
5) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
Pengeluaran tiap bulan dari masing-masing warga berbeda,
tergantung dengan tingkat kebutuhan yang diperlukan warga
tersebut.
4. Mengidentifikasi Posyandu Lansia
a. Adakah Posyandu Lansia

17
Ada posyandu lansia di RW 01 yang dilaksanakan tiap bulan ditanggal
9 yang bertempat di Ibu Joko Sumantri (RT 10).
b. Bagaimana tugas Posyandu Lansia dan Balita
1) Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan usia lanjut (usila) di
wilayahnya :
 Kesehatan usia lanjut
Kesehatan usia lanjut sering memeriksakan kesehatan di
pengobatan gratis.
 Aktivitas dan olahraga
Senam usia lanjut diadakan setiap pagi di hari Minggu.
5. Melakukan kajian masalah kesehatan yang ada di komunitas
a. Bayi dan balita
1) Jumlah bayi dan balita : 230 balita.
2) Cakupan kunjungan posyandu : 110 anak yang aktif di RW 01.
3) Cakupan imunisasi : sudah merata.
b. Anak-anak : 52 anak.
c. Remaja : 85 jiwa.
d. Dewasa : 244 jiwa.
e. Lansia : 234 jiwa.
f. Ibu hamil : 3 jiwa.
g. Ibu menyusui : 7 jiwa.
h. Persepsi
Warga dengan usia dewasa mengatakan bahwa kegiatan-
kegiatan kesehatan hanya berfokus pada balita dan lansia. Program
tersebut belum mencakup usia dewasa sehingga mereka tidak rutin
dalam memeriksakan kesehatannya. Warga mengaku pergi ke
pelayanan kesehatan saat merasa sakit saja. Mereka mengharapkan
bahwa di RW juga terdapat program seperti posyandu lansia dengan
fokus pada usia dewasa, seperti cek kesehatan, senam germas,
penyuluhan kesehatan, dan lain sebagainya. Namun hal ini juga harus

18
diimbangi dengan kesadaran dari warga agar kegiatan tersebut dapat
berjalan.

19
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATN AGREGAT DEWASA

A. HASIL PENGKAJIAN
 Jumlah lansia
Berdasarkan data hasil dari pengkajian yang sudah dilakukan pada
tanggal 22 – 23 November di Ungaran Barat RW 01 Kuncen Lama
didapatkan jumlah lansia dari umur 25 – 45 tahun sebanyak 125 orang.
Dengan jumlah laki-laki sebanyak 61 orang dan perempuan sebanyak 64
orang.
RT Jumlah Lansia
01 2
02 20
03 14
04 15
05 0
06 0
07 0
08 28
09 6
10 0
11 18
12 0
13 16
14 6
Total 125

 Masalah-masalah yang ditemukan saat pengkajian


Setelah dialakukan pengkajian di RW 01 dari tanggal 22 - 23
November 2019 kepada 244 dewasa didapatkan sebanyak 125 orang
dengan beberapa permasalahan kesehatan yaitu : asam urat, penyakit
jantung, dan kepemilikan.
Riwayat Penyakit Frekuensi Presentase
Asam urat 27 21.6%
Penyakit jantung 14 11.2%
Kepemilikan JKN 76 60.8%

20
 Temuan masalah kesehatan
a. Analisis Situasi Asam Urat
Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara di RW 01
yang dilakukan pada tanggal 22-23 November 2019. Berdasarkan
hasil tabulasi data yang didapatkan dari setiap kelompok per masing-
masing RT didapat data bahwa penyakit yang paling banyak di derita
usia dewasa di RW 01 adalah penyakit tidak menular yaitu asam
urat.
Jumlah dewasa yang menderita asam urat yaitu 27 orang, hasil
pengkajian didapatkan bahwa rata-rata dewasa mengalami asam urat
dikarenakan faktor pola makan dan masih banyak dewasa yang
belum melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan
biasanya dewasa akan memeriksakan kesehatannya jika sudah
mengalami gejala penyakit seperti pusing, pegal-pegal yang hebat
dll.
Faktor pencetus dewasa tidak rutin melakukan pemeriksaan
kesehatan di pelayanan kesehatan dikarenakan pekerjaan dan merasa
sehat, sehingga banyak dewasa yang tidak melakukan pemeriksaan
kesehatan dan merasa tidak berminat untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan, sehingga dewasa gagal dalam mencapai pengendalian
yang optimal dan juga gagal dalam melakukan pencegahan masalah
kesehatan.
Dari hasil data yang telah diperoleh, didapatkan 27 dewasa
dengan asam urat. Hal ini dibuktikan dengan di lakukan cek asam
urat sebanyak 37 dewasa yang dilakukan cek asam urat. Pada
umumnya dewasa yang menderita asam urat tidak mengetahui
penyebab dan diit asam urat. Hal ini diketahui dengan saat di tanya
penyebab dari asam urat, dewasa menjawab tidak mengetahui. Selain
itu mereka masih sering mengonsumsi makanan yang meningkatkan
purin, seperti kacang-kacangan dan jeroan. Sebagian besar dewasa
yang menderita asam urat kurang pengetahuan dan tidak

21
mendapatkan perawatan untuk mengatasi permasalahan
kesehatannya.
Dari hasil cek kesehatan terdapat 3 dewasa yang perlu
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang asam urat, saat
dilakukan pendidikan kesehatan mereka mengatakan nyeri pada
sendi, bengkak pada persendian, dan nyeri pada persendian saat
udara dingin. Sebagian besar mereka sama sekali belum pernah
melakukan tindakan untuk mengatasi permasalahan asam urat.
b. Analisis Situasi Penyakit Jantung
Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara di RW 01
yang dilakukan pada tanggal 22-23 November 2019. Berdasarkan
hasil tabulasi data yang didapatkan dari setiap kelompok per masing-
masing RT didapat data bahwa penyakit yang banyak di derita usia
dewasa di RW 01 adalah penyakit tidak menular yaitu penyakit
jantung.
Jumlah dewasa yang menderita penyakit jantung yaitu 14
orang, hasil pengkajian didapatkan bahwa rata-rata dewasa
mengalami penyakit jantung dikarenakan faktor konsumsi makanan,
keturunan, kurang aktivitas, dan masih banyak dewasa yang belum
melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan seperti
rutin melakukan cek tekanan darah. Faktor pencetus dewasa tidak
rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan
dikarenakan pekerjaan dan merasa sehat.
c. Analisis Situasi Hipertensi
Data diperoleh dari hasil obserwasi dna wawancara di RW 01
yang dilakukan pada tanggal 22-23 November 2019. Berdasarkan
hasil tabulasi data yang di dapatkan dari setiap kelompok per
maisng-maisng RT didapat data bahwa penyakit yang banyak di
derita usia dewasa di RW 01 adalah penyakit tidak menular yaitu
hipertensi.

22
Jumlah dewasa yang menderita penykit hipertensi yaitu 18
orang, hasil pengkajian didapatkan bahwa rata-rata dewasa
mengalami penyakit hipertensi dikarenakan faktor konsumsi
makanan, faktor keturunan, kurang ativitas fisik, dan banyak dewasa
yang belum melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan
kesehatan rutin seperti cek tekanan darah. Faktor pencetus dewasa
tidak rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan
kesehatan dikarenakan kurangnya kesadaran masing-masing individu
akan pentingnya kesehatan.
d. Analisis Situasi Penyakit Diabetes Melitus
Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara di RW 01
yang dilakukan pada tanggal 22-23 November 2019. Berdasarkan
hasil tabulasi data yang didapatkan dari setiap kelompok per masing-
masing RT didapat data bahwa penyakit yang banyak di derita usia
dewsa di RW 01 adalah penyakit tidak menular yaitu diabetes
mellitus.
Jumlah dewasa yang menderita peyakit diabetes mellitus yaitu
21 orang, hasil pengkajian didapatkan bahwa rata-rata dewasa
mengalami penyakit hipertensi dikarenakan faktor konsumsi
makanan, faktor keturunan, kurang ativitas fisik, dan banyak dewasa
yang belum melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan
kesehatan rutin seperti cek tekanan darah. Faktor pencetus dewasa
tidak rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan
kesehatan dikarenakan kurangnya kesadaran masing-masing individu
akan pentingnya kesehatan.
e. Analisis Situasi Kepemilikan JKN
Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara di RW 01
yang dilakukan pada tanggal 22-23 November 2019. Berdasarkan
hasil tabulasi data yang didapatkan dari setiap kelompok per masing-
masing RT didapat data bahwa sebanyak 76 orang sudah memiliki
JKN/BPJS dan sebanyak 49 orang belum memiliki JKN/BPJS.

23
B. ANALISA DATA
N DATA FOKUS PENYEBA MASALA
O B H
1 Data angket atau kuesioner dari 224 dewasa di RW 01 Kurang Defisiensi
informasi pengetahuan
- Sasaran usia dewasa belum memiliki aplikasi JKN mobile. (NANDA.
- Sasaran usia dewasa diketahui bahwa sasaran tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan 1980)
untuk penyakit asam urat dan penyakit jantung.
- Sebagian besar sasaran usia dewasa dengan asam urat mengeluh sakit pada persendian, seperti
pada lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan lain sebagainya.
- Sasaran usia dewasa dengan asam urat mengatakan kalau muncul gejala tersebut atau sakit, upaya
yang dilakukan adalah dengan berbaring/istirahat dan membeli obat di warung.
- Sasaran usia dewasa mengatakan kurang tahu tentang penyakit jantung.
- Sasaran mengatakan pendidikan kesehatan mengenai penyakit jantung dan asam urat hanya
mereka dapatkan saat mereka datang berobat ke sarana kesehatan, namun pendidikan kesehatan
secara bersama-sama tentang penyakit jantung dan asam urat secara komprehensif di RW 01
belum pernah dilakukan.
Data wawancara (dari beberapa dewasa)
- Dewasa mengatakan tidak mengetahui tentang proses penyakit dan diit mengenai penyakit
Asam Urat, DM, risiko jantung dan Hipertensi.
- Dewasa mengtakan belum mengetahui manfaat dari aplikasi JKN mobile dan cara
penggunaannya
- Dewasa mengatakan belum mengetahui tentang penyakit yang di derita seperti, Asam urat,
DM, risiko jantung dan hipertensi serta belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan.
Data observasi

24
Berdasarkan hasil data yang diperoleh :
- Jumlah warga yang sudah memiliki JKN 76 orang (60.8%).
- Jumlah warga yang belum mempunyai aplikasi JKN mobile 113 orang (90.4%).
- Jumlah warga yang pernah melakukan pengukuran lingkar perut sejumlah 5 orang (4%).
- Jumlah warga yang melakukan penimbangan berat badan 59 orang (47.2%).
- Jumlah warga yang megetahui informasi tentang serangan jantung sejumalah 50 orang (40%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan kehilangan penglihatan di satu sisi atau kedua mata dengan
mulut miring ke satu sisi sejumlah 7 orang (5.6%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan nyeri mendadak di bagian belakang tulang dada dengan
nyeri menjalar ke kiri atau kedua lengan 4 orang (3.2%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan nyeri pada rahang, leher, atau punggung sejumlah 26 orang
(20.8%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan kelemahan pada lengan dan tungkai di satu sisi tubuh 6
orang (4.8%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan nyeri dada, sesak napas, dan rasa tidak nyaman sejumlah 6
orang (4.8%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan rasa sakit atau tidak nyaman pada lengan atau bahu
sejumlah 20 orang (16%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan pusing mendadak, lemah, dan pingsan sejumlah 8 orang
(6,4%).
- Jumlah warga yang pernah menemui orang dengan serangan jantung sejumlah 4 orang
(3.2%).
- Dari hasil pengkajian didapatkan banyak sasaran usia dewasa tidak melakukan pemeriksaan
kesehatan pengecekan tekanan darah, asam urat, kolesterol, dan gula darah sejumlah 109 orang
(87.2%).
- Jumlah warga yang mengalami pembengkakan dan sakit pada sendi sejumlah 9 orang
(7.2%).
- Jumlah warga yang mengalami kemerahan dan gatal pada kulit sejumlah 21 orang (16.8%).

25
- Jumlah warga yang meminum obat ketika sendi anda sakit dan bengkak sejumlah 5 orang (4%).
- Jumlah warga yang pernah melakukan pengobatan tradisional ketika sendi sakit dan bengkak
sejumlah 6 orang (4.8%).
- Jumlah warga yang melakukan pengecekan kadar asam urat sebanyak 18 orang (14.4%).
- Jumlah warga yang mendapatkan obat dari pelayanan kesehatan saat melakukan pemeriksaan
sejumalah 41 orang (32.8%).
- Dari hasil pengkajian didapatkan lebih banyak sasaran usia dewasa kurang memahami tentang
penyakit jantung, penyebab, tanda dan gejala, makanan yang harus dikonsumsi dan dihindari serta
cara penanganan penyakit jantung.

2 Data angket atau kuesioner dari 244 dewasa di RW 01 Kurang Perilaku


pemahaman kesehatan
- Sebagian besar usia dewasa memiliki perilaku cenderung berisiko, yaitu sering mengonsumsi cenderung
kacang-kancangnya, jeroan, dan daging berjumlah 94 orang (75.2%). beresiko
Data wawancara
- Sasaran usia dewasa mengatakan jika sakit mereka membeli obat diwarung, jika penyakitnya (NANDA.
tidak kunjung sembuh baru mereka pergi ke puskesmas, dokter praktek atau bidan desa. 00188)
- Sasaran usia dewasa mengatakan belum mengetahui cara penanganan pada hipertensi, DM ,
asam urat dan risiko jantung.
- Sasaran usia dewasa mengatakan jarang melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan.
- Sasaran usia dewasa mengatakan tidak melakukan cek kesehatan secara rutin setiap bulan.
Data observasi
Berdasarkan hasil data yang diperoleh :
- Jumlah warga yang pernah merasakan nyeri mendadak di bagian belakang tulang dada
dengan nyeri menjalar ke kiri atau kedua lengan 4 orang (3.2%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan nyeri pada rahang, leher, atau punggung sejumlah 26
orang (20.8%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan kelemahan pada lengan dan tungkai di satu sisi tubuh 6

26
orang (4.8%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan nyeri dada, sesak napas, dan rasa tidak nyaman
sejumlah 6 orang (4.8%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan rasa sakit atau tidak nyaman pada lengan atau bahu
sejumlah 20 orang (16%).
- Jumlah warga yang pernah merasakan pusing mendadak, lemah, dan pingsan sejumlah 8
orang (6,4%).
- Jumlah warga yang pernah menemui orang dengan serangan jantung sejumlah 4 orang
(3.2%).
- Dari hasil pengkajian didapatkan banyak sasaran usia dewasa tidak melakukan pemeriksaan
kesehatan pengecekan tekanan darah, asam urat, kolesterol, dan gula darah sejumlah 109
orang (87.2%).
- Jumlah warga yang mengalami pembengkakan dan sakit pada sendi sejumlah 9 orang
(7.2%).
- Jumlah warga yang mengalami kemerahan dan gatal pada kulit sejumlah 21 orang
(16.8%).
- Jumlah warga yang meminum obat ketika sendi anda sakit dan bengkak sejumlah 5 orang
(4%).
- Jumlah warga yang pernah melakukan pengobatan tradisional ketika sendi sakit dan bengkak
sejumlah 6 orang (4.8%).
- Jumlah warga yang melakukan pengecekan kadar asam urat sebanyak 18 orang
(14.4%).
- Dari hasil pengkajian didapatkan banyak sasaran usia dewasa Perilaku kesehatan cenderung
beresiko penyakit jantung dan mengalami asam urat.

27
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN (NOC) STRATEGI INTERVENSI NIC TTD
KEPERAWATAN
1 Defisiensi pengetahuan Setelah diberikan asuhan Program Kelompok : Fasilitasi Pembelajaran
b.d Kurang informasi keperawatan selama 1x30 (5520)
pada sasaran usia dewasamenit pada sasaran usia Membentuk FGD (Focus
di RW 01 Kel. Ungaran. dewasa di RW 01, Group Discussion) untuk : Aktivitas-aktivitas :
diharapkan : - Menjelaskan proses 1. Tuliskan tujuan
penyakit, diit, dan pembelajaran yang jelas Iris
Pengetahuan : Promosi
(NANDA, hlm. 257, Kesehatan (1823) penatalaksanaan dan mudah dinilai.
domain 5, kelas 4, kode pada penderita asam 2. Sesuaikan instruksi
00126)  (182308) Perilaku yang urat. dengan tingkat
meningkatkan kesehatan - Menjelaskan proses pendidikan dan Annisa
 (182310) Pemeriksaan penyakit, diit, dan kemampuan memahami
kesehatan yang penatalaksanaan pasien.
direkomendasikan. pada penderita 3. Ciptakan lingkungan
 (182328) Sumber penyakit jantung. yang kondusif untuk
informasi peningkatan - Pelatihan RJP belajar.
kesehatan terkemuka. (Resusitasi Jantung 4. Berikan informasi
Paru). dengan cara yag tepat, Andre
 (182312) Sumber
perawatan kesehatan - Pemberian latihan seperti mulai dari hal
terkemuka. senam ergonomis yang sederhana pada
untuk terapi non informasi yang lebih
farmakologi pada kompleks. Annafi
Pengetahuan : Manajemen asam urat 5. Buat perbedaan antara
Gagal Jantung (1835) - Pemberian latihan materi yang penting
kompres jahe untuk untuk diketahui dan

28
 (183501) Faktor-faktor terapi komplementer materi yang ingin Anteng
penyebab dan faktor pada nyeri sendi diketahui.
yang berkontribusi. asam urat 6. Sesuaikan informasi
 (183502) Tanda dan - Penyuluhan dengan gaya hidup dan
gejala awal penyakit. penggunaan aplikasi rutinitas pasien sehingga
 (183547) Manfaat JKN mobile. dapat dipatuhi pasien.
olahraga yang teratur. 7. Yakinkan bahwa materi Faizin
 (183548) Aktivitas fisik Kemitraan : yang digunakan adalah
yang direkomendasikan. materi yang baru.
 (183551) Diet yang - Kader RW 01. 8. Gunakan banyak metode
dianjurkan. - PKK RW 01 pembelajaran yang
(perwakilan setiap sesuai.
RT). 9. Berikan informasi yang
Pengetahuan : - Anggota dawis tiap merangsang perubahan
Manajemen Stroke (1863) RT di wilayah RW peerilaku pasien.
01. 10. Jika memungkinkan
 (186302) Faktor-faktor
gunakan animasi dalam
penyebab dan faktor
menampaikan materi.
yang berkontribusi. Pemberdayaan : 11. Jika diperlukan berikan
 (186310) Pilihan pamphlet, video, atau
pengobatan yang - Demonstrasi dan
pelatihan dengan bahan2 dari internet.
tersedia. 12. Jika memungkinkan
 (186311) Pilihan anggota kader RW
01. berikan contoh langsung
alternative pengobatan. orang yang pernah
 (186316) Komplikasi - Pemberian
demonstrasi dan mengalami pengalaman
stroke. yang sama.
pelatihan kepada
 (186317) Efek pada 13. Berikan media yang
setiap anggota RT 3
gaya hidup. tepat agar pasien mampu
dan RT 4 di wilayah

29
 (186327) Pentingnya RW 01. mengingat materi.
menyelesaikan 14. Gunakan demonstrasi
rehabilitasi. yang sesuai.
 (186330) Sumber 15. Gunakan umpan balik
informasi terpercaya selama proses
terkait pencegahan pendidikan kesehatan.
stroke. 16. Berikan waktu bagi
pasien untuk bertanya
dan mendiskusikan
pikirannya.

Modifikasi Perilaku (4360)


Aktivitas-aktivitas :
1. Tentukan motivasi
pasien terhadap perlunya
perubahan perilaku
2. Kenalkan pasien pada
orang atau kelompok
yag telah berhasil
melatih pengalaman
yang sama
3. Pilah-pilah perilaku
menjadi bagian kecil
untuk dirubah menjadi
unit perilaku yang
teratur (misalnya,

30
berhnti merokok; jumlah
rokok yang dihisap)
4. Tumbuhkan ketrampilan
yang dipelajari yang
secara sistematik
menguatkan komponen
sederhana dari
ketrampilan atau tugas
5. Tentukan perubahan-
perubahan perilaku
dengan membandingkan
perilaku dasar
sebelumnya
dibandingkan perilaku
setelah intervensi
2 Perilaku kesehatan Setelah diberikan asuhan Program Kelompok : Konseling (5240)
cenderung beresiko b.d keperawatan selama 1x30
Kurang pemahaman pada menit pada sasaran usia Pemberian Pendidikan Aktivitas-aktivitas :
sasaran usia dewasa di dewasa di RW 01, Kesehatan yang meliputi : 1. Bangun hubungan
RW 01, RT 03 dan 04 diharapkan : - Pemberian teraupeutik yang
Kel. Ungaran pendidikan didasarkan pada (rasa Ayu M
(1702) Kepercayaan
mengenai kesehatan : kesehatan terkait saling percaya dan
kontrol yang diterima perilaku cenderung saling menghormati)
(NANDA, hlm. 145, berisiko pada 2. Tetapkan lama
domain 1, kelas 2, kode  (170202) Meminta jantung. hubungan konseling
00188) untuk terlibat dalam - Pemberian 3. Tetapkan tujuan-
keputusan kesehatan pendidikan tujuan Maissatu
 (170204) Keyakinan kesehatan terkait 4. Sediakan privasi dan

31
bahwa keputusan perilaku cenderung berikan jaminan
sendiri yang berisiko pada asam kesehatan
mengontrol urat. 5. Sediakan informasi
kesehatan - Melakukan factual yang tepat dan
 (170205) Keyakinan penyuluhan tentang sesuai dengan
bahwa tindakan tindakan pertolongan kebutuhan Afif
sendiri yang pertama orang jatuh 6. Tentukan bagaimana
mengontrol - Pemberian perilaku keluarga
kesehatan pendidikan mempengaruhi pasien
kesehatan tentang
Nushrotu
pencegahan flu
(1602) Perilaku promosi burung terkait Pendidikan Kesehatan n
kesehatan program pemerintah (5510)
 (160201) yang bekerjasama Aktivitas-aktivitas :
menggunakan dengan FAO.
1. Targetkan sasaran
perilaku yang
pada kelompok
menghindari risiko Kemitraan : berisiko tinggi dan
 (160203) rentang usiaa yang
memonitor perilaku - Anggota kader di
wilayah RW 01 akan mendapat
personal terkait manfaat besar dari
dengan risiko - Anggota dawis di
setiap RT di wilayah pendidikan kesehatan
 (160221) 2. Sasar kebutuhan-
keseimbangan RW 01
kebutuhan yang
aktivitas dan teridentifikasi dalam
istirahat Pemberdayaan : healthy people 2010 :
 (160207) promosi kesehatan
melakukan perilaku - Memfasilitasi nasional dan tujuan
kesehatan secara anggota kader dan

32
rutin PKK di wilayah RW pencegahaan penyakit,
 (160213) 01 tentang dampak atau kebutuhan local,
mendapatkan perilaku cenderung Negara bagian dan
screnning kesehatan beresiko seperti, kepentingan nasional
yang makanan yang lainnya.
direkomendasikan dilarang untuk di 3. Tentukan
konsumsi, merokok, pengetahuankesehatan
gaya hidup kurang dan gaya hidup
gerak, lingkungan perilaku saat ini pada
yang kurang sehat. individu, keluarga,
atau kelompok
sasaran.
Pendidikan Kesehatan : 4. Bantu individu,
- Pemberian penkes keluarga, dan
terkait penyakit asam masyarakat untuk
urat dan penyakit memperjelas
jantung meliputi keyakinan dan nilai-
proses penyakit, nilai kesehatan.
tanda & gejala, diit, 5. Ajarkan strategi yang
cara pemeriksaan, dapat digunakan untuk
penatalaksanaan, menolak perilaku
seperti pelatihan RJP yang tidak sehat atau
(untuk penyakit berisiko dari pada
jantung), pemberiaan memberikan saran
terapi komplementer untuk menghindari
untuk meringankan atau mengubah
nyeri sendi pada perilaku.
asam urat). 6. Lakukan demonstrasi

33
atau demonstrasi
ulang, partisipasi
pembelajar, dan
manipulasi bahan atau
pembelajaran ketika
mengajarkan
ketrampilan
psikomotorik.
Terapi kelompok (5450)
Aktivitas-aktivitas :
1. Pilih anggota
kelompok yang
bersedia untuk
berpartisipasi aktif
dan mengambil
tanggung jawab pada
masalahnya sendiri.
2. Gunakan CO-Leader
dengan cara yang
tepat
3. Gerakan kelompok
untuk bekerja tahap
kerja secepat mungkin
4. Bantu kelompok
untuk bekrja melalui
resistensi mereka
untuk berubah

34
5. Ber kelompok arahan
yang memungkinkan
mereka untuk
mengidentifikasi dan
meyelesaikan setiap
tahap perkembangan
6. Dukung untuk
membuka diri dan
diskusi dari hal yang
lalu hanya jika
berkaitan dengan
fungi dan tujuan
kelompok
7. Dukung anggota
untuk membagi
pikiran yang mereka
miliki dengan yang
lain.
8. Berikan struktur
latihan kelompok
dengan cara yang
tepat untuk
mendukung fungsi
dan kesadaran
kelompok.

35
D. PLAN OF ACTION PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS PROGRAM KECIL RW 01 KELURAHAN UNGARAN
BARAT
Masalah kesehatan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung Jawab
Defisiensi pengetahuan Penyuluhan aplikasi JKN Warga RW 1 5 Desember Rumah warga Kas Miftahul Faizin
b.d Kurang informasi mobile 2019 saat kegiatan
pada sasaran usia dewasa PKK/Dawis
di RW 01, RT 03 dan 04 Pembentukan FGD Warga RW 1 5 Desember Rumah warga Kas
Kel. Ungaran. (Forum Group Discussion) 2019 saat kegiatan
untuk : PKK/Dawis
- Menjelaskan Iris Iswandha
proses penyakit,
diit, dan
penatalaksanaan
pada penderita
asam urat.
Annisa Nirmala P.
- Menjelaskan
proses penyakit,
diit, dan
penatalaksanaan
pada penderita
penyakit jantung. Andre Danang
- Pelatihan RJP
(Resusitasi Jantung
Paru), menjelaskan
pertolongan
pertama pada

36
serangan jantung
dan luka bakar. An Nafi Nurmanita
- Pemberian latihan
senam ergonomis
sebagai terapi
komplementer
pada nyeri sendi Hari Anteng
asam urat.
- Pemberian latihan
terapi
komplementer
kompres jahe pada
penderita nyeri
sendi asam urat

Perilaku kesehatan Pemberian pendidikan Warga RW 1 5 Desember Rumah warga Kas


cenderung beresiko b.d kesehatan yang meliputi : 2019 saat kegiatan
Kurang pemahaman pada - Pemberian PKK/Dawis Ayu Maria
sasaran usia dewasa di pendidikan
RW 01, RT 03 dan 04 kesehatan terkait
Kel. Ungaran perilaku cenderung
berisiko pada
jantung.
Maissatu Mufidhah
- Pemberian
pendidikan
kesehatan terkait

37
perilaku cenderung
berisiko pada asam
urat. Afif Miftakhurroziqin
- Melakukan
penyuluhan
mengenai
pertolongan
pertama orang
jatuh
- Pemberian
pendidikan
Nushrotun Nisa’
kesehatan tentang
pencegahan flu
burung terkait
program
pemerintah yang
bekerjasama
dengan FAO.

38
E. PLAN OF ACTION PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS PROGRAM BESAR RW 01 KELURAHAN UNGARAN
BARAT
Masalah kesehatan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung Jawab
Defisiensi pengetahuan 1. Senam Ergonomis untuk Warga RW 1 22 Desember Dana Warih Kas Annisa Nirmala P
b.d Kurang informasi penderita asam urat. 2019
pada sasaran usia dewasa 2. Pendidikan kesehatan
di RW 01, RT 03 dan 04 mengenai proses penyakit, Afif Miftakhurroziqin
Kel. Ungaran. tanda dan gejalan,
penyebab, penatalaksanaan,
dan diet untuk asam urat.
3. Mendemonstrasikan
Pelatihan Pertolongan
Pertama Gawat Darurat Andre Danang W.
tentang :
a. Penyakit Jantung
b. Luka bakar
Perilaku kesehatan 1. Pemberian pendidikan Warga RW 1 22 Desember Dana Warih Kas Ayu Maria Asih M.
cenderung beresiko b.d kesehatan terkait diet pada 2019
Kurang pemahaman pada penderita resiko jantung.
sasaran usia dewasa di 2. Perilaku Hidup Bersih &
RW 01, RT 03 dan 04 Sehat (6 langkah cuci Maissatu Mufidhah
Kel. Ungaran tangan, 5 momen cuci
tangan, air bersih,
penggunaan jamban sehat,
memberantas jentik
nyamuk, konsumsi buah &
sayur, aktivitas fisik, tidak

39
merokok, pemberian ASI
eksklusif, pengukuran TB
dan BB bayi/balita secara
berkala, dan persalinan
ditolong oleh tenaga
medis). Nushrotun Nisa’
3. Pendidikan tentang cara
penanganan luka bakar
4. Pendidikan kesehatan Hari Anteng L. S.
tentang proses penyakit,
tanda dan gejalan,
penyebab, penatalaksanaan,
dan diet untuk diabetes
mellitus. Iris Iswandha
5. Demosntrasi tentang senam
diabetes mellitus untuk
penderita diabetes melitus An Nafi Nurmanita
6. Demonstrasi tentang senam
hipertensi untuk penderita
hipertensi

40
F. EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01 KELURAHAN UNGARAN BARAT
Nama : An Nafi Nurmanita/NIM. 071191041
HASIL
N WAKTU DAN
KEGIATAN RESPON FAKTOR
O TEMPAT
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
- Mendemonstrasikan - RT 10 (Rumah Jangka Pendek 1) Tersedianya 1. Kurangnya
1 pelatihan senam Bu Yosi), Sabtu, 1. Dari 25 Ibu-ibu tempat rumah waktu yang
ergonomis pada nyeri 07 Desember anggota PKK di warga RT 10, tersedia
sendi asam urat. 2019, jam RT 10, 25 ibu- RT 04 dan karena
16.00 WIB ibu anggota Tempat Ibadah mendekati
- RT 04 (Rumah PKK di RT 04 Mushola RT 03 waktu shalat
Bu Toha), serta 7 laki-laki yang sudah di maghrib
Minggu, 08 dan 12 tentukan untuk 2. Ada beberapa
Desember 2019, perempuan pendemontrasia sasaran
jam 16.00 WIB warga RT 03 n senam dewasa yang
- Tempat Ibadah yang hadir dan ergonomis kurang
(Mushola RT mengikuti 2) Tersedianya memperhatika
03) wilayah RW pelatihan media yang n saat
01, Sabtu, 28 demonstrasi diguanakan penyampaian
Desember 2019, senam untuk materi
jam 19.00 WIB ergonomis untuk pendemonstrasi
Kuncen Lama, asam urat an senam
Kecamatan 2. Sasaran dewasa ergonomis
Ungaran Barat, mendengarkan 3) Kehadiran dan
Kabupaten aktif dalam antusiasme
Semarang penyampaian sasaran dewasa
materi senam yang hadir

41
ergonomis
3. Sasaran dewasa
mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
4. Sasaran dewasa
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
5. Sasaran dewasa
bertanya aktif
saat penyuluhan
6. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi
yang diberikan
- Mendemonstrasikan - Tanggal 20 1. Dari 4 orang 1. Tersedianya 1. Kurangnya
latihan senam hipertensi Desember 2019, dewasa yang tempat di kesadaran
pada penderita hipertensi jam 13.00 WIB hadir dalam Gedung Dana warga RW 01
Gedung Dana kegiatan Warih yang penderita
warih, Sasaran pemberian sudah hipertensi
dewasa (usia demonstrasi ditentukan yang hadir
25-45 tahun) senam untuk kegiatan untuk
warga RW 01, hipertensi bagi pelatihan mengikuti
Kuncen Lama, penderita demonstrasi kegiatan
Kecamatan hipertensi di senam “Garuda

42
Ungaran Barat, Gedung Dana hipertensi di Ajang Sehat”
Kabupaten Warih Gedung Dana 2. Waktu
Semarang 2. Sasaran dewasa Warih pelaksanaan
- Tanggal 28 mendengarkan 2. Tersedianya kegiatan tidak
Desember 2019, aktif dalam media yang sesuai dengan
Jam 11.00 WIB, penyampaian digunakan jadwal yang
Rumah Bu Joko materi senam dalam sudah
RT 10 sebagai ergonomis demonstrasi direncanakan,
Ketua Kader 3. Sasaran dewasa senam banyak
RW 01, Kuncen mengikuti Hipertensi sasaran
Lama, kegiatan dari seperti video dewasa yang
Kecamatan awal sampai 3. Tersedianya tidak tepat
Ungaran Barat, akhir media leaflet waktu.
Kabupaten 4. Sasaran dewasa yang digunakan 3. Ada beberapa
Semarang. tidak dalam sasaran
meninggalkan penyampaian dewasa yang
ruangan ketika demonstrasi kurang focus
kegiatan dimulai senam saat diberikan
5. Sasaran dewasa hipertensi latihan senam
bertanya aktif 4. Kehadiran dan hipertensi
saat penyuluhan antusiasme
6. Sasaran dewasa sasaran dewasa
tampak antusias yang hadir
dengan materi
yang diberikan

43
Nama : Annisa Nirmala Pravitasari/NIM. 071191018
HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
1 - FGD penyakit Minggu 15 Desember 2019 Jangka Pendek 1) Tersedianya 1. Kurangnya
jantung (proses jam 16.00 RT 03 (Rumah 1. Dari 25 Ibu-ibu tempat rumah waktu yang
penyakit, diit Bapak Agus Sadono), anggota PKK di warga RT 03, tersedia
jantung dan Sabtu 28 Desember 2019 jam RT 03, 19 ibu- dan Tempat karena
penatalaksanaanya 19.00 ibu dan bapak- Ibadah mendekati
). Tempat Ibadah (Mushola RT bapak anggota Mushola RT 03 waktu shalat
03) wilayah RW 01 , Kuncen yang terdiri dari yang sudah di maghrib.
Lama, Kecamatan Ungaran 7 laki-laki dan tentukan untuk 2. Waktu yang
Barat, Kabupaten Semarang. 12 perempuan FGD penyakit semakin
yang hadir di jantung. malam dan
acara Mushola 2) Tersedianya mendekati
dan mengikuti media yang waktu istirajt
FGD penyakit diguanakan tidur yaitu jam
jantung untuk FGD 21.00 WIB
2. Sasaran dewasa jantung. 3. Ada beberapa
mendengarkan 3) Kehadiran sasaran
aktif dalam antusiasme dan dewasa yang
penyampaian kooperatif kurang
materi jantung sasaran dewasa memperhatika
yang yang hadir n saat
disampaikan. penyampaian
3. Sasaran dewasa materi
mengikuti

44
kegiatan dari
awal sampai
akhir
4. Sasaran dewasa
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
5. Sasaran dewasa
bertanya aktif
saat penyuluhan
6. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi
yang diberikan
2. - Pendidikan Jum’at 20 Desember 2019 jam 1. Ada 3 orang 1. Tersedianya Kurangnya informasi
kesehatan dan 13.00 di Gedung Dana warih, dewasa yang hadir tempat di Gedung adanya senam
demontrasi senam Sasaran dewasa (usia 25-45 dalam kegiatan Dana warih yang gerakan senam
ergonomis asam tahun) warga RW 01, Kuncen pendidikan sudah di tentukan ergonomis untuk
urat. Lama, Kecamatan Ungaran kesehatan latihan untuk dalam asam urat.
Barat, Kabupaten Semarang senam ergonomis kegiatan
asam urat. pendidikan
2. Sasaran dewasa kesehatan
mendengarkan demonstrasi
aktif dalam senam ergonomis
penyampaian asam urat.
materi senam 2. Tersedianya media
ergonomis asam yang digunakan

45
urat. untuk dalam
3. Sasaran dewasa kegiatan
mengikuti kegiatan pendidikan
dari awal sampai kesehatan gerakan
akhir senam ergonomis
4. Sasaran dewasa asam urat di
tidak Gedung
meninggalkan DanaWarih
ruangan ketika 3. Kehadiran dan
kegiatan dimulai antusiasme
5. Sasaran dewasa sasaran dewasa
bertanya aktif saat yang hadir
di lakukan
demontrasi gerakan
senam ergonomis
asam urat.
6. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi yang
diberikan dan
melakukan
demontrasi gerakan
senam ergonomis
asam urat.

46
Nama : Ayu Maria Asih Maharani/NIM. 071191016
No Kegiatan Waktu Hasil
dan
Tempat
Respon masyarakat Faktor
Pendukung Penghambat
1 Melakukan pengkajian RT 03 dan Masyarakat sebgaian welcome saat  Kader per RT  Pekerjaan warga yang
ke warga sesuai RT 04 dilakukan pengkajian dan bertanya masing-masing yang sulit diprediksi kapan
kuesioner terkait jika kurang mengerti aktif. dirumah.
program yang akan  Masyrakat  Warga yang percaya
dilakukan (penkes bc hoax dari grup
jantung) whatsapp
2 Penyuluhan perilaku Sabtu, 7 Ibu-ibu PKK di rt 12 menyambut  individu masing-  warga yang percaya
jaga kesehatan jantung: Desember kedatangan mahasiswa dengan masing bc hoax dari grup
2019 antusias dilakukan dan lebih  ibu PKK whatsapp.
 Menargetkan memahami tentang kesehatan,  akses rumah yang  kurangnya media
sasaran pada Jam 15.30 bertanya jika kurang mengerti mudah dilakukan karena sarana
kelompok beresiko
Tempat: PKK prasarana oleh
dan rentang usia
RT 12 mahasiswa.
yang akan
 ibu PKK yang bicara
mendapatkan
sendiri saat dilakukan
manfaat besar dari
penyuluhan
pendidikan
kesehatan.
 Mengidentifikasi
faktor internal dan
eksternal yang dapat

47
meningkatkan
motivasi untuk
berperilaku sehat

3 Penyuluhan perilaku Minggu, 8  Ibu-ibu PKK di rt 03  individu masing-  kurangnya media


jaga kesehatan jantung Desember menyambut kedatangan masing karena sarana
2019 mahasiswa dengan antusias  ibu PKK prasarana oleh
 setelah dikakukan penyuluhan  akses rumah yang mahasiswa
Jam 15.30
lebih memahami tentang mudah dilakukan PKK  pekerjaan warga
Tempat: kesehatan, yang sulit diprediksi
bu Nur  bertanya jika kurang mengerti kapan dirumah
Ikhsan mereka bertanya
kader 03

4 Pendidikan kesehatan Minggu,  sebagian besar ibu PKK  Kader per RT masing-  ibu PKK yang bicara
perilaku menjaga 15 mengetahui tetapi malas untuk masing yang aktif sendiri saat dilakukan
kesehatan jantung Desember melakukan dalam penyuluhan
2019  bertanya jika kurang mengerti  Sebagian masyrakat  media penyuluhan
pukul mereka bertanya yang aktif mengikuti yang kurang banyak
16.00 wib, PKK karena dana keuangan
di rumah
bu rt 04
5 Pendidikan kesehaan Jumat, 20-  hanya 5 warga di rw 01 yang  dukungan karena ada  waktu kurang tepat
diit jantung 12-19 datang dengan resiko penyakit cek kesehatan gratis  akses ke dana warih
pukul

48
13.00- jantung  kader yang aktif  Pekerjaan yang tidak
16.00  5 orang antusias bertnya untuk  mahasiswa yang dapat ditentukan
penatalaksanaan diet jantung melakukan cara untuk
Tempat:
meraimakan acara
dana
warih
6 Evaluasi penkes diet Senin, 30 5 orang antusias untuk melakukan senang karena mendapat hujan
jantung des 2019, penatalaksanaan diet jantung cek tensi
pukul
19.15-
20.30
Rumah bu
Sugiyarti
kaader rt
04

49
Nama : Hari Anteng Lintang S./NIM. 071191060
HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
1 - Penyuluhan Tanggal 08 Desember Jam Jangka Pendek 1) Tersedianya 1. Kurangnya
Kompres Jahe 16.00 di RT 09 (Rumah Ibu 1. Dari 15 Ibu-ibu tempat rumah waktu yang
untuk penderita Bambang), anggota Dawis warga RT 9, tersedia
Asam Urat Tanggal 28 Desember 2019, di RT 09, 15 dan Tempat karena
jam 19.00 Tempat Ibadah ibu-ibu anggota Ibadah mendekati
(Mushola RT 03) wilayah RW Dawis di RT 09, Mushola RT 03 waktu shalat
01 , Kuncen Lama, Kecamatan di mushola RT yang sudah di maghrib
Ungaran Barat, Kabupaten 03 dihadiri oleh tentukan untuk 2. Ada beberapa
Semarang 19 masyarakat pendemontrasia sasaran
yaitu 7 laki-laki n Kompres dewasa yang
dan 12 Jahe untuk kurang
perempuan yang asam urat memperhatika
hadir dan 2) Tersedianya n saat
mengikuti media yang penyampaian
pelatihan diguanakan materi
demonstrasi untuk
Kompres Jahe pendemonstrasi
untuk asam urat an Kompres
2. Sasaran dewasa Jahe untuk
mendengarkan asam urat
aktif dalam 3) Kehadiran dan
penyampaian antusiasme
materi senam sasaran dewasa

50
kompres jahe yang hadir
3. Sasaran dewasa
mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
4. Sasaran dewasa
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
5. Sasaran dewasa
bertanya aktif
saat penyuluhan
6. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi
yang diberikan
2. - Penyuluhan Diet Tanggal 20 Desember 2019, 1. Dari 3 orang 1. Tersedianya  Kurangnya
Diabetes Meilitus jam 13.00 Gedung Dana warih, dewasa yang hadir tempat di Gedung kesadaran
pada penderita Sasaran dewasa (usia 25-45 dalam kegiatan Dana warih yang penderita
Diabetes Meilitus tahun) pendidikan sudah di tentukan diabetes
Tanggal 28 Desember 2019 Di kesehatan Diabetes untuk dalam meilitus untuk
rumah Bu Joko Rt 10 warga Meilitus di Gedung kegiatan menghadiri
RW 01, Kuncen Lama, Dana Warih pendidikan acara “garuda
Kecamatan Ungaran Barat, 2. Kader mampu kesehatan aja sehat”.
Kabupaten Semarang menejelaskan Diabetes Meilitus  Ada beberapa
terkait makanan di Gedung Dana sasaran dewasa

51
pantangan untuk Warih yang kurang
diet diabetes 2. Tersedianya media memperhatikan
meilitus yang digunakan saat
3. Sasaran dewasa untuk dalam penyampaian
mendengarkan kegiatan materi
aktif dalam pendidikan
penyampaian kesehatan
materi senam Diabetes Meilitus
hipertensi di Gedung Dana
4. Sasaran dewasa Warih
mengikuti kegiatan 3. Kehadiran dan
dari awal sampai antusiasme
akhir sasaran dewasa
5. Sasaran dewasa yang hadir
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
6. Sasaran dewasa
bertanya aktif saat
penyuluhan
7. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi yang
diberikan

52
Nama : Iris Iswandha/NIM. 071191028
HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
1. Melakukan FGD Minggu, 15 Desember 2019 di 1. Dari 25 Ibu-ibu 1. Tersedianya 1. Kurangnya waktu
tentang asam urat RT 03 (Rumah Bp. Agus anggota PKK di RT tempat rumah yang tersedia
(proses penyakit, diit, Sadono), pukul 16.00. 03, 25 ibu-ibu warga RT 3 yang karena mendekati
dan anggota PKK di RT sudah di tentukan waktu shalat
penatalaksanaannya) 03 yang hadir dan untuk FGD maghrib.
dengan penderita asam mengikuti FGD tentang asam urat. 2. Ada beberapa
urat. tentang asam urat 2. Tersedianya sasaran dewasa
(proses penyakit, diit, media yang yang kurang
dan diguanakan untuk memperhatikan
penatalaksanaannya). FGD tentang saat sesama
2. Sasaran dewasa aktif asam urat. peserta
berdiskusi tentang 3. Kehadiran dan menyampaikan
asam urat. antusiasme pendapatnya
3. Sasaran dewasa sasaran dewasa tentang asam
mengikuti kegiatan yang hadir. urat.
dari awal sampai
akhir.
4. Sasaran dewasa tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai.
5. Sasaran dewasa
tampak saling berbagi

53
pengalaman tentang
penyakit asam urat.

2. Demontrasi Senam Gedung Dana Warih, Sasaran 1. Dari 3 orang dewasa 1. Tersedianya  Kurangnya
Kaki Diabetes Meilitus dewasa (usia 25-45 tahun) yang hadir dalam tempat di kesadaran
pada penderita Diabetes warga RW 01, Kuncen Lama, kegiatan demonstrasi Gedung Dana penderita diabetes
Meilitus Kecamatan Ungaran Barat, senam kaki diabetes warih yang meilitus untuk
Kabupaten Semarang meilitus di Gedung sudah di menghadiri acara
Dana Warih. tentukan untuk “garuda ajang
2. Sasaran dewasa dalam kegiatan sehat”.
mendengarkan aktif demonstrasi  Ada beberapa
dalam penyampaian senam kaki sasaran dewasa
materi senam kaki Diabetes yang kurang
diabetes meilitus. Meilitus di memperhatikan
3. Sasaran dewasa Gedung Dana saat penyampaian
mengikuti kegiatan Warih materi senam
dari awal sampai 2. Tersedianya kaki diabetes
akhir. media yang melitus.
4. Sasaran dewasa tidak digunakan untuk
meninggalkan dalam kegiatan
ruangan ketika demonstrasi
kegiatan dimulai. senam kaki
5. Sasaran dewasa Diabetes
bertanya aktif saat Meilitus di
penyampaian materi Gedung Dana
senam kaki diabetes Warih
meilitus. 3. Kehadiran dan

54
6. Sasaran dewasa antusiasme
tampak antusias sasaran dewasa
dengan materi dan yang hadir.
demostrasi yang
diberikan.
3. Evaluasi FGD tentang Sabtu, 28 Desember 2019 RT 1. Dari 19 warga yang 4) Tersedianya 1. Kurangnya waktu
asam urat (proses 03 (Mushola RT 03) wilayah datang ke Musholla tempat Ibadah yang tersedia
penyakit, diit, dan RW 01 , Kuncen Lama, RT 03 yang terdiri Mushola RT 03 karena acara
penatalaksanaannya) Kecamatan Ungaran Barat, dari 7 laki-laki dan 12 yang sudah di dimulai setelah
dengan penderita asam Kabupaten Semarang. perempuan mengikuti tentukan untuk sholat isya’.
urat. FGD tentang asam FGD tentang 2. Ada beberapa
urat (proses penyakit, asam urat. sasaran dewasa
diit, dan 5) Tersedianya yang kurang
penatalaksanaannya). media yang memperhatikan
2. Sasaran dewasa aktif diguanakan untuk saat sesama
berdiskusi tentang FGD tentang peserta
asam urat. asam urat. menyampaikan
3. Sasaran dewasa 6) Kehadiran dan pendapatnya
mengikuti kegiatan antusiasme tentang asam
dari awal sampai sasaran dewasa urat.
akhir. yang hadir.
4. Sasaran dewasa tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai.
5. Sasaran dewasa
bertanya aktif dalam
berbagi pengalaman

55
tentang penyakit
asam urat.
4. Evaluasi demonstrasi Sabtu, 28 Desember 2019 RT 1. Sasaran dewasa 1. Tersedianya  Kurangnya
senam kaki diabetes 10 (Rumah Ibu Joko Sumantri) mampu menyebutkan tempat di Rumah kesadaran
melitus pada penderita manfaat dan tujuan Ibu Joko penderita diabetes
diabetes melitus. dilakukannya senam Sumantri yang meilitus untuk
kaki diabetes melitus. sudah di menghadiri acara
2. Sasaran dewasa tentukan untuk “garuda ajang
mampu dalam kegiatan sehat”.
mempraktikkan demonstrasi
senam kaki diabetes senam kaki
melitus. Diabetes
3. Sasaran dewasa Meilitus.
tampak antusias 2. Tersedianya
mempraktikkan media yang
senam kaki diabetes digunakan untuk
melitus. dalam kegiatan
demonstrasi
senam kaki
Diabetes
Meilitus.

56
Nama : Maissatu Mufidhah/NIM. 071191020
No Kegiatan Waktu dan Hasil
. Tempat
Respon masyarakat Faktor
Pendukung Penghambat
1. Pemberian pendidikan Minggu 8 Respon dari peserta Dengan diijinkan oleh Adanya sebagian
kesehatan Tentang tanda dan Desember 2019 Dawis baik dan terbuka ketua Dawis dan Ibu masyarakat yang
gejala Asam urat serta diet serta sebagian peserta Rt untuk mengisi masih takut dengan
asam urat Rumah Ketua dawis kooperatif saat di penyuluhan. keberadaan
Dawis 3 RT 09 Ibu berikan penyuluhan. mahasiswa yang
Bambang sedang praktik
komunitas
2. Pemberian pendidikan 20 Desember 2019, Respon baik dari warga Mendapatkan ijin dari Banyaknya
kesehatan mengenai Perilaku Pukul 13.00-16.30 RW 01 Kuncen Lama, Dosen pembimbing, masyarakat yang
Hidup Bersih dan Sehat Gedung Dana serta sebagian warga CI lapangan, Ketua aktif bekerja pada
(PHBS) Warih yang datang untuk Rw serta Ketua Kader jam kegiatan FGD
mengukuti agenda FGD tersebut, yang
dan Cek Kesehatan. mengakibatkan
sedikitnya warga
yang ikut serta
dalam kegiatan ini.

57
Nama : Nushrotun Nisa’/NIM. 071191063
No Kegiatan Waktu dan Hasil
. Tempat
Respon masyarakat Faktor
Pendukung Penghambat
1. Pemberian pendidikan Minggu Respon dari ibu-ibu Sudah diizinkan oleh Ada beberapa
kesehatan tentang flu burung yang mengikuti Dasa ketua Dasa Wisma dan masyarakat yang
dan kebersihan kandang serta 8 Desember 2019 Wisma yaitu baik dan Ibu RT untuk takut dengan
penyampaian mengenai JKN terbuka serta sebagian memberikan keberadaan
peserta Dasa Wisma penyuluhan. mahasiswa yang
Rumah Ketua kooperatif saat di sedang praktik
Dawis 3 RT 09 Ibu berikan penyuluhan. komunitas karena
Bambang isu hoax yang
beredar.
2. Pemberian pendidikan Senin Respon dari ibu-ibu Diizinkan oleh Ibu Ada beberapa
kesehatan mengenai JKN yang menghadiri acara ketua RT. 02 untuk masyarakat yang
9 Desember 2019 Dasa Wisma saat itu memberikan takut dengan
baik dan beberapa penyuluhan. keberadaan
peserta aktif dalam mahasiswa yang
Rumah Ibu RT. 02 bertanya dan menjawab sedang praktik
pertanyaan komunitas karena
isu hoax yang
beredar.
3. Pemberian pendidikan Minggu Respon baik dari ibu- Diizinkan oleh Ibu RT. Ada beberapa
kesehatan mengenai JKN ibu yang mengikuti 05 dan Ibu Muji masyarakat yang
Dasa Wisma dan selaku tuan rumah takut dengan

58
22 Desember 2019 peserta aktif dalam acara tersebut keberadaan
mengikuti penyuluhan mahasiswa yang
yang diberikan sedang praktik
Rumah Ibu Muji komunitas karena
RT. 05 isu hoax yang
beredar.
4. Pemberian pendidikan 20 Desember 2019  Mendapat respon baik Sudah mendapatkan Sebagian mata
kesehatan mengenai dari warga RW. 01 izin dari dosen pencaharian warga
Penanganan Pertama pada Pukul 13.00-16.30 Kuncen Lama pembimbing, CI sekitaryaitu menjadi
Luka Bakar  Sebagian warga lapangan, Ketua RW pedagang di pasar
datang untuk serta Ketua Kader dan juga kerja di
Gedung Dana mengikuti FGD dan Desa Kuncen Lama pabrik ehingga
Warih Cek Kesehatan yang acara yang
diselenggarakan diselenggarakan
tidak banyak warga
yang datang

59
Nama : Andre Danang W./NIM. 071191021
No Kegiatan Waktu dan Hasil
Tempat
Respon Masyarakat Faktor
Pendukung Penghambat
1 Penyuluhan tentang Di rumah Respon masyarakat  individu masing Banyak warga yang kurang
pertolongan pertama terhadap warga Rt 12 sangat baik dan masing memperhatikan
serangan jantung : antusias masyarakat  akses rumah yang
Hari Saptu 7 juga cepat memahami mudah
 Menargetkan sasaran Desember tentang materi ini  cuaca yang
kelompok dengan 2019 jam
mendukung sehingga
keluarga beresiko seperti 15.00
banyak yang datang
keluarga dengan
hipertensi dan kolesterol
2 Penyuluhan tentang Di Rumah Respon masyarakat  individu masing  Tempat yang sempit dan
pertolongan pertama terhadap Warga Rt 3 sangat baik dan masing terbagi 2 kelompok
serangan jantung : antusias masyarakat  ibu pkk ramah ramah  Cuaca mendung dan
Hari Minggu juga cepat memahami hujan gerimis
 Menargetkan sasaran Tanggal 8 tentang materi ini
kelompok dengan Desember
keluarga beresiko seperti 2019 Jam
keluarga dengan 15.00
hipertensi dan kolesterol
 Memberikan motivasi
untuk hidup lebih sehat

60
3 Penyuluhan tentang Di Rumah Respon masyarakat  individu masing Banyak warga yang percaya
pertolongan pertama terhadap Warga Rt 4 sangat baik dan masing hoax
serangan jantung : antusias masyarakat  akses rumah yang
Hari Minggu juga cepat memahami mudah
 Menargetkan sasaran Tanggal 8 tentang materi ini cuaca yang
kelompok dengan Desember
mendukung sehingga
keluarga beresiko seperti 2019 jam
banyak yang datang
keluarga dengan 15.30
hipertensi dan kolesterol
 Ditambah materi
pertolongan pertama
digigit ular

4 Penyuluhan tentang Di Gedung Respon warga baik  Akses ke tempat  Kurangnya penyebaran
pertolongan pertama terhadap Dana Warih cepat mengerti dan sangat terjangkau informasi ke warga
serangan jantung : Tanggal 20 banyak bertanya  Tempat luas dan  Warga banyak yang
Desember fasilitas memadai masih berkerja
 Menargetkan sasaran 2019 Jam
kelompok dengan 13.00
keluarga beresiko seperti
keluarga dengan
hipertensi dan kolesterol
 Memberikan motivasi
untuk hidup lebih sehat

61
G. RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01 KELURAHAN UNGARAN BARAT
Nama : An Nafi Nurmanita/NIM. 071191041
N DIAGNOSA KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU PENANGUNG
O JAWAB
1 Perilaku - Mendemonstrasikan - Ke ibu-ibu RW 01, Menyesuaikan An Nafi Nurmanita
kesehatan pelatihan senam PKK Kuncen Lama, PKK masing- 071191041
cenderung ergonomis pada - Ke dasa wisma Kecamatan masing RT dan
berisiko nyeri sendi asam ke RT di Ungaran Barat, Dasa Wisma
urat. wilayah RW Kabupaten
01 Semarang
- Sesuai agregat
dewasa) (25-
45 tahun)
2 Perilaku - Mendemonstrasikan - Ke ibu-ibu RW 01, Menyesuaikan An Nafi Nurmanita
kesehatan latihan senam PKK Kuncen Lama, PKK masing- 071191041
cenderung hipertensi pada - Ke dasa wisma Kecamatan masing RT dan
berisiko penderita hipertensi ke RT di Ungaran Barat, Dasa Wisma
wilayah RW Kabupaten
01 Semarang
- Sesuai agregat
dewasa (25-45
tahun )

62
Nama : Annisa Nirmala Pravitasari / NIM 071191018
Masalah Kesehatan Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung Jawab

Perilaku kurang FGD penyakit jantung - ibu-ibuPKK RT 03 RW 01, Menyesuiakan Annisa Nirmala P
kesadaran dan (proses penyakit, diit rumah bapak Agus Kuncen PKK masing-
kurang informasi. jantung dan Sadono di wilayah Lama, masing Rt dan
penatalaksanaannya). RW 01 Kecamatan dawis.
- Sesuai agregat dewasa Ungaran
- Ibu-Ibu dan Bapak- Barat,
Bapak Tempat di Kabupaten
Mushola RT 03 Semarang
wilayah RW01
Kuncen Lama
Perilaku kesehatan Pendidikan kesehatan - Ke ibu-ibu dan Bapak- RW 01, Menyesuiakan Annisa Nirmala P
cenderung beresiko demontrasi senam bapak wilayah RW 01 Kuncen warga di RW
ergonomis asam urat. - Sesuai agregat dewasa Lama, 01 Kuncen jam
Kecamatan 13.00 WIB.
Ungaran
Barat,
Kabupaten
Semarang

63
64
Nama : Ayu Maria Asih M./NIM. 071191014
Masalah Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung
Kesehatan Jawab
Perilaku Penyuluhan perilaku jaga - Ke ibu PKK RW 01 Menyesuiakan Ayu Maria
kesehatan kesehatan jantung - Ke dawis ke RT di Asih
cenderung wilayah RW 01 Maharani
beresiko - Sesuai agregat
Perilaku kurang Pendidikan kesehatan diet - Ke ibu PKK RW 01 Menyesuiakan Ayu Maria
kesadaran dan jantung - Ke dawis ke RT di PKK masing- Asih
kurang wilayah RW 01 masing Rt dan Maharani
informasi - Sesuai agregat umur dawis.

Nama Hari Anteng Lintang S/NIM. 071191060


Masalah Kesehatan Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung Jawab
Perilaku kesehatan Penyuluhan dan - Ke ibu-ibu PKK RW 01, Menyesuiakan Hari Anteng
cenderung beresiko demonstrasi Kompres Jahe - Ke dawis ke RT di Kuncen PKK masing- Lintang.S
pada penderita asam urat wilayah RW 01 Lama, masing Rt dan
- Sesuai agregat Kecamatan dawis.
Ungaran
Barat,
Kabupaten
Semarang

65
Perilaku kurang Pendidikan kesehatan diet - Ke ibu-ibu PKK RW 01, Menyesuiakan Hari Anteng
kesadaran dan diabetes pada penderita - Ke dawis ke RT di Kuncen PKK masing- Lintang.S
kurang informasi diabetes meilitus wilayah RW 01 Lama, masing Rt dan
- Sesuai agregat umur Kecamatan dawis.
Ungaran
Barat,
Kabupaten
Semarang

Nama : Iris Iswandha/NIM. 071191028


N DIAGNOSA KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU PENANGUNG
O JAWAB
1 Perilaku - Memfasilitasi FGD - Ke ibu-ibu PKK RW 01, Menyesuaikan Iris Iswandha
kesehatan tentang asam urat - Ke dasa wisma ke Kuncen Lama, PKK masing-
cenderung (proses penyakit, RT di wilayah RW Kecamatan masing RT dan
berisiko diit, dan 01 Ungaran Barat, Dasa Wisma
penatalaksanaannya) - Sesuai agregat Kabupaten

66
dengan memberikan dewasa) (25-45 Semarang
banner. tahun)

2 Perilaku - Mendemonstrasikan - Ke ibu-ibu PKK RW 01, Menyesuaikan Iris Iswandha


kesehatan latihan senam kaki - Ke dasa wisma ke Kuncen Lama, PKK masing-
cenderung diabetes melitus RT di wilayah RW Kecamatan masing RT dan
berisiko pada penderita 01 Ungaran Barat, Dasa Wisma
diabetes melitus - Agregat dewasa (25- Kabupaten
45 tahun) Semarang
Nama : Maissatu Mufidhah/NIM. 071191020
No MASALAH KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU PENANGGUNG
. KESEHATAN JAWAB
1. Perilaku Mandiri : Kelompok usia Salah satu Senin 30 Maissatu
kesehatan  Menganjurkan setiap dewasa di RW 01 rumah warga Desember Mufidhah.,S.Kep
cenderung keluarga untuk Kuncen Lama di RW 01 2019
berisiko b.d menerapkan 10 tatanan Kuncen Lama
Kurang PHBS dalam rumah tangga Ungaran
pemahaman Kelompok :
pada sasaran Memotivasi setiap anggota
usia dewasa di keluarga untuk saling
RW 01 Kuncen mengingatkan supaya menerapkan
lama, Kel. 10 Tatanan PHBS dalam rumah
Ungaran tangga
Kerjasama :
 Motivasi kader setiap RT
untuk mensosialisasikan 10
Tatanan PHBS dalam

67
rumah tangga.
 Kolaborasi dengan pihak
ketua RT untuk saling
mengingatkan warganya
untuk menerapkan 10
Tatanan PHBS dalam
rumah tangga

Nama : Nushrotun Nisa’/NIM. 071191063


No Masalah Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung
. Kesehatan Jawab
1. Perilaku Mandiri : Kelompok usia Salah satu Senin 30 Nushrotun
kesehatan  Menganjurkan setiap keluarga dewasa di RW. rumah warga Desember Nisa’,S.Kep
cenderung untuk menerapkan informasi 001 Kuncen di RW. 001 2019
berisiko b.d apa yang sudah diberikan dan Lama, Ungaran Kuncen Lama,
Kurang bisa juga membacanya di Ungaran
pemahaman sosial media jika mempunyai
pada sasaran waktu senggang.
usia dewasa di Kelompok :
RW. 001 Memotivasi setiap anggota
Kuncen lama, keluarga untuk saling
Kel. Ungaran mengingatkan supaya
membiasakan menerapkan
informasi yang sudah dibagi
sewaktu penyuluhan.

68
Kerjasama :
 Memotivasi kader setiap
RT untuk
mensosialisasikan atau
berbagi informasi
mengenai informasi apa
yang sudah diberikan oleh
penyuluh.
 Kolaborasi dengan pihak
ketua RT untuk saling
mengingatkan warganya
mengenai bagaimana cara
penanganan pertama pada
luka bakar yang sering
dialami oleh masyaarakat
sekitar.

Nama : Andre Danang W./NIM. 071191021


MASALAH PENANGGUNG
KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU
KESEHATAN JAWAB
Perilaku kesehatan  Mandiri Warga Rw 1 Rw 1 Dusun Sabtu 7 Andre Danang
cinderung beresiko Anjurkan warga untuk Dusun Kuncen Kuncen Lama Desember Wijayanto., S.Kep
berhubungan dengan mengaplikasikan gaya hidup Lama Kelurahan Kelurahan 2019
kurang pengetahuan sehat Ungaran Ungaran
pada sasaran usia  Kelompok
dewasa di Rw 1 Menempelkan banner
Dusun Kuncen Lama

69
Kelurahan Ungaran pertolongan pertama pada
serangan jantung di
lingkungan sekitar warga yang
sering dikunjungi
 Kerjasama
Motivasi kader untuk
mensosialisasi cara
pertolongan pertama pada
serangan jantung

70
DAFTAR PUSTAKA

Akademi, D., & Helvetia, K. (2019). No Title, 2(1), 74–85.


Angriani, E., Dewi, A. P., & Novayelinda, R. (2013). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian Diet dan Olahraga sebagai Upaya
Pengendalian Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2015. (2015),
(8), 1–10.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. (2014). Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Atikah Proverawati, Eni Rahmawati. (2012). Perilaku hidup bersih dan sehat.
(PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika.
Berawi, K. N., & Ningrum, A. F. (2017). Faktor Risiko Obesitas dan Kejadian
Asma Obesity Risk Factors and Insidence of Asthma, 6, 6–11.
Depkes RI. 2013. Hasil Riskesdas 2013- Departeman Kesehatan Republik
Indonesia. Diakses dari:
http://www.depkes.go.id/resource/download/general/Hasil%20Riskesdas%
202013.pdf.

Diet dan Olahraga sebagai Upaya Pengendalian Kadar Gula Darah pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Ulin
Banjarmasin Tahun 2015. (2015), (8), 1–10.
Dinkes, Jateng.Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang:
Dinkes Jateng.

Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga: Riset, teori, dan praktik Edisi 5. Jakarta: EGC.
Hermawati, Risa, Asri Candra Dewi. (2014). Penyakit Jantung Koroner. Jakarta:
FMedia.
IDF. IDF Diabetes Atlas Seventh Edition: International Diabetes Federation; 2015
Isnaini, N. (2018). Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes mellitus tipe
dua Risk factors was affects of diabetes mellitus type 2, 14(1), 59–68.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Katalog dalam Terbitan
Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Pusat Data dan Informasi Profil

71
Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta:
Kemenkes RI. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2018.pdf.

Kowalski, Robert. (2010). Terapi Hipertensi: Program 8 minggu Menurunkan


Tekanan Darah Tinggi. Alih Bahasa: Rani Ekawati. Bandung: Qanita
Mizan Pustaka
Kushariyadi, Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien.
Psikogeriatrik. Jakarta:Salemba Medika.
Lumunon, O. J., & Hamel, R. (2015). E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3
Nomor 3 Agustus 2015, 3.
Marliany, Rosleny (2015), Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung.
Papalia, dkk. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika.

Riset Kesehatan Dasar. (2007). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,


Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Jakarta.
Smeltzer, S.C. and Bare, B.G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8 Vol.2. Jakarta : EGC
Sustrani, Lanny, dkk. (2004). Hipertensi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
WHO. Global Report On Diabetes. France: World Health Organization; 2016.

Wratsongko. (2015). Pedoman Sehat Tanpa Obat, Senam Ergonomik. Jakarta :


Gramedia.

72
LAMPIRAN

DOKUMENTASI
PENKES DM DAN SENAM
KAKI DM

73
PENKES HT DAN SENAM HT

74
PENKES ASAM URAT DAN
SENAM ERGONOMIS

75
PENKES PHBS, PENKES LUKA
BAKAR, PENKES
PERTOLONGAN PERTAMA
RISIKO JANTUNG

76
77
78
79
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN SENAM HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI RW 1 DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN UNGARAN
BARAT KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu : Ns. Eko Susilo, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
1. An Nafi Nurmanita (071191041)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019

PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN SENAM ERGONOMIS


ASAM URAT
A. Latar Belakang
Prevalensi hipertensi di dunia diperkirakan sebesar 1 milyar jiwa dan hampir 7,1 juta
kematian setiap tahunnya akibat hipertensi, atau sekitar 13% dari total kematian (Gusmira,
2012). Prevalensi hipertensi di Indonesia untuk penduduk berumur diatas 25 tahun adalah
8,3%, dengan prevalensi laki-laki sebesar 12,2% dan perempuan 15,5%. Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar Depkes (Riskesdas) 2013, sekitar 76% kasus hipertensi di masyarakat
belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke
atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% (Depkes RI, 2013).
Hipertensi seringkali ditemukan pada lansia. Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi
dan kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan Komnas Lansia di 10 Provinsi tahun 2012,
diketahui bahwa penyakit terbanyak yang diderita lansia adalah penyakit sendi (52,3%) dan
Hipertensi (38,8%), penyakit tersebut merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia
(Kemenkes RI, 2013).
Olahraga seperti senam hipertensi mampu mendorong jantung bekerja secara optimal,
dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh,
dimana akibatnya dapat meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan volume
sekuncup yang akan langsung meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan
darah arteri meningkat, setelah tekanan darah arteri meningkat akan terlebih dahulu, dampak
dari fase ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka yang menyebabkan
aktivitas saraf simpatis menurun, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut jantung
menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena menurunan ini
mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan resistensi perifer total, sehingga
terjadinya penurunan tekanan darah (Sherwood, 2005).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan pada agregat dewasa setiap individu
diharapkan dapat mengetahui dan memprakktikan langkah-langkah senam hipertensi
untuk asam urat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian senam hipertensi
b. Untuk mengetahui manfaat senam hipertensi
c. Untuk mengetahui dan memahami gerakan serta dapat mempraktikkan senam
hipertensi untuk penderita hipertensi.
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang mempunyai penyakit hipertensi di RW 1
D. Waktu dan Tempat

a. Penanggung Jawab: An Nafi Nurmanita

1. Hari, Tanggal : Jum’at , 20 Desember 2019

2. Waktu : 13.00

3. Tempat:Gedung Dana Warih

E. Pengorganisasian Acara

1. Penanggung Jawab : An Nafi Nurmanita

2. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita

3. Anggota : Afif Miftakhurroziqin

Ayu Maria Asih M


Hari Anteng Lintang S
Iris Iswandha
Miftahul Faizin
Maissatu Mufidah
Nushrotun Nisa’
Andre Danang W
F. Deskripsi Kerja panitia

1. An Nafi Nurmanita : Penyuluhan Senam Hipertensi

2. Miftahul Faizin : Moderator

3. Afif Miftakhurroziqin : perlengkapan

4. Ayu Maria Asih M : perlengkapan

5. Andre Danang W : Dokumentasi

6. Iris Iswandha : perlengkapan

7. Maissatu Mufidah : perlengkapan


8. Nushrotun Nisa’ : perlengkapan

9. Hari Anteng Lintang S : perlengkapan

G. Media dan Alat

Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :


1. Leaflet
2. Video
H. Setting Tempat

Penyuluh Penyuluh

Moderator

WARGA

I. Susuna Acara
No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit a. Salam Pembuka
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan kontrak dan tujuan
d. Apresiasi Klien
2 Pelaksanaan 15 menit a. Pengertian senam hipertensi
b. Manfaat senam hipertensi
c. Pelakasanaan senam hipertensi
3 Penutup 10 menit a. Tanya jawab
b. Evaluasi
c. Menyimpulkan materi
d. Salam penutup

J. METODE
Metode yang digunakan adalah :
1. Diskusi atau tanya jawab
2. Demonstrasi
K. Proses Kegiatan

1. Pembukaan

a. Membuat pre planning kegiatan tentang penyuluhan senam hipertensi

b. Mempersiapkan demonstrasi penyuluan senam hipertensi

c. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang tempat kegiatan.

d. Mempersiapkan media dan alat seperti alat leaflet dan video senam hipertensi

2. Penyajian

a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Dewasa di harapkan datang ketempat yang ditentukan

2) Penyuluhan tentang senam hipertensi dan penyaji membuka sesi Tanya

jawab serta evaluasi kepada audience

b. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Seluruh warga dewasa di RW 01

c. Tempat dan Waktu

1. Kegiatan skrining kesehatan ini dilakukan pada:

Hari dan Tanggal : Jumat, 20 Desember 2019

Tempat : Gedung Dana Warih

Waktu : 13.00 WIB sampai dengan selesai


EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 01 KUNCEN LAMA – KEC. UNGARAN BARAT, KAB. SEMARANG
Nama : An Nafi Nurmnaita / NIM 071191041

HASIL
N WAKTU DAN
KEGIATAN RESPON FAKTOR
O TEMPAT
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
- Mendemonstrasikan - Tanggal 20 7. Dari 4 orang 5. Tersedianya 4. Kurangnya
latihan senam hipertensi Desember 2019, dewasa yang tempat di kesadaran
pada penderita hipertensi jam 13.00 WIB hadir dalam Gedung Dana warga RW 01
Gedung Dana kegiatan Warih yang penderita
warih, Sasaran pemberian sudah hipertensi
dewasa (usia 25- demonstrasi ditentukan yang hadir
45 tahun) warga senam untuk kegiatan untuk
RW 01, Kuncen hipertensi bagi pelatihan mengikuti
Lama, penderita demonstrasi kegiatan
Kecamatan hipertensi di senam “Garuda
Ungaran Barat, Gedung Dana hipertensi di Ajang Sehat”
Kabupaten Warih Gedung Dana 5. Waktu
Semarang 8. Sasaran dewasa Warih pelaksanaan
- Tanggal 28 mendengarkan 6. Tersedianya kegiatan tidak
Desember 2019, aktif dalam media yang sesuai dengan
Jam 11.00 WIB, penyampaian digunakan jadwal yang
Rumah Bu Joko materi senam dalam sudah
RT 10 sebagai ergonomis demonstrasi direncanakan,
Ketua Kader RW 9. Sasaran dewasa senam banyak
01, Kuncen mengikuti Hipertensi sasaran
Lama, kegiatan dari seperti video dewasa yang
Kecamatan awal sampai 7. Tersedianya tidak tepat
Ungaran Barat, akhir media leaflet waktu.
Kabupaten 10. Sasaran dewasa yang digunakan 6. Ada beberapa
Semarang. tidak dalam sasaran
meninggalkan penyampaian dewasa yang
ruangan ketika demonstrasi kurang focus
kegiatan senam saat diberikan
dimulai hipertensi latihan senam
11. Sasaran dewasa 8. Kehadiran dan hipertensi
bertanya aktif antusiasme
saat sasaran dewasa
penyuluhan yang hadir
12. Sasaran dewasa
tampak
antusias
dengan materi
yang diberikan
RENCANA TINDAK LANJUT
Nama : An Nafi Nurmanita / NIM 071191041

N DIAGNOSA KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU PENANGUNG


O JAWAB
2 Perilaku - Mendemonstrasikan - Ke ibu-ibu RW 01, Menyesuaikan An Nafi Nurmanita
kesehatan latihan senam PKK Kuncen Lama, PKK masing- 071191041
cenderung hipertensi pada - Ke dasa wisma Kecamatan masing RT dan
berisiko penderita hipertensi ke RT di Ungaran Barat, Dasa Wisma
wilayah RW Kabupaten
01 Semarang
- Sesuai agregat
dewasa (25-45
tahun )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

SENAM HIPERTENSI

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIUVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM HIPERTENSI

Topik : Hipertensi
Sub Topik : Senam Hipertensi
Waktu : 30 Menit
Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Desember 2019
Tempat: Gedung Dana Warih
Sasaran : Penderita hipertensi (Usia 25-50 tahun)
Penyuluh : An Nafi Nurmanita

I. Tujuan Intruksional Umum ( T I U )

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta mengerti dan memahami tentang


senam hipertensi atau darah tinggi dengan benar.

II. Tujuan Intruksional Khusus ( T I K )

Setelah diberi penyuluhan peserta diharapkan mampu:


1. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi dengan benar
2. Menjelaskan tentang pengertian senam hipertensi dengan benar
3. Menjelaskan manfaat senam hipertensi dengan benar
4. Mampu mempraktikkan senam hipertensi dengan benar.
5. Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan penderita hipertensi dengan benar.

III. Materi
1. Terlampir

IV. Media
1. Demonstrasi
2. Leaflet

V. Waktu dan tempat

a. Hari/tgl : Jum’at, 20 Desember 2019


b. Jam : 13.00-selesai
c. Tempat : Gedung Dana Warih

VI. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
VII. Kegiatan Belajar Mengajar
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan 1. Memberi salam dan 1. Menjawab salam
3 Menit memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan 2. Mendengarkan
3. Menyampaikan kontrak waktu 3. Memberi respon
4. Memberikan sedikit gambaran 4. memperhatikan
mengenai informasi yang akan di
sampaikan pada hari ini
2 Inti 1. Menjelaskan isi materi penyuluhan 1. Mendengarkan dan
20 Menit a. Pengertian hipertensi memperhatikan
b. Pengertian senam hipertensi
c. Manfaat senam hipertensi
d. Mempraktikkan cara senam
hipertensi
2. Memberikan kesempatan pada 2. Bertanya jika ada
klien untuk bertanya jika ada yang yang kurang jelas
kurang jelas
3 Evaluasi 1. Mengevaluasi pengetahuan klien 1. Menjawab
5 Menit tentang materi yang disampaikan pertanyaan
dengan member pertanyaan
4 Penutup 1. Menyimpulkan kegiatan bersama 1. Menjelaskan
2 Menit kembali materi
secara bersama
2. Memberi salam 2. Menjawab salam
VIII. EVALUASI

a. Evaluasi Struktur
1. Satuan pengajar sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan .
2. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
3. Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Evaluasi Proses
1. Alat dan tempat biasa digunakan sesuai rencana.
2. Klien mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan.
3. Klien aktif mendengarkan dan bertanya.
4. Ceramah dan Tanya jawab berjalan lancer.
c. Evaluasi Hasil
1. Klien mampu menjelaskan pengertian hipertensi.
2. Klien mampu menjelaskan Pengertian senam hipertensi.
3. Peserta mampu menjelaskan Manfaat senam hipertensi
4. Mempraktikkan cara senam hipertensi

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN


SENAM HIPERTENSI
A. Pengertian hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri (nadi) secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi
menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan
jantung dan pembuluh darah. (Udjianti, 2010)
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan
darah diantara normotensi dan hipertensi disebut sebagai borderline hypertension (Garis
Batas Hipertensi). Batasan WHO tidak membedakan usia dan jenis kelamin.

B. Pengertian senam hipertensi


Senam hipertensi adalah salah satu cara untuk pemeliharaan kesegaran jasmani dengan
melakukan senam , karena dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan
perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya. Hal ini
merupakan usaha preventif / pencegahan tujuannya untuk meningkatkan jumlah interaksi
oksigen yang diproses di dalam tubuh dalam waktu tertentu.

C. Manfaat senam hipertensi


Manfaat senam Hipertensi adalah sebagai berikut :
Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar lemak yang
berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan membentuk otot dan
beberapa bagian tubuh lainnya, seperti: Pinggang, Paha, Pinggul, Perut dan lain-lain.
Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya tahan dan sanggup
melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya. Bila seseorang mempunyai motivasi
untuk berlatih rutin dapat merupakan suatu program penurunan berat badan.
D. Cara Senam Hipertensi
Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat. Untuk itu, perlu
Senam yang juga dilakukan secara khusus. Latihannya harus bertahap dan tidak boleh
memaksakan diri. Gerakan dengan intensitas ringan dapat dilakukan perlahan sesuai
kemampuan. Menurut Niniek Soetini SSt Ft, Fisioterapis Siloam Hospitals Surabaya, contoh
latihan yang bias diterapkan setiap hari adalah sebagai berikut:
1. PEMANASAN
- Lakukan gerakan jalan di tempat dengan 8 hitungan
2. KEGIATAN INTI
a. Menepukkan tangan kedepan selama 8 hitungan
b. Menepukkan jari tangan kedepan selam8 hitungan
c. Menyatukan sela-sela jari tangan kiri dan kanan selama 8 hitungan
d. Tepuk jari kelingking selama 8 kali hitungan
e. Telunjuk jari telunjuk selama 8 kali hitungan
f. Tepuk lengan kiri atas selama 8 kali hitungan
g. Tepuk lengan kanan atas selama 8 kali hitungan
h. Tepuk nadi pergelangan tangan kiri selama 8 kali hitungan
i. Tepuk nadi pergelangan tangan kanan selama 8 kali hitungan
j. Salam kedepan selama 8 kali hitungan
k. Tangan lurus kedepan dengan tangan meremas-remas selama 8 kali hitungan
l. Tepuk lengan kiri atas selama 8 kali hitungan
m. Tepuk lengan kanan atas selama 8 kali hitungan
n. Tepuk bahu kiri atas selama 8 kali hitungan
o. Tepuk bahu kanan atas selama 8 kali hitungan
p. Tepuk perut selama 8 kali hitungan
q. Tepuk punggung selama 8 kali hitungan
r. Tepuk paha depan selama 8 kali hitungan
s. Tepuk betis kanan dan kiri selama 8 kali hitungan
t. Jongkok dan berdiri selama 8 kali hitungan dengan tangan kedepan
3. PENDINGINAN
- Jinjit selama 8 kali hitungan
- Menepukkan kedua tangan selama 8 kali hitungan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SENAM HIPERTENSI


A. Nama Kegiatan Senam Hipertensi
B. Pengertian Senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat badan
dan mengelola stress (faktor yang mengelola hipertensi).
C. Tujuan Untuk menurunkan tekanan darah
Untuk menstabilkan tekanan darah
D. Waktu Dilakukan setiap hari ±10 menit / senam

E. Kontraindikasi Tidak mengalami hipertensi


F. Prinsip Senam 1. Selalu memperhatikan tekanan darah sebelum dan sesudah senam
2. Latihan dilakukan secara bertahap
3. Latihan dilakukan secara teratur.
G. Langkah-langkah 1. PEMANASAN
Lakukan gerakan jalan di tempat dengan 8 hitungan
2. KEGIATAN INTI
a. Menepukkan tangan kedepan selama 8 hitungan
b. Menepukkan jari tangan kedepan selama 8 hitungan
c. Menyatukan sela-sela jari tangan kiri dan kanan selama 8 hitungan
d. Tepuk jari kelingking selama 8 kali hitungan
e. Telunjuk jari telunjuk selama 8 kali hitungan
f. Tepuk lengan kiri atas selama 8 kali hitungan
g. Tepuk lengan kanan atas selama 8 kali hitungan
h. Tepuk nadi pergelangan tangan kiri selama 8 kali hitungan
i. Tepuk nadi pergelangan tangan kanan selama 8 kali hitungan
j. Salam kedepan selama 8 kali hitungan
k. Tangan lurus kedepan dengan tangan meremas-remas selama 8 kali
hitungan
l. Tepuk lengan kiri atas selama 8 kali hitungan
m. Tepuk lengan kanan atas selama 8 kali hitungan
n. Tepuk bahu kiri atas selama 8 kali hitungan
o. Tepuk bahu kanan atas selama 8 kali hitungan
p. Tepuk perut selama 8 kali hitungan
q. Tepuk punggung selama 8 kali hitungan
r. Tepuk paha depan selama 8 kali hitungan
s. Tepuk betis kanan dan kiri selama 8 kali hitungan
t. Jongkok dan berdiri selama 8 kali hitungan dengan tangan kedepan

3. PENDINGINAN
Jinjit selama 8 kali hitungan
Menepukkan kedua tangan selama 8 kali hitungan

DAFTAR PUSTAKA

Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

http://sembilannam.wordpress.com/2011/04/13/senam-untuk-hipertensi/

Niniek Soetini. Meningkatkan Stamina Penderita Hipertensi. http://www.surya.co.id/


web/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=5393.(online11 Juni 2007).
Ifansyah, Dkk. 2015. SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH
PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI. Jurnal Keperawatan. Universitas Lambung
Mangkurat

Safitri, Dkk. 2017. PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH Di Desa Blembem Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo. Jurnal
Kesehatan. Stikes Kusuma Husada Surakarta.

Tulak, Dkk. 2017. PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN


DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSIDi Puskesma Warapalopo. Jurnal
Perspektif.
DOKUMENTASI

PENKES SENAM HIPERTENSI


LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN SENAM ERGONOMIS PADA ASAM URAT
DI RW 1 DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN UNGARAN
BARAT KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu : Ns. Eko Susilo, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
2. Annisa Nirmala P (071191018)

3. An Nafi Nurmanita (071191041)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN SENAM ERGONOMIS
ASAM URAT
L. Latar Belakang
Gout Artritis merupakan suatu masalah cukup dominan yang disebabkan adanya
penumpukan kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolism purin (Nopik, 2013).
Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 memperkirakan penderita
penyakit sendi mencapai 335 juta orang (Bawarodi, 2017). Prevalensi penyakit gout di dunia
menurut WHO mencapai 20% dari jumlah penduduk dunia. Berdasarkan data Riskesdas
(2013), penyakit sendi di Indonesia yang terdiagnosis mencapai 11,9% dan yang mengalami
gejala sekitar 24,7%. Di Indonesia, 35% gout terjadi pada pria dengan usia <35 tahun.
Upaya-upaya baik besifat perawatan, pengobatan, pola hidup sehat dan juga upaya lain,
seperti senam ergonomis untuk mempertahankan kesehatan lansia tersebut . Aktivitas fisik
atau olah raga bagi setiap lanjut usia berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi fisik mereka
masing-masing. Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi
serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi. Beberapa contoh
olahraga yang dapat dilakukan oleh lansia yaitu, jalan kaki, olahraga yang bersifat reaktif dan
senam. Senam bermanfaat menghindari penumpukan lemak di tubuh (Sustrani, 2008).Senam
ergonomis merupakan kombinasi gerakan otot dan teknik pernafasan. Teknik pernafasan yang
dilakukan secara sadar dan menggunakan diafragma, memungkinkan abdomen terangkat
perlahan dan dada mengembang penuh. Teknik pernafasan tersebut, mampu memberikan
pijatan pada jantung akibat dari naik turunya diafragma, membuka sumbatansumbatan dan
memperlancar aliran darah ke jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh. Sehingga
memperlancar pengangkutan sisa pembakaran seperti asam urat oleh plasma darah dari sel
keginjal dan usus besar untuk dikeluarkan dalam bentuk urine dan feses (Wratsongko,2014).

M. Tujuan
3. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan pada agregat dewasa setiap individu
diharapkan dapat mengetahui dan memprakktikan langkah-langkah senam ergonomis
untuk asam urat.
4. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian senam ergonomis
b. Untuk mengetahui manfaat senam ergonomis
c. Untuk mengetahui dan memahami gerakan serta dapat mempraktikkan senam
ergonomis untuk asam urat.
N. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang mempunyai penyakit asam urat di RW 1
O. Waktu dan Tempat

a. Penanggung Jawab: Annisa Nirmala Pravitasari

1. Hari, Tanggal : Jum’at , 20 Desember 2019

2. Waktu : 13.00

3. Tempat:Gedung Dana Warih

b. Penanggung Jawab : An Nafi Nurmanita

1. Hari, Tanggal : Sabtu, 28 Desember 2019

2. Waktu : 19.00

3. Tempat: Musholla RT 03

P. Pengorganisasian Acara

4. Penanggung Jawab : An Nafi Nurmanita, Annisa Nirmala Pravitasari

5. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita

6. Anggota : Afif Miftakhurroziqin

Ayu Maria Asih M


Hari AntengLintang S
Iris Iswandha
Miftahul Faizin
Maissatu Mufidah
Nushrotun Nisa’
Andre Danang W
Q. Deskripsi Kerja panitia
10. An Nafi Nurmanita : Penyuluhan Senam Ergonomis

11. Annisa Nirmala Pravitasari : Penyuluhan Senam Ergonomis

12. Hari AntengLintang S : Moderator

13. Afif Miftakhurroziqin : perlengkapan

14. Ayu Maria Asih M : perlengkapan

15. Andre Danang W : Dokumentasi

16. Iris Iswandha : perlengkapan

17. Maissatu Mufidah : perlengkapan

18. Nushrotun Nisa’ : perlengkapan

19. Miftahul Faizin : perlengkapan

R. Media dan Alat

Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :


1. Leaflet
2. Lembar balik

S. Setting Tempat

Penyuluh Penyuluh

Moderator

WARGA

T. Susuna Acara
No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit e. Salam Pembuka
f. Memperkenalkan diri
g. Menjelaskan kontrak dan tujuan
h. Apresiasi Klien
2 Pelaksanaan 15 menit d. Pengertian senam ergonomis
e. Manfaat senam ergonomis
f. Pelakasanaan senam ergomonis
3 Penutup 10 menit e. Tanya jawab
f. Evaluasi
g. Menyimpulkan materi
h. Salam penutup

U. METODE
Metode yang digunakan adalah :
3. Diskusi atau tanya jawab
4. Demonstrasi

V. Proses Kegiatan

3. Pembukaan

e. Membuat pre planning kegiatan tentang penyuluhan senam ergonomis

f. Mempersiapkan demonstrasi penyuluan senam ergonomis

g. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang tempat kegiatan.

h. Mempersiapkan media dan alat seperti alat leaflet dan lembar balik senam

ergonomis

4. Penyajian

a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

3) Dewasa di harapkan datang ketempat yang ditentukan

4) Penyuluhan tentang senam ergonomis dan penyaji membuka sesi Tanya

jawab serta evaluasi kepada audience

c. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:

2) Seluruh warga dewasa di RW 01


d. Tempat dan Waktu

1. Kegiatan skrining kesehatan ini dilakukan pada:

Hari dan Tanggal : Jumat, 20 Desember 2019

Tempat : Gedung Dana Warih

Waktu : 13.00 WIB sampai dengan selesai

2. Kegiatan skrining kesehatan ini dilakukan pada :

Hari danTanggal : Sabtu, 28 Desember 2019

Tempat : Mushola Rt 03

Waktu : 19.00 WIB-selesai


EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 01 KUNCEN LAMA – KEC. UNGARAN BARAT, KAB. SEMARANG
Nama : An Nafi Nurmnaita / NIM 071191041
HASIL
N WAKTU DAN
KEGIATAN RESPON FAKTOR
O TEMPAT
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
- Mendemonstrasikan - Tempat Ibadah Jangka Pendek 4) Tersedianya 3. Kurangnya
1 pelatihan senam (Mushola RT 7. Dari Ibu-ibu Tempat Ibadah waktu yang
ergonomis pada nyeri 03) wilayah RW dan bapak- Mushola RT 03 tersedia
sendi asam urat. 01, Sabtu, 28 bapak 7 laki- yang sudah di karena terlalu
Desember 2019, laki dan 12 tentukan untuk larut malam
jam 19.00 WIB perempuan pendemontrasia 4. Ada beberapa
Kuncen Lama, warga RT 03 n senam sasaran
Kecamatan yang hadir dan ergonomis dewasa yang
Ungaran Barat, mengikuti 5) Tersedianya kurang
Kabupaten pelatihan media yang memperhatika
Semarang demonstrasi diguanakan n saat
senam untuk penyampaian
ergonomis pendemonstrasi materi
untuk asam urat an senam
8. Sasaran dewasa ergonomis
mendengarkan 6) Kehadiran dan
aktif dalam antusiasme
penyampaian sasaran dewasa
materi senam yang hadir
ergonomis
9. Sasaran dewasa
mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
10. Sasaran dewasa
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan
dimulai
11. Sasaran dewasa
bertanya aktif
saat penyuluhan
12. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi
yang diberikan
Nama : Annisa Nirmala Pravitasari/ 071191018
HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
1. - Pendidikan Jum’at 20 Desember 2019 jam 13. Ada 3 orang 4. Tersedianya  Kurangnya
kesehatan dan 13.00 di Gedung Dana warih, dewasa yang hadir tempat di Gedung informasi
Sasarandewasa (usia 25-45 dalam kegiatan Dana warih yang adanya senam
demontrasi senam tahun) warga RW 01, Kuncen pendidikan sudah di tentukan gerakan senam
ergonomis asam Lama, KecamatanUngaran kesehatan latihan untuk dalam ergonomis
Barat, Kabupaten Semarang senam ergonomis kegiatan untuk asam
urat.
asam urat. pendidikan urat.
14. Sasaran dewasa kesehatan
mendengarkan demonstrasi
aktif dalam senam ergonomis
penyampaian asam urat.
materi senam 5. Tersedianya media
ergonomis asam yang digunakan
urat. untuk dalam
15. Sasaran dewasa kegiatan
mengikuti kegiatan pendidikan
dari awal sampai kesehatan gerakan
akhir senam ergonomis
16. Sasaran dewasa asam uratdi
tidak Gedung
meninggalkan DanaWarih
ruangan ketika 6. Kehadiran dan
kegiatan dimulai antusiasme
17. Sasaran dewasa sasaran dewasa
bertanya aktif saat yang hadir
di lakukan
demontrasi gerakan
senam ergonomis
asam urat.
18. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi yang
diberikan dan
melakukan
demontrasi gerakan
senam ergonomis
asam urat.
RENCANA TINDAK LANJUT
Nama : An Nafi Nurmanita / NIM 071191041
N DIAGNOSA KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU PENANGUNG
O JAWAB
1 Perilaku - Mendemonstrasikan - Ke ibu-ibu RW 01, Menyesuaikan An Nafi Nurmanita
pelatihan senam PKK
kesehatan Kuncen Lama, PKK masing-
ergonomis pada - Ke dasa wisma 071191041
cenderung nyeri sendi asam ke RT di Kecamatan masing RT dan
urat. wilayah RW
berisiko Ungaran Barat, Dasa Wisma
01
- Sesuai agregat Kabupaten
dewasa) (25-
Semarang
45 tahun)

Nama : Annisa Nirmala Pravitasari / NIM 071191018


Masalah Kesehatan Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung Jawab

Perilaku kesehatan Pendidikan kesehatan - Ke ibu-ibu dan RW 01, Menyesuiakan Annisa Nirmala P
cenderung beresiko demontrasi senam Bapak- bapak Kuncen b warga di RW
ergonomis asam urat. wilayah RW 01 Lama, 01 Kuncen jam
- Sesuai agregat Kecamatan 13.00 WIB.
dewasa Ungaran
Barat,
Kabupaten
Semarang
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM ERGONOMIS

Oleh :
Kelompok 2

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NUDI WALUYO
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM ERGONOMIS
Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Asam Urat
Sub Pokok Bahasan : Senam Ergonomis untuk asam urat
Sasaran : Dewasa
Penanggung jawab : An Nafi Nurmanita dan Annisa Nirmala Pravitasari
Hari, tanggal pelaksanaan : Jumat, 20 Desember 2019 dan Sabtu, 28 Desember 2019
Jam : 13.00 WIB-selesai dan 19.00 WIB- selesai
Waktu : 30 menit
Tempat : Gedung Dana Warih dan Mushola RT 03
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan 1x30 menit, individu dapat mengetahui
dan memprakktikan langkah-langkah senam ergonomis untuk asam urat
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian senam ergonomis
b. Untuk mengetahui manfaat senam ergonomis
c. Untuk mengetahui dan memahami gerakan serta dapat mempraktikkan senam
ergonomis untuk asam urat
B. SASARAN DAN TERGET
Agregat dewasa
C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit i. Salam Pembuka
j. Memperkenalkan diri
k. Menjelaskan kontrak dan tujuan
l. Apresiasi Klien
2 Pelaksanaan 15 menit g. Pengertian senam ergonomis
h. Manfaat senam ergonomis
i. Pelakasanaan senam ergomonis
3 Penutup 10 menit i. Tanya jawab
j. Evaluasi
k. Menyimpulkan materi
l. Salam penutup
D. METODE
Metoda yang digunakan adalah :
5. Diskusi atau tanya jawab
6. Demonstrasi
E. MEDIA
Media yang digunakan adalah :
1. Leaflet
2. Lembar balik
F. MATERI
Terlampir
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Kesepakatan dengan audience
 Kesiapan materi dari penyaji
 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
 Individu sekitar bersedia di rumah sesuai kontrak waktu yang ditentukan
 Individu antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak di ketahuinya
 Individu menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Evaluasi bagi Mahasiswa
 Dapat menfasilitasi jalannya penyuluhan
 Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugasnya
4. Evaluasi Hasil
 Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
MATERI SENAM ERGONOMIS PADA AGREGAT DEWASA DENGAN ASAM URAT

A. PENGERTIAN SENAM ERGONOMIS


Senam ergonomis merupakan kombinasi gerakan otot dan teknik pernafasan. Teknik
pernafasan yang dilakukan secara sadar dan menggunakan diafragma, memungkinkan
abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh. Teknik pernafasan tersebut,
mampu memberikan pijatan pada jantung akibat dari naik turunya diafragma, membuka
sumbatan-sumbatan dan memperlancar aliran darah ke jantung dan aliran darah ke seluruh
tubuh. Sehingga memperlancar pengangkutan sisa pembakaran seperti asam urat oleh
plasma darah dari sel ke ginjal dan usus besar untuk dikeluarkan dalam bentuk urine dan
feses (Wratsongko, 2015).
Gerakan senam ergonomis merupakan perpaduan aktivitas otot dan teknik pernafasan.
Setiap gerakan senam diawali dengan menarik nafas dan menggunakan teknik nafas
dada.Tujuannya adalah untuk mengembangkan paru-paru secara optimal agar dapat
mengumpulkan oksigen lebih banyak (Wratsongko, 2015).

B. MANFAAT SENAM ERGONOMIS


Senam ergonomik bermanfaat bagi tubuh. Melakukan senam ergonomik secara rutin
dapat meningkatkan kekuatan otot dan efektifitas fungsi jantung, mencegah pengerasan
pembuluh darah arteri dan melancarkan sistem pernafasan. Gerakan fisik yang teratur dapat
meningkatkan kolesterol baik (HDL) yang bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh
darah. Senam ergonomis juga dapat menurunkan glukosa darah, mencegah osteoporosis dan
penyakit lainnya. Senam ergonomik sangat efektif dalam memelihara kesehatan karena
gerakannya yang terarah, sederhana dan tidak berbahaya sehingga dapat dilakukan oleh
semua orang dari anak-anak hingga lanjut usia (Wratsongko, 2015).

C. LANGKAH-LANGKAH SENAM ERGONOMIS


1. Gerakan ke-1
Lapang Dada: Berdiri tegak, dua lengan diputar ke belakang semaksimal mungkin.
Rasakan keluar dan masuk napas dengan rileks. Saat dua lengan di atas kepala, jari kaki
jinjit. Manfaat: Putaran lengan pada bahu menyebabkan stimulus untuk mengoptimalkan
fungsinya cabang besar saraf di bahu (pleksus brakialis) dalam merangsang saraf pada
organ paru, jantung, liver, ginjal, lambung, dan usus sehingga metabolisme optimal. Dua
kaki jinjit meningkatkan stimulus sensor-sensor saraf yang merupakan refleksi fungsi
organ dalam.
2. Gerakan ke-2
Tunduk Syukur: Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas dalam secara rileks,
tahan napas sambil membungkukkan badan ke depan (napas dada) semampunya. Tangan
berpegangan pada pergelangan kaki sampai punggung terasa tertarik/teregang. Wajah
menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat melepaskan napas, lakukan hal itu dengan
rileks dan perlahan. Manfaat: Menarik napas dalam dengan menahannya di dada
merupakan teknik menghimpun oksigen dalam jumlah maksimal sebagai bahan bakar
metabolisme tubuh. Membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan berpegangan
pada pergelangan kaki akan menyebabkan posisi tulang belakang (tempat juluran saraf
tulang belakang berada) relatif dalam posisi segmental anatomis-fungsional (segmen
dada-punggung) yang lurus. Hal ini memunculkan relaksasi dan membantu
mengoptimalkan fungsi serabut saraf segmen tersebut. Di samping itu, langkah ini dapat
menguatkan struktur anatomis-fungsional otot, ligamen, dan tulang belakang. - Dalam
posisi Tunduk Syukur (membungkuk) ini, segmen ekor-pungung membentuk sudut
sedemikian rupa, menyebabkan tarikan pada serabut saraf yang menuju ke tungkai dan
menyebabkan stimulus yang meningkatkan (eksitasi) fungsi dan membantu menghindari
risiko jepitan saraf. - Menengadahkan wajah menyebabkan tulang belakang (termasuk
saraf tulang belakang di dalamnya) membentuk sudut yang lebih tajam dari posisi
normal, menyebabkan peningkatan kerja (eksitasi) serabut saraf segmen ini, serta
berperan dalam meningkatkan, mempertahankan suplai darah, dan oksigenasi otak secara
optimal.
3. Gerakan ke-3
Duduk Perkasa: Menarik napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil membungkukkan
badan ke depan dan dua tangan bertumpu pada paha. Wajah menengadah sampai terasa
tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai menungging. Manfaat: - Duduk
Perkasa dengan lima jari kaki ditekuk-menekan alas/lantai merupakan stimulator bagi
fungsi vital sistem organ tubuh: ibu jari terkait dengan fungsi energi tubuh. Adapun jari
telunjuk terkait dengan fungsi pikiran, jari tengah terkait dengan fungsi pernapasan, jari
manis terkait dengan fungsi metabolisme dan detoksifikasi material dalam tubuh, serta
jari kelingking terkait dengan fungsi liver (hati) dan sistem kekebalan tubuh. - Menarik
napas dalam lalu ditahan sambil membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan
bertumpu pada paha. Hal ini memberikan efek peningkatan tekanan dalam rongga dada
yang diteruskan ke saluran saraf tulang belakang, dilanjutkan ke atas (otak),
meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi otak yang pada akhirnya mengoptimalkan fungsi
otak sebagai 'pusat komando' kerja sistem anatomis fungsional tubuh. - Punggung tangan
yang bertumpu pada paha akan menekan dinding perut sejajar dengan organ ginjal yang
ada di dalamnya. Hal ini membantu mengoptimalkan fungsi ginjal.
4. Gerakan ke-4
Sujud Syukur Posisi Duduk Perkasa dengan dua tangan menggenggam pergelangan kaki,
menarik napas dalam (napas dada), badan membungkuk ke depan sampai punggung
terasa tertarik/teregang, wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat
membungkuk, pantat jangan sampai menungging. Saat melepaskan napas, lakukan hal itu
secara rileks dan perlahan. Manfaat: - Menampung udara pernapasan seoptimal mungkin
kemudian menahannya akan meningkatkan tekanan di dalam saluran saraf tulang
belakang tempat saraf tulang belakang berada. Hal ini juga akan berdampak pada
meningkatnya suplai darah dan oksigenasi otak. - Dengan menengadahkan kepala, terjadi
fleksi pada ruas tulang leher, termasuk serabut saraf simpatis yang berada di sana. - Dua
tangan menggenggam pergelangan kaki adalah gerakan untuk membantu kita dalam
memosisikan ruas tulang leher dalam keadaan fleksi dan melebarkan ruang antarruas
tulang tersebut, tempat jaringan ikat lunak sebagai absorber (peredam kejut). Posisi ini
memberikan efek relaksasi pada serabut saraf simpatis tersebut, yang di antaranya
memberikan persarafan pada pembuluh darah ke otak hingga terjadi pula relaksasi
dinding pembuluh darah ini.
5. Gerakan ke-5
Berbaring Pasrah : Posisi kaki Duduk Pembakaran dilanjutkan Berbaring Pasrah.
Punggung menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks dan
dirasakan (napas dada), perut mengecil. Manfaat: - Relaksasi saraf tulang belakang
karena struktur tulang belakang "relatif" mendekati posisi lurus dengan kondisi lekukan-
lekukan anatomis segmental tulang belakang (diikuti saraf tulang belakang)
menyebabkan regangan/tarikan pada serabut saraf tulang belakang berkurang. Dengan
demikian, hal ini memberikan kesempatan rileks dan bisa mengatur kembali fungsi
optimal organ dalam yang sarat saraf. - Efek relaksasi saraf tulang belakang ini juga
diteruskan ke pusat (otak) sebagai sinyal tentang kondisi anatomis fungsional saat itu,
kemudian pusat memberikan respons dalam bentuk "pengaturan kembali" kerja sistem
dalam tubuh, dan terjadilah proses self healing (penyembuhan diri sendiri). - Efek
optimalisasi fungsi sistem tubuh juga berlangsung akibat stimulasi tombol-tombol
kesehatan saat tungkai dalam posisi Duduk Pembakaran, lengan Lapang Dada, dan napas
rileks (lingkaran)
DAFTAR PUSTAKA

Holilah. 2015. Pengaruh Terapi Aktivitas Senam Ergomonik terhadap perubahan kadar asam urat
pada lansia di panti wreda pelayanan Kristen Pengayoman Semarang.
Purba, Maria Magdalena. 2017. Effectiveness of Ergomonic Gymanstic toward Acid Uric
Level of Elderly Patient with Gout Arthritis. Universitas Palangkaraya
Wahyuningsih, Esti. 2015. Pengeruh senam ergonomis terhadap penurunan kadar asam urat
pada lansia dengan hiperurisemia di unit pelayanan sosail lanjut usia Wening Wardoyo
Ungaran Kabupaten Semarang. Universitas Ngudi Waluyo.
Wratsongko. 2015. Pedoman Sehat Tanpa Obat, Senam Ergonomik. Jakarta : Gramedia.
DOKUMENTASI

PENKES SENAM ERGONOMIS


LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT
DEWASAPENYULUHAN TENTANG PENYAKIT JANTUNG
DI RW 01KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN
KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu : Ns. Eko Susilo, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
Annisa Nirmala P (071191018)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
PRE PLANNING AGREGAT DEWASAPENYULUHAN TENTANG
PENYAKIT JANTUNG

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PBL
Universitas Ngudi Waluyo di RW 1 Kuncen LamaKelurahan Ungaran
Kabupaten Semarang pada tanggal 22 November 2019 didapatkan bahwa
sebagian besar warga menderita asam urat dan belum mengetahui tentang
penyakit jantung.
Penyakit jantung iskemik dan kardiovaskular menjadi penyebab kematian
terbesar di dunia, termasuk di Indonesia.Keduapenyakit ini dilatarbelakangi
oleh faktor risiko seperti kebiasaan merokok, kurang olahraga, hipertensi,
dislipidemia, diabetes, diet tidak sehat, obesitas, dan kebiasaan meminum
minuman beralkohol. Modifikasi faktor risiko terutama gaya hidup yang
tidak sehat merupakan upaya pencegahan yang dapat dilakukan dalam
menjaga kesehatan jantung dan kardiovaskular. Salah satu modifikasi gaya
hidup yang memegang peranan penting adalah perubahan pola diet.
Modifikasi pola makan dilakukan dengan mengurangi atau mengganti
asupan makanan yang tidak sehat menjadi makanan yang mengandung
banyak serat (Zulfa dan Angraini,2016)

Pada tahun 2010, secara global penyakit ini akan menjadi penyebab
kematian pertama di negara berkembang, menggantikan kematian akibat
infeksi. Diperkirakan bahwa diseluruh dunia, PJK pada tahun 2020 menjadi
pembunuh pertama tersering yakni sebesar 36% dari seluruh kematian, angka
ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker. Di Indonesia
dilaporkan PJK (yang dikelompokkan menjadi penyakit sistem sirkulasi)
merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar
26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang
disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara
empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK. Berbagai faktor
risiko mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik,
hemostasis, imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang saling terkait
(Anonimª, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang asam urat pada agregat
dewasa diharapkan setiap individu dewasa dapat mengetahui tentang
penyakit jantungyang berada pada Kuncen Lama, Ungaran, Kabupaten
Semarang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat selama 1x30
menit pada agregat dewasa diharapkan peserta mampu :
a. Mengetahui proses penyakit jantung
b. Mengetahui penyebab penyebab penyakit jantung
c. Mengetahui penatalaksanaan untuk penyakit jantung.
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang berusia 25-45 tahun di RW 01.
D. Waktu dan Tempat

1. Hari, Tanggal : Sabtu, 28 Desember 2019

2. Waktu : Pukul 19.00- selesai

3. Tempat : Musholla di RT 03

E. Pengorganisasian Acara

1. Penanggung Jawab : Annisa Nirmala Pravitasari

2. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita

3. Anggota : Iris Iswandha

Ayu Maria Asih M.


Hari Anteng Lintang S.
Maissatu Mufidhah
Nushrotun Nisa’
Andre Danang W.
Afif Miftakhurroziqin
Miftahul Faizin

F. Deskripsi Kerja panitia

1. Annisa Nirmala Pravitasari : Penyuluhan tentang penyakit jantung

2. Hari Anteng Lintang S. : Moderator

3. Iris Iswandha : Dokumentasi

4. An Nafi Nurmanita : Perlengkapan

5. Maissatu Mufidhah : Perlengkapan

6. Ayu Maria Asih M. : Perlengkapan

7. Nushrotun Nisa’ : Perlengkapan

8. Andre Danang W. : Perlengkapan

9. Afif Miftakhurroziqin : Perlengkapan

10. Miftahul Faizin : Perlengkapan

G. Media dan Alat

Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :


1. Leaflet

2. Banner proses penyakit Jantung

3. Video Penyakit jantung

H. Setting Tempat

Penyuluh Moderator

WARGA
I. Susunan Acara

No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Peserta

1. Pembukaan 5 menit  Salam pembukaan - Menjawab dan


 Perkenalan membalas salam
 Mengkomunikasikan tujuan - Memperhatikan
 Menjelaskan topic
penyuluhan

 Menjelaskan tujuan

 Menjelaskan waktu
pelaksanaan
2. Isi 10  Mengidentifikasikan materi - Memperhatikan
menit yang akan diberikan - Mencatat penjelasan

 Menjelaskan pengertian penyuluhan dengan

penyakit jantung koroner cermat

 Menjelaskan penyebab
penyakit jantung koroner
 Menjelaskan gejala
penyakit jantung koroner
 Menjelaskan faktor resiko
penyakit jantung koroner
 Menjelaskan cara
pengobatan dan pencegahan
penyakit jantung koroner
 Menjelaskan tujuan dan
syarat diet
 Menjelaskan diet pada
penyakit jantung koroner
3. Penutup 5 menit  Menyimpulkan materi - Memperhatikan
yang telah disampaikan - Menjawab salam
 Evaluasi penyuluhan

J. Setting Tempat

Duduk berhadapan antara penyuluh dengan peserta penyuluhan.

K. Kriteria Evaluasi

Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang :

1. Tujuan dan syarat diet penyakit jantung

2. Jenis diet dan indikasi pemberian.

3. Makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi penderita
penyakit jantung.

L. Proses Kegiatan

1) Pembukaan

a. Kesepakatan dengan warga RW 01 di Kel. Ungaran terkait waktu

pelaksanaan pendidikan kesehatan selama 1x20 menit bertempat di

Musholla di RT 03.

b. Mempersiapkan materipenyuluan penyakit jantung.

c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.

2) Penyajian

a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Dewasa di harapkan datang ke tempat yang ditentukan.

2. Penyuluhan tentang penyakit jantung dan penyaji membuka sesi

tanya jawab serta evaluasi kepada audience.


b. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Seluruh warga dewasa di RW 01.

c. Tempat dan Waktu

Kegiatan penyuluhan tentang asam urat ini dilakukan pada:

Hari dan Tanggal : Sabtu, 28 Desember 2019

Tempat : Musholla di RT 03

Waktu : Pukul 19.00 WIB


EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS

HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
- Melakukan Sabtu, 28 Desember 2019, Jangka Pendek 7) Tersedianya 5. Kurangnya
1 penyuluhan pukul 19.00 13. Dari 19 ibu-ibu tempat rumah waktu yang
dan bapak- warga RT 03, tersedia
penyakit jantung bapak anggota dan Tempat karena
(proses penyakit, yang terdiri dari Ibadah mendekati
7 laki-laki dan Mushola RT 03 waktu shalat
diit jantung dan
12 perempuan yang sudah di maghrib.
penatalaksanaanya yang hadir di tentukan untuk 6. Waktu yang
). Dengan acara Mushola penyuluhan semakin
dan mengikuti penyakit malam dan
penderita penyakit penyuluhan jantung. mendekati
jantung penyakit jantung 8) Tersedianya waktu istirajt
14. Sasaran dewasa media yang tidur yaitu jam
mendengarkan diguanakan 19.00 WIB
aktif dalam untuk 7. Ada beberapa
penyampaian penyuluhan sasaran
materi jantung jantung. dewasa yang
yang 9) Kehadiran kurang
disampaikan. antusiasme dan memperhatika
15. Sasaran dewasa kooperatif n saat
mengikuti sasaran dewasa penyampaian
kegiatan dari yang hadir materi
awal sampai
akhir
16. Sasaran dewasa
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
17. Sasaran dewasa
bertanya aktif
saat penyuluhan
18. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi
yang diberikan
RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01

KELURAHAN UNGARAN, KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG

Masalah Kesehatan Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung Jawab

Perilaku kurang Penyuluhan penyakit RW 01, Menyesuiakan Annisa Nirmala P


kesadaran dan jantung (proses penyakit, Kuncen PKK masing-
- Sesuai agregat
kurang informasi. diit jantung dan dewasa Lama, masing Rt dan
penatalaksanaannya). - Ibu-Ibu dan Bapak- Kecamatan dawis.
Bapak Tempat di Ungaran
Mushola RT 03 Barat,
wilayah RW01 Kabupaten
Kuncen Lama Semarang
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

PENYAKIT JANTUNG

Disusun oleh:

Kelompok 2

PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
Jl. Gedongsongo, Candirejo, Ungaran Kab. Semarang 50513
TAHUN AJARAN 2019
Pokok Bahasan : Penyakit Jantung

Sub Pokok Bahasan : Penyakit jantung koroner

Waktu : 20 menit

Hari/ Tanggal : Sabtu, 28 Desember 2019

Jam : 19.00

Sasaran : Warga Desa Kuncen Lama RW 1

Tempat : Mushola

Penyuluh : Mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo

A. Latar Belakang

Penyakit jantung iskemik dan kardiovaskular menjadi penyebab kematian


terbesar di dunia, termasuk di Indonesia.Keduapenyakit ini dilatarbelakangi oleh
faktor risiko seperti kebiasaan merokok, kurang olahraga, hipertensi,
dislipidemia, diabetes, diet tidak sehat, obesitas, dan kebiasaan meminum
minuman beralkohol. Modifikasi faktor risiko terutama gaya hidup yang tidak
sehat merupakan upaya pencegahan yang dapat dilakukan dalam menjaga
kesehatan jantung dan kardiovaskular. Salah satu modifikasi gaya hidup yang
memegang peranan penting adalah perubahan pola diet. Modifikasi pola makan
dilakukan dengan mengurangi atau mengganti asupan makanan yang tidak sehat
menjadi makanan yang mengandung banyak serat (Zulfa dan Angraini,2016).

B. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang penyakit jantung


peserta penyuluhan mengerti penyebab serta diet penyakit jantung.

C. Tujua Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan
mampu :

1. Mengerti tujuan dan syarat diet penyakit jantung

2. Mengerti jenis diet dan indikasi pemberian.

Mengetahui makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi penderita
penyakit jantung.

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab/ diskusi

E. Media

1. Leaflet/ MMT

2. Video Penyakit Jantung

F. Garis besar materi

1. Pengertian penyakit jantung koroner

2. Penyebab penyakit jantung

3. Menjelaskan faktor resiko penyakit jantung koroner


4. Patofisiologi penyakit jantung koroner

5. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit jantung koroner


6. Cara pengobatan dan pencegahan penyakit jantung koroner
7. Tujuan dan syarat diet

8. Diet makanan
G. Kegiatan Penyuluhan

No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Peserta

1. Pembukaan 5 menit  Salam pembukaan - Menjawab dan


 Perkenalan membalas salam
 Mengkomunikasikan tujuan - Memperhatikan
 Menjelaskan topic
penyuluhan

 Menjelaskan tujuan

 Menjelaskan waktu
pelaksanaan
2. Isi 10  Mengidentifikasikan materi - Memperhatikan
menit yang akan diberikan - Mencatat penjelasan

 Menjelaskan pengertian penyuluhan dengan

penyakit jantung koroner cermat

 Menjelaskan penyebab
penyakit jantung koroner
 Menjelaskan gejala
penyakit jantung koroner
 Menjelaskan faktor resiko
penyakit jantung koroner
 Menjelaskan cara
pengobatan dan pencegahan
penyakit jantung koroner
 Menjelaskan tujuan dan
syarat diet
 Menjelaskan diet pada
penyakit jantung koroner

3. Penutup 5 menit  Menyimpulkan materi - Memperhatikan


yang telah disampaikan - Menjawab salam
 Evaluasi penyuluhan

H. Setting Tempat

Duduk berhadapan antara penyuluh dengan peserta penyuluhan.

I.Kriteria Evaluasi

Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang :


4. Tujuan dan syarat diet penyakit jantung

5. Jenis diet dan indikasi pemberian.

6. Makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi penderita
penyakit jantung.

PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat


otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah
koroner. Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah yang
menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah tersumbat sama sekali,
pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah yang disebut
dengan serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan antara ketersedian
oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya Penyakit jantung koroner
(Riskesdas, 2013).

B. Penyebab

Penyebab penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan,


penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke
otot jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah,
kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak
sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir dengan kematian
(Hermawatirisa, 2014).
C. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner.

1. Diet kaya lemak / Hiperlipidemia


2. Hiperkolesterolemia
3. Merokok
4. Malas berolahraga
5. Hipertensi
6. Obesitas
7. Diabetes Melitus
8. Stess emosi
9. Kurang aktivitas fisik
10. Keturunan
11. Usia
D. Patofisiologi
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung
(myocardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan O2 dari arteri koroner,
sehingga terjadi keseimbangan aliran darah koroner dan kebutuhan miocard.
Sebaliknya bila terjadi penyempitan maka kebutuhan O 2 berkurang. Hal ini dapat
diakibatkan terjadinya penyakit pada arteri koroner sebagai berikut (Al fajar,
2015) :

1. Endapan lemak (ateroma / plak) yang berkumpul di dalam sel yang melapisi
dinding arteri koroner dan menyumbat aliran darah / arteri menyempit. Proses
pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis (secara bertahap).

2. Jika aetroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke
dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma
tersebut, sehingga dapat membuat sumbatan di tempat lain.
3. Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi
(berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung sehingga menyebabkan
kerusakan jantung.

Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan
jantung (infark miokardial).

E. Gejala Penyakit jantung


a. Nyeri di dada: Pasien dengan penyakit jantung koroner sering mengalami
rasa nyeri di dada setelah melakukan olahraga berat atau berada dalam
tekanan emosional. Mereka akan merasa sesak di dada, seakan-akan
sedang tertekan oleh sebuah batu besar. Rasa sakit bisa menjalar ke
lengan, bahu, leher, dan rahang bagian bawah, serta akan reda setelah
pasien beristirahat selama beberapa menit.
b. Sesak napas: Karena otot jantung tidak bisa mendapatkan pasokan darah
dalam jumlah yang cukup, pasien bisa merasa sesak napas dan kelelahan
setelah melakukan aktivitas fisik.
c. Infark miokard (serangan jantung): Ketika pasien mengalami serangan
jantung, nyeri dada akan terasa lebih parah dan dengan intensitas yang
lebih lama. Nyeri dada bisa terus berlanjut, walaupun pasien telah
beristirahat atau mengonsumsi obat-obatan. Kemungkinan gejala lainnya
termasuk jantung berdebar, pusing, berkeringat, mual, dan kelelahan yang
ekstrim. Perawatan darurat segera diperlukan dalam kasus ini.
F. Cara Pencegahan Penyakit Jantung
Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan melakukan hal-hal
berikut Menurut M.N.Bustan (2009):

1. Gaya hidup seimbang dan menghindari risiko stres sangat dibutuhkan agar
seseorang tidak terkena penyakit jantung koroner.

2. Mengonsumsi makanan sehat dan berserat tinggi. Kurangi makanan yang


berlemak dan berkolesterol tinggi agar tidak terjadi kegemukan.

3. Segera berhenti merokok. Merokok menyebabkan elastisitas pembuluh


darah berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah
arterin yang memicu stroke.

4. Mengurangi atau menghindari minuman beralkohol

5. Menurunkan tekanan darah

6. Mengurangi berat badan

7. Olahraga yang teratur

8. Hindari penggunaan obat-obatan terlarang

G. Tujuan Dan syarat Diet


a. Tujuan diet penyakit jantung adalah :

1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.


2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.

3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.

b. Syarat – syarat diet penyakit jantung adalah :

1. Kalori rendah, terutama bagi penderita yang terlalu gemuk.

2. Protein dan lemak sedang.

3. Cukup vitamin dan mineral.

4. Rendah garam bila ada hypertensi dan/atau edema.

5. Mudah dicerna, tidak merangsang & tidak menimbulkan gas.

6. Porsi kecil dan diberikan sering

H. Diet Makanan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Karbohidrat Beras, bulgur, singkong, Kue-kue yang terlalu
talas, kentang, macaroni, manis dan gurih seperti :
mie, bihun, roti, biscuit, cake, tarcis, dodol, dsb.
tepung-tepungan, gula.
Protein Hewani Daging sapi, ayam Semua daging berlemak,
dengan lemak rendah, ham, sosis.
ikan, telur, susu rendah
lemak dalam jumlah yang
telah ditentukan.

Protein nabati Kacang-kacangan Kacang-kacangan


kering : kacang kedelai kering yang
dan hasil olahannya mengandung lemak
(tahu, tempe) cukup tinggi : kacang
tanah, kacang mete dan
kacang bogor.
Lemak Minyak, margarin, Goreng-gorengan,
mentega sedapat santan kental.
mungkin tidak digunakan
untuk menggoreng,
kelapa, santan encer
dalam jumlah terbatas.
Sayuran Sayuran yang tidak Semua sayuran yang
mengandung gas : mengandung gas : kol,
bayam, kangkung, sawi, lobak.
buncis, kacang panjang,
wortel, tomat, labu siam
dan tauge.
Buah-buahan Semua buah : nangka, -
durian, alpukat hanya
dibolehkan dalam jumlah
terbatas.
Minuman Teh encer, coklat, sirup, Kopi, teh kental,
susu dalam jumlah minuman yang
terbatas. mengandung soda dan
alkohol,
pengkonsumsian rokok
Bumbu Bumbu dapur seperti : Lombok, cabe rawit,
pala, kayumanis, asam, dan bumbu yang tajam.
gula, garam

Daftar Pustaka

Al fajar, Kemal. (2015). Hubungan Aktivitas Fisik dan Kejadianpenyakit Jantung


Koroner Di Indonesia: Analisis Data Riskedas Tahun 2013. Program Sudi
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi dipublikasikan

Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes Ri
Hermawati, Risa, Asri Candra Dewi. (2014). Penyakit Jantung Koroner. Jakarta:
FMedia.
DOKUMENTASI
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN KOMPRES JAHE UNTUK NYERI SENDI
PADA AGREGAT DEWASA

DI RW 01 DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN


UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu: Ns. Eko Susilo, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:

HARI ANTENG LINTANG SUSMIANA


(071191060)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS 29


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN KOMPRES JAHE
UNTUK NYERI SENDI.

W. Latar Belakang
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorangdan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri,2007). Sebagaimana dalam hirarki kebutuhan Maslow,kenyamanan
merupakan kebutuhan dasar, setelah kebutuhan fisik, sehingga pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman terganggu jika seseorang mengalami nyeri.
MenurutStanley (2006) nyeri merupakan salah satu keluhan yang dialami oleh
pasienosteoarthritis, pada awalnya nyeri terjadibersama gerakkan kemudian
nyerijuga dapat terjadi saat beristirahat.
Penyakit asam urat terus meningkat prevalensinya, baik di negara
maju maupun berkembang dan hanya sedikit penderita asam urat yang
terkontrol dengan baik. Di Amerika angka kejadian asam urat mencapai 2-
13%. Indonesia menempati peringkat pertama penderita asam urat di Asia
Tenggara dengan angka prevalensi 655.745 orang (0.27%) dari 238.452.952
orang (Right Diagnosis Statistik, 2010).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun
2013 prevalensi penderita asam urat di Jawa Tengah sebesar 24.3% pada laki-
laki dan 11.7% pada perempuan. Asam urat sering terjadi pada usia
pertengahan antara 40-59 tahun. Gambaran klinis adanya asam urat biasanya
menyebabkan rasa nyeri yang hebat pada sendi, biasanya disertai peradangan
seperti pembengkakan sendi, panas, dan tampak kemerahan.
Salah satu penatalaksanaan nyeri secara non farmakologi adalah
menggunakan kompres hangat (Izza, 2014). Salah satu bahan untuk kompres
yang dapat memberikan sensasi hangat adalah jahe. Kandungan jahe
bermanfaat untuk mengurangi nyeri pada asam urat karena jahe memiliki sifat
pedas, pahit dan aromatik dari olerasin seperti zingeron, gingerol dan shagaol.
Olerasin memiliki potensi anti inflamasi, analgetik dan antioksidan yang kuat.
Olerasin atau zingerol dapat menghambat sintesis prostalglandin sehingga
dapat mengurangi nyeri atau radang.
Jahe merupakan tanaman rimpang yang sangat populer sebagai
rempah-rempah dan bahan obat dan juga menjadi salah satu terapi herbal yang
dapatdigunakan sebagai obat kompres, yang juga dapat melancarkan
peredarandarah.Jahe mengandung senyawa phenol yang terbukti memiliki
efek anti radang dan diketahui ampuh mengusir penyakit sendi juga
ketegangan yangdialami otot sehingga dapat memperbaiki sistem
muskuloskeletal yang enurun(Susilowati,2013). Dalam kehidupan sehari-hari
obatosteoarthritis/pegallinu sangat mudah didapatkan, bahkan kita dapat
dengan mudah mendapatkannya dengan membeli di warung-warung, toko-
toko, ataupun apotek-apotek tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter. Sangat praktis, namun kebanyakan masyarakat tidak
mempertimbangkan dan tidakmempedulikan efek sampingnya jika ternyata
obat yang dibeli tersebut salah atau malah menimbulkan efek balik (kontra
indikasi). Padahal, tanpa disadari penggunaan obat rematik yang tidak tepat
bisa menyebabkan efek samping kerusakan lambung atau saluran cerna
(Makmun, 2009).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa KKG
Universitas Ngudi Waluyo Di Rw 01 Desa Kuncen Lama Kelurahan Ungaran
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang didapatkan bahwa sebagian
besar warga belum mengetahui tentang penyuluhan kompres jahe untuk nyeri
sendi.

X. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama
30 menit, diharapkan sasaran dapat memahami tentang penyuluhan
kompres jahe untuk nyeri sendi.
2. Tujuan Khusus :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
sasaran dapat:
a. Untuk mengetahui definisi kompres jahe hangat
b. Untuk mengetahui tujuan kompres jahe hangat
c. Untuk mengetahui alat dan bahan kompres jahe hangat
d. Untuk mengetahui penatalaksaan kompres jahe hangat
e. Untuk mengetahui pengaruh kompres jahe hangat
Y. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang memiliki Nyeri sendi.
Z. Waktu dan Tempat
4. Hari, Tanggal : Sabtu, 28 Desember 2019
5. Waktu : Pukul 19.00 WIB
6. Tempat : Di Musholla Rt 03 Kuncen Lama
AA. Pengorganisasian Acara
7. Penanggung Jawab : Hari Anteng Lintang Susmiana
8. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita
9. Anggota : Annisa Nirmala P.
Ayu Maria Asih M.
Iris Iswandha
Maissatu Mufidhah
Nusrhotun Nisa’
Afif Miftakhurroziqin
Miftahul Faizin
Andre Danang W.

BB. Deskripsi Kerja panitia


20. Hari Anteng Lintang S. : Penyuluhan Diet Diabetes Meilitus
21. An Nafi Nurmanita : Moderator
22. Nirmala P. : Operator
23. Ayu Maria Asih M. : Perlengkapan
24. Iris Iswandha : Dokumentasi
25. Maissatu Mufidhah : Perlengkapan
26. Nusrhotun Nisa’ : Perlengkapan
27. Afif Miftakhurroziqin : Perlengkapan
28. Miftahul Faizin : Perlengkapan
29. Andre Danang W. : Perlengkapan

CC. Media dan Alat


Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :
4. Leafle
DD. Setting Tempat

Penyuluh Moderator

WARGA

EE. Susunan Acara


No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta Metode
Penyuluhan
1 Pembukaan (5 menit) 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam Ceramah
salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan Ceramah
diri
3. Apersepsi 3. Memperhatikan Ceramah
4. Menyampaikan 4. Memperhatikan Ceramah
tujuan
5. Menyampaikan 5. Memperhatikan Ceramah
kontrak waktu
6. Menyebutkan 6. Memperthatikan Ceramah
materi tentang diet
untuk penderita
diabetes mellitus
2 Pelaksanaan (15 menit) 1. Definisi 1. Memperhatikan Ceramah
kompres jahe
hangat
2. Tujuan
kompres jahe 2. Memperhatikan Ceramah
hangat
3. penatalaksaan
kompres jahe
hangat 3. Mempraktikan Ceramah
4. pengaruh
kompres jahe
hangat
3 Evaluasi (5 menit) 1. Memberi 1. Bertanya Diskusi
kesempatan dan tanya
kepada peserta jawab
untuk bertanya
2. Mengevaluasi 2. Menjawab
tentang materi
yang telah
diberikan
3. Reinforcement 3. Merespon
kepada peserta
yang dapat
menjawab
pertanyaan
4 Penutup (5 menit) 1. Menyimpulkan isi 1. Memperhatikan Diskusi
penyuluhan
2. Mengucapkan 2. Menjawab Ceramah
salam salam
3. Mengucapkan 3. Mendengarkan Ceramah
terimakasih

FF. Proses Kegiatan


5. Pembukaan
i. Membuat pre planning kegiatan tentang penyuluhan kompres jahe
untuk nyeri sendi.
j. Berkoordinasi dengan pihak Puskesmas terkait penyuluhan
k. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang tempat
kegiatan.
l. Mempersiapkan media dan alat yang diperlukan seperti leaflet,
handuk, baskom, dll.
6. Penyajian
a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
5) Dewasa di harapkan datang ke tempat yang ditentukan
Penyuluhan tentang penyuluhan kompres jahe untuk nyeri
sendi. dan penyaji membuka sesi Tanya jawab serta evaluasi
kepada audience
b. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
3) Warga dewasa Rt 03 di RW 01 Kuncen Lama
e. Tempat dan Waktu
Kegiatan skrining kesehatan ini dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Sabtu, 28 Desember 2019
Waktu : Pukul 19.00 WIB
Tempat : Di Musholla Rt 03 Rw 01 Kuncen lama
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
- Penyuluhan Tanggal 28 Desember 2019, Jangka Pendek 10) Tersedianya 8. Kurangnya
1 Kompres Jahe jam 19.00 Tempat Ibadah 19. Di mushola RT Tempat Ibadah waktu yang
(Mushola RT 03) wilayah RW 03 dihadiri oleh Mushola RT 03 tersedia
untuk Nyeri sendi 01 , Kuncen Lama, Kecamatan 19 masyarakat yang sudah di karena
Ungaran Barat, Kabupaten yaitu 7 laki-laki tentukan untuk mendekati
Semarang dan 12 pendemontrasia waktu shalat
perempuan yang n Kompres maghrib
hadir dan Jahe untuk 9. Ada beberapa
mengikuti asam urat sasaran
pelatihan 11) Tersedianya dewasa yang
demonstrasi media yang kurang
Kompres Jahe diguanakan memperhatika
untuk asam urat untuk n saat
20. Sasaran dewasa pendemonstrasi penyampaian
mendengarkan an Kompres materi
aktif dalam Jahe untuk
penyampaian asam urat
materi senam 12) Kehadiran dan
kompres jahe antusiasme
21. Sasaran dewasa sasaran dewasa
mengikuti yang hadir
kegiatan dari
awal sampai
akhir
22. Sasaran dewasa
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
23. Sasaran dewasa
bertanya aktif
saat penyuluhan
24. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi
yang diberikan
RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01

DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN UNGARAN BARAT


KABUPATEN SEMARANG
Masalah Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung Jawab
Keperawatan
Perilaku kesehatan Penyuluhan dan demonstrasi - Ke ibu-ibu RW 01, Menyesuiakan Hari Anteng Lintang.S
cenderung beresiko Kompres Jahe pada penderita PKK Kuncen Lama, PKK masing-
asam urat - Ke dawis ke RT Kecamatan masing Rt dan
di wilayah RW Ungaran dawis.
01 Barat,
- Sesuai agregat Kabupaten
Semarang
DOKUMENTASI
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
KOMPRES JAHE

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)


KOMPRES JAHE
Pengertian Kompres jahe merupakan terapi non-farmakologis
yang menggunakan suhu untuk meredakan nyeri
dengan menghambat reseptor nyeri seperti nosiseptor
dalam menghantarkan rasa ambang nyeri.
Tujuan 1. Untuk menrunkan instensitas nyeri yang
dirasakan
2. Sebagai terapi alternatif selain terapi
farmakologi
Kontra indikasi Kompres jahe mempunyai efek megurangi
peradangan
Waktu Seminggu diperbolehkan hanya 2X
Alat dan Bahan 1. Jahe
2. Waslap atau handuk kecil
3. Baskom
4. Air hangat secukupnya
5. Sarung tangan
6. Parutan
Persiapan Klien Responden diberikan penjelasan dari inform consent
Prosedur 1. Cuci bersih jahe dan tempatkan dalam
baskom atau mangkok
2. Kemudian parut jahe dan tempatkan dalam
mangkok aduk
3. Gunakan satung tangan untuk membalurkan
parutan jahe pada sendi yang sakit.
4. Kemudian sisa parutan jahe perbankan pada
sendi yang bengkak
MATERI

D. DEFINISI KOMPRES JAHE


Berbagai pengobatan untuk menurunkan nyeri pada asam urat atau gout
dengan terapi farmakologi dan non farmakologi salah satunya dengan kompres
jahe hangat. (Izza, 2014).
Kompres dengan menggunakan jahe dapat meneurunkan nyeri pada
penderita asam urat. Kompres hangat memiliki kandungan enzime
siklooksigenasi. Pada tahap fisiologis kompres dapat menurunkan nyeri lewat
transmisi dimana sensasi hangat menghambat pengeluaran mediator inflamasi
(Agustin, 2010).

E. TUJUAN KOMPRES JAHE HANGAT


Menurut Agustin (2010) ada beberapa tujuan dari kompres jahe hangat:
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Mengurangi bengkak dan nyeri
3. Memberikan rasa hangat dan nyaman

F. ALAT DAN BAHAN


1. Handscoon
2. Waslap
3. Parutan
4. Baskom atau mangkok
5. Jahe merah 3-5 ruas
G. PENATALAKSANAAN
1. Cuci bersih jahe dan tempatkan dalam baskom atau mangkok
2. Kemudian parut jahe dan tempatkan dalam mangkok aduk seperti bubur
3. Gunakan sarung tangan untuk membalurkan parutan jahe pada sendi yang
sakit.
4. Kemudian sisa parutan jahe perbankan pada sendi yang bengkak (Sriwiyati,
2018)
H. PENGARUH
1. Kompres hangat meningkatkan aliran darah
2. Menyebabkan kulit menjadi panas
3. Kompres hangat hanya bisa digunakan saat sakit nyeri sendi saja.
4.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin. 2010. Kompres hangat untuk asam urat. Jakarta: Salemba Medika
Izza, Syarifatul. 2014. Perbedaan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat dan
Kompres Jahe Hangat terhadap penurunan snyeri sendi pada Lansia di Unit
Rehabilitas Sosial Wening Wardoyo Ungaran. STIKES Ngudi Waluyo
Ungaran.
Sriwiyati, Lilik. 2018. Efektifitas Kompres Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Sendi Penderita Asam Urat Di Desa Tempurejo dan Jurug Jumapolo
Karanganyar.
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN DIIET DIABETES MEILITUS
DI RW 01 DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN
UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu: Ns. Eko Susilo, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:

HARI ANTENG LINTANG SUSMIANA


(071191060)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS 29


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN DIET DIABETES
MEILITUS

GG. Latar Belakang


Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang secara

genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya

toleransi karbohidrat (Price, 2006). Menurut World Health Organization

(WHO, 2016), diabetes mellitus merupakan penyebab hiperglikemi.

Hiperglikemi disebabkan oleh berbagai hal, namun paling sering disebabkan

oleh diabetes mellitus. Pada diabetes mellitus gula menumpuk dalam darah

sehingga gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon

insulin jumlahnya kurang atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan

hormon yang membantu masuknya gula darah.

Data dari World Health Organization (WHO, 2016) memperkirakan

bahwa secara global sebanyak 422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun

yang hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Data dari International

Diabetes Federation (IDF, 2015) menyatakan bahwa di tahun 2015 sebanyak

415 juta orang dewasa dengan diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di

tahun 1980an. Dan diperkirakan jumlahnya akan menjadi 642 juta di tahun

2040. Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ke tujuh dunia dengan
jumlah estimasi orang diabetes sebesar 10 juta. Prevalensi orang dengan

diabetes di Indonesia menunjukkan kecenderungan meningkat, yaitu dari 5,7

% (2007) menjadi 6,9% (2013) (IDF, 2015).

Menurut Departemen Kesehatan (Depkes, 2008) dalam Kusuma (2012),

jumlah kasus diabetes mellitus yang ditemukan di provinsi Jawa Tengah tahun

2012 sebanyak 209.319 kasus. Hasil riset kesehatan dasar yang dipublikasikan

DEPKES RI tahun 2008 menunjukkan prevalensi penyakit diabetes mellitus

untuk Jawa Tengah menurut diagnosis tenaga kesehatan secara keseluruhan

adalah 1,3%. Prevalensi tertinggi terdapat di Kabupaten Cilacap (3,9%), diikuti

Kota Tegal (3,1%), Surakarta (2,8%), dan Pemalang (2,1%). Untuk prevalensi

diabetes mellitus di Salatiga yaitu 0,8%. Sedangkan di Kabupaten Semarang

kasus diabetes mellitus terus meningkat setiap tahunnya. Dinas Kesehatan

Kabupaten Semarang menetemukan kasus diabetes mellitus pada tahun 2011

sebanyak 7.876 kasus, 2012 sebanyak 6.829 kasus, 2013 sebanyak 7.672 kasus,

2014 sebanyak 12.328 kasus, dan 2015 sebanyak 12.448 kasus (Dinkes

Kabupaten Semarang, 2015).

Faktor penyebab diabetes mellitus diantaranya, obesitas, keturunan

(genetik), gangguan sistem imun, infeksi virus, dan penurunan jumlah insulin.

Penurunan jumlah insulin ini dapat menyebabkan hiperglikemi karena tubuh tidak

mampu untuk mensekresi glukosa (Smeltzer, 2011). Hiperglikemi yaitu

meningkatnya kadar gula dalam darah atau terdapatnya kandungan gula dalam

urine dan zat-zat keton serta asam yang berlebihan ini akan menyebabkan
terjadinya rasa haus yang berlebihan (polidipsia), meningkatnya pengeluaran urin

(poliuria), dan rasa lapar yang semakin besar (polifagia) (Price, 2006).

Menurut Patel et al (2011) dalam Fitrilia, dkk (2017) Hiperglikemi atau

tingginya kadar gula darah yang berlangsung lama dan terus-menerus dapat

memicu pembentukan senyawa oksigen reaktif yang berimplikasi pada

peningkatan modifikasi molekuler. Modifikasi molekuler tersebut menyebabkan

terjadinya kondisi stress oksidatif yang dapat menurunkan fungsi sel β-pankreas

dan meningkatkan komplikasi berbagai penyakit. Oleh karena itu, perlu dilakukan

penanganan diabetes secara tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih lanjut.

Kegiatan latihan fisik berperan utama dalam pengaturan glukosa darah.

Ketika melakukan latihan fisik (berolahraga), permeabilitas membran terhadap

glukosa meningkat pada otot yang berkontraksi sehingga resistensi insulin

berkurang, dengan kata lain sensitivitas insulin meningkat. Hal ini menyebabkan

kebutuhan insulin akan berkurang, dan dengan demikian kadar adiponektin pada

penderita diabetes mellitus tipe 2 menjadi meningkat (Gibney dkk, 2009).

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Rahchmawati, dkk di Makasar

tahun 2011 menunjukan bahwa penderita diabetes mellitus tipe 2 yang memiliki

aktivitas fisik ringan kemungkinan 7,15 kali lebih besar mempunyai risiko kadar

gula darah tidak terkontrol daripada penderita dengan aktivitas fisik sedang.

Sedangkan penelitian yang lain oleh A. Yoga, dkk di Semarang tahun 2011,

menyatakan bahwa responden yang melakukan olahraga secara teratur dan baik

memiliki hubungan yang signifikan terhadap keberhasilan pengolahan diabetes


mellitus tipe 2.Mematuhi serangkaian tindakan secara perawatan rutin yang akan

berlangsung seumur hidup pada dasarnya merupakan tantangan yang besar dan

bukan hal mudah untuk dilakukan. Perasaan jenuh maupun bosan dapat muncul

setiap saat yang menyebabkan penderita diabetes mellitus tidak lagi disiplin

melakukan tindakan perawatan. Sehingga, dukungan keluarga sangat

dibutuhkanuntuk membantu agar penderita diabetes mellitus memiliki keyakinan

dankemampuanuntuk tetap melakukan tindakan perawatan (Tamara, Bayhakki &

Nauli, 2014).

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa

KKGUniversitas Ngudi Waluyo Di Rw 01 Desa Kuncen Lama Kelurahan

Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarangdidapatkan bahwa

sebagian besar warga belum mengetahui tentang Diet Diabetes Meilitus.

HH. Tujuan
3. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan Setelah mengikuti kegiatan penyuluhanselama 30
menit, diharapkan sasaran dapat memahami tentang diet untuk penderita
diabetes mellitus
4. Tujuan Khusus :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
sasaran dapat:
a. Mengetahui pengertian diet untuk penderita diabetes mellitus
b. Mengetahui tujuan diet untuk penderita diabetes mellitus
c. Mengatahui syarat diet untuk penderita diabetes mellitus
II. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang memiliki penyakit Diabetes Meilitus.
JJ. WaktudanTempat
7. Hari, Tanggal : Jum’at, 20Desember 2019
8. Waktu : Pukul 13.00 WIB
9. Tempat : Di Gedung Warih Rt 12, Kuncen Lama
KK. PengorganisasianAcara
10. PenanggungJawab : Hari Anteng Lintang Susmiana
11. KetuaKelompok : An Nafi Nurmanita
12. Anggota : Annisa Nirmala P.
Ayu Maria Asih M.
Iris Iswandha
Maissatu Mufidhah
Nusrhotun Nisa’
Afif Miftakhurroziqin
Miftahul Faizin
Andre Danang W.

LL. DeskripsiKerjapanitia
30. Hari Anteng Lintang S. : Penyuluhan Diet Diabetes Meilitus
31. An Nafi Nurmanita : Perlengkapan
32. Nirmala P. : Perlengkapan
33. Ayu Maria Asih M. : Perlengkapan
34. Iris Iswandha : Moderator
35. Maissatu Mufidhah : Perlengkapan
36. Nusrhotun Nisa’ : Perlengkapan
37. Afif Miftakhurroziqin : Perlengkapan
38. Miftahul Faizin : Perlengkapan
39. Andre Danang W. : Dokumentassi
MM. Media danAlat
Adapun media yang digunakan dalam skriningkesehatan ini adalah :
5. Lembar Balik
6. Leafl
NN. Setting Tempat

Penyuluh Moderator

WARGA

OO. SusunanAcara
No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta Metode
Penyuluhan
1 Pembukaan (5 menit) 7. Mengucapkan 7. Menjawab salam Ceramah
salam
8. Memperkenalkan 8. Mendengarkan Ceramah
diri
9. Apersepsi 9. Memperhatikan Ceramah
10. Menyampaik 10. Memperhati Ceramah
an tujuan kan
11. Menyampaik Ceramah
an kontrak waktu 11. Memperhati
12. Menyebutkan kan Ceramah
materi tentang diet
untuk penderita 12. Memperthat
diabetes mellitus ikan
2 Pelaksanaan (15 menit) 5. Menjelaskan 4. Memperhatikan Ceramah
Pengertian diet
untuk penderita
diabetes mellitus
6. Menjelaskan 5. Memperhatikan Ceramah
Tujuan diet untuk
penderita diabetes
mellitus
7. Syarat diet untuk 6. Mempraktikan Ceramah
penderita diabetes
mellitus
3 Evaluasi (5 menit) 4. Memberi 4. Bertanya Diskusi
kesempatan dan tanya
kepada peserta jawab
untuk bertanya
5. Mengevaluasi 5. Menjawab
tentang materi
yang telah
diberikan
6. Reinforcement 6. Merespon
kepada peserta
yang dapat
menjawab
pertanyaan
4 Penutup (5 menit) 4. Menyimpulkan isi 4. Memperhatikan Diskusi
penyuluhan
5. Mengucapkan 5. Menjawab Ceramah
salam salam
6. Mengucapkan 6. Mendengarkan Ceramah
terimakasih

PP. Proses Kegiatan


7. Pembukaan
m. Membuat pre planning kegiatan tentangpenyuluhanDiet Diabetes
Meilitus
n. Berkoordinasi dengan pihak Puskesmasterkaitpenyuluhan
o. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang tempat
kegiatan.
p. Mempersiapkan media yang diperlukan seperti leaflet dan lembar
balik.
8. Penyajian
a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
6) Dewasa di harapkandatangketempat yang ditentukan
7) PenyuluhantentangDiet Diabetes
Meilitusdanpenyajimembukasesi Tanya
jawabsertaevaluasikepada audience
c. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
4) Seluruh wargadewasa di RW 01 Kuncen Lama
f. Tempat dan Waktu
Kegiatan skriningkesehatan ini dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Jum;at, 20 Desember 2019
Waktu : Pukul 13.00 WIB
Tempat : Di Gedung Warih Rt 12, Kuncen Lama
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
1. - Penyuluhan Diet Tanggal 20 Desember 2019, 19. Dari 3 orang 7. Tersedianya  Kurangnya
Diabetes Meilitus jam 13.00 Gedung Dana warih, dewasa yang hadir tempat di Gedung kesadaran
Sasaran dewasa (usia 25-45 dalam kegiatan Dana warih yang penderita
pada penderita tahun) pendidikan sudah di tentukan diabetes
Diabetes Meilitus Tanggal 28 Desember 2019 Di kesehatan Diabetes untuk dalam meilitus untuk
rumah Bu Joko Rt 10 warga Meilitus di Gedung kegiatan menghadiri
RW 01, Kuncen Lama, Dana Warih pendidikan acara “garuda
Kecamatan Ungaran Barat, 20. Kader mampu kesehatan aja sehat”.
Kabupaten Semarang menejelaskan Diabetes Meilitus  Ada beberapa
terkait makanan di Gedung Dana sasaran dewasa
pantangan untuk Warih yang kurang
diet diabetes 8. Tersedianya media memperhatikan
meilitus yang digunakan saat
21. Sasaran dewasa untuk dalam penyampaian
mendengarkan kegiatan materi
aktif dalam pendidikan
penyampaian kesehatan
materi senam Diabetes Meilitus
hipertensi di Gedung Dana
22. Sasaran dewasa Warih
mengikuti kegiatan 9. Kehadiran dan
dari awal sampai antusiasme
akhir sasaran dewasa
23. Sasaran dewasa yang hadir
tidak
meninggalkan
ruangan ketika
kegiatan dimulai
24. Sasaran dewasa
bertanya aktif saat
penyuluhan
25. Sasaran dewasa
tampak antusias
dengan materi yang
diberikan
RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01

DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN UNGARAN BARAT


KABUPATEN SEMARANG
MasalahKeperawata Kegiatan Sasaran Tempat Waktu PenanggungJawab
n
Perilaku kurang Pendidikan kesehatan - Keibu-ibu PKK RW 01, Kuncen Menyesuiakan Hari Anteng Lintang. S
kesadaran dan kurang diet diabetes pada - Kedawiske RT di Lama, PKK masing-
informasi penderita diabetes wilayah RW 01 KecamatanUngara masing Rt dan
meilitus - Sesuaiagregatumu n Barat, Kabupaten dawis.
r Semarang
DOKUMENTASI

P
Materi Lampiran

1. Definisi
Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita
diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan.
2. Tujuan Diet Diabetes Mellitus
a. Tujuan Umum
Membantu penderitan diabetes mellitus (diabetetisi) memperbaiki
kebiasaan hidup dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang
lebih baik.
b. Tujuan khusus
1) MempertahankankadarGlukosadarahmendekatinormal
dengankeseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau
eksogen)atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.
2) Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
3) Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau
mempertahankanberat badan yang memadai orang dewasa, mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak dan remaja,
untuk meningkatkankebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi
penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan
sebagai berat
badanyangdianggapdapatdicapaidandipertahankanbaikjangkapendekma
upun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri
maupunoleh petugas kesehatan.
4) Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes
yangmenggunakaninsulinsepertihipoglikemia,penyakit-penyakitjangka
pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani
dan komplikasi kronik diabetes seperti: penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.
5) Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
(Pramono, 2012)
3. Syarat Diet Diabetes Mellitus
a. Energi cukup untuk mecapai dan mempertahankan berat badan normal

b. Kebutuhan protein normal 10-15% dari kebutuhan energi total.

c. Kebutuhan lemak sedang Kebutuhan lemak 20-25% dari kebutuhan energi


total(<10%darilemakjenuh,10%darilemaktidak
jenuhganda,sisanyadarilemaktidakjenuhtunggal).
Kolesterolmakanandibatasimaksimal300mg/hari. Kebutuhan Karbohidrat
60 -70% dari kebutuhan energi total.
d. Kebutuhan karbohidrat
e. Penggunaan secara berlebihan gula murni tidak diperbolehkan, bila kadar
gula darah sudah terkendali diperbolehkan mengkonsumsi gula murni
sampai 5 % dari kebutuhan energi total.
f. Penggunaan gula alternative dalam jumlah yang terbatas
g. Asupan serat dianjurkan tidak diperbolehkan, bila kadar gula darah sudah terkendali
diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5 % dari kebutuhan energi total.
h. pasien DM dengan tekanan darah normal di perbolehkan mengkonsumsi
natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat
i. Cukup vitamin dan mineral
1. MAKANAN YANG DIPANTANG DAN DIPERBOLEHKAN
Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM :
Berdasarkan anjuran dari PERKENI ( perkumpulan Endokrinologi Indonesia )
diet harian penderita DM disusun sebagai berikut:
a. Karbohidrat : 60-70 %
b. Protein : 10-15%
c. Lemak : 20-25%
Jenis Makanan yang Harus diKonsumsi yang dikonsumsi oleh penderita DM
diklasifikasikan sebagai berikut :
BAHAN MAKANAN DIANJURKAN DIBATASI DIHINDARI

SUMBER Semuasumber karbohidrat


KARBOHIDRAT dibatasi:nasi,bubur,roti,
mie,kentang,singkong,ubi,
sagu,gandum,pasta,jagung,
SUMBER Ayamtanpakulit,ikan,telur hewanitinggilemakjenuh Keju,abon,dendeng,susu
talas, havermout, sereal,
PROTEIN HEWANI rendahkolesterolatauputih (kornet,sosis, sarden,otak, full cream,

telur,dagingtidakberlemak jeroan, kuning telur)


SUMBER tempe, tahu, kacang hijau,
PROTEIN NABATI kacangmerah,kacangtanah,
kacang kedelai
SAYURAN Sayurtinggiserat:kangkung, b aya m ,
b u n ci s ,d a u ndaunkacang,oyong,ketimun,
melinjo,labusiam,daun tomat,labuair,kembangkol,
singkong, daunketela, lobak,sawi,selada,seledri,
jagungmuda,kapri,kacang terong
BUAH-BUAHAN jeruk,apel, pepaya,jambu air, nanas, anggur, mangga, Buah-buahan yang manis
salak, belimbin g(sesuai sirsak,pisang,alpukat,sawo, dandiawetkan:durian,
kebutuhan) semangka,nangkamasak nangka,alpukat,kurma,
MINUMAN Minuma n yan
gmengandung alkohol,
susukentalmanis,soft
drink,eskrim,yoghurt,
susu
LAIN-LAIN makananyangdigorengdan Gulapasir,gulamerah,
yangmenggunakansantan gula batu, madu
kental,kecap,saustiram Makanan/minumanyang
manis: cake, kue-kue
manis,dodol,tarcis,sirup,
Menurut Depkes, 2011 se lai m anis,c
2. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik
sehingga gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi,Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma,Katarak,Retinopati
4. Syaraf : Neuropati,mati rasa
5. Kulit : Luka lama,gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis

Untuk mencegah komplikasi sebaiknya yang dilakukan adalah :


1. Diet dengan benar
2. Minum obat teratur
3. Kontrol gula darah teratur
4. Olahraga ( jalan kaki,senam,sepeda santai, dsb)
5. Bila saat aktifitas kemudian PUSING,KERINGAT DINGIN maka cepat
MINUM TEH MANIS
6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki,lingkungan rumah tidak
licin,tangga ( undak-undakan tidak tinggi)
7. Cegah Kegemukan
DAFTAR PUSTAKA

Astari, Rini. 2016. “Hubungan antara Kepatuhan Terapi Diet dan Kadar Gula
Darah Puasa pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Purnama Pontianak”. Naskah Publikasi Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Pontianak.
Kemenkes RI. 2011. “Brosur Diet Diabetes Mellitus”. Kementerian Kesehatan
RIDirektorat Bina GiziSubdit Bina Gizi Klinik2011.
Sami, Waqas, et al. 2017. “Effect of diet on type 2 diabetes mellitus: A review”.
Review Article Department of Public Health & Community Medicine
Majmaah University. Kingdom of Saudi Arabia, ISSN : 1658-3639.
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN TENTANG ASAM URAT

DI RW 01 KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN


KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu : Ns. Eko Susilo, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:

Iris Iswandha (071191028)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN TENTANG ASAM
URAT

QQ. Latar Belakang


Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis tidak
ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang,
umumnya berkembang lama Salah satu penyakit tidak menular yaitu arthritis
pirai atau masyarakat biasa mengenalnya dengan penyakit asam urat.
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu
penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di
dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh.
Penyebab penumpukan kristal di daerah persendian diakibatkan kandungan
purinnya dapat meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5–0,75 g/ml
purin yang dikonsumsi.
Purin itu sendiri adalah turunan dari protein yang terkandung di dalam
tubuh. Purin juga didapatkan dari makanan yang kita konsumsi. Pada
golongan primata, adenosin (purin) dimetabolisme oleh tubuh menjadi asam
urat oleh enzim adenosine diaminase. Selanjutnya asam urat akan
dimetabolisme lagi menjadi allatoin yang larut air oleh enzim uricase. Namun
pada manusia enzim ini sangat sedikit sehingga hasil akhir dari purin adalah
asam urat. Bila kadar asam urat semakin tinggi dan melewati kadar jenuh
dalam tubuh, maka asam urat lambat laun akan mengendap dan mengkristal.
Di dunia prevalensi penyakit gout mengalami kenaikan jumlah
penderita hingga dua kali lipat antara tahun 1990- 2010. Pada orang dewasa
di Amerika Serikat penyakit gout mengalami peningkatan dan mempengaruhi
8.3 juta (4%) orang Amerika. Sedangkan prevalensi hiperurisemia juga
meningkat dan mempengaruhi 43.300.000 (21%) orang dewasa di Amerika
Serikat. Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap
100.000 orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di
bawah 34 tahun sebesar 32 % dan di atas 34 tahun sebesar 68 %.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013, sebesar 81%
penderita asam urat di Indonesia hanya 24% yang pergi ke dokter, sedangkan
71% cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang
dijual bebas. Berdasarkan hasil Kemenkes (2013) menunjukkan bahwa
penyakit sendi di Indonesia yang diagnosis tenaga kesehatan (nakes) sebesar
11.9% dan berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 24.7%, sedangkan
berdasarkan daerah diagnosis nakes tertinggi di Nusa Tenggara Timur 33,1%,
diikuti Jawa Barat 32,1% dan Bali 30%1.
Dari waktu ke waktu jumlah penderita asam urat cenderung
meningkat. Penyakit gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras
manusia. Prevalensi asam urat cenderung memasuki usia semakin muda yaitu
usia produktif yang nantinya berdampak pada penurunan produktivitas kerja7.
Berdasarkan survei epidemiologi yang dilakukan di Bandungan (Jawa
Tengah) atas kerjasama WHO terhadap 4.683 sampel berusia antara 15- 45,
didapatkan prevalensi artritis gout pada pria sebesar 24,3% dan wanita 11,7%.
Hal ini terjadi karena pria tidak memiliki hormon estrogen yang dapat
membantu pembuangan asam urat sedangkan pada perempuan memiliki
hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine.
Hiperurisemia bisa timbul akibat produksi asam urat yang berlebihan
dan pembuangan asam urat yang berkurang. Faktor yang menyebabkan
hiperurisemia adalah produksi asam urat di dalam tubuh meningkat terjadi
karena tubuh memproduksi asam urat berlebihan penyebabnya antara lain
adanya gangguan metabolisme purin bawaan (penyakit keturunan),
berlebihan mengkonsumsi makanan berkadar purin tinggi, dan adanya
penyakit kanker atau pengobatan (kemoterapi) serta pembuangan asam urat
sangat berkurang keadaan ini timbul akibat dari minum obat (anti TBC, obat
duretik/HCT, dan salisilat), dalam keadaan kelaparan.
Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat
adalah usia, asupan senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih,
kegemukan (obesitas), kurangnya aktivitas fisik, hipertensi dan penyakit
jantung, obat-obatan tertentu (terutama diuretika) dan gangguan fungsi ginjal.
Peningkatan kadar asam urat dalam darah, selain menyebabkan gout, menurut
suatu penelitian merupakan salah satu prediktor kuat terhadap kematian
karena kerusakan kardiovaskuler. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya
kesadaran masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatannya seperti
masih banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi makanan tanpa
memperhatikan kandungan dari makanan tersebut. Faktor aktivitas yang
berlebihan juga dapat memperburuk dan mendukung adanya komplikasi
penyakit asam urat tersebut.
Penyakit asam urat masih menjadi masalah kesehatan yang penting di
Indonesia. Penyakit gout atau athirtis gout adalah penyakit yang disebabkan
oleh tumpukan asam urat/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan
sendi. Gout berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin yang
memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika
kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Pola makan dan komposisi
bahan makanan mempengaruhi kadar asam urat dalam darah.
Komposisi dan pola konsumsi umum makanan pada masyarakat
Indonesia berbeda dengan pola makan dan komposisi makanan masyarakat
asing. Di Indonesia sebagian besar penduduknya mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung kandungan purin rendah seperti nasi, ubi,
singkong, roti, susu, dan telor sedangkan bahan makanan yang mengandung
purin tinggi (100-1000 mg/100gr makanan) seperti otak, hati, jantung, jeroa
daging bebek dan purin sedang (9-100mg/100gr makanan) seperti daging sapi
dan ikan, ayam, udang, tahu, tempe serta asparagus dikonsumsi dalam jumlah
terbatas dan jarang. Berbeda dengan negara lain yang pola dan komposisi
bahan makanannya lebih banyak mengandung purin sedang dan tinggi.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar asam urat adalah
aktivitas fisik. Aktivitas yang dilakukan seseorang berkaitan dengan kadar
asam urat yang terdapat dalam darah. Aktifitas fisik seperti olahraga atau
gerakan fisik akan menurunkan ekskresi asam urat dan meningkatkan
produksi asam laktat dalam tubuh. Semakin berat aktivitas fisik yang
dilakukan dan berlangsung jangka panjang maka semakin banyak asam laktat
yang diproduksi. Seseorang yang menderita penyakit berat dan kronis dapat
mengakibatkan kondisi yang memicu stres. Menurut studi yang telah
dilakukan di Halmahera Utara, diketahui bahwa terdapat hubungan stress
dengan kejadian gout arthritis. Responden stres paling banyak pada
klasifikasi stres sedang sebanyak 33 orang (78,6%).
Faktor riwayat keluarga dapat berpengaruh sebesar 40 % pada
terjadinya gangguan pembuangan asam urat melalui ginjal ataupun produksi
endogen yang berlebihan. diketahui bahwa adanya hubungan antara faktor
keturunan dengan kadar asam urat (p value 0,03).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PBL
Universitas Ngudi Waluyo di RW 1 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran
Kabupaten Semarang pada tanggal 22 November 2019 didapatkan bahwa
sebagian besar warga menderita asam urat dan belum mengetahui tentang
asam urat.
RR. Tujuan
5. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang asam urat pada agregat
dewasa diharapkan setiap individu dewasa dapat mengetahui tentang
asam urat yang berada pada Kuncen Lama, Ungaran, Kabupaten
Semarang.
6. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat selama 1x30
menit pada agregat dewasa diharapkan peserta mampu :
d. Mengetahui proses penyakit asam urat.
e. Mengetahui penyebab asam urat.
f. Mengetahui penatalaksanaan untuk asam urat.

SS. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang berusia 25-45 tahun di RW 01.
TT. Waktu dan Tempat

10. Hari, Tanggal : Sabtu, 28 Desember 2019

11. Waktu : Pukul 20.00 WIB

12. Tempat : Musholla di RT 03

UU. Pengorganisasian Acara

13. Penanggung Jawab : Iris Iswandha

14. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita

15. Anggota : Annisa Nirmala P.

Ayu Maria Asih M.


Hari Anteng Lintang S.
Maissatu Mufidhah
Nushrotun Nisa’
Andre Danang W.
Afif Miftakhurroziqin
Miftahul Faizin

VV. Deskripsi Kerja panitia

40. Iris Iswandha : Penyuluhan tentang asam urat

41. Hari Anteng Lintang S. : Moderator

42. Annisa Nirmala P. : Dokumentasi

43. An Nafi Nurmanita : Perlengkapan

44. Maissatu Mufidhah : Perlengkapan

45. Ayu Maria Asih M. : Perlengkapan

46. Nushrotun Nisa’ : Perlengkapan


47. Andre Danang W. : Perlengkapan

48. Afif Miftakhurroziqin : Perlengkapan

49. Miftahul Faizin : Perlengkapan

WW. Media dan Alat

Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :

7. Leaflet

8. Banner proses penyakit asam urat

XX. Setting Tempat

Penyuluh Moderator

WARGA

YY. Susunan Acara

N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 5 menit  Salam perkenalan Ceramah
 Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 15 Memberikan Diskusi,
menit kesempatan kepada penayangan
warga RW 01 Kel. video,
Ungaran untuk : pemaparan
materi
 Proses terjadinya
asam urat melalui
 Penyebab asam menggunaka
urat n banner
 Tanda dan gejala
asam urat
 Penatalaksanaan
untuk penderita
asam urat
 diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada warga
RW 01 Kel.
Ungaran untuk
bertanya)
3 Penutup 10  Mengajukan
menit pertanyaan pada
warga RW 01
Kel. Ungaran
 Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
 Menutup
pembelajaran
dengan salam

ZZ. Proses Kegiatan

9. Pembukaan

q. Kesepakatan dengan warga RW 01 di Kel. Ungaran terkait waktu


pelaksanaan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit bertempat di
Musholla di RT 03.
r. Mempersiapkan materi penyuluan asam urat.
s. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
10. Penyajian

a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:


8) Dewasa di harapkan datang ke tempat yang ditentukan.
9) Penyuluhan tentang asam urat dan penyaji membuka sesi tanya
jawab serta evaluasi kepada audience.
d. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
5) Seluruh warga dewasa di RW 01.
g. Tempat dan Waktu
Kegiatan penyuluhan tentang asam urat ini dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Sabtu, 28 Desember 2019
Tempat : Musholla di RT 03
Waktu : Pukul 20.00 WIB
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
HASIL
WAKTU DAN
NO KEGIATAN FAKTOR
TEMPAT RESPON MASYARAKAT
PENDUKUNG PENGHAMBAT
1. Melakukan penyuluhan Sabtu, 28 Desember 6. Dari 19 warga yang datang 7) Tersedianya 3. Kurangnya waktu
tentang asam urat 2019, pukul 20.00. ke Musholla RT 03 yang tempat Ibadah yang tersedia
(proses penyakit, diit, terdiri dari 7 laki-laki dan 12 Mushola RT 03 karena acara
dan perempuan mengikuti yang sudah di dimulai setelah
penatalaksanaannya) penyuluhan tentang asam tentukan untuk sholat isya’.
dengan penderita asam urat (proses penyakit, diit, penyuluhan 4. Ada beberapa
urat. dan penatalaksanaannya). tentang asam urat. sasaran dewasa
7. Sasaran dewasa aktif 8) Tersedianya yang kurang
berdiskusi tentang asam urat. media yang memperhatikan
8. Sasaran dewasa mengikuti diguanakan untuk saat sesama
kegiatan dari awal sampai penyuluhan peserta
akhir. tentang asam urat. menyampaikan
9. Sasaran dewasa tidak 9) Kehadiran dan pendapatnya
meninggalkan ruangan antusiasme tentang asam
ketika kegiatan dimulai. sasaran dewasa urat.
10. Sasaran dewasa bertanya yang hadir.
aktif dalam berbagi
pengalaman tentang penyakit
asam urat.
RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01

KELURAHAN UNGARAN, KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG


N DIAGNOSA KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU PENANGUNG
O JAWAB
1 Perilaku - Memfasilitasi - Ke ibu-ibu PKK RW 01, Menyesuaikan Iris Iswandha
kesehatan penyuluhan tentang - Ke dasa wisma ke Kuncen Lama, PKK masing-
cenderung asam urat (proses RT di wilayah RW Kecamatan masing RT dan
berisiko penyakit, diit, dan 01 Ungaran Barat, Dasa Wisma
penatalaksanaannya) - Sesuai agregat Kabupaten
dengan memberikan dewasa) (25-45 Semarang
banner. tahun)
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

ASAM URAT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Pokok Bahasan : Asam Urat

Sub Pokok Bahasan : 1. Proses terjadinya asam urat

2. Penyebab asam urat

3. Tanda dan gejala asam urat

4. Penatalaksanaan untuk asam urat

Sasaran : Penderita Asam Urat di RW 01 Kel. Ungaran

Hari dan Tanggal Pelaksanaan: Sabtu, 28 Desember 2019

Waktu : 1x30 menit

Tempat : Musholla RT 03

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan pendidikan kesehatan selama 1x30


menit penderita asam urat di RW 01 Kel. Ungaran dapat mengetahui
tentang asam urat.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit


penderita asam urat di RW 01 Kel. Ungaran dapat :

1. Menjelaskan kembali proses terjadinya asam urat menggunakan


bahasanya sendiri dengan benar.

2. Menjelaskan penyebab asam urat.

3. Menjelaskan penatalaksanaan untuk penderita asam urat.

C. MATERI/POKOK BAHASAN
1. Proses terjadinya asam urat

2. Penyebab penyakit asam urat

3. Tanda dan gejala penyakit asam urat

4. Penatalaksanaan untuk penderita asam urat

D. METODE

1. Ceramah

2. Diskusi/tanya jawab

E. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Video penyakit asam urat

2. MMT penyakit asam urat

F. TAHAP PENDIDIKAN KESEHATAN

N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 5 menit  Salam perkenalan Ceramah
 Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 15 menit Memberikan Diskusi,
kesempatan kepada penayangan
warga RW 01 Kel. video,
Ungaran untuk : pemaparan
materi
 Proses terjadinya melalui
asam urat power point
 Penyebab asam
urat
 Tanda dan gejala
asam urat
 Penatalaksanaan
untuk penderita
asam urat
 diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada warga RW
01 Kel. Ungaran
untuk bertanya)
3 Penutup 10 menit  Mengajukan
pertanyaan pada
warga RW 01 Kel.
Ungaran
 Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
 Menutup
pembelajaran
dengan salam

G. EVALUASI PEMBELAJARAAN

1. Evaluasi Struktur

 Kesepakatan dengan warga RW 01 di Kel. Ungaran terkait


waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan selama 1x20 menit
bertempat di rumah warga saat dilaksanakannya PKK.

 Kesiapan materi penyaji.

 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.

2. Evaluasi Proses

 Peserta/klien bersedia di ruangan sesuai dengan kontrak


waktu yang ditentukan.

 Peserta/klien antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang


tidak diketahuinya.
 Peserta/klien menjawab semua pertanyaan yang telah
diberikan.

3. Evaluasi Hasil

 Peserta/klien dapat menjelaskan kembali proses penyakit


asam urat dengan menggunakan bahasanya sendiri.

 Peserta/klien dapat menyebutkan kembali empat dari tujuh


penyebab asam urat.

 Peserta/klien dapat menyebutkan 6 dari 12 tanda dan gejala


asam urat.

 Peserta/klien dapat menyebutkan empat dari tujuh


penatalaksanaan untuk penderita asaam urat.
MATERI

1. Proses Terjadinya Asam Urat

Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit


pirai/penyakit gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan
oleh tingginya asam urat didalam darah. Kadar asam urat yang tinggi didalam
darah melebihi batas normal (0,5-0,75 g/dl) menyebabkan penumpukan asam
urat di dalam persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat
inilah yang membuat sendi sakit, nyeri dan meradang. Pada kasus yang parah,
penderita penyakit ini tidak bisa berjalan, persendian terasa sangat sakit jika
bergerak, mengalami kerusakan pada sendi, dan cacat (Sutanto, 2013).
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis
merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Penyebab penumpukan kristal di daerah
persendian diakibatkan kandungan purin yang dapat meningkatkan kadar urat
dalam darah antara 0,5 - 0,75 g/ml purin yang dikonsumsi. Purin itu sendiri
adalah turunan dari protein yang terkandung di dalam tubuh. Purin juga
didapatkan dari makanan yang kita konsumsi. Selanjutnya asam urat akan
dimetabolisme lagi menjadi allatoin yang larut air oleh enzim uricase. Namun
pada manusia enzim ini sangat sedikit sehingga hasil akhir dari purin adalah
asam urat. Bila kadar asam urat semakin tinggi dan melewati kadar jenuh
dalam tubuh, maka asam urat lambat laun akan mengendap dan mengkristal
(Jaliana, 2018).

2. Penyebab Asam Urat

a. Usia

Pertambahan usia merupakan faktor resiko penting pada pria dan wanita.
Hal ini kemungkinan disebabkan banyak faktor, seperti peningkatan
kadar asam urat (penyebab yang paling sering adalah karena adanya
penurunan fungsi ginjal), peningkatan pemakaian obat pembentukan
urine (diuretik), dan obat lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah.

b. Jenis kelamin

Wanita lebih sering terkena asam urat pada lutut dan sendi sedangkan
laki-laki lebih sering pada paha, pergelangan tangan dan leher. Frekuensi
terkena lebih banyak pada laki-laki daripada wanita dikarenakan adanya
peran hormonal pada patogenesis asam urat. Pada wanita terdapat
hormone estogren yang berfungsi sebagai uricosuric agent, yaitu suatu
bahan kimia yang membantu ekskresi asam urat dalam ginjal (Rini,
2017).

c. Genetik/Keturunan

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya asam urat. Misalnya dari
keluarga yang mempunyai riwayat penyakit asam urat.

d. Riwayat Medikasi/Pengobatan

Penggunaan obat pembentukan urine (diuretic) merupakan faktor resiko


yang signifikan untuk perkembangan asam urat. Obat diuretic dapat
menyebabkan peningkatan reabsorpsi asam urat dalam ginjal, sehingga
menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah. Dosis rendah
aspirin, umumnya diresepkan untuk melindungi jantung dari racun juga
meningkatkan kadar asam urat sedikit pada pasien usia lanjut.
Peningkatan kadar asam urat dalam darah juga terdeteksi pada pasien
yang memakai obat pirazinamid, etambutol, dan niasin.

e. Obesitas/Kegemukan

Obesitas dan indeks massa tubuh berkontribusi secara signifikan dengan


resiko asam urat. Resiko asam urat sangat rendah untuk pria dengan
indeks massa tubuh antara 21 dan 22 tetapi meningkat tiga kali lipat
untuk pria yang indeks massa tubuh 35 atau lebih besar. Obesitas
berkaitan dengan terjadinya ketidakmampuan tubuh menggunakan
insulin secara efektif (resistensi insulin). Dengan adanya resistensi
insulin akan mengakibatkan gangguan pada proses fosforilasi oksidatif
sehingga kadar adenosin tubuh meningkat. Peningkatan konsentrasi
adenosin mengakibatkan terjadinya retensi sodium, asam urat dan air
oleh ginjal.

f. Konsumsi Alkohol dan Minuman Bersoda

Konsumsi tinggi alkohol meningkatkan resiko asam urat. Mekanisme


biologi yang menjelaskan hubungan antara konsumsi alkohol dengan
resiko terjadinya serangan asam urat yakni, alkohol dapat mempercepat
proses pemecahan adenosin trifosfat dan produksi asam urat. Alkohol
juga dapat meningkatkan asam laktat pada darah yang menghambat
eksresi asam urat. Alasan lain yang menjelaskan hubungan alkohol
dengan asam urat adalah alkohol memiliki kandungan purin yang tinggi
sehingga mengakibatkan over produksi asam urat dalam tubuh.

g. Makanan Tinggi Protein

Pengelompokkan makanan berdasarkan kandungan purin adalah sebagai


berikut:

 Golongan A : makanan yang mengandung purin tinggi (150-800


mg), yaitu jeroan, udang, remis, kerang, sardine, ekstrak daging
(abon, dendeng), ragi (tape), alcohol serta makanan dalam kaleng.

 Golongan B: makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg)


yaitu ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kacang-
kacangan, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun
singkong, daun pepaya dan kangkung.

 Golongan C: makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50


mg) yaitu keju, susu, dan telur.
3. Tanda dan Gejala Asam Urat

Pasien-pasien dengan asam urat akan menunjukan tanda dan gejala seperti :

a. Nyeri persendian

b. Bengkak (Reumatoid nodule)

c. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari

d. Terbatasnya pergerakan

e. Sendi-sendi terasa panas

f. Demam (pireksia)

g. Anemia

h. Berat badan menurun

i. Kekuatan berkurang

j. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi

k. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal

l. Pasien tampak anemis

(Carter, 2015).

4. Penatalaksanaan untuk Penderita Asam Urat

Penatalaksanaan utama pada penderita artritis gout meliputi edukasi pasien


tentang diet, lifestyle, medikamentosa berdasarkan kondisi obyektif penderita,
dan perawatan komorbiditas (Khanna et al, 2012).

 Beberapa lifestyle yang dianjurkan antara lain menurunkan berat badan,


mengkonsumsi makanan sehat, olahraga, menghindari merokok, dan
konsumsi air yang cukup. Modifikasi diet pada penderita obesitas
diusahakan untuk mencapai indeks masa tubuh yang ideal, namun diet
yang terlalu ketat dan diet tinggi protein atau rendah karbohidrat (diet
atkins) sebaiknya dihindari.

 Untuk latihan fisik penderita asam urat sebaiknya berupa latihan fisik
yang ringan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan trauma pada
sendi.

 Penanganan diet pada penderita artritis gout dikelompokkan menjadi 3


kelompok, yaitu avoid, limit, dan encourage. Pada penderita yang dietnya
diatur dengan baik mengalami penurunan kadar urat dalam darah yang
bermakna (Khanna et all, 2012).

 Ada tiga pilihan obat untuk asam urat akut, yaitu NSAID, kolkisin,
kortikosteroid yang memiliki keuntungan dan kerugian. Pemilihan untuk
penderita tetentu tergantung pada beberapa faktor, termasuk waktu onset
dari serangan yang berhubungan dengan terapi awal, kontraindikasi
terhadap obat karena adanya penyakit lain, efikasi serta resiko potensial.
NSAID biasanya lebih dapat ditolerir disbanding kolkhisin dan lebih
mempunyai efek yang dapat diprediksi (Widiyanto, 2014).

DAFTAR PUSTAKA

Jaliana, dkk. 2018. “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asam Urat
pada Usia 20-44 Tahun di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Vol.
3/No.2/April 2018; ISSN 2502-731X.
Khanna et al. 2012. “Guidelines for Management of Gout. Part 2: Therapy and
Antiinflammatory Prophylaxis of Acute Gouty Arthritis, American College
of Rheumatology, Vol. 64, No. 10, pp. 1447-1461.
Rini. 2017. “Hubungan Jenis Kelamin dan Asupan Purin dengan Kadar Asam Urat
pada Lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan Desa Pabelan
Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Dalam Skripsi Jurusan Ilmu
Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Widyanto, Fandi Wahyu. 2014. “Artritis Gout dan Perkembangannya”. Jurnal
Rumah Sakit Aminah Blitar Volume 10 No 2 Desember 2014.
DOKUMENTASI
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
DEMONSTRASI SENAM KAKI DIABETES MELITUS

DI RW 01 KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN


KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu : Ns. Eko Susilo, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:

Iris Iswandha (071191028)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA DEMONSTRASI SENAM KAKI
DIABETES MELITUS
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang berjangka panjang maka
bila diabaikan komplikasi penyakit diabetes mellitus dapat menyerang
seluruh anggota tubuh yang di akibatkan dari kadar gula darah yang tidak
terkontrol pada pengidap diabetes, tindakan pengendalian diabetes untuk
mencegah terjadinya komplikasi sangatlah diperlukan khususnya menjaga
tingkat gula darah sedekat mungkin dengan normal. Akan tetapi kadar gula
darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan, hal ini disebabkan
karena pasien kurang disiplin dalam menjalankan diet atau tidak mampu
mengurangi jumlah kalori makanannya (Soegondo, 2015).
Kontrol diabetes mellitus tipe 2 yang buruk dapat mengakibatkan
hiperglikemia dalam jangka panjang, yang menjadi pemicu beberapa
komplikasi yang serius baik makrovaskular maupun mikrovaskular seperti
penyakit jantung, penyakit vaskuler perifer, gagal ginjal, kerusakan saraf dan
kebutaan. Banyaknya komplikasi yang mengiringi penyakit diabetes mellitus
tipe 2 telah memberikan kontribusi terjadinya perubahan fisik, psikologis
maupun sosial (Anani, 2012)
Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day, WDD) diperingati untuk
meningkatkan perhatian terhadap diabetes yang kejadiannya terus meningkat
di dunia, diprakarsai oleh International Diabetes Federation (IDF) dan World
Health Organization (WHO). WDD diperingati sejak tahun 1991 setiap
tanggal 14 November. Estimasi terakhir IDF, terdapat 382 juta orang yang
hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2035 jumlah
tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang. Diperkirakan
dari 382 juta orang tersebut, 175 juta diantaranya belum terdiagnosa,
sehingga terancam berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa disadari
dan tanpa pencegahan (Arisman, 2010)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 di
Indonesia didapatkan bahwa proporsi diabetes mellitus tipe 2 sebesar 6,9 %,
TGT (Toleransi Gula Terganggu) sebesar 29,9% dan GDP (Gula Darah Puasa)
terganggu sebesar 36,6%, terjadi peningkatan sebesar 1,5-2,3 % dibandingkan
pada tahun 2007.
Dalam hal perencanaan diet sebenarnya tidak ada makanan yang
dilarang untuk pasien diabetes mellitus tipe 2 tapi hanya dibatasi saja sesuai
kebutuhan kalori penderita tersebut. Menu makanan juga sama dengan menu
keluarga dirumah. Maka yang menjadi kunci keberhasilan pengelolaan
penyakit diabetes mellitus tipe 2 adalah makanlah sesuai dengan kebutuhan
kalori. Kedua adalah latihan (olahraga) merupakan salah satu cara untuk
mengontrol kadar glukosa dalam darah sebab dengan olahraga dapat
meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif. Cara ketiga adalah
obat-obatan, pada penderta diabetes mellitus tipe 2 obat-obatan bersifat
seumur hidup untuk dapat mengendalikan kadar gula darah agar selalu
terkontrol dengan baik dan cara terakhir adalah penyuluhan, penyuluhan yang
berkelanjutan dan membimbing untuk penderita diabetes mellitus tipe 2
sangat berguna sehingga pasien diabetes mellitustipe 2 menjadi mandiri,
misalnya penyuluhan tentang apa itu penyakit diabetes mellitus tipe
2,bagaimana upaya pencegahan agar tidak sampai terjadi komplikasi yang
tidak diinginkan, serta bagaimana mengatasi penyakit diabetes mellitus tipe 2
yang sudah berkomplikasi agar tidak semakin parah (Titin, 2010). Aktifitas
atau pergerakan tubuh sering diabaikan oleh setiap penderita diabetes mellitus
tipe 2, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti keterbatasan
waktu untuk melakukan senam (latihan fisik) oleh karena pekerjaan, usia
yang tidak memungkinkan, dan minat yang kurang untuk melakukan aktifitas
fisik, serta kurangnya pengetahuan akan pentingnya aktifitas fisik (senam).
Pada zaman sekarang ini, banyak penderita diabetes mellitus tipe 2
yang lebih fokus dan hanya mengutamakan pada penanganan diet dan
mengkonsumsi obat-obatan, padahal penanganan diet yang teratur belum
menjamin akan terkontrolnya kadar glukosa dalam darah, akan tetapi hal ini
harus diseimbangi dengan latihan fisik yang sesuai. Sebab jika penderita
diabetes mellitus tipe 2 tidak melakukan aktifitas fisik maka metabolisme otot
yang terjadi hanya sedikit, sehingga pemakaian glukosa dalam darah
berkurang, hal ini dapat menyebabkan penumpukan glukosa dalam darah,
sehingga kadar glukosa dalam darah tinggi.
Keseimbangan antara diet, latihan, obat-obatan dan penyuluhan
sangatlah penting, sebab dengan diet yang sesuai dengan kebutuhan, disertai
dengan latihan yang teratur akan membantu pengambilan glukosa dalam
darah oleh otot-otot yang aktif pada saat berolahraga. Hal ini berarti latihan
fisik ini salah satu faktor yang harus dilakukan oleh para penderita diabetes
mellitus tipe 2 agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat (Novitasari,
2012). Pada penderita diabetes mellitus tipe 1, latihan fisik kurang bermanfaat
dalam penurunan kadar glukosa darah, sebab pada diabetes melitus tipe I
kadar insulinnya rendah oleh karena ketidakmampuan pankreas dalam
memproduksi insulin, sehingga penderita diabetes melitus tipe 1 mudah
mengalami hipoglikemi selama dan segera setelah olahraga atau latihan
jasmani (Ilyas, 2009).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, latihan jasmani memiliki peran
utama dalam pengaturan kadar glukosa darah. Pada penderita diabetes
mellitus tipe 2, produksi insulin tidak terganggu, tetapi karena respon reseptor
pada sel terhadap insulin (resistensi) masih kurang, maka insulin tidak dapat
membantu transfer glukosa kedalam sel. Pada saat berolahraga, keadaan
permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat pada otot yang
berkontraksi sehingga resistensi insulin berkurang, dengan kata lain
sensitivitas insulin meningkat (Anggriyana, 2010).
Aktifitas fisik merupakan cara yang sangat penting untuk dilakukan
oleh penderita diabetes mellitus tipe 2 terutama dalam menangani
peningkatan glukosa dalam darah. Salah satu latihan yang dianjurkan adalah
senam diabetes. Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut
usia dan status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus
tipe 2. Senam diabetes dibuat oleh para spesialis yang berkaitan dengan
diabetes, diantaranya adalah rehabilitasi medis, penyakit dalam, olahraga
kesehatan, serta ahli gizi dan sanggar senam (Sumarni, 2008).
Senam tersebut khusus dirancang untuk pasien diabetes mellitus tipe 2
dan gerakan senam diabetes tidak jauh beda dari senam kesehatan jasmani
(SKJ) yaitu pemanasan, gerakan inti, pendinginan. Senam diabetes dilakukan
secara teratur 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi 30-60 menit. Gerakan
yang mudah dilakukan, serta ekonomis (Ilyas, 2009).
Manfaat dari senam diabetes yaitu Mengontrol gula darah, terutama
pada diabetes mellitus tipe 2 yang mengikuti olahraga teratur,Menghambat
dan memperbaiki faktor resiko penyakit kardiovaskuler yang banyak terjadi
pada penderita diabetes mellitus tipe 2,Senam diabetesdapat memperbaiki
profil lemak darah, dan kolesterol total, serta memperbaiki sirkulasi dan
tekanan darah,Menurunkan berat badan, pengaturan olahraga secara optimal
dan diet diabetes mellitustipe 2pada penderita kegemukan,Memperbaiki
gejala-gejala muskuloskeletal otot, tulang, sendi, serta gejala-gejala neuropati
perifer seperti kesemutan, dan kebas,Mencegah terjadinya diabetes mellitus
tipe 2 yang dini terutama bagi orang-orang dengan riwayat keluarga diabetes
mellitus tipe 2, Mengurangi kebutuhan pemakaian obat oral dan insulin.
Strategi intervensi keperawatan komunitas dalam konteks asuhan
keperawatan pada agregat diabetisi memiliki beberapa karakteristik, yaitu
berfokus pada populasi baik yang sehat maupun yang berisiko menderita
diabetes mellitus, beriorientasi pada peningkatan peran serta aktif dalam
pengelolaan diabetes mellitus secara mandiri, berfokus pada upaya promotif
dan preventif baik pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Intervensi
pendidikan kesehatan dalam pengelolaan diabetes secara mandiri di tingkat
komunitas atau populasi, memiliki perhatian terhadap peningkatan derajat
kesehatan pada semua kelompok umur terutama kelompok berisiko diabetes
mellitus (Ribonson, 2008)
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PBL
Universitas Ngudi Waluyo di RW 1 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran
Kabupaten Semarang pada tanggal 22 November 2019 didapatkan bahwa
sebagian besar warga menderita diabetes mellitus dan belum mengetahui
tentang senam kaki diabetes melitus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan demonstrasi senam kaki diabetes melitus
pada agregat dewasa diharapkan setiap individu dewasa dapat
mengetahui tentang demonstrasi senam kaki diabetes melitus yang
berada pada Kuncen Lama, Ungaran, Kabupaten Semarang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan demonstrasi senam kaki diabetes melitus
selama 1x30 menit pada agregat dewasa diharapkan peserta mampu :
a. Mengetahui pengertian senam kaki diabetes melitus.
b. Mengetahui manfaat senam kaki diabetes melitus.
c. Mengetahui tujuan senam kaki diabetes melitus.
d. Mempraktikkan senam kaki diabetes melitus.

C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang berusia 25-45 tahun di RW 01.

D. Waktu dan Tempat

1. Hari, Tanggal : Jum’at, 20 Desember 2019

2. Waktu : Pukul 13.00 WIB

3. Tempat : Gedung Dana Warih


E. Pengorganisasian Acara

1. Penanggung Jawab : Iris Iswandha

2. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita

3. Anggota : Annisa Nirmala P.

Ayu Maria Asih M.


Hari Anteng Lintang S.
Maissatu Mufidhah
Nushrotun Nisa’
Andre Danang W.
Afif Miftakhurroziqin
Miftahul Faizin

F. Deskripsi Kerja panitia

1. Iris Iswandha : Demonstrasi senam kaki diabetes mellitus

2. Hari Anteng Lintang S. : Moderator

3. Annisa Nirmala P. : Dokumentasi

4. An Nafi Nurmanita : Perlengkapan

5. Maissatu Mufidhah : Perlengkapan

6. Ayu Maria Asih M. : Perlengkapan

7. Nushrotun Nisa’ : Perlengkapan

8. Andre Danang W. : Perlengkapan

9. Afif Miftakhurroziqin : Perlengkapan

10. Miftahul Faizin : Perlengkapan

G. Media dan Alat


Adapun media yang digunakan dalam demonstrasi senam kaki diabetes
melitus ini adalah :

1. Leaflet

2. Lembar balik
H. Setting Tempat

Penyuluh Moderator

WARGA

I. Susunan Acara

N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 2 menit  Salam perkenalan Ceramah
 Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang : Ceramah
menjelaska
 pengertian senam n materi
kaki diabetik dengan
 manfaat senam media
kaki diabetik lembar
 langkah-langkah balik
senam kaki
diabetik
 praktik senam
kaki diabetik
 diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada Penderita
Diabetes Melitus
di RW 01 (usia
25-50 tahun)
untuk bertanya)
3 Penutup 8 menit  Mengajukan
pertanyaan pada
Penderita
Diabetes Melitus
di RW 01 (usia
25-50 tahun)
 Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
 Menutup
pembelajaran
dengan salam

J. Proses Kegiatan

1. Pembukaan

a. Kesepakatan dengan warga RW 01 di Kel. Ungaran terkait waktu


pelaksanaan demonstrasi senam kaki diabetes melitus selama 1x30
menit bertempat di Gedung Dana Warih.

b. Mempersiapkan materi penyuluan asam urat.

c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.

2. Penyajian

a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:


1) Dewasa di harapkan datang ke tempat yang ditentukan.
2) Penyuluhan tentang asam urat dan penyaji membuka sesi tanya
jawab serta evaluasi kepada audience.
d. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
Seluruh warga dewasa di RW 01.
e. Tempat dan Waktu
Kegiatan penyuluhan tentang asam urat ini dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Jum’at, 20 Desember 2019
Tempat : Gedung Dana Warih
Waktu : Pukul 13.00 WIB
EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01
KELURAHAN UNGARAN, KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG
HASIL
NO KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT RESPON FAKTOR
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
1. Evaluassi Senam Kaki  Gedung Dana Warih, 7. Dari 3 orang dewasa 4. Tersedianya  Kurangnya
Diabetes Meilitus pada Sasaran dewasa (usia 25- yang hadir dalam tempat di kesadaran
penderita Diabetes 45 tahun) warga RW 01, kegiatan demonstrasi Gedung Dana penderita diabetes
Meilitus Kuncen Lama, Kecamatan senam kaki diabetes warih yang meilitus untuk
Ungaran Barat, Kabupaten meilitus di Gedung sudah di menghadiri acara
Semarang. Dana Warih. tentukan untuk “garuda ajang
 Sabtu, 28 Desember 2019 8. Sasaran dewasa dalam kegiatan sehat”.
RT 10 (Rumah Ibu Joko mendengarkan aktif demonstrasi  Ada beberapa
Sumantri) dalam penyampaian senam kaki sasaran dewasa
materi senam kaki Diabetes yang kurang
diabetes meilitus. Meilitus di memperhatikan
9. Sasaran dewasa Gedung Dana saat penyampaian
mengikuti kegiatan Warih materi senam
dari awal sampai 5. Tersedianya kaki diabetes
akhir. media yang melitus.
10. Sasaran dewasa tidak digunakan untuk
meninggalkan dalam kegiatan
ruangan ketika demonstrasi
kegiatan dimulai. senam kaki
11. Sasaran dewasa Diabetes
bertanya aktif saat Meilitus di
penyampaian materi Gedung Dana
senam kaki diabetes Warih
meilitus. 6. Kehadiran dan
12. Sasaran dewasa antusiasme
tampak antusias sasaran dewasa
dengan materi dan yang hadir.
demostrasi yang
diberikan.

RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01


KELURAHAN UNGARAN, KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG
N DIAGNOSA KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU PENANGUNG
O JAWAB
1 Perilaku - Mendemonstrasikan - Ke ibu-ibu PKK RW 01, Menyesuaikan Iris Iswandha
kesehatan latihan senam kaki - Ke dasa wisma ke Kuncen Lama, PKK masing-
cenderung diabetes melitus RT di wilayah RW Kecamatan masing RT dan
berisiko pada penderita 01 Ungaran Barat, Dasa Wisma
diabetes melitus - Agregat dewasa (25- Kabupaten
45 tahun) Semarang
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN
SENAM KAKI DIABETIK

Oleh :
Kelompok 2

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus


Sub Pokok Bahasan : Senam Kaki Diabetik
Sasaran : Penderita Diabetes Melitus di RW 01 (usia 25-50 tahun)
Hari/tgl : Jum’at, 20 Desember 2019
Waktu : 13.00 WIB - selesai
Tempat : Gedung Dana Warih

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan pendidikan kesehatan selama 1x30
menit Penderita Diabetes Melitus di RW 01 (usia 25-50 tahun) dapat
memahami tentang Senam Kaki Diabetik.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit
Penderita Diabetes Melitus di RW 01 (usia 25-50 tahun) dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian senam kaki diabetik dengan
bahasanya sendiri dengan benar.
2. Menjelaskan manfaat senam kaki diabetik.
3. Menjelaskan langkah-langkah senam kaki diabetik.
4. Mempraktikkan langkah-langkah senam kaki diabetik.

C. MATERI/POKOK BAHASAN
1. Pengertian Senam Kaki Diabetik
Senam kaki diabetik adalah kegiatan atau latihan yang
dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki. Senam kaki dapat membantu memperbaiki
sirkulasi darah atau memperkuat otot-otot kecil kaki dan
mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Kaki diabetes
mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropati
dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani atau senam kaki
sesuai dengan kondisi dan kemampuan tubuh (Soegondo S.,
dkk, 2013 : 326 dalam Karya Tulis Ilmiah Rohana, Rini,
2014).
Senam adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan
dengan terencana, disusun secara sistematik dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis
(Probosuseno, 2007). Berdasarkan pengertiannya, senam
adalah salah satu jenis olahraga aerobik yang dapat dipenuhi
tubuh (Karim, 2002). Latihan fisik merupakan salah satu
prinsip dalam penatalaksanaan penyakit diabetes melitus.
Kegiatan fisik sehari-hari dan latihan fisik teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah
satu pilar dalam pengelolaan diabetes. Latihan fisik yang
dimaksud adalah berjalan, bersepeda santai, jogging, senam,
dan berenang. Latihan fisik ini sebaiknya disesuaikan dengan
umur dan status kesegaran jasmani (Perkeni, 2002). Senam
kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki
(Sumasardjuno, 2006, dalam Tesis Pengaruh Senam Kaki
Terhadap Sensitivitas Kaki dan Kadar Gula Darah pada
Aggregat Lansia Diabetes Melitus di Magelang oleh
Priyanto, Sigit, 2012).

2. Manfaat Senam Kaki Diabetik


Adapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan
senam kaki diabetic adalah membantu sirkulasi darah dan
memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya
kelainan bentuk kaki, meningkatkan kekuatan otot betis dan
paha, mengatasi gerak sendi pada pasien diabetes, serta
mengatasi keterbatasan jumlah insulin pada penderita DM
mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat. Hal ini
menyebabkan rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur.
Senam kaki diabetes juga digunakan sebagai latihan kaki.
Latihan kaki juga dipercaya untuk mengelola pasien yang
mengalami DM, pasien DM setelah latihan kaki merasa
nyaman, mengurangi nyeri, mengurangi kerusakan saraf dan
mengontrol gula darah serta meningkatkan sirkulasi darah
pada kaki (Taylor, 2010; Black & Hawks, 2009 dalam Senam
Kaki Diabetik Efektif Meningkatkan Ankle Brachial Index
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 oleh Wahyuni, Aria, 2016).

3. Langkah-langkah Senam Kaki Diabetik


Alat yang harus diperhatikan dalam senam kaki
diabetic adalah kursi (jika tidak dilakukan dalam posisi
duduk), gunakan satu lembar kertas koran. Persiapkan pasien
sesuai kesepakatan sebelumnya terkait waktu, tempat, dan
tujuan dilakukan senam kaki diabetic, serta perhatikan
lingkungan sekitar yang mendukung dan nyaman bagi pasien.
(Misnadiarly, 2006 hal 115-116 dalam Karya Tulis Ilmiah
Rohana, Rini, 2014). Langkah-langkah dari senam kaki
diabetic sendiri meliputi :
1. Posisi psien di atas kursi dengan kaki menyentuh lantai
dan tubuh tidak bersandar pada sandaran kursi.
2. Letakkan tumit dilantai angkat ujung kaki, gerakan jari-
jari kaki dengan mencengkeram ke bawah dan luruskan
kembali.
3. Letakkan ujung kaki dan rileks.
4. Letakkan tumit dilantai angkat ujung kaki, letakkan di
lantai dan angkat tumit kaki kemudian letakkan di lantai
dan dilakukan secara bergantian membentuk jungkat-
jungkit.
5. Letakkan ujung kaki dan rileks.
6. Angkat kedua ujung kaki putar pergelangan kaki dan
turunkan ke lantai dan geser ke tengah, letakkan telapak
kaki dan rileks.
7. Angkat kaki kanan ke depan, gerakan jari-jari kaki
mencengkeram dan luruskan.
8. Angkat kaki kiri ke depan, gerakan jari-jari kaki
mencengkeram dan luruskan.
9. Angkat kedua kaki ke depan, dan gerakan ujung-ujung
jari kaki mencengkeram dan luruskan.
10. Angkat kedua kaki ke depan, dan gerakan pergelangan
kaki ke depan dan luruskan.
11. Turunkan kaki kanan dan rileks.
12. Angkat kaki kiri ke depan, gerakkan pergelangan kaki ke
depan/bawah dan luruskan.
13. Angkat kedua kaki ke depan, dan gerakan pergelangan
kaki ke depan/bawah dan luruskan.
14. Turunkan kedua kaki dan rileks.
15. Angkat kaki kanan ke depan, buat gerakan di udara
membentuk angka 0-9 dan luruskan.
16. Angkat kaki kiri ke depan, buat gerakan di udara
membentuk angka 0-9 dan luruskan.
17. Turunkan kaki kiri dan rileks.
18. Ambil sebuah koran dan letakkan di lantai. Buat koran
membentukk sebuah bola.
19. Buka kembali koran menjadi bentuk seperti semula dan
licinkan.
20. Sobek koran menjadi dua bagian.
21. Sobek satu bagian koran menjadi ukuran kecil dengan
kedua kaki.
22. Kumpulkan sobekan koran dan letakkan sobekan koran
diatas bagian koran yang lain, dan bentuk menjadi bola.
23. Angkat sobekan tadi dan letakkan di samping.

D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi/tanya jawab

E. ALAT BANTU PEMBELAJARAN


Lembar balik

F. EVALUASI PEMBELAJARAAN
1. Evaluasi Struktur
 Kesepakatan dengan Penderita Diabetes Melitus di RW 01
(usia 25-50 tahun) pada pukul 13.00 – 13.30 WIB di Gedung
Dana Warih.
 Kesiapan materi penyaji.
 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.

2. Evaluasi Proses

 Peserta/klien bersedia di ruangan sesuai dengan kontrak


waktu yang ditentukan.

 Peserta/klien antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang


tidak diketahuinya.

 Peserta/klien menjawab semua pertanyaan yang telah


diberikan.

3. Evaluasi Hasil
 Peserta/klien dapat menjelaskan kembali pengertian senam
kaki diabetic dengan menggunakan bahasanya sendiri.

 Peserta/klien dapat menyebutkan kembali dua dari lima


manfaat senam kaki diabetik.

 Peserta/klien dapat menyebutkan lima dari 24 langkah-


langkah senam kaki diabetik.

 Peserta/klien dapat mempraktikkan langkah-langkah senam


kaki diabetik

G. TAHAP PENDIDIKAN KESEHATAN

N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 2 menit  Salam perkenalan Ceramah
 Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang : Ceramah
menjelaska
 pengertian senam n materi
kaki diabetik dengan
 manfaat senam media
kaki diabetik lembar
 langkah-langkah balik
senam kaki
diabetik
 praktik senam
kaki diabetik
 diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada Penderita
Diabetes Melitus
di RW 01 (usia
25-50 tahun)
untuk bertanya)
3 Penutup 8 menit  Mengajukan
pertanyaan pada
Penderita
Diabetes Melitus
di RW 01 (usia
25-50 tahun)
 Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
 Menutup
pembelajaran
dengan salam
DAFTAR PUSTAKA
Priyanto, Sigit. 2016. “Pengaruh Senam Kaki terhadap Sensitivitas Kaki dan
Kadar Gula Darah pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus di
Magelang”. Dalam Tesis Program Magister Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Depok Tahun 2012.
Rohana, Rini. 2014. “Melakukan Senam Kaki Diabetes Melitus dengan
Koran terhadap Sensitivitas Kaki pada Asuhan Keperawatan Ny. S
dengnan Diabetes Melitus Tipe 2 di Ruang Mawar 2 RSUD
Karangayar”. Dalam Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada
Surakarta Tahun 2014.
Wahyuni, Aria. 2016. “Senam Kaki Diabetik Efektif Meningkatkan Ankle
Brachial Index Passien Diabetes Melitus Tipe 2”. Dalam Jurnal
IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education
V9.i2 (155-164).
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SENAM KAKI DIABETIK


PENGERTIAN Senam kaki adalah kegiatan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.
TUJUAN Adapun tujuan yang diperoleh setelah melakukan senam
kaki ini adalah memperbaiki sirkulasi darah pada kaki pasien
diabetes, sehingga nutrisi lancar kejaringan tersebut.
MANFAAT a. Mengontrol gula darah
b. Menurunkan berat badan
c. Keuntungan psikologis
d. Mengurangi kebutuhan obat dan insulin
PERALATAN 1. Kursi.
2. Kertas koran
PROSEDUR 1. Posisi duduk tegak tanpa bersandar pada kursi dengan
PELAKSANAA telapak kaki mendatar pada lantai.
N 2. Letakkan tumit dilantai, angkat ujung kaki, gerakan jari-
jari kaki dengan mencengkeram ke bawah dan luruskan
kembali. Lakukan sebanyak 10x.
3. Letakkan ujung kaki dan rileks.
4. Letakkan tumit dilantai angkat ujung kaki, letakkan di
lantai dan angkat tumit kaki kemudian letakkan dilantai
dan lakukan secara bergantian membentuk jungkat
jungkit. Lakukan sebanyak 10x.
5. Letakkan ujung kaki dan rileks.
6. Angkat kedua ujung kaki putar ke samping dan turunkan
ke lantai dan putar ke tengah.
7. Angkat kedua tumit kaki putar pergelangan kaki dan
turunkan ke lantai dan geser ke tengah. Letakkan telapak
kaki dan rileks.
8. Angkat kaki kanan ke depan, gerakan jari-jari kaki
mencengkeram dan luruskan.
9. Angkat kaki kiri ke depan, gerakan jari-jari kaki
mencengkeram dan luruskan.
10. Angkat kedua kaki ke depan dan gerakkan ujung-ujung
jari kaki mencengkeram dan luruskan.
11. Angkat kaki kanan ke depan, gerakkan pergelangan kaki
ke depan dan luruskan. Turunkan kaki kanan dan rileks.
12. Angkat kaki kiri ke depan, gerakkan pergelangan kaki ke
depan/bawah dan luruskan.
13. Angkat kedua kaki ke depan dan gerakkan pergelangan
kaki kedepan/bawah dan luruskan.
14. Turunkan kedua kaki dan rileks.
15. Angkat kaki kanan ke depan, buat gerakan di udara
membentuk angka 0-9 dan luruskan.

16. Angkat kaki kiri ke depan, buat gerakan di udara


membentuk angka 0-9 dan luruskan.
17. Turunkan kaki kiri dan rileks.
18. Ambil sebuah koran dan letakkan dilantai. Buat koran
menjadi bentuk bola.
19. Buka kembali koran menjadi bentuk seperti semula dan
licinkan.
20. Sobek koran menjadi 2 bagian.
21. Sobek satu bagian koran menjadi ukuran kecil dengan
kedua kaki.
22. Kumpulkan sobekan koran dan letakkan sobekan koran
diatas bagian koran yang lain dan bentuk menjadi bola.
23. Angkat sobekan tadi dan letakkan di samping.
DOKUMEN Hidayat, Ridha. 2017. “Pengaruh Senam Kaki Terhadap
Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe II
TERKAIT
di RSUD Puri Husada Tebilahan Tahun 2016”. Jurnal
Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Vol. 1,
No. 1, April 2017 ISSN 2580-2194. Diakses 04
Desember 2019.
Priyanto, Sigit dkk. 2013. “Pengaruh Senam Kaki Terhadap
Sensitivitas Kaki dan Kadar Gula Darah pada Agregat
Lansia Diabetes Mellitus di Magelang”. Prosiding
Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah 2013.
Diakses 04 Desember 2019.
DOKUMENTASI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020

PRE PLANNING KEGIATAN PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT


(PHBS)
A. LATAR BELAKANG
Sehat merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsure kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Paradigma sehat menakankan
promotif dan dan preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan. Sedangkan penguatan
pelayanan kesehatan menekankan peningkatan akses terutama Fasilitas Kesehatan
Tingkat Perama (FKTP). Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama memiliki peranan yang penting dalam pencapaian program Indonesia
Sehat. Peraturan Menteri Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya diwilayah kerjanya (Kemenkes,2014).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya memberikan pengalaman
belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan gerakan masyarakat
sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara
dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Kemenkes,2010).
Prilaku PHBS tersebut harus dimulai dari tatanan rumah tangga karena rumah
tangga yang sehat merupakan asset modal pembangunan masa depan yang perlu dijaga,
ditingkatkan dan di lindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai
masa depan rawan terkena penyakit infeksi dan non infeksi, oleh karena itu untuk
mencegahnya anggota keluarga rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Kemenkes,2010)
Kebijakan nasional promosi kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan
perilaku sehat ditetapkan dalam Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan
“Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2012” dengan target minimal (70%).
Berdasarkan Riset Kesehatan Daerah Tahun 2013, secara nasional penduduk telah
memenuhi criteria PHBS baik sebesar 32,3%.
Perilaku hidup bersih dan sehat seseorang sangat berkaitan dengan peningkatkan
kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Data Kementrian
Kesehatan tahun 2013, bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS
baru mencapai 55,6%, di Jawa Tengah sebesar 75,1%.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakuka oleh mahasiswa PBL Universitas
Ngudi Waluyo di RW 01 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang pada
tanggal 22 November 2019 didapatkan bahwa sebagian besar warga belum menerapkan
10 tatanan PHBS dalam rumah tangga.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang PHBS di Rumah Tangga pada agregat
dewasa diharapkan setiap individu dewasa dapat mengetahui tentang PHBS yang
berada di Rumah Tangga pada wilayah Kuncen Lama, Ungaran, Kabupaten
Semarang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat selama 1x30 menit pada
agregat dewasa diharapkan peserta mampu :
g. Mengetahui tentang PHBS.
h. Mengetahui 10 tatanan PHBS dirumah tangga.
i. Mengetahui penatalaksanaan 10 tatanan PHBS di rumah tangga.
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang berusia 25-45 tahun di RW 01.
D. Waktu dan Tempat
13. Hari, Tanggal : Jumat, 20 Desember 2019
14. Waktu : Pukul 13.00 WIB
15. Tempat : Gedung Dana Warih, Kuncen Lama, Kelurahan Ungaran

AAA. Pengorganisasian Acara


16. Penanggung Jawab : Maissatu Mufidhah
17. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita
18. Anggota : Annisa Nirmala P.
Ayu Maria Asih M.
Hari Anteng Lintang S.
Iris Iswandha
Nushrotun Nisa’
Andre Danang W.
Afif Miftakhurroziqin
Miftahul Faizin

BBB. Deskripsi Kerja panitia


50. Maissatu Mufidhah : Penyuluhan tentang asam urat
51. Ayu Maria Asih Maharani. : Moderator
52. Andre Danang Wijayanto. : Dokumentasi
53. An Nafi Nurmanita : Perlengkapan
54. Hari Anteng Lintang S : Perlengkapan
55. Iris Iswandha. : Perlengkapan
56. Nushrotun Nisa’ : Perlengkapan
57. Annisa Nirmala P. : Perlengkapan
58. Afif Miftakhurroziqin : Perlengkapan
59. Miftahul Faizin : Perlengkapan

CCC. Media dan Alat


Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :
9. Leaflet
10. Lembar Balik

DDD. Setting Tempat

PENYULUH MODERATOR

PESERTA PENYULUHAN
EEE. Susunan Acara
N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 2 menit  Salam perkenalan Ceramah
 Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 8 menit Memberikan Diskusi,
kesempatan kepada pemaparan
warga RW 01 Kel. materi
Ungaran untuk : dengan
 Pengertian PHBS menggunaka
 10 tatanan PHBS n lembar
dalam rumah balik
tangga
 Penatalaksanaan
10 tatanan PHBS
 diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada warga
RW 01 Kel.
Ungaran untuk
bertanya)
3 Penutup 5 menit  Mengajukan
pertanyaan pada
warga RW 01
Kel. Ungaran
 Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
 Menutup
pembelajaran
dengan salam

FFF. Proses Kegiatan


3. Pembukaan
d. Kesepakatan dengan warga RW 01 di Kel. Ungaran terkait waktu pelaksanaan
penyuluhan tentang PHBS selama 1x15 menit bertempat di Gedung Dana Warih.
e. Mempersiapkan materi penyuluhan PHBS.
f. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
4. Penyajian
a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
3) Dewasa di harapkan datang ke tempat yang ditentukan.
4) Penyuluhan tentang PHBS dan penyaji membuka sesi tanya jawab serta
evaluasi kepada peserta.
f. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
Seluruh warga dewasa di RW 01.
g. Tempat dan Waktu
Kegiatan penyuluhan tentang PHBS ini dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Jum’at, 20 Desember 2019
Tempat : Gedung Dana Warih
Waktu : Pukul 13.00 WIB

EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01


KELURAHAN UNGARAN, KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG

No Kegiatan Waktu dan Hasil


. Tempat Respon Faktor
masyarakat Pendukung Penghambat
2. Pemberian 20 Desember Respon baik Mendapatkan Banyaknya
pendidikan 2019, Pukul dari warga RW ijin dari Dosen masyarakat yang
kesehatan 13.00 di 01 Kuncen pembimbing, CI aktif bekerja
mengenai Gedung Lama, serta lapangan, Ketua pada jam
Perilaku Hidup Dana Warih sebagian warga Rw serta Ketua kegiatan
Bersih dan Sehat yang datang Kader penyuluhan
(PHBS) untuk tersebut, yang
mengukuti mengakibatkan
agenda sedikitnya warga
penyuluhan dan yang ikut serta
Cek Kesehatan. dalam kegiatan
ini.
RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01
KELURAHAN UNGARAN, KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG

No MASALAH KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU PENANGGUNG


. KESEHATAN JAWAB
1. Perilaku Mandiri : Kelompok usia Salah satu Senin 30 Maissatu
kesehatan dewasa di RW 01 rumah warga Desember Mufidhah.,S.Kep
 Menganjurkan setiap
cenderung Kuncen Lama di RW 01 2019
keluarga untuk
berisiko b.d Kuncen Lama
menerapkan 10 tatanan
Kurang Ungaran
PHBS dalam rumah tangga
pemahaman
Kelompok :
pada sasaran
usia dewasa di Memotivasi setiap anggota

RW 01 Kuncen keluarga untuk saling

lama, Kel. mengingatkan supaya menerapkan


Ungaran 10 Tatanan PHBS dalam rumah
tangga

Kerjasama :

 Motivasi kader setiap RT


untuk mensosialisasikan 10
Tatanan PHBS dalam
rumah tangga.
 Kolaborasi dengan pihak
ketua RT untuk saling
mengingatkan warganya
untuk menerapkan 10
Tatanan PHBS dalam
rumah tangga
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

“Pendidikan Kesehatan TentangPerilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan
Rumah Tangga”

Disusun Oleh :
MAISSATU MUFIDHAH
071191020

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS)
Sub Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga
Penyaji : Maissatu Mufidhah
Hari& Tgl Pelaksanaan : Jumat, 20 Desember 2020
Waktu : 10 menit
Tempat : Gedung Dana Warih, Rt 12 Rw 01 Kuncen Lama Ungaran,
Kab.Semarang

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 10 menit diharapkan keluarga dapat
memahami tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga.
B. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 10 menit responden dapat:
1. Menyebutkan 5 dari 10 indikator PHBS.
2. Menyebutkan penjabaran singkat dari salah satu indicator yang dijelaskan.
C. SASARAN DAN TARGET
Sasaran warga Rw 01 kuncen lama yang hadir pada acara penyuluhan di Gedung Dana
Warih.
D. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari & Tgl Pelaksanaan : Jumat, 20 Desember 2019
Waktu : 10 menit
Tempat : Gedung Dana Warih Rt 12, Rw 01 Kuncen Lama,
Ungaran, Kab. Semarang
E. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
N
TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA
O
- Salam perkenalan
1. Pembukaan 1 menit - Menjelaskan kontrak
dan tujuan pertemuan
Menjelaskan tentang :

- Pengertian PHBS
- Menjelaskan 10 Lembar
2. Pelaksanaan 5 menit balik,
indikator PHBS
Leaflet
- Menjelaskan masing-
masing isi dari 10
indikator
- Mengajukan pertanyaan
- Memberikan
reinforcement positif
3. Penutup 4 menit atas jawaban yang
diberikan
- Menutup kegiatan
dengan salam.

F. METODE
1. Diskusi
2. Ceramah
G. SETTING TEMPAT

: Penyuluh
: Audience

H. MEDIA
1. Lembar balik
2. Leaflet
3. Materi SAP
I. MATERI
Terlampir
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan keluarga (waktu & tempat)
b. Kesiapan materi penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a. Responden bersedia didalam ruangan sesuai dengan kontrak waktu yang telah
ditentukan
b. Responden memperhatikan dan sangat antusias saat penyaji menyampaikan
materi
c. Responden menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Penyuluh/penyaji
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Pengelolaan Promosi kesehatan
dalam Pencapaian Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta:
Pusat Promosi Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Peraturan menteri kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 2269/MENKES/PER/XI/2011 pedoman pembinaan Perilaku
Hidup Bersih an Sehat (PHBS). Jakarta : Kemenkes RI.
Notoatmodjo, soekidjo. 2011. Kesehatan masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
LAMPIRAN

A. Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS)


Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadi seseorag atau
keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2008).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan
seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat.
Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan
dalam berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan
sebagainya.Provinsi Jawa Tengah memfokuskan pada tiga tatanan, yaitu tatanan rumah
tangga, tatanan tempat ibadah dan institusi pendidikan.Alasan pemilihan pada tiga jenis
tatanan tersebut karena ketiganya mempunyai daya ungkit yang besar dalam pencapaian
derajat kesehatan (DinKes Jateng, 2016).
Menurut Eni (2012), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) merupakan
cerminan pola hidupkeluarga yang senantiasa memperhatikan danmenjaga kesehatan
seluruh anggota keluarga.Semua perilaku kesehatan yang dilakukanatas kesadaran
sehingga anggota keluargadapat menolong dirinya sendiri dibidangkesehatan dan dapat
berperan aktif dalamkegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakatmerupakan pengertian lain
dari PHBS.
Faktor yang juga mempengaruhi kondisi fisik dan daya tahan tubuh lansia adalah
pola hidup yang dijalankan sejak usia balita(Kemenkes, 2013).Untuk mencapai masa tua
yang bahagia serta meningkatkan kualitas hidupnya, lansia membutuhkan dukungan dari
orang terdekat yaitu keluarga.Keluarga merupakan support system utama bagi lansia
dalam mempertahankan kesehatannya. Sehingga perilaku keluarga dalam kesehatan akan
mempengaruhi kesehatan anggota keluarganya termasuk lansia yang ada di dalam
keluarga tersebut.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga merupakan upaya
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. Dengan demikian akan terwujud keluarga yang sehat. Melalui PHBS di
rumah tangga diharapkan mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan
setiap anggota keluarga dari ganguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kondusif
untuk hidup sehat. Sasaran pembinaan PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota
rumah tangga dan salah satu diantaranya adalah usia lanjut.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.PHBS di rumah tangga dilakukan
untuk mencapai rumah tangga sehat.Di rumah tangga, sasaran primer harus
mempratikkkan perilaku yang dapat menciptakan Rumah Tangga Ber-PHBS,yang
mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif,
menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan denan air bersih
dan sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban
sehat (Stop Buan Air Besar Sembaranan/Stop BABS), pengelolaan limbah cair di rumah
tangga, membuagn sampah di tempat sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah
dan sayur seap hari, melakukan aktivtas fisik setiap hari, merokok di dalam rumah dan
lain-lain.
Pada dasarnya perilaku hidup bersih dan sehat yang dipraktikan oleh setiap
keluarga/rumah tangga adalah banyak, namun ditetapkan 10 (sepuluh) indikator PHBS di
rumah tangga, yaitu:

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.


Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga
para medis lainnya)
Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan ibid an bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat
diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang
aman,bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan
lainnya.
2. Memberikan bayi ASI eksklusif.
Adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan
atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan
gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan
berkembang dengan baik. Air Susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna
kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan
terhadap penyakit
Apa manfaat memberikan ASI?
a. Bagi ibu:
1) Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
2) Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
3) Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
4) Menunda kehamilan berikutnya.
5) Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
b. Bagi bayi:
1) Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
2) Bayi tidak sering sakit.

c. Bagi keluarga:
1) Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula
dan perlengkapannya.
2) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya
merebus air dan perlengkapannya.
3. Menimbang bayi dan balita.
a. Mengapa balita perlu di timbang setiap bulan?
Penimbangan balita yang dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita setiap bulan.
b. Kapan dan di mana penimbangan balita di lakukan?
Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5
tahun diposyandu.
c. Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita?
Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu
menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik
(lihat perkembangannya)
4. Menggunakan air bersih.
a. Mengapa kita harus menggunakan air bersih?
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,
mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau
terhindar sakit.
b. Apa syarat-syarat air bersih itu?
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat
dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
1) Air harus berwarna bening/jernih.
2) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan
kotoran lainnya.
3) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak
pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
4) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
c. Apa manfaat menggunakan air bersih?
1) Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri, Thypus,
Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
2) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
d. Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
1) Mata air
2) Air sumur atau air sumur pompa
3) Air ledeng atau perusahaan air minum
4) Air hujan
5) Air dalam kemasan
e. Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit.kuman penyakit dalam
air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
a. Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun?
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit.Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.Pada saat makan, kuman
dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.Sabun
dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun
kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
b. Kapan saja harus mencuci tangan?
1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang binatang,
berkebun, dll).
2) Setelah buang air besar
3) Setelah menceboki bayi atau anak
4) Sebelum makan dan menyuapi anak
5) Sebelum memegang makanan
6) Sebelum menyusui bayi
c. Apa manfaat mencuci tangan?
1) Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
2) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Flu
burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
3) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
d. Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
2) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan.
3) Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
6. Menggunakan jamban sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
a. Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
besar/buang air kecil.
b. Mengapa harus menggunakan jamban?
1) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
2) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
3) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
c. Apa saja syarat jamban sehat?
1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
2) Tidak berbau.
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
4) Tidak mencemari tanah sekitarnya.
5) mudah dibersihkan dan aman digunakan.
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
7) Penerangan dan ventilasi yang cukup.
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
d. Bagaimana cara memelihara jamban sehat?
1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih.
3) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
4) Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.
5) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
6) Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
7. Memberantas jentik di rumah.
a. Apa itu rumah bebas jentik?
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan
jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
b. Apa itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)?
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat
penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga,
tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak
daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam
seminggu.
c. Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?
1) Anggota rumah tangga
2) Kader
3) Juru pemantau jentik (Jumatik)
4) Tenaga pemeriksa jentik lainnya.
5) Apa yang pelu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara :
a) 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan
nyamuk).
b) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangannya.
c) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
- Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air
minum burung.
- Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung
air hujan.
- Mengubur ataumenyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik
yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek, dll).
- Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
 Menggunakan kelambu ketika tidur.
 Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
misalnya obat nyamuk ; bakar, semprot, oles/usap ke
kulit, dll.
 Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam
kamar.
 Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
 Memperbaiki saluran talang air yang rusak
 Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di
tempat-tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air
atau di daerah sulit air.
 Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung
air, misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.
 Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya,
Zodia,Lavender,Rosemerry, dll.
6) Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?
a) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan
penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau
dikurangi.
b) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin
besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria,
Cikungunya atau kaki gajah.
c) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
8. Makan buah dan sayur setiap hari.
e. Siapa yang diharapkan makan sayur dan buah?
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiap hari.
f. Mengapa kita harus makan sayuran dan buah?
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:
1) Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.
2) Mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus. Serata
tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan
tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi
dapat menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat
lapar.
g. Manfaat mengkonsumsi buah dan sayur ?
1) Mencegah Diabetes
2) Melancarkan buang air besar.
3) Menurunkan berat badan.
4) Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi)
5) Mencegah kanker
6) Memperindah kulit, rambut dan kuku.
7) Membantu mengatasi Anemia (kurang darah)
8) Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
Aktifitas fisik bisa berupa :
a. Olah raga
b. Jalan santai
c. Maraton
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti
Tar dan Nicotin.Sehingga jika terhirup dapat menimbulakan kanker dan penyakit
lainnya.

B. Sasaran pembinaan PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota rumah tangga,
yaitu:
1. Pasangan usia subur.
2. Ibu hamil dan ibu menyusui.
3. Anak, remaja dan dewasa.
4. Usia lanjut.
Sasaran pembinaan kesehatan lansia dapat dilakukan kepada sasaran langsung
yaitu :
a. Prausia lanjut 45-59 tahun
b. Usia lanjut 60-69tahun.
c. Usia lanjut risiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut
berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
Sasarantidak langsung :
a. Keluarga dimana lansia berada.
b. Masyarakat di lingkungan lansia berada.
c. Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.
d. Masyarakat luas.
Keluarga merupakan salah satu sasaran tidak langsung pembinaan kesehatan
lansia, dimana sasaran langsungnya adalah lansia itu sendiri (Notoatmodjo, 2011).
5. Pengasuh anak.
DOKUMENTASI
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN TANDA & GEJALA dan DIET ASAM URAT
DI RW 01 DUSUN KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN
UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu : Ns. Eko Susilo, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
Maissatu Mufidhah (071191020)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN TENTANG ASAM URAT

A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis tidak ditularkan dari orang
ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya berkembang lama Salah satu
penyakit tidak menular yaitu arthritis pirai atau masyarakat biasa mengenalnya dengan
penyakit asam urat. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan
suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam
tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme
Prevalensi penyakit gout mengalami kenaikan jumlah penderita hingga dua kali lipat
antara tahun 1990- 2010. Pada orang dewasa di Amerika Serikat penyakit gout mengalami
peningkatan dan mempengaruhi 8.3 juta (4%) orang Amerika. Sedangkan prevalensi asam
urat juga meningkat dan mempengaruhi 43.300.000 (21%) orang dewasa di Amerika Serikat.
Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap 100.000 orang. Prevalensi
penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di bawah 34 tahun sebesar 32 % dan di atas
34 tahun sebesar 68 %.
Menurut WHO tahun 2013, sebesar 81% penderita asam urat di Indonesia hanya
24% yang pergi ke dokter, sedangkan 71% cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan
pereda nyeri yang dijual bebas. Berdasarkan hasil Kemenkes (2013) menunjukkan bahwa
penyakit sendi di Indonesia yang diagnosis tenaga kesehatan (nakes) sebesar 11.9% dan
berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 24.7%, sedangkan berdasarkan daerah diagnosis
nakes tertinggi di Nusa Tenggara Timur sebesar 33,1%, dan tertinggi kedua diduduki provisi
Jawa Barat sebesar 32,1%.
Dari waktu ke waktu jumlah penderita asam urat cenderung meningkat. Penyakit
gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia. Prevalensi asam urat
cenderung memasuki usia semakin muda yaitu usia produktif yang nantinya berdampak
pada penurunan produktivitas kerja. Berdasarkan survei epidemiologi yang dilakukan di
Bandungan (Jawa Tengah) atas kerjasama WHO terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-
45, didapatkan prevalensi artritis gout pada pria sebesar 24,3% dan wanita 11,7%. Hal ini
terjadi karena pria tidak memiliki hormon estrogen yang dapat membantu pembuangan asam
urat sedangkan pada perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu
pembuangan asam urat lewat urine.
Hiperurisemia bisa timbul akibat produksi asam urat yang berlebihan dan
pembuangan asam urat yang berkurang. Faktor yang menyebabkan hiperurisemia adalah
produksi asam urat di dalam tubuh meningkat terjadi karena tubuh memproduksi asam urat
berlebihan penyebabnya antara lain adanya gangguan metabolisme purin bawaan (penyakit
keturunan), berlebihan mengkonsumsi makanan berkadar purin tinggi, dan adanya penyakit
kanker atau pengobatan (kemoterapi) serta pembuangan asam urat sangat berkurang keadaan
ini timbul akibat dari minum obat (anti TBC, obat duretik/HCT, dan salisilat).
Penyakit asam urat masih menjadi masalah kesehatan yang penting di Indonesia.
Penyakit gout atau athirtis gout adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam
urat/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi. Gout berhubungan erat dengan
gangguan metabolisme purin yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah
(hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Pola makan dan
komposisi bahan makanan mempengaruhi kadar asam urat dalam darah.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar asam urat adalah aktivitas fisik.
Aktivitas yang dilakukan seseorang berkaitan dengan kadar asam urat yang terdapat dalam
darah. Aktifitas fisik seperti olahraga atau gerakan fisik akan menurunkan ekskresi asam urat
dan meningkatkan produksi asam laktat dalam tubuh. Semakin berat aktivitas fisik yang
dilakukan dan berlangsung jangka panjang maka semakin banyak asam laktat yang
diproduksi. Seseorang yang menderita penyakit berat dan kronis dapat mengakibatkan
kondisi yang memicu stres. Menurut studi yang telah dilakukan di Halmahera Utara,
diketahui bahwa terdapat hubungan stress dengan kejadian gout arthritis. Responden stres
paling banyak pada klasifikasi stres sedang sebanyak 33 orang (78,6%).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PBL Universitas
Ngudi Waluyo di RW 1 Kuncen Lama Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang pada
tanggal 22 November 2019 didapatkan bahwa sebagian besar warga menderita asam urat
dan belum mengetahui tentang tanda & gejala serat diet asam urat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang asam urat pada agregat dewasa
diharapkan setiap individu dewasa dapat mengetahui tentang tanda & gejala dan diet
asam urat yang berada pada Kuncen Lama, Ungaran, Kabupaten Semarang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat selama 1x10 menit pada
agregat dewasa diharapkan peserta mampu :
1. Mengetahui tanda & gejala asam urat
2. Mengetahui diet asam urat
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang berusia 25-45 tahun di RW 01.
D. Waktu dan Tempat

16. Hari, Tanggal : Sabtu, 8 Desember 2019

17. Waktu : Pukul 16.30 WIB

18. Tempat : Ketua Dawis 3 RT 09 RW 01 Kuncen Lama.

E. Pengorganisasian Acara

19. Penanggung Jawab : Maissatu Mufidhah

20. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita

21. Anggota : Annisa Nirmala P.

Ayu Maria Asih M.


Hari Anteng Lintang S.
Iris Iswandha
Nushrotun Nisa’
Andre Danang W.
Afif Miftakhurroziqin
Miftahul Faizin

F. Deskripsi Kerja panitia


1. Maissatu Mufidhah : Penyuluhan tentang tanda & gejala dan diet asam urat

2. Nushrotun Nisa’. : Moderator

3. Afif Miftakhurroziqin. : Dokumentasi

4. An Nafi Nurmanita : Perlengkapan

5. Iris Iswandha : Perlengkapan

6. Ayu Maria Asih M. : Perlengkapan

7. Annisa Nirmala P. : Perlengkapan

8. Andre Danang W. : Perlengkapan

9. Hari Anteng Lintang S. : Perlengkapan

10. Miftahul Faizin : Perlengkapan

c. Media dan Alat

Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :

1. Leaflet

2. Banner proses penyakit asam urat

3. Lembar balik

d. Setting Tempat

PENYULUH MODERATOR

PESERTA DAWIS
e. Susunan Acara

N
Tahap Waktu Kegiatan Metode
o
1 Pembukaan 2 menit  Salam perkenalan Ceramah
 Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 5 menit Memberikan Diskusi,
kesempatan kepada pemaparan
warga RW 01 Kel. materi
Ungaran untuk : melalui
menggunaka
 Tanda dan gejala n banner san
asam urat
lembar balik
 Penatalaksanaan
Diet untuk
penderita asam
urat
 diskusi
(memberikan
kesempatan
kepada peserta
Dawis RT 09 RW
01 Kel. Ungaran
untuk bertanya)
3 Penutup 3 menit  Mengajukan
pertanyaan pada
peserta Dawis
RW 01 Kel.
Ungaran
 Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
 Menutup
pembelajaran
dengan salam

f. Proses Kegiatan

11. Pembukaan

t. Kesepakatan dengan Ketua Dawis RT 09 RW 01 di Kel. Ungaran terkait waktu


pelaksanaan pendidikan kesehatan selama 1x10 menit bertempat di Rumah Ibu
Ketua Dawis 3 RT 09.
u. Mempersiapkan materi penyuluan asam urat.
v. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
12. Penyajian

a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:


10) Dewasa di harapkan datang ke tempat yang ditentukan.
11) Penyuluhan tentang asam urat dan penyaji membuka sesi tanya jawab serta
evaluasi kepada audience.
b. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
6) Seluruh peserta Dawis RT 09.
h. Tempat dan Waktu
Kegiatan penyuluhan tentang asam urat ini dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Minggu, 8 Desember 2019
Tempat : Rumah Ibu Bambang selaku Ketua Dawis 3 RT 09.
Waktu : Pukul 16.30 WIB

EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01


KELURAHAN UNGARAN, KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG
No Kegiatan Waktu dan Hasil
. Tempat
Respon Faktor
masyarakat
Pendukung Penghambat
1. Pemberian Minggu 8 Respon dari Dengan Adanya
pendidikan Desember peserta Dawis diijinkan oleh sebagian
kesehatan Tentang 2019 baik dan terbuka ketua Dawis masyarakat
tanda dan gejala serta sebagian dan Ibu Rt yang masih
Rumah Ketua
Asam urat serta peserta dawis untuk mengisi takut dengan
Dawis 3 RT
diet asam urat kooperatif saat penyuluhan. keberadaan
09 Ibu
di berikan mahasiswa
Bambang
penyuluhan. yang sedang
praktik
komunitas
RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01
KELURAHAN UNGARAN, KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG
No MASALAH KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU PENANGGUNG
. KESEHATAN JAWAB
1. Perilaku Penyuluhan tentang tanda & gejala Kelompok usia Rumah Ibu Minggu 8 Maissatu
kesehatan asam urat dan penatalaksanaan Dewasa pada Bambang Desember Mufidhah.,S.Kep
cenderung Diet Asam urat peserta Dawis selaku Ketua 2019
berisiko b.d Dawis 3 RT 09
Kurang di RW 01
pemahaman Kuncen Lama
pada sasaran Ungaran
usia dewasa di
RW 01 Kuncen
lama, Kel.
Ungaran
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG BERISIKO ASAM URAT

Disusun oleh
MAISSATU MUFIDHAH
071191020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko Asam Urat


Sasaran : Lansia yang cenderung berisiko asam urat
Waktu : 15 menit
Tanggal Pelaksanaan : 5 Desember 2019
Tempat : Rumah ketua Dawis 3 RT 9 RW 01
Penyuluh : Maissatu Mufidhah

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai perilaku kesehatan cenderung
berisiko asam urat selama 15 menit diharapkan peserta mampu mengerti dan dapat
menerapkan perilaku kesehatan yang baik.

B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang relaksasi otot progresif untuk hipertensi
diharapkan klien mampu:
1. Mengetahui penyebab asam urat
2. Mengetahui tanda dan gejala asam urat
3. Mengetahui pencegahan asam urat
4. Mengetahui diet asam urat
C. Materi
Materi yang akan disampaikan yaitu:
1. Penyebab asam urat (Terlampir)
2. Tanda dan gejala asam urat (Terlampir)
3. Pencegahan dan Diet asam urat (Terlampir)

D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Media powerpoint dan leaflet

E. Setting Tempat

Keterangan:

: Penyuluh

: Klien
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Peserta Metode Waktu
- Mengucapkan - Menjawab salam
salam pembuka - Memperhatikan
- Memperkenalkan dan
diri mendengarkan
1 Pembukaan - Menyampaikan - Memberikan Ceramah 2 menit

tujuan penyuluhan respon


- Menyampaikan
kontrak
penyuluhan
- Menjelaskan materi - Memperhatikan
mengenai dan
penyebab asam urat mendengarkan
- Menjelaskan materi materi dari
mengenai tanda penyuluh Ceramah,
2 Isi dan gejala asam leaflet, 5 menit

urat powerpoint

- Menjelaskan materi
mengenai
pencegahan dan
diet asam urat
- Memberikan - Menanyakan hal-
kesempatan pada hal yang belum
peserta penyuluhan jelas Ceramah
3 Penutup untuk bertanya - Mendengarkan dan tanya 3 menit

- Membagikan dan jawab

leaflet memperhatikan
- Evaluasi dengan jawaban dari
cara memberikan penyuluh
pertanyaan - Menjawab
mengenai pertanyaan yang
penyebab asam telah diajukan
urat, tanda dan geja oleh penyuluh
asam urat, - Memperhatikan
pencegahan dan kesimpulan dari
diet asam urat. materi
- Menyampaikan - Menjawab salam
kesimpulan dari
hasil penyuluhan
- Memberikan salam
penutup

G. Evaluasi
Dilakukan setelah ceramah diberikan dengan mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan.
Kriteria evaluasi :
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi hasil
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Nablory. 2011. Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi. Jakarta :
Rineka Cipta
Dianati, N.A., 2015. Gout and Hyperuricemia. Lampung : J MAJORITI. Vol. 4, No. 3.
LAMPIRAN
A. Penyebab asam urat
Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :
 Faktor dari luar
Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar.
Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi
dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
 Faktor dari dalam
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme
yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40 tahun atau
manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa disebabkan
oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat –
obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan asam urat.
Berdasarkan subkomite The American Rheumatism Association yang menetapkan kriteria
diagnostik untuk asam urat adalah :

1) Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.


2) Thopus terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan
mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
3) Lebih dari sekali mengalami serangan artthritis akut.
4) Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari.
5) Oligorthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4).
6) Kemerahan di sekitar sendi yang meradang.
7) Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak.
8) Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama.
9) Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki).
10) Thopus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular
(tulang rawan sendi) dan kapsula sendi.
11) Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL).
12) Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja).
13) Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.
14) Ketika terjadi serangan arthritis akut, penderita diberikan terapi untuk mengurangi
peradangannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan obat analgesikatau
NSAID, kortikosteroid, tirah baring, atau dengan pemberian kolkisin.
15) Setelah serangan akut berakhir, terapi ditujukan untuk menurunkan kadar asam urat
dalam tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kolkisin atau obat yang
memacu pembuangan asam urat lewat ginjal (misal probenesid) atau obat yang
menghambat pembentukan asam urat (misal allopurinol).

B. Tanda dan gejala asam urat


Menurut Dianati (2015) Tanda dan Asam urat adalah sebagai berikut:
 Akut Serangan awal gout berupa nyeri yang berat, bengkak dan berlangsung
cepat, lebih sering di jumpai pada ibu jari kaki. Ada kalanya serangannyeri di
sertai kelelahan, sakit kepala dan demam.
 Interkritikal Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi
periode interkritikal asimtomatik. Secara klinik tidak dapat ditemukan tanda-tanda
radang akut.
 Kronis Pada gout kronis terjadi penumpukan tofi (monosodium urat) dalam
jaringan yaitu di telinga, pangkal jari dan ibu jari kaki.
C. Pencegahan dan diet asam urat
Untuk pencegahan asam urat, biasanya dengan diet rendah purin dan memberikan obat –
obatan seperti obat anti – inflamasi dan allopurinol. Diit yang efektif sangat penting
untuk menghindari komplikasi dan mengurangi biaya pengobatan, pengaturan diett
sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl ( Ahmad, 2011). Selain itu
untuk pencegahan asam urat juga bisa dilakukan dengan jangan meminum aspirin (bila
membutuhkan obat pengurang sakit, pilih jenis ibuprofen dan lainnya), perbanyak minum
air putih terutama bagi penderita yang mengidap batu ginjal untuk mengeluarkan kristal
asam urat di tubuh, makan makanan yang mengandung postasium tinggi seperti : sayuran
dan buah – buahan, kentang, alpukat, susu dan yogurt, pisang, makan buah – buahan kaya
vitamin C, terutama jeruk dan stawberry, aktif secara seksual (seks bisa memperlancar
produksi urin sehingga menurunkan kadar asam urat), konsumsi salah satu produk alami
seperti sidaguri, habbatussauda, brotowali, teh hijau (Ahmad, 2011).
 Makanan yang harus dihindari jumlahnya :
1. Minuman fermentasi dan mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape, dan
tuak.
2. Makanan jenis seafood atau dari laut seperti udang, remis, tiram, kepiting,
3. Jenis makanan kaleng seperti sarden,kornet sapi
4. Makanan jeroan seperti hati, ginjal, jantung, otak, paru, limpa, usus,

 Sedangkan makanan yang harus Anda kurangi asupannya dalam arti dalam porsi
sedikit masih bisa Anda makan, yaitu :

2. Ikan, daging kambing, daging ayam, daging sapi,

3. Tempe, emping, kacang, oncom,

4. Beberapa jenis sayuran tertentu seperti brokoli, bayam, kangkung, kol dan tauge.

 Prinsip Diet Hiperurisemia

Diet hiperurisemia pertama-tama harus mengikuti dahulu prinsip umum diet gizi
seimbang seperti yang dikemukakan dalam Pedoman Empat-Sehat Lima-Sempurna dan
13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Selanjutnya diet tersebut mengacu pada lima pedoman
yang disyaratkan dalam diet rendah purin:

1) pembatasan bahan makanan yang tinggi purin.

2) alkalinisasi urin untuk memudahkan ekskresi asam urat.

3) peningkatan asupan cairan.

4) penurunan berat badan pada pasien dengan kegemukan.

5) penghindaran alkohol.

 Bahan makanan yang diperbolehkan :


1. Bahan Makanan Sumber HA: semua jenis bahan makanan pokok dapat
dikonsumsi dengan jumlah seimbang menurut kebutuhan masing-masing.
Makanan pokok terdiri atas bijian dan umbi, termasuk produk olahannya seperti
mi atau bihun.

2. Bahan Makanan Sumber Protein:

a. susu dan hasil olahannya, keju, telur,

b. daging, ayam, ikan (maksimal 50 gram/hari)

c. kacang-kacangan kering maksimal 25 gram/hari atau tahu/tempe 50


gram/hari

3. Bahan Makanan Sumber Vitamin-Mineral:

a. semua jenis buah-buahan

b. semua jenis sayuran kecuali bayam, buncis, kembang kol, kacang polong,
jamur, asparagus, yaitu maksimal 50 g/hari

4. Minuman: semua minuman kecuali yang mengandung alcohol

5. Bumbu: semua bumbu kecuali ragi.


DOKUMENTASI
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN DIET HIPERTENSI
DI RW 1 DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN UNGARAN
BARAT KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu :Ns. EkoSusilo, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
MiftahulFaizin (071191070)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019

PRE PLANNING AGREGAT DEWASAPENYULUHAN TENTANG PENDIDIKAN


KESEHATAN DIET HIPERTENSI
A. Latar Belakang
Prevalensi hipertensi di dunia diperkirakan sebesar 1 milyar jiwa dan hampir 7,1 juta
kematian setiap tahunnya akibat hipertensi, atau sekitar 13% dari total kematian (Gusmira,
2012). Prevalensi hipertensi di Indonesia untuk penduduk berumur diatas 25 tahun adalah
8,3%, dengan prevalensi laki-laki sebesar 12,2% dan perempuan 15,5%. Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar Depkes (Riskesdas) 2013, sekitar 76% kasus hipertensi di masyarakat
belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke
atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% (Depkes RI, 2013).
Hipertensi seringkali ditemukan pada lansia. Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi
dan kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan Komnas Lansia di 10 Provinsi tahun 2012,
diketahui bahwa penyakit terbanyak yang diderita lansia adalah penyakit sendi (52,3%) dan
Hipertensi (38,8%), penyakit tersebut merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia
(Kemenkes RI, 2013).
Olahraga seperti senam hipertensi mampu mendorong jantung bekerja secara optimal,
dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh,
dimana akibatnya dapat meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan volume
sekuncup yang akan langsung meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan
darah arteri meningkat, setelah tekanan darah arteri meningkat akan terlebih dahulu, dampak
dari fase ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka yang menyebabkan
aktivitas saraf simpatis menurun, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut jantung
menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena menurunan
inimengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan resistensi perifer total, sehingga
terjadinya penurunan tekanan darah (Sherwood, 2005).
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Setelahdiberikanpenyuluhandiharapkanmasyarakat yang
menderitahipertensidapatmemahamidanmengetahuitentangpencegahanhipertensidenganca
ra diet hipertensi
2. TujuanKhusus
a. Menjelaskan pengertian dari hipertensi.
b. Menjelaskan penyebab dari hipertensi.
c. Menjelaskan gejala dari hipertensi.
d. Menjelaskan pengertian dari diet hipertensi.
e. Menjelaskan cara diet hipertensi.
f. Mengkatagorikan makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi.
g. Menerapkan menu makanan yang tepat bagi pasien hipertensi.

C. Sasaran
Sasaranditujukanpadadewasa yang mempunyaipenyakithipertensidi RW 1
D. Waktu dan Tempat

a. PenanggungJawab: An NafiNurmanita

1. Hari, Tanggal : Jum’at , 20 Desember 2019

2. Waktu : 13.00

3. Tempat:Gedung Dana Warih

E. PengorganisasianAcara

1. PenanggungJawab : Miftahul Faizin

2. Ketua Kelompok : An NafiNurmanita

3. Anggota : AfifMiftakhurroziqin

Ayu Maria Asih M


HariAntengLintang S
Iris Iswandha
MiftahulFaizin
MaissatuMufidah
NushrotunNisa’
Andre Danang W
F. DeskripsiKerjapanitia

1. An NafiNurmanita : Moderator

2. MiftahulFaizin : Penyuluh diet Hipertensi

3. AfifMiftakhurroziqin : perlengkapan

4. Ayu Maria Asih M : perlengkapan

5. Andre Danang W : Dokumentasi

6. Iris Iswandha : perlengkapan

7. MaissatuMufidah : perlengkapan

8. NushrotunNisa’ : perlengkapan

9. HariAntengLintang S : perlengkapan

G. Media danAlat

Adapun media yang digunakan dalam skriningkesehatan ini adalah :


1. Leaflet

H. Setting Tempat

Penyuluh Penyuluh

Moderator

WARGA

I. SusunaAcara
No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit a. Salam Pembuka
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan kontrak dan tujuan
d. Apresiasi Klien
2 Pelaksanaan 20 Menit Menjelaskantentang :
a. Pengertian dari Hipertensi.

b. Penyebab dari Hipertensi.

c. Gejala dari Hipertensi.

d. Pengertian diet hipertensi

e. Cara diet Hipertensi.

f. Makanan yang boleh dimakan dan tidak


boleh dimakan.

g. Contoh menu makanan sehari-hari.

h. Memberikan kesempatan kepada


masyarakat untuk bertanya

3 Penutup 10 menit a. Tanya jawab


b. Evaluasi
c. Menyimpulkan materi
d. Salam penutup

J. METODE
Metode yang digunakan adalah :
1. Diskusi
2. Tanya jawab

K. ProsesKegiatan

1. Pembukaan

a. Membuat pre planning kegiatan tentangpenyuluhan diethipertensi

b. Mempersiapkan materipenyuluan diethipertensi

c. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang tempat kegiatan.


d. Mempersiapkan media dan alat seperti alat leaflet diethipertensi

2. Penyajian

a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Dewasa di harapkandatangketempat yang ditentukan

2) Penyuluhan tentang diet hipertensi dan penyaji membuka sesi Tanya

jawab serta evaluasi kepada audience

b. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Seluruh wargadewasadi RW 01

c. Tempat dan Waktu

1. Kegiatan skriningkesehatan ini dilakukan pada:

Hari dan Tanggal : Jumat, 20Desember 2019

Tempat : Gedung Dana Warih

Waktu : 13.00 WIB sampai dengan selesai


EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 01 KUNCEN LAMA – KEC. UNGARAN BARAT, KAB. SEMARANG
Nama :MiftahulFaizin / NIM 071191070

HASIL
N WAKTU DAN
KEGIATAN RESPON FAKTOR
O TEMPAT
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
1 - Memberikanpenyuluhantent - Tanggal 1. Dari 4 1. Tersedianya tempat di 1. Kurangnya
ang diet hipertensi 20 orang Gedung Dana Warih kesadaran warga
Desemb dewasa yang sudah ditentukan RW 01 penderita
er 2019, yang hadir untuk kegiatan hipertensi yang
jam dalam penyuluhantentang hadir untuk
13.00 kegiatan diethipertensi di mengikuti kegiatan
WIB pemberian Gedung Dana Warih “Garuda Ajang
Gedung penyuluha 2. Tersedianya media Sehat”
Dana ntentang yang digunakan 2. Waktu pelaksanaan
warih, diet dalampenyuluhantenta kegiatan tidak
Sasaran hipertensi ng diethipertensi sesuai dengan
dewasa bagi seperti flipcard jadwal yang sudah
(usia penderita 3. Tersedianya media direncanakan,
25-45 hipertensi leaflet yang banyak sasaran
tahun) di Gedung digunakan dalam dewasa yang tidak
warga Dana penyampaianpenyuluh tepat waktu.
RW 01, Warih antentang diet 3. Ada beberapa
Kuncen 2. Sasaran hipertensi sasaran dewasa
Lama, dewasa 4. Kehadiran dan yang kurang focus
Kecama mendengar antusiasme sasaran saat
tan kan aktif dewasa yang hadir diberikanpenyuluh
Ungara dalam antentang diet
n Barat, penyampai hipertensi
Kabupat an materi
en senam
Semara ergonomis
ng 3. Sasaran
dewasa
mengikuti
kegiatan
dari awal
sampai
akhir
4. Sasaran
dewasa
tidak
meninggal
kan
ruangan
ketika
kegiatan
dimulai
5. Sasaran
dewasa
bertanya
aktif saat
penyuluha
n
6. Sasaran
dewasa
tampak
antusias
dengan
materi
yang
diberikan
RENCANA TINDAK LANJUT
Nama : Miftahul Faizin / NIM 071191070

N DIAGNOSA KEGIATAN SASARAN TEMPAT WAKTU PENANGUNG


O JAWAB
2 Perilaku - Memberikanpenyuluhantentang - Ke ibu-ibu RW 01, Menyesuaikan MiftahulFaizin
kesehatan diethipertensi pada penderita PKK Kuncen PKK masing- 071191070
cenderung hipertensi - Ke dasa Lama, masing RT dan
berisiko wisma ke Kecamatan Dasa Wisma
RT di Ungaran
wilayah Barat,
RW 01 Kabupaten
- Sesuai Semarang
agregat
dewasa
(25-45
tahun )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIET HIPERTENSI

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIUVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIET HIPERTENSI

Topik : Hipertensi
Sub Topik : DietHipertensi
Waktu : 30 Menit
Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Desember 2019
Tempat: Gedung Dana Warih
Sasaran : Penderitahipertensi (Usia 25-50 tahun)
Penyuluh : MiftahulFaizin

I. Tujuan Intruksional Umum ( T I U )

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat yang menderita hipertensi dapat


memahami dan mengetahui tentang pencegahan hipertensi dengan cara diet hipertensi.

II. Tujuan Intruksional Khusus ( T I K )

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta mampu :

1. Menjelaskan pengertian dari hipertensi.

2. Menjelaskan penyebab dari hipertensi.

3. Menjelaskan gejala dari hipertensi.

4. Menjelaskan pengertian dari diet hipertensi.

5. Menjelaskan cara diet hipertensi.

6. Mengkatagorikan makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi.

7. Menerapkan menu makanan yang tepat bagi pasien hipertensi.

III. Materi
1. Terlampir
IV. Media
1. Leaflet

V. Waktudantempat

a. Hari/tgl : Jum’at, 20 Desember 2019


b. Jam : 13.00-selesai
c. Tempat : Gedung Dana Warih

VI. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
VII. KegiatanBelajarMengajar
No Waktu KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta
1 Pembukaan 1. Memberisalamdanmemperkenalka 1. Menjawabsalam
3 Menit ndiri
2. Menjelaskantujuanpenyuluhan 2. Mendengarkan
3. Menyampaikankontrakwaktu 3. Memberirespon
4. Memberikansedikitgambaranmeng 4. memperhatikan
enaiinformasi yang
akandisampaikanpadahariini
2 Inti 1. Menjelaskan tentang : 1. Mendengarkandanm
20 enit a) Pengertian dari Hipertensi. emperhatikan

b) Penyebab dari Hipertensi.

c) Gejala dari Hipertensi.

d) Pengertian diet hipertensi

e) Cara diet Hipertensi. 2. Bertanyajikaada


yang kurangjelas
f) Makanan yang boleh dimakan
dan tidak boleh dimakan.

g) Contoh menu makanan sehari-


hari.

2. Memberikan kesempatan pada


klien untukbertanyajikaada yang
kurangjelas

3 Evaluasi 1. Mengevaluasipengetahuanklienten 1. Menjawabpertanyaa


5 Menit tangmateri yang n
disampaikandengan member
pertanyaan
4 Penutup 1. Menyimpulkankegiatanbersama 1. Menjelaskankembali
2 Menit materisecarabersama
2. Menjawabsalam
2. Memberisalam
VIII. EVALUASI

a. Evaluasi Struktur
1. Satuan pengajar sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan .
2. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
3. Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Evaluasi Proses
1. Alat dan tempat biasa digunakan sesuai rencana.
2. Klien mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan.
3. Klien aktif mendengarkan dan bertanya.
4. Ceramah dan Tanya jawab berjalan lancar.
c. Evaluasi Hasil
1. Peserta dapat menyebutkan kembali penyebab dari hipertensi.
2. Peserta dapat menyebutkan kembali gejala dari hipertensi.
3. Peserta dapat menyebutkan kembali tentang pengertiandari diet hipertensi.
4. Pesertadapatmenyebutkancara diet hipertensi.
5. Pesertadapatmenyebutkan menu sehari-hari dantakarandalammakanan.
6. Pesertadapatmemilahmakanan mana yang dianjurkan dan makanan yang
tidakbolehdimakan.

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN


DIET HIPERTENSI
A. PengertianhipertensI
Hipertensi adalah suatu penyakit dimana seorang penderitanya mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal. Kondisi ini dapat ditunjukkan pada saat
seseorang melakukan pemeriksaan tensi darah dengan menggunakan alat pengukur
tekanan darah dengan memperhatikan angka bagian atas (systolic) dan angka bawah
(diastolic). Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah
sistolik dan diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
Tabel hipertensi menurut kelompok umur.
Kelompok Usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)
Bayi 40/80 60/90
Anak (7-11 thn) 60/100 80/120
Remaja (12-17 70/115 80/130
thn)
Dewasa 20-45 thn 75-80/120-125 90/135
45-65 85/135-140 90/140-95/160
thn 85/150 95/160
>65 thn

1. Penyebab

a. Usia

b. Pola Hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah


konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, dan stress.
c. Faktor keturunan.

d. Pengaruh lain.

 Merokok

 Minum alkohol

 Minum obat-obatan (misal ephedrin dan epinefrin).

2. Gejala

 Pusing
 Mudah marah

 Sukar tidur

 Sesak nafas

 Rasa berat di tengkuk

 Mudah lelah

 Mata berkunang-kunang.

3. Diet hipertensi

Adalah mengatur pola makan pasien sehari-hari untuk menurunkan tekanan darah
tinggi dalam batas normal.
4. Cara diet Hipertensi

 Diet rendah lemak dengan mengurangi atau menghindari makanan berminyak


seperti gorengan dan daging yang berlemak.

 Diet rendah garam. Batasi pemakaian garam dan makanan yang diasinkan,
seperti ikan asin, telur asin, dan kecap asin.

 Hindari konsumsi daging kambing, dan minum berakohol tinggi.

 Lakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, seperti jalan kaki, berlari, naik
sepeda, dan berenang.

5. Sumber makan

Sumber bahan Makanan yang Maknan yang harus


makanan diperbolehkan dihindari
Karbohidrat Beras, kentang, Roti,biskuit dan kue-kue
singkong, terigu, gula, yang dimasak dengan garam
makroni, roti, biskuit, dapur dan baking power dan
kue-kue yang dimasak soda.
tanpa garam dapur dan
baking power dan soda.
Protein Hewani Telur maksimal 1 Otak, sarden, dan telur,
butir/hari, daging sapi, yang diolah dengan garam
ayam dan ikan maksimal dapur seperti daging asap,
100gr/hari. abon, keju, ikan asin, udang
kering, dan telur asin.
Protein Nabati Tahu, tempe, kacang Keju kacang tanah, kacang
kedelai, kacang tolo, asin, tauco dan tahu asin.
kacang tanah, kacang
hijau, kacang kapri dan
kacang lain yang segar.
Lemak Minyak zaitun, dan Mentega margarin dan
minyak mentega tanpa lemak hewan.
garam.
Sayuran Semua sayur yang segar. Sayuran yang diawetkan :
sawi asin, acar, asinan,
sayur dalam kaleng.
Buah-buahan Buah-buahan yang segar. Durian, buah-buahan yang
dimasak dan diawetkan
dengan garam dapur seperti
buah dalam kaleng dan
asinan buah.
Minuman Teh dan air putih. Minuman kaleng kopi, dan
minuman yang beralkohol.
Bumbu Semua bumbu yang tidak Garam dapur, baking
mengandung garam powder, soda kue, kecap,
dapur dan ikatan natrium terasi, penyedap masakan,
yang lain. dan saus.

6. Contoh menu makan

Waktu Menu Takaran


Makan Pagi (07.00) Bubur Ayam 1 mangkok (70g beras, 50g
sawi hijau, 50g ayam).
Selingan (10.00) Jus Wortel 1 gelas (1 buah wortel
segar, ½ buah jeruk nipis,
½ gelas air).
Makan Siang (12.00) Nasi 14 sdm munjung.
Tahu dan tempe 1 potong tahu dan tempe.
Sayur bening 1 mangkok sedang (20g
labu siam, 20g jagung)
Selingan (16.00) Jus Pepaya 1 gelas (1 buah pepaya
segar, ½ buah jeruk nipis,
½ gelas air).
Makan Malam (20.00) Nasi 10 sdm munjung.
Daging sapi 50g daging sapi.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SENAM HIPERTENSI

A. Nama Kegiatan DietHipertensi


B. Pengertian Diet hipertensiadalahmengatur pola makan pasien sehari-hari untuk
menurunkan tekanan darah tinggi dalam batas normal.
C. Tujuan Untukmencegahtekanandarahtinggi
Untuk menstabilkan tekanan darah
D. Waktu Dilakukansetiaphari (saatmakanpagi, siangdan, malam)

E. Kontraindikasi Tidakmengalamihipertensi
F. Syarat Makenanberanekaragammengikuti pola gizi seimbang
Jenisdankomposisimakanandisesuaikandengankondisipenderita
Jumlahgaramdisesuaikandenganberatringanyapenyakitdanobat yang
diberikan

G. Langkah-langkah Diet rendahlemakdengan mengurangi atau menghindari makanan


berminyak seperti gorengan dandaging yang berlemak.
Diet rendahgaram. Batasi pemakaian garam dan makanan yang
diasinkan, seperti ikan asin, telur asin, dan kecap asin.
Hindarikonsumsidagingkambing, dan minum berakohol tinggi.
Lakukanolahragasecarateratur dan terkontrol, seperti jalan kaki, berlari,
naik sepeda, dan berenang.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi H. DukunganKeluarga dalam Manajemen Penyakit Hipertensi.Majority. 2017.

Mardanik T. Hubungan Asupan Natrium dan Kalium terhadap Tekanan Darah pada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 2017.

Masriadi. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Trans Info Media; 2016.

Muliyati H, Syam A, Sirajuddin S. Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium serta Aktifitas
Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rsup Dr . Wahidin
Sudiro husodo Makassar. Media Gizi Masy Indones. 2011.

Nurarima A. Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat diDesa Kabongan Kidul, Kabupaten
Rembang. Media Medika Muda. 2012.

Rahajeng E. Perbedaan Laju Kecepatan Terjadinya Hipertensi Menurut Konsumsi Natrium


(Studi Kohort Prospektif di Kota Bogor, Jawa Barat, Indonesia). 2016.

Syahrini EN, Susanto HS, Udiyono A. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas
Tlogosari Kulon Kota Semarang.J Kesehat Masy. 2012.

Tambayong J. PatofisologiuntukKeperawatan. Jakarta: EGC; 2000.

Wahyuningsih R. Penatalaksanaan Diet padaPasien. 1st ed. Yogyakarta: GrahaIlmu; 2013.


DOKUMENTASI

PENKES DIET HIPERTENSI


LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN DIIT PENYAKIT JANTUNG
DI RW 1 DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN
KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu : Ns. Eko Susilo, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:
4. Ayu Maria Asih Maharani (071191016)

5. Andre Danang W (071191041)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN
GGG. Latar Belakang
Gagal jantung menjadi masalah kesehatan yang terus berkembang di
dunia. Data World Health Organisation (WHO) pada tahun 2016,
menyebutkan bahwa 17,5 juta orang meninggal akibat penyakit
kardiovaskular pada tahun 2008, yang mewakili dari 31% kematian di
dunia. Di Amerika Serikat penyakit gagal jantung hampir terjadi 550.000
kasus pertahun. Sedangkan di negara-negara berkembang di dapatkan
kasus sejumlah 400.000 sampai 700.000 per tahun (WHO,2016).

Data dari Kementrian Republik Indonesia pada tahun 2011, penyakit


jantung telah menjadi salah satu penyakit penting kesehatan di masyarakat
dan merupakan penyebab kematian utama. Sedangkan berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar atau Riskesdas pada tahun 2009, menunjukkan bahwa
penyakit jantung menempati urutan ketiga terbanyak jumlah pasien di
rumah sakit di Indonesia.

Pada tahun 2015 sebanyak 17,7 juta orang meninggal dengan gagal
jantung sebagai penyebab primer dan angka ini terus meningkat
secara stabil. Di Indonesia, data mengenai penyakit jantung, termasuk
gagal jantung memang belum banyak diketahui. Departemen Kesehatan
melaporkan bahwa jumlah kasus gagal jantung di rumah sakit di Indonesia
mencapai 13.396 kasus yang dirawat di rumah sakit dan 16.431 pasien
yang dirawat jalan. Gagal jantung telah menjadi masalah kesehatan di
seluruh dunia. Selain menyebabkan tingginya jumlah kasus yang dirawat
di rumah sakit, biaya yang dihabiskan pun tinggi. Gagal jantung seringkali
diasosiasikan dengan tingginya frekuensi perawatan di rumah sakit dan
lama rawat yang panjang. Hal ini berkontribusi terhadap peningkatan
penggunaan sumber daya yang signifikan.
HHH. Tujuan
7. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan 1x60 menit, individu
dapat memahami serta menerapkan perilaku mengurangi resiko penyakit
jantung
8. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi diet
b. Untuk mengetahui tujuan diet
c. Untuk mengetahui syarat diet
d. Untuk mengetahui makanan untuk diet
III. Sasaran
Sasaran ditujukan pada dewasa yang mempunyai penyakit jantung atau resiko
penyakit jantung di RW 01 Kuncen
JJJ. Waktu dan Tempat

a. Penanggung Jawab: Ayu Maria Asih Maharani

1. Hari, Tanggal : Jumat, 20 Desember 2019

2. Waktu :

3. Tempat:Gedung Dana Warih

b. Penanggung Jawab : An Nafi Nurmanita

1. Hari, Tanggal : Senin, 30 Desember 2019

2. Waktu : 19.00

3. Tempat: rumah kade rt 03 ibu Sugiyarti

KKK. Pengorganisasian Acara

22. Penanggung Jawab : Ayu Maria dan Andre Danang

23. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita

24. Anggota : Afif Miftakhurroziqin

Ayu Maria Asih M


Hari AntengLintang S
Iris Iswandha
Miftahul Faizin
Maissatu Mufidah
Nushrotun Nisa’
Annisa Nirmala
LLL. Deskripsi Kerja panitia

60. Ayu Maria Asih M : Penyuluhan diit jantung

61. Andre Danang W : Demontrasi serangan jantung

62. Hari AntengLintang S : Moderator

63. Afif Miftakhurroziqin : perlengkapan

64. Maissatu Mufidah : perlengkapan

65. Nushrotun Nisa’ : dokumentasi

MMM. Media dan Alat

Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :


1. Leaflet
2. Lembar balik

NNN.Setting Tempat

Penyuluh Penyuluh

Moderator

WARGA

OOO. Susuna Acara


No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 10 menit m. Salam Pembuka
n. Memperkenalkan diri
o. Menjelaskan kontrak dan tujuan
p. Apresiasi Klien
2 Pelaksanaan 35 menit a. Untuk mengetahui definisi diet
b. Untuk mengetahui tujuan diet
c. Untuk mengetahui syarat diet
d. Untuk mengetahui makanan
untuk diet
3 Penutup 15 menit m. Tanya jawab
n. Evaluasi
o. Menyimpulkan materi
p. Salam penutup

PPP. METODE
Metode yang digunakan adalah :
7. Diskusi atau tanya jawab
8. Demonstrasi

QQQ. Proses Kegiatan

13. Pembukaan

w. Membuat pre planning kegiatan tentang diit jantung

x. Mempersiapkan demonstrasi penyuluhan

y. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang

tempat kegiatan.

z. Mempersiapkan media dan alat seperti alat leaflet dan lembar

balik diit jantung

14. Penyajian

a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

12) Dewasa di harapkan datang ketempat yang ditentukan

13) Penyuluhan tentang jantung dan penyaji membuka sesi

Tanya jawab serta evaluasi kepada audience


c. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:

7) Seluruh warga dewasa di RW 01

i. Tempat dan Waktu

1. Kegiatan skrining kesehatan ini dilakukan pada:

Hari dan Tanggal : Jumat, 20 Desember 2019

Tempat : Gedung Dana Warih

Waktu : 13.00 WIB sampai dengan

selesai

2. Kegiatan skrining kesehatan ini dilakukan pada :

Hari danTanggal : Senin, 30 Desember 2019

Tempat : ibu Sugiyarti

Waktu : 19.00 WIB-selesai

EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS


Ayu Maria Asih Maharani
07101191016

No Kegiatan Waktu Hasil


dan
Tempat
Respon Faktor
masyarakat
Pendukung Penghambat
1 Pendidikan Minggu, - sebagian - Kader -ibu PKK yang
kesehatan perilaku 15 besar ibu per RT bicara sendiri
menjaga kesehatan Desember PKK masing- saat dilakukan
jantung 2019 mengeta masing penyuluhan
pukul hui yang
tetapi aktif -media
16.00 wib,
malas dalam penyuluhan
di rumah
untuk - Sebagia yang kurang
bu rt 04
melakuk n banyak karena
an masyrak dana keuangan
- bertanya at yang
jika aktif
kurang mengiku
mengerti ti PKK
mereka
bertanya
2 Pendidikan kesehaan Jumat, 20- -hanya 5 -dukungan -waktu kurang
diit jantung 12-19 warga di rw karena ada tepat
pukul 01 yang cek
-akses ke dana
13.00- datang kesehatan
warih
16.00 dengan gratis
resiko Pekerjaan yang
Tempat: -kader yang
penyakit tidak dapat
dana aktif
jantung ditentukan
warih
-mahasiswa
-5 orang
yang
antusias
melakukan
bertnya untuk
cara untuk
penatalaksan
meraimakan
aan diet
acara
jantung
3 Evaluasi penkes diet Senin, 30 5 orang -senang -hujan
jantung des 2019, antusias karena
pukul untuk mendapat
19.15- melakukan cek tensi
20.30 penatalaksan
Rumah bu aan diet
Sugiyarti jantung
kaader rt
04

RENCANA TINDAK LANJUT


Masalah Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggun
Kesehatan g Jawab
Perilaku Pendidikan - Ke ibu RW 01 Menyesuiaka Ayu Maria
kurang kesehatan PKK n PKK Asih
kesadaran diet jantung - Ke masing- Maharani
dan dawis masing Rt dan
kurang ke RT dawis.
informasi di
wilayah
RW 01
- Sesuai
agregat
umur

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DIET PADA PENDERITA JANTUNG

Disusun oleh :
AYU MARIA ASIH MAHARANI, S.Kep
071191016
PRAKTIK LAPANGAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DIET PADA PENDERITA JANTUNG

Pokok Bahasan : Pola Sehat Penderita Jantung


Sub Pokok Bahasan : Diet Jantung
Sasaran : Dewasa (25-47 tahun)
Penyaji : Ayu Maria Asih Maharani
Hari, tanggal pelaksanaan : jumat, 20 Desember 2019
Jam : 13.00-14.00 WIB
Waktu : 60 menit
Tempat : Dasa Warsih Kuncen Lama Ungaran

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan 1x60 menit, individu
dapat memahami serta menerapkan diet pada penderita jantung
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Untuk mengetahui definisi diet
2. Untuk mengetahui tujuan diet
3. Untuk mengetahui syarat diet
4. Untuk mengetahui makanan untuk diet
C. SASARAN DAN TARGET
Sasaran dan targetnya terkhusus untuk agregat dewasa 25-47 tahun

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


No Tahap Waktu Kegiatan Media
1 Pembukaan 10 menit a. Salam
b. Perkenalan diri
c. Menjelaskan kontrak dan
tujuan
2 Pelaksanaan 35 menit 1. Untuk mengetahui definisi Leaflet
diet
2. Untuk mengetahui tujuan
diet
3. Untuk mengetahui syarat
diet
4. Untuk mengetahui makanan
untuk diet

3 Penutup 15 menit a. Tanya jawab


b. Evaluasi
c. Menyimpulkan Materi
d. Salam penutup

E. METODA
Metoda yang digunakan adalah :
9. Ceramah
10. Diskusi atau tanya jawab
F. MEDIA
Media yang digunakan adalah :
3. Leaflet
G. MATERI
Terlampir
H. EVALUASI
5. Evaluasi Struktur
 Kesepakatan dengan agregat dewasa
 Kesiapan materi dari penyaji
 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
6. Evaluasi Proses
 Individu sekitar bersedia dibangsal ruang Betani sesuai kontrak waktu
yang ditentukan
 Individu antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
 Individu menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
7. Evaluasi bagi Mahasiswa
 Dapat menfasilitasi jalannya penyuluhan
 Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugasnya
8. Evaluasi Hasil
 Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
MATERI DIET PENDERITA JANTUNG

A. Pengertian Diet
Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga 2009 keluaran
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki arti sebagai pengaturan
pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi
jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk
tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan.

B. Tujuan Diet
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
2. Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk
3. Mencegah atau mengilangkan penimbunan garam dan air

C. Syarat Diet
1. Kalori rendah, terutama bagi penderita terlalu gemuk
2. Protein dan lemak sedang
3. Cukup vitamin dan mineral
4. Mudah dicerna, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas
5. Porsi kecil dan diberikan sering
6. Rendah garam bila ada tekanan darah tinggi atau edema

D. Makanan Diet Untuk Penderita Jantung


 Makanan yang boleh dimakan
1. Sumber karbohidrat, seperi kuit, tepung-tepungan, dan gula
2. Sumber protein hewani : sapi kurus, ayam, bebek, ikan, telur, dan susu,
daging, dalam jumlah terbatas
3. Sumber protein nabati kacang-kacangan keringseperti tahu, tempe, dan
oncom
4. Sumber lemak, seperti minyak, margarine, mentega sedapat mungkin
tidak digunakan untuk menggoreng, kelapa dan santan encer dalam
jumlah terbatas
5. Sayuran seperti: sayuran yang tidak menimbulkan gas,seperti bayam,
kangkung, buncis, kacang panjang, tauge, labu siam, oyong, wortel
6. Buah-buahan, seperti: semua buah kecuali nagka dan durian
7. Bumbu, seperti pala, kayu manis, asam, gula, garam, bawang merah,
bawang putih, dan bumbu dapur
8. Minuman seperti : teh encer, coklat encer, sirup dan susu dalam jumlah
yang terbatas
 Makanan yang dibatasi
1. Sumber karbohidrat, seperti: kue yang terlalu manis dan gurih (cake,
tarcis, dodol)
2. Sumber protein : daging berlemak
 Makanan yang tidak diperbolehkan:
1. Semua daging berlemak banyak, hati, sosis, dan jeroan
2. Santan kental
3. Sayuran mengandung gas seperti kol, sawi
4. Cabai dan bumbu lain yang mengurangi
5. Minuman yang megandung soda
 Hal-hal lain
1. Untuk menjaga kesehatan jantung, maka perlu dilakukan olahraga
disamping diit, bentuk olahraga dan lamanya berolahraga disesuaikan
dengan kemampuan tubuh dan minta petunjuk dari dokter
2. Selain itu perlu dihindari atau kurangi faktor merokok dan stress.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan R.I. 2015. DIREKTORAT Gizi Masyarakat Subdit Gizi


Klinis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU RESIKO PENYAKIT JANTUNG
Disusun oleh :
AYU MARIA ASIH MAHARANI, S.Kep
07119101

PRAKTIK LAPANGAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


RESIKO PENYAKIT JANTUNG

Pokok Bahasan : Penyakit Jantung


Sub Pokok Bahasan : Resiko Penyakit Jantung
Sasaran : Dewasa (25-47 tahun)
Penyaji : Ayu Maria Asih Maharani
Hari, tanggal pelaksanaan : Sabtu, 7 Desember 2019
Jam : 16.00-17.00 wib
Waktu : 60 menit
Tempat : ibu PKK wilayah RW 01 Kuncen Lama

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan 1x60 menit, individu
dapat memahami serta menerapkan perilaku mengurangi resiko penyakit
jantung
J. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
5. Untuk mengetahui definisi jantung
6. Untuk mengetahui perilaku beresiko
7. Untuk mengetahui tips menjaga kesehatan jantung
K. SASARAN DAN TARGET
Sasaran dan targetnya terkhusus untuk agregat dewasa 25-47 tahun

L. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


No Tahap Waktu Kegiatan Media
1 Pembukaan 10 menit d. Salam
e. Perkenalan diri
f. Menjelaskan kontrak dan
tujuan
2 Pelaksanaan 35 menit 5. Untuk mengetahui definisi Leaflet
jantung
6. Untuk mengetahui faktor
resiko
7. Untuk mengetahui tips
menjaga kesehatan jantung

3 Penutup 15 menit e. Tanya jawab


f. Evaluasi
g. Menyimpulkan Materi
h. Salam penutup

M. METODA
Metoda yang digunakan adalah :
11. Ceramah
12. Diskusi atau tanya jawab
N. MEDIA
Media yang digunakan adalah :
4. Leaflet
O. MATERI
Terlampir
P. EVALUASI
9. Evaluasi Struktur
 Kesepakatan dengan agregat dewasa
 Kesiapan materi dari penyaji
 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
10. Evaluasi Proses
 Individu sekitar bersedia dibangsal ruang Betani sesuai kontrak waktu
yang ditentukan
 Individu antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
 Individu menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
11. Evaluasi bagi Mahasiswa
 Dapat menfasilitasi jalannya penyuluhan
 Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugasnya
12. Evaluasi Hasil
 Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan

MATERI JANTUNG

E. Pengertian Jantung
Jantung adalah organ tubuh yang sangat vital. Jika jantung berhenti
bekerja, maka kita pun akan berhenti hidup. Gaya hidup dan pola makan
sangat berpengaruh kepada kesehatan jantung. Jagalah kesehatan jantung
untuk hidup yang sehat dan lebih baik hingga hari tua (Kemenkes, 2015)

F. Faktor Resiko
Faktor resiko penyakit jantung adalah kondisi yang berkaitan dengan
peningkatan resiko timbulnya penyakit jantung koroner. Beberapa faktor
tersebut yang berkaitan antara lain tekanan darah, merokok, alkohol, lipid,
diabetes mellitus, obesitas, kolesterol, gayah hidup, aktivitas fisik, stress,
dan riwayat kelarga dengan penyakit jantung. (Marchian, 2012)
G. Tips Menjaga Kesehatan Jantung
1. Berolahraga
Banyak sekali manfaat dari berolahraga bagi kesehatan tubuh kita.
Selain menjaga stamina dan membuat tubuh tetap bugar, olahraga
juga berguna untuk menjaga jantung kita tetap sehat. Tidak perlu
olahraga yang berat, cukup dengan berjalan kaki atau lari-lari kecil.
Jikalau anda hobi bersepeda.

2. TertawaTertawa merupakan kegiatan yang sering kita lakukan


setiap harinya. Penelitian menyebutkan bahwa tertawa dapat
membuat pembuluh darah lebih besar dan memungkinkan
peningkatan aliran darah dan mengurangi tekanan darah.
Mengagumkan bukan, kegiatan kecil seperti tertawa dapat
membuat jantung kita tetap sehat.

3. Makanan Berlemak

Makanan berlemak dapat memicu naiknya kolesterol yang akan


berdampak buruk bagi jantung. Penumpukan lemak yang terjadi juga
dapat menyebabkan penyakit jantung koroner yang berbahaya. Sebisa
mungkin hindari konsumsi makanan berlemak secara berlebihan.

4. Hentikan Konsumsi Makanan Cepat Saji

Makanan cepat saji banyak mengandung lemak jenuh, bahan


pengawet dan penguat rasa. Makanan cepat saji tidak hanya dapat
menganggu kesehatan jantung tapi juga dapat menyebabkan banyak
penyakit serta menyebabkan obesitas.

5. Jaga Kestabilan Berat Badan

Berat badan berlebih atau biasa dikenal dengan nama obesitas


merupakan salah satu pemicu dari banyak gangguan kesehatan.

6. Salah satunya adalah penyakit jantung.

Selain itu, obesitas juga dapat memicu penyakit berbahaya lain


seperti diabetes dan darah tinggi. Untuk kesehatan jantung,
menjaga kestabilan berat badan agar tidak berlebihan adalah hal
yang penting.

7. Relaksasi

Melakukan relaksasi secara rutin setiap hari dapat menurunkan tekanan


darah dan hormon stress yang bisa membuat kesehatan jantung
terganggu.

8. Rehat sejenak dari kegiatan anda lalu tarik napas panjang dan buat
tubuh anda rileks.

9. Mengkonsumsi Buah Anggur dan Sayuran Hijau

Buah anggur dan sayuran hijau mengandung zat antioksidan yang


berfungsi untuk melindungi pembuluh darah di jantung serta
membantu mencegah pembentukan penggumpalan darah. Selain
untuk menjaga kesehatan jantung, sayuran hijau pun berguna untuk
pencegahan penyakit diabetes. Konsumsi secara rutin anggur dan
sayuran hijau untuk kesehatan jantung anda.

10. Waktu Tidur Malam Yang Cukup

Kadang kala, kesibukan pekerjaan atau hal-hal lain menyebabkan kita


tidak mendapatkan waktu tidur malam yang cukup.

11. Kurangnya waktu tidur malam dapat menyebabkan peningkatan


tekanan darah, hormon stress, dan peningkatan berat badan.
Semua faktor tersebut dapat menyebabkan peningkatan resiko
terkena jantung koroner. Maka dari itu cukupkanlah tidur malam
anda (Kemenkes RI, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan R.I. 2015. DIREKTORAT Gizi Masyarakat Subdit
Gizi Klinis.
Marchian, Nadim. 2012. Pengetahuan, Sikao,, Perilaku Terakiat PJK Dalam
Kelompok Dewaasa Dan Remaja Di Jakarta pada tahun 2012. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

FOTO EVALUASI
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA
PENYULUHAN TENTANG LUKA BAKAR DAN FLU BURUNG
DI RW 1 DESA KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN
KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu : Ns. Eko Susilo, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:

Nushrotun Nisa’
(071191063)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019

PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN


PENANGANAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR
A. Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis
trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan
untuk penanganannya pun tinggi. Di Indonesia, luka bakar masih
merupakan problem yang berat. Perawatan dan rehabilitasinya masih sukar
dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih dan terampil.
Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu tim
trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah
thoraks, bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi,
rehabilitasi medik, psikiatri, dan psikologi.
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan
tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung
maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun
bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa
kuat). Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan
mempunyai peranan dalam homeostasis. Kulit merupakan organ terberat
dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh,
pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter
persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung
dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata,
penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit
tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan
bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda,
lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari
ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah
dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.
Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas
meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat
terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan
menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan
berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka
bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan,
masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan
pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka
bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa
mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik
dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi
kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang.
Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di
wajah, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau
uap panas yang terhisap. Oedem laring yang ditimbulkannya dapat
menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea,
stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga. Dapat juga
keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan
mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi
mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing,
mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bisa lebih dari
60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal. Setelah 12 – 24
jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan
kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan
meningkatnya diuresis.
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan masyarakat memahami
tentang penanganan pertama pada luka bakar.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan memberikan penyuluhan tentang luka bakar,
diharapkan masyarakat mampu untuk :
a. Menyebutkan dengan benar apa yang di maksud dengan luka bakar
b. Menyebutkan dengan benar klasifikasiluka bakar
c. Menyebutkan dengan benar pertolongan pertama pada luka bakar
C. Sasaran
Sasaran ditujukan kepada masyarakat dewasa RW. 01 Desa Kuncen Lama,
Ungaran.
D. Waktu dan tempat
Hari dan tanggal Pelaksanaan : Jumat, 20 Desember 2019
Waktu : 13.00 WIB – 13.20 WIB
Tempat : Gedung Dana Warih

E. Pengorganisasian Acara
25. Penanggung Jawab : Nushrotun Nisa’
26. Ketua Kelompok : An Nafi Nurmanita
27. Anggota : Afif Miftakhurroziqin
Annisa Nirmala Pravitasari
Ayu Maria Asih M
Hari AntengLintang S
Iris Iswandha
Miftahul Faizin
Maissatu Mufidah
Andre Danang W
F. Deskripsi Kerja panitia
66. Nushrotun Nisa’ : Penyuluhan Luka Bakar
67. Hari AntengLintang S : Moderator
68. Afif Miftakhurroziqin : perlengkapan
69. An Nafi Nurmanita : Perlengkapan
70. Annisa Nirmala Pravitasari : Perlengkapan
71. Ayu Maria Asih M : Perlengkapan
72. Andre Danang W : Dokumentasi
73. Iris Iswandha : perlengkapan
74. Maissatu Mufidah : perlengkapan
75. Miftahul Faizin : perlengkapan
G. Media dan Alat
Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :
1. Leaflet
2. Lembar balik

H. Setting Tempat

Penyuluh Moderator

WARGA

I. Susuna Acara
NO KEGIATAN PEYULUHAN PESERTA WAKTU
.
1. Pendahuluan Salam pembuka  menjawab salam 2 menit
dan apersepsi (terapeutik)
 Perkenalan  menyimak
 Menyampaikan  merespon pengenalan
tujuan penyuluhan mendengarkan,
 Apersepsi menjawab pertanyaan
2. Isi  Penyampaian garis mendengarkan dengan 10 menit
besar materi Asma penuh perhatian
 memberi  menanyakan hal-hal
kesempatan peserta yang belum jelas
untuk bertanya dan
menjawab 
pertanyaan
memperhatikan jawaban
 evaluasi dari penyuluh
 menjawab pertanyaan
3. Penutup  mengevaluasi  menjawab 8 menit
pemahaman klien pengevaluasian
 menyimpulkan  mendengarkan
 memberikan pesan menjawab salam
 salam pentup

J. Metoda
Metoda yang digunakan adalah:
- Diskusi dan tanya jawab
K. Proses Kegiatan
15. Pembukaan
aa. Membuat pre planning kegiatan tentang penyuluhan luka bakar
bb. Mempersiapkan media untuk luka bakar
cc. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang
tempat kegiatan.
16. Penyajian
a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
14) Dewasa di harapkan datang ketempat yang ditentukan
15) Penyuluhan tentang luka bakar dan penyaji membuka sesi
tanya jawab serta evaluasi kepada audience
b. Peserta kegiatan adalah sebagai berikut:
8) Seluruh warga dewasa di RW. 01
c. Tempat dan Waktu
3. Kegiatan ini dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Jumat, 20 Desember 2019
Tempat : Gedung Dana Warih
Waktu : 13.00 WIB sampai dengan selesai
4. Kegiatan selanjutnya dilakukan pada :
Hari danTanggal: Senin, 30 Desember 2019
Tempat : Ibu Sugiyarti
Waktu : 19.00 WIB-selesai

EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI RW 01 KUNCEN LAMA – KEC. UNGARAN BARAT, KAB.
SEMARANG
No Kegiatan Waktu Hasil
Respon masyarakat Faktor
. dan
Pendukung Penghambat
Tempat
1. Pemberian Minggu Respon dari ibu-ibu Sudah Ada beberapa
pendidikan 8 yang mengikuti Dasa diizinkan masyarakat yang
kesehatan Desembe Wisma yaitu baik dan oleh ketua takut dengan
tentang flu r 2019 terbuka serta Dasa Wisma keberadaan
burung dan sebagian peserta dan Ibu RT mahasiswa yang
kebersihan Rumah Dasa Wisma untuk sedang praktik
kandang serta Ketua kooperatif saat di memberikan komunitas
penyampaian Dawis 3 berikan penyuluhan. penyuluhan. karena isu hoax
mengenai JKN RT 09 yang beredar.
Ibu
Bamban
g
2. Pemberian Senin Respon dari ibu-ibu Diizinkan Ada beberapa
pendidikan 9 yang menghadiri oleh Ibu masyarakat yang
kesehatan Desembe acara Dasa Wisma ketua RT. 02 takut dengan
mengenai JKN r 2019 saat itu baik dan untuk keberadaan
beberapa peserta memberika mahasiswa yang
Rumah aktif dalam bertanya penyuluhan. sedang praktik
Ibu RT. dan menjawab komunitas
02 pertanyaan karenaisu hoax
yang beredar.
3. Pemberianpendi Minggu Respon baik dari ibu- Diizinkan Ada beberapa
dikankesehatan 22 ibu yang mengikuti oleh Ibu RT. masyarakat yang
mengenai JKN Desembe Dasa Wisma dan 05 dan Ibu takut dengan
r 2019 peserta aktif dalam Muji selaku keberadaan
mengikuti tuan rumah mahasiswa yang
Rumah penyuluhan yang acara sedang praktik
Ibu Muji diberikan tersebut komunitas
RT. 05 karenaisu hoax
yang beredar.
4. Pemberian 20  Mendapat respon Sudah Sebagian mata
pendidikan Desembe baik dari warga mendapatka pencaharian
kesehatan r 2019 RW.01 Kuncen izin dari warga sekitar
mengenai Pukul Lama dosen yaitu menjadi
Penanganan 13.00-  Sebagian warga pembimbing, pedagang di
Pertama pada 16.30 dating untuk CI lapangan, pasar dan juga
Luka Bakar mengikuti FGD dan Ketua RW kerja di pabrik
Gedung Cek Kesehatan serta Ketua sehingga acara
Dana yang Kader Desa yang
Warih diselenggarakan Kuncen diselenggarakan
Lama tidak banyak
warga yang
datang

RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITASDI RW 01,


KUNCEN LAMA, KELURAHAN UNGARAN
No Masalah Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung
. Kesehatan Jawab
1. Perilaku Mandiri : Kelompok usia Salah satu Senin 30 Nushrotun
kesehatan  Menganjurkan setiap dewasa di rumah warga Desember Nisa’,S.Kep
cenderung keluarga untuk menerapkan RW.001 di RW.001 2019
berisiko b.d informasi apa yang sudah Kuncen Lama, Kuncen
Kurang diberikan dan bias juga Ungaran Lama,
pemahaman membacanya disosial media Ungaran
pada jika mempunyai waktu
sasaran usia senggang.
dewasa di Kelompok :
RW.001 Memotivasi setiap anggota
Kuncen keluarga untuk saling
lama, Kel. mengingatkan supaya
Ungaran membiasakan menerapkan
informasi yang sudah dibagi
sewaktu penyuluhan.
Kerjasama :
 Memotivasi kader setiap
RT untuk
mensosialisasikan atau
berbagi informas
imengenai informasi apa
yang sudah diberikan
oleh penyuluh.
 Kolaborasi dengan pihak
ketua RT untuk saling
mengingatkan warganya
mengenai bagaimana
cara penanganan pertama
pada luka bakar yang
sering dialami oleh
masyaarakat sekitar.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENANGANAN PERTAMA LUKA BAKAR

Oleh:
Kelompok 2

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Luka bakar


Sub Topik : Penanganan pertama pada luka bakar
Penanggung jawab : Nushrotun Nisa’
Sasaran : Masyarakat dewasa RW. 01 Desa Kuncen Lama,
Ungaran
Hari dan tanggal Pelaksanaan : Jumat, 20 Desember 2019
Senin, 30 Desember 2019
Waktu : 13.00 WIB - selesai
19.00 WIB - selesai
Tempat : Gedung Dana Warih
Rumah Ibu Sugiyarti

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan masyarakat memahami tentang
penanganan pertama pada luka bakar.

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan memberikan penyuluhan tentang luka bakar, diharapkan
masyarakat mampu untuk :
a. Menyebutkan dengan benar apa yang di maksud dengan luka bakar
b. Menyebutkan dengan benar klasifikasiluka bakar
c. Menyebutkan dengan benar pertolongan pertama pada luka bakar

C. Sasaran dan Target


Sasaran ditujukan pada masyarakat dewasa RW. 01
Target ditujukan pada masyarakat dewasa RW. 01

D. Strategi Pelaksanaan
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Jumat, 20 Desember 2019 dan Senin, 30
Desember
2019
Waktu : 13.00 WIB – selesai dan 19.00 - selesai
Tempat : Gedung Dana Warih dan Rumah Ibu
Sugiyarti

E. Kegiatan Belajar Mengajar


NO KEGIATAN PEYULUHAN PESERTA WAKTU
.
1. Pendahuluan Salam pembuka  menjawab salam 2 menit
dan apersepsi (terapeutik)
 Perkenalan  menyimak
 Menyampaikan  merespon pengenalan
tujuan penyuluhan mendengarkan,
 Apersepsi menjawab pertanyaan
2. Isi  Penyampaian garis mendengarkan dengan 10 menit
besar materi Asma penuh perhatian
 memberi  menanyakan hal-hal
kesempatan peserta yang belum jelas
untuk bertanya dan
menjawab 
pertanyaan
memperhatikan jawaban
 evaluasi dari penyuluh
 menjawab pertanyaan
3. Penutup  mengevaluasi  menjawab 8 menit
pemahaman klien pengevaluasian
 menyimpulkan  mendengarkan
 memberikan pesan menjawab salam
 salam pentup

F. Metoda
Metoda yang digunakan adalah:
- Diskusi dan tanya jawab
G. Media
- Leaflet
- Lembar balik

H. Materi
a. Pengertian luka bakar
b. Klasifikasi luka bakar
c. Pertolongan pertama pada luka bakar

I. EVALUASI
13. Evaluasi Struktur
 Kesepakatan dengan audience
 Kesiapan materi dari penyaji
 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
14. Evaluasi Proses
 Individu sekitar bersedia di rumah sesuai kontrak waktu yang
ditentukan
 Individu antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak di
ketahuinya
 Individu menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
15. Evaluasi bagi Mahasiswa
 Dapat menfasilitasi jalannya penyuluhan
 Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugasnya
16. Evaluasi Hasil
 Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
.

Ungaran, Desember 2019


Penanggung Jawab

Nushrotun Nisa’
LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian Luka Bakar


Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
dan radiasi (Moenajat, 2001).
2. Klasifikasi
Berdasarkan derajat kedalaman luka bakar:
a. Luka bakar derajat satu (ringan) : luka bakar paling ringan yang hanya
mengenai lapisan kulit yang paling luar (epidermis). Kulit biasanya
memerah dan mungkin bengkak dan terasa sakit. Lapisan luar kulit tidak
terbakar semua.
b. Luka bakar derajat dua (sedang) : apabila lapisan kulit pertama terbakar
habis dan mengenai lapisan kulit kedua, ini terhitung sebagai luka bakar
tingkat dua. Ditandai dengan munculnya lepuhan dan kulit langsung
memerah dan bercak-bercak dan rasa nyeri hebat.
c. Luka bakar derajat tiga (berat) : luka bakar ini merupakan luka yang paling
serius. Luka ini meliputi seluruh lapisan kulit dan bahkan mencapai
jaringan yang lebih dalam lagi. Luka bakar ini membutuhkan perawatan
medis darurat.
3. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar
a. Untuk luka bakar ringan dan sedang
 Pastikan penyebab luka bakar telah dijauhkan dan dimatikan
 Dinginkan luka bakar dengan mengucurkan air dingin selama 10-15
menit. Kalau tidak memungkinkan rendam luka bakar didalam air
dingin atau tutupi dengan kompres dingin. Jangan meletakkan batu es
langsung pada luka bakar karena ini bisa menimbulkan radang beku
dan memperparah kerusakan jaringan.
 Jika luka sudah dingin, oleskan lotion atau cairan pelembab untuk
menyejukkan luka dan menghindari kekeringan.
 Jangan sekali-kali mempergunakan mentega, minyak, garam, kecap,
air kapur dsb karena akan menimbulkan terjadinya iritasi dan infeksi
pada luka.
 Tutupi luka dengan kassa steril agar terhindar dari udara dan
mengurangi rasa sakit.
 Jika ada lepuhan pada luka, jangan memecahkan lepuhan tersebut.
Apabila lepuhan tersebut pecah sendiri, cucilah luka itu dengan sabun
lunak dan air. Kemudian olesi dengan salep antibiotik dan tutup
dengan perban kassa.
b. Untuk luka bakar berat
Panggil ambulance atau bawa segera ke unit gawat darurat untuk semua
kasus luka bakar berat. Sementara menanti bantuan medis tiba dapat
dilakukan :
 Pastikan penyebab luka bakar telah dijauhkan. Jangan melepaskan
pakaian terbakar yang melekat pada kulit, tetapi pastikan korban tidak
lagi bersentuhan dengan material yang masih panas atau membara.
 Pastikan korban masih bernapas. Apabila pernapasan telah terhenti,
lakukan pernapasan buatan dari mulut ke mulut. Bila ada dugaan
saluran pernapasan korban tersumbat, usahakan untuk melegakannya
terlebih dahulu.
 Tutupi luka bakar dengan perban steril yang kering atau kain yang
bersih.
 Jangan menggunakan selimut atau handuk karena bahaya dan
cenderung melekat pada luka bakar. Kain sepraibisa digunakan bila
bagian yang terbakar sangat luas.
 Jangan memberi salep dan jangan memecahkan lepuhan luka bakar.
c. Untuk luka bakar akibat aliran listrik
 Bila memungkinkan matikan terlebih dahulu sumber listrik, atau bila
tidak memungkinkan singkirkan penghantar listrik dengan
menggunakan material yang tidak menghantarkan listrik seperti kayu
dan plastik.
 Sebelum menolong korban, terlebih dahulu perhatikan apakah masih
ada kontak antara tubuh korban dengan sumber listrik,. Karena
apabila kita sentuh, maka listrik akan mengalir ke tubuh kita dan
malah akan menambah korban.
 Baringkan tubuh korban dengan posisi kepala sedikit rendah. Panggil
ambulance atau bawa ke unit gawat darurat terdekat.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A. Dkk. 2000.Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Jakarta: EGC.

Moenadjat Y. 2001.Luka Bakar. Pengetahuan klinis Praktis, Edisi Kedua.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal 5-170.

Brunner & Suddart. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart; alih
bahasa, Devi Yulianti, Amelia Kimin; editor edisibahasa Indonesia, EaAnisa
Mardella._Ed.12._J
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENANGANAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN FLU BURUNG
SERTA KEBERSIHAN KANDANG
Oleh:
Kelompok 2

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PENCEGAHAN DAN PENANGANAN FLU BURUNG SERTA
KEBERSIHAN KANDANG

Pokok Bahasan : Flu Burung dan Kebersihan Kandang


Sub Pokok Bahasan : Pencegahan dan penanggulangan flu burung serta
kebersihan
kandang
Sasaran : Warga RT. 03 dan RT. 04
Penyaji : Nushrotun Nisa’
Tanggal Pelaksanaan : Desember, 2019
Jam : 08.00-08.30 WIB
Tempat : Rumah warga
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan, individu dapat memahami
serta mengerti pencegahan dan penanggulangan flu burung.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
j. Untuk mengetahui pencegahan dan penanganan flu burung

C. SASARAN DAN TERGET


Warga RT. 03 dan RT. 04, RW. 01 Kuncen Lama, Ungaran
D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
N Tahap Waktu Kegiatan Media
o
1 Pembukaan 5 menit q. Salam Pembuka
r. Memperkenalkan diri
s. Menjelaskan kontrak
dan tujuan
t. Apresiasi Klien
2 Pelaksanaan 20 Menjelaskan mngenai LCD
menit pencegahan dan (PPT)
penanganan flu burung dan
Leaflet

3 Penutup 5 menit q. Tanya jawab


r. Evaluasi
s. Menyimpulkan materi
t. Salam penutup

E. METODA
Metoda yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Diskusi atau tanya jawab
F. MEDIA
Media yang digunakan adalah :
5. Leaflet
6. LCD
G. MATERI
Terlampir

Ungaran, Desember 2019


Penanggung Jawab

Nushrotun Nisa’

MATERI
A. Pengertian
Flu Burung atau dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah avian
flu atau avian influenza (AI). Flu Burung adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza tipe A dengan diameter 90-120 anometer.
B. Cara penularan
Secara singkat, penyakit flu burung dapat ditularkan dari unggas ke unggas
lain atau dari peternakan ke peternakan lainnya dengan cara sebagai berikut:
 Kontak langsung dari unggas terinfeksi dengan hewan yang peka.
 Melalui lendir yang berasal dari hidung dan mata.
 Melalui kotoran (feses) unggas yang terserang flu burung.
 Lewat manusia melalui sepatu atau pakaian yang terkontaminasi
dengan virus
 Melalui pakan, air, dan peralatan kandang yang terkontaminasi.
C. Gejala klinis:
a. ternak unggas yang terinfeksi virus flu burung sebagai berikut:
- Jengger, pial, dan kulit perit yang tidak ditumbuhi bulu berwarna biru
keunguan.
- Pembengkakan di sekitar kepala dan muka.
- Ada cairan yang keluar dari hidung dan mata.
- Pendarahan di bawah kulit.
b. Gejala klinis flu burung pada manusia:
- Peningkatan suhu tubuh sampai 39 derajat celcius.
- Sakit tenggorokan.
- Batuk disertai sesak nafas.
- Penurunan daya tahan tubuh yang sangat cepat.
- Tidak nafsu makan.
- Diare dan muntah.
D. Pecegahan dan Penanganan Flu Burung
Pencegahan dan penanganan flu burung:
1. Pencegahan luar:
 Setiap orang yang berhubungan dengan bhan yang berasal dari
unggas harus menggunakan pelindung.
 Memusnahkan unggas yang terkena flu burung.
 Tidak mengkonsumsi unggas dari peternakan yang terkena eabah
flu burung.
 Terapkan pola hidup sehat dengan pola makan yang baik dan sehat.
2. Pencegahan dalam

 Obat anti viral seperti amantadnie dan rimantadine


 Makanan yang mengandung serat dan kandungan antioksidan
tinggi.

 Tanaman obat seperti sambiloto, Buah merah, virgin coconut


oildan temulawak.

E. Cara Membersihkan Sangkar Burung yang Baik dan Benar

1. Bersihkan sangkar dari kotoran

2. Menghilangkan bau sangkar burung

3. Membersihkan tempat pakan dan minum

4. Membuat sangkar bersih dan bebas jamur

5. Cara agar sangkar bersih dari karat

6. Membersihkan botol semprotan burung

7. Jemur sangkar di bawah matahari


DAFTAR PUSTAKA

Soedjono, Retno, D dan Handharyani, Ekowati. 2009. Flu Burung. Jakarta:


Penebar Sawdaya.
DOKUMENTASI
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA

DI RW 01 DUSUN KUNCEN LAMA KELURAHAN UNGARAN


KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

Disusun Oleh
Penanggung Jawab:

ANDRE DANANG W

071191021

PROGRAM STUDI PROFESI NERS 30

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
PRE PLANNING AGREGAT DEWASA PENYULUHAN KELUARGA
BERENCANA

RRR.Latar Belakang
Jantung merupakan organ tubuh yang paling fungsional karena
peranannya sebagai pemompa darah agar dapat mengalir ke seluruh
tubuh melalui pembuluh darah. Penyakit Jantung (cardiovascular
disease) adalah setiap kondisi yang menyebabkan gangguan terhadap
jantung. Penyakit jantung sendiri merupakan penyakit pembunuh
nomor satu di dunia terutama pada kalangan dewasa dan lanjut usia.
Pada tahun 1990 tercatat sebanyak 14,4 juta kematian akibat serangan
jantung. Angka tersebut meningkat menjadi 17,5 juta pada tahun
2005, dan pada tahun 2030 diperkirakan akan meningkat kembali
hingga mencapai angka 23,6 juta jiwa penduduk (American Heart
Association, 2014).
Ada banyak macam penyakit kardiovaskuler, namun yang
paling umum adalah Penyakit Jantung Koroner, Penyakit
Serebrovaskular (CVD), Penyakit Arteri Perifer, Penyakit Jantung
Rematik, Penyakit Jantung Bawaan, dan Gagal Jantung (WHO,
2016). Penyakit kardiovaskuler khususnya penyakit jantung koroner
menyebabkan angka kematian yang tinggi di Indonesia, yaitu
mencapai 26% (WHO, 2011). Mengingat banyak factor resiko
terjadinya gagal jantung di warga Rw 1 seperti hipertensi dan
kolesterol maka perlu adanya diadakan demonstrasi penanganan
pertama atau pertolongan pertama pada orang dengan serangan
jantung.

SSS. Tujuan
a. Tujuan Penyuluhan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 20 menit peserta
mengetahui tentang penologan pertama pada orang dengan
serangan jantung.
b. Tujuan Penyuluhan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan peserta mampu:
 Mengamankan diri sendiri dan lingkungan pasien
 Pertolongan pada pasien dengan serangan jantung yang
sadar
 tidak sadar.
 Meminta tolong ke pusat komunikasi gawat darurat
 Membebaskan jalan nafas secara manual
 Menghentikan perdarahan melakukan pembidaian
 Mengangkat dan memindahkan pasien dengan benar
serta melakukan mobilisasi pada kecurigaan cidera
tulang belakang dan tulang leher

TTT. Sasaran
Keluarga di Rw 1 dengan anggota keluarga yang memiliki resiko
penyakit jantung
UUU.Waktu dan Tempat
19. Hari, Tanggal : Jumat, 20 Desember 2019
20. Waktu : 20 menit
21. Tempat : Gedung Dana Warih Rt 12 Rw 01 Kuncen
Lama

VVV. Pengorganisasian Acara


28. Penanggung Jawab : Andre Danang W
29. Ketua Kelompok : Andre Danang W
30. Anggota
Maissatu Mufhidhah
Afif Miftakhurroziqin
Ayu Maria Asih M
Hari Anteng Lintang M
Iris Iswanda
Miftahul Faizin
Nusrhotun Nisa’
Annisa Nirmala P
An Nafi Nurmanita

WWW. Deskripsi Kerja panitia

1. Andre Danang W : penyuluh

2. Ayu Maria Asih M : penyuluh

3. Nusrhotun Nisa’ : moderator


4. Maissatu Mufhidhah : dokumentasi

5. Afif Miftakhurroziqin : perlengkapan


6. Hari Anteng Lintang M : perlengkapan

7. Iris Iswanda : perlengkapan

8. Miftahul Faizin : perlengkapan

9. Annisa Nirmala P : perlengkapan

10. An Nafi Nurmanita : perlengkapan

XXX.Media dan Alat


Adapun media yang digunakan dalam skrining kesehatan ini adalah :
banner

YYY. Setting Tempat

Pe Pe

WARGA

ZZZ. Susunan Acara

Tahap Kegiatan Waktu


Pembukaan - mengucapkan salam
- menjelaskan tujuan dan manfaat
kegiatan
- menjelaskan prosedur kegiatan
Proses - mengisi daftar hadir
- melakukan penyuluhan
- melakukan Tanya jawab tentang
Penutup - melakukan evaluasi proses
- melakukan evaluasi hasil
- menutup kegiatan dengan salam
AAAA. Proses Kegiatan
17. Pembukaan

dd. Membuat pre planning kegiatan

ee. Mempersiapkan demonstrasi

ff. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang

tempat kegiatan.

gg. Mempersiapkan media


EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS
N Kegiatan Waktu Hasil
o dan Respon Faktor
Tempat Masyaraka Pendukung Penghambat
t
1 Penyuluhan Di rumah Respon  individu Banyak warga
tentang warga Rt masyaraka masing yang kurang
pertolongan 12 t sangat masing memperhatika
pertama baik dan  akses n
Hari
terhadap antusias rumah
Saptu 7
serangan masyaraka yang
Desembe
jantung : t juga mudah
r 2019  cuaca yang
cepat
 Menargetka jam mendukun
memahami
n sasaran 15.00 g sehingga
tentang
kelompok banyak
materi ini
dengan yang
keluarga datang
beresiko
seperti
keluarga
dengan
hipertensi
dan
kolesterol
2 Penyuluhan Di Respon  individu  Tempat
tentang Rumah masyaraka masing yang
pertolongan Warga Rt t sangat masing sempit dan
pertama 3 baik dan  ibu pkk
terbagi 2
terhadap antusias ramah kelompok
Hari
ramah  Cuaca
serangan Minggu masyaraka mendung
jantung : Tanggal t juga dan hujan
8 cepat gerimis
 Menargetka
Desembe memahami
n sasaran
r 2019 tentang
kelompok
Jam materi ini
dengan
15.00
keluarga
beresiko
seperti
keluarga
dengan
hipertensi
dan
kolesterol
 Memberika
n motivasi
untuk hidup
lebih sehat
3 Penyuluhan Di Respon  individu Banyak warga
tentang Rumah masyaraka masing yang percaya
pertolongan Warga Rt t sangat masing hoax
pertama 4 baik dan  akses

terhadap antusias rumah


Hari
serangan masyaraka yang
Minggu
jantung : t juga mudah
Tanggal cuaca yang
cepat
 Menargetka 8 mendukun
memahami
n sasaran Desembe g sehingga
tentang
kelompok r 2019 banyak
materi ini
dengan jam yang
keluarga 15.30 datang
beresiko
seperti
keluarga
dengan
hipertensi
dan
kolesterol
 Ditambah
materi
pertolongan
pertama
digigit ular

4 Penyuluhan Di Respon  Akses ke  Kurangnya


tentang Gedung warga baik tempat penyebara
pertolongan Dana cepat sangat n
pertama Warih mengerti terjangkau informasi
terhadap Tanggal dan  Tempat
ke warga
serangan 20 banyak luas dan  Warga

jantung : Desembe bertanya fasilitas banyak

r 2019 memadai yang


 Menargetka
Jam masih
n sasaran
13.00 berkerja
kelompok
dengan
keluarga
beresiko
seperti
keluarga
dengan
hipertensi
dan
kolesterol
 Memberika
n motivasi
untuk hidup
lebih sehat

RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RW 1 DUSUN KUNEN LAMA KELURAHAN UNGARAN

Masalah Penanggun
Kegiatan Sasaran Tempat Waktu
kesehatan g jawab
Perilaku  Mandiri Warga Rw 1 Sabtu 7 Andre
Anjurkan
kesehatan Rw 1 Dusun Desembe Danang
warga untuk
cinderung Dusun Kuncen r 2019 Wijayanto.
mengaplikasik
beresiko Kuncen Lama , S.Kep
an gaya hidup
berhubunga Lama Keluraha
sehat
n dengan Keluraha n
 Kelompok
kurang Menempelkan n Ungaran
pengetahua banner Ungaran
n pada pertolongan
sasaran usia pertama pada
dewasa di serangan
Rw 1 jantung di
Dusun lingkungan
Kuncen sekitar warga
Lama yang sering
Kelurahan dikunjungi
Ungaran  Kerjasama
Motivasi kader
untuk
mensosialisasi
cara
pertolongan
pertama pada
serangan
jantung

Lampiran Foto

Anda mungkin juga menyukai