PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana merupakan gangguan atau kekacauan fungsi sosial yang serius yang
menyebabkan meluasnya kerugian jiwa, materi atau lingkungan. Bencana terjadi ketika
sumber daya atau kapasitas yang tersedia sangat tidak memadai dalam mengatasi ancaman
(hazard). Bencana juga berarti proses dimana ada jarak antara kejadian alam seperti
tsunami, gempa bumi, badai, kecelakaan dan sebagainya dengan kejadian alam dan
kejadian bencana sangat bergantung pada tingkat distribusi kerentanan yang terjadi (UU
Penanganan Bencana No. 24/2007).
Organisasi kesehatan dunia dalam Report on Road Traffic Injury Prevention
menjelaskan bahwa setiap tahunnya diseluruh dunia terdapat sekitar 1,2 juta orang
meninggal akibat kecelakaan lalu lintas dan 50 juta lainnya mengalami luka-luka (WHO,
2009). Dalam dua tahun terakhir kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh WHO dinilai
sebagai pembunuh terbesar ke tiga setelah jantung koroner dan TBC. Berdasarkan data dari
Asean development bank, kecelakaan lalu lintas di indonesia telah memakan korban
sebanyak 37.000 jiwa pada tahun 2005 dan 48.400 pada tahun 2010. Data WHO tahun 2011
menyebutkan sebanyak 67% korban kecelakaan lalu lintas berada pada usia produktif yaitu
22 sampai 50 tahun (WHO 2012). Kecelakaan lalu lintas mengakibatkan 33.815 korban
tewas di kawasan Asia tenggara (South East Asia Regio di singkat SEAR) pada tahun 2010.
Rata-rata kematian karna kecelakaan lalu lintas kematian karena kecelakaan lalu lintas
lebih tinggi pada negara berpendapatan menengah kebawah dengan 19,5 kematian per
100.000 populasi daripada di negara miskin dengan 12,7 kematian karna kecelakaan lalu
lintas per 100.000 populasi. Pengguna jalan yang rentan atau (pengguna kendaraan
bermotor roda dua dan tiga, pejalan kaki dan bersepeda) menyumbangkan hampir setengah
(50%) dari total kematian karena kecelakaan lalu lintas diwilayah regional asia tenggara
(WHO 2013).
Pemberian pertolongan pada korban kecelakaan lalu lintas penolong harus memberikan
penanganan atau tindakan dengan tepat untuk menghilangkan ancaman nyawa korban.
Sebenarnya dalam tubuh kita terdapat organ dan semua itu terbentuk dari sel-sel, sel
tersebut tetap hidup bila pasokan oksigen tidak terhenti, dan kematian tubuh itu akan timbul
jika sel tidak bisa mendapatkan pasokan oksigen. Kematian ada dua macam yaitu mati
klinis dan mati biologis. Mati klinis adalah apabila korban henti nafas dan henti jantung,
waktunya 6-8 menit setelah terhenti pernafasan dan sistem sirkulasi tubuh sedangkan mati
biologis adalah mulai terjadinya kerusakan sel-sel otak dan waktunya dimulai 6-8 menit
setelah berhentinya sistem pernafasan dan sirkulasi (swasanti dan putra, 2014).
Orang awam kadang-kadang mengambil keputusan yang salah tentang cara
penanganan korban kecelakaan korban lalu lintas. Mereka mungkin terlambat menelpon
118 atau bahkan mengabaikan layanan medis darurat (emergency medikal service) dan
membawa koraban cedera atau yang sakit serius ke layanan bantuan medis dengan
kendaraan pribadi padahal, ambulan lebih baik untuk korban. Beberapa situasi pekerjaan
perlu memanggil layanan medis darurat dan bahkan bukan awam yang membawa pasien.
Lebih lanjut hanya membutuhkan pertolongan pertama meskipun demikian harus cara
mengetahui cara menolong korban kecelakaan lalu lintas dengan benar dan kapan saatnya
mencari pertolongan medis, (Thygerson,2011)
BAB II
PEMBAHASAN
Defisini
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa penggunaan jalan lain yang mengakibatkan
korban manusia atau kerugian harta benda (pasal 1 angka 24 UU Nomor 22 tahun 2009
tentang lalu lintas dan angkutan jalan).
Kendaraan dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan apabila tidak dapat dikendalikan
sebagaimana mestinya sebagai akibat kondisi teknis yang tidak laik jalan atau
penggunaannya tidak sesuai ketentuan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan
kecelakaan karena faktor kendaraan, antara lain:
a. Rem tidak berfungsi, kerusakan mesin, ban pecah, kemudi tidak baik, as atau
kopel lepas, lampu mati khususnya pada malam hari, selip merupakan kondisi
kendaraan yang tidak laik jalan.
b. Over load atau kelebihan muatan merupakan penggunaan kendaraan yang tidak
sesuai ketentuan tertib muatan.
c. Desain kendaraan dapat merupakan faktor penyebab berat/ringannya kecelakaan,
tombol-tombol di dashboard kendaraan dapat mencederai orang terdorong ke
depan akibat benturan, kolom kemudi dapat menembus dada pengemudi pada saat
tabrakan. Demikian design bagian depan kendaraan dapat mencederai pejalan kaki
yang terbentur oleh kendaraan. Perbaikan design kendaraan terutama tergantung
pada pembuat kendaraan, namun peraturan atau rekomendasi pemerintah dapat
memberikan pengaruh kepada perancang.
d. Sistem lampu kendaraan mempunyai dua tujuan yaitu agar pengemudi dapat
melihat kondisi jalan di depannya sehingga konsisten dengan kecepatannya dan
dapat membedakan atau menunjukkan kendaraan kepada pengamat dari segala
penjuru tanpa menyilaukan.
2. Jika tidak ada gerakan atau reaksi, berarti korban tidak sadar; maka yang harus
dilakukan adalah
a. Hubungi 118 atau nomor gawat darurat di daerah Anda. Jika memungkinkan, minta
orang lain untuk melakukan ini agar Anda dapat tetap bersama korban
b. Baringkan korban. Berlututlah di samping korban, dekat dengan bahunya
c. Bersihkan saluran udara korban. Angkat dagu korban dan miringkan kepala korban
ke belakang dan ke atas, pegang rahangnya dengan tangan Anda. Pastikan tidak
ada hal yang menyumbat saluran pernapasan, seperti makanan atau lidah yang
terlipat. Apabila ada hal-hal yang menyumbat, gunakan kedua jari Anda untuk
mengeluarkan hal-hal tersebut.
d. Periksa pernapasannya. Lihat naik turun (kembang-kempis) dada bagian bawah
dan perut. Dengar dan rasakan keluarnya udara dari hidung dan mulut dengan
meletakkan pipi Anda di wajah korban. Apabila korban tidak bernapas selama 5-
10 detik, segera berikan napas bantuan dari mulut ke mulut (lihat keterangan di
bawah)
e. Napas bantuan dari mulut ke mulut. Usahakan kepala korban tetap dalam posisi
menengadah. Tutup hidung korban. Tarik napas dalam-dalam dan letakkan mulut
Anda di atas mulut korban. Hembuskan udara dengan kuat ke dalam mulut korban.
Pastikan udara yang dihembuskan tidak keluar dari hidung korban. Beri napas
bantuan penuh dan pastikan dada korban naik saat udara dihembuskan. Apabila hal
tersebut tidak terjadi, kembalikan posisi kepala korban dengan cara mengangkat
dagu dan menengadahkan kepalanya, sambil memegang rahang korban dengan
satu tangan. Beri napas bantuan penuh sekali lagi.
Apabila dada korban tidak naik saat diberikan napas bantuan untuk kedua kalinya,
lanjutkan proses tersebut; jangan mengubah posisi kepala korban lagi. Setelah
hembusan napas kedua, lihat – dengar – rasakan untuk mengetahui apakah korban
telah mulai bernapas dengan sendirinya. Catatan: memberikan dua napas bantuan
akan memerlukan waktu lima detik
f. Apabila korban masih belum mulai bernapas dengan sendirinya, mulailah menekan
dada korban. Letakkan salah satu telapak tangan Anda di tengah dada korban di
antara puting susu dan letakkan tangan satunya lagi di atas yang pertama. Tekan
dada korban sedalam 4-5cm dengan lembut dan cepat (setidaknya 100 tekanan per
menit). Setelah 30 tekanan, beri 2 napas bantuan, seperti yang telah dijelaskan di
atas
g. Lanjutkan pemberian napas bantuan setiap 30 kali tekanan
h. Setelah 5 putaran (5 set 30 tekanan dan 5 set 2 napas bantuan), lihat – dengar –
rasakan untuk mengetahui apakah korban telah mulai bernapas dengan sendirinya.
Bila perlu, bergantian dengan seseorang agar Anda dapat istirahat. Orang baru akan
lebih kuat dan efektif
i. Apabila korban mulai bernapas, miringkan badannya dalam posisi pemulihan (lihat
penjelasan berikut) serta periksa saluran pernapasan dan pernapasan secara berkala.
Catatan: apabila Anda merasa tidak nyaman atau tidak mampu memberikan
pernapasan bantuan dari mulut ke mulut, memberikan tekanan pada dada masih
dapat membantu.
Menggunakan Bidai
- Bidai dapat digunakan sambil menunggu bantuan kesehatan untuk
MELINDUNGI LUKA agar tidak bertambah parah
- Mengurangi rasa sakit
- Menopang bagian tubuh yang terluka
- Penyangga digunakan apabila lutut, kaki, tangan, pergelangan tangan dan kaki,
atau jari patah.
- Anda dapat menggunakan payung yang dilipat, koran yang digulung, kayu
tebal, atau barang-barang keras lainnya sebagai penyangga.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan
tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa penggunaan jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda (pasal 1 angka 24 UU Nomor
22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan).
Pertolongan pertama gawat darurat dapat menyelamatkan jiwa, mencegah luka-luka
menjadi lebih parah, mempercepat pemulihan, menjaga, dan menyadarkan orang yang
tidak sadar. Pertolongan pertama tidak hanya diperlukan pada saat bencana, tetapi
teknik-teknik ini juga dapat membantu orang yang menderita akibat dari kecelakaan
atau trauma.
DAFTAR PUSTAKA