Anda di halaman 1dari 30

Mapri

Program Posyandu Lansia di Puskesmas Andalas

Oleh
Kagami Gari Lindo
1740312075

PRESEPTOR
dr. Ida Rahmah Burhan, MARS

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2018
Daftar isi

BAB 1 ..........................................................................................................................................
Pendahuluan ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................................... 5
1.4 Metode Penelitian ....................................................................................................................... 6
BAB II .........................................................................................................................................
Tinjauan Pustaka ..................................................................................................................... 7
2.1 Lansia........................................................................................................................................... 7
2.2 Posyandu Lansia ....................................................................................................................... 12
BAB III........................................................................................................................................
ANALISIS SITUASI.............................................................................................................. 20
3.1 Gambaran Umum Puskesmas Andalas .................................................................................. 20
3.2 Posyandu Lansia ...................................................................................................................... 20
3.3 Masalah Kesehatan................................................................................................................... 24
3.4 Kegiatan..................................................................................................................................... 25
BAB IV ........................................................................................................................................
Pembahasan ............................................................................................................................ 26
4.1 Komponen Input ....................................................................................................................... 26
4.2 Proses ......................................................................................................................................... 27
4.3 Output .................................................................................................................. 28
BAB V .........................................................................................................................................
Kesimpulan dan Saran .......................................................................................................... 29
5.1 Kesimpulan................................................................................................................................ 29
5.2 Saran .......................................................................................................................................... 29
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan

taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun

peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang

kesehatan akibat meningkatnya jumlah angka kesakitan akibat penyakit degeneratif.

Perubahan struktur demografi ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia)

dengan menurunnya angka kematian serta menurunnya jumlah kelahiran.1

Meningkatnya UHH saat lahir dari 68,6 tahun pada tahun 2004, menjadi 69,8 tahun pada

tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 2005), dan menjadi 70,8 tahun pada tahun 2015 (Proyeksi

Penduduk Indonesia 2010-2035, Badan Pusat Statistik 2013) dan selanjutnya diproyeksikan

terus bertambah, mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia secara signifikan

di masa yang akan datang.2

Indonesia termasuk negara berstruktur tertua, hal ini dapat dilihat dari persentasi

penduduk lansia tahun 2008,2009 dan 2012 telah mencapai diatas 7% dari keseluruhan

penduduk. Jika dilihat dari sebaran penduduk lansia menurut provinsi, persentase penduduk

lansia di Sumatera Barat menempati posisi ke 6 dari 33 provinsi di Indonesia, yaitu sebesar

8,09%.1

Pada abad ke 21 tantangan khusus bidang kesehatan dari terus meningkatnya jumlah

lansia yaitu timbulnya masalah degenerative dan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti

diabetes, hipertensi dan gangguan-gangguan kesehatan jiwa yaitu depresi, demensia,

gangguan cemas, sulit tidur. Penyakit-penyakit tersebut, akan menimbulkan masalah jika

3
tidak diatas atau tidak dilakukan pencegahan, karena ini akan menjadi penyakit kronis dan

multi patologis. Di Indonesia, apabila permasalahan lansia ini tidak ada aksi atau kesadaran

dari semua stakeholder termasuk layanan sosial, maka akan menimbulkan ancaman triple

burden, yaitu jumlah kelahiran bayi yang masih tinggi, masih dominannya penduduk muda

dan jumlah lansia yang terus meningkat. 3

Masalah utama bagi para lanjut usia adalah pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan,

oleh karena itu perlu dikembangkan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan upaya

peningkatan, pecegahan dan pemeliharaan kesehatan disamping upaya penyembuhan dan

pemulihan. Pada tahun 2000 Kementrian Kesehatan mulai mengembangkan konsep

pelayanan kesehatan santun lanjut usia diseluruh Indonesia. Konsep ini mengutamakan

upaya pembinaan kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan di

masyarakat untuk mewujudkan lanjut usia sehat, aktif, mandiri dan produktif melalui upaya

pembinaan yang intensif dan berkesinambungan dengan menggunakan wadah Kelompok

Usia Lanjut .2

Dibentuknya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia yang merupakan wadah

pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia

yang proses pembentukan dan pelaksanaanya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga

swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta,

organisasi sosial dan lain-lain dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya

promotif dan preventif. Di samping pelayanan kesehatan, posyandu lansia juga memberikan

pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olahraga, seni budaya dan pelayanan

lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui

peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. 4

4
Kota padang telah menjalankan program posyandu lansia ini, Jumlah posyandu lansia di

Kota Padang sebanyak 212 pos dengan jumlah kader 650 orang. Setiap pos dengan 3 orang

kader. Cakupan pelayanan lansia di kota Padang pada tahun 2016 sebanyak 17,85%.

Cakupan pelayanan lansia rendah karena menurunnya partisipasi lansia ke posyandu lansia.5

Pelaksanaan posyandu lansia yang berjalan dengan baik akan memberikan kemudahan

bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup

masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal. Berbagai kegiatan dan

program posyandu lansia sangat baik dan banyak memberikan manfaat. Puskesmas Andalas

juga telah melaksanakan program posyandu lansia ini, yang tersebar di 8 kelurahan, oleh

karena itu penulis tertarik untuk mengetahui program posyandu lansia di Puskesmas Andalas

Padang.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana pelaksanaan posyandu lansia di Puskesmas Andalas Padang?

b. Apa masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan posyandu lansia di Puskesmas

Andalas?

c. Apa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pelaksanaan posyandu

lansia di Puskesmas Andalas?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui program posyandu lansia di Puskesmas Andalas Padang.

1.3.2 Tujuan Khusus

5
a. Mengetahui pelaksanaan program posyandu lansia di Puskesmas Andalas Padang.

b. Mengetahui permasalahan pelaksanaan program posyandu lansia di Puskesmas

Andalas Padang.

c. Mengetahui intervensi untuk pemecahan masalah posyandu lansia di Puskesmas

Andalas Padang

1.4 Metode Penelitian

Metode penulisan makalah adalah tinjauan pustaka yang merujuk pada berbagai literatur,

laporan tahunan puskesmas Andalas, dan diskusi bersama pemegang program.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanjut Usia (Lansia)

2.1.1 Definisi Lanjut Usia

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia umur 60 tahun. Pra lanjut usia

adalah seseorang yang berumur 45-59 tahun.6 Lanjut usia resiko tinggi yaitu diatas 70

tahun atau 60 tahun dengan masalah kesehatan.3

2.1.2 Masalah Kesehatan

Meningkatnya jumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai permasalahan yang

kompleks bagi lanjut usia itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Secara alami

proses menjadi tua mengakibatkan para lanjut usia mengalami perubahan fisik dan mental

yang mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya. Transisi demografi kearah menua

akan diikuti oleh transisi epidemiologi ke arah penyakit degenerative seperti rematik,

diabetes, hipertensi, jantung coroner, neoplasma. Angka kesakitan lanjut usia tahun 2009

sebesar 30,46% artinya bahwa setiap 100 orang lanjut usia, sekitar 30 orang diantaranya

mengalami sakit. 6

Gangguan yang sering menjadi masalah terhadap kemandrian lanjut usia dikenal dengan

istilah “14 I” yaitu immobilisasi ( berkurangnya kemampuan gerak), instabilitas postural

(berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), intelekctual impairment (gangguan

intelektual), isolation (depresi), insomnia (susah tidur), inkontinensia urine (mengompol),

impotence (impotensi), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), infection

(infeksi), inanition (kurang gizi), irritable colon (gangguan saluran cerna), iatrogenesis

(menderita penyakit akibat obat-obatan), impaction (konstipasi), impairment of vision,

7
hearing taste, smell, communication, convalescence, skin intergrity (gangguan panca indra,

komunikasi, penyembuhan dan kulit), impecunity (berkurangnya kemampuan keuangan).

Kemunduran fungsi tubuh dan kemunduran peran akan sangat berpengaruh pada

kemandirian lanjut usia. 6

Menurut Kementerian Kesehatan, sampai saat ini jumlah Puskesmas Santun Lanjut Usia

dan rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan geriatric juga masih terbatas.

Pelayanan geriatric di Rumah Sakit sebagian besar berada di perkotaan, padahal 65,7%

para lanjut usia berada di pedesaan. Dari data Kementerian Sosial, jumlah penduduk lanjut

usia yang terlayani melalui panti, dana dekonsentrasi, Pusat Santunan Keluarga

(PUSAKA), jaminan sosial, organisasi sosial lannya hanya 3,09% dari total penduduk

lansia terlantar.

2.1.3 Klasifikasi Lansia

Pemberian pelayanan kesehatan kepada lanjut usia dilakukan mengacu pada hasil

penapisan dan pengelompokkan berdasarkan status fungsional dikelompokkan menjadi:3

a. Lanjut usia mandiri/ketergantungan ringan

Mengikuti kegiatan lanjut usia secara aktif. Harus diberdayakan agar tetap sehat dan

mandiri selama mungkin.

b. Lanjut usia dengan ketergantungan sedang

Mendapatkan intervensi program layanan home care atau dirujuk ke rumah sakit.

Pelayanan kesehatan yang diberikan naik di fasilitas pelayanan tingkat pertama,

maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan akan disesuaikan dengan

kebutuhan kondisi kesehatan lanjut usia.

8
c. Lanjut usia dengan ketergantungan berat dan total yang masing-masing kelompok

mendapat intervensi program berbeda.

Terdapat klasifikasi lain dari lansia yaitu:7

1. Pralansia (presenilis)

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun

2. Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

3. Lansia resiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang yang berusia 60 tahun atau

lebih dengan masalah kesehatan

4. Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegaitan yang dapat

menghasilkan barang/jasa

5. Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung bantuan

orang lain.

2.1.4 Situasi Lansia di Indonesia

Salah satu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan pelayanan kesehatan adalah

penduduk lanjut usia. Penduduk lanjut usia secara biologis mengalami penuan secara terus

menerus dengan ditandai menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap serangan

penyakit yang dapat menyebabkan kematian.

9
Gambar 2.1 Angka Kesakitan Lansia Menurut Tipe Daerah di Indonesia8

Dapat dilihat pada gambar 2.1 bahwa angka kesakitan lansia pada tahun 2015 sebesar

28,62% , artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 28 orang diantaranya

mengalami sakit. 8

Berbagai upaya dilakukan penduduk untuk menjaga kesehatan lansia, baik oleh lansia

yang sakit secara mandiri maupun oleh keluarganya yang masih sehat. Upaya menjaag

kesehatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan berobat sendiri, berobat jalan

maupun rawat inap

Masih banyak lansia yang tidak berobat jalan yaitu sebesar 27,84%. Sebagian besar yang

menjadi alasan penduduk lansia tidak mau berobat jalan adalah dengan mengobati sendiri

sebesar 54,06%. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.2.

10
Gambar 2.2 Persentase Lansia Sakit yang Tidak Berobat Jalan 8

2.2 Posyandu Lansia

2.2.1 Definisi Posyandu Lansia

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut usia adalah suatu wadah pelayanan kepada

lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh

masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sector pemerintah dan

non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan

kesehatan pada upaya promotif dan preventif.6 Disamping pelayanan kesehatan, di

Posyandu Lansia dapat diberikan pelayanan sosial, agama, prndidikan, keterampilan,

olahraga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam

rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan

mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.

Agar pelaksanaan kegiatan posyandu berjalan efisien dan efektif dibutuhkan:6

1. Organisasi yang tertata baik

11
Organisasi kemasyarakatan non structural yang berdasarkan asas gotong royong

untuk sehat dan sejahterah. Organisasi posyandu lansia ini dapat juga dibentuk oleh

kelompok seminat dalam masyarakt misalnya Club Jantung Sehat, Majelis Ta’lim,

dan lain-lain, organisasi profesi, institusi pemerintahan/swasta, LSM

Gambar 2.3 Salah Satu Bentuk Organisasi Posyandu

2. Sumber daya manusia yang mempunyai ilmu dan kemampuan

Tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya 8 orang namun bisa

kurang dengan penyesuaian. Kepengurusan dianjurkan adalah:

a. Ketua Posyandu

b. Sekretaris

c. Bendahara

d. Kader sekitar 5 orang

 meja 1 tempat pendaftaran

12
 meja 2 tempat penimbangan dan pencatatan berat badan, pengukuran dan

pencatatan tinggi badan serta penghitungan indeks masa tubuh

 meja 3 tempat melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan

sederhana (tekanan darah, gula darah, Hb dan pemberian vitamin, dan

lain-lain)

 meja 4 tempat melakukan kegiatan konseling (kesehatan, gizi dan

kesejahteraan)

 meja 5 tempat memberikan informasi dan melakukan kegiaan sosial

(pemberian makan tambahan, bantuan modal, pendampingan dan lain-lain

sesuai kebutuhan)

3. Tugas dan fungsi yang jelas dari masing-masing petugas posyandu

Kader memegang peranan penting dalam posyandu

 Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan

 Memobilisasi sasaran pada hari pelayanan posyandu

 Melakukan pendaftaran sasaran pada pelayanan posyandu lanjut usia

 Melaksanakan kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi

badan para lanjut usia dan mencatatnya dalam KMS atau buku pencatatan

lainnya

 Membantu petugas dalam pelaksanan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan

lainnya

 Melakukan penyuluhan (kesehatan, gizi, sosial, agama dan karya) sesuai

minat

13
4. Mekanisme kerja yang baik meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan

evaluasi.

Untuk memberikan pelayanan kesehatan dan sosial yang prima terhadap lanjut usia di

kelompoknya, dibutuhkan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang benar dan

tepat waktu serta pengendalian yang akurat.

a. Perencanaan

Dibutuhkan data-data jumlah penduduk dan KK di wilayah cakupan, kondisi

sosial ekonomi penduduk di wilayah cakupan, jumlah lanjut usia keseluruhan

(perkelompok umur), kondisi kesehatan lanjut usia di wilayah cakupan, jumlah

lanjut usia yang mandiri, jumlah lanjut usia yang cacat, jumlah lanjut usia

terlantar, rawan terlantar, dan tidak terlantar, jumlah lanjut usia yang produktif,

jumlah lanjut usia yang mengalami tindakan penelantaran, pelecehan, pengucilan

dan kekerasan.

Rencana yang perlu disusun adalah:

 Frekuensi kegiatan posyandu lanjut usia

 Jenis kegiatan posyandu

 Tenaga pelaksana kegiatan

 Biaya kegiatan posyandu

 Pengembangan kegiatan lanjut usia

b. Pelaksanaan

Pelaksaan sesuai perencanaan yang telah disepakati.

c. Pengendalian

14
Pengendalian dilakukan dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi untuk

mengetahui tingkat keberhasilan ataupun pengembangan, serta hambatan dan

peluang.

Indikator yang diperlukan dalam pengendalian

 Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan

 Kehadiran kader

 Pelayanan kesehatan

 Frekuensi pelaksanaan senam

 Frekuensi pelaksanaan pengajian/kebaktian

 Kegiatan usaha ekonomi produktif

 Kegiatan penghapusan buta aksara

 Rekreasi

 Kegiatan peningkatan pendidikan dan keterampian

 Ketersediaan dana untuk penyelenggaraan kegiatan.

2.2.2 Tujuan Posyandu Lansia

Tujuan umum yaitu:7

1. Untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut di

masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdayaguna bagi keluarga

2. Meningkatkan pelayanan dan peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam

pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat dengan

usia lanjut

Tujuan khusus yaitu:

1. Meningkatkan kesadaran para lansia untuk membina diri sendiri

15
2. Membina kesehatan dirinya sendiri

3. Meningkatkan mutu kesehatan lansia

4. Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia

2.2.3 Sasaran Posyandu Lansia

Sasaran dari posyandu lansia yaitu

1. Sasaran lansung

Sasaran lansung yaitu

a. Pra lanjut usia 45-59 tahun

b. Lansia 60-69

c. Lansia resiko tinggi yang lebih dari 70 tahun

2. Sasaran tidak lansung

Sasaran tidak lansung yaitu

1. Keluarga dimana lansia berada

2. Masyarakat dimana lansia berada

3. Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan lansia

4. Petugas kesehatan yang melayani ksehatan lansia

5. Petugas lain yang menangani kelompok lansia

6. Masyarakat luas

2.2.4 Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia

Kegiatan posyandu lansia dilakukan satu kali dalam sebulan. Kegiatan mencakup upaya

perbaikan kesehatan yaitu:

1. Kegiatan promotif

16
Penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan gairah hidup lansia. Penyuluhan kesehatan

mengenai perilaku hidup sehat, pengetahuan tentang gizi lansia, pengetahuan tentang

proses degeneratif.

2. Kegiatan preventif

Bertujuan sedini mungkin pencegahan terjadinya penyakit dan komplikasi dari proses

degenerative. Kegiatan yang dilakukan berupa deteksi dini kesehatan lansia baik di

posyandu maupun di puskesmas. instrument yang digunakan yaitu Kartu Menuju Sehat

(KMS) lansia dan Buku Pemantauan Kesehatan Pribadi Lanjut Usia.

Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu

a. Kegiatan pengukuran IMT

b. Pemeriksaan tekanan darah minimal sekali sebulan

c. Pemeriksaaan Hb, gula darah, kolesterol darah.

d. Kegiatan aktivitas fisik/ senam yang dilakukan minimal 1x seminggu.

3. Kegiatan kuratif

Dapat melakukan perujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas

pembantu dan puskesmas

4. Kegiatan rehabilitative

Upaya pengembalian kepercayaan diri pada lansia

2.2.5 Peran Lintas Sektor

a. Pemerintah

 Kecamatan

Terdapat berbagai bidang yang dapat berperan yaitu bidang spiritual yang dapat

membantu meningkatkan ketaatan beragama dan memperbaiki kesehatan

17
mental lanjut usia sehinga dapat meningkatkan gairah hidup dan mensyukuri

kehidupan; bidang kesehatan sangat berperan besar dalam penyuluhan, deteksi

dini penyakit, pengobatan dan rujukan; bidang seni budaya, olahraga dan

rekreasi; bidang kesejahteraan, sosial, dan ekonomi; bidang pendidikan dan

keterampilan dan lain-lain.

 Kelurahan/Desa

Berperan untuk pembinaan lanjut usia, pelaporan dan pembinaan posyandu

b. Masyarakat

 LSM

Berperan dalam komunikasi, konsultasi dan koordinasi kegiaatn kelanjut-

usiaan.

 Dunia Usaha

Sangat penting dalam pelaksanaan dan pengembangan kegiatan posyandu.

Dukungan dapat berupa dana, perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan

dalam kegaitan posyandu.

 Kader Posyandu

Dipilih dari anggota masyarakt, baik dari lanjut usia itu sendiri maupun

c. Keluarga

Peran keluarga dalam pembinaan lanjut usia antara lain:

 Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi lanjut usia di rumah

seusai dengan keadaannya

 Pemenuhan kebutuhan gizi lanjut usia sehari-hari

18
 Memberikan akses bagi lanjut usia unutk ikut serta dalam kegiatan posyandu

lanjut usia

 Membantu lanjut usia untuk mencari pelayanan kesehatan apabila sakit

 Memberikan kesempatan bagi lanjut usia untuk tetap berperan dalam keluarga

sesuai dengan kemampuannya.

19
BAB III
ANALISIS SITUASI

3.1. Gambaran Umum Puskesmas Andalas

Puskesmas Andalas merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kesehatan

Kota Padang yang terletak di jalan raya Andalas, Kelurahan Andalas, Kecamatan Padang

Timur Kota Padang. Sebagai salah satu puskesmas, Puskesmas Andalas berperan

menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan, kemauan

bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Selain itu

puskesmas juga berfungsi sebagai alat penggerak dalam mewujudkan masyarakat yang

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakt serta pusat pelayanan

kesehatan strata pertama.

3.2. Posyandu Lansia

3.2.1. Gambaran Posyandu Lansia

Wilayah kerja Puskesmas Andalas terbagi dalam 10 kelurahan.

Tabel 3.1 Daftar Posyandu Lansia di Puskesmas Andalas

No Nama Kelurahan Nama Posyandu

1 Jati Baru Kenanga

Seruni

2 Kubu Marapalam Sehati

3 Kubu Dalam Parak Karakah Bina Lansia

4 Parak Gadang Timur Air Mati

Air Camar

20
Aur Duri

5 Andalas Andalas Barat

Andalas Timur

6 Ganting Parak Gadang Ayah Bunda

7 Sawahan Timur Kereta Senja

8 Sawahan Resti Angkasa

Sumber: Laporan Koordinator Program Lansia

Dari tabel 3.1 dapat dilihat pembagian posyandu sesuai kelurahan di wilayah kerja

puskesmas andalas. Dari total 10 kelurahan, terdapat 2 kelurahan yang tidak memiliki

posyandu lansia yaitu kelurahan Jati dan kelurahan Simpang Haru. Hingga saat ini

puskesmas Andalas memilki 13 kelompok lansia dan total 41 kader yang tersebar di 8

kelurahan.

Tabel 3.2 Program Kesehatan Lansia

Puskesmas Andalas Tahun 2017

No. URAIAN JUMLAH

I. Data Dasar

1. Jumlah Penduduk 64.432

2. Jumlah Lansia 4.700

3. Jumlah desa/kel. yang ada 10

4. Jumlah desa/kel. yang dibina 10

21
5. Jumlah Puskesmas yang membina Lansia 5

6. Jumlah kelompok lansia yang ada 15

7. Jumlah kelompok lansia yang dibina 15

8. Jumlah Panti yang ada -

9. Jumlah Panti yang dibina -

10. Jumlah Kader 24

I. 1 Jumlah frekwensi kegiatan kelompok lansia

a. Senam /aerobik/latihan kesejahteraan jasmani 60

b. Penyuluhan Kesehatan/gizi 180

c. Pemeriksaan berkala

d. Pembinaan mental

e. Rekreasi 1

f. Lain-lain

2 Jumlah lansia yang dibina & dirujuk ke puskesmas 16

3 Jumlah lansia yang dibina & dirujuk ke RS

4 Jumlah kunjungan rumah oleh petugas 40

5 Jumlah kunjungan kelompok lansia oleh petugas 15

6 Jumlah kunjungan ke Panti oleh petugas

7 Jumlah lansia dengan penyakit :

a. Hipertensi 2.034

b. sistem otot 615

c. diabetes 805

d. vertigo 362

22
e. Mata 382

f. penyakit infeksi kulit 373

g. Gastritis 581

h. Ispa 1.267

i. TB paru 89

j. Alergi Kulit 193

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2017

Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat total lansia di puskesmas Andalas adalah 4.700, yang

berarti 7,29% dari total penduduk di wilayah kerja Puskesmas Andalas.

5000 4700 4700 4700 4700 4700 4700 4700 4700

4500 4197 4197 4197 4197

4000

3500

3000

2500
Capaian
2000
Sasaran
1500

1000
306 321 336 303 299 299 307 302 304 271 302 299
500

Gambar 3.1 Laporan Hasil Kunjungan Posyandu Lansia Tahun 2017

23
Berdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat kunjugan tiap bulan dari lansia posyandu lansia.

Dapat dilihat bahwa setiap bulannya kunjungan tidak ada yang mencapai target 70% dati

target jumlah lansia di wilayah kerja puskesmas andalas.

1200

1000 963
774
619
800 757

600 470
430 Sasaran Lansia

400 372 Jumlah Lansia Punya KMS


315
Jumlah Kunjungan
170
200
80 100
90 70
45 43 52 50 50 35 35
0 10 10 22 10

Gambar 3.2 Laporan Kunjungan Posyandu Lansia Bulan Desember 2017

Berdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa dari 8 kelurahan dengan posyandu lansia

tidak ada posyandu lansia yang mencapai target kunjungan pada data bulan Desember 2017.

3.3. Masalah Kesehatan

Berdasarkan laporan tahunan penyakit yang diderita lansia di wilayah kerja puskesmas

andalas yaitu:

Penyakit terbanyak yaitu: hipertensi sebesar 43% kasus

Penyakit terendah yaitu : TB paru sebesar 1,8% kasus

24
3.4. Kegiatan

Tabel 3.2 POA Program Lansia tahun 2017

No Kegiatan Penanggung Jawab Sumber Dana

1 Pendataan Lansia Pustu, Pembina Wilayah -

2 Pembinaan Penanggung Jawab -

Posyandu Lansia Program

3 Pelaksanan Penanggung Jawab BOK

Posyandu Lansia Program

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diliat kegiatan yang direncang untuk kegiatan program lansia.

Sumber dana berasal pelaksanaan posyandun lansia berasal dari BOK namun dananya ini

hanya untuk biaya petugas saja.

25
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Komponen Input

a. Tenaga

Tenaga posyandu terdiri dari petugas kesehatan dari puskesmasdan kader dari

posyandu lansia. Pada masing-masing posyandu memiliki 2 petugas dari puskesmas

yang akan mengkoordinir dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan posyandu

diwilayahnya. Kader berasal dari masyarakat yang akan membantu pihak puskesmas

dalam pelaksanaan posyandu. Tidak ada pelatihan khusus yang diterima oleh pihak

puskesmas maupun dari pihak kader terkait pelayanan dan pelaksanaan posyandu

lansia ini. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan dapat diberikan

dengan cara memberikan pelatihan kepada petugas puskesmas dan kader dari

posyandu.

b. Dana

Sumber dana untuk pelaksanaan posyandu lansia ini berasal dari BOK. Namun,

pendanaan ini hanya untuk jasa petugas dari puskesmas saja. Tidak adanya dana

khusus yang diberikan untuk pelaksanaan program dari posyandu ini sehingga

membatasi kegiatan yang dapat dilakukan oleh pihak puskesmas maupun dari

masyarakatnya. Beberapa posyandu memiliki sumber dana tambahan yang berasal

dari sumbangan warga untuk mendukung kegiatan posyandu.

c. Sarana dan prasarana

26
Kegiatan dilaksanakan di masjid, rumah warga maupun PAUD disekitar wilayah

posyandu. Belum ada tempat khusus untuk melaksanakan kegiatan ini. Sarana dan

prasarana kegaitan berupa peralatan kesehatan yang disediakan puskesmas seperti

timbangan, stetoskop, tensimeter.

4.2. Komponen Proses

a. Penyuluhan tentang kesehatan

Penyuluhan tentang kesehatan pada posyandu lansia dilakukan secara rutin oleh

petugas dari puskesmas. Penyuluhan disesuaikan dengan penyakit yang terbanyak

saat itu. Kegiatan penyuluhan biasa dilakukan setelah senam.

b. Pemeriksaan tentang kesehatan

Kegiatan yang rutin dilakukan di posyandu yaitu pengukuran TB, BB, IMT, tensi. 2

tahun terakir ini juga dilakukan pengobatan di posyandu lansia, namun hal ini

nantinya akan diganti dengan pemeriksaan gula darah dan kolesterol. Kegiatan

posyandu ini dilakukan 1x/bulan.

c. Keagamaan

Belum ada kegiatan posyandu yang terfokus keagamaan kepada lansia.

d. Olahraga dan rekreasi

Senam rutin dilakukan bergabung dengan Prolanis 2x/ minggu yang dilakukan di

belakang puskesmas. kegiatan ini hanya terfokus di satu tempat sebagai pusatnya,

jadi menyulitkan untuk lansia yang jauh dari tempat ini.

27
4.3. Komponen Output

Pelaksanaan posyandu lansia ini masih cukup rendah karena belum mencapai target

kunjungan dari dinas kesehatan yaitu sebesar 70%. Penyebab rendahnya kunjungan ini

yaitu karena kurangnya sosialisasi dari program ini, sehingga banyak masyarakat yang

tidak mengetahui adanya kegaitan posyandu lansia, peran aktif dari pihak puskesmas

untuk meningkatkan kunjungan

28
BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

1. Program posyandu lansia di Puskesmas Andalas antara lain penyuluhan kesehatan,

pemeriksaan kesehatan sederhana berkala, kegiatan olahraga (senam lansia)

2. Permasalahan pada posyandu lansia yaitu tidak terpenuhinya seluruh kelurahan dengan

posyandu lansia, kurang idealnya jumlah posyandu lansia dibandingkan dengan jumlah

total lansia yang ada, tidak ada pelatihan khusus yang diterima oleh pihak posyandu

lansia maupun kader, kurangnya jumlah kunjungan lansia ke posyandu lansia.

3. Akan dilakukan pemenuhan posyandu lansia diseluruh kelurahan yang ada

5.2. Saran

1. Menambah jumlah posyandu lansia seusai total kelurahan yang ada di Kecamatan

Padang Timur

2. Memberikan pelatihan kepada kader dan pihak puskesmas terkait kesehatan lansia

3. Melakukan penyuluhan kepada warga akan adanya kegiatan posyandu lansia dengan

dibantu oleh pihak kader. Bisa diumumkan kegiatan posyandu lansia ini melalui

pengumuman di masjid-mesjid maupun melalui kegiatan arisan atau pkk yang ada di

daerah tersebut.

4. Menambah kegiatan di posyandu lansia, seperti menambahkan pemeriksaan gula darah,

kolesterol dan lain lain, mengadakan perlombaan bagi lansia seperti jalan santai, lomba

senam

29
DAFTAR PUSTAKA

1. RI, Kementrian Kesehatan. "Gambaran Kesehatan Lanjut usia di Indonesia." Buletin


Jendela Data dan Informasi Kesehatan, 2013: 1-40.
2. RI, Kementrian Kesehatan. "Populasi Lansia diperikirakan Terus Meningkat Hingga
2020." 07 2018: 1-2.
3. RI, Menteri Kesehatan. "Peraturan Menteri Kesehatan RI No 25 Tahun 2016 Tentang
Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019." 2016: 1-97.
4. RI, Kementerian Kesehatan. "Situasi dan Analisis Lanjut Usia ." Infodatin, 2016: 1-8.
5. Padang, Dinas Kesehatan Kota. Laporan Tahunan . Padang : Dinas Kesehatan Kota
Padang , 2017.
6. Komite Nasioanal Lanjut Usia . Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lansia. Jakarta, 2010.
7. RS, Maryam. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya . Jakarta: Salemba Medika,
2012.
8. Kementerian Kesehatan RI. "Analisis Lansia di Indonsia." Jakarta, 2017.

30

Anda mungkin juga menyukai