Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PELAYANAN KESEHATAN PRIMER 1

POSYANDU LANSIA

Oleh :

Dhea Elfira Maulidina


P07120118012

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TINGKAT 3A / SEMESTER V
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmatnya yang telah diberikan kepada
kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “POSYANDU
LANSIA” yang merupakan tugas pada Semester V dalam mata kuliah PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER 1 guna memenuhi kegiatan belajar mengajar.
Saya mengucapkan terima kasih pada dosen yang telah memberikan
bimbingannya dan teman – teman yang memberikan dukungan dan masukannya
kepada saya dalam menyelesaikan tugas ini, sehingga tugas ini dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya.
Namun sebagai manusia biasa, saya tentunya tak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, saran serta kritik yang membangun senantiasa saya terima sebagai acuan
untuk tugas-tugas saya selanjutnya.

Mataram, 7 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................4
A. Pengertian Posyandu Lansia..........................................................................4
B. Tujuan Posyandu Lansia................................................................................5
C. Manfaat Posyandu Lansia..............................................................................7
D. Sasaran Posyandu Lansia...............................................................................7
E. Kegiatan Posyandu Lansia.............................................................................7
F. Mekanisme Posyandu Lansia.........................................................................8
G. Masalah Kesehatan pada Lansia....................................................................9
H. Kader Posyandu Lansia..................................................................................12
I. Penilaian Keberhasilan Upaya Pembinaan Lansia Melalui
Posyandu Lansia.............................................................................................16
J. Permasalahan Posyandu pada Lansia.............................................................17
BAB III
PENUTUP..................................................................................................................20
A. Kesimpulan....................................................................................................20
B. Saran...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan masyarakat Indonesia yang beragam sangat dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakat dari usia dini. Pemerintah telah memperhatikan
kelangsungan perkembangan usia dini ini dengan mengoptimalkan berbagai
bentuk pengembangan di usia muda, seperti peningkatan mutu pendidikan,
pengembangan pola-pola intelektual, pola pendidikan moral dan banyak aspek
lainnya. Hal ini tentu saja menggembirakan, meskipun tidak bisa menjadi
jaminan bahwa upaya tersebut dapat meningkatkan kualitas generasi
selanjutnya.
Lansia sering dianggap sebagai golongan yang lemah, tetapi
sesungguhnya lansia memiliki peran yang berarti bagi masyarakat. Lansia
memiliki penalaran moral yang bagus untuk generasi dibawahnya. Lansia
memiliki semacam gairah yang tinggi karena secara alami, manusia akan
cenderung memanfaatkan masa-masa akhirnya secara optimal untuk
melakukan pewarisan nilai dan norma. Hal ini justru mempermudah kita
untuk membina moral anak-anak.
Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan
kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan
menimbulkan ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis,
semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2010). Jika ini terjadi maka keadaan
masyarakat juga terganggu, dimana lansia sebagai penguat transformator nilai
dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas. Banyak contoh yang
terjadi dimasyarakat kita, dimana lansia berlaku yang kurang sopan atau
bahkan kurang beradab sehingga secara tidak langsung akan mengganggu
ketentraman kehidupan bermasyarakat. Lansia di Indonesia, menurut
Depkomindo 2010, pada tahun 2008 berjumlah 23 juta orang, sedangkan
lansia yang terlantar mencapai 1,7 juta sampai 2 juta orang.

1
Wujud dari usaha pemerintah ini adalah dicanangkannya pelayanan
bagi lansia melalui beberapa jenjang yaitu pelayanan kesehatan ditingkat
masyarakat adalah Posyandu Lansia. Pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar
adalah Puskesmas, dan pelayanan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.
Dengan demikian, posyandu lansia sangat kita perlukan, dimana
posyandu lansia ini dapat membantu lansia sesuai dengan kebutuhannya dan
pada lingkungan yang tepat, sehingga para lansia tidak merasa lagi terabaikan
didalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan posyandu lansia ?
2. Apa saja tujuan dari posyandu lansia ?
3. Apa manfaat posyandu lansia ?
4. Siapa saja sasaran posyandu lansia ?
5. Bagimana kegiatan posyandu lansia ?
6. Bagaimana mekanisme pelayanan posyandu lansia ?
7. Apa saja masalah kesehatan pada lansia ?
8. Bagaimana konsep kader posyandu lansia ?
9. Bagaimana penilaian keberhasilan posyandu lansia ?
10. Bagaimana permasalahan pada posyandu lansia ?
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian posyandu lansia
2. Untuk mengetahui tujuan dari posyandu lansia
3. Untuk mengetahui manfaat posyandu lansia
4. Untuk mengetahui sasaran posyandu lansia
5. Untuk mengetahui kegiatan posyandu lansia

2
6. Untuk mengetahui mekanisme posyandu lansia
7. Untuk mengetahui masalah kesehatan pada lansia
8. Untuk mengetahui konsep kader posyandu lansia
9. Untuk mengetahui penilaian keberhasilan posyandu lansia
10. Untuk mengetahui permasalahan pada posyandu lansia

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Posyandu Lansia
Menurut Kemenkes (2011), posyandu Lansia adalah pos pelayanan
terpadu untuk masyarakat lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, dan di gerakkan oleh masyarakat agar lanjut usia mendapatkan
pelayanan kesehatan yang memadai dan merupakan kebijakan pemerintah
untuk pengembangan pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran
serta lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial.
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu
lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui
pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
Posyandu juga merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk
bersama-sama menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat
untuk melaksanakan, memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan
sesuai kebutuhan dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara
umum (Henniwati, 2008).
Posyandu lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada usia lanjut di
masyarakat dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor
pemerintahan, non pemerintahan, swasta, organisasi sosial dan lain-lain,
dengan menitik beratkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif
(KomNas, 2010).

4
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat di mana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu lansia merupakan pengembangan dan kebijakan pemerintah melalui
pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat, dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Sunaryo, 2015)
Jadi, Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan
yang berada di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut.
B. Tujuan Posyandu Lansia
Menurut Erfandi (2008), Tujuan Posyandu Lansia secara garis besar adalah :
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
lansia.
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta dalam pelayanan kesehatan, disamping meningkatkan komunikasi
antara masyarakat usia lanjut.
Tujuan pengadaan program posyandu lansia yaitu :
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
lansia
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi
antara masyarakat usia lanjut
3. Supaya kesehatan para lansia terjaga dengan baik dan terkontrol.
Dengan begitu akan menurunnya angka kematian lansia pada usia 50– 65
tahun Sedangkan inovasi yang akan dilakukan yaitu :

5
1. Sosialisasi posyandu lansia ke masyarakat dan pendekatan ke keluarga
lansia Adanya sosialisasi ini tentunya sangat mendukung dalam
memberikan pengertian ke masyarakat mengenai pentingnya pos
pelayanan terpadu lansia ini. Serta pendekatan dalam keluarga lansia juga
berpengaruh agar keluarga juga memberikan dukungan untuk lansia
supaya memu mengikuti kegiatan dalam posyandu ini. Selain dukungan
tentunya ada usaha dari si anak untuk mau mengantarkan lansia ke tempat
pelayanan. Terlebih lagi sekarang ini banyak sekali anak–anak yang tidak
memperhatikan keadaan orang tuanya (lansia), yang mereka tau
memberikan makan tempat dan pakaian untuk lansia itu sudah cukup
tanpa memberikan adanya pemeriksaan kesehatan dan kondisi psikis
lansia.
2. Jemput lansia atau tangani ditempat Apabila jarak rumah dengan tempat
posyandu jauh dan tidak memungkinkan lansia untuk pergi sendiri serta
tidak ada kerabat yang mengantar, maka lansia tersebut akan dijemput
oleh petugas pelayanan secara gratis. Dengan begitu tidak ada lagi yang
dikhawatirkan lansia bagaimana caranya untuk ketempat posyandu.
Sedangkan tangani ditempat maksudnya adalah petugas mengadakan
pelayanan posyandu di rumah lansia karena tidak mampunya si lansia
untk berjalan dalam artian si lansia itu sudah tidak mampu lagi untuk
melakukan kegiatan apa– apa. Jadi, petugas hanya memeriksa tekanan
darah, hemoglobin, kandungan putih telur, kandungan gula dalam air seni
serta penyuluhan kesehatan.
3. Pelayanan terpadu tanpa pungutan Posyandu lansia didirikan dan
digerakkan tanpa memungut biaya dari para lansia karena telah ada
anggaran dari pemerintah untuk dana kesehatan masyarakat khususnya
lansia. Dengan begitu posyandu lansia akan dapat menjangkau semua
lapisan masyarakat baik lapisan bawah sekalipun. Pelayanan yang
diberikan juga sama rata tidak membeda– bedakan, karena lansia

6
tergolong mudah tersinggung apabila merasa dia dibedakan oleh petugas
dan itu justru akan memperburuk keadaan emosional si lansia.
4. Tengok lansia selain pemeriksaan khusus ditempat posyandu atau di
puskesmas setempat, juga terdapat program menengok kegiatan lansia
dirumah– rumah mereka. Petugas dating kerumah lansia, meneliti apa
saja yang dilakukan oleh lansia dan bagaimana cara keluarga mereka
mamperlakukan mereka dirumah. Untuk mempermudah petugas dalam
memberikan tindak lanjut dari lansia tersebut.
C. Manfaat Posyandu Lansia
Manfaat dari posyandu lansia adalahpengetahuan lansia menjadi
meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong
minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
sehingga lebih percaya diri dihari tuanya.
D. Sasaran Posyandu Lansia
Sasaran posyandu lansia antara lain :
1. Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun),
kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan
resiko tinggi (70 tahun ke atas).
2. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, organisasi
sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
E. Kegiatan Posyandu Lansia
Bentuk pelayanan pada posyandu lansia meliputi pemeriksaan
kesehatan fisik dan mental emosional, yang dicatat dan dipantau dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
atau ancaman masalah kesehatan yang dialami. Beberapa kegiatan pada
posyandu lansia adalah :

7
1. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh
(IMT).
2. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
3. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes melitus).
4. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit ginjal.
5. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir-butir diatas.
6. Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan didalam atau diluar kelompok
dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai
dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan kelompok
usia lanjut.
Selain itu banyak juga posyandu lansia yang mengadakan kegiatan
tambahan seperti senam lansia, pengajian, membuat kerajinan ataupun
kegiatan silahturahmi antar lansia. Kegiatan seperti ini tergantung dari kreasi
kader posyandu yang bertujuan untuk membuat lansia beraktivitas kembali
dan berdisiplin diri.
F. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia tentu saja berbeda dengan
posyandu balita pada umumnya. Mekanisme pelayanan ini tergantung pada
mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah
penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia ini dengan
sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada pula yang hanya 3 meja.
1. Meja I : Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia
yang sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.

8
2. Meja II
Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan
darah.
3. Meja III : Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa
Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan.
4. Meja IV : Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian
makanan tambahan.
5. Meja V : Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari
Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan
ringan.
G. Masalah Kesehatan pada Lansia
Masalah kesehatan pada lansia tentu saja berbeda dengan jenjang umur
yang lain karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-
kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua yaitu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti sel serta mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Dr. Purma Siburian Sp.PD, pemerhati
masalah kesehatan pada lansia menyatakan bahwa ada 14 yang menjadi
masalah kesehatan pada lansia, yaitu :
1. Immobility (kurang bergerak), dimana meliputi gangguan fisik, jiwa dan
faktor lingkungan sehingga dapat menyebabkan lansia kurang bergerak.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan tulang, sendi dan otot,
gangguan saraf dan penyakit jantung.
2. Instability (tidak stabil/ mudah jatuh), dapat disebabkan oleh faktor
intrinsik (yang berkaitan dengan tubuh penderita), baik karena proses

9
menua, penyakit maupun ekstrinsik (yang berasal dari luar tubuh) seperti
obat-obatan tertentu dan faktor lingkungan. Akibatnya akan timbul rasa
sakit, cedera, patah tulang yang akan membatasi pergerakan. Keadaan ini
akan menyebabkan gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri dan
perasaan takut akan terjadi.
3. Incontinence (buang air) yaitu keluarnya air seni tanpa disadari dan
frekuensinya sering. Meskipun keadaan ini normal pada lansia tetapi
sebenarnya tidak dikehendaki oleh lansia dan keluarganya. Hal ini akan
membuat lansia mengurangi minum untuk mengurangi keluhan tersebut,
sehingga dapat menyebabkan kekurangan cairan.
4. Intellectual Impairment (gangguan intelektual/ dementia), merupakan
kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan
ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas
kehidupan sehari-hari.
5. Infection (infeksi), merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting
pada lansia, karena sering didapati juga dengan gejala tidak khas bahkan
asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan.
6. Impairment of vision and hearing, taste, smell, communication,
convalencence, skin integrity (gangguan panca indera, komunikasi,
penyembuhan dan kulit), merupakan akibat dari proses menua dimana
semua panca indera berkurang fungsinya, demikian juga pada otak, saraf
dan otot-otot yang dipergunakan untuk berbicara, sedangkan kulit
menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang
minimal.
7. Impaction (konstipasi=sulit buang air besar), sebagai akibat dari
kurangnya gerakan, makanan yang kurang mengandung serat, kurang
minum, dan lainnya.
8. Isolation (depresi), akibat perubahan sosial, bertambahnya penyakit dan
berkurangnya kemandirian sosial. Pada lansia, depresi yang muncul

10
adalah depresi yang terselubung, dimana yang menonjol hanya gangguan
fisik saja seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang,
gangguan pecernaan, dan lain-lain.
9. Inanition (kurang gizi), dapat disebabkan karena perubahan lingkungan
maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan
untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi sosial (terasing dari
masyarakat), terutama karena kemiskinan, gangguan panca indera;
sedangkan faktor kesehatan berupa penyakit fisik, mental, gangguan
tidur, obat-obatan, dan lainnya.
10. Impecunity (tidak punya uang), semakin bertambahnya usia, maka
kemampuan tubuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan akan semaki
berkurang, sehingga jika tidak dapat bekerja maka tidak akan mempunyai
penghasilan.
11. Iatrogenesis (penyakit akibat obat-obatan), sering dijumpai pada lansia
yang mempunyai riwayat penyakit dan membutuhkan pengobatan dalam
waktu yang lama, jika tanpa pengawasan dokter maka akan menyebabkan
timbulnya penyakit akibat obat-obatan.
12. Insomnia (gangguan tidur), sering dilaporkan oleh lansia, dimana mereka
mengalami sulit untuk masuk dalam proses tidur, tidur tidak nyenyak dan
mudah terbangun, tidur dengan banyak mimpi, jika terbangun susah tidur
kembali, terbangun dini hari-lesu setelah bangun di pagi hari.
13. Immune deficiency (daya tahan tubuh menurun), merupakan salah satu
akibat dari proses menua, meskipun terkadang dapat pula sebagai akibat
dari penyakit menahun, kurang gizi dan lainnya.
14. Impotence (impotensi), merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan
atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan senggama
yang memuaskan yang terjadi paling sedikit 3 (tiga) bulan. Hal ini
disebabkan karena terjadi hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin

11
sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah, baik karena
proses menua atau penyakit.
Data penyakit lansia di Indonesia (umumnya pada lansia berusia lebih
dari 55 tahun) adalah sebagai berikut :
1. Penyakit Cardiovascular
2. Penyakit otot dan persendian
3. Bronchitis, asma dan penyakit respirasi lainnya
4. Penyakit pada mulut, gigi dan saluran cerna
5. Penyakit syaraf
6. Infeksi kulit
7. Malaria
8. Lain-lain (Anonim, 2008)
H. Kader Posyandu Lansia
1. Pengertian Kader
Kader posyandu, menurut Departemen Kesehatan RI (2006) adalah
seseorang atau tim sebagai pelaksana posyandu yang berasal dari dan
dipilih oleh masyarakat setempat yang memenuhi ketentuan dan diberikan
tugas serta tanggung jawab untuk pelaksanakan, pemantauan, dan
memfasilitasi kegiatan lainnya (Henniwati, 2008).
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu.
Padahal ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan
keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam
program pelayanan kesehatan.
2. Tugas Kader Lansia
Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut :
a. Tugas-Tugas Kader

12
1) Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa
tugas – tugas persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka
Posyandu berjalan dengan baik.
2) Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa
tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 meja.
3)  Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa
tugas - tugas setelah hari Posyandu.
b. Tugas-Tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia
Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapa hari
Posyandu, meliputi :
1) Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop,
KMS, alat peraga, obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi
penyuluhan dan lain-lain.
2) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu
para lansia untuk datang ke Posyandu, serta melakukan
pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi masyarakat
(lansia) untuk datang ke Posyandu
3) Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu
menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan
meminta memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari
buka Posyandu.
4) Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas
diantara kader Posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan
3. Organisasi Kader Lansia
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px
kesh (gizi, jiwa, lab), pengobatan sederhana, pemberian suplemen
vitamin, PMT
b. Peningkatan olahraga
c. Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha

13
d. Bimbingan pendalaman agama
e. Pengelolaan dana sehat
f. Pendanaan Kadar Lansia
4. KMS
Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi
kesehatan pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional.
Kegunaan KMS untuk memantau dan menilai kemajuan Kesehatan Usia
Lanjut yang dilaksanakan di kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas. Tata
Cara pengisian KMS :
a. KMS berlaku 2 th, diisi o/ petugas kesh
b. Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera.
Sedangkan pd kunjungan ulang cukup diperiksa sekali sebulan,
kecuali u/ tes laboratorium dperiksa per 3 bulan (Hb, Urine, Protein)
5. Senam Lansia
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan
maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai
tujuan tersebut (Santosa, 1994). Lansia seseorang individu laki-laki
maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho
1999:20). Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur
dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang
dilakukan dengan maksud meningkatkan kemamp meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
a. Manfaat olahraga bagi lansia
Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157)
antara lain :
1) Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
2) Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam
kehidupan (adaptasi)

14
3) Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam
fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalya sakit.
4) Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot
serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, tolerasnsi
latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya peningkatan lemak
tubuh.
5) Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat
mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut.
6) Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa latihan/olah
raga seperti senam lansia dapatmengeliminasi berbagai resiko
penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri
koroner dan kecelakaan. (Darmojo 1999;81)
Senam lansia dilaksanakan disetiap satu bulan sekali pada saat
dilakukan kegiatan posyandu lansia yang dilaksanakan di 22
posyandu lansia yang ada.
6. Komponen aktivitas dan kebugaran
Menurut Darmojo (1999:74) komponen aktivitas dan kebugaran terdiri
dari :
a. Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk
menggambarkan rasa percaya atas keamanan dalam melakukan
aktivitas. Hal ini sangat berhubungan dengan ketidaktergantungan
dalam aktivitas sehari-hari. Dengan keberdayagunaan mandiri ini
seorang usia lanjut mempunyai keberanian dalam melakukan
aktivitas.
b. Latihan Pertahanan (resistence training) keuntungan fungsional atas
latihan pertahanan berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis
latihan yang bertahan, antara lain mengenai kecepatan bergerak
sendi, luas lingkup gerak sendi (range of motion) dan jenis kekuatan.
Yang dihasilkan pada penelitian-penelitian dipanti jompo didapatkan

15
bahwa latihan pertahanan yang intensif akan meningkatkan kecepatan
gart (langkah) sekitar 20% da kekuatan untuk menaiki tangga sebesar
23-38%
c. Daya Tahan (endurance) daya tahan adalah kemampuan seseorang
untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif cukup lama. Pada
lansia latihan daya tahan /kebugaran yang cukup keras akan
meningkatkan kekuatan yang didapat dari latihan bertahan. Hasil
akibat latihan kebugaran tersebut bersifat khas untuk latihan yang
dijalankan (training specifik), sehingga latihan kebugaran akan
meningkatkan kekuatan berjalan lebih dengan latihan bertahan.
d. Kelenturan (flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak
terjadi pada lanjut usia yang sering berakibat kekuatan otot dan
tendon. Oleh karena itu latihan kelenturan sendi merupakan
komponen penting dari latihan atau olah raga bagi lanjut usia.
e. Keseimbangan-keseimbangan merupakan penyebab utama yang
sering mengakibatkan lansia sering jatuh. Keseimbangan merupakan
tanggapan motork yang dihasikan oleh berbagai faktor, diantaranya
input sesorik dan kekuatan otot. Penurunan keseimbangan pada lanjut
usia bukan hanya sebagai akibat menurunya kekuatan otot atau
penyakit yang diderita. Penurunan keseimbangan bisa diperbaiki
dengan berbagai latihan keseimbangan. Latihan yang meliputi
komponen keseimbangan akan menurukan insiden jatuh pada lansia.
I. Penilaian Keberhasilam Upaya Pembinaan Lansia melalui Posyandu
Lansia
Menurut Henniwati (2008), penilaian keberhasilan pembinaan lansia
melalui kegiatan pelayanan kesehatan di posyandu, dilakukan dengan
menggunakan data pencatatan, pelaporan, pengamatan khusus dan penelitian.
Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari :

16
1. Meningkatnya sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya
jumlah orang masyarakat lansia dengan berbagai aktivitas
pengembangannya
2. Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah atau swasta yang
memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia
3. Berkembangnya jenis pelayanan konseling pada lembaga
4. Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia
5. Penurunan daya kesakitan dan kematian akibat penyakit pada lansia
J. Permasalahan pada Posyandu Lansia
Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan posyandu lansia, antara lain :
1. Umumnya lansia tidak mengetahui keberadaan dan manfaat dari
posyandu lansia.
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu lansia jauh atau sulit dijangkau.
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau
posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena
penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam
menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan
atau keselamatan bagi lansia.
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan
lansia untuk datang ke posyandu lansia. Dukungan keluarga sangat
berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti
kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi
lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau
mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal
posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan
bersama lansia. Keluarga, bagi lansia merupakan sumber kepuasan. Data
yang diambil oleh Henniwati (2008) terhadap lansia berusia 50, 60 dan 70
tahun di Kelurahan Jambangan, menyatakan mereka ingin tinggal
ditengah-tengah keluarga. Mereka tidak ingin tinggal di Panti Werdha.

17
Para lansia merasa bahwa kehidupan mereka sudah lengkap, yaitu sebagai
orang tua dan juga sebagai kakek dan nenek, akan tetapi keluarga juga
dapat menjadi frustasi bagi lansia. Hal ini terjadi jika ada hambatan
komunikasi antara lansia dengan anak atau cucu, dimana perbedaan faktor
generasi memegang peranan. Ada juga lansia yang mempunyai
kemandirian yang tinggi untuk hidup sendiri karena keinginan untuk
hidup tanpa merepotkan orang lain.
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi
atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang
baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan
yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap
seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi
dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang
menghendaki adanya suatu respons.
5. Kader Posyandu Lansia. Wahyuna (2008) melakukan penelitian kader di
Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Ngawi. Kader-kader tersebut
hanya bertugas mencatat dan mengurusi masalah konsumsi saja, selain itu
kader juga bekerja tergantung perintah petugas kesehatan tanpa ada
pelatihan lebih lanjut sehingga peran kader dalam kegiatan tersebut belum
optimal. Kader juga harus mampu berkomunikasi dengan efektif, baik
dengan individu atau kelompok maupun masyarakat, kader juga harus
dapat membina kerjasama dengan semua pihak yang terkait dengan
pelaksanaan posyandu, serta untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan lansia pada hari buka posyandu yaitu pendaftaran,
penimbangan, pencatatn/ pengisian KRS, penyuluhan dan pelayanan
kesehatan sesuai kewenangannya dan pemberian PMT, serta dapat
melakukan rujukan jika diperlukan (Departemen Kesehatan RI, 2006).

18
Untuk meningkatkan citra diri kader, maka harus dipehatikan dalam hal
sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas diri sebagai seorang yang dianggap
masyarakat, yang dapat memberi informasi terkini tentang kesehatan
b. Melengkapi diri dengan keterampilan yang memadai dalam
pelayanan di Posyandu
c. Membuat kesan pertama yang baik dan memperhatikan citra yang
positif
d. Menetapkan dan memutuskan perhatian secara cermat pada
kebutuhan masyarakat
e. Menampilkan diri sebagai bagian dari anggota masyarakat itu sendiri
f. Mendorong keinginan masyarakat untuk datang ke Posyandu
(Departemen Kesehatan RI, 2006)

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa
tuanya karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya
mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling
mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan
hanya dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana
lansia tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk
menyesuaikan diri dalam perubahan fase kehidupannya sehingga menjadi
pribadi yang mandiri sesuai dengan keberadaannya.
B. Saran
Banyak kendala yang ditemui dalam menggerakkan posyandu lansia
tetapi kendala tersebut akan dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak,
yaitu pemerintah pusat, daerah, pihak swasta dan seluruh elemen masyarakat.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama para lansia maka
perlu adanya pengembangan dari Posyandu Lansia tersebut dengan
melibatkan tenaga kesehatan, tokoh masyarakat anggota masyarakat juga
Kader.

20
DAFTAR PUSTAKA

Subijanto, dkk. (2011). Pembinaan Posyandu Lansia Guna Pelayanan Kesehatan


Lansia. Surakarta : Fakulas Kedokeran Universitas Sebelas Maret.
http://posyandulansia.pdf.co.id.

Latifah, Nurul. (2010). Urgensi Posyandu Lansia. http://bataviase.co.id

21

Anda mungkin juga menyukai