Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

POSYANDU lANSIA

Oleh Kelompok 7:

Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini (193213020)

Ni Putu Eka Cintya Parwita (193213040)

Putu Riska Pramudita Dewi (193213049)

Rai Angga Putra Gunawan (193213051)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Ideologi
Negara. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini
dengan baik, namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritikserta saran dari dosen
pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Harapan ini dapat bermanfaat bagi
kita sekalian

Denpasar , 16 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................. Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang .............................................................. Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
BAB II...................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1. Pengertian Posyandu ..................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2. Tujuan Posyandu ........................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3. Pelaksanaan Sistem 5 Meja Posyandu .......................... Error! Bookmark not defined.
2.4. Pengertian , Tugas Organisasi, Pendanaan Kader ......... Error! Bookmark not defined.
2.5. Pengertian KMS .............................................................................................................. 6
BAB III ...................................................................................................................................... 8
PENUTUP.................................................................................................................................. 8
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................... 8
3.1. Saran ................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSAKA................................................................. Error! Bookmark not defined.

ii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Upaya kesehatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk pelayanan dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), peran serta masyarakat dan rujukan kesehatan. Upaya
kesehatan melalui Puskesmas merupakan upaya menyeluruh dan terpadu yang meliputi
peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan. Departemen Kesehatan, Departemen
Dalam Negeri serta Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga telah
merumuskan tatanan tersebut yang dilaksanakan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat secara rutin setiap
bulannya (Departemen Kesehatan RI, 2001).
Pembinaan Lansia di Indonesia dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan sebagai landasan dalam menentukan kebijaksanaan pembinaan sesuai dengan
Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan lansia yang menyebutkan
bahwa pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan lansia, upaya penyuluhan, penyembuhan dan pengembangan
lembaga (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Sasaran Posyandu Lansia meliputi beberapa kelompok di mana ada sasaran langsung
dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung adalah usia virilitas/pra senilis 45 s.d. 59 tahun,
lansia 60 s.d. 69 tahun, dan lansia risiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun. Sedangkan
sasaran yang tidak langsung adalah keluarga di mana lansia berada, masyarakat di
lingkungan lansia, organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan lansia,
petugas kesehatan yang melayani kesehatan lansia dan masyarakat luas (Departemen
Kesehatan RI, 2006).

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa definisi posyandu lansia?
2 Apa tujuan posyandu?
3 Bagaimana pelaksanaan sistem 5 meja posyandu lansia?
4 Apa yang dimaksud dengan kader,tugas dari organisasi kader, Serta pendanaan kader?
5 Apa yang dimaksud dengan KMS?

1
1.3 Tujuan

1 Mengetahui definisi posyandu lansia


2 Mengetahui tujuan posyandu
3 Mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem 5 meja posyandu lansia
4 Mengetahui apa yang dimaksud dengan kader
5 Mengetahui apa tugas dari organisasi kader
6 Mengetahui bagaimana pendanaan kader
7 Mengetahui apa yang dimaksud dengan KMS

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Posyandu Lansia


Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana. Kegiatan posyandu adalah perwujudan dari peran serta masyarakat dalam
menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan mereka. Posyandu Lansia adalah suatu bentuk
keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia ditingkat desa/kelurahan dalam masing-masing
di wilayah kerja Puskesmas. Keterpaduan dalam Posyandu Lansia berupa keterpaduan pada
pelayanan yang dilatarbelakangi oleh kriteria lansia yang memiliki berbagai macam penyakit.
Dasar pembentukan Posyandu adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama
lansia (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Posyandu juga merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersama-sama
masyarakat menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan,
memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya
peningkatan status gizi masyarakat secara umum (Henniwati, 2009).

2.2 Tujuan Posyandu Lansia


Adapun tujuan dari dibentuknya posyandu lansia menurut Putra (2015), yaitu :
a. Memelihara kesadaran pada lanjut usia untuk membina sendiri kesehatannya.
b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati
dan menghargai kesehatan lansia
c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelaanan kesehatan lansia
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia
e. Membina lansia dalam bidang kesehatan fisik spiritual
f. Sebagai sarana untuk menyalurkan minat lansia
g. meningkatkan rasa kebersamaan diantara lansia
h. meningkatkan kemampuan lansia untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan
- kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan

3
2.3 Pelaksanaan Sistem 5 Meja Posyandu
Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan yang terlatih, tokoh dari
PKK, tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat baik seorang
dokter bidan atau perawat. Menurut Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana (2018), penyelengaraan posyandu lansia dapat dilakukan dengan sistem 5 meja meliputi
:
1. Meja 1: Pendaftaran
yaitu dengan mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang
sudah terdaftar di buku registrasi langsung menuju ke meja selanjutnya.
2. bMeja 2: Pengukuran
Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
3. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS))
Kader melakukan pencatatan di KMS lanjut usia yang meliputi Indeks Massa Tubuh,
tekanan darah, berat badan, tinggi badan
4. Meja 4: Penyuluhan,
Penyuluhan disini dapat dilaksanakan secara perorangan maupun secara kelompok dan
pemberian makanan tambahan
5. Meja 5: Pelayanan Medis
Pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan yang
meliputi kegiatan pemeriksaan dan pengobatan ringan.
Selain menggunakan sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada pula yang hanya menggunakan
sistem 3 meja yaitu:
1. Meja 1: meliputi kegiatan pendaftaran lansia, pengukuran tinggi badan, berat badan, dan
tekanan darah
2. Meja 2: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)) yang meliputi Indeks Massa
Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan, pelayanan kesehatan seperti pengobatan
sederhana dan rujukan kasus
3. Meja 3: Penyuluhan atau konseling, pelayanan pojok gizi

2.4 Kader Posyandu


A. Pengertian
Kader posyandu merupakan anggota yang berasal dari masyarakat didaerah
tersebut serta bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu. Kader posyandu sebagai penyelenggara posyandu dituntut untuk memenuhi
kriteria yaitu anggota masyarakat setempat, dapat membaca dan menulis huruf latin,
memiliki minat dan bersedia menjadi kader, bekerja secara sukarela, dan memiliki
kemampuan dan waktu luang (Kemenkes RI, 2011).

4
B. Tugas Organisasi
Menurut Kemenkes RI (2012) menyatakan bahwa kader posyandu memiliki kontribusi
besar dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak balita, oleh karena itu menurut
Kemenkes RI (2011) kader posyandu memiliki tugas sebagai berikut:

1) Persiapan Pelaksanaan Posyandu (H-1)


Kader posyandu memiliki peran penting dalam hal persiapan sebelum kegiatan
posyandu berlangsung, kegiatan tersebut seperti mempublikasikan hari buka
posyandu melalui pertemuan warga setempat, mempersiapkan tempat dan sarana
posyandu, melakukan pembagian tugas kader posyandu, melakukan koordinasi
dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya, mempersiapkan bahan PMT
Penyuluhan.
2) Pelaksaan Posyandu (H)
Pada saat hari pelaksanaan posyandu, kader posyandu memiliki tugas dibagian
pendaftaran balita, ibu hamil,dan pasangan usia subur; melakukan penimbangan,
pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS; melakukan pencatatan pada KMS/
buku KIA, buku register ibu hamil (SIP), buku register PUS/WUS; melakukan
penyuluhan untuk ibu balita, ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui, PUS;
pelayanan kesehatan dan KB.
3) Kegiatan di Luar Hari Buka Posyandu (H+)
Setelah kegiatan posyandu dilakukan, kader posyandu masih memiliki tugas seperti
mengadakan pemutakhiran data sasaran posyandu yaitu bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu menyusui dan membuat laporan bulanan dalam bentuk laporan SKDN .

C. Pendanaan Kader
Pembiayaan posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain :
a) Masyarakat :
1. Iuran pengguna / pengunjung Posyandu.
2. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat.
3. Sumbangan/donator dari perorangan atau kelompok masyarakat.
4. Sumber dana sosial lainnya, missal dana sosial keagamaan, zakat, infaq,
sodaqoh , dsb.
b) Swasta/Dunia Usaha
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat ,menunjang pembiayaan
Posyandu,. Misalnya dengan menjadikan posyandu sebagai anak angkat
perusahaan. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau
tenaga, yakni sebagai sukarelawan posyandu.

5
c) Hasil usaha
Pengurus dan kader posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya disumbangkan
untuk biaya pengelolaan posyandu. Contoh, kegiatan usaha yang dilakukan antara
lain :
1. Kelompok Usaha Bersama (KUB)
2. Hasil karya kader posyandu, misalnya kerajina, Taman Obat Keluarga
(TOGA).
4) Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal pembentukan, yakni
berupa dana stimulant atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana
posyandu yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota, APBDes dan sumbe lain yang sah dan tidak mengikat.

Pengelolaan dana dilakukan oleh pengurus posyandu, dana harus disimpan


ditempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan hasil. Untuk keperluan biaya
rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader yang ditunjuk. Setiap
pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara bertanggung jawab.

2.5 KMS
KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang
bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulan dari sejak lahir
sampai berusia 5 tahun. KMS juga dapat diartikan sebagai “ rapor “ kesehatan dan gizi (Catatan
riwayat kesehatan dan gizi ) balita ( Depkes RI, 1996 ).

Di Indonesia dan negara - negara lain, pemantauan berat badan balita dilakukan dengan
timbangan bersahaja ( dacin ) yang dicatat dalam suatu sistem kartu yang disebut “Kartu Menuju
Sehat “ (KMS). Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak yang dipantau dapat segera
terlihat pada grafik pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang dicatat dan tertera pada KMS
tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang menderita hambatan pertumbuhan di suatu daerah
dapat segera terlihat dalam jangka waktu periodik ( bulan ) dan dapat segera diteliti lebih jauh apa
sebabnya dan dibuat rancangan untuk diambil tindakan penanggulangannya secepat mungkin.
Kondisi kesehatan masyarakat secara umum dapat dipantau melalui KMS, yang pertimbangannya
dilakukan di Posyandu ( Pos Pelayanan terpadu ), ( Sediaoetama, 1999 ). Indikator BB / U dipakai
di dalam Kartu Menuju Sehat ( KMS ) di Posyandu untuk memantau pertumbuhan anak secara
perorangan. Pengertian tentang “ Penilaian status Gizi ” dan “ Pemantauan pertumbuhan ” sering
dianggap sama sehingga mengakibatkan kerancuan. KMS tidak untuk memantau gizi, tetapi alat

6
pendidikan kepada masyarakat terutama orang tua agar dapat memantau pertumbuhan anak,
dengan pesan “ Anak sehat tambah umur tambah berat” ( Soekirman, 2000 ).

Tujuan Penggunaan KMS


Umum : Mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak balita secara
optimal.

Khusus : 1. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dalam memantau tingkat pertumbuhan
dan perkembangan balita yang optimal.

2. Sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan tindakan – tindakan untuk
mewujudkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal.

3. Sebagai alat bantu bagi petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan
dan gizi kepada balita. ( Depkes RI, 1996 )

Fungsi KMS
1. Sebagai media untuk mencatat / memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap.
2. Sebagai media penyuluhan bagi orang tua balita tentang kesehatan balita
3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk menentukan
tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4. untuk memantau pertumbuhan bukan untuk penilaian status gizi. Artinya penting untuk
memantau apakah berat badan anak naik atau turun, tidak untuk menentukan apakah status
gizinya kurang atau baik,

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Posyandu Lansia adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap
lansia ditingkat desa/kelurahan dalam masing-masing di wilayah kerja Puskesmas. Dasar
pembentukan Posyandu adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama
lansia. Adapun beberapa tujuan dari Posyandu Lansia yaitu untuk memelihara kesadaran
pada lanjut usia untuk membina sendiri kesehatannya, meningkatkan kemampuan dan
peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan menghargai kesehatan lansia,
meningkatkan jenis dan jangkauan pelaanan kesehatan lansia, meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan lansia, dan membina lansia dalam bidang kesehatan fisik spiritual.
Sasaran Posyandu Lansia dibagi menjadi dua kelompok yaitu sasaran langsung
(kelompok virilitas/pra senilis adalah usia 45 s.d 59 tahun dan kelompok lansia 60 s.d 69
tahun, serta kelompok lansia risiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun) dan tidak
langsung yaitu, keluarga yang mempunyai lansia, masyarakat di lingkungan lansia berada,
organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan Lansia, masyarakat luas.
Menurut Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (2018),
penyelengaraan posyandu lansia dapat dilakukan dengan sistem 5 meja meliputi meja1
(Pendaftaran), meja 2 (Pengukuran), meja 3 (Pencatatan), meja 4 (Penyuluhan), dan meja
5 (Pelayanan Medis). Dalam pelaksanaan posyandu lansia ini memiliki beberapa kendala
yaitu seperti pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu, jarak rumah
dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau, dukungan keluarga sangat berperan
dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia,
dan sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.

3.2 Saran
Dalam pelaksanaan posyandu lansia apabila mendapatkan beberapa kendala maka
sebaiknya kita sebagai tenaga kesehatan dan petugas penyelenggaraan harus mencari solusi
secara bersama-sama agar kendala mampu diatasi. Selain itu juga sangat diperlukan

8
keaktifan dari setiap pihak baik dari petugas kesehatan, kader, maupun lansia agar
posyandu lansia tersebut dapat berjalan dengan semestinya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Dwi Danis. 2014. Peran Kader Posyandu dalam Meningkatkan Kunjungan Balita Ke
Posyandu Desa Sidodadi Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Ponorogo :
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana .(2018). Kegiatan posyandu
lansia di Puskesmas Mengkubang. Belitung Timur: Zymphonies.

Henniwati. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan posyandu lanjut


usia di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur. Tesis (online). Medan: Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Putra, D. (2015). Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Sikapak Kota Pariaman. Online. Padang: Fakultas kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas.

10

Anda mungkin juga menyukai