POSYANDU
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah ‘’Keperawatan komunitas 1’’dengan judul
“ POSYANDU ”.
Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader
posyandu. Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader diantaranya pengetahuan
kader tentang Posyandu, pengetahuan kader tentang Posyandu akan berpengaruh
terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifakan kegiatan Posyandu, sehingga
akan mempengaruhi terlaksananya program kerja Posyandu. Perilaku yang didasari
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian posyandu
2. Mengetahui tujuan penyelenggaran posyandu
3. Mengetahui sasaran posyandu
4. Mengetahui manfaat posyandu
5. Mengetahui program posyandu
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
1. Posyandu Pratama (Warna Merah)
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader terbatas
yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan
Posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya
masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya (Warna Kuning)
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. %. Ini berarti,
kelestarian kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sudah baik tetapi masih
rendah cakupannya. Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan masyarakat secara
intensif, serta penambahan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkat cakupan
dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih
menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang atau
lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu menyelenggarakan program tambahan
seta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah
kerja Posyandu.
3. Posyandu Purnama (Warna Hijau)
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) pada tingkat purnama adalah Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata
jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA,
Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin
sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) di tingkat ini adalah :
a) Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan masyarakat
menentukan sendiri pengembangan program di Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu).
4
b) Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat,
dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih. Untuk kegiatan ini dapat
mengacu pada buku ‘Pedoman Penyelenggaraan Dana Sehat’ dan ‘Pedoman
Pembinaan Dana Sehat’ yang diterbitkan oleh Dit Bina Peran Serta Masyarakat
Depkes.
4. Posyandu Mandiri (Warna Biru)
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih.
Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu menyelenggarakan program
tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola
masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah
kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan
dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Untuk Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) tingkat ini, intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan
agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM (Depkes, 1999). Adapun
tahapan pelayanan yang dilakukan dalam kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
oleh para kadernya antara lain :
a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dasar adalah pos pelayanan terpadu yang
tenaga pelayanannya hanya dilakukan oleh kader kesehatan tanpa bantuan pihak
puskesmas.
b. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lengkap adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat oleh petugas kesehatan bersama kadernya, dalam
memberikan pelayanan KB, kesehatan ibu dan anak, imunisasi, perbaikan gizi dan
penaggulangan diare.
c. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) pengembangan adalah pelayanan terpadu yang
tugas sepenuhnya ditangani oleh kader yang telah diberikan pendidikan dalam
bidang tertentu, misalnya tentang gizi anak balita.
Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat diuraikan
sebagai berikut :
5
Sumber: Depkes RI (2006)
6
Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
4. Bagi Sektor Lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor
terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai
kondisi setempat
b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan
terpoksi masing-masing sektor (Wikipedia, 2007).
7
amatlah penting. Didalam program posyandu dalam pelayanan kesehatan ibu dan
anak yaitu pemberian pil tambah darah (ibu hamil), pemberian imunisasi tetanus
toxoid (TT), Imunisasi, penimbangan balita, pemberian oralit dan pemberian makanan
tambahan (PMT) (Depkes RI, 2006).
Kesehatan ibu hamil yang harus diperhatikan meliputi sebagai berikut :
a) Ibu hamil harus makan lebih banyak dibandingkan dengan sebelum hamil
b) 1-2 piring nasi lebih banyak dari biasa dalam satu hari, ditambah dengan sayur dan
buah
c) Ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas
kesehatan minimal 4 kali selama hamil
d) Mendapatkan imunisasi tetanus toxoid (TT) sebanyak 2 kali
e) Sedangkan yang perlu diperhatikan untuk ibu menyusui dan nifas mencakup :
1) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, untuk ibu nifas perawatan kebersihan
jalan lahir (vagina).
2) Pemberian vitamin A dosis tinggi dan tablet besi
3) Perawatan payudara
4) Senam ibu nifas
5) Jika ada tenaga kesehatan dan tersedia ruangan dilakukan pemeriksaan
kesehatan umum, pemeriksaan payudara
6) Pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ada ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
3. Pelayanan Gizi
Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan angka Kurang
Kalori Protein (KKP) dan kebutaan karena kekurangn vitamin A pada balita, serta
anemia gizi pada ibu hamil. Tujuan ini dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien
dengan jalan memadukan kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan
dasar dan keluarga berencana di posyandu. Dengan demikian sasaran pelayanan gizi
di posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia
subur (PUS). Pelayanan gizi di Posyandu meliputi : pemantauan pertumbuhan melalui
penimbangan berat badan balita, pendistribusian kapsul vitamin A, zat besi (Fe),
pemberian larutan oralit, penyuluhan gizi dan pemberian makanan tambahan (Depkes
RI, 1990).
4. Imunisasi
8
Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Anak
diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tingkat
kekebalan terhadap penyakit tertentu belum tentu kebal terhadap penyakit lain
(Notoatmodjo, 1997).
Imunisasi didapatkan oleh anak melalui pemberian vaksin secara sengaja.
Imunisasi yang diberikan terdiri dari imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC
(Tubercolosis), imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus,
imunisasi Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan, imunisasi Campak untuk
mencegah penyakit campak dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit
hepatitis (Depkes RI, 1999).
Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi lengkap.
Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di Posyandu antara lain BCG, DPT I,
II, III, Polio I, II, III,IV, Campak pada umur 9 bulan dan Hepatitis B (Depkes RI,
1990).
Menurut program Departemen Kesehatan RI (1990), pemberian imunisasi
lengkap kepada balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali,
Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Menurut Depkes RI (2002), diare (mencret) adalah buang air besar dengan
frekuensi yang tidak normal dan konsistensinya lebih lembek atau cair. Diare dapat
terjadi secara perlahan-lahan, bertahap, tiba-tiba dan perkembangannya cepat sekali.
Diare adalah penyebab utama kematian balita. Penanggulangan diare dapat dilakukan
dengan : memberikan oralit, bila oralit tidak ada membuat larutan gula garam, asi dan
makanan terus diberikan kepada anak seperti biasa.
9
Kegiatan Posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih dan diadakan setiap bulan
sekali penyelenggaraan dilakukan dengan “pola lima meja” sebagaimana diuraikan
antara lain (Depkes RI, 2000):
1. Meja 1: pendaftaran balita, ibu hamil dan menyusui
2. Meja 2: penimbangan bayi dan anak balita
3. Meja 3: pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)
4. Meja 4: peyuluhan program mengenai
a) Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan balita.
Balita yang di bawah garis merah (BGM) harus dirujuk ke tenaga kesehatan.
b) Pentingnya ASI eksklusif sampai anak berumur 6 bulan.
c) Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak berumur > 6 bulan.
d) Pentingnya ibu memberiakan ASI sampai anak berumur 2 tahun.
e) Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita.
f) Pentingnya pemberian vitamin A untuk mencegah kebutaan dan daya tahan tubuh
anak. Setiap bulan Februari dan Agustus, bayi 6-13 bulan dan balita 1-5 tahun
diberi satu kapsul vitamin A.
g) Pentingnya latihan /stimulasi perkembangan balita di rumah.
h) Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa walaupun anak
sedang diare.
i) Tentang bahaya infeksi saluran pernapasa akut (ISPA), balita batuk pilek dengan
napas sesak atau sukar bernapas harus dirujuk ke tenaga kesehatan.
j) Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria, campak,
demam berdarah, dapat membahayakan jiwa anak.
k) Ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi. Terhadap PUS
agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan
atau tablet busa.
5. Meja 5: Pelayanan kesehatan dan KB.
Memberikan pelayanan kesehatan lainnya dan KB bersama dengan petugas kesehatan,
seperti imunisasi, pemberian tablet besi, dan pelayanan KB.
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
10
Keberhasilan Posyandu berdasarkan :
D
1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan
S
N
2. Berhasil tidaknya Program posyandu
D
K
3. Cakupan kegiatan penimbangan (K/S)
S
D
4. Kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K)
K
11
2.10 Kader Posyandu
Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat yang
bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu.
Kader Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela. Ktriteria kader
Posyandu antara lain sebagai berikut (Zulkifli, 2003):
1. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.
2. Dapat membaca dan menulis huruf latin.
3. Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat.
4. Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemapuan dan waktu luang.
Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena kesibukan yang
dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secara sukarela
sebagai kader Posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peranan kader Posyandu
dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara purna/paruh waktu
sebagai kader Posyandu dengan mendapat imbalan khusus dari dana yang dikumpulkan
oleh dan dari masyarakat. Kriteria tenaga profesional antara lain sebagai berikut:
1. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.
2. Berpendidikan sekurang-kurangnya SPM.
3. Bersedia dan mau bekerja secara purna/paruh waktu uantuk mengelola Posyandu.
12
a) Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan
diare.
b) Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu.
c) Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan
permasalahan yang ada:
1) pemberantasan penyakit menular.
2) Penyehatan rumah.
3) Pembersihan sarang nyamuk.
4) Pembuangan sampah.
5) Penyediaan sarana air bersih.
6) Menyediakan sarana jamban keluarga.
7) Pembuatan sarana pembuangan air limbah.
8) Pemberian pertolongan pertama pada penyakit.
9) P3K
10) Dana sehat.
11) Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
3. Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan:
a) Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan survei mawas
diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMd, menentukan masalah dan
kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan
masalah kesehatan bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut
jadwal kerja.
b) Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat
peraga dan percontohan.
c) Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotng ronyong,
memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan
dilaksanakan dan lain-lain.
d) Memberikan pelayanan yaitu, :
1) Membagi obat
2) Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan
3) Mengawasi pendatang didesanya dan melapor
4) Memberikan pertolongan pemantauan penyakit
5) Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya
e) Melakukan pencatatan, yaitu:
13
1) KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb
2) KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya
3) Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang
diimunisasikan
4) Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang
naik timbangan
5) Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk
f) Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-kesehatan dan
upanya kesehatan lainnya.
g) Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-20KK atau
diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi
tentang upanya kesehatan dilaksanakan.
h) Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan.
i) Melakukan pertemuan kelompok.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang
terlatih dibidang kesehatan menyelenggarakan 5 (lima) program prioritas secara terpadu
pada suatu tempat dan waktu yang telah ditentukan dengan bantuan pelayanan dari
petugas Puskesmas, bagi jenis pelayanan dimana msayrakat tidak mampu memberikan
sendiri (Depkes RI, 1986).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan tehnis dari petugas kesehatan
dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini.
Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1
tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS (pasangan
usia subur).
3.2 Saran
1. Para kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) hendaknya mampu mempertahankan
kegiatan – kegiatan yang sudah ada untuk mewujudkan masyarakat yang sehat.
2. Pentingnya aktifitas atau kegiatan kader posyandu dalam peningkatan keehatan maka
perlu pemberdayaan kader posyandu melalui peatihan-pelatihan bagi kader.
3. Meningkatkan kesadaran para ibu tentang pentingnya kesehatan balita dan amsa
pertumbuhan balit agar para ibu mau membawa anaknya untuk memeriksakan diri di
Posyandu.
4. Mensosialisakan pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada semua warga agar warga
tahu kapan kegiatan Posyandu dilaksanakan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1998. Hasil Pemetaan GAKY di 21 Propinsi. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Ditjen Binkesmas, Jakarta.
Depkes RI. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta.
Depkes RI. 2002. Pedoman Pemberantasan Diare 2010. Dirjen PPM & PLP, Jakarta.
Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Direktorat Bina Gizi Masyarakat,
Jakarta.
Sembiring, N. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam Usaha
Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Bagian Kependudukan dan Biostatistik. FKM-
USU, Medan.
16