Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PERILAKU KESEHATAN


MASYARAKAT

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas

( Dosen Pengampu : Prinawati, S. Kep., M.Kes )

Oleh :

DAVID ELISON (2019.C.11a.1003)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................2

KATA PENGANTAR...........................................................................4

BAB I PENDAHULUAN......................................................................5

A. Latar Belakang.................................................................................5

B. Rumusan Masalah............................................................................6

C. Tujuan...............................................................................................7

BAB II PEMBAHSAN..........................................................................8

A. Masyarakat.......................................................................................8

B. Kebudayaan......................................................................................9

C. Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status Kesehatan Dan

Perilaku Kesehatan............................................................................... 11

D. Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan

Perilaku Kesehatan ..............................................................................12

E. Perubahan Sosial Budaya................................................................14

F. Pengaruh perasaan bangga pada statusya,terhadap perilaku

kesehatan. .............................................................................................16

G. pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan.............................16

H. pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan ................................17

I. pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari

2
proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan ................................17

J. pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan


.................................................................................................................17

K. Pengaruh tradisi terhadap perilau kesehatan dan status

kesehatan. ..............................................................................................18

L. Pengaruh sikap fatalism terhadap perilaku dan status kesehatan.


.................................................................................................................18

M. pengaruh sikap Ethnosentris terhadap perilaku dan status

kesehatan ...............................................................................................18

BAB III PENUTUP...............................................................................20

A. Kesimpulan.......................................................................................20

B. Saran..................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................21

3
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis ahirnya
dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “ASPEK SOSIAL BUDAYA
DALAM PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT” Makalah ini telah
disesuaikan khususnya pada mata kuliah keperawatan komunitas.

Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, penulis berharap agar


pembaca dan penggunanya mendapat pengetahuan serta manfaat yang lebih baik,
sebagaimana yang tertera dalam tujuan pembuatan makalah ini.

Atas terselesaikannya makalah ini penulis mengucapkan terimakasih


kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini.

Palangkaraya, 23 September 2021

David Elison

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan antara budaya dan kesehatan sangat erat, seperti pada suatu daerah
mereka bisa mengolah sumber daya alam yang berada di daerah mereka sebagai
obat penyembuh suatu penyakit dengan ketrampilan dan pengetahuan yang
mereka punya yang tentu nya tak luput oleh tradisi turun temurun yang
dilestarikan dan sudah dipercaya. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan
manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan sosial termasuk
dalam bidang kesehatan dan tentunya banyak yang tidak luput dari unsur sosial
dan budayanya. Karena tiap masing masing daerah memiliki adat dan norma yang
berbeda antara satu dengan yang lain.

Namun, tidak semua budaya dapat berpengaruh baik terhadap


kesehatanBudaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitandengan budi dan 1 akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan menurut Koentjaraningrat: kebudayaan adalah
seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang
harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.

Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa


masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam
proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif
maupun negatif. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangat erat, sebagai salah
satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara
pengobatan tertentu sesuai dengan tradisimereka. Kebudayaan atau kultur dapat
membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala

5
masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga
kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat
mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana
meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.

Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di
bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007). Berhasilnya pembangunan
kesehatan ditandai dengan lingkungan yang kondusif, perilaku masyarakat yang
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar
merata di seluruh wilayah Indonesia.Akan tetapi pada kenyataanya, pembangunan
kesehatan masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan
kesehatan masih banyak terjadi.

Beberapadi antaranya adalah: penyakit-penyakit seperti DBD, flu burung, dan


sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus gizi buruk yang semakin
marak, prioritas kesehatan rendah, serta tingkat pencemaran lingkungan yang
semakin tinggi. sebenarnya individu yang menjadi faktor penentu dalam
menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, merubah pola hidup ataupun
kebudayaan tentang kesehatan yang biasa kita lakukan dan mengikuti perubahan
zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Masyarakat ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Budaya ?
3. Apa saja aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan?

6
4. Apa aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan?
5. Apakah yang dimaksud dengan Perubahan Sosial Budaya ?

C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan masyarakat.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan budaya.
3. Mengetahui aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan
perilaku kesehatan.
4. Mengetahui aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan
perilaku kesehatan.
5. Mengetahui yang dimaksud dengan perubahan sosial budaya.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mayarakat

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan


sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran,
naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi
dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Adapun pengertian masyarakat
menurut para ahli antara lain :

a. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup


bersama dan menghasilkan kebudayaan.
b. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita
suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
c. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
d. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang
cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan
sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /
kumpulan manusia tersebut.
e. Menurut Koentjaraningrat (1996): masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang
sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh rasa identitas bersama
f. Menurut Gillin (1954): masyarakat adalah kelompok manusia yang besar
yang mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang
sama
Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat . Menurut Soerjono Soekanto alam
masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :

8
a. Berangotakan minimal dua orang.
b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia
baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan
antar anggota masyarakat.
d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik. Menurut Marion Levy diperlukan
empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan /
disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi
manusia.

B. Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

 Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.


Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism.

9
 Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic.
 Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.
 Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
 Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai


kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh


manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok,


yaitu:
 alat-alat teknologi
 sistem ekonomi

10
 keluarga
 kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
 sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
 organisasi ekonomi
 alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
 organisasi kekuatan (politik)

C. Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status Kesehatan Dan Perilaku


Kesehatan

Ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain
adalah

a) Umur, jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit
berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebih rentan terkena penyakit
infeksi, sedangkan golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis
seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan lain-lain.
b) Jenis kelamin, perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang
berbeda pula. Misalnya di kalangan wanita lebih banyak menderita kanker
payudara, sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat. Karena
perempuan dan laki-laki memiliki hormon yang berbeda dan potensi
memiliki suatu penyakit juga berbeda.
c) Pekerjaan, ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit.
Misalnya sebaliknya buruh yang bekerja di industri, semisal dipabrik
bahan kimia, maka pekerka terebut juga lebih rentan terganggu
kesehatannya terlebih mengenai organ pernapasan oleh karena itu disetiap
industri memiliki SOP nya masingmasing.

11
d) Sosial ekonomi, keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola
penyakit. Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada
golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya
malnutrisi lebih banyak ditemukan di kalangan masyarakat yang status
ekonominya rendah. Dari sini dapat kita simpulka bahwa ekonomi dalam
suatu keluarga sangat berdampak pada kesehatan. Menurut H.Ray Elling
(1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan :
1. Self concept
Self concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau
ketidakpuasan yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama
bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada orang lain.
Apabila orang lain melihat kita positif dan menerima apa yang kita
lakukan, kita akan meneruskan perilaku kita, begitu pula
sebaliknya.
2. Image kelompok
Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok.
Sebagai contoh, anak seorang dokter akan terpapar oleh organisasi
kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan tinggi, sedangkan
anak buruh atau petani tidak terpapar dengan lingkungan medis
dan besar kemungkinan juga tidak bercita-cita untuk menjadi
dokter.
D. Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan
Menurut G.M. Foster (1973), aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan :
1. Pengaruh tradisi Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak
dinyatakan dalam bentuk kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat. Ada
beberapa tradisi di dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif juga
positif.
a. Contoh negatif : tradisi cincin leher. Meskipun
berbahaya karena penggunaan cincin ini bisa
membuat tulang leher menjadi lemah dan bisa

12
mengakibatkan kematian jika cincin dilepas, namun
tradisi ini masih dilakukan oleh sebagian perempuan
Suku Kayan. Mereka meyakini bahwa leher jenjang
seperti jerapah menciptakan seksual atau daya tarik
seksual yang kuat bagi kaum pria. Selain itu,
perempuan dengan leher jenjang diibaratkan seperti
naga yang kuat sekaligus indah.
b. Contoh positif: tradisi nyirih yang dapat
menyehatkan dan menguatkan gigi.
2. Sikap fatalistis Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku
kesehatan. Contoh : beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok
tertentu (fanatik) sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang
berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang
sakit.
3. Pengaruh nilai Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh
terhadap perilaku kesehatan. Contoh masyarakat memandang lebih
bergengsi beras putih daripada beras merah, padahal mereka mengetahui
bahwa vitamin B1 lebih tinggi pada beras merah daripada beras putih.
4. Sikap ethnosentris Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling
baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Misal sikap seorang
yang menggunakan vitsin pada makanannya yang menganggap itu lebih
benar daripada orang yang tidak menggunakan vitsin padahal vitsin tidak
bagi kesehatan.
5. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya Contoh : dalam upaya perbaikan
gizi, di suatu daerah pedesaan tertentu menolak untuk makan daun
singkong, walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi. Setelah
diselidiki ternyata masyarakat beraggapan daun singkong hanya pantas
untuk makanan kambing dan mereka menolaknya karena status mereka
tidak dapat disamakan dengan kambing.
6. Pengaruh norma Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi banyak mengalami hambatan karena ada norma yang melarang

13
hubungan antara dokter yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai
pengguna pelayanan.
7. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan Apabila
seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan
masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan
terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang
terlibat/berpengaruh pada perubahan dan berusaha untuk memprediksi
tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.

E. Perubahan Sosial Budaya

Karena perilaku dipengaruhi budaya, maka untuk merubah perilaku juga harus
dirubah budayanya

Bentuk perubahan sosial budaya:

1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat

2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan yang pengaruhnya besar

3. Perubahan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan.

Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu pendek disebut inovasi

Syarat inovasi:

1. Masyarakat merasa membutuhkan perubahan

2. Perubahan harus dipahami dan dikuasi masyarakat

3. Perubahan dapat diajarkan

4. Perubahan memberikan keuntungan di masa yang akan datang

5. Perubahan tidak merusak prestise pribadi dan kelompok Penyebab

perubahan tidak meluas:

14
-Pengguna perubahan baru mendapat suatu hukuman

-Penemuan baru sulit diintegrasikan ke dalam pola kebudayaan yang ada

Dalam teori HL blum tentang status ksehatan,maka dijelaskan tentang beberapa


faktor yang mempengaruhi status kesehatan, antara lain:

 Lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik, social budaya, ekonomi,


perilaku , keturunan, dan pelayanan kesehatan.
 Belum juga menjelaskan,bahwa lingkungan sosial budaya tersebut tidak
saja mempengaruhi status kesehatan,tetapi juga mempengaruhi perilaku
kesehatan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari banyak


suku bangsa yang mempunyai latar budaya yang beraneka ragam.lingkungan
budaya tersebut sangat mepegaruhi tingkah laku manusia yang memiliki budaya
tersebut,sehingga dengan beranekaragam budaya,menimbulkan variasi dalam
perilaku manusia dalam segala hal, termasuk dalam perilaku kesehatan.

Dengan masalah tersebut,maka petugas kesehatan yang memberikan


pelayanan kesehatan kepada masyarakat dangan latar budaya yang beraneka
ragam, perlu sekali mengetahui budaya dan masyarakat yang dilayaninya,agar
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat akan memberikan hasil
yang optimal,yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat.

Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri
sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat.dengan definisi
tersebut,

Ternyata pengertian masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak sehingga untuk
lebih konkretnya maka ada beberapa unsur masyarakat,unsur masyarakat
dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu:

15
 kesatuan sosial dan
 pranata sosial.

Kesatuan sosial merupakan bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan


individu yang berinteraksi dengan kehidupan masyarakat.sedangkan yang
dimaksud , pranata sosial adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan
yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. norma-
norma tersebut memberikan petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup
dalam masyarakat. Kebudayaan. dalam pengertian yang terbatas,banyak orang
yang memberikan definisi kebudayaan sebagai bangunan yang indah,candi,tari-
tarian,seni suara dan seni rupa.

Taylor memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang komleks


yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan,kepercayaan dan kemampuan
kesenian.moral hukam adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan-
kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.sedangkan menurut
Koentjaraningrat mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan
hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang haus didapatkannya
dengan belajar dan yang semuanya tesusun dalam kehidupan masyarakat.

F. Pengaruh perasaan bangga pada statusya,terhadap perilaku kesehatan.

Suatu perasaan bangga terhadap budayannya berlaku bagi setiap orang.hal


tersebut berkaitan dengan sikap ethnosentrisme.

G. pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan.

Seperti halnya dengan rasa bangga terhadap statusnya,norma dimasyarakat sangat


mempengaruhi perilaku kesehatan dari anggota masyarakatnya yang mendukung
norma tersebut. sebagai contoh,untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
banyak mengalami hambatan karena adanya norma yang melarang hubungan

16
antara dokter sebagai pemberi layanan dengan ibu hamil sebagai pengguna
layanan

H. pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan

Nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku


kesehatan.nilai-nilai tersebut ada yang menunjang dan ada yang merugikan
kesehata.beberapa nilai yang merugikan kesehatan misalnya adalah penilaian yang
tinggi terhadap beras putih meskipun masyarakat mengetahiu bahwa beras merah
lebih banyak mengandung vitamin B1 jika dibandingkan dengan

beras putih,masyarakat ini memberikan nilai bahwa beras putih lebih enak dan
lebih bersih.

Contoh lain adalah masih banyak petugas kesehatan yang merokok meskipun
mereka mengetahui bagaimana bahaya merokok terhadap kesehatan.

I. pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap perilaku kesehatan
Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain
bagaimana cara makan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil
dan besar,dan lain-lain. kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak
tersebut dewasa dan bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat
mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.

J. pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan

Tidak ada perubahan yang terjadi dalam isolasi,atau dengan perkataan


lain,suatu perubahan akan menghasilkan perubahan yang kedua dan perubahan
yang ketiga.apabila seorang pendidik kesehatan ingin melakukan perubahan

17
perilaku kesehatan masyarakat,maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi
apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan,menganalisis faktor-faktor yang
terlibat/berpengaruh terhadap perubahan,dan berusaha untuk memprediksi tentang
apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebutapabila ia tahu budaya
masyarakat setempat dan apabila ia tahu tentang proses perubahan
kebudayaan,maka ia harus dapat mengantisipasi reaksi yang muncul yang
mempengaruhi outcome dari perubahan yang telah direncanakan.

K. Pengaruh tradisi terhadap perilau kesehatan dan status kesehatan.

Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif


terhadap kesehatan masyarakat, misalnya di New Guinea, pernah terjadi wabah
penyakit kuru.penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah
virus.penderita hamya terbatas pada anak-anak dan wanita.setelah dilakukan
penelitaian ternyata penyakit ini menyebar karena adanya tadisi kanibalisme.

L. Pengaruh sikap fatalism terhadap perilaku dan status kesehatan.

Hal ini adalah sikap fatalism yang juga mempengaruhi perilaku


kesehatan,beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok yang beragama
Islam percaya bahwa anak adalah ttipan Tuhan,dan sakit atau mati itu adalah
takdir,sehingga masyarakat kurang berusaha untuk mencari pertolongan
pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan seseorang dari
kematian.

M. pengaruh sikap Ethnosentris terhadap perilaku dan status kesehatan

Sikap ethnosentrime adalah sikap yang memandang bahwa kebudayaan


sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak
lain.misalnya orang-orang barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan

18
teknologi yang dimilikinya,dan selalu beranggapan bahwa kebudayaannya paling
maju,sehingga merasa superior terhadap budaya dari masyarakat yang sedang
berkembang. tetapi dari sisi lain,semua anggota dari budaya lainnya menganggap
bahwa yang dilakukan secar alamiah adalah yang terbaik. Oleh karena itu,sebagai
petugas kesehatan kita harus menghindari sikap yang menganggap bahwa
petugas adalah orang yang paling pandai,paling mengetahui tentang masalah
kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan masyarakat
setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam
masalah kesehatan masyarakat.dalam hal ini memang petugas lebih menguasai
tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana mereka bekerja lebih
mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aspek sosial berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan


Diantaranya umur, jenis kelamin, dan sosial ekonomi. Selain aspek sosial, aspek
budaya juga berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan. Aspek
budaya tersebut adalah pengaruh tradisi, sikap fatalistis, sikap ethnosentris,
pengaruh perasaan bangga pada statusnya, pengaruh norma, dan pengaruh
konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan.

Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah
atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik.

Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup.


Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber
social, budaya dan personal. Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki
kondisi lingkungan yang buruk, dan juga hal-hal yang dapat mempengaruhi status
kesehatan. Seperti dengan cara memperbaiki 4 aspek utama kesehatan, yaitu
genetik, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.

B. Saran

Kebudayaan atau kultur yang berdampak negatif bagi tubuh memang sulit
untuk dihilangkan dan itu semua membutuhkan suatu proses yang panjang.
Sebagai seorang perawat seharusnya kita menuntun mereka menuju perubahan
lebih baik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang empiris. Maka dengan
itu, dampak dari sosial budaya yang buruk dapat diminimalisir bahkan
dihilangkan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta,


Rineka Cipta

Fisher, Augrey, 1986, Theories of Communication


(Terjemahan Soejono Trimo), Bandung, Remaja Karya

Green, 1980, Health Education Planning, A Diagnostic Approach,


The John Hopkins University, Maryland, Mayfield Publishing
Company

Koentjaraningrat, 1996, Pengantar Anthropologi

Elling, Socio Cultural Influences On Health and Health Care

Foster, 1973, Traditional Societes in Technological Change

Elling,Ray,H,socio cultural influences on health and helth care

Kresno,sudarti,dkk.pencarian pertolongan pengobatan bagi anak


balita dengan diare di Jakarta utara,1996
Notoatmodjo,Soekidjo,promosi kesehatan teori dan aplikasi,edisi
revisi,rineka cipta,Jakarta,2010

Sodik, M. A., & Nahak, T. (2018). Incidence of Malaria, Prevention behavior


and Nutritional Status: Analysis Of Factors That Cause Malaria Diseases In
Umalor Village District Of West Malacca. Indonesian
Journal of Nutritional Epidemiology and Reproductive, 1(1), 11-20.

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. Literasi


Media Publishing.

Foster/Anderson. 2009. Antropologi Kesehatan, terj. UI-Press: Yogyakarta


The Field of Medical Anthropology

Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017). The Role Of Health Promotion


And Family Support With Attitude Of Couples Childbearing Age In
Following Family Planning Program In Health. Journal of Global
Research in Public Health, 2(2), 82-89.

Sodik, M. A., Astikasari, N. D., Fazrin, I., Chusnatayaini, A., & Peristiowati,

21
Y. (2018). Dental health child with retardation mental and parents behavior.
Indian Journal of Physiotherapy and Occupational TherapyAn International
Journal, 12(4), 278-282.

22

Anda mungkin juga menyukai