Oleh :
TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................4
BAB I PENDAHULUAN......................................................................5
A. Latar Belakang.................................................................................5
B. Rumusan Masalah............................................................................6
C. Tujuan...............................................................................................7
BAB II PEMBAHSAN..........................................................................8
A. Masyarakat.......................................................................................8
B. Kebudayaan......................................................................................9
Perilaku Kesehatan............................................................................... 11
kesehatan. .............................................................................................16
2
proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan ................................17
kesehatan. ..............................................................................................18
kesehatan ...............................................................................................18
A. Kesimpulan.......................................................................................20
B. Saran..................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................21
3
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis ahirnya
dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “ASPEK SOSIAL BUDAYA
DALAM PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT” Makalah ini telah
disesuaikan khususnya pada mata kuliah keperawatan komunitas.
David Elison
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangat erat, seperti pada suatu daerah
mereka bisa mengolah sumber daya alam yang berada di daerah mereka sebagai
obat penyembuh suatu penyakit dengan ketrampilan dan pengetahuan yang
mereka punya yang tentu nya tak luput oleh tradisi turun temurun yang
dilestarikan dan sudah dipercaya. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan
manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan sosial termasuk
dalam bidang kesehatan dan tentunya banyak yang tidak luput dari unsur sosial
dan budayanya. Karena tiap masing masing daerah memiliki adat dan norma yang
berbeda antara satu dengan yang lain.
5
masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga
kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat
mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana
meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di
bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007). Berhasilnya pembangunan
kesehatan ditandai dengan lingkungan yang kondusif, perilaku masyarakat yang
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar
merata di seluruh wilayah Indonesia.Akan tetapi pada kenyataanya, pembangunan
kesehatan masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan
kesehatan masih banyak terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Masyarakat ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Budaya ?
3. Apa saja aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan?
6
4. Apa aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan?
5. Apakah yang dimaksud dengan Perubahan Sosial Budaya ?
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan masyarakat.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan budaya.
3. Mengetahui aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan
perilaku kesehatan.
4. Mengetahui aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan
perilaku kesehatan.
5. Mengetahui yang dimaksud dengan perubahan sosial budaya.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mayarakat
8
a. Berangotakan minimal dua orang.
b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia
baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan
antar anggota masyarakat.
d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik. Menurut Marion Levy diperlukan
empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan /
disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi
manusia.
B. Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
9
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
10
keluarga
kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
organisasi ekonomi
alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
organisasi kekuatan (politik)
Ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain
adalah
a) Umur, jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit
berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebih rentan terkena penyakit
infeksi, sedangkan golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis
seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan lain-lain.
b) Jenis kelamin, perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang
berbeda pula. Misalnya di kalangan wanita lebih banyak menderita kanker
payudara, sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat. Karena
perempuan dan laki-laki memiliki hormon yang berbeda dan potensi
memiliki suatu penyakit juga berbeda.
c) Pekerjaan, ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit.
Misalnya sebaliknya buruh yang bekerja di industri, semisal dipabrik
bahan kimia, maka pekerka terebut juga lebih rentan terganggu
kesehatannya terlebih mengenai organ pernapasan oleh karena itu disetiap
industri memiliki SOP nya masingmasing.
11
d) Sosial ekonomi, keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola
penyakit. Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada
golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya
malnutrisi lebih banyak ditemukan di kalangan masyarakat yang status
ekonominya rendah. Dari sini dapat kita simpulka bahwa ekonomi dalam
suatu keluarga sangat berdampak pada kesehatan. Menurut H.Ray Elling
(1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan :
1. Self concept
Self concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau
ketidakpuasan yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama
bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada orang lain.
Apabila orang lain melihat kita positif dan menerima apa yang kita
lakukan, kita akan meneruskan perilaku kita, begitu pula
sebaliknya.
2. Image kelompok
Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok.
Sebagai contoh, anak seorang dokter akan terpapar oleh organisasi
kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan tinggi, sedangkan
anak buruh atau petani tidak terpapar dengan lingkungan medis
dan besar kemungkinan juga tidak bercita-cita untuk menjadi
dokter.
D. Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan
Menurut G.M. Foster (1973), aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan :
1. Pengaruh tradisi Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak
dinyatakan dalam bentuk kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat. Ada
beberapa tradisi di dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif juga
positif.
a. Contoh negatif : tradisi cincin leher. Meskipun
berbahaya karena penggunaan cincin ini bisa
membuat tulang leher menjadi lemah dan bisa
12
mengakibatkan kematian jika cincin dilepas, namun
tradisi ini masih dilakukan oleh sebagian perempuan
Suku Kayan. Mereka meyakini bahwa leher jenjang
seperti jerapah menciptakan seksual atau daya tarik
seksual yang kuat bagi kaum pria. Selain itu,
perempuan dengan leher jenjang diibaratkan seperti
naga yang kuat sekaligus indah.
b. Contoh positif: tradisi nyirih yang dapat
menyehatkan dan menguatkan gigi.
2. Sikap fatalistis Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku
kesehatan. Contoh : beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok
tertentu (fanatik) sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang
berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang
sakit.
3. Pengaruh nilai Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh
terhadap perilaku kesehatan. Contoh masyarakat memandang lebih
bergengsi beras putih daripada beras merah, padahal mereka mengetahui
bahwa vitamin B1 lebih tinggi pada beras merah daripada beras putih.
4. Sikap ethnosentris Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling
baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Misal sikap seorang
yang menggunakan vitsin pada makanannya yang menganggap itu lebih
benar daripada orang yang tidak menggunakan vitsin padahal vitsin tidak
bagi kesehatan.
5. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya Contoh : dalam upaya perbaikan
gizi, di suatu daerah pedesaan tertentu menolak untuk makan daun
singkong, walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi. Setelah
diselidiki ternyata masyarakat beraggapan daun singkong hanya pantas
untuk makanan kambing dan mereka menolaknya karena status mereka
tidak dapat disamakan dengan kambing.
6. Pengaruh norma Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi banyak mengalami hambatan karena ada norma yang melarang
13
hubungan antara dokter yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai
pengguna pelayanan.
7. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan Apabila
seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan
masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan
terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang
terlibat/berpengaruh pada perubahan dan berusaha untuk memprediksi
tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.
Karena perilaku dipengaruhi budaya, maka untuk merubah perilaku juga harus
dirubah budayanya
Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu pendek disebut inovasi
Syarat inovasi:
14
-Pengguna perubahan baru mendapat suatu hukuman
Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri
sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat.dengan definisi
tersebut,
Ternyata pengertian masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak sehingga untuk
lebih konkretnya maka ada beberapa unsur masyarakat,unsur masyarakat
dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu:
15
kesatuan sosial dan
pranata sosial.
16
antara dokter sebagai pemberi layanan dengan ibu hamil sebagai pengguna
layanan
beras putih,masyarakat ini memberikan nilai bahwa beras putih lebih enak dan
lebih bersih.
Contoh lain adalah masih banyak petugas kesehatan yang merokok meskipun
mereka mengetahui bagaimana bahaya merokok terhadap kesehatan.
I. pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap perilaku kesehatan
Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain
bagaimana cara makan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil
dan besar,dan lain-lain. kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak
tersebut dewasa dan bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat
mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.
17
perilaku kesehatan masyarakat,maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi
apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan,menganalisis faktor-faktor yang
terlibat/berpengaruh terhadap perubahan,dan berusaha untuk memprediksi tentang
apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebutapabila ia tahu budaya
masyarakat setempat dan apabila ia tahu tentang proses perubahan
kebudayaan,maka ia harus dapat mengantisipasi reaksi yang muncul yang
mempengaruhi outcome dari perubahan yang telah direncanakan.
18
teknologi yang dimilikinya,dan selalu beranggapan bahwa kebudayaannya paling
maju,sehingga merasa superior terhadap budaya dari masyarakat yang sedang
berkembang. tetapi dari sisi lain,semua anggota dari budaya lainnya menganggap
bahwa yang dilakukan secar alamiah adalah yang terbaik. Oleh karena itu,sebagai
petugas kesehatan kita harus menghindari sikap yang menganggap bahwa
petugas adalah orang yang paling pandai,paling mengetahui tentang masalah
kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan masyarakat
setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam
masalah kesehatan masyarakat.dalam hal ini memang petugas lebih menguasai
tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana mereka bekerja lebih
mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah
atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik.
B. Saran
Kebudayaan atau kultur yang berdampak negatif bagi tubuh memang sulit
untuk dihilangkan dan itu semua membutuhkan suatu proses yang panjang.
Sebagai seorang perawat seharusnya kita menuntun mereka menuju perubahan
lebih baik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang empiris. Maka dengan
itu, dampak dari sosial budaya yang buruk dapat diminimalisir bahkan
dihilangkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sodik, M. A., Astikasari, N. D., Fazrin, I., Chusnatayaini, A., & Peristiowati,
21
Y. (2018). Dental health child with retardation mental and parents behavior.
Indian Journal of Physiotherapy and Occupational TherapyAn International
Journal, 12(4), 278-282.
22