Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT VERTIGO

DAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Kelompok 2
1. Adella Putri NIM : 2019.C.11a.0996
2. Ahmad Junaidi NIM : 2019.C.11a.0997
3. Cindy Masdy NIM : 2019.C.11a.1002
4. Erlisa NIM : 2019.C.11a.1008
5. Fordianus Candy NIM : 2019.C.11a.1010
6. Janwaria Changrila NIM : 2019.C.11a.1013
7. Muhammad Aldy Irfani NIM : 2019.C.11a.1018
8. Muntiara Sri Mampung NIM : 2019.C.11a.1019
9. Sunardi NIM : 2019.C.11a.1029
10. Tri Berger NIM : 2019.C.11a.1031

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan “Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Vertigo ini dapat terselesaikan dengan baik,
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berharap laporan pendahuluan ini
dapat berguna dan menambah wawasan serta pengetahuan pembaca tentang
Vertigo.
Namun penulis cukup menyadari bahwa Laporan Pendahuluan (LP) dan
Asuhan Keperawatan (ASKEP) ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun
untuk penyempurnaan Laporan Pendahuluan (LP) dan Asuhan Keperawatan
(ASKEP) ini. Sehingga kiranya Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun bagi pembaca.

Palangka Raya, 18 Oktober 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar Penyakit .............................................................................
1.1.1. Definisi ...........................................................................................
1.1.2. Anatomi Fisiologi ...........................................................................
1.1.3. Etiologi ...........................................................................................
1.1.4. Klasifikasi ......................................................................................
1.1.5. Patofisiologi (WOC) ......................................................................
1.1.6. Manifestasi Klinis ..........................................................................
1.1.7. Komplikasi .....................................................................................
1.1.8. Pemeriksaan Penunjang .................................................................
1.1.9. Penatalaksanaan Medis ..................................................................
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ............................................................
1.3.1 Pengkajian .......................................................................................
1.3.2 Diagnosa ..........................................................................................
1.3.3 Intervensi .........................................................................................
1.3.4 Implementasi ...................................................................................
1.3.5 Evaluasi ...........................................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

3
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Penyakit


1. Pengertian
Vertigo berasal dari bahasa latin ,vertere, artinya memutar merujuk
pada sensasi berputar sehingga menganggu rasa keseimbangan
seseorang,umunya disebabkan oleh gangguan pada sistem keseimbangan.
Derajat yang lebih ringan dari vertigo disebut dizziness yang lebih ringan
lagi disebut giddiness dan unsteadiness (finestone,1982)
Pengertian vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak
dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul
terutama dari sistem otonom,yang disebabkan oleh gangguan alat
keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit (Misbach
dkk.,2006).Dengan demikian,vertigo bukan suat gejala pusing berputar
saja ,tetapi merupakan suatu kumpulan gejala atau satu sindrom yang
terdiri dari gejala somatic (nistagmus,unstable ) otonomik (pucat,peluh
dingin,mual dan muntah),pusing dan gejala psikatrik. Dizziness lebih
mencerminkan keluhan rasa gerakan yang umum,tidak spesifik,rasa
goyah,kepala ringan dan perasaan yang sulit dilukiskan sendiri oleh
penderitanya.Pasien sering menyebutkan sensasi ini sebagai nggilyer
Sedangkan giddiness berarti dizziness atau vertigo yang berlangsung
singkat (PARDOSSI,2012).

2. Etiologi Vertigo
Etiologi vertigo dapat dibagi menjadi (Kelompok studi vertigo
PERDOSSI ,2012)
a. Otologi
Ini merupakan 24-61% kasus vertigo (paling sering),dapat disebabkan oleh
BPPV(benign paroxysmal positional Viertigo) penyakit Miniere,Parese
N.VIII (vestibulokoklearis),maupun otitis media.

4
b. Neurologis
Merupakan 23-61% kasus,berupa:
- Gangguan serebrovaskular batang otak,serebelum
- Ataksia karena neuropati
- Gangguan visus
- Gangguan serebelum
- Sklerosis multipel
- Vertigo servikal
c. Interna
Kurang lebih 33% dari keseluruhan kasus terjadi karena gangguan
kardiovaskuler.Penyebabnya bisa berupa tekanan darah yang naik atau
turun,aritma kordis,penyakit jantung koroner,infeksi,hipoglikemi,serta
intoksikasi obat,misalnya:nifedipin,benzodiazepine dan xanax.
d. Psikiatrik
Terdapat pada lebih dari 50 % kasus vertigo.Biasanya pemerik- saan klinis
dan laboratoris menunjukan dalam batas normal. Penyebabnya bisa berupa
depresi,fobia,anxietas,serta psikosomatis
e. Fisiologis
Misalnya,vertigo yang timbul ketika melihat ke bawah saat kita berada di
tempat tinggi.

3. Patofisiologi
Menurut Price,S.A (2007) Vertigo timbul jika terdapat
ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran.
Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler
atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampai kan impulsnya
ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan
pro prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan
nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis.

5
Menurut Wilson (2007) Informasi yang berguna untuk
keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan
proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar,
yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling
kecil kontribusinya adalah proprioseptik.Menurut Wilson (2007) Dalam
kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan
proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam
keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang
muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan
tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan
tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis,
atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo
dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak
adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,
unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

Klasifikasi Vertigo
Vertigo dapat dibagi menjadi ( Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI,2012)
a.Vertigo Vestibular
Timbul pada gangguan sistem vestibular,menimbulkan sensasi berputar
timbulnya episodic,diprovokasi oleh gerakan kepala dan bisa disertai rasa
mual/muntah.Berdasarkan letak lesinya dikenal ada
2 jenis vertigo vestibular(Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI,2012) 1)
Vertigo vestibular perifer
Terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis.Vertigo vestibular
perifer timbulnya lebih mendadak setelah perubahan posisi kepala,dengan
rasa berputar yang berat,disertai mual/muntah dan keringat dingin.Bila
disertai gangguan pendengaran berupa tinnitus atau ketulian dan tidak
disertai gejala neurologis fokal seperti, hemiparesis,diplopia perioral

6
parastesia,penyakit paresisfasialis. Penyebabnya antara lain adalah begin
paroxysmal positional vertigo (BPPV),penyakit miniere ,neuritisvesti
oklusia,labirin,labirinitis.

2) Vertigo vestibular sentral


Timbul pada lesi di nucleus vestibularis di batang otak atau thalamus
sampai ke korteks serebri.Vertigo vestibular sentral timbulnya lebih
lambat ,tidak terpengaruh oleh gerakan kepala.Rasa berputarnya ringan
jarang disertai rasa mual/muntah,atau kalau ada ringan saja.Tidak disertai
gangguan gangguan pendengaran.Bisa disertai gejala neurologis fokal
seperti disebut .Penyebabnya antara lain migraine ,CVD,tumor,epylepsi
demielinisasi dan degenerasi.

b. Vertigo nonvestibular
Timbul pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem visual
menimbulkan sensasi bukan berputar,melainkan rasa
melayang,goyang berlangsung konstan /kontinu,tidak disertai rasa
mual/muntah,serangan diasanya dicetuskan oleh gerakan objek
disekitarnya,misalnya di tempat keramaian atau lalu lintas macet.
Penyebab antara polineuropati,meliopati artrosis servikalis trauma
leher,presinkope,hipotensi,ortostatik, hiperventilasi tension,headache
hipoglikemi,penyakit sistemik.

Gambar 2.2 Pathway Vertigo


PATHWAY PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN VERTIGO

7
VERTIGO

Ketidakcocokan
Informasi Aferen
Kepusat kesadaran

Gangguan aliran Gangguan


darah ke otak Keseimbangan

Gerakan abnormal
Peningkatan (sensasi berputar
-
Tekanan Mual dan
putar,pusing dan
Intrakranial Muntah
melayang)

Nyeri kepala
Gangguan Risiko Jatuh
Nutrisi
Nausea
Gangguan Rasa
Aman Nyaman
Ku rangnya
Nyeri Akut
informasi tentang
penyakitnya

Otot leher
Gangguan
kaku/tertekan
Pola Tidur Defisit
Pengetahuan

Sumber :Asmada,doni,2018

4. Menifestasi Klinis

8
Gejala pada vertigo vestibular dengan gejala sensasi rasa berputar
tempo serangan episodik mul atau muntah ,gangguan pendengaran
gerakan pencetus gerakan kepala.Vertigo vestibular dibagi menjadi 2 yaitu
vertigo perifer dengan gejala bangkitan lebih mendadak,beratnya vertigo
berat,pengaruh gerakan kepala positif mual/muntah/keringatan tanda fokal
otak tidak ada.Vertigo sentral bangkitan lebih lambat berat-nya vertigo
ringan,pengaruh gerakan kepala kadang terjadi kadang tidak
mual/muntah,keringatan bisa terjadi gangguan pendengaran kemungkinan
tanda fokal otak. lalu,vertigo nonvestibular dengan gejala sensasi
melayang, goyang tempo serangan kontinu/konstan mual/muntah tidak
ada,tidak terdapat gangguan pendengaran dan gerakan pencetus gerakan
objek visual.
Berdasarkan gejala klinis yang menonjol,vertigo dapat pula dibagi `
menjadi tiga kelompok,yaitu (PERDOSSI,2012)
a. Vertigo paroksismal
Ciri khas :serangan mendadak ,berlangsung beberapa menit atau hari,
menghilang sempurna,suatu ketika muncul lagi,dan diantara serangan
penderita bebas dari keluhan.
Berdasarkan gejala penyerta dibagi :
1) Dengan keluhan telinga,tuli,atau telinga berdenging:sindrom
Meniere,arakhnoiditis pontoserebelaris,TIA vertebrobasilar,kelainan
ondontogen,tumor fossa posterior.
2) Tanpa keluhan telinga: TIA vertebrobasilar,epilespsi,migraine,vertigo
anak
3) Timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi: vertigo posisional
paroksismal benigna.

b. Vertigo kronis
Ciri khas : vertigo menetap lama,keluhan konstan tidak membentuk
serangan-serangan akut.

Berdasarkan gejala penyertanya dibagi:

9
- Dengan keluhan telinga: otitis media kronis,tumor
serebelopontin,meningitis TB,labirinitis,lues serebri.
- Tanpa keluhan telinga: kontusio serebri,hipoglikemia,ensefalitis
pontis,kelainan okuler,kardiovaskuler dan psikologis,posttraumatik
sindrom,intoksikasi,kelainan endokrin.
- Timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi: hipotensi
orthostatic,vertigo servikalis.
c. Vertigo yang serangannya
akut,berangsur-angsur berkurang tetapi
tidak pernah bebas serangan .
Berdasarkan gejala penyertanya dibagi:
- Dengan keluhan telinga: neuritis N.VIII,trauma labirin,pendarahan
labirin,herpes zoster otikus.
- Tanpa keluhan telinga: neuritis vestibularis,sclerosis multipel,oklusi
arteri serebeli posterior,ensefalitis vestibularis,sclerosis
multipel,hematobulbi.
5. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik:
1) Pemeriksaan fisik umum ( tanda-tanda vital, heart rate dan ritme
jantung,palpasi arteri karotis dan auskultasi arteri karotis).
2) Pemeriksaan neurologis (kesadaran,nervus kranalis ,sistem saraf motorik
dan sistem saraf sensorik)
3) Tes Romberg
Pemeriksaan berada dibelakang pasien,pasien berdiri tegak dengan kedua
tangan didada,kedua mata terbuka,dia amati selama 30 detik setelah itu
pasien diminta menutup mata dan diamati selama 30 detik,jika dalam
keadaan mata terbuka pasien sudaah jatuh menandakan kelainan pada
serebelum,jika dalam keadaan mata tertutup pasien cenderung jatuh ke
satu sisi menandakan kelainan vestibular/propioseptif.

4) Tes Romberg di pertajam

10
Pemeriksaan berada di belakang pasien,lalu tumit pasien berada di depan
ibu jari kaki yang lainnya,kemudian pasien di amati dalam keadaan mata
terbuka selama 30 detik,lalu pasien menutup mata dan diamati selama 30
detik,interpretasi sama dengan tes Romberg.
5) Tes jalan tandem (tandem gait)
Pasien di minta berjalan dengan sebuah garis lurus,dengan menempatkan
tumit di depan jari kaki sisi yang lain secara bergantian.Pada kelainan
serebelum:pasien tidak dapat melakukan jalan tandem dan jatuh ke satu
sisi.Pada kelainan vestibular:pasien akan mengalami deviasi ke sisi lesi.
6) Tes fukuda
Pemeriksaan bearada di belakang pasien,lalu tangan di luruskan ke
depan,mata pasien ditutup,pasien diminta berjalan di tempat 50
langkah.Tes fukuda di anggap normal jika deviasi ke satu sisi >30 derajat
atau maju/mundur >1 meter.Tes fukuda menunjukkan lokasi kelainan di
sisi kanan atau kiri.
7) Tes past pointing
Pada posisi duduk,pasien di minta untuk mengangkat satu tangan dengan
jari mengarah ke atas,jari pemeriksa di letakkan di depan pasien,lalu
pasien di minta ujung jarinya menyentuh ujung jari pemeriksa beberapa
kali dengan mata terbuka,setelah itu di lakukan dengan mata tertutup.Pada
kelainan vestibular : ketika mata tertutup maka jari pasien akan deviasi kea
rah lesi.Pada kelainan
serebelum:akan terjadi hipermetri atau hipometri.
8) Head thrust test
Pasien di minta memfiksasikan mata pada hidung/dahi pemeriksa setelah
itu kepala di gerakkan secara cepat ke satu sisi,pada kelainnan vestibular
perifer akan di jumpai adanya sakadik.

b. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium pada stroke dan infeksi
2) EEG pada kasus vestibular epilepsi
3) EMG pada kasus neuropati

11
4) EKG pada kasus serebrovaskular
5) TCD pada kasus serebrovaskular
6) CT Scan/MRI pada kasus stroke,infeksi dan tumor

6. Penatalaksanaan Vertigo
Terapi vertigo meliputi beberapa perlakuan yaitu pemilihan
medikamentosa rehabilitasi dan operasi(Luxon,2004;Huin & Uddin,2003).
Pilihan terapi vertigo mencakup(Kelompok Studi Vertigo
PERDOSSI,2012)
a. Terapi simtomatik,melalui farmakoterapi
b. Terapi kausal,mencakup:
-farmakoterapi
- prosedur reposisi partikel (pada BPPV)
- bedah ( karena vertigo yang disebabkan oleh tumor,spondilosis servikalis
dan impresi basilar).
c. Terapi rehabilitatif ( metode Brandt-Daroff,latihan visual
vestibular latihan berjalan).
Hindari faktor pencetus dan memperbaiki lifestyle pemilihan terapi vertigo
angat tergantung dari tipe dan kausa vertigo ( makanan dan diit adekuat
mencegah minum alcohol dan berlebihan,mengurangi obat
sedative,ototoksik dan opoid)

7. Komplikasi
a. Stoke
b. Obstruksi peredaran darah di labirin
c. Penyakit meniere
d. Infeksi dan inflamasi
B. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut Abraham maslow dalam (Mubarak & Chayatin 2007) kebutuhan
dasar manusia digambarkan dalam piramida hierarki kebutuhan dasar
maslow pada gambar

12
Gambar 2.2 Piramida Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan
Aktualisasi diri
Kebutuhan harga
diri
Kebutuhan rasa cinta
Memiliki dan dimiliki
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
Kebutuhan fisiologis
Sumber gambar: Mubarak & Chayatin 2007

Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas


tertinggi dalam hierarki maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang
mutlak harus dipenuhi manusia unutk bertahan hidup. Saat seseorang
dalam kondisi sakit, ia tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya.
Kebutuhan dasar manusia yang akan terganggu pada pasien
vertigo, yaitu: Kebutuhan akan rasa aman nyaman, aman pada berbagai
aspek, baik fisiologis maupun psikologis. Perlindungan fisiologis
contohnya perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan
infeksi. Perlindungan psikologis contohnya bebas dari takut dan
kecemasan, serta bebas dari perasaan terancam karena pengalaman baru
dan asing yang bebas dari nyeri atau rasa ketidaknyam

1. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman (Safety and Security Needs Kebutuhan
keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah aman dari berbagai aspek,
baik secara fisiologis, maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi:
a. Nyeri dan kenyamanan
Respon nyeri terjadi karena adanya inflamasi. Inflamasi merupakan respon
segera terhadap injuri seluler. Jika ini terjadi, vasodilatasi cepat terjadi

13
menyebabkan lebih banyak darah mendekati daerah injuri. Peningkatan aliran
darah lokal menyebabkan warna kemerahan di daerah inflamasi. Rasa sakit di
daerah inflamasi juga disebabkan oleh volume darah yang meningkat
vasodilatasi lokal mengirimkan darah dan sel darah putih ke jaringan yang
injuri. Protein serum memegang peranan utama dalam inflamasi (Potter &
Perry, 2010)

b. Kebutuhan keamanan dan proteksi Keselamatan


Merupakan suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman
bahaya atau kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat
diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan
keamanan adalah keadaan aman dan tentram (Tarwoto & Waetonah, 2015).

c. Konsep dasar infeksi Infeksi


Merupakan suatu kondisi penyakit yang disebabkan oleh masuknya kuman
patogen atau migroorganisme lain ke dalam tubuh yang dapat menimbulkan
reaksi tertentu. Contoh reaksi tersebut adalah perubahan sekunder berupa
peradangan (inflamation) yang ditandai antara lain oleh vasodilatasi
pembuluh darah lokal, peningkatan permeabilitas kapiler, dan pembengkakan
sel.
1) Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaandan
infeksi.
2) Bebas dari sakit dan kecemasan.
C. Konsep Teori Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu
proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevalualuasi status
kesehatan klien (Suarni dan Apriyani,2017)
Adapun pengkajian kasus Vertigo Menurut Asmada,doni,2018 adalah:
a. Identitas Pasien

14
Nama,tempat tanggal lahir,umur,alamat,pekerjaan,jenis kelamin , agama
suku,sumber biaya,tanggal masuk RS dan diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan
Dilakukan untuk menggali masalah keperawatan lainnya sesuai keluhan
utama pasien.
1) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri
2) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri dibagian kepala,nyeri yang dirasakan seperti
berputar-putar,nyeri yang dirasakan apabila klien duduk atau berdiri.Rasa
nyeri berkurang apabila klien berbaring.Nyeri dirasakan hilang timbul skla
nyeri 7 (0-10)
3) Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian masa lalu digunakan untuk menggali berbagai kondisi yang
memberikan dampak tehadap kondisi saat ini. Perawat menanyakan
riwayat masuk rumah sakit dan penyakit yang pernah diderita, penggunaan
obat-obatan, dan adanya alergi. Riwayat nutrisi dan riwayat pola hidup
juga penting dikaji detail pada pasien.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit
seperti klien dan tidak ada penyakit keturunan seperti
jantung,diabetes militus dan astma.
a . Aktivitas/istrahat: dengan gejala kelemahan, kelelahan b .
Sistem Pernafasan : frekwensi nafas normal 20 x/menit
pergerakan dada kanan dan kiri simetris dan tidak ada sianosis.

c. Sistem Persyarafan :Bicara normal,orientasi waktu menjawab dengan


baik,orientasi orang menjawab dengan baik,orientasi tempat klien
baik,pupil mengecil saat diberi reflek cahaya,klien tidak dapat
menggerkkan bola mata ke atas dank e bawah.
d. Sistem Cardioveskuler: konjungtiva anemis,tidak terdapat odema
pelpebra,tidak ada pembesaran vena jugularis,CRT< 3 detik,bentuk
thorax simetris,tekanan darah normal 120/90 mmHg,nadi 80 x/menit

15
e. Sistem pencernaan :Mukosa bibir tidak kering,tidak ada pembengkakan
tonsil,mulut bersih,bising usus 10 x/menit,reflex menelan baik,pada saat
di palpasi tidak ada nyeri tekan turgor kulit baik,dan tidak terjadi distensi
abdomen.
f. Sistem Perkemihan : Volume urine 1000 cc/hari,warna kuning
jernih,tidak terpasang kateter,saat di palpasi tidak ada pemebesaran
kaandung kemih,pada saat di palpasi tidak ada nyeri pada ginjal
g. Sistem Integumen : Kulit bewarna sawo matang,kulit teraba hangat,warna
rambut hiam,terdapat ubun,ubun,tidak adanya kemerahan atau hematum.
h. Sistem pendengaran : klien mengatakan sulit mendengar,distorsi
sensori,konsentrasi buruk
i. Eliminasi: Gejala riwayat perawatan dirumah sakit sebelumnya karena
perdarahan, gatrointestinal, atau masalah yang berhubungan dengan
gastrointestinal.
j. Makanan/cairan: Gejala anoreksia, mual, muntah, tidak ada masalah
menelan ,tidak adanya nyeri ulu hati, tidak terjadi penurunan berat
badan,penurunan nafsu makan.
k. Neurologi: Gejala rasa denyutan, pusing/sakit kepala, kelemahan.
l. Nyeri atau kenyamanan: Gejala nyeri, digambarkan sebagai tajam,
dangkal, tertusuk- tusuk.

m. Pola tidur : klien mengatakan tidurnya tidak puas, terdapat kantung


mata,klien mengatakan tidak bisa tidur,klien mengatakan pola tidur
berubah.
n. Pengetahuan : klien selalu menanyakan tentang penyakitnya

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu keluarga dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (SDKI ,2016) .

16
Diagnosa keperawatan yang muncul Menurut Asmada,Doni,2018 adalah:
a. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis d.d . Klien mengatakan nyeri
pada bagian kepala, nyeri seperti tertusuk tusuk ,klien mengatakan nyeri saat
beraktivitas, klien tampak meringis, tampak memegangi kepalanya Skala
nyeri 7 ( 1-10), klien tampak gelisah dan nafsu makan berubah.
b. Mual b.d peningkatan tekanan intrakranial d.d Klien mengeluh mual,klien
mengatakan ingin muntah,klien mengatakan tidak minat makan, klien
tampak pucat, Takikardi dan Pupil Dilatasi.
c. Gangguan Pola Tidur b.d Hambatan Lingkungan d.d Klien mengatakan
sangat lemas,sulit tidur,klien mengatakan tidak puas tidur,klien mengatakan
istirahat tidak cukup,klien tampak kelelahan dan terdapat kantung mata
didaerah mata klien.
d. Risiko jaatuh d.d faktor risiko Gangguan Keseimbangan
e. Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan Pendengaran d.d Klien
mengatakan terganggu dalam mendengar,klien tampak distorsi sensori
respons tidak sesuai dan konsentrasi buruk.
f. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d Klien
menanyakan masalah yang di hadapi,klien menunjukkan perilaku yang tidak
sesuai dengan anjuran,menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
menjalani pemeriksaan yang tidak tepat dan menunjukkan perilaku
berlebihan(mis.apatis,bermusuhan,agitasi dan hysteria).

3. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan
masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan
dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan
dari semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012). Perencanaan
keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis yang
menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan,
tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik
(Manurung, 2011).

17
Tabel 2.1 Rencana Asuhan Keperawatan Vertigo
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
(Nursing Outcome Classification) (Nursing Intervention Classificarion)
1 2 3 4
1 Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Kontrol Nyeri ( 1605) Menajemen Nyeri (1400)
Fisiologis d.d Data 1. Mengenali kapan nyeri terjadi 1. lakukan pengkajian nyeri
Subjektif ( DS) (5) komperhensif meliputi
a. Klien mengatakan nyeri pada 2. Penggambarkan faktor penyebab lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,i
bagian kepala (5) ntensitas dan faktor pencetus
b .Klien mengatakan nyeri 3. Menggunakan tindakan 2. Gali pengetahuan dan kepercayaan
seperti tertusuk tusuk pencegahan (5) klien mengenai nyeri
c. Klien mengatakan nyeri saat 4. Menggunakan tindakan 3. Berikan informasi mengenai
beraktivitas pencegahan (nyeri) tanpa nyeri,berapa lama nyeri yang
Data Objektif ( DO) analgesik (5) dirasakan dan antisipasi dari
a. Klien tampak meringis 5. Melaporkannyeri yang ketidaknyamanan
b. Klien tampak 4. Ajarkan klien untuk menggunakan
terkontrol (5)
memegangikepalanya teknik non farmakologi
c. Skala nyeri 7 ( 1-10) 5. Dukung istirahat atau tidur yang
Tingkat Nyeri ( 2102)
d. Klien tampak gelisah adekuat untuk mambantu penurunan
1. Nyeri yang dilaporkan (5)
e. Nafsu makan beruba nyer )
2. Mengerang dan menangis (5)

18
1 2 3 4
3. Ekspresi nyeri wajah (5) Pemberian Analgesik (2210)
4. Frekuensi nafas (5) 1. Cek perintah pengobatan
5. Denyut nadi (5) 2. Monitor tekanan darah sebelum dan
sesudah pemberian analgesic
6. Tekanan Darah (5)
Berikan analgesic sesuai tambahan
( ketorolac,sucralfat)

2 Mual b.d peningkatan tekanan Kontrol Mual dan Muntah (1618) Manajemen Mual (1450)
intrakranial d.d 1. Mendeskripsikan faktor- 1. Identifikasi faktor-faktor penyebab
DS: Faktor penyebab (1) terjadinya mual
a. Klien mengeluh mual 2. Mengenali pencetus stimulasi 2. Kendalikan lingkungan yang
b.klien mengatakan ingin muntah muntah (1) mungkin membangkitkan mual
c. klien mengatakan tidak minat 3.Menggunakan langkah-langkah 3. Ajarkan penggunaan teknik non
makan DO: pencegahan (1) farmakologi(mis.hipnosis,relaksasi,
a. Klien tampak pucat 4.Menghindari bau yang tidak I majinasi terbimbing,terapi musik)
b. Takikardi menyenangkan (1) 4. Tingkatkan istirahat dan tidur yang
c. Pupil Dilatasi cukup untuk memfasilitasi
pengurangan mual

19
1 2 3 4
5. Lakukan kebersihan mulut
sesering mungkin untuk
meningkatkan kenyamanan
6. Instruksikan kepada klien
mengenai diet tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
7. Dorong pola makan dengan porsi
Sedikit makanan yang menarik
bagi pasien yang mual
8. Memberikan obat antiemetic yang
sesuai

20
1 2 3 4

3 Gangguan Pola Tidur b.d Tidur ( 0004) Pengaturan Posisi ( 0840)


Hambatan Lingkungan d.d 1. Jam tidur (5) 1. Atur posisi tidur yang
Data Subjektif ( DS) 2. Pola tidur (5) disukaiklien
a. Klien mengatakan 3. Kualitas tidur (5) 2. Tinggikan bagian tubuh
sangat lemas yangsakit dengan tepat
4. Tidur dari awal sampai habis
b. Klien mengatakan sulit 3. Posisisikan pada kesejajaran
dimalam hari secara konsisten
tidur
tubuh dengan tepat
(5)
c. Klien mengatakan tidak
4. Tepatkan objek yang sering
puastidur 5. Perasaan segar setelah tidur (5)
digunakan dalam jangkauan
d. Klien mengatakan 6. Tempat tidur yang nyaman (5)
istirahattidak cukup 7. Suhu ruangan yang nyaman (5)
Peningkatan Tidur ( 1850)
Data Objektif ( DO)
1. Jelaskan pentingnya
a. Klien tampak kelelahan
tidur cukup
b. Terdapat kantung
mata 2. Monitor pola tidur klien dan

didaerah mata klien jumlah jam tidur


3. Sesuaikan lingkungan
(mis.cahaya,kebisingan,suhu
dan tempat tidur) untuk yan
meningkatkan tidur g

21
4. Monitor makanan dan minuman
yang dapat menganggu tidur
5. Terapkan langkah langkah
kenyamanan seperti pijat,
pemberian posisi dan sentuhan
afektif
6. Ajarkan keluarga mengenai faktor
yang berkontribusi terjadinya
gangguan pola tidur
( seperti faktor lingkungan,pola
hidup,psikologis dan fisiologis)
4. Risiko jatuh d.d Ganggua Kejadian Jatuh ( 1912) Menajemen lingkungan keselamatan
n
Keseimbangan 1. Jatuh saat berdiri (5) (6486)
2. Jatuh saat berjalan (5) 1. Identifikasi hal-hal yang

3. Jatuh dari tempat tidur (5) membahayakan dilingkungan

4. Jatuh saat ke kamar mandi (5) 2. Bantu klien untuk melakukan


perpindahan kelingkungan yang
aman
3. Sediakan alat untuk
beradaptasi
seperti: kursi pijakan untuk

22
1 2 3 4
4. pegangan
Pencegahan jatuh ( 6490)
1. Sarankan menggunakan alas kaki
yang nyaman
2. Gunakan teknik yang tepat dalam
memindahkan klien dari kursi roda
ke tempat tidur atau ke toilet
3. Lakukan program latihan fisik rutin
yang meliputi berjalan Sediakan alas
kaki yang tidak licin untuk
memfasilitasi kemudahan klien
5. Gangguan Persepsi Sensori b.d Fungsi Sensori:Pendengaran (2401) Peningkatan Komunikasi:Kurang
Gangguan Pendengaran 4. Ketajaman pendengaran bagian Pendengaran (4974)
DS: kiri (5) 5. Bersihkan serumen berlebih
a.Klien mengatakan terganggu 2. Ketajaman pendengaran bagian dengan ujung kain atau lap
dalam mendengar kanan (5) yang dipelintir sambil
DO 3. Mendengan bisikan enam inci menurunkan daun telinga
a.Klien tampak distorsi sensori dari telinga kiri (5) 2. Hindari lingkungan yang berisik
b. Respons tidak sesuai
4. Mendengar bisikan enam inci Saat berkomunikasi

23
1 2 3 4
c. Konsentrasi buruk dari telinga kanan (5) 3. Gunakan gerakan tubuh jika
5. Berbalik kea rah suara (5) diperlukan
6. Merespon pada 4. Fasilitasi menggunakan alat bantu
stimuluspendengaran (5)
dengar dengan benar
5. Lepaskan dan masukkan alat bantu
dengan benar

6 Defisit Pengetahuan b.d kurang Pengetahuan :Proses Penyakit (1803) Pengajaran:Proses Penyakit (5602)
terpapar informasi d.d DS: 1. Karakter spesifik penyakit (5) 1. Jelaskan mengenai proses penyakit
a.Klien menanyakan masalah 2. Faktor-faktor penyebab dan 2. Identifikasi faktor penyebab
yang di hadapi faktor yang berkontribusi (5) 3. Berikan informasi pada klien
DO: 3. Tanda dan gejala penyakit (5) mengenai kondisinya
a.Klien menunjukkan perilaku 4. Proses perjalanan penyakit (5) 4. Instruksikan klien mengenai tindakan
yang tidak sesuai dengan anjuran 5. Srategi untuk untuk mencegah meminimalkan efek
b.Menunjukkan persepsi yang meminimalkanperkembangan samping penanganan penyakit
keliru terhadap masalah penyakit (5)
5. Edukasi klien mengenai tindakan
c. Menjalani pemeriksaan yang 6. Manfaat menajemen penyakit (5)
Untukmengontrol/meminimalkan
tidak tepat 7. Sumber informasi
gejal
penyakitspesifik yang terpercaya
(5)

24
1 2 3 4

d.Menunjukkan perilaku 6 Berikan informasi mengenai


berlebihan(mis.apatis,bermusuh . pemeriksaan diagnostic yang
a n,agitasi dan hysteria) tersedia

25
5. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah satatus kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan krikteria hasil yang
diharapkan (Suarni dan Apriyani,2017)

6. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dilakukan,berkesinambung-an dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya.Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan,untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Suarni dan
Apriyani,2017).

1
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Biodata
Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Dayak, Indonesia
Alamat : Jln. Warung Contong xxx
Tanggal Masuk : 05 Desember 20021 – Pkl. 09.15
Tanggal Dikaji : 6 Desember 20021 – Pkl. 10.00
No. Register : XXX-XXX
Diagnosa Medis : Susp. Stroke + Vertigo

2) Biodata Penanggung Jawab


Nama : Tn. S
Umur : 50 tahun
Suku Bangsa : Dayak, Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Warung Contong xxx
Hubungan dengan klien : Suami
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan Masuk Rumah sakit
3 hari sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh nyeri kepala
dan pusing berdenyut, keluhan tidak disertai mual dan muntah,

2
keluhan disertai telinga berdenging dan klien merasakan tubuhnya
lemah sebelah kanan, kemudian keluarga langsung membawa klien
ke poly neurologi RS.Palangka Raya setelah diperiksa dokter
akhirnya klien disarankan untuk dirawat di Ruang Perawatan VIII
RS. Dustira.
b) Keluhan Utama
Klien mengeluh pusing
c) Keluhan Saat Didata
Klien Pada saat didata klien mengeluh pusing dan sakit kepala,
keluhan dirasakan seperti berputar-putar, rasa pusing datang hilang
timbul. Dan klien mengatakan susah tidur pada malam hari karena
pusing, keluhan pusing bertambah apabila klien melakukan
aktivitas seperti berjalan ke kamar mandi, keluhan pusing
berkurang apabila klien beristirahat seperti tidur terlentang. Pusing
dan nyeri kepala menyebar ke daerah pundak/leher. Jika diukur
dengan skala nyeri 1-10 pusing dan nyeri kepala klien
dikategorikan ke dalam skala 5 (nyeri sedang)

2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit yang dideritanya
seperti sekarang ini. Klien juga tidak mempunyai riwayat penyakit
jantung, hipertensi dan diabetes melitus klien mempunyai riwayat
penyakit hipertensi dan kurang darah.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit seperti klien dan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi dan diabetes melitus serta penyakit
menular seperti TBC.

3
4) Struktur Keluarga
Klien adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara klien memiliki 2 orang anak
dan tinggal bersama 2 orang anaknya dan suami klien
Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Hubungan Keluarga
: Tinggal Serumah

4
Data Biologis
NO POLA AKTIVITAS DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
1 2 3 4
1 Pola Nutrisi
a. Makanan
 Frekuensi 3x 1 sehari 3x 1 sehari
 Jenis Nasi, sayur, lauk pauk Nasi, sayur, lauk pauk,
buah
 Porsi/jumlah 1 porsi habis 1/2 porsi habis
 Pantangan Tidak ada Tinggi garam, pedas,
merangsang
b. Minum
 Jumlah 1400-1600 cc 1200-1400 cc
 Jenis Air putih, air the manis Air putih
 Pantangan Tidak ada Kopi, soda
 Keluhan Tidak ada Klien sering merasa mual

2 Pola Eliminasi
a. BAB
 Frekuensi 1-2 x/hari Baru 1x selama dirawat
 Kosistensi Lembek berbentuk Lembek
 Warna Kuning tengguli Kuning tengguli

b. BAK
 Frekuensi 3-4x/hari + 3x/hari
 Warna Khas kuning jernih Kuning jernih
 Keluhan Tidak ada Tidak ada

3 Pola Istirahat Tidur


a. Siang Kadang-kadang + 1 jam/hari
b. Malam + 6-7 jam/hari + 5-6 jam/hari
c. Keluhan Tidak ada Tidak ada

4 Personal Hygiene
a. Mandi 2x/hari Belum pernah selama
dirawat
b. Gosok gigi 2x/hari 1x sehari

c. Keramas 2x/seminggu Belum pernah keramas

d. Gunting kuku 1x/minggu Belum pernah selama


dirawat

5
5 Aktivitas Klien dapat beraktivitas secara Aktifitas berat klien
mandiri setiap harinya. selama di RS dibantu oleh
keluarga dan perawat
klien tampak hati-hati saat
melakukan aktivitas

c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital : Antropometri :
TD : 120/100 mmHg BB : kg
N : 78x/menit TB : cm
R : 20x/menit
S : 36,50 C
2) Sistem Panca Indera
a) Penglihatan
Kedua mata simetris, kedua sudut mata sejajar dengan pinna,
konjungtiva sedikit anemis, sklera an ikterik, terdapat arcus senilis
di daerah limbus. Tidak ada nyeri tekan disekitar bola mata. Klien
dapat membaca papan nama perawat pada jarak + 25 cm.
Pergerakan bola mata klien dapat mengikuti ke 8 arah tahapan
mata. Lapang pandang klien baik terbukti dengan klien dapat
melihat jari pemeriksa dengan pandangan perifer dengan sudut
900C klien dapat mengangkat alis kiri dan kanan secara simetris
untuk membaca Al-Quran klien menggunakan kaca mata berlensa
positif reflek pupil terhadap cahaya isokor.
b) Pendengaran
Bentuk Telinga kanan dan kiri simetris, telinga tampak bersih,
tidak ada nyeri tekan pada tragus. Pinna elastis, gendang telinga
tampak mengkilat saat terkena cahaya. Tidak ada nodul, oedem

6
dan tumor. Klien dapat mendengar gesekan rambut. Fungsi
pendengaran baik, dibuktikan dengan tes garpu tala yaitu tes
rinne : hantaran udara klien lebih panjang dari pada hantaran
tulang. Tes webber : tidak ada lateralisasi bunyi pada telinga kiri
dan kanan (kedua telinga mendengar bunyi garpu tala dengan
seimbang) tes swabach : hantaran tulang dan hantaran udara klien
dengan perawat sama.
3) Sistem Pernapasan
Bentuk hidung dan kedua hgidung simetris, tidak terdapat septum
deviasi, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, mucosa hidung
lembab dan berwarna merah muda. Tidak terdapat nyeri tekan pada
hidung sinus frontalis dan sinus maxilaris, fungsi penciuman baik
dibuktikan dengan klien bisa membedakan bau minyak kayu putih
dengan bau kopi. Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Trakea
berada ditengah. Bentuk dada simetris tidak ada nyeri tekan pada
setiap interkostalis pada perkusi interkotalis terdengar resonan di paru-
paru, dulnes di daerah jantung. Saat auskultasi, di trakea terdengar
suara bronkial, di bronkus terdengar bronkovesikuler dan
alveolus/paru-paru terdengar vesikuler. Frekuensi pernapasan
20x/menit vokal premitus meningkat pada jalan nafas utama dan
menurun/melemah diperifer. Ekspansi dada sama pada paru-paru
kanan dan kiri.
4) Sistem Pencernaan
Bibir klien simetris, agak pucat. Klien dapat tersenyum dan
memperlihatkan gigi, gigi klien bersih, terdapat caries gigi pada gigi
geraham sebelah kanan. Gigi klien tidak lengkap (ada yang tanggal)
berjumlah 29 buah, gusi berwarna merah muda, mukosa mulut lembab
dan berwarna merah muda. Lidah berwarna merah muda, dapat
digerakan ke kiri-kanan, atas dan bawah. Ketika lidah ditekan dengan

7
tounge spatel terdapat tahanan pada lidah dengan mendorong tounge
spatel ke atas. Uvula berada di tengah dan bergerak ke atas saat
mengatakan “ah” palatum berwarna merah muda, tidak terdapat
pembesaran tonsil palatina. Klien dapat membedakan rasa kopi dan
gula, klien dapat menelan dengan baik. Bentuk abdomen datar, bising
usus terdengar di 4 kuadran abdomen dengan frekuensi 10xx/menit.
Tidak ada distensi abdomen perkusi pada hepar terdengar dulness,
pada lambung timpani. Tidak ada nyeri tekan pada setiap kuadran,
tidak teraba pembesaran hepar. Anus tidak dilakukan pemeriksaan
namun menurut klien tidak ada kelainan dan keluhan saat BAB.
5) Sistem Cardiovaskuler
Tidak ada peningkatan vena jugolaris, conjungtiva sedikit anemis,
akral hangat, tidak ada pembesaran jantung, bunyi jantung S1 dan S2
reguler, tidak terdengar suara jantung tambahan. Tekanan darah
100/20 mmHg capilary revil lime kembali setelah 1 detik, denyut nadi
78x/menit.
6) Sistem Perkemihan dan Genetalia
Tidak teraba distansi kandung kemih, tidak teraba pembesaran ginjal
dan nyeri tekan pada ginjal kiri dan kanan, klien mengatakan tidak ada
keluhan saat BAK.
7) Sistem Endokrin
Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid.
8) Sistem Integumen
Kulit klien berwarna sawo matang, teraba hangat, tekstur kulit halus,
kuku jari tangan dan kiki tidak sianosis, sitribusi rambut merata dan
terdapat uban. Turgor kulit baik, terbukti dengan dapat kembalinya
lipatan kulit, setelah ditekan dalam waktu kurang dari 2 detik.
Terdapat hematom di daerah mediara kubiti akibat suntikan, terdapat

8
luka memar ringan di daerah lutut akibat klien terjatuh di kamar mandi
sebelum masuk RS. tercium bau badan klien karena belum mandi
selama di rawat di RS , kulit kepala klien kotor.
9) Sistem Muskuloskeletal
a) Ekstremitas atas
Bentuk tangan kanan dan kiri simetris, klien dapat melakukan
gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi secara mandiri,
reflek biceps positif, reflek triceps positif, reflek brachioradialis
positif.
Kekuatan otot klien : + 5 +5
b) Ektremitas bawah
Bentuk kedua kaki simetris, klien dapat melakukan fleksi, ekstensi,
abduksi, adduksi secara mandiri, reflek patella positif (ekstensi),
reflek achiles positif (ekstensi), refleks babinski negatif, reflek
chadok negatif, kekuatan otot +
10) Sistem Persyarafan 4
a) Fungsi cerebral/kortikal
 Tingkat kesadaran menurut GCS
E : 4  Klien dapat spontan membuka mata
M : 6  Klien dapat bergerak menurut perintah
V : 5  Klien dapat berbicara dengan baik, tidak ada
disorientasi tempat, waktu dan orang.
GCS : 15
Kesadaran penuh/compos mentis
 Orientasi terhadap orang, tempat dan waktu
Klien merespon ketika dipanggil namanya, klien bisa
menyebutkan nama masing-masing anaknya. Klien mengetahui
bahwa ia sedang dirawat di RS.Doris Sylvanus di Ruang

9
Dahlia, klien mengetahui kapan dia dibawa ke RS. Doris
Sylvanus untuk berobat oleh keluarganya.
 Daya ingat/memori
- Klien dapat mengingat tadi pagi pukul 08.50 WIB klien
dibawa ke UGD untuk diperiksa.
- Klien dapat mengingat sebelum dilakukan pemeriksaan
fisik oleh perawat klien dibantu keluarga berjalan ke WC
untuk buang air kecil.
 Bicara
Klien dapat berbicara dengan baik dan berkomunikasi dengan
perawat dan keluarganya dengan bahasa Indonesia dan bahasa
Sunda. Klien dapat mengulang kata-kata yang diucapkan
perawat dan mengerti apa yang diucapkan perawat.

b) Sistem saraf Kranial


 N.I : Klien mampu membedakan bau tidak
enak dari kopi dan kayu putih.
 N. II : Klien dapat membaca papan nama
perawat dengan benar pada jarak + 25 cm, lapang
pandang klien baik, klien dapat melihat jari tangan
perawat dengan pandangan perifer pada sudut 900C.
 N. III : Reaksi pupil terhadap cahaya miosis,
bola mata dapat digerakan ke dalam dan ke atas,
klien dapat mengangkat alis dengan simetris.
 N. IV : Bola mata dapat bergerak ke bawah
dan ke luar
 N. V : Otot messeter dapat diraba saat
mengunyah, terasa pergerakan tangan pada kulit

10
kepala, klien dapat merasakan rangsangan halus
dari tissue pada kulit wajah.
 N. VI : Bola mata klien dapat digerakan ke
arah lateral
 N. VII : Klien dapat merasakan rasa kopi dan
gula, klien bisa tersenyum dan mengerutkan dahi.
 N.VIII : Klien mampu mendengarkan gesekan
rambut, dari hasil tes rinne, webber dan swabach
tidak ada kelainan.
 N. IX : Klien dapat menelan dengan baik
 N. X : Klien dapat berbicara dengan baik,
uvula terangkat ke atas saat klien mengatan “ah”.
 N. XI : Pergerakan rotasi kepala klien baik
dapat menahan tekanan pada kepala, klien dapat
menahan tekanan pada bahu dan dapat mengangkat
bahu ke atas dengan baik.
 N. XII : Klien dapat menggerakan lidah ke kiri,
kanan, atas dan bawah.

c) Sistem sensorik
Klien dapat merasakan gerakan dari pemeriksa di kakinya, dan
dapat mengatakan dengan benar apa yang pemeriksa tulis dikulit
kakinya.

d) Fungsi Refleks
Reflek Fisiologis :
Replek Biceps : (+) Fleksi
Replek Triceps : (+) Ekstensi
Replek Brachioradialis : (+) Fleksi

11
Replek Patela : (+) Ekstensi
Replek Achiles : (+) Ekstensi

Reflek Patologis :
Replek Hoffman-tromner : (-) Tidak ada gerakan
Reflek Jaw : (-) Mulut tidak tertutup
Replek Babynsky : (-) Dorsofleksi ibu jari dan adduksi jari-
jari lainnya.

e) Tes Rangsang Meningeal


- Kaku kuduk : Klien tidak merasa nyeri saat fleksi leher
- Tes kerdig : Tidak terasa tahanan dan nyeri saat kaki
diekstensikan 1350C
- Tes bruddzinksi I : Tidak terjadi fleksi pada kausa lutut saat
leher difleksikan.
- Tes brudzinski II : Tidak ada fleksi lutut yang diekstensikan
saat leher difleksikan.

d. Pola Psikologis
1) Status Emosi : Saat berinteraksi dengan perawat, emosi klien
stabil, wajah klien ramah saat ditanya perawat.
2) Konsep diri :
- Body image
Klien menyukai seluruh anggota tubuhnya, klien juga tahu bahwa
sakit yang dialaminya sekarang dapat menyebabkan kelemahan
pada tubuhnya.
- Harga diri
Klien tidak merasa malu dengan keadaan sakitnya sekarang
- Ideal diri

12
Klien berharap dirinya lekas sembuh dan berkumpul dengan
keluarganya di rumah.

- Peran
Sejak dirawat di RS, klien tidak dapat melakukan peran dan
kegatan sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga.
- Idenititas diri
Klien mempunyai suami dan 2 orang anak
3) Gaya Komunikasi : Klien menggunakan komunikasi verbal saat
berhubungan dengan perawat, klien fasih
berbahasa Indonesia walaupun sehari-harinya
klien menggunakan bahasa Sunda.

e. Data Sosial
1) Pendidikan : Klien pendidikan terakhir SMA
2) Hubungan Sosial : Klien dapat bersosialisasi dengan baik didalam
keluarga, kepada klien lainnya dan dengan
perawat ruangan.
3) Gaya Hidup : gaya hidup klien terlihat sederhana, hal ini terlihat
dari cara berpakaian.
4) Pola Interaksi : Klien dapat berinteraksi dengan baik termasuk
dengan keluarga, perawat, dokter dan pasien
lainnya.
f. Data spiritual
Klien beragama Islam dan selalu berdoa untuk kesembuhan klien
g. Therapy
- Aspirin 3x1 sehari
- Piracetam 3x1 sehari
- Befasere 1x1 sehari

13
- ISDN 2x1 sehari
- Captopril 2x1 sehari
- Vergilon 2x1 sehari
Analisa Data
Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun
No. Reg : XXX-XXX

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 2 3 4
DS : - Klien mengeluh Manifestasi dari vertigo akibat Perubahan pola
pusing dan lemas. kurang darah aktivitas
- Klien mengeluh 
seperti berputar-putar Menurunnya aliran darah ke

ketika berjalan. cerebrum dan cerebellum



Penurunan suplai O2 dan nutrisi
DO : - Klien tampak
ke neuron di otak
dibantu keluarga saat

melakukan aktivitas
Merangsang pusat reseptor
- Klien tampak hati-
keseimbangan dan koordinasi
hati saat melakukan
gerak di cerebellum
aktivitas 
- Kekuatan otot Sensasi pusing berkunang-
+5 +5 kunang
-4 +5

- TD : 120/100 Ketidakseimbangan dalam
pergerakan

Ketidakmampuan beraktifitas
secara mandiri

14
2 DS : - Klien mengeluh Manifestasi dari vertigo akibat Gangguan rasa
pusing dan nyeri kurang darah nyaman : Nyeri
kepala  kepala
DO : - Klien tampak lemah Penurunan suplai O2 dan nutrisi

- Nyeri yang dirasakan ke otak



klien seperti
Proses metabolisme di otak
berputar dengan
terganggu
skala 3 (nyeri

sedang)
Merangsang reseptor nyeri
- TD : 100/80 mmHg
disusunan saraf pusat

Nyeri dipersepsikan

Gangguan rasa nyaman nyeri

15
2. Daftar Diagnosa Keperawatan

Daftar Diagnosa Keperawatan


Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun
No. Reg : XXX-XXX

N DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TGL PARAF


O DITEMUKAN DIATASI
1 2 3 4 5
1 Perubahan pola aktivitas 05 -12 - 2005 06 -12 - 2005
sehubungan dengan
ketidakseimbangan pergerakan
akibat vertigo

2 Gangguan rasa nyaman : Nyeri 05 -12 - 2005 06 -12 - 2005


sehubungan dengan penurunan
suplai darah ke otak

Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


1. Perubahan pola aktifitas sehubungan dengan ketidakseimbangan pergerakan
akibat vertigo.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan penurunan suplai darah ke
otak.

16
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun
No. Reg : XXX-XXX
N DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL PARAF
O KEPERAWATAN
1 2 3 4 5 6
1 Gangguan rasa nyaman : Nyeri Rasa nyaman terpenuhi  Kaji tingkat  Mengetahui
sehubungan dengan penurunan dengan kriteria : nyeri klien sejauh mana
suplai darah ke otak ditandai  Jangka Pendek nyeri
dengan : 2x24 jam nyeri mengganggu
DS : - Klien mengeluh pusing berkurang dari skala aktivitas klien.
dan nyeri kepala 3 ke 2.  Anjurkan  Memberi
DO : - Klien tampak lemah  Jangka Panjang untuk istirahat perasaan nyaman
- Nyeri yang dirasakan 5x24 jam Nyeri adequat. pada klien
klien seperti berputar hilang, klien segar,  Menenangkan
dengan skala 3 (nyeri klien tampak  Ajarkan teknik pasien, salah
sedang) bersemangat relaksasi : nafas satu teknik
- TD : 100/80 mmHg dalam. mengurangi rasa
nyeri.
 Obat analgetik
 Kolaborasi dapat
pemberian obat, mengurangi
penurunan pusing nyeri yang
dan analgetik. diharapkan
mempercepat
penyembuhan
klien.

17
1 2 3 4 5 6
2 Perubahan pola aktivitas Pola aktifitas klien  Kaji kebutuhan  Mengidentifikasi
sehubungan dengan kembali ke semula dan aktivitas klien sejauh mana
ketidakseimbangan pergerakan dengan kriteria: klien bisa
akibat vertigo ditandai dengan :  Jangka Pendek melakukan
DS : - Klien mengeluh pusing 2x24 jam pusing aktivitas secara
dan nyeri kepala berkurang, klien mandiri.
DO : - Klien tampak lemah tidak lemas.  Anjurkan  Mengurangi
- Nyeri yang dirasakan keluarga resiko cidera
klien seperti berputar  Jangka Panjang membantu
dengan skala 3 (nyeri 1 minggu aktivitas klien  Mengurangi rasa
sedang) pusing hilang  Anjurkan klien pusing yang
- TD : 100/80 mmHg untuk tidak mengakibatkan
- langsung turun ketidakseimbang
dari tempat tidur an dalam
melainkan secara pergerakan
perlahan yaitu
duduk dulu baru
berdiri

18
4. Implementasi dan Evaluasi

Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun
No. Reg : XXX-XXX

DX WAKTU TINDAKAN EVALUASI PARAF


1 2 3 4 5
1 Jam 05.15  mengukur tanda- S : - Klien mengatakan lebih
tanda vital segar dan nyaman
 Melakukan dan O : - Kulit kepala klien bersih
membantu klien - Klien tampak lebih segar
memenuhi T : 100/80 mmHg
kebutuhan personal N : 78x/menit
hygiene keramas. R : 20x/menit
 Menganjurkan S : 36.80C
untuk istirahat yang A : Masalah teratasi sebagian
adekuat P : Intervensi dilanjutkan

2 Jam 10.00  Mengkaji tingkat S : - Klien mengatakan nyeri


nyeri klien sudah berkurang
 Mengajarkan O : - Klien melakukan teknik
teknik napas dalam nafas dalam
 Menganjurkan - Posisi tidur klien sesuai
keluarga membantu dengan yang diajarkan.
aktivitas klien - Klien tampak lebih
 Mengajarkan tenang
posisi yang sesuai - Nyeri berkurang dari
untuk menurunkan skala 3 ke skala 2
rasa nyeri/pusing. A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3 Jam 12.00  Menyajikan S : - Klien mengatakan porsi
makan dalam makannya dudah
keadaan hangat dan bertambah
tertutup. O : - Porsi makan klien
 Menganjurkan bertambah dari ½ porsi
kepada klien agar habis menjadi ¾ porsi
makan dalam porsi habis.
sedikit tapi sering, A : Masalah teratasi sebagian
menyelingi makan P : Intervensi dilanjutkan
dengan minum.

4 Jam 12.30  Memberikan obat


kepada klien per
oral :
Aspirin 3x1 sehari
Piracetam 3x1 sehari
Befasere 1x1 sehari
ISDN 2x1 sehari

19
Captopril 2x1 sehari
Vergilon 2x1 sehari

5. Catatan Perkembangan

Catatan Perkembangan
Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun
No. Reg : XXX-XXX

NO
WAKTU CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
DX
1 2 3 4
1 13.00 S : - Klien mengatakan lebih segar dan nyaman
O : - Kulit kepala klien bersih
- T : 100/80 mmHg
N : 78x/menit
R : 20x/menit
S : 36.80C
- Nyeri berkurang dari skala 3 ke skala 2
- Porsi makan klien bertambah dari ½ porsi
habis menjadi ¾ porsi habis
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I : - Membantu klien memenuhi personal
hygiene
- Mengajarkan posisi yang sesuai untuk
menurunkan rasa nyeri
- Menyajikan makan dalam keadaan
hangat, tertutup, porsi sedikit tapi sering

E : - Personal Hygiene terpenuhi


- Rasa nyeri masih dirasakan klien

20
- Nafsu makan klien telah meningkat
R : - Masalah teratasi sebagian
- Intervensi dilanjutkan

21
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. (2013). Diagnosis vertigo. Makassar: Universitar Hassanudin.

Sutarni, S., Malueka, R. G., & Gofir, A. (2018). Bunga Rampai Vertigo. UGM
PRESS.

Kembuan, M. A. (2009). Patofisiologi Vertigo. Jurnal Tumou Tou, 1(1), 31-36.

Darmawansyah, I., & Hartiti, T. (2020). Manejemen Resiko Jatuh pada Pasien
Vertigo. Ners Muda, 1(1), 7-10.

Indonesia, P. P. N. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:


PPNI.

Indonesia, P. P. N. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:


PPNI.

Indonesia, P. P. N. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:


PPNI.

22

Anda mungkin juga menyukai