Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

R DENGAN VERTIGO DENGAN


DIAGNOSA UTAMA NYERI AKUT DIRUANG AN NISA RS TERPADU
DOMPET DHUAFA BOGOR

Disusun Oleh :
Bunga Qosimah Rasel ( 2010701058 )

D3 KEPERAWATAN

FALKUTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

NOVEMBER TAHUN 2021


BAB 1

A. Tinjauan Meteri

I. Laporan Pendahuluan

Menurut Rustinah (2008) dalam Sumarliyah (2011), vertigo adalah perasaan seolah-olah
penderita berputar, bergerak atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar,
yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo adalah ilusi gerak
atau yang menyatakan halusinasi gerak. Penderita merasa dan melihat sekelilingnya berputar
meskipun sebenarnya tetap diam atau merasa dirinya berputar meskipun juga sebenarnya tidak
(Yatim, 2004). Menurut Yastroki (2009) dalam Sumarliyah (2011), vertigo dapat berlangsung
hanya beberapa saat atau berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Lebih dari 2 juta orang
pertahun mengunjungi dokter. keseimbangan. karena vertigo dengan gangguan

I. Pengertian Vertigo
Vertigo berasal dari bahasa latin ,vertere, artinya memutar merujuk pada sensasi
berputar sehingga menganggu rasa keseimbangan seseorang,umunya disebabkan oleh
gangguan pada sistem keseimbangan. Derajat yang lebih ringan dari vertigo disebut
dizziness yang lebih ringan lagi disebut giddiness dan unsteadiness (finestone,1982)

Pengertian vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama dari sistem otonom,yang
disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit
(Misbach dkk.,2006)

Dengan demikian,vertigo bukan suat gejala pusing berputar saja ,tetapi merupakan suatu
kumpulan gejala atau satu sindrom yang terdiri dari gejala somatic (nistagmus,unstable )
otonomik (pucat,peluh dingin,mual dan muntah),pusing dan gejala psikatrik. Dizziness
lebih mencerminkan keluhan rasa gerakan yang umum,tidak spesifik,rasa goyah,kepala
ringan dan perasaan yang sulit dilukiskan sendiri oleh penderitanya
II. Etiologi Vertigo
Etiologi vertigo dapat dibagi menjadi (Kelompok studi vertigo PERDOSSI ,2012)
 Otologi Ini merupakan 24-61% kasus vertigo (paling sering),dapat disebabkan
oleh BPPV(benign paroxysmal positional Viertigo) penyakit Miniere,Parese
N.VIII (vestibulokoklearis),maupun otitis media.
 . Neurologis Merupakan 23-61% kasus,berupa:
- Gangguan serebrovaskular batang otak,serebelum
- Ataksia karena neuropati
- Gangguan visus
- Gangguan serebelum
- Sklerosis multipel
- Vertigo servikal
 Interna Kurang lebih 33% dari keseluruhan kasus terjadi karena gangguan
kardiovaskuler.Penyebabnya bisa berupa tekanan darah yang naik atau
turun,aritma kordis,penyakit jantung koroner,infeksi,hipogli- kemi,serta
intoksikasi obat,misalnya:nifedipin,benzodiazepine dan xanax.
 Psikiatrik Terdapat pada lebih dari 50 % kasus vertigo.Biasanya pemerik- saan
klinis dan laboratoris menunjukan dalam batas normal. Penyebabnya bisa berupa
depresi,fobia,anxietas,serta psikosomatis
 Fisiologis Misalnya,vertigo yang timbul ketika melihat ke bawah saat kita berada
di tempat tinggi.
Penyebab vertigo dibagi berdasarkan jenis vertigo yaitu:

 Vertigo jenis perifer ini dapat disebabkan karena adanya neurolotisvestibuler,


vertigo posisional benigna (jinak), penyakit meniere, trauma, fisiologis
(seperti mabuk kendaraan), obat-obatan dan tumor di fossa posterior dasar
tengkorak (misalnya neuroma akustik). Jenis benign positional vertigo adalah
suatu keadaan ketika vertigo terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang
dari 1 detik (Yatim, 2004). Gangguan ini diakibatkan perubahan posisi kepala
biasanya terjadi ketika penderita berbaring, bangun, berguling di atas tempat
tidur atau menoleh ke belakang (Gandhi, 2012).
 Vertigo sentral ini dapat disebabkan karena adanya stroke batangotak, TIA
vertebrobasiler, kanker, migrainbasiler, trauma, perdarahan di otak kecil,
infark
batang otak atau cerebellum dan degenerasi spinoserebellar (Yatim, 2004).

III. Patofisiologi dan Pathway


Menurut Price,S.A (2007) Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi
aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam
sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampai kan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah
sistem optik dan pro prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis
dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Menurut Wilson (2007) Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan
ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler
memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor
visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.

Menurut Wilson (2007) Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat
integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan
proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan
sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian
otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang
menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat
keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis,
atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi
akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu,
respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang
dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

IV. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala utama pada vertigo adalah sensasi pada tubuh atau ruangan yang
terasa bergerak atau berputar. Tanda dan gejala lainnya dari vertigo antara lain kesulitan
untuk menelan, penglihatan ganda, masalah pada gerakan mata, kelumpuhan di daerah
wajah, bicara tak jelas dan tungkai terasa lemah. Pada beberapa orang, sensasi berputar
dapat memicu mual dan muntah (Gandhi, 2012), serta klien mengeluhkan nyeri kepala
pada pagi hari, muntah dan kadang gangguan penglihatan khasnya adalah pandangan
visual kabur (Ginsberg, 2007). Adapun tanda dan gejala lainnya adalah gangguan
keseimbangan, rasa tidak stabil, disorientasi ruangan, rasa mual dan muntah, biasanya
gejala ini lebih dominan pada vertigo perifer (Syahrir, 2008).

V. Komplikasi vertigo
Vertigo sering terjadi pada populasi geriatri dan karena adanya gangguan keseimbangan
tubuh (instabilitas), dapat menyebabkan jatuh. Instabilitas dan kejadian jatuh pada
populasi geriatri dapat menyebabkan kecacatan (contoh: fraktur) hingga kematian.
Gangguan hidup yang ringan juga ditemukan berbeda bermakna antara kelompok dengan
vertigo dan tanpa vertigo pada gangguan aktivitas sehari-hari, perawatan diri, mobilisasi
dan psikologis seperti depresi dan cemas.[31,32] Penurunan fungsi individu sebagai
pekerja dialami oleh penderita vertigo, dalam studi REVERT ditemukan penurunan
produktivitas hingga mencapai 70% dan 14 hari kerja. [33]
1.Stroke
2.Obstruksi peredaran darah dilabirin
3.Labirintitis (Viral, Bakterial)
4.Penyakit Meniere
5.Infeksi, Inflamasi
6.Tumor

VI. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan fisik :
a. Pemeriksaan mata
b. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c. Pemeriksaan neurologik
d. Pemeriksaan otologik
e. Pemeriksaan fisik umum.
2. Pemeriksaan khusus :
a. ENG (elektronistagmografi)
b. Audiometri dan BAEP
c. Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan :
a. Laboratorium
b. Radiologik dan Imaging
c. EEG, EMG, dan EKG
VII. Penatalksanaan

Terapi vertigo meliputi beberapa perlakuan yaitu pemilihan medikamentosa rehabilitasi


dan operasi(Luxon,2004;Huin & Uddin,2003). Pilihan terapi vertigo
mencakup(Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI,2012)

a. Terapi simtomatik,melalui farmakoterapi


b. Terapi kausal,mencakup:
-farmakoterapi
- prosedur reposisi partikel (pada BPPV)
- bedah ( karena vertigo yang disebabkan oleh tumor,spondilosis servikalis dan impresi
basilar).
c. Terapi rehabilitatif ( metode Brandt-Daroff,latihan visual vestibular latihan berjalan).
Hindari faktor pencetus dan memperbaiki lifestyle pemilihan terapi vertigo angat
tergantung dari tipe dan kausa vertigo ( makanan dan diit adekuat mencegah minum
alcohol dan berlebihan,mengurangi obat sedative,ototoksik dan opoid)

A. TEORI TINJAUAN ASKEP

1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu
proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevalu- aluasi status
kesehatan klien (Suarni dan Apriyani,2017)
Adapun pengkajian kasus Vertigo Menurut Asmada,doni,2018 adalah:

a. Identitas Pasien
Nama,tempat tanggal lahir,umur,alamat,pekerjaan,jenis kelamin , agama
suku,sumber biaya,tanggal masuk RS dan diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan
Dilakukan untuk menggali masalah keperawatan lainnya sesuai keluhan
utama pasien, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan
keluarga,penyakit yang pernah diderita oleh keluarga danlainnya
c. Aktivitas / Istirahat
Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan membaca,
insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit kepala yang hebat
saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
d. Sirkulasi
Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah tampak
kemerahan
e. Integritas Ego
Faktor faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan ketidakmampuan,
keputusasaan, ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama
sakit kepala, mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
f. Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol,
anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain),
mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan
g. Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang baru
terjadi, trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan visual, sensitif
terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia, kelemahan progresif/paralysis
satu sisi tempore, perubahan pada pola bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka
terhadap stimulus, penurunan refleks tendon dalam, papiledema.
h. Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot,
cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah,
fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti
menangis, gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
i. Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan,
parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
j. Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan
penyakit
k. Penyuluhan/ Pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan alkohol/obat
lain termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan
untuk mengidentifikasi respons klien individu keluarga dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (SDKI ,2016) .
Diagnosa keperawatan yang muncul Menurut Asmada,Doni,2018 adalah:
a. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis
Nyeri akut adalah rasa nyeri normal yang memperingatkan bahwa Anda telah
terluka. Misalnya saat Anda terkena luka bakar, atau ibu jari yang terpukul
palu secara tidak sengaja. Nyeri akut biasanya datang secara tiba-tiba atau
mendadak, dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat.
b. Mual b.d peningkatan tekanan intrakranial
Mual adalah rasa seperti ingin muntah dan tidak nyaman pada perut.
Gejala ini dapat timbul jika Anda: Terlalu banyak makan. Menghirup aroma
yang menjijikan atau tidak Anda sukai.
c. Gangguan Pola Tidur b.d fisiologi

Gangguan tidur adalah kelainan dari pola tidur seseorang. Hal ini akan menimbulkan


penurunan kualitas tidur yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan
penderitanya. Gangguan tidur dapat ditandai dengan rasa mengantuk pada siang
hari, kesulitan tidur pada malam hari, atau siklus tidur dan bangun yang tidak teratur.

d. Risiko jaatuh d.d Gangguan Keseimbangan

Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh


faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera.
e. Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan Pendengaran

Ganguan Persepsi Sensori (Halusinasi) adalah perubahan persepsi terhadap


stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan respon yang
berkurang, berlebihan atau terdistorsi (PPNI, 2016). Halusinasi merupakan
salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa.

f. Koping individu tidak efektif b.d metode koping tidak adekuat


3. Rencana Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang


merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana
dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan
(Dermawan, 2012). Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan
tertulis yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan,
tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung, 2011).

1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis


Nyeri akut adalah rasa nyeri normal yang memperingatkan bahwa Anda telah
terluka. Misalnya saat Anda terkena luka bakar, atau ibu jari yang terpukul palu secara
tidak sengaja. Nyeri akut biasanya datang secara tiba-tiba atau mendadak, dan
berlangsung dalam waktu yang relatif singkat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah keperawatan
nyeri akut dapat diminimalkan.

Kriteria Hasil :

1)klien dapat mengatasi nyeri yang dirasakan

2)klien

Intervensi

a) lakukan pengkajian nyeri komperhensif meliputi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,i


ntensitas dan faktor pencetus
b) Gali pengetahuan dan kepercayaan klien mengenai nyeri
c) Berikan informasi mengenai nyeri,berapa lama nyeri yang dirasakan dan
antisipasi dari ketidaknyamanan
d) Ajarkan klien untuk menggunakan teknik non farmakologi
e) Dukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk mambantu penurunan nyeri

2. Resiko jatuh b.d gangguan keseimbangan


  

Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh


faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah risiko jatuh dapat
teratasi.
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat mempertahankan keseimbangan tubuhnya
2) Klien dapat mengantisipasi resiko terjadinya jatuh

Intervensi

a) Kaji tingkat aktivitas yang dijalani pasien selama di rumah sakit.


b) Observasi perilaku jalan pasien
c) Kaji tingkat energi yang dimiliki klien
d) Berikan terapi ringan untuk mempertahankan kesimbangan
e) Ajarkan penggunaan alat-alat alternatif dan atau alat-alat bantu untuk aktivitas klien
f) Berikan pengobatan nyeri (pusing) sebelum aktivitas

3. Gangguan Pola Tidur b.d fisiologi

Gangguan tidur adalah kelainan dari pola tidur seseorang. Hal ini akan menimbulkan


penurunan kualitas tidur yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan
penderitanya. Gangguan tidur dapat ditandai dengan rasa mengantuk pada siang hari,
kesulitan tidur pada malam hari, atau siklus tidur dan bangun yang tidak teratur.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah gangguan pola tidur
dapat teratasi.
Kriteria hasil:

1)klien dapat mengatasi sulit tidur

2)klien dapat kembali tidur dengan puas

Intervensi

a) Atur posisi tidur yang disukai klien


b) Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
c) Posisisikan pada kesejajaran tubuh dengan tepat
d) Tepatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan
e) Jelaskan pentingnya tidur yang cukup
f) Monitor pola tidur klien dan jumlah jam tidur

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan
yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien
untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang
ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali 2016).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari 51tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakandan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi merupakan tahap
akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah
dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.

6. SOAP DIAGNOSA
S (subjektif) : Data subektif Berisi data dari pasien melalui anamnesis (wawancara)
yang merupakan ungkapan langsung
O (objektif) : Data objektif Data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik
A (assessment) : Analisis dan interpretasi Berdasarkan data yang terkumpul kemudian
dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah
potensial, serta perlu tidaknya dilakukan Tindakan segera
P (plan) : Perencanaan Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan
termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau labolatorium, serta konseling
untuk tindak lanjut.

B. Laporan Pendahuluan 2 ( Masalah Prioritas )

1. Pengertian Nyeri

Nyeri diklasifikasikan atas dua bagian, yaitu (1) Nyeri akut dan (2) Nyeri kronis. Nyeri
akut dapat dideskripsikan sebagai suatu pengalaman sensori, persepsi, dan emosional yang
tidak nyaman yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan, yang disebabkan
oleh kerusakan jaringan. Nyeri akut biasanya mempunyai awitan yang tiba-tiba dan
umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri kronik merupakan nyeri berulang yang
menetap dan terus menerus yang berlangsung selama enam bulan atau lebih. Nyeri kronis
dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati
karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan
pada penyebabnya. (Berger, 1992).

Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul
Akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang digambarkan sebagai kerusakan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan berat dengan berakhirnya dapat diantisipasi atau
diprediksi
(Nanda internasional INC, 2015 – 2017 )
2. Pathway

3. Cara Mengkaji Nyeri


Mnemonic PQRST untuk pengkajian nyeri
 P : Provokes (penyebab)
Pertanyaan : Apa yang menyebabkan rasa sakit/nyeri; apakah ada hal yang
menyebabkan kondisi memburuk/membaik; apa yang dilakukan jika sakit/nyeri
timbul; apakah nyeri ini sampai mengganggu tidur.
 Q : Quality (kualitas)
Pertanyaan : Bisakah anda menjelaskan rasa sakit/nyeri; apakah rasanya tajam, sakit,
seperti diremas, menekan, membakar, nyeri berat, kolik, kaku atau seperti ditusuk
(biarkan pasien menjelaskan kondisi ini dengan kata-katanya).
 R : Radiates (penyebaran)
Pertanyaan : Apakah rasa sakitnya menyebar atau berfokus pada satu titik.
 S : Severety (keparahan)
Pertanyaan : Seperti apa sakitnya; nilai nyeri dalam skala 1-10 dengan 0 berarti tidak
sakit dan 10 yang paling sakit. Cara lain adalah menggunakan skala FACES untuk
pasien anak-anak lebih dari 3 tahun atau pasien dengan kesulitan bicara
 T : Time (waktu)
Pertanyaan : Kapan sakit mulai muncul; apakah munculnya perlahan atau tiba-tiba;
apakah nyeri muncul secara terus-menerus atau kadang-kadang; apakah pasien pernah
mengalami nyeri seperti ini sebelumnya. apabila "iya" apakah nyeri yang muncul
merupakan nyeri yang sama atau berbeda.
Daftar Pusaka

Tria, Helmin. 2014. PEMBERIAN CANALIT REPOSITITON TREATMENT(CRT) TERHADAP PENURUNAN


GANGGUAN KESEIMBANGAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN NY. S DENGAN VERTIGO DI
INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD KARANGAYAR. Accessed Oktober 19, 2021.
http://digilib.ukh.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-helmintria-666-1-kti_helm-0.pdf.

http://eprints.umg.ac.id/3883/6/6.%20BAB%202%20fiks.pdf

http://eprints.undip.ac.id/12209/1/2000FK643.pdf

http://eprints.undip.ac.id/44209/3/Bab_2.pdf

http://eprints.umm.ac.id/43290/3/jiptummpp-gdl-fahmirizal-50534-3-skripsi-2.pdf

Anda mungkin juga menyukai