DISUSUN OLEH
HELMIN TRIA
NIM.P.11020
DI SUSUN OLEH
HELMIN TRIA
NIM.P.11020
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ...................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Vertigo ...................................................................................... 6
B. Canalit Reposition Treatment (CRT) ........................................ 17
BAB III LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien .......................................................................... 20
B. Pengkajian ............................................................................... 20
C. Rumusan Masalah Keperawatan .............................................. 26
D. Perencanaan Keperawatan ........................................................ 26
E. Implementasi Keperawatan ...................................................... 28
F. Evaluasi Keperawatan .............................................................. 29
BAB 1V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................... 30
B. Rumusan Masalah .................................................................... 32
C. Perencanaan Keperawatan ........................................................ 34
D. Implementasi Keperawatan ...................................................... 37
vii
E. Evaluasi Keperawatan .............................................................. 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 41
B. Saran ........................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual
atau berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Lebih dari 2 juta orang
keseimbangan.
sebanyak 17% kasus BPPV dari semua keluhan vertigo (Edward, 2010).
Indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi sekitar 50% dari orang tua
yang berumur 75 tahun. Tahun 2010 sejumlah 50% dari usia 40-50 tahun
1
2
ini menempati sisi keempat setelah nyeri kepala dan stroke, serta menempati
posisi ketiga di bangsal rawat inap. Jumlah pasien vertigo tahun 2010 pada
bulan September adalah 18 orang dan pada bulan Oktober adalah 22 orang
serta pada bulan November adalah 18 orang dan pada bulan Desember adalah
20 orang.
anatomis yang jelas atau reaksi fisiologis sederhana terhadap kejadian hidup
vertigo adalah hanya suatu kondisi yang tidak begitu berarti tetapi pada waktu
membuat frustasi. Sebagai contoh, hampir semua masalah apapun pada sistem
meliputi sensor gerakan, tekanan dan posisi pada sendi, otak serta kulit.
kepala, badan, sendi dan mata. Ketika tiga sistem sensoris dan otak berfungsi
dengan baik, hasil akhirnya adalah sistem keseimbangan yang sehat. Ketika
kembali pada suatu gangguan dari salah satu dari ketiga sistem sensoris atau
keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal atau
tidak fisiologis atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan maka
dan gejala otonom, disamping itu respons penyesuaian otot menjadi tidak
dilakukan ketika di waktu jeda vertigo muncul. Senam ini dilakukan kira-kira
Oleh sebab itu, penulis mengambil judul dalam pembuatan Karya Tulis
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
dengan vertigo.
dengan vertigo.
vertigo.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
pengetahuan.
LANDASAN TEORI
A. Vertigo
1. Definisi
2. Klasifikasi
perifer pada telinga maupun otak. Ada dua tipe vertigo sesuai dengan
6
7
positional vertigo.
3. Etiologi
Tanda dan gejala utama pada vertigo adalah sensasi pada tubuh
atau ruangan yang terasa bergerak atau berputar. Tanda dan gejala
tak jelas dan tungkai terasa lemah. Pada beberapa orang, sensasi berputar
dapat memicu mual dan muntah (Gandhi, 2012), serta klien mengeluhkan
nyeri kepala pada pagi hari, muntah dan kadang gangguan penglihatan
disorientasi ruangan, rasa mual dan muntah, biasanya gejala ini lebih
5. Patofisiologi
Ada yang menambah lagi satu indra yaitu, rasa raba (taktil).
proporsional dan adekuat. Informasi ini dari sisi kanan dan kiri masing-
dalam sistem saraf pusat akan bekerja secaa reflektorik (Joesoef, 2007).
informasi secara wajar atau biasa, melainkan menempuh jalan luar biasa.
ini dapat dalam bentuk yang disadari ataupun yang tidak disadari oleh
6. Pemeriksaan
(tegak, berjalan, berjalan di atas jari kaki, berjalan di atas tumit dan
berjalan secara tandem), duduk (di kursi dan angkat kedua lengan serta
7. Pengobatan
dengan kepala leher mata dalam posisi tetap. Mata dan kepala bergerak
12
(Joesoef, 2007) :
a. Pengkajian :
1) Anamnesis :
tersebut.
tembakau.
2) Pemeriksaan Fisik:
menggantung.
kaki.
atau kaki.
2013) :
informasi
keseimbangan.
Gambar 2.1
Teknik Senam Vertigo
gangguan keseimbangan
2006).
BAB III
LAPORAN KASUS
Bab ini menjelaskan tentang laporan asuhan keperawatan Ny.S dengan vertigo di
A. Identitas Klien
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 April 2014 jam 08.50 WIB, didapatkan
hasil identitas klien, bernama Ny. S, umur 60 tahun, agama Islam dengan
pendidikan sekolah dasar, pekerjaan ibu rumah tangga dan alamat Wonorejo
10April 2014 dan diagnosa medis yaitu vertigo. Penanggung jawab terhadap
suami.
B. Pengkajian
pengkajian dengan melihat berdasarkan data dalam status klien dan dari
utama yang dirasakan klien adalah pusing berputar pada kepala. Pada riwayat
Karangayar bersama keluarga pada tanggal 10 april 2014 pada pukul 08.50
20
21
WIB dengan keluhan kepala pusing berputar pada bagian kanan dan perut
nyeri serta batuk. Pasien mengatakan keluhan tersebut dirasakan kurang lebih
tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 36°C, nadi 64 kali permenit, serta
ambroxol 3x30mg.
Diabetes Militus, hipertensi dan tidak mempunyai riwayat alergi obat serta
setiap pagi adalah minum teh. Saat ini klien tinggal satu rumah dengan anak-
Genogram:
Gambar 3.1
Genogram
Keterangan:
: Laki-laki meninggal
: Laki-laki
: Perempuan mati
: Perempuan
: Perempuan pasien
airway yaitu pada jalan nafas tidak ada secret dan benda asing pada jalan
tidak ada otot bantu pernafasan, respirasi 26 kali per menit. Pemeriksaan
inspeksi dada terlihat simetris, tidak ada jejas, warna kulit sawo matang,
tidak ada otot bantu pernafasan. Palpasi dada vocal fremitus antara kanan
23
dan kiri sama, ekspansi paru-paru antara kanan dan kiri sama. Perkusi
menit, capilary refill kurang dari 2 detik perabaan akral hangat serta
pasien pada saat di lakukan pengkajian klien tampak sadar penuh atau
didapatkan data yaitu tidak ada jejas atau luka dan suhu pasien normal
36oC.
dipukul, region pada kepala bagian kanan, scale skala nyeri 8, time nyeri
alergi, pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat dan tidak
satu hari yang lalu mengalami pusing berputar disertai mual. Pengkajian
last meal pasien mengatakan terakhir makan tadi sore jam 18.30 WIB
dengan menu nasi sayur dengan tempe dan teh hangat. Pengkajian event,
tidak ada cidera, rambut hitam ada uban. Bentuk telinga simetris kanan
pada telinga. Bentuk mata simetris kanan kiri, konjungtiva tidak anemis,
simetris dan tidak terdapat polip. Mulut bersih, mukosa bibir lembab,
tidak ada stomatitis dan tidak ada tonsillitis. Pada leher tidak ada
pembesaran tyroid, tidak ada nyeri tekan di daerah leher, dan pasien
kanan dan kiri, tidak ada jejas, warna kulit sawo matang, tidak ada otot
bantu pernafasan, palpasi vocal fremitus kanan dan kiri sama, tidak ada
pembesaran paru-paru, tidak ada nyeri tekan pada dada, perkusi: sonor,
tidak tampak tidak ada pembesaran, palpasi ictus cordis teraba di ICS IV
12 kali per menit, palpasi terdapat nyeri tekan, perkusi timpani. Pada
25
pemeriksaan ekstermitas atas tidak ada luka maupun edema dan pada
ekstremitas bawah terdapat ciri sejak lahir, tidak ada edema dan perabaan
akral hangat.
150).
pada gangguan sirkulasi darah atau gejala Meniere dan vertigo perifer.
yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis dengan alasan
karena merupakan keluhan yang dirasakan pasien dan harus segera ditangani.
Data subjektif yaitu pasien mengatakan nyeri pada kepala sampai berputar
seperti dipukul dengan skala 8, nyeri terasa saat pasien aktifitas atau saat
bergerak. Data objektif yang didapat pada pasien adalah ekspresi wajah
meringis, pasien tampak menutup matanya agar pusingnya hilang dan nyeri
26 kali per menit, nadi 64 kali per menit dan suhu 36°C.
D. Perencanaan Keperawatan
vital sign dan kaji status pernapasan klien dengan rasional untuk mengetahui
27
tindakan keperawatan selama 1x8 jam nyeri teratasi, tekanan darah dalam
observasi skala nyeri pasien dengan rasional untuk mengetahui skala nyeri
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam resiko jatuh tidak terjadi
untuk mengurangi resiko jatuh, ciptakan lingkungan yang aman atau hindari
lantai yang licin dengan rasional untuk mencegah terjadi cidera, pantau cara
E. Implementasi Keperawatan
dilakukan pada tanggal 10 April 2014, jam 08.50 WIB, melakukan vital sign
mau untuk pemeriksaan tanda-tanda vital dan mau untuk dikaji keluhan, data
permenit dan suhu 36°C. Pada jam 08.55 mengajarkan nafas dalam dengan
respon subjektif pasien lebih nyaman dan data objektif paien tampak
kooperatif melakukan nafas dalam. Pada jam 09.00 WIB memasang infus
dengan respon subjektif pasien mengatakan mau untuk di infus dan data
objektif infus RL terpasang ditangan kiri pasien. Pada jam 09.20 WIB
mengkaji skala nyeri pasien dengan respon subjektif pasien mengatakan nyeri
kepala berputar, nyeri seperti dipukul, nyeri saat melakukan gerakan dan data
Implementasi yang kedua pada jam 10.00 WIB yaitu menganjurkan pasien
untuk bedrest pada masa akut dengan respon subjektif pasien mengatakan
nyaman saat bedrest dan data objektif pasien tampak berbaring di tempat
tidur. Pada jam 13.00 WIB yaitu mengajarkan pada pasien tentang senam
pandangan sudah tidak kabur dan data objektif adalah pasien kooperatif,
F. Evaluasi Keperawatan
hari kamis tanggal 10 April 2014 pada jam 14.00 WIB dengan metode SOAP
sebelah kanan, S (Scale) dengan skala nyeri 6, T (Time) nyeri terasa saat
aktifitas atau saat melakukan gerakan. Respon objektif ekspresi wajah pasien
tampak meringis, menutup matanya agar pusing hilang dan nyeri timbul saat
130/80mmHg, nadi 68x per menit, respirasi 24x per menit, suhu 36°C. Hasil
Hasil evaluasi diagnosa yang kedua adalah pada jam 14.00 WIB pada
pasien terlihat tidur di tempat tidur, hasil analisa masalah keperawatan resiko
vertigo.
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab ini akan menulis tentang asuhan keperawatan Ny. S dengan vertigo di
A. Pengkajian
relevan dan continue tentang respon manusia, status kesehatan, kekuatan dan
pusing berputar pada kepala bagian kanan. Pada pasien vertigo menimbulkan
tubuh seperti tertarik atau terdorong (Yatim, 2004). Dari teori di atas pada
30
31
tanggal 10 april 2014 pada pukul 08.50 WIB dengan keluhan pusing berputar,
mual dan perut nyeri serta batuk. Pasien mengatakan keluhan tersebut
dirasakan kurang lebih 1 hari yang lalu. Kemudian pasien oleh keluarganya
dibawa ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Karangayar. Teori terkait tanda dan
gejala lain selain keluhan utama vertigo adalah sensasi pada tubuh atau
ruangan yang terasa bergerak atau berputar, penglihatan ganda dan sensasi
berputar dapat memicu mual dan muntah (Gandhi, 2012), seperti keluhan
mengatakan 10 tahun yang lalu, pasien mengalami penyakit yang sama yaitu
vertigo. Hal ini berdasarkan teori sering dijumpai serangan vertigo bisa
menghilang beberapa minggu ataupun bisa sampai kumat kumatan jadi kronis
(Sjahrir, 2008). Pola pengkajian sekunder sign and symptom didapatkan data
quality nyeri berputar-putar seperti dipukul, region pada kepala, scale skala
nyeri 8, time nyeri terasa saat aktifitas, saat bergerak atau melakukan gerakan.
saraf pusat.
bentuk telinga simetris kanan dan kiri, tidak terdapat serumen, pendengaran
khusus mengenai vertigo terdapat keluhan dari telinga rasa tertutup dan
penekanan pada telinga. Bentuk mata simetris kanan kiri, konjungtiva tidak
32
anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, bola mata terlihat berputar-putar.
jadi hanya perasaan penderita dan mungkin juga lingkungan yang berputar
pusing saat digerakkan. Menurut Sjahrir (2008) vertigo jenis ini dicetuskan
terjadinya perubahan posisi kepala terutama saat berbaring pada sisi telinga
yang sakit berada dibawah. Vertigo berlangsung beberapa detik paling lama 1
B. PerumusanMasalah
(Potter&Perry, 2006).
pertama adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. Alasan
Maslow jika nyeri tidak ditangani terlebih dahulu maka akan menyebabkan
yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan actual atau
potensial atau gambaran dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa, awitan
yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari 6
pada data pengkajian yaitu data subjektif antara lain klien mengatakan nyeri
nyeri, dilatasi pupil, focus pada diri sendiri, indikasi nyeri yang dapat diamati,
region pada kepala, scale skala nyeri 8, time nyeri terasa saat aktifitas, saat
bergerak atau melakukan gerakan. Data objektif yang didapat pada pasien
pusingnya hilang dan nyeri timbul saat melakukan gerakan dengan tekanan
darah 130/80mmHg, respirasi 26 kali per menit, nadi 64 kali permenit dan
suhu 36°C.
mengacu pada data pengkajian yaitu data subjektif antara lain klien
akibat gangguan vaskuler atau komponen oksigen atau glukosa darah secara
difus atau sistemik, biasanya dengan keluhan utama, perasaan tidak stabil,
gliyer, mau jatuh dan kesadaran menurun sesaat 5-30 detik (Joesoef, 2006).
C. Perencanaan Keperawatan
dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat
timing. Pembahasan dari intervensi yang meliputi tujuan, kriteria hasil dan
keperawatan NIC dan kriteria hasil NOC adalah lakukan pengkajian nyeri
Kaji keadaan umum dan vital sign, rasionalnya mengetahui status kesehatan.
2013 nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. Tujuan diberikan
dilingkungan pasien, tidak ada kejadian jatuh. Tindakan pada intervensi ini
dengan identifikasi defisit kognitif atau fisik pasien yang dapat meningkatkan
potensi jatuh dalam tempat tidur pasien, identifikasi perilaku dan factor yang
meningkatkan potensi untuk jatuh. Pada kasus Ny. S penulis akan melakukan
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam resiko jatuh tidak terjadi
untuk mengurangi resiko jatuh, ciptakan lingkungan yang aman atau hindari
lantai yang licin dengan rasional untuk mencegah terjadi cidera, pantau cara
D. Implementasi Keperawatan
selama satu hari sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya untuk
adalah mengobservasi vital sign (nadi, suhu, respirasi, suhu) dan mengkaji
keluhan klien, hal ini untuk memantau kondisi klien. Mengajarkan nafas
dalam hal ini untuk mengurangi nyeri. Memasang infus RL dan mengkaji
skala nyeri PQRST klien. Penulis melakukan tindakan sesuai dengan kriteria
observasi nyeri secara komprehensif, observasi reaksi non verbal, kaji kultur
vital.
lakukan adalah menganjurkan klien untuk bedrest pada masa akut dengan
respon subjektif pasien mengatakan merasa nyaman saat bedrest dan data
objektif pasien tampak berbaring di tempat tidur. Hal ini guna untuk
penglihatan sudah tidak kabur dan data objektif adalah pasien kooperatif,
pasien mengikuti apa yang telah diajarkan. guna untuk mengatasi gangguan
keseimbangan klien dan tidak terjadi resiko jatuh (Sumarliyah, 2011). Setelah
tubuh. Pemberian terapi non farmakologis relative praktis dan efisien, karena
terapi non farmakologi salah satu jenis pengobatan atau penyembuhan dengan
E. Evaluasi Keperawatan
untuk tujuan pengambilan keputusan yang tepat sejauh mana tujuan tercapai
(Dermawan, 2012).
disesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana
dan rencana evaluasi dilakukan pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 pada
jam 14.00 WIB dengan metode SOAP adapun hasilnya pada masalah
pada bagian kanan seperti dipukul dengan skala nyeri 8, nyeri terasa saat
meringis dan menutup matanya agar pusing hilang dan didapatkan tekanan
darah 130/80 mmHg, nadi 68x permenit, respirasi 24x permenit, suhu 36°C,
40
Hasil evaluasi diagnosa yang kedua adalah pada jam 14.00 WIB
dalam sehari, pasang penghalang tempat tidur. Hal ini karena senam vertigo
ini dilakukan tiga kali dalam sehari jadi belum dilakukan senam selajutnya
(CRT) pada pasien setelah dilakukan dan sebelum dilakukan adalah sebelum
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
dengan skala 8, nyeri terasa saat pasien aktifitas atau saat bergerak. Data
objektif yang didapat pada pasien adalah ekspresi wajah meringis, pasien
tampak menutup matanya agar pusingnya hilang dan nyeri timbul saat
41
42
yang pertama adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
3. Intervensi Keperawatan
selama 1x8 jam nyeri teratasi dengan kritria hasil skala nyeri 2-0, tekanan
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam resiko jatuh tidak terjadi
lingkungan yang aman atau hindari lantai yang licin, pantau cara berjalan
dengan fisioterapi
43
4. Implementasi Keperawatan
yang dilakukan pada tanggal 10 April 2014, jam 08.50 WIB, melakukan
vital sign dan mengkaji keluhan pasien dengan respon subjektif pasien
permenit, respirasi 26x permenit dan suhu 36°C. Pada jam 09.00 WIB
terpasang ditangan kiri pasien. Pada jam 09.20 WIB diagnosa yang
nyeri 8, nyeri saat melakukan gerakan dan data objektif pasien tampak
pusingnya hilang.
pasien untuk bedrest pada masa akut dengan respon subjektif pasien
berbaring di tempat tidur. Dan pada jam 13.00WIB diagnosa yang kedua
5. Evaluasi Keperawatan
pada hari kamis tanggal 10 April 2014 pada jam 14.00 WIB dengan
pada bagian kepala, S (Scale) dengan skala nyeri 6, T (Time) nyeri terasa
wajah pasien tampak meringis, menutup matanya agar pusing hilang, dan
24x permenit, suhu 36°C. Hasil analisa masalah pada Ny.S teratasi
sesuai terapi.
Hasil evaluasi diagnosa yang kedua adalah pada jam 14.00 WIB
sebagian.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta. Buku
Kedokteran: EGC
Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktis Teori dan Praktis.Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sidharta, Priguna. 2008. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Dian Rakyat:
Jakarta.
Sjahrir, Hasan. 2008. Nyeri Kepala & Vertigo. Pustaka Cendekia Press:
Yogyakarta.
Yatim, Faisal. 2004. Sakit Kepala, Migrain, dan Vertigo. Pustaka Populer Obor:
Jakarta.