M
DENGAN DIAGNOSA APENDISITIS AKUT DILAKUKAN
APPENDICTOMY DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSPAU dr. S. HARDJOLUKITO YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
2018
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Perioperatif Pada Ny. M Dengan Diagnosa Appendisitis Akut Dilakukan
Appendictomy Di Instalasi Bedah Sentral RSPAU Dr. S. Hardjolukito Yogyakarta”.
Penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:
1. Eko Teguh Bagiono, SST. selaku Ketua PD HIPKABI Yogyakarta.
2. Tri Subekti, S.Kep., Ns selaku Ketua Umum Pelatihan Keterampilan Dasar Bagi
Perawat Kamar Bedah Berbasis Kompetensi.
3. Kholis Setianto, AMd .Kep. dan Surya Krismantoro, AMd. Kep. selaku
Pembimbing Klinik yang memberikan bimbingan, masukan dan saran demi
kesempurnaan tugas ini.
4. Kepala Komite Keperawatan, Kepala Instalasi Bedah Sentral, Manajemen, dan
Seluruh perawat di Instalasi Bedah Sentral RSPAU Dr. S. Hardjolukito
Yogyakarta yang telah bersedia membantu dan membimbing selama pelatihan
ini berlangsung.
5. Rekan-rekan Kelompok 7 RSPAU Dr. S. Hardjolukito Yogyakarta Heri Susilo,
M. Syafriyadi Saputra dan Sahli Rois yang telah berjuang bersama.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna untuk
mendapatkan hasil yang lebih bermanfaat untuk masa yang akan datang. Akhir kata,
besar harapan penulis semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi dunia keperawatan.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN DEPAN............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN HIPKABI.............................................................. ii
PRAKATA............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup........................................................................................... 4
D. Tujuan Penulisan....................................................................................... 4
E. Manfaat Penulisan..................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis........................................................................................ 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF
A. Pengkajian.................................................................................................. 17
B. Asuhan Keperawatan Pre Operatif............................................................. 26
C. Asuhan Keperawatan Intra Operatif.......................................................... 31
D. Asuhan Keperawatan Post Operatif........................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
Apendisitis merupakan penyakit yang biasa dikenal oleh masyarakat awam
sebagai penyakit usus buntu. Apendisitis akut merupakan kasus bedah emergensi
yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja (Anonim, 2011).
diseluruh dunia (Paudel et al., 2010). Faktor potensialnya adalah diet rendah
serat dan konsumsi gula yang tinggi, riwayat keluarga serta infeksi (Mazziotti et
al., 2008). Kejadian apendisitis 1,4 kali lebih tinggi pada pria dibandingkan
dengan wanita (Craig, 2010). Insidensi apendisitis lebih tinggi pada anak kecil
apendisitis diderita oleh 418 juta jiwa di seluruh dunia, 259 juta jiwa darinya
adalah laki-laki dan selebihnya adalah perempuan, dan mencapai total 118 juta
buntu sehingga penyakit ini dapat menyebabkan nyeri dan beberapa keluhan lain
seperti mual, muntah, konstipasi atau diare, demam yang berkelanjutan dan sakit
Apendisitis bisa terjadi pada semua golongan usia, namun sering terjadi di
jarang terjadi pada anak dengan umur kurang dari 10 tahun dan sangat jarang
1
2
penyakit urutan keempat terbanyak di Indonesia pada tahun 2006. Jumlah pasien
rawat inap penyakit apendiks pada tahun tersebut mencapai 28.949 pasien,
lainnya. Pada rawat jalan, kasus penyakit apendiks menduduki urutan kelima
(34.386 pasien rawat jalan), setelah penyakit sistem pencernaan lain, dispepsia,
masuk dalam daftar 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit
di berbagai wilayah Indonesia dengan total kejadian 30,703 kasus dan 234 jiwa
laparatomi atas indikasi appendiksitis meningkat dari 162 pada tahun 2005
menjadi 983 kasus pada tahun 2006 dan 1.281 kasus pada tahun 2007.
periode 2010 sampai 2012 sebanyak 169 penderita dengan rincian 74 pasien
wanita dan 95 pasien pria, data didapatkan berdasarkan catatan remak medic
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini, antara lain :
Yogyakarta”.
Harjolukito Yogyakarta”.
Harjolukito Yogyakarta”.
Yogyakarta”.
Yogyakarta”.
Yogyakarta”.
C. RUANG LINGKUP
D. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Yogyakarta”.
2. Tujuan khusus
Yogyakarta”.
Harjolukito Yogyakarta”.
Harjolukito Yogyakarta”.
E. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Individu
operasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Definisi Apendisitis
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat
mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering
adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah
rongga abdomen dan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat
2. Klasifikasi Apendiksitis
sebagai berikut :
a. Apendisitis akut
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh
7
8
apendisitis akut ialah nyeri samar dan tumpul yang merupakan nyeri
lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik
setempat.
Mc. Burney, defans muskuler dan nyeri pada gerak aktif dan pasif.
Nyeri dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disertai
lainnya.
nekrotik.
jika ditemukan adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2
10
adanya jaringan parut dan ulkus lama di mukosa dan adanya sel
Apendiks disarafi oleh saraf simpatik dan nervus vagus dari plexus
ml per hari yang secara normal di curahkan ke dalam lumen dan selanjutnya
4. Patofisiologi Apendisitis
hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, struktur karena fibrosis akibat
edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi
apendisitis akut lokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Bila sekresi mukus
terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebakan
supuratif akut. Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding
apendiks yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis
gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis
perforasi. Bila semua proses diatas berjalan lambat, usus yang berdekatan akan
bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu massa likal yang disebur
menjadi abses atau menghilang. Perforasi mudah terjadi karena telah ada
5. Etiologi
kebiasaan makan makanan rendah serat dan kandungan lemak serta gula
Menurut Wijaya.A.N dan Yessie (2013) tanda dan gejala apendisitis adalah:
a. Nyeri pindah ke kanan bawah (yang akan menetap dan di perberat bila
c. Nyeri pada kuadran kanan bawah saat kuadran kiri bawah ditekan
(Rovsing sign).
Gejala –gejala permulaan pada apendisitis yaitu nyeri atau perasaan tidak
enak pada sekitar umbilicus siikuti oleh anoreksia, nausea dan muntah,
gejala ini umumnya berlangsung lebih dari 1 atau 2 hari. Dalam beberapa
jam nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah dan mungkin terdapat nyeri
tekan sekirat Mc. Burney, kemudian timbul spasme otot dan nyeri lepas.
apendiks terjadi nyeri sering sekali hilang secara framatis untuk sementara.
7. Penatalaksanaan
a. Sebelum Operasi
1) Observasi
2) Antibiotik
b Operasi
1) Apendiktomy
sampai 3 bulan.
4) Pasca operasi
selama 2x30 menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk
diluar kamar. Hari ketujuh jahitan dapat diangkat dan pasie boleh
pulang.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny. M
Umur : 32 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Nomor RM : 07.08.97
17
18
2. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
makanan seafood
sebelumnya.
b. Pengkajian Psikososial
1) Konsep diri
a) Gambaran diri
b) Identitas diri
c) Peran
d) Ideal diri
e) Harga diri
dukungan kepadanya.
2) Hubungan Sosial
3) Spiritual / keagamaan
b) Kegiatan ibadah
sambil tiduran.
c. Pola kebiasaan :
2) Pola nutrisi
Sebelum sakit :
Saat sakit :
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Sebelum Masuk RS :
Makan / minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi ROM √
Saat sakit :
Makan / minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi ROM √
6) Pola Perceptual
Tidak ada kelainan panca indra, klien tidak menggunakan alat bantu
Pasien adalah seorang suami dan ayah, hubungan dengan istri, anak
dan anggota keluarga yang lainnya baik, tidak ada masalah yang
serius
d. Pemeriksaan Fisik
3) Vital sign
c) Nadi : 82x/mnt
d) Suhu : 36,8 C
4) Kepala
5) Mata
6) Telinga
7) Hidung
8) Mulut
9) Leher
Inspeksi: Tidak ada jejas, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, leher
10) Thorax
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa atau
benjolan
suara tambahan
11) Abdomen
12) Integumen
Akral dingin, turgor baik kembali < 2 detik, tidak edema, tidak ada
lesi
13) Genetalia
e. Pemeriksan Penunjang
4. Diagnosa Keperawatan
operasi
No Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
1. Ansietas Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Penurunan Kecemasan(5820)
berhubungan 1x10 menit pasien menunjukan kecemasan a) Kaji penyebab kecemasan klien
dengan tindakan terkontrol dengan kriteria hasil: b) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyankinkan
pembedahan NOC: yaitu komunikasi terapeutik
Kontrol Kecemasan(1402) c) Dampingi pasien dengan berada disisinya sehingga akan
a) Tingkat ansietas klien menurun meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan
b) Pengetahuan klien terhadap penyebab Calming technique (5880)
ansietas meningkat d) Kontrol faktor lingkungan yang menyebabkan klien
c) Klien mampu menggunakan teknik relaksasi cemas.
untuk mengontrol cemas e) Mempertahankan kontak mata dengan pasien
Indikator Target f) Yakinkan pasien terhadap keselamatan diri dan
Wajah tegang 5 keamanannya
Verbalisasi cemas 4 Coping enhancement (5230)
Berkeringat 5 g) Tingkatkan pengetahuan klien mengenai proses operasi
h) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam pada klien
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pain management(1400)
berhubungan 1x10 menit diharapkan nyeri hilang/ berkurang a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
dengan agen injuri dengan kriteria hasil: (PQRST)
fisik a) Klien mampu mengontrol nyeri (tahu b) Kontrol lingkungan pasien yang dapat mempengaruhi
penyebab nyeri dan mampu menggunakan nyeri
teknik non farmakologik untuk mengurangi c) Ajarkan tentang teknik non farmakologik seperti teknik
nyeri) nafas dalam
b) Klien menyatakan tingkat nyeri berkurang d) Tingkatkan istirahat
e) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
30
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Ansietas Kamis, 3/5/2018 Jam 11.40 WIB Kamis, 3/5/2018 Jam 11.40 WIB
berhubungan
dengan prosedur 1. Menggali pengetahuan pasien tentang S: Pasien mengatakan lebih siap untuk menjalani operasi
operasi prosedur operasi
2. Membantu pasien untuk mengungkapkan O: Ekspresi wajah pasien tampak lebih rileks
perasaan, ketakutan terkait rencana operasi
A: Masalah teratasi
yang akan dijalani.
3. Mendengarkan dengan penuh perhatian P: Intervensi dihentikan
4. Menjelaskan prosedur yang pasien belum
memahami
5. Menemani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
6. Kaji tingkat kecemasan
2. Nyeri akut Kamis, 3/5/2018 Jam 11.40 WIB Kamis, 3/5/2018 Jam 11.40 WIB
berhubungan
dengan agen 1. Menanyakan sejauh mana rasa nyeri S: Pasien mengatakan merasa nyeri pada perut sebelah kanan
injuri fisik dirasakan oleh pasien, dengan menanyakan bawah. (P: Saat aktivitas, Q: Seperti ditusuk-tusuk, R: Kanan
nyeri ringan, sedang atau berat, angka 1-10. bawah, S: 2, T: pada saat aktivitas)
2. Mengajarkan tekhnik relaksasi dengan
menarik napas dalam, menahan selama 3 O: Ekspresi wajah pasien tampak lebih rileks
detik kemudian menghembuskannya lewat
A: Masalah teratasi
hidung.
3. Memposisikan pasien dengan tangan yang P: Intervensi dihentikan
sakit mendekap dada.
4. Memasang selimut, agar pasien merasa
nyaman
31
1. Persiapan perawat
atas meja mayo, melakukan skin antiseptic pada lokasi insisi dan draping.
pad.
4) Sufratul : 1 buah
d. Persiapan Instrumen
b) Kom : 2 buah
3. Persiapan pasien
4. Prosedur Operasi
No Tindakan Ya Tidak
1. Konfirmasi seluruh anggota tim, memperkenalkan nama √
dan perannya
Dokter operator : dr. Swagata, Sp.B
Asisten operator : Anjar, AMK
Dokter anestesi : dr. Joko, Sp.An
Penata anestesi : Elfi, S.Kep., Ns.
Scub Ners : Heri, S.Kep., Ns
Sirkuler : Syafriyadi, AMK
spina illiaca anterior superior dan umbilicus (titik Mc burney) area yang
dan berikan pinset chirurgis dan cauter pen untuk insisi bagian subcutis
dan facia serta klem dengan kocher, berikan langen back kepada asisten
appendik dengan benang silk no. 2/0 tapper. Setelah di fiksasi potong
appendik dengan mess dan olesi dengan kasa basah povidon iodine.
langen beck.
37
no.2/0 tapper.
38
12) Berikan kassa berisi povidone iodine pada asisten untuk mengolesi
13) Tahap selanjutnya setelah dijahit cuci dengan NaCl dan cuci area
14) Berikan kassa steril berisi povidoneiodine 10% dioleskan pada jahitan
luka insisi, tutup dengan supratul dan tutup lagi bagian luar dengan 4
kassa kering
16) Lepas drapping dan plester luka operasi dengan hypafix (plaster).
instrument.
39
5. Analisa Data
RESIKO CEDERA
DS : - Tindakan pembedahan Domain 11 :
DO : (Appendictomy) keamanan/perlindungan
- Tindakan Kelas 1 : infeksi
pembedahan Terputusnya kontiunitas Dx : Resiko Infeksi
(Appendictomy) jaringan (00004)
- Tindakan insisi
(Pengambilan
sebgaian organ Terbukanya jaringan
tubuh)
- Lingkungan kamar Port de entry mikroorganisme
operasi yg tidak dari lingkungan luar ke dalam
semua steril klien
RESIKO INFEKSI
a. Resiko Cedera
b. Resiko Infeksi
40
1 Resiko Cedera Setelah dilakukan perawatan selama 1x60 menit Manajemen Lingkungan : Keselamatan (6486)
tidak menunjukkan tanda cedera :
a. Gunakan peralatan perlindungan (Kunci bed
NOC:Resiko Cedera Peletakan Perioperatif operasi)
Faktor Resiko: b. Identifikasi hal-hal yang membahayakan di
Tindakan lingkungan
Pembedahan c. Sediakan alat untuk beradaptasi (sanggahan
Indicator Target tangan dan sanggahan kaki)
d. posisikan klien yang sedang dalam pengaruh
Kesiapan sebelum prosedur 5 anestesi
e. Posiskan klien sesuai posisi operasi (supine)
Keparahan cedera fisik 5 f. Monitor posisi klien saat intraoperatif
g. Dokumentasikan posisi dan alat yang digunakan
h. Memastikan tidak ada aliran listrik yang dapat
menciderai klien
Keterangan :
i. Memastikan penerangan atau pencahayaan lampu
1 : tidak adekuat
operasi sesuai
2 : sedikit adekuat
3 : cukup adekuat
4 : sebagaian besar adekuat
5: sepenuhnya adekuat
41
2 Resiko Infeksi Setelah dilakukan perawatan selama 1x60 menit tidak Kontrol Infeksi : Intraoperatif (6545)
menunjukkan tanda proses infeksi dengan kriteria : a. Monitor dan jaga suhu ruangan antara 20° dan 24°
Faktor Resiko: NOC : Kontrol Risiko : Proses Infeksi (1924) b. Monitor dan jaga kelembaban relative antara 20% dan
Eksternal 60%
c. Monitor dan jaga aliran udara yang berlapis
a. Hambatan Fisik Indicator Targe
d. Batasi dan control lalulalang pegawai
(penggunaan alat t
e. Verivikasi bahwa antibiotic profilaksis telah diberikan
bedah, posisi Memonitor factor dilingkungan yang 5
dengan tepat
supine) berhubungan dengan resiko infeksi (192409)
f. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan
b. Gangguan Mengetahui konsekuensi terkait infeksi 5 universal/universal precaution
mekanisme (192402) g. Pastikan bahwa personil yang akan melakukan
pertahanan primer Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi 5 tindakan operasi mengenakain pakaian yang sesuai
(kerusakan (192405) h. Bantu drapping/menutup dengan kain steril dan
integritas kulit)
minimalkan tekanan pada body prominence
Keterangan : i. Verifikasi keutuhan kemasan steril
1 : tidak adekuat j. Verifikasi indicator kemasan steril
2 : sedikit adekuat k. Buka persediaan peralatan steril dengan menggunakan
3 : cukup adekuat teknik aseptic
4 : sebagaian besar adekuat l. Sediakan sikat, gown, dan sarung tangan sesuai
kebijakan institusi
5: sepenuhnya adekuat
m. Melakukan scrubing, gowning dan gloving
n. Bantu pemakain gown dan sarung tangan anggota tim
o. Pisahkan alat-alat yang steril dan non-steril
p. jaga ruangan tetap rapi dan teratur untuk membatasi
kontaminasi
q. Lakukan dressing pada area operasi
r. Lepas kain steril setelah selesai tindakan
s. Bersihkan dan sterilkan instrument dengan baik
t. Koordinasikan pembershan dan persiapan ruang
operasi untuk pasien berikutnya
42
Keperawatan
1. Resiko Cedera Kamis, 3/5/2018 Pukul 13.20 WIB Kamis, 3/5/2018 Pukul 13.20 WIB
P : Hentikan intervensi
43
2 Resiko Infeksi Kamis, 3/5/2018 Pukul 13.20 WIB Kamis, 3/5/2018 Pukul 13.20 WIB
a. Memonitor dan jaga suhu ruangan antara 20° dan 24° S:-
b. Memonitor dan jaga kelembaban relative antara 20% O:
dan 60% - Tim pembedahan melakukan strategi
c. Memonitor dan jaga aliran udara yang berlapis pencegahan infeksi yang meliputi ;
d. Membatasi dan control lalulalang pegawai Pemakaian Alat Perlindungan Diri (Cap,
e. Memverivikasi bahwa antibiotic profilaksis telah Kacamata bedah, Masker, Gown, dan
diberikan dengan tepat sepatu boath)
f. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan Melakukan scrubing
universal/universal precaution Melakukan gowning
g. Memastikan bahwa personil yang akan melakukan Melakukan gloving
tindakan operasi mengenakain pakaian yang sesuai Melakukan draping (memberi batas tegas
h. Membantu drapping/menutup dengan kain steril dan area operasi)
minimalkan tekanan pada body prominence - Luka pembedahan tertutup (povidon
i. Memverifikasi keutuhan kemasan steril iodin+supratul+ kassa)
j. Memverifikasi indicator kemasan steril - Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
k. Membuka persediaan peralatan steril dengan A : Masalah teratasi
menggunakan teknik aseptic P : Hentikan intervensi
l. Menyediakan sikat, jubbah, dan sarung tangan sesuai
kebijakan institusi
m. Melakukan scrubing, gowning dan gloving
n. Membantu pemakain jubbah dan sarung tangan
anggota tim
o. Memisahkan alat-alat yang steril dan non-steril
p. Menjaga ruangan tetap rapi dan teratur untuk
membatasi kontaminasi
q. Membersihkan luka sebelum dilakukan dressing
r. Melakukan dressing pada area operasi
s. Melepas kain steril setelah selesai tindakan
t. Membersihkan dan sterilkan instrument dengan baik
u. Mengkoordinasikan pembershan dan persiapan ruang
operasi untuk pasien berikutnya
44
1. Identitas Pasien
e. Agama : Islam
2. Keadaan umum:
3. Keluhan umum:
dingin
2. Nadi : 87 x/menit
3. Pernafasan : 20 x/menit
4. Suhu : 36OC
45
5. Bromage Score
6. Morse Score
7. Analisa data
Tabel 3.15 Analisa Data
47
10. Implementasi dan Evaluasi
Tabel 3.17 Implementasi dan Evaluasi
11. Persiapan serah terima dengan ruang perawatan Pukul 14.00 WIB
a. Menyiapkan dan menghubungi bangsal untuk mendapatkan perawatan selanjutnya
b. Melakukan serah terima klien dari RR (recovery room) ke bangsal
Melakukan serah terima patologi anatomi (PA) jaringan appendik
DAFTAR PUSTAKA
Ajidah & yusran Haskas. (2014). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Peristaltik
Usus pada Pasien Pasca Operasi Laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUP
10 Mei 2018
Eylin, 2009. Karakteristik Pasien dan Diagnosis Histologi pada Kasus Apendisitis
Jakarta:Universitas Indonesia
Aesculapius
10 Mei 2018
49
Paudel GR., et al., 2010, Conservative Treatment in Acute Appendicitis,
Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta: EGC
EGC;.
Indonesia, Jakarta
Sugarto L. Jakarta:EGC.
Sherwood, L., 2009. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi VI. Jakarta :
EGC
Medikal BedahBrunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh
World Health Organization, 2009, WHO Guidelines for Safe Surgery: Safe