Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II PADA Tn. A DENGAN VERTIGO

DI RUANG CEMARA RSUD Dr.H. M. RABAIN MUARA ENIM

DI SUSUN OLEH :

1. M. RICKY PRATAMA PO7120520061

2. ILHAM ARIF BANGSAWAN PO7120520059

3. RAHMA SANTRIA PO7120520063

4. RANI ELVYANTI PO7120520064

5. AYU SINTIA APRILIANTI PO7120520056

6. BINTI PURNAMA SARI PO7120520057

7. R.A PUTRI RAMANOZA PO7120520062

8. REKA ADE PUTRI PO7120520065

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI DIII KEPERAWATAN LAHAT
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Tujuan..................................................................................................................4
D. Manfaat...............................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................5


A. Definisi................................................................................................................5
B. Etiologi................................................................................................................5
C. Manifestasi Klinis................................................................................................6
D. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................6
E. Penatalaksanaan Medis........................................................................................7
F. Pathway...............................................................................................................9

BAB III TINJAUAN KASUS..............................................................................10


A. Pengkajian.........................................................................................................10
B. Diagnosa keperawatan.......................................................................................21
C. Intervensi keperawatan......................................................................................22
D. Implementasi keperawatan................................................................................24
E. Evaluasi keperawatan........................................................................................24

BAB IV PENUTUP..............................................................................................29
a. Kesimpulan........................................................................................................29
b. Saran...................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertigo (gangguan keseimbangan) merupakan suatu istilah yang berasal dari Bahasa
latin vertere yang berarti memutar. Vertigo seringkali dinyatakan sebagai rasa pusing,
sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia sekelilingnya berputar- putar (Pulungan,
2018). Vertigo merupakan suatu ilusi gerakan, biasanya berupa sensasi berputar yang akan
meningkat dengan perubahan posisi kepala (Kusumastuti & Sutarni, 2018). Gejala vertigo
seperti perubahan kulit yang menjadi pucat (pallor) terutama di daerah muka dan peluh
dingin (cold sweat). Gejala ini selalu mendahului munculnya gejala mual/muntah dan diduga
akibat sistem saraf simpatik (Kusumastuti & Sutarni, 2018).

Vertigo bukan suatu gejala pusing saja, tetapi merupakan suatu kumpulan gejala atau
satu sindroma yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh
dingin, mual, muntah), dan pusing. Vertigo perlu dipahami karena merupakan keluhan nomer
3 paling sering dikemukakan oleh penderita yang datang ke praktek umum, bahkan pada
orang tua sekitar 75 tahun, 50% datang ke dokter dengan keluhan pusing (Kusumastuti &
Sutarni, 2018).

Prevalensi vertigo di Jerman, usia 18 hingga 79 tahun adalah 30%, 24% diasumsikan
karena kelainan vestibular. Penelitian di Prancis menemukan prevalensi vertigo 48%.
Prevalensi vertigo di Indonesia pada tahun 2017 adalah 50% dari orang tua berumur 75
tahun, pada tahun 2018 50% dari usia 40-50 tahun dan merupakan keluhan nomor tiga paling
sering dikeluhkan oleh penderita yang datang ke praktek umum setelah nyeri kepala dan
stroke (Pulungan,2018).

Meningkatnya kasus vertigo sebagai petunjuk bahwa vertigo membutuhkan perhatian


serius dalam penanganannya, hal ini karena pasien yang mengalami vertigo akan menurunkan
kualitas hidupnya akibat ketidaknyamanan yang dialaminya. Diagnosa kebutuhan rasa
nyaman yang dibutuhkan oleh pasien vertigo merupakan kebutuhan dasar manusia yang
semestinya dipenuhi (Gunawan, 2017). Gangguan rasa nyaman merupakan perasaan kurang
senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, dan sosial (PPNI,
2016).
B. Tujuan
1. Tujuan umum

Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang menderita vertigo diruangan cemara RSUD
H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.

2. Tujuan khusus
a) Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien yang menderita Vertigo diruangan
cemara RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.
b) Menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien yang menderita Vertigo diruangan
cemara RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.
c) Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien yang menderita Vertigo diruangan
cemara RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.
d) Menyusun tindakan keperawatan pada pasien yang menderita Vertigo diruangan cemara
RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.
e) Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien yang menderita Vertigo diruangan cemara
RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.

C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Untuk pengembangan ilmu keperawatan asuhan keperawatan pada pasien yang menderita
Vertigo diruangan cemara RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.

2. Manfaat praktis
1) Bagi pasien atau keluarga. Sebagai tambahan pengetahuan bagi pasien dan keluarga
untuk memahami keadaannya, sehingga mampu mengambil keputuan yang sesuai
dengan masalah serta ikut memperhatikan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang
diberikan dan diajarkan oleh perawat.
2) Bagi rumah sakit. Sebagai bahan masukan untuk perawat khususnya di rumah sakit
dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan khususnya pada pasien Vertigo.
3) Bagi mahasiswa. Sebagai tambahan informasi dalam merumuskan asuhan keperawatan
dengan masalah keperawatan yang sama, sehingga mahasiswa dapat memperoleh
gambaran tentang asuhan keperawatan pada pasien Vertigo.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau gerakan dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang disebabkan oleh gangguan alat
keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit dengan demikian
vertigo bukan suatu gejala pusing berputar saja, tetapi merupakan suatu kumpulan
gejala atau satu sindrom yang terdiri dari gejala somatic (nistagmus, untoble),
otonomik (pucat, peluh dingin, mual dan muntah dizziness lebih mencerminkan
keluhan rasa gerakan yang umum tidak spesifik, rasa goyah, kepala ringan dan
perasaan yang sulit dilukiskan sendiri oleh penderitanya. Pasien sering
menyebutkan sensasi ini sebagai nggliyer, sedangkan giddiness berarti dizziness
atau vertigo yang berlangsung singkat (Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019).
Menurut yayan A. Israr (2016) Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita
bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau
berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan
vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa
jam bahkan hart. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi
vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
Menurut reksoatmodjo (2010) vertigo merupakan keluhan yang sering
dijumpai dalam praktek, sering digambarkan sebagai sensasi berputar, rasa oleng,
tidak stabil (giddiness, unsteadiness) dan rasa pusing (dizziness).Deskripsi
keluhan vertigo tersebut penting karena seringkali kalangan awam mengkacaukan
istilah pusing dan nyeri kepala secara bergantian.

B. ETIOLOGI
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ
keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf
yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh
kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan
otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan
kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tibatiba.
Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)
1. Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut).
2. Obat-obatan
Alkohol, Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral
dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga
bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo),
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, Herpes zoster, Labirintitis
(infeksi labirin di dalam telinga), Peradangan saraf vestibuler, Penyakit
Meniere
5. Kelainan neurologis
Sklerosis multipel, Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada
labirin, persarafannya atau keduanya, Tumor otak, Tumor yang menekan
saraf vestibularis.

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik
dirinya sendiri atau lingkungan
2. Merasakan mual yang luar biasa
3. Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual
4. Gerakan mata yang abnormal
5. Muncul keringat dingin
6. Telinga sering terasa berdenging
7. Mengalami kesulitan bicara
8. Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar
9. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami gangguan penglihatan.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik :
 Pemeriksaan mata
 Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
 Pemeriksaan neurologic
 Pemeriksaan otologik
 Pemeriksaan fisik umum.
2. Pemeriksaan khusus :
 ENG
 Audiometri dan BAEP
 Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan :
 Laboratorium
 Radiologik dan Imaging
 EEG, EMG, dan EKG.

E. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Vertigo posisional Benigna (VPB)
- Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada
sebagian besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan
merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita duduk
dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada posisinya
untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo mereda ia
kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali sampai
vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap
hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
- Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen
dapat digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan
atau jika muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa
enek (nausea) dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek
samping obat lebih buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter
menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat mereda
sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi kepala dapat
mengurangi gangguan.
2. Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti 
biotika dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler
lebih meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan
nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat
atau benda.
3. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere.
Tujuan  dari terapi medik yang diberi adalah:
- Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat
dilakukan upaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti
vertigo. Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak membahayakan jiwa
dan akan mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau toleransi
terhadap serangan berikutnya.
- Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi
lebih jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang
menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin
dan vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.
- Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat
diredakan oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid
tidak dapat bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
4. Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan
vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi.
Misalnya Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan
vertibuler dan latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa
percaya diri meningkat dan kemungkinan jatuh dikurangi.
5. Sindrom Vertigo Fisiologis
Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena
terdapat ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima
otak. Pada penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.
6. Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
- TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya
pulih sempurna dalam kurun waktu 24 jam
- RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan
sempurna terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau
penanganan yang efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan
jika kambuh bisa meninggalkan cacat.
F. PATHWAY

Vestibuler fisiologis : VERTIGO Non-vestibuler


motion sickness -Cerebeller hemorrhage
System keseimbangan -Brainstem ischemic attack
Vestibuler neuronitis: tubuh -Basilar artery migrane
Meniere´s (vestibuler)terganggu -Posterior fossa

Sensasi seperti
Neuroma akustik
bergerak berputar
Motion sickness
Ketidakcocokan
Mengenai N.VII
pusing, sakit kepala Gangguan pada informasi yang Gerakan berulang
SSP/SST disampaikan oleh saraf dirasakan oleh otak
aferen ke otak melalui N. optikus N.
Peningkatan tekanan vestibularis N.
Peristaltic meningkat
intrakranial Spasme saraf/peningkatan Spinovestibuloserebralis
intrakranial
nyeri Mual, muntah
Nyeri, sakit kepala Proses pengolahan Otak tidak bisa
informasi terganggu mengkoordinasikan ke-3
anoreksia disorientasi input dengan baik

Transmisi persepsi
Konflik dalam koordinasi
Keseimbangan Kesadaran ke reseptor
ke-3 input
nutrisi kurang dari menurun proprioception
kebutuhan tubuh terganggu

Resiko jatuh
Kegagalan Kelebihan beban kerja
koordinasi otot

Koping individual tidak


efektif
Ketidakteraturan
kerja otot

Intoleransi aktivitas
BAB III
LAPORAN KASUS

I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 63 tahun
Status perkawinan : kawin
Agama : islam
Pendidikan : SPd
Pekerjaan : Pensiunan guru
Alamat : Jln. Budi Utomo no 116 Air Lintang, Muaraenim
TanggalRS : 07 mei 2022
No.Register : 065032
RuanganKamar : Cemara 4
GolonganDarah :O
Tanggal Pengkajian : 09 mei 2022
Tanggal Operasi :-
DiagnosaMedis : Vertigo Perifer

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.S
Hubungan dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : Pensiunan Guru
Alamat : Jln. Budi Utomo no 116 Air Lintang, Muaraenim

II. KELUHANUTAMA
Pasien mengatakan mengeluh nyeri dan sakit kepala berputar, sulit berdiri dan duduk
karena merasa pusing serta merasa mual dan muntah dan nafsu makan jadi berkurang dalam
beberapa hari belakangan ini.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Riwayat Munculnya Penyakit Sampai di Rumah Sakit

A. Provicative / Palliative
1. Apa penyebabnya
Disebabkan karena tekanan darah pasien rendah serta sakit kepala
berputar,kondisi tubuh yang melemah.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Pasien mengkonsumsi obat pereda nyeri dan mengurangi aktivitas/mobilitas
fisik serta memperbanyak istirahat
B. Quantity / Quality
1. Bagaimana dirasakannya
Pasien mengeluh nyeri dan sakit kepala,serta kesulitan tidur
2. Bagaimana dilihat
Pasien tampak lemah.
C. Region
1. Dimaan lokasinya
Pasien mengatakan nyeri hanya dibagian kepala
2. Apakah menyebar
Pasien mengatakan nyeri di satu titik hanya dibagian kepala

D. Severity (Mengganggu aktivitas)


Nyeri kepala dengan skala 5 yang menganggu aktivitas seperti berdiri dan duduk

E. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)


Pasien mengatakan nyeri kepala/pusing hilang timbul.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak ada penyakit masa lalu
B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan
Pasien mengatakan hanya berobat dari obat-obatan yang tersedia di apotek
C. Pernah dirawat / dioperasi
Pasien mengatakan belum pernah dirawat/operasi sebelumnya
D. Lamanya dirawat
Tidak dirawat sebelumnya
E. Alergi
Pasien mengatakan tidak ada riwayat elergi

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang Tua
Pasien mengatakan orang tua ada riwayat penyakit darah tinggi

B. Saudara Kandung
Tidak ada yang punya penyakit darah tinggi

C. Penyakit keturunan yang ada


Penyakit darah tinggi

D. Anggota keluarga yang meninggal


Pasien mengatakan kedua orang tua pasien yang sudah meninggal

E. Penyebab meninggal
Pasien mengatakan meninggal karena faktor usia dan juga penyakit darah tinggi

F. Genogram

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Pasien

meninggal
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Bahasa yang digunakan
Pasien menggunakan Bahasa Daerah setempat dalam berkomunikasi
B. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa penyakitnya akan segera sembuh
C. Konsep diri
Pasien seorang ayah dari 4 orang anak dan Pasien seorang suami
D. Keadaan emosi
Pasien mampu mengontrol emosi dan kooperatif ssat dilakukan pengkajian
E. Perhatian terhadap orang lain / lawan bicara
Perhatian pasien terhadap lawan bicara normal dan baik saat melakukan pengkajian

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
Keadaan umum pasien Compos Mentis
B. Tanda-tanda Vital :
Suhu Tubuh : 36,3 oC Nadi : 81 x/Menit
TD : 117/54 mmHg
RR : 20 x/Menit
TB : 165 Cm BB: 58 Kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan Rambut
Kepala
a.Bentuk : Normal
b.Ubun-ubun : Normal
c.Kulit kepala : Normal
Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut :Normal
b. Bau :Tidak Bau
Wajah
a. Warna kulit : sawo matang
b. Struktur wajah : simetris
2.Mata
a.Kelengkapan dan kesimetrisan
Mata simetris
b.konjungtiva
An Anemis
c.sklera
berwarna putih

3.Hidung
Lubang hidung( Normal, bersih)

4.Telinga
Bentuk telinga : Normal
Ukuran telinga : Normal
Ketajaman pendengaran : Normal

5.Mulut
a. Keadaan bibir : mukosa bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi : gigi ada yang bolong
c. Keadaan lidah : putih

6.Leher
a.Tidak ada pembengkak kan leher
b.Tidak ada lesi

D. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan: : bersih
1. Kehangatan : Normal
2. Warna : sawo matang
3. Turgor : normal
4. Kelembaban :sedikit kering
E. Pemeriksaan Thoraks / Dada
Tampak simetris kiri dan kanan, tidak terdapat retraksi dinding dada, pernapasan
diafragma tidak ada dipnea dan bunyi napas normal.

F. Pemeriksaan Muskuloskeletal / Ektremitas


Kesimetrisan otot : Simetris
Pemeriksaan edema : Tidak ada
Tidak ada fraktur, Tidak ada diskolasi,Akral,Turgur kulit elastis
Kelainan pada ekstrimitas dan kuku : Tidak ada

G. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat Kesadaran
G C S: 15, E:4 M: 6 V:5
2. Status Mental
a. Kondisi emosi / perasaan
Emosi Terkontrol baik
b. Orientasi
Orietasi normal
c. Proses berpikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan)
Proses berfikir normal
d. Motivasi (kemauan)
Kemauan untuk sembuh yang tinggi.
e. Persepsi
Persepsi normal
f. Bahasa
Bahasa daerah setempat

3. Nervus Cranialis (jelaskan pemeriksaannya/item)


a. Nervus Olfaktorius / N I
Pencuman baik bisa membedakan bau bauan
b. Nervus Optikus / N II
Jarak pandang baik
c. Nervus Okulomotorium/N III, Troklearis/N IV, Abdusen/N VI
Adanya reflek pandang pada pupil
d. Nervus Trigeminus / N V
Bisa menggerakan Bola mata ke atas dan ke bawah
e. Nervus Fasialis / N VII
Pengecapan terhadap rasa baik
f. Nervus Vestibulocochlearis / N VII
Pendengaran baik
g. Nervus Glossopharingeus / N IX, Vagus / N X
Tidak ada nyeri telan,vagus bisa mngucapkan “AH”
h. Nervus Asesorius / N XI
Bisa mengangkat bahu dan menoleh dengan adanya tahanan
i. Nervus Hipoglossus / N XII’
Bisa menjulurkan,menggerakan lidan,ke kanan dan kekiri
4. Fungsi Motorik
Masih berfungsi dengan baik namun karena keadaan sekarang membuat klien
jadi susah dalam beraktifitas.
5. Fungsi Sensori
Masih dapat berfungsi dengan baik dan dapat mersakan rangsakan yang ada
disekitar.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


A. Pola Tidur Kebiasaan
1. Waktu tidur : 8 – 9 jam
2. Masalah tidur : tidak ada masalah tidur

B. Pola Eliminasi
1. BAB
a. Pola BAB : 2 x sehari
b. Karaktes Feses : feses lembut dan berwarna kecoklatan
c. Riwayat Perdarahan : tidak ada
2. BAK
a. Pola BAK: 3x sehari
b. Warna Urin : Kuning Pucat
c. Nyeri/RasaTerbakar/KesulitanBAK: Tidak ada
d. Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih :Tidak ada
C. Pola Makan dan Minum
1. Gejala (Subyektif)
Klien mengatakan sering mual muntah dan nafsu makan menjadi berkurang
Diet (Type) : NBRG Via Oral
Jumlah makan perhari : 3X Sehari
Mual, Muntah : Ada
Nyeri ulu hati : tidak ada
Alergi : tidak ada
Jumlah yang dimakan : ¼ porsi

2. Tanda (Obyektif)
Berat Badan : 58 Kg TB :165 cm
Bentuk Tubuh: normal

Waktu Pemberian Makan : Pagi,Siang,dan Malam


Jumlah dan Jenis Makanan : 3X sehari makanan yang Lunak
Waktu Pemberian Cairan : 8X sehari
Masalah Makan dan Minum : Tidak ada
Kesulitan Mengunyah : tidak
Kesulitan Menelan : Tidak

D. Kebersihan Diri / Personal Hygiene


Pemeliharaan Badan : badan bersih
Pemeliharaan Gigi dan Mulut : gigi dan mulut bersih
Pemeliharaan Kuku : kuku pendek dan bersih

E. Pola Kegiatan / Aktivitas


Kegiatan dan aktivitas sedikit terbatas dan berkurang karena badan lemas dan
kepala pusing.
IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSTIK
A. Diagnosa Medis
Vertigo perifer
B. Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik
pemeriksaan Hematologi
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

INDIKASI /
NO NAMA OBAT DOSIS
REFERENSI
1. Omeprazole 1 x 40 mg Mencegah perdarahan
saluran cerna atas pada
orang yang beresiko
tinggi.

2. Ondansentron 8 mg Ketika ada mual dan


muntah.

3. Flunarizine 12 mg Pencegahan vertigo serta


gangguan pada
vestibular,yaitu bagian
telinga yang mengatur
keseimbangan tubuh

4. Dexketopropen 50 mg Untuk meredakan nyeri

5. Simvastatin 20 mg Untuk menurunkan kadar


kolesterol
ANALISA DATA

N
DATA ETIOLOGI MASALAH
O

1. DS : Vertigo Nyeri Akut


Pasien mengatakan kepala
terasa pusing seperti berputar-
putar Vestibuler

DO :
Pasien tampak lemas Neuroma Akustik
TD : 117/54 mmHg
RR : 20x/menit
N : 81x/menit Mengenai V. VIII
S : 36,
Skala : 5 (sedang)
Peningkatan Tekanan
Intra Kranial

Nyeri

2. DS : Sistem Keseimbangan Desfisit Nutrisi


Pasien mengatakan belum ada Tubuh Terganggu
nafsu untuk makan dan nafsu
makan berkurang
Pusing, Sakit Kepala
DO :
Jumlah makan pasien masih
sedikit ¼ porsi Peristaltic Meningkat

Mual, Muntah

Anoreksia

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
3. Proses Pegolahan Intoleransi
DS : Informasi Terganggu Aktivitas
Pasien mengatakan lemas dan
tidak bertenaga dan susah
untuk melakukan aktifitas Transmisi Ke Reseptor
sehari – hari. Terganggu

DO
Pasien tampak lemas dan Kegagalan Koordinasi
hanya berbaring di tempat Otot
tidur

Ketidak Teraturan Kerja


Otot

Intoleransi Aktifitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis d.d Klien meringis karena nyeri dibagian
kepala.
2. Defisit Nutrisi b.d Faktor Psikologi d.d Nafsu makan berkurang
3. Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan d.d Klien mengalami keterbatasan dalam
melakukan aktifitas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. A Diagnosa Medis : Vertigo perifer


No. Reg : 065032 Ruangan : Cemara 4

Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui lokasi,karakteristik,durasi,dan
1 Agen tindakan keperawatan lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi intensitas nyeri
Pencedera 3x24 jam ,kualitas,intensitas nyeri 2. Untuk mengetahui skala nyeri
Diharapkan : 2. Identifikasi skala nyeri 3. Untuk mengurangi rasa nyeri
Fisiologis
Tingkat nyeri 3. Kontrol lingkungan yang 4. Untuk meredakan nyeri
menurun. memperberat rasa nyeri 5. Untuk membantu proses penyembuhan
Dengan kriteria hasil : 4. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Keluhan nyeri 5. Kolaborasi pemberian analgetik
menurun

2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan 1. Identifikasi status nutisi


tindakan keperawatan 2. Identifikasi makanan yang disukai 1.Untuk mengetahui kenaikan tubuh klien
b.d Faktor
3x24 jam 3. Monitor asupan makanan
Psikologi 2.Beri kesempatan klien untuk memperbarui gaya
Diharapkan : 4. Kolaborasi pemberian medikasi
Status nutrisi sebelum makan hidup serta pola makan klien
membaik.
3.Untuk meningkatkan asupan nutrisi klien.
Dengan kriteria hasil :
1.Nafsu makan
membaik
2.Pola makanan yang
dihabiskan meningkat
3. Setelah dilakukan Observasi Observasi :
asuhan keperawatan
Intoleransi 3x24 jam intoleransi 1.Identifikasi gangguan fungsi tubuh 1.Untuk mengetahui gangguan fungsi tubuh
Aktivitas b.d aktifitas klien dapat yang mengakibatkan kelelahan
Kelemahan d.d 2.Untuk mengetahui tingkat kelelahan fisik dan
teratasi dengan 2.monitor kelelahan fisik dan emosional pasien
Klien kriteria hasil :
mengalami emosional
Terapeutik :
keterbatasan 1.Istirahat dan Terapeutik
dalam aktifitas pasien 1.Untuk memberikan rasa nyaman pada pasien
melakukan seimbang 1.Sediakan lingkungan nyaman dan
stimulus 2.Untuk meningkatkan dan melatih massa otot dan
aktifitas
2.klien mengetahui gerak ekstermitas pasien.
keterbatasan energy 2.Lakukan latihan gerak
Edukasi :
nya
Edukasi :
1.Untuk memberikan kenyaman pada pasien saat
3.klien mengubah
gaya hidup sesuai 1.Ajarkan tirah baring beristirahat
dengan energinya
2. Anjurkan melakukan aktifitas secara 2.Untukmenunjangproseskesembuhan pasien
bertahap
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

NO Hari / Diagnosa Implementasi Evaluasi


Tanggal
1. Senin, 09 Mei Nyeri Akut 1. Observasi S:
2022 a.Mengidentifikasi lokalisasi, Klien mengatakan kepala sangat pusing seperti berputar –
karakteristik, durasi, frekuensi, putar dan mata berkunang.
kualitas dan intensitas nyeri
b.mengidentifikasi Skala nyeriO:
Klien tampak meringis dan Skala Nyeri 5
2. Terapeutik TD : 117/54 mmHg
a.melakukan teknik RR : 20x/menit
nonfarmakologis untuk N : 81x/menit
mengurangi rasa nyeri S : 36,3
b.mengurangi lingkungan yang
memperberat rasa nyeri A:
Nyeri Akut belum teratasi
3.Edukasi
a.melakukan cara mengatasi P :
nyeri Intervensi dilanjutkan
b.memberikan analgetik secara 1. Identifikasi
tepat. lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas
nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

2. Senin, 09 Mei Defisit Nutrisi 1.Atur pola makan klien S:


2022 2.Monitor berat badan Klien mengatakan nafsu makan berkurang
3.Monitor input dan output
makanan O:
4. Beri makanan kesukaan Klien hanya memakan ¼ porsi
5. Beri makanan yang bergizi
A:
Defisit nutrisi belum teratasi

P:
Intervensi Dilanjutkan
1. Identifikasi status nutisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Monitor asupan makanan
4. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan

3. Senin, 09 Mei Intoleransi Aktifitas 1.Mengidentifikasi adanya S:


2022 Klien mengatakan tubuh terasa lemas dan susah bergerak
nyeri/keluhan fisik lainnya
dalam menjalani kehidupan sehari- hari
2.Mengidentifikasi toleransi
O:
fisik melakukan pergerakan Klien tampak terbaring di tempat tidur
3.Memonitor kondisi umum
A:
selama melakukan mobilisasi Intoleransi Aktifitas belum teratasi
4.Menjelaskan tujuan dan
P:
prosedur mobilisasi Intervensi dilanjutkan
1.Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
5.Mengajarkan mobilisasi
kelelahan
sederhana seperti duduk di
2.monitor kelelahan fisik dan emosional
tempat tidur
3. Sediakan lingkungan nyaman dan stimulus
4. Lakukan latihan gerak

1. Selasa, 10 Mei Nyeri Akut 1.Kaji lokalisasi nyeri, Skala S:


2022 Klien mengatakan kepala pusing nya sudah sedikit berkurang
nyeri
2.Kaji faktor yang O:
Skala nyeri 4 ( sedang )
mempengaruhi nyeri dan faktor
yang mengurangi nyeri Klien tampak meringis
TD : 115/54 mmHg
3.Berikan obat pereda nyeri
RR : 20x/menit
N : 82x/menit
S : 37 ◦C

A:
Nyeri teratasi sebagian

P:
Intervensi dilanjutkan
1.Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
2.Jelaskan strategi meredakan nyeri
3.Kolaborasi pemberian analgetik

2. Selasa, 10 Mei Defisit nutrisi 1. Kaji status nutisi S:


2022 2. Beri makanan yang disukai Klien mengatakan nafsu makan masih berkurang namun
3. Monitor asupan makanan makanan masih tetap dimakan walau sedikit
O:
Porsi makan bertambah ½ porsi, klien tampak sudah mau
makan walau sedikit
A:
Defisit nutrisi teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Identifikasi status nutisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Monitor asupan makanan
4. Atur pola makan

3. Selasa, 10 Mei Intoleransi Aktifitas 1.mengidentifikasi adanya S:


2022 Klien mengatakan sejak pusing sudah berkurang sedikit jadi
nyeri/keluhan fisik lainnya
klien sudah bisa untuk berjalan seperti ke kamar mandi tanpa
2.mengidentifikasi toleransi pusing dan mata berkunang-kunang lagi.
fisik melakukan pergerakan O:
3.memonitor kondisi umum Klien tampak berjalan ke kamar mandi dan bisa melakukan
aktifitas terbatas di rumah sakt
selama melakukan mobilisasi
4.menjelaskan tujuan dan A:
Intoleransi aktifitas tertasi sebagian
prosedur mobilisasi
P:
Intervensi dilanjutkan
1.Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2.monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Sediakan lingkungan nyaman dan stimulus
1. Rabu, 11 Mei Nyeri akut 1.mengidentifikasi lokasi S:
2022
dan skala nyaeri pasien mengatkan sakit kepala,mata berkunang, nyeri
2. mengidentifikasi faktor yang hilang timbul sudah tidak lagi.
memperberat nyeri O:
3. menjelaskan strategi Skala 3 ( Ringan )
meredakan nyeri  TD: 120/60 mmhg
4. Kolaborasi pemberian dosis  N: 81x/ menit
dan jenis analgic  S: 36,5 c
 RR: 20x/ menit

A:

Nyeri akut teratasi


P:
Intervensi dihentikan karena pindah ruangan

2. Rabu, 11 Mei Defisit Nutrisi 1. Monitor berat S:


2022
badan Klien mengatakan sudah mau makan dan porsi makan
2. Atur pola makan meningkat, tidak lagi mual dan muntah
3. Beri makanan O:
kesukaan yang Klien diberikan satu porsi makan dan makanan habis
bergizi A:
Defisit nutrisi tertasi
P:
Intervensi dihentikan karena pindah ruangan
3. Rabu, 11 Mei Intoleransi Aktifitas 1.mengidentifikasi adanya S:
2022
nyeri/keluhan fisik lainnya Klien mengatakan tubuh nya sudah jauh lebih membaik
2.mengidentifikasi toleransi O:
fisik melakukan pergerakan Klien tampak sehat dan semangat dan segera ingin pulang
3.memonitor kondisi umum A : Intoleransi Aktifitas teratasi
selama melakukan mobilisasi. P : Intervensi dihentikan karena pindah ruangan.

Anda mungkin juga menyukai