DI SUSUN OLEH :
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Tujuan..................................................................................................................4
D. Manfaat...............................................................................................................4
BAB IV PENUTUP..............................................................................................29
a. Kesimpulan........................................................................................................29
b. Saran...................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertigo (gangguan keseimbangan) merupakan suatu istilah yang berasal dari Bahasa
latin vertere yang berarti memutar. Vertigo seringkali dinyatakan sebagai rasa pusing,
sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia sekelilingnya berputar- putar (Pulungan,
2018). Vertigo merupakan suatu ilusi gerakan, biasanya berupa sensasi berputar yang akan
meningkat dengan perubahan posisi kepala (Kusumastuti & Sutarni, 2018). Gejala vertigo
seperti perubahan kulit yang menjadi pucat (pallor) terutama di daerah muka dan peluh
dingin (cold sweat). Gejala ini selalu mendahului munculnya gejala mual/muntah dan diduga
akibat sistem saraf simpatik (Kusumastuti & Sutarni, 2018).
Vertigo bukan suatu gejala pusing saja, tetapi merupakan suatu kumpulan gejala atau
satu sindroma yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh
dingin, mual, muntah), dan pusing. Vertigo perlu dipahami karena merupakan keluhan nomer
3 paling sering dikemukakan oleh penderita yang datang ke praktek umum, bahkan pada
orang tua sekitar 75 tahun, 50% datang ke dokter dengan keluhan pusing (Kusumastuti &
Sutarni, 2018).
Prevalensi vertigo di Jerman, usia 18 hingga 79 tahun adalah 30%, 24% diasumsikan
karena kelainan vestibular. Penelitian di Prancis menemukan prevalensi vertigo 48%.
Prevalensi vertigo di Indonesia pada tahun 2017 adalah 50% dari orang tua berumur 75
tahun, pada tahun 2018 50% dari usia 40-50 tahun dan merupakan keluhan nomor tiga paling
sering dikeluhkan oleh penderita yang datang ke praktek umum setelah nyeri kepala dan
stroke (Pulungan,2018).
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang menderita vertigo diruangan cemara RSUD
H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.
2. Tujuan khusus
a) Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien yang menderita Vertigo diruangan
cemara RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.
b) Menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien yang menderita Vertigo diruangan
cemara RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.
c) Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien yang menderita Vertigo diruangan
cemara RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.
d) Menyusun tindakan keperawatan pada pasien yang menderita Vertigo diruangan cemara
RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.
e) Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien yang menderita Vertigo diruangan cemara
RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.
C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Untuk pengembangan ilmu keperawatan asuhan keperawatan pada pasien yang menderita
Vertigo diruangan cemara RSUD H. M Rabain Kabupaten Muara Enim.
2. Manfaat praktis
1) Bagi pasien atau keluarga. Sebagai tambahan pengetahuan bagi pasien dan keluarga
untuk memahami keadaannya, sehingga mampu mengambil keputuan yang sesuai
dengan masalah serta ikut memperhatikan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang
diberikan dan diajarkan oleh perawat.
2) Bagi rumah sakit. Sebagai bahan masukan untuk perawat khususnya di rumah sakit
dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan khususnya pada pasien Vertigo.
3) Bagi mahasiswa. Sebagai tambahan informasi dalam merumuskan asuhan keperawatan
dengan masalah keperawatan yang sama, sehingga mahasiswa dapat memperoleh
gambaran tentang asuhan keperawatan pada pasien Vertigo.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau gerakan dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang disebabkan oleh gangguan alat
keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit dengan demikian
vertigo bukan suatu gejala pusing berputar saja, tetapi merupakan suatu kumpulan
gejala atau satu sindrom yang terdiri dari gejala somatic (nistagmus, untoble),
otonomik (pucat, peluh dingin, mual dan muntah dizziness lebih mencerminkan
keluhan rasa gerakan yang umum tidak spesifik, rasa goyah, kepala ringan dan
perasaan yang sulit dilukiskan sendiri oleh penderitanya. Pasien sering
menyebutkan sensasi ini sebagai nggliyer, sedangkan giddiness berarti dizziness
atau vertigo yang berlangsung singkat (Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019).
Menurut yayan A. Israr (2016) Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita
bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau
berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan
vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa
jam bahkan hart. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi
vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
Menurut reksoatmodjo (2010) vertigo merupakan keluhan yang sering
dijumpai dalam praktek, sering digambarkan sebagai sensasi berputar, rasa oleng,
tidak stabil (giddiness, unsteadiness) dan rasa pusing (dizziness).Deskripsi
keluhan vertigo tersebut penting karena seringkali kalangan awam mengkacaukan
istilah pusing dan nyeri kepala secara bergantian.
B. ETIOLOGI
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ
keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf
yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh
kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan
otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan
kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tibatiba.
Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)
1. Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut).
2. Obat-obatan
Alkohol, Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral
dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga
bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo),
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, Herpes zoster, Labirintitis
(infeksi labirin di dalam telinga), Peradangan saraf vestibuler, Penyakit
Meniere
5. Kelainan neurologis
Sklerosis multipel, Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada
labirin, persarafannya atau keduanya, Tumor otak, Tumor yang menekan
saraf vestibularis.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik
dirinya sendiri atau lingkungan
2. Merasakan mual yang luar biasa
3. Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual
4. Gerakan mata yang abnormal
5. Muncul keringat dingin
6. Telinga sering terasa berdenging
7. Mengalami kesulitan bicara
8. Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar
9. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami gangguan penglihatan.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan mata
Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
Pemeriksaan neurologic
Pemeriksaan otologik
Pemeriksaan fisik umum.
2. Pemeriksaan khusus :
ENG
Audiometri dan BAEP
Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan :
Laboratorium
Radiologik dan Imaging
EEG, EMG, dan EKG.
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Vertigo posisional Benigna (VPB)
- Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada
sebagian besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan
merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita duduk
dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada posisinya
untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo mereda ia
kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali sampai
vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap
hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
- Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen
dapat digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan
atau jika muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa
enek (nausea) dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek
samping obat lebih buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter
menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat mereda
sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi kepala dapat
mengurangi gangguan.
2. Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti
biotika dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler
lebih meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan
nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat
atau benda.
3. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere.
Tujuan dari terapi medik yang diberi adalah:
- Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat
dilakukan upaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti
vertigo. Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak membahayakan jiwa
dan akan mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau toleransi
terhadap serangan berikutnya.
- Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi
lebih jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang
menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin
dan vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.
- Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat
diredakan oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid
tidak dapat bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
4. Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan
vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi.
Misalnya Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan
vertibuler dan latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa
percaya diri meningkat dan kemungkinan jatuh dikurangi.
5. Sindrom Vertigo Fisiologis
Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena
terdapat ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima
otak. Pada penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.
6. Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
- TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya
pulih sempurna dalam kurun waktu 24 jam
- RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan
sempurna terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau
penanganan yang efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan
jika kambuh bisa meninggalkan cacat.
F. PATHWAY
Sensasi seperti
Neuroma akustik
bergerak berputar
Motion sickness
Ketidakcocokan
Mengenai N.VII
pusing, sakit kepala Gangguan pada informasi yang Gerakan berulang
SSP/SST disampaikan oleh saraf dirasakan oleh otak
aferen ke otak melalui N. optikus N.
Peningkatan tekanan vestibularis N.
Peristaltic meningkat
intrakranial Spasme saraf/peningkatan Spinovestibuloserebralis
intrakranial
nyeri Mual, muntah
Nyeri, sakit kepala Proses pengolahan Otak tidak bisa
informasi terganggu mengkoordinasikan ke-3
anoreksia disorientasi input dengan baik
Transmisi persepsi
Konflik dalam koordinasi
Keseimbangan Kesadaran ke reseptor
ke-3 input
nutrisi kurang dari menurun proprioception
kebutuhan tubuh terganggu
Resiko jatuh
Kegagalan Kelebihan beban kerja
koordinasi otot
Intoleransi aktivitas
BAB III
LAPORAN KASUS
I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 63 tahun
Status perkawinan : kawin
Agama : islam
Pendidikan : SPd
Pekerjaan : Pensiunan guru
Alamat : Jln. Budi Utomo no 116 Air Lintang, Muaraenim
TanggalRS : 07 mei 2022
No.Register : 065032
RuanganKamar : Cemara 4
GolonganDarah :O
Tanggal Pengkajian : 09 mei 2022
Tanggal Operasi :-
DiagnosaMedis : Vertigo Perifer
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.S
Hubungan dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : Pensiunan Guru
Alamat : Jln. Budi Utomo no 116 Air Lintang, Muaraenim
II. KELUHANUTAMA
Pasien mengatakan mengeluh nyeri dan sakit kepala berputar, sulit berdiri dan duduk
karena merasa pusing serta merasa mual dan muntah dan nafsu makan jadi berkurang dalam
beberapa hari belakangan ini.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Riwayat Munculnya Penyakit Sampai di Rumah Sakit
A. Provicative / Palliative
1. Apa penyebabnya
Disebabkan karena tekanan darah pasien rendah serta sakit kepala
berputar,kondisi tubuh yang melemah.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Pasien mengkonsumsi obat pereda nyeri dan mengurangi aktivitas/mobilitas
fisik serta memperbanyak istirahat
B. Quantity / Quality
1. Bagaimana dirasakannya
Pasien mengeluh nyeri dan sakit kepala,serta kesulitan tidur
2. Bagaimana dilihat
Pasien tampak lemah.
C. Region
1. Dimaan lokasinya
Pasien mengatakan nyeri hanya dibagian kepala
2. Apakah menyebar
Pasien mengatakan nyeri di satu titik hanya dibagian kepala
B. Saudara Kandung
Tidak ada yang punya penyakit darah tinggi
E. Penyebab meninggal
Pasien mengatakan meninggal karena faktor usia dan juga penyakit darah tinggi
F. Genogram
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Pasien
meninggal
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Bahasa yang digunakan
Pasien menggunakan Bahasa Daerah setempat dalam berkomunikasi
B. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa penyakitnya akan segera sembuh
C. Konsep diri
Pasien seorang ayah dari 4 orang anak dan Pasien seorang suami
D. Keadaan emosi
Pasien mampu mengontrol emosi dan kooperatif ssat dilakukan pengkajian
E. Perhatian terhadap orang lain / lawan bicara
Perhatian pasien terhadap lawan bicara normal dan baik saat melakukan pengkajian
3.Hidung
Lubang hidung( Normal, bersih)
4.Telinga
Bentuk telinga : Normal
Ukuran telinga : Normal
Ketajaman pendengaran : Normal
5.Mulut
a. Keadaan bibir : mukosa bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi : gigi ada yang bolong
c. Keadaan lidah : putih
6.Leher
a.Tidak ada pembengkak kan leher
b.Tidak ada lesi
D. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan: : bersih
1. Kehangatan : Normal
2. Warna : sawo matang
3. Turgor : normal
4. Kelembaban :sedikit kering
E. Pemeriksaan Thoraks / Dada
Tampak simetris kiri dan kanan, tidak terdapat retraksi dinding dada, pernapasan
diafragma tidak ada dipnea dan bunyi napas normal.
G. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat Kesadaran
G C S: 15, E:4 M: 6 V:5
2. Status Mental
a. Kondisi emosi / perasaan
Emosi Terkontrol baik
b. Orientasi
Orietasi normal
c. Proses berpikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan)
Proses berfikir normal
d. Motivasi (kemauan)
Kemauan untuk sembuh yang tinggi.
e. Persepsi
Persepsi normal
f. Bahasa
Bahasa daerah setempat
B. Pola Eliminasi
1. BAB
a. Pola BAB : 2 x sehari
b. Karaktes Feses : feses lembut dan berwarna kecoklatan
c. Riwayat Perdarahan : tidak ada
2. BAK
a. Pola BAK: 3x sehari
b. Warna Urin : Kuning Pucat
c. Nyeri/RasaTerbakar/KesulitanBAK: Tidak ada
d. Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih :Tidak ada
C. Pola Makan dan Minum
1. Gejala (Subyektif)
Klien mengatakan sering mual muntah dan nafsu makan menjadi berkurang
Diet (Type) : NBRG Via Oral
Jumlah makan perhari : 3X Sehari
Mual, Muntah : Ada
Nyeri ulu hati : tidak ada
Alergi : tidak ada
Jumlah yang dimakan : ¼ porsi
2. Tanda (Obyektif)
Berat Badan : 58 Kg TB :165 cm
Bentuk Tubuh: normal
INDIKASI /
NO NAMA OBAT DOSIS
REFERENSI
1. Omeprazole 1 x 40 mg Mencegah perdarahan
saluran cerna atas pada
orang yang beresiko
tinggi.
N
DATA ETIOLOGI MASALAH
O
DO :
Pasien tampak lemas Neuroma Akustik
TD : 117/54 mmHg
RR : 20x/menit
N : 81x/menit Mengenai V. VIII
S : 36,
Skala : 5 (sedang)
Peningkatan Tekanan
Intra Kranial
Nyeri
Mual, Muntah
Anoreksia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
3. Proses Pegolahan Intoleransi
DS : Informasi Terganggu Aktivitas
Pasien mengatakan lemas dan
tidak bertenaga dan susah
untuk melakukan aktifitas Transmisi Ke Reseptor
sehari – hari. Terganggu
DO
Pasien tampak lemas dan Kegagalan Koordinasi
hanya berbaring di tempat Otot
tidur
Intoleransi Aktifitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis d.d Klien meringis karena nyeri dibagian
kepala.
2. Defisit Nutrisi b.d Faktor Psikologi d.d Nafsu makan berkurang
3. Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan d.d Klien mengalami keterbatasan dalam
melakukan aktifitas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui lokasi,karakteristik,durasi,dan
1 Agen tindakan keperawatan lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi intensitas nyeri
Pencedera 3x24 jam ,kualitas,intensitas nyeri 2. Untuk mengetahui skala nyeri
Diharapkan : 2. Identifikasi skala nyeri 3. Untuk mengurangi rasa nyeri
Fisiologis
Tingkat nyeri 3. Kontrol lingkungan yang 4. Untuk meredakan nyeri
menurun. memperberat rasa nyeri 5. Untuk membantu proses penyembuhan
Dengan kriteria hasil : 4. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Keluhan nyeri 5. Kolaborasi pemberian analgetik
menurun
P:
Intervensi Dilanjutkan
1. Identifikasi status nutisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Monitor asupan makanan
4. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
A:
Nyeri teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1.Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
2.Jelaskan strategi meredakan nyeri
3.Kolaborasi pemberian analgetik
A: