VERTIGO
Disususn untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu : Ns. Sri Hesthi Sonyorini, M.Kep
Disusun Oleh:
Siti Nurjanah
(C22022018)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Keperawatan Medikal Bedah II yang berjudul “Vertigo”
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
II sebagai syarat untuk memenuhi kriteria penilaian.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca agar
mereka dapat mengetahui dan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang
terapi komplementer Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHUL
UAN
usia lanjut terjadi berbagai perubahan struktural berupa degenerasi dan atrofi pada
sistem vestibular, visual dan proprioseptif dengan akibat gangguan fungsional pada
ketiga sistem tersebut. Usia lanjut dengan gangguan keseimbangan memiliki risiko
3
jatuh 2-3 kali dibanding usia lanjut tanpa gangguan keseimbangan. Tiap tahun
berkisar antara 20-30% orang yang berusia lebih dari 65 tahun sering lebih banyak
berada di rumah saja karena masalah mudah jatuh (Laksmidewi et al., 2016). Untuk
bisa menangani dan mengevaluasi pasien berusia diatas 60 tahun dengan gangguan
keseimbangan, klinisi harus mengerti tentang fisiologi keseimbangan dan
perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada proses penuaan (Laksmidewi et
al., 2016).
4
tanda dan gejala, untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan tindakan
komplementer berupa akupresur (Fransisca, 2013). Pemberian akupresur pada titik
meridian yang sesuai akan melepaskan endorphin yang akan meningkatkan
sirkulasi darah sehingga vertigo menurun dan rasa nyaman yang dirasakan oleh
responden (Fransisca, 2013). Akupresur dapat melancarkan energi vital di tubuh
(Chi atau Qi) untuk menstimulus aliran energi dimeridian sehingga akan
mempengaruhi kesehatan. Berdasarkan analisa rerata Vertigo Symptom Scale - Short
Form (VSS-SF) total setelah dilakukan akupresur berbeda signifikan dengan
sebelum dilakukan tindakan akupresur hal ini disebabkan penekanan pada titik
meridian akan melepaskan endorphin. Endorphin adalah zat penghilang rasa sakit
yang secara alami diproduksi dalam tubuh, memicu respon menenangkan dan
membangkitkan semangat dalam tubuh, memiliki efek positif pada emosi, dapat
menyebabkan relaks dan normalisasi fungsi tubuh dan sebagian dari pelepasan
endorphin akan menurunkan tekanan darah dan meningkatkan sirkulasi darah
(Fransisca, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Krisnanda Aditya Pradana
(2013), hasil analisis frekuensi vertigo setelah dilakukan akupresur lebih rendah
dibandingkan sebelum dilakukan terapi akupresur. Frekuensi dan durasi vertigo
kurang dari 20 menit sesudah dilakukan akupresur mengalami penurunan
dibandingkan sebelum dilakukan akupresur. Sakit kepala sebagai gejala penyerta
vertigo, terjadi hampir setiap hari sebelum dilakukan akupresure, tetapi setelah
dilakukan akupresure sakit kepala mengalami penurunan terjadi setiap minggu
(Fransisca, 2013).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan vertigo
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar penyakit vertigo
b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan rencana tindakan keperawatan
pada pasien anak dengan vertigo
5
6
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Definisi
keseimbangan.
7
menjauhi bidang vertikal. (Lumban Tobing (2003) dalam
(Setiawati, 2016)).
2. Klasifikasi Vertigo
8
a. Vertigo Vestibular
3. Etiologi
a. Lingkungan
2) stress
b. Obat-obatan
1) Alkohol
2) Gentamisin
c. Kelainan sirkulasi
pada otak.
d. Kelainan ditelinga
9
1) Terdapat endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis
positional vertigo)
e. Kelainan Neurologis
1) Skelorisis multiple
3) Tumorotak
4. Patofisiologi
Pada sindrom vertigo ditemukan keluhan berupa rasa berputar,rasa ditarik atau didorong
menjauhi bidang vertikal. Vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenamya dengan apa yang dipersepsi oleh
susunan saraf pusat. Jika ada kelainan pada lintasan informasi dari indera keseimbangan yang dikirim ke
sistem saraf pusat, atau kelainan pada pusat keseimbangan, maka proses adaptasi yang normal tidak akan
terj adi tetapi akan menimbulkan reaksi alarm. Keadaan ini berhubungan dengan serat·serat di formasio
retikularis batang otak yang berhubungan dengan aktivitas sistem kolinergik dan adrenergik.
10
5. Pathway
Gambar 2. 1 Pathway
11
penglihatan atau perubahan pada tekanan darah yang secara tiba-tiba.
a. Mual muntah
b. Pusing
7. Pemeriksaan
Penunjang
a. Tes romberg
c. Salah tunjuk
e. Tes Kalori
f. Elektronistagmografi
g. Posturografi
8. Penatalaksanaan
12
Terapi vertigo meliputi beberapa perlakukan yaitu pemilihan
mencakup:
2015).
13
Titik-titik akupresure untuk vertigo menurut Hartono, (2012) yaitu,
terletak dua jari kiri dan kanan meridian GV, setinggi batas bawah
dua jari kiri dan kanan meridian GV, setinggi batas bawah lumbal
batas distal lekukan antara ibu jari dan jari kedua kaki. Teknik
1. Kafein
2. Garam
terhadap vertigo.
3. Alkohol
4. Gula
Makanan dan minuman yang sarat akan gula dapat memicu sakit
1. Buah-buahan
vitamin C seperti buah beri, jeruk, nanas, dan jambu biji. Senyawa
2. Kacang-kacangan
15
tubuh tetap berenergi sepanjang hari. Kacang-kacangan yang baik
dan hazelnut.
3. Sayuran
5. Jahe
muntah, pusing, serta vertigo. Menyesap teh jahe adalah cara ideal
6. Menghidrasi tubuh
16
B. Konsep Keperawatan Vertigo
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
d. Pengkajian fokus
1) Aktivitas/istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
a) stress
17
4) Neurosensori
bising
f) Papil edema
5) Nyeri/kenyamanan
c) Gelisah
6) Respirasi
7) Keamanan
a) alergi
b) Hipertermi
18
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi keperawatan
Diagnosa
Keperawatan SLKI SIKI
(SDKI)
Gangguan rasa Status kenyamanan Pengaturan posisi
nyaman (D.0074) (L.08064) (I.01019)
diharapkan status tempatkan pada
kenyamanan meningkat matras/tempat tidur
dengan kriteria hasil : terapeutik yang
Keluhan tidak tepat
nyaman (5) tempatkan pada
Gelisah (5) posisi terapeutik
Mual (5) tempatkan objek
yang sering
digunakan dalam
jangkauan
sediakan matras
yang kokoh atau
padat posisikan
pada kesejajaran
tubuh yang tepat
19
Gangguan pola Pola Tidur (L.05045) Dukungan tidur
tidur (D.0055) diharapkan pola tidur (I.05174)
membaik dengan kaji pola aktivitas
kriteria hasil : dan tidur
Keluhan sulit tidur Kaji faktor penyulit
(1) tidur
keluhan tidak puas Modifikasi
tidur (1) lingkungan tidur
keluhan pola tidur Ajarkan cara
berubah (1) menghilangkan stres
keluhan istirahat sebelum tidur
tidak cukup (1) Tetapkan jadwal
tidur rutin
Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
20
persepsi yang terhadap risiko jatuh
keliru terhadap siapkan materi,
masalah (5) media tentang
faktor-faktor
penyebab, cara
identifikasi dan
pencegahan risiko
jatuh dirumah sakit
maupun dirumah
ajarkan mengkaji
perilaku dan
faktor yang
berkontribusi
terhadap risiko jatuh
dan cara mengurangi
penyebab risiko
jatuh ajarkan
memodifikasi area-
area yang
membahayakan
dirumah
Risiko jatuh Tingkat Jatuh (L.14138) Pencegahan Jatuh
(D.0143) diharapkan tingkat jatuh ( I.14540)
menurun dengan kriteria Kaji faktor risiko jatuh
hasil : identifikasi faktor
jatuh saat berdiri lingkungan yang
(1) meningkatkan risiko
jatuh saat duduk jatuh gunakan alat
bantu saat berjalan
(1)
Anjurkan
jatuh saat memanggil perawat
berjalan (1) atau keluarga
indikator : jika membutuhkan
1. menurun bantuan untuk
2. cukup menurun berpindah
3. sedang anjurkan menggunakan
4. cukup meningkat alas kaki yang tidak
licin
Table 2. 1Intervensi keperawatan
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Vertigo merupakan
kondisi yang diakibatkan
karena adanya gangguan pada
telinga
atau pada saraf ocousticus
yang mengakibatkan nyeri
dan kelemahan otot leher
serta
keseimbangan tubuh pasien.
Dengan adanya pemeriksaan
fisioterapi yang teliti maka
seseorang dapat mengetahui
penyebab dari vertigo
22
tersebut, sehingga fisioterapi
dapat
melakukan intervensi pada
kasus tersebut dengan tepat
walaupun dalam pemeriksaan
manajemenn pelayanan di
Rumah Sakit harus memberikan
aplikasi terapi sesuai dengan
konsultan darai dokter
Rehabilitasi Medik pada
kasus vertigo ini yang
disebabkan oleh
trauma. Berbagai masalah yang
timbul pada kondisi ini yaitu
adanya nyeri, keterbatasan
23
LGS (Lingkup Gerak Sendi),
penurunan kekuatan otot, serta
keseimbangan pasien yang
BAB V
A. Kesimpulan
Vertigo merupakan kondisi yang diakibatkan karena adanya gangguan pada telinga atau
pada saraf ocousticus yang mengakibatkan nyeri dan kelemahan otot leher serta keseimbangan
tubuh pasien. Dengan adanya pemeriksaan fisioterapi yang teliti maka seseorang dapat
mengetahui penyebab dari vertigo tersebut, sehingga fisioterapi dapat melakukan intervensi pada
kasus tersebut dengan tepat walaupun dalam pemeriksaab manajemenn pelayanan di Rumah
Sakit harus memberikan aplikasi terapi sesuai dengan konsultan darai dokter Rehabilitasi Medik
pada kasus vertigo ini yang disebabkan oleh trauma. Berbagai masalah yang timbul pada kondisi
ini yaitu adanya nyeri, keterbatasan LGS (Lingkup Gerak Sendi), penurunan kekuatan otot, serta
keseimbangan pasien yang berkurang. Modalitas terapi yang diberikan untuk mengatasi masalah
tersebut yaitu Micro Wave Diathermy (MWD) dan massage terapi. Selain itu pasien juga
diberikan edukasi untuk melakukan latihan di rumah seperti yang telah diajarkan oleh terapis.
Dengan pelaksanaan terapi dengan menggunakan modalitas tersebut hasil yang diperoleh
(MWD) dapat penurunkan nyeri, massage terapi dengan teknik stroking dan efflurage dapat
meningkatan LGS, massage terapi dengan teknik stroking dan efflurage dapat meningkatan
kekuatan otot, serta dengan Standing Balance Test dapat meningkatan keseimbangan sehingga
mampu melakukan aktivitas sehari- hari di lingkungan sekolah dan lingkungan rumahnya dapat
24
B. Saran
Fisioterapi dalam memberikan tindakan terapi perlu diawali dengan pemerikasaan yang
teliti, penegakan diagnosa yang benar, pemilihan modalitas, pemberian edukasi yang benar dan
mengevaluasi hasil terapi yang rutin agar memperoleh hasil terapi yang optimal dan
terdokumentasi dengan baik. Pengobatan pada kasus ini sebaikanya diberikan seawal mungkin
dan perlu juga Fisioterapi mengajarkan di rumah (Home program) kepada pasien seperti: saat
tidur tidak menggunakan bantal yang terlalu tebal dan keras, tidak dibenarkan menggerakan
leher secara spontan, tidur dengan posisi yang benar yaitu terlentang dan olahraga yang teratur.
Pada pasien agar selalu memperhatikan anjuran atau larangan tim medis yang kiranya
mengganggu kesembuhan pasien dan untuk kesembuhan melaksanakan program terapi secara
intensif sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh terapis demi keberhasilan suatu terapi.
Kepada keluarga pasien agar selalu memberikan dorongan atau support, serta mambantu pasien
untuk melaksanakan program terapi terutama di rumah. Dan akhirnya penulis berharap semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermamfaat bagi semua kalangan. Pada makalah ini memang masih
penelitian yang serupa pada kasus ini yang jauh lebih sempurna.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Vertigo merupakan
kondisi yang diakibatkan
karena adanya gangguan pada
telinga
atau pada saraf ocousticus
yang mengakibatkan nyeri
dan kelemahan otot leher
serta
keseimbangan tubuh pasien.
Dengan adanya pemeriksaan
fisioterapi yang teliti maka
seseorang dapat mengetahui
penyebab dari vertigo
26
tersebut, sehingga fisioterapi
dapat
melakukan intervensi pada
kasus tersebut dengan tepat
walaupun dalam pemeriksaan
manajemenn pelayanan di
Rumah Sakit harus memberikan
aplikasi terapi sesuai dengan
konsultan darai dokter
Rehabilitasi Medik pada
kasus vertigo ini yang
disebabkan oleh
trauma. Berbagai masalah yang
timbul pada kondisi ini yaitu
adanya nyeri, keterbatasan
27
LGS (Lingkup Gerak Sendi),
penurunan kekuatan otot, serta
keseimbangan pasien yang
DAFTAR PUSTAKA
Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran No. 144,Jakarta,
2004.
Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI
Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan,
Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta, 2009.
Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta, 2019.
Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 2018, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan
Terapi, Malang:Perdossi
Stanton M, Freeman AM. 2021. Vertigo. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482356/
Hesham M Samy. 2017. Dizziness, Vertigo, an Imbalance. Med Scape. Emedicine.
https://emedicine.medscape.com/article/2149881-overview
Julie Marks. 2021. What Is Vertigo? Symptoms, Cause, Diagnosis, Treatment, and Prevention.
Everyday Health.
Brittney Wilson. 2019. A Nursing Care Plan For Vertigo. The Nerdy Nurse.
https://thenerdynurse.com/a-nursing-care-plan-for-vertigo/
PPNI, 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta
PPNI, 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta
PPNI, 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta
28
29