Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN FISIOTERAPI

PADA KASUS VERTIGO


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan Fisioterapi
Dosen Pengampu
Muhamad Fahri Adami, S.St.FTR

Oleh:
Kelompok 5

Awa Ramdhani C1614201106


Erpan H Sumarna C1614201045
Dicki Teja Kusuma C1614201109
Hayati Yaningsih C1614201115
Irna Agustina C1614201119

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas “Asuhan Keperawatan
Fisioterapi Pada Kasus Vertigo”.
Tugas asuhan keperawatan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Fisioterapi. Dalam pembuatan tugas ini kami banyak mendapat hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa asuhan keperawatan fisioterapi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir
kata semoga asuhan keperawatan fisioterapi pada kasus vertigo ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Tasikmalaya, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ……… ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. ……… iii
A. Konsep Penyakit Vertigo........................................................................ ……… 4
1. Definisi ............................................................................................. ……… 4
2. Epidemiologi ..................................................................................... ……… 4
3. Tanda dan Gejala .............................................................................. ……… 4
4. Patofisiologi ...................................................................................... ……… 5
5. Penyebab/faktor risiko ...................................................................... ……… 5
B. Data Fokus .............................................................................................. ……… 6
C. Diagnosa Keperawatan .......................................................................... ……… 8
D. Intervensi Keperawatan ........................................................................ ……… 11
Referensi …………………………………………………………………………... 19
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Verigo bisa digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau
gangguan atau gangguan pembicaraan diruangan. Banyak sistem atau organ tubuh yang
ikut terlibat dalam begitu dan mempertahankan dalam keseimbangan tubuh kita.
Keseimbangan pengaturan oleh integrasi keberbagai sistem tanggapan sistem ruang
depan, sistem visual, dan sistem somat sensorik (profioseptik). Untuk mempertahankan
keseimbangan diruangan, maka istirahat dua dari tiga sistem-sistem tersebut diatas harus
difungsikan dengan baik pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkungannya
bergerak atau dirinya gerak terhadap lingkungannya gerakan yang dialami biasanya di
putar namun terkadang berbentuk linier seperti rasa mau jatuh atau terkadang ditarik
menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang bisa kita saksikan
keberadaan nistagumus. Nistagumus yaitu gerak ritmik yang suka rela dari pada bola
mata. (Lumbam Tobing. SM. 2003)
Vertigo adalah kesenanagan berputar atau mendorong yang merupakan suatu
perhatian, penderita merasakan benda-benda mendekatinya bergerak-gerak memutar atau
bergerak naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan. (Arsyad Soepadi
Eviyati Dan Nurbaiti, 2002)
2. Epidemiologi
Di indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi, pada tahun 2010 dari usia 40-50
tahun sekitar 50% yang merupakan keluhan nomor 3 paling sering dikeluhkan bagi
penderita yang datang ke praktek umum, setelah nyeri kepala, dan stroke (sumarilyah,
2010 cit., Widiantoro, 2010). Umumnya vertigo ditemukan sebesar 15% dari keseluruhan
populasi dan hanya 4% sampai 7% yang diperiksakan kedokter (Sumarliyah, 2010).
3. Tanda dan Gejala
- Mual
- Muntah
- Pergerakan bola mata yang tidak normal (Nistagmus)
- Tampak berkeringat
- Hilangnya pendengaran
- Tinnitus
- Anggota tubuh terasa lemah
- Penglihatan berbayang
- Kesulitan berbicara
- Penurunan kesadaran
- Respon melambat
- Kesulitan berjalan
- Demam
4. Patofisiologi
Dalam kondisi fisiologi/normal informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari repstor vestibular, visual, dan protioseptik kanan
dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya singkron dan wajah akan di proses lebih
lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa penyesesuaian dari
otot-otot mata dan pergerakan tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang yang
menyadari pososi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda
dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan
ototnomik. Namun jika kondisi tidak normal/tidak fisiologis dari fngsi alat keseimbangan
tubuh dibagi tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan,
maka proses pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda
kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Disamping itu respon
penyesuaian otot-otot menjadi adekvat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata
disebut nistagnus.
5. Penyebab atau Faktor Resiko
a. Penyebab
Penyebab vertigo ada dua kategori yaitu vertigo periver dan vertigo sentral.
- Penyebab vertigo periver adalah yang paling sering dialami oleh banyak orang,
penyebabnya karena dapat gangguan telingan bagian dalam yang berfungsi
mengatur keseimbangan tubuh. Selain perasaan melayang peradangan yang
terjadi ditelinga bagian dalam atau karena adanya infeksi virus akan menimbulkan
rasa sakit dan pusing
- Penyebab vertigo sentral adalah terjadi akibat adanya masalah pada otak bagian
otak yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit ini adalah cereblum atau
otak kecil. Beberapa kondisi yang menjadi penyebab vertigo sentral diantaranya
yaitu: stroke, konsumsi obat, tumor otak, migrain, multiple sclerosis, neuroma
acustik.
b. Faktor Resiko
- Berusia diatas 50 tahun
- Mengalami kecelakaan
- Memiliki riwayat di dalam keluarga
- Mengalami stress berat
- Megkonsumsi alkohol
- Merokok

B. Data Fokus
a. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian. Keluhan utama yang
sering dikeluhkan pada klien dengan penyakit vertigo seperti: mual, muntah, pergerakan
bola mata yang tidak normal (nistagmus), tampak berkeringat, hilangnya pendengaran,
tinnitus, anggota tubuh terasa lemah, penglihatan berbayang, kesulitan berbicara,
penurunan kesadaran, respon melambat, kesulitan berjalan, demam.
b. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang diderita oleh klien dari
mulai timbulnya keluhan dirasakan sampai klien dibawa ke Rumah Sakit, dan dan apakah
pernah memeriksakan diri ketempat lain selain Rumah Sakit umum serta pengobatan apa
yang pernah diberikan dan bagaimana perubahannya dan data yang didapatkan saat
pengkajian.
c. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan yang lalu atau riwayat penyakit sebelumnya seperti: Trauma kepala,
penyakit infeksi dan implamasi dan penyakit tumor otak, riwayat penggunaan obat,
distibuloktosi : misal antibiotik, aminoglikosid, antikonvusan dan salisilat.
d. Riwayat penyakit keluarga
Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang sama karena
factor genetic/keturunan.
e. Identitas klien
Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa saja yang biasa dilakukan sehubungan dengan
adanya penyakit vertigo, kaji apa yang biasa di rasakan klien.
1. Aktivitas/istirahat
 Letih, lemah, malaise (lemas, pusing, tidak enak badan).
 Keterbatasan gerak.
 Ketegangan mata, kesulitan membaca
 Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala
 Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena
perubahan cuaca
2. Makanan dan Cairan
 Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kefein, coklat, bawang, keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG.
 Mual atau muntah, anoreksia (selama nyeri)
 Penurunan berat badan
3. Sirkulasi
 Riwayat hipertensi
 Pucat, wajah tampak kemerahan.
4. Integritas Ego
 Foktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
 Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi.
 Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala.
 Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
5. Tanda – Tanda Vital
 Terdiri dari pemeriksaan suhu, normal 37ᵒC
 Pernafasan
 Nadi
 Tekanan darah biasanya menurun atau meningkat
C. Diagnosa Keperawatan
SDKI
1. Resiko Jatuh
Definisi : Beresiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang menyebabkan seseorang
tidak lagi sepenuhnya sehat atau dalam kondisi baik
Faktor resiko :
Eksternal
a. Terpapar patogen
b. Terpapar zat kimia toksik
c. Terpapar agenosokomial
d. Ketidakamanan transportasi
Internal
a. Ketidaknormalan profil darah
b. Perubahan orientasi afektif
c. Perubahan sensasi
d. Disfungsi auto imun
e. Disfungsi biokimia
f. Hipoksia jaringan
g. Kegagakan mekanisme pertahanan tubuh
h. Malnutrisi
i. Perubahan fungsi psikomotor
j. Perubahan fungsi kognitif
Kondisi klinis terkait
a. Kejang
b. Sinkop
c. Vertigo
d. Gangguna penglihatan
e. Gangguan pendengaran
f. Penyakit parkinson
g. Hipotnsi
h. Kelainan nervus vestibularis
i. Retardasi mental
2. Nyeri Akut
Definisi : pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab :
a. Agen pencedera pisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
c. Agen pencedera fisik (mis. Akses, amputasi, terbakar, terpotong mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : mengeluh nyeri
Objektif :
a. Tampak meringis
b. Bersikap protektif (mis. Waspada, menghindar nyeri)
c. Gelisah
d. Ferkuensi nadi meningkat
e. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : tidak tersedia
Objektif :
a. Tekanan darah meningkat
b. Pola nafas berubah
c. Nafsu makan berubah
d. Proses berfikir terganggu
e. Menarik diri
f. Berfokus pada diri sendiri
g. Diaforesis
Kondisi Klinis Terkait
a. Kondisi pembedahan
b. Cedera traumatis
c. Infeksi
d. Sindrom koroner akut
e. Glaukoma
3. Nausea
Definisi: perasaan yang tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok atau lambung
yang dapat mengakibatkan muntah.
Penyebab:
- Gangguan biokimiawi (mis. Uremia, ketoasidosis diabetik)
- Gangaun pada esophagus
- Distensi lambung
- Gangguan pancreas
- Pereganggan kapsul limpa
- Tumor terokalisasi (mis. Neuroma akustik, tumor otak primer atau sekunder,
manifestasi tulang di dasar tengkorak)
- Oeningkatan tekanan intrabadomial
- Oeningkatan tekanan intrakranial
- Peningkatan tekanan intraorbital
- Mabuk perjalan
- Kehamilan
- Aroma tidak sedap
- Rasa makanan/minuman yang tidak enak
- Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
- Faktor psikologis
- Efek agen farmakologis
- Efek toksin
Gejala Dan Tanda Mayor
Subjektif:
- Mengeluh mual
- Merasa ingin muntah
- Tidak berminat makan
Objektif: tidak tersedia
Gejala Dan Tanda Mayor
Subjektif:
- Merasa asam di mulut
- Sensasi panas/dingin
- Sering menelan
Objektif:
- Saliva meningkat
- Pucat
- Diaphoresis
- Takikardia
- Pupil dilatasi
Kondisi Klinis Terkait
- Meningitis
- Labirinitis
- Uremia
- Ketoasidosis diabetic
- Ulkus peptikum
- Penyakit esophagus
- Tumor intraabdomen
- Penyakit Meniere
- Neuroma akustik
- Tumor otak
- Kanker
- Glaukoma
D. Intervensi
Nama Standar Evaluasi
N
Diagnos Tujuan Umum Intervensi
o Kriteria Standar
a
1 Resiko Luaran Utama Setelah Observasi Intervensi
Jatuh Tingkat jatuh dilakukan - Identivikasi utama
Luaran intervensi faktor resiko Pencegahan
Tambahan keperawatan, jatuh jatuh
- Ambulasi tingkat resiko - Identivikasi Intervensi
- Fungsi sensori jatuh menurun, resiko jatuh pendukung
- Keamanan dengan kriteria setidaknya - Dukungan
lingkungan hasil: sekali setiap mobilisasi
rumah - Jatuh dari sift atau sesuai - Edukasi
- Keseimbangan tempat dengan keselamatan
- Koordinasi tidur (5) kebijakan lingkungan
pergerakan - Jatuh saat institusi - Edukasi
- Mobilitas fisik berdiri (5) - Identivikasi pengurangan
- Setatus kognitif - Jatuh saat faktor resiko
- Tingkat cidera duduk (5) lingkungan - Pemberian
- Jatuh saat yang obat
berjalan meningkatkan - Pencegahan
(5) resiko jatuh kejang
- Jatuh saat - Hitung resiko - Rujukn ke
dipindahk jatuh dengan fisioterapis
an (5) menggunakan
- Jatuh saat skala
naik - Monitor
tangga (5) kemampuan
- Jatuh saat berpindah dari
di kamar tempat tidur
mandi (5) dan sebaliknya
- Jatuh saat Teurapetik
membung - Orientasi
kuk (4) ruangan pada
pasien dan
keluarga
- Pastikan roda
tempat tidur
dan kursi roda
selalu dalam
kondisi
terkunci
- Pasang
handrail
tempat tidur
- Atur tempat
tidur mekanis
pada posisi
terendah
- Tempatkan
pasien beresiko
tinggi jatuh
dengan
pantauan
perawat dari
nurse station
- Gunakan alat
bantu berjalan
- Dekatkan bel
pemanggil
dalam
jangkauan
pasien
Edukasi
- Anjurkan
memanggil
perawat jika
membutuhkan
bantuan untuk
berpindah
- Anjurkan
menggunakan
alas kaki yang
tidak licin
- Anjurkan
berkonsentrasi
untuk menjaga
keseimbangan
tubuh
- Anjurkan
melebarkan
jarak kedua
kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan
saat berdiri
- Ajarkan cara
menggunakan
bel untuk
memanggil
perawat
2 Nyeri Luaran utama Setelah Observasi Intervensi
Akut Tingkat nyeri dilakukan - Identifikasi utama
Luaran intervensi persefsi Dukungan
tambahan keperawatan, mengenai pengambilan
- Kontrol nyeri tingkat nyeri masalah dan keputusan
- Mobilitas fisik akut menurun, informasi yang Intervensi
- Pola tidur dengan kriteria memicu pendukung
- Status hasil: konflik - Bimbingan
kenyamanan - Meringis Teurapetik antisifatif
- Tingkat cidera (5) - Diskusikan - Dukungan
- Gelisah (5) kelebihan dan perawatan
- Kesulitan kekurangan diri
tidur (5) dari setiap - Edukasi
- Perasaan solusi latihan fisik
takut - Pasilitasi - Edukasi
mengalami pengambilan pengurangan
cedera keputusan resiko
berulang secara - Dukungan
(5) kolaboratif pengungkap
- Muntah - Hormati hak an
mual (5) pasien untuk kebutuhan
menerima dan - Edukasi
menolak keselamatan
informasi lingkungan
- Pasilitasi
hubungan antar
pasien,
keluarga, dan
tenaga
kesehatan
lainnya
3 Neusea Luaran utama Setelah Observasi Intervensi
(Mual) Tingkat nausea dilakukan - Identifikasi utama
Luaran intervensi pengalaman Manajemen
tambahan keperawatan, mual mual
- Fungsi tingkat nausea - Identifikasi Manajemen
gastrointestinal menurun, isyarat non muntah
- Keseimbangan dengan kriteria verbal Intervensi
cairan hasil: ketidaknyama pendukung
- Keseimbangan - Kuluhan nan - Dukungan
elektrolit mual (5) - Identifikasi synopsis
- Kontrol - Perasaan dampak mual diri
mual/muntah ingin terhadap - Edukasi
- Nafsu makan muntah (5) kualitas tidur efek
- Status - Identifikasi samping
kenyamanan faktor obat
- Status menelan penyebab - Edukasi
- Status nutrisi mual kemoterapi
- Tingkat - Identifikasi - Edukasi
ansietas antimietik manajemen
untuk nyeri
mencegah - Edukasi
mual perawatan
- Monitor mual kehamilan
- Monitor - Edukais
asupan nutrisi teknik nafas
dan kalori - Manajemen
Terapeutik efek
- Kendalikan samping
faktor obat
lingkungan - Manajemen
penyebab kemoterapi
mual - Manajemen
- Kurangi atau nyeri
hilangkan - Manajemen
keadaan stress
penyebab - Pemberian
mual obat
- Berikan - Pemberian
makanan obat
dalam jumalh intravena
kecil dan - Pemberian
menarik obat oral
- Berikan - Terapi
makana akupresur
dingin, cairan - Terapi
bening, tidak akupuntur
berbau, tidak - Terapi
berwarna, relaksasi
jika perlu
Edukasi
- Anjurkan
istirahat dan
tidur yang
cukup
- Anjurkan
sering
membersihak
n mulut
- Anjurkan
makanan
tinggi
E. Referensi
1. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis& NANDA NIC-NOC
Edisi Revisi Jilid 1. Mediaction Publishing
2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta. DPP PPNI.
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta. DPP PPNI.
4. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1.Jakarta. DPP PPNI.
5. http://fitrotzinbe.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-vertigo.html
6. https://id.scribd.com-document/334879696/laporan-kasus-vertigo

Anda mungkin juga menyukai