VERTIGO
Oleh:
1830912320037
Pembimbing:
Maret, 2019
DAFTAR ISI
A. Definisi ........................................................................................... 3
B. Epidemiologi .................................................................................. 4
C. Etiologi ........................................................................................... 5
D. Klasifikasi ...................................................................................... 6
E. Patofisiologi ................................................................................... 6
F. Gejala Klinis................................................................................... 9
G. Diagnosis ........................................................................................ 11
H. Tatalaksana..................................................................................... 17
I. Komplikasi ..................................................................................... 25
BAB III PENUTUP ................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
saraf pusat.1
Vertigo adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Latin, vertere yang
berarti memutar.Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh
25% pada pasien usia lebih dari 25 tahun, dan 40% pada pasien usia lebih dari 40
tahun. Dizziness dilaporkan sekitar 30% pada populasi berusia lebih dari 65
tahun.4
buruk bagi penderitanya antara lain ancaman nyawa. Hal ini terjadi terutama
serangan vertigo yang terjadi pada saat penderita sedang menyetir atau
kedua adalah bisa menjadi gejala atau tanda awal penyakit tertentu yang
berhubungan dengan otak dan telinga.Vertigo juga bisa menjadi penyebab serius
gangguan pada telinga atau organ pendengaran. Infeksi yang terjadi pada bagian
dalam telinga bisa menyebabkan kerusakan organ telinga sehingga penderita bisa
2
kehilangan pendengaran secara permanen. Kondisi inilah yang harus diwaspadai
oleh semua penderita vertigo. Akibat vertigo, penderita akan kehilangan waktu
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti
terasa berputar atau badan yang berputar. Vertigo berasal dari bahasa latin
B. Epidemiologi
Vertigo bisa mengenai semua golongan umur, dengan jumlah insidensi 25%
pada pasien usia lebih dari 25 tahun, dan 40% pada pasien usia lebih dari 40
tahun. Dizziness dilaporkan sekitar 30% pada populasi berusia lebih dari 65
prevalensi vertigo terletak sekitar 17% dan naik hingga 39% pada mereka yang
vertigo yang paling sering terjadi yaitu 11 sampai 64% per 100.000 (prevalensi
2,4%). Dari kunjungan 5,6 miliar orang kerumah sakit dan klinik di United State
4
dengan keluhan pusing didapatkan 17-42% pasien didiagnosa BPPV. Wanita
memiliki faktor resiko dua kali lipat terjadinya BPPV dibandingkan laki-laki,
C. Etiologi
Menurut penyebab vertigo dan pusing dapat dibedakan menjadi : vertigo non-
1. Hipotensi ortotastik
- Primer
- Karena pengobatan hipertensi yang berlebihan
- Karena penyebab neurologis (efek samping pada terapi levodopa pada
penyakit Parkinson, polineuropati dengan gangguan proprioseptik dan
rasa getar pada diabetes, neurosifilis).
2. Aritmia Jantung
3. Keracunan obat penenang seperti barbiturate
4. Hipoglikemia
5. Kecemasan dan serangan panic
6. Epilepsi
7. Oftalmoplegia
8. Sindrom paraneoplastik – opsoclonus
9. Iskemik pada arteri serebllar posterior-inferior
Vertigo vestibular bisa disebabkan lesi labyrintis, lesi saraf acustico-
1. Lesi Labyrintis
- Meniere disease
- BPPV
- Neuritis Vestibular
- Racun, labyrintis infeksius
- Sindrom Cogan
5
- Neuroma akustik (Vesibular schwannoma)
- Ganglion trigeminal neurinoma
- Meningioma
- Kista epidermoid
- Kompresi vascular
3. Lesi Batang Otak
- Vaskular (stroke iskemik pada wilayah vertebra basiller)
- Glioma
4. Lesi serebellar (infark, perdarahan)
D. Klasifikasi
Vertigo dibagi menjadi vertigo vestibular (true vertigo) dan vertigo non
vertigo perifer berdasarkan nistagmus. Nistagmus adalah gerakan bola mata yang
6
Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian tersebut :3
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari
atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik yang berasal dari sisi kiri dan
sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata),
ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang,
berputar (berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori rangsang berlebihan,
teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab.
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik, menurut teori ini
pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan polagerakan
4. Teori otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha
adaptasi gerakan/perubahan posisi, gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu
7
5. Teori neurohumoral
tertentu dalam pengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala
vertigo.
6. Teori Sinaps
adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan
parasimpatik. Teori ini dapat meneangkan gejala penyerta yang sering timbul
berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang
berkembang menjadi gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat
F. Gejala Klinis
ditemui, dengan gejala rasa pusing berputar diikuti mual muntah dan keringat
8
dingin, yang dipicu oleh perubahan posisi kepala terhadap gaya gravitasi tanpa
Serangan biasanya dipicu ketika pasien merubah posisi kepala ke sisi yang
serangan ini akan berlangsung hingga berjam-jam, dan memiliki frekuensi yang
lebih sering terjadi hingga beberapa kali dalam sebulan bahkan seminggu. Ini
adalah vertigo episodic spontan yang paling sering terlihat. Pasien yang sering
selama serangan.8
berfluktuasi.8
3. Vertigo berkelanjutan
Neuritis vestibular memiliki gejala yaitu vertigo yang terjadi secara tiba-tiba
dan hebat yang berlangsung selama beberapa hari. Tanda dan gejala terkait
postural dengan kecenderungan jatuh ke telinga yang terkena, mual dan muntah.8
9
4. Sering Pusing atau Ketidakseimbangan
ini terjadi hanya beberapa detik sampai 1 menit dan dapat terjadi sebanyak 30 kali
dalam sehari. Terkadang posisi kepala tertentu atau hiperventilasi dapat memicu
serangan.8
yang kronis, Phobia Postural Vertigo bertahan lama, bias terjadi selama
singkat yang dipicu oleh pergerakan kepala dan membaik dengan olahraga.8
G. Diagnosis
1. Anamnesis
10
Pada anamnesis ditanyakan bentuk vertigonya (apakah melayang, goyang,
berputar tujuh keliling, rasa seperti naik perahu, dan sebagainya), keadaan yang
dan ketegangan), profil waktu (apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang
akustik.10
2. Pemeriksaan Fisik
vertigo sentral yang kelainannya berkaitan dengan susunan sistem saraf pusat atau
keluhan vertigo tersebut.Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan antara lain
vertigo, letak lesi, dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi kausal
11
Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain pemeriksaan tekanan darah
yang diukur dalam posisi berbaring, duduk, dan berdiri, bising karotis, irama
(misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan
vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi
garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap
tegak. Sedangkan pada kelainan serebral badan penderita akan bergoyang baik
Penderita berjalan dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari
12
(c) Uji Unterberger
Penderita berdiri dengan kedua lengan lurus horizontal ke depan dan jalan di
tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada
kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang atau berputar ke arah lesi
dengan gerakan seperti orang melempar cakram yaitu kepala dan badan berputar
ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun
dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah
lesi.
telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka
13
(e). Uji Babinsky-Weil
selama setengan menit dengan mata tertutup berulang kali. Jika ada gangguan
(a) Uji Dix Hallpike, Penderita dibaringkan ke belakang dengan cepat dari
posisi duduk di atas tempat tidur sehingga kepalanya menggantung 45° di bawah
Lakukan uji ini ke kanan dan kiri.Perhatikan apakah terdapat nistagmus pada
dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral. Vertigo dan nistagmus timbul
14
setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan
berkurang atau menghilang bila tes diulang beberapa kali (fatigue) menunjukan
bahwa yang terjadi pada penderita ialah vertigo perifer. Sedangkan jika tidak ada
periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-
ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue) menunjukan bahwa yang terjadi
(b) Tes Kalori, Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30°, sehingga
bergantian dengan air dingin (30°C) dan air hangat (44°C) masing-masing selama
40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul dihitung lamanya
15
preponderance ke kiri atau ke kanan. Kanal paresis adalah abnormalitas yang
ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin,
lesi sentral.
dengan tujuan untuk merekam gerakan mata pada nistagmus sehingga nistagmus
3. Pemeriksaan penunjang2,5,4
- Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain
sesuai indikasi.
16
H. Tatalaksana
Tatalaksana vertigo terbagi menjadi tatalaksana non farmakologi,
1. Non Farmakologis2,9
manuver yang ada bervariasi mulai dari 70%-100%.Efek samping yang dapat
terjadi dari melakukan manuver seperti mual, muntah, vertigo, dan nistagmus.Hal
ini terjadi karena adanya debris otolitith yang tersumbat saat berpindah ke segmen
(a) Manuver Epley, manuver Epley adalah yang paling sering digunakan
pada kanal vertikal. Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit
sebesar 45° lalu pasien berbaring dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2
menit. Lalu kepala ditolehkan 90° ke sisi sebaliknya, dan posisi supinasi berubah
menjadi lateral dekubitus dan dipertahan 30-60 detik. Setelah itu pasien
17
mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara
perlahan.
cupulolithiasis kanan posterior. Jika kanal posterior terkena, pasien diminta duduk
tegak, lalu kepala dimiringkan 45° ke sisi yang sehat, lalu secara cepat bergerak
ke posisi berbaring dan dipertahankan selama 1-3 menit. Ada nistagmus dan
vertigo dapat diobservasi. Setelah itu pasien pindah ke posisi berbaring di sisi
18
(c) Manuver Lempert, manuver ini dapat digunakan pada pengobatan BPPV
tipe kanal lateral. Pasien berguling 360° yang dimulai dari posisi supinasi lalu
pasien menolehkan kepala 90° ke sisi yang sehat, diikuti dengan membalikkan
mengikuti ke posisi ventral dekubitus. Pasien kemudian menoleh lagi 90° dan
19
tubuh kembali ke posisi lateral dekubitus lalu kembali ke posisi supinasi. Masing-
masing gerakan dipertahankan selama 15 detik untuk migrasi lambat dari partikel-
untuk di rumah dan dapat dilakukan sendiri oleh pasien sebagai terapi tambahan
pada pasien yang tetap simptomatik setelah manuver Epley atau Semont. Latihan
ini juga dapat membantu pasien menerapkan beberapa posisi sehingga dapat
menjadi kebiasaan.
20
2. Farmakologis
Penatalaksanaan dengan farmakologi untuk tidak secara rutin
gejala-gejala vertigo, mual dan muntah yang berat yang dapat terjadi pada pasien
mempunyai efek supresif pada pusat muntah sehingga dapat mengurangi mual dan
21
Tabel 5. Obat yang biasa digunakan untuk vertigo.1
22
Tabel 6.Tinjauan beberapa studi klinis yang dilakukan pada dosis, kemanjuran
dan keamanan betahistin.1
23
3. Operasi
Operasi dapat dilakukan pada pasien BPPV yang telah menjadi kronik dan
sangat sering mendapat serangan BPPV yang hebat, bahkan setelah melakukan
Terdapat dua pilihan intervensi dengan teknik operasi yang dapat dipilih,
yaitu singular neurectomy (transeksi saraf ampula posterior) dan oklusi kanal
posterior semisirkular. Namun lebih dipilih teknik dengan oklusi karena teknik
I. Komplikasi
Komplikasi vertigo adalah masalah vertigo pada seseorang yang terjadi akibat
dari masalah lain. Sehingga vertigo adalah bukan merupakan penyakit utama
namun hanya berupa gejala yang terasa pada kepala seseorang seperti berputar
dan mual yang mana sebenarnya vertigo terjadi bila ada penyebabnya. Komplikasi
yang dapat dialami pasien vertigo adalah mual, muntah, pusing, pandangan
24
BAB III
PENUTUP
saraf pusat.Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti
25
DAFTAR PUSTAKA
26