Anda di halaman 1dari 12

Poltekkes Tanjungkarang Kemenkes

RI

Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN
ISTIRAHAT DAN TIDUR AKIBAT PATOLOGI SISTEM SISTEM
PERSYARAFAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS VERTIGO

Nama Mahasiswa : LUTFI ALAWIYAH

Semester / TA : 5 TK.2 REG 2 / 2020/2021


2020

LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. DASAR TEORI
A.1. DEFINISI DIAGNOSA MEDIS

Vertigo adalah ilusi gerakan, yaitu pasien merasa bahwa ia sedang berputar
dialamraya (vertigo subyektif) atau bahwa sekelilingnya berputar disekitar dirinya
( vertigo objektif). Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya
memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat
gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala
pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatic
(nistagmus, unstable), otonomik (pucat, Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu
bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau
organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh
kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular,
system visual dan system somato sensorik (propioseptik). Untuk memperetahankan
keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus
difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya
bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya
berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi
bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya
nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata (Lumban
Tobing, 2003).

A.3. ETIOLOGI
Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu :

1. Lesi vestibular :
o Fisiologik
o Labirinitis
o Meniere
o Obat ; misalnya quinine, salisilat.
o Otitis media
o “Motion sickness”
o “Benign post-traumatic positional vertigo”
2. Lesi saraf vestibularis
o Neuroma akustik
o Obat ; misalnya streptomycin
o Neuronitis
o vestibular
3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
o Infark atau perdarahan pons
o Insufisiensi vertebro-basilar
o Migraine arteri basilaris
o Sklerosi diseminata
o Tumor
o Siringobulbia
o Epilepsy lobus temporal

Menurut (http://www.kalbefarma.com)

1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :


o Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
o Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta
akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan
perdarahan.
o Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular,
alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
o Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
o Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli
posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
2. Penyakit SSP :
o Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia,
hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan
insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok
jantung.
o Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
o Trauma kepala/ labirin.
o Tumor.
o Migren.
o Epilepsi.
3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal,
keadaan menstruasi-hamil-menopause.
4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.

A.3. TANDA & GEJALA


VERTIGO PERIFERAL VERTIGO SENTRAL        
(VESTIBULOGENIK) (NON-VESTIBULER)
Pandangan gelap Penglihatan ganda
Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
Jantung berdebar wajah Kelumpuhan otot-otot
Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah
Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu
Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata
Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
Mual dan muntah-muntah Mual dan muntah-muntah
Memori dan daya pikir menurun Tubuh terasa lemah
Sensitif pada cahaya terang dan Suara
Berkeringat

A.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG & HASILNYA SECARA TEORITIS


1. Pemeriksaan Radiologi
Foto mastoid, foto vertebra servikal, CT scan, MRI dsb (atas indikasi).
2. Pemeriksaan Laboratorium dan EKG
3. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup.
Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam
selama 30 detik atau lebih
4. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah.
Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu meter
atau badan berputar lebih dari 30 derajat
5. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal)
kemudian kembali kesemula
6. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung
dipinggir tempat tidur dengan sudut 300  kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala
lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi
nistagmus.
7. Tes Kalori dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
8. Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul
9. Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular dan
somatosensorik.
A.4. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Vertigo posisional Benigna (VPB)
Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian
besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan
yang pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia
merebahkan dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya.
Setelah vertigo mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang
kembali sampai vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali
sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
 Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat
digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika
muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea)
dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping obat lebih
buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan
ini tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan membatasi
perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.
2. Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti  biotika
dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat
bila pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan
berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.
3. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan  dari
terapi medik yang diberi adalah:
 Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan
upaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo. Pemberian
penjelasan bahwa serangan tidak membahayakan jiwa dan akan mereda dapat
lebih membuat penderita tenang atau toleransi terhadap serangan berikutnya.
 Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih
jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang
menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan
vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.
 Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan
oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat
bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
4. Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan
vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. Misalnya
Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan latihan
gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri meningkat dan
kemungkinan jatuh dikurangi.
5. Sindrom Vertigo Fisiologis
Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat
ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada
penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.
6. Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
 TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih
sempurna dalam kurun waktu 24 jam
 RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna
terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan yang
efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa
meninggalkan cacat.
A.6. PATHWAY (Dibuat skema hingga muncul masalah keperawatan )
B. ASUHAN KEPERAWATAN
B.1. DAFTAR DX KEPERAWATAN YG MUNGKIN MUNCUL PADA KASUS(Minimal 3
diagnosis Keperawatan) & DEFINISI MASALAH KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
(Lihat buku SDKI, SLKI dan SIKI)

1) Diagnosis Keperawatan : Gangguan Pola Tidur


Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal
DS & DO Yg mendukung :
DS :
 Mengeluh sulit tidur
 Mengeluh sering terjaga
 Mengeluh tidak puas tidur
 Mengeluh pola tidur berubah
 Mengeluh istirahat tidak cukup
DO :
 Tampak mengantuk
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah gangguan pola tidur klien
dapat teratasi.
Rencana Intervensi (monitoring, terapeutik, kolaboratif, health education)
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. identifikasi factor gangguan tidur ( fisik atau psikologis)
3. identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (kopi,teh, banyak minum
air sebelum tidur)
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Ajarkan relaksasi otot autogenic / non farmakologik lainnya
6. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan, misalnya pijit

2) Diagnosis Keperawatan : Defisit Pengetahuan Vertigo


Definisi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu (Vertigo).
DS & DO Yg mendukung :
DS :
 Menanyakan masalah yang dihadapi
DO :
 Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
 Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
Tujuan : Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan.

Rencana Intervensi (monitoring, terapeutik, kolaboratif, health education)


1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
2. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
3. Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.
4. Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
5. Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal.
6. Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor
faktor yang berhubungan.

3) Diagnosis Keperawatan : Nausea


Definisi : Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok atau lambung yang
dapat mengakibatkan muntah

DS & DO Yg mendukung :
DS :
 Mengeluh mual
 Merasa ingin muntah
 Tidak berminat makan
DO :
 Tampak pucat
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan masalah nausea pada klien dapat
teratasi.

Rencana Intervensi (monitoring, terapeutik, kolaboratif, health education)


1. Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas dalam dan menelan untuk menurunkan rasa
mual dan muntah
2. Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam sebelum,1 jam setelah dan sewaktu makan.
3. Monitor kelembaban,turgor kulit dan depigmentasi.
4. Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan kelemahan pasien.
5. Monitor asupan kalori dan nutrisi.
6. Monitor vital sign
7. Monitor status hydrasi misal kelembaban membranmukosa, tekanan nadi

DAFTAR PUSTAKA
1. William &Wilkins, 2008.Nursing: Menafsirkan tanda-tanda dan gejala penyakit,
indekspermata puri media, Jakarta.
2. Manjoer, Arif, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran, Ed 3. EGC : Jakarta
3. Muttaqin, Arif. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika
4. www.scribd.com/doc/52456463/laporan-pendahuluan-vertigo#scribd.
5. http://hidayat2wordpress.com/2009/04/23/askep-vertigo

Anda mungkin juga menyukai