Anda di halaman 1dari 28

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN
VERTIGO

I. TINJAUAN TEORITIS MEDIS


A. Pengertian
Pengertian vertigo adalah berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar.
Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya,
dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan
tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan
gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat,
peluh dingin, mual, muntah) dan pusing.
Klasifikasi Vertigo
1. Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari,
kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di
antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi:
a. Yang disertai keluhan telinga :
Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom
Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.
b. Yang tanpa disertai keluhan telinga :
Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren
ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L’enfance), Labirin picu (trigger labyrinth).
c. Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :
Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal
benigna.
2. Vertigo Kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran No. 144,
2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:
a. Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis kronis, Lues
serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin.
b. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca komosio, pelagra,
siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis,
kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.
c. Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.
3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur mengurang, dibedakan
menjadi :
a. Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta, perdarahan
labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.
b. Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis anterior, ensefalitis
vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli
inferior posterior.

B. Etiologi
1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media
dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
c. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops
labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
d. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
e. Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor,
sklerosis multipleks.
2. Penyakit Sistem Saraf Pusat
a. Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular,
fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop,
hipotensi ortostatik, blok jantung.
b. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
c. Trauma kepala/ labirin.
d. Tumor.
e. Migren.
f. Epilepsi
3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medulla adrenal, keadaan
menstruasi-hamil-menopause.
4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
6. Intoksikasi.

C. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat
kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau
keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan.
Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis,
dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler,
visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih
dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah
proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan
tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut.
Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan
bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan
sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/
tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan
informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu,
respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat
berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

D. Tanda dan Gejala


Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reaksi dan lembab
yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih
lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit,
mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.

E. Pemeriksaan Penunjang
 ENG
 Audiometri dan BAEP
 Psikiatrik
 Laboratorium
 Radiologik dan Imaging
 EEG, EMG, dan EKG

F. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan
adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin. Skopolamin terutama berfungsi
untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja
selama beberapa hari. Semua obat diatas bisa menyebabkan ngantuk, terutama pada usia lanjut.
Skopolamin dalam bentuk plester kulit memiliki efek.

II.TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN


A. Data Dasar Pengkajian Pasien
1. Aktivitas / Istirahat
 Letih, lemah, malaise
 Keterbatasan gerak
 Ketegangan mata, kesulitan membaca
 Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
 Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan
cuaca.
2. Sirkulasi
 Riwayat hypertensi
 Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
 Pucat, wajah tampak kemerahan.
3. Integritas Ego
 Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
 Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
 Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
 Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).
4. Makanan dan cairan
 Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur,
daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).
 Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
 Penurunan berat badan
5. Neurosensoris
 Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
 Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
 Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
 Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
 Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
 Perubahan pada pola bicara/pola piker
 Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
 Penurunan refleks tendon dalam
 Papiledema.
6. Nyeri/ kenyamanan
 Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster,
tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
 Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
 Fokus menyempit
 Fokus pada diri sendiri
 Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
 Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
7. Keamanan
 Riwayat alergi atau reaksi alergi
 Demam (sakit kepala)
 Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
 Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
8. Interaksi social
 Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit.
9. Penyuluhan / pembelajaran
 Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
 Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone, menopause.

B. Diagnose Keperawatan yang Lazim Muncul


1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf,
vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh
faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil :
 Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
 Tanda-tanda vital normal
 Pasien tampak tenang dan rileks.
Intervensi
 Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
 Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
 Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta
mengurangi nyeri.
 Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman.
 Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.
2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping
tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat
Kriteria Hasil :
 Mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif
 Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki.
 Mengkaji situasi saat ini yang akurat
 Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.
Intervensi
 Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum
Rasional : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis tubuh dan
memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
 Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala perasaannya dan
menjadi lebih tenang.
 Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yang diharapkan
Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan memberikan
klien harapan dan semangat untuk pulih.
 Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari kegiatan yang dapat
diajarkan.
Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat
ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.
Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.
Kriteria Hasil :
 Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
 Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.
Intervensi
 Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakitnya.
 Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan
merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
 Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.
Rasional : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien tetang
penyakitnya.
 Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan
dari tindakan yang dilakukan.
 Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal
Rasional : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang kurang baik.
 Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor
yang berhubungan.
Rasional : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat mengurangi sakit kepala
sendiri dengan tindakan sederhana, seperti berbaring, beristirahat pada saat serangan.

III. TINJAUAN TEORITIS TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut:
1. Tahap pembentukan keluarga

a. Tahap ini dimulai dari pernikahan

b. Yang dianjurkan dengan membentuk rumah tangga

c. Membina hubungan intim

2. Tahap menjelang kelahiran anak

a. Melahirkan anak merupakan kebanggan keluarga

b. Persiapan menjadi orang tua

3. Tahap menghadapi bayi

a. Dalam hal keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang

b. Pada tahap ini,kehidupan bayi sangat tergantung kepada orang tuanya

4. Tahap menghadapi anak prasekolah

a. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan
teman sebayanya

b. Sangat rawan dalam masalah kesehatan

c. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan

d. Tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma keluarga,


norma-norma sosial budaya
5. Tahap menghadapi anak sekolah

a. Mendidik anak

b. Mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya

c. Membiasakan anak belajar

d. Mengontrol tugas-tugas anak sekolah

e. Meningkatkan pengetahuan umum anak

6. Tahap menghadapi anak remaja

a. Tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena anak mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiannya

b. Suri teladan dari kedua orang tua sangat diperlukan

c. Klasi dan saling pengertian perlu dipelihara dan dikembangkan

d. Tahap m,elepas anak ke masyarakat

e. Tahap ini memulai kehidupan berumah tangga

f. Memperluas keluarga inti

7. Tahap berdua kembali

a. Tinggallah suami istri berdua saja

b. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi

c. Bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress

8. Tahap masa tua

a. Masa usia lanjut

b. Mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini

IV. TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


A. Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengertian keluarga

Terdapat beberapa pengertian keluarga menurut orang ahli diantaranya yaitu : keluarga
terdiri dari beberapa orang (dua atau lebih) yang gterrlibat dalam emosi (memandang satu sama
lain sebagai kewajiban,perasaan yang biasa berbagai kewajiban tertentu berjodoh dengan kasih
sayang satu sama lain dan hidup dekat dalam geografis (Friedman, 1986 : 8). Bailon dan
Maglaya (1989), mengemukakan bahwa : keluarga adalah dua atau lebih dari dua undividu yang
tergabung karena hubugan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam saturumah tangga berorientasi satu sama lain, dan didalamnya perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (dalam Nasrul Effendy, 1998: 32). Departemen
kesehatan Republik Indonesia (1989), mengemukakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (dalam Nasrul Effendy,
1998: 32)

Dari beberapa definisi keluarga di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga
adalah:

1) Unit terkecil masyarakat

2) Terdiri atas dua orang atau lebih

3) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah

4) Hidup dalam satu rumah tangga

5) Berinteraksi diantara anggota keluarga

6) Di bawaha asuhan seorang kepala rumah tangga

7) Setiap anggota keluarga mempunyaiperan masing-masing

8) Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

2. Tipe/Bentuk keluarga

Terdapat 6 tipe atau bentuk keluarga yaitu:


1) Keluarga inti (nuclear Family), adalah keluarga yangvterdiri atas ayah b,ibu dan anak-anak.

2) Keluarga besar (Extended family), adalah keluarga ini ditambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

3) Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri atas wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga.

4) Keluarga duda/janda (Single Family), adalh keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.

5) Keluraga berkomposisi (Compesitive) adalh keluarga yang perkawinannya berpoligami dan


hidup secara bersama.

6) Keluarga kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk keluarga.
3. Struktur keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah:


1) Patrilineal

Adalah keluarga sedrah yang terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudar dalam beberapa generasi, dimana
hubungab itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Patrilokal

Adalh sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
4) Matrilokal

Adalh sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah isteri.
5) Keluarga kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara
yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami atau isteri.
4. Ciri-ciri struktur keluarga

Adapun ciri-ciri struktur keluarga, yaitu:


1) Terorganisasi

Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga


2) Adanya keterbatasan

Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugas masing-masing
3) Adanya perbedaan dan kekhususan

Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.


5. Memegang kekuasaan dalam keluarga

Di dalam keluarga terdapat tiga macam sistem memegang kekuasaan yaitu:


1) Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.

2) Matriakal, yang dominan dang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah puhak ibu.

3) Equalitron, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.

6. Fungsi keluarga

1) Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu:

a. Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan

b) Memelihara dan membesarkan anak

c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d) Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi psikologis

a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

c. Fungsi sosialisasi

a) Membina sosialisasi pada anak

b) Membentuk norma –norma tingkah laku dengan tingkat perkembangan anak

c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

d. Fungsi ekonomi

a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untukmemenuhi kebutuhan keluarga.

c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnyapendidikan
anak-anak jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi pendidikan

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku


anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki

b) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

2) Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut:

a. Fungsi Pendidikan

a) Mendidik dan menyekolahkan anak

b) Mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti

b. Fungsi Sosialisasi

a) Mempersiapkan anak menjadi anggota masayarakat yang baik


b) Membentuk norma –norma tingkah laku

c. Fungsi Perlindungan

a) Melindungi anak dari tindaka-tindakan yang tidak baik

b) Anggota merasa aman

d. Fungsi Perasaan

a) Merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga

b) Saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga

e. Fungsi Religius

a) Memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama

b) Menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dana ada dunia
lain setelah dunia ini.

f. Fungsi Ekonomi

a) Mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhifungsi-fingsi yang lain

b) Kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan

c) Mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan


keluarga

g. Fungsi Rekreatif

a) Tidak harus selalu pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasan
ayang menyenangkan dalam keluarga

b) Rekreasi dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton yelevisi bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing

h. Fungsi Biologis

a) Memelihara keturunan sebagai generasi penerus

b) Memelihara dan membesarkan anak

3) Dari beberapa fungsi di atas, ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya yaitu:
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan
kebutuhan.

b. Asuh adalah memberikan kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar selalu terpelihara,
sehingga diharapkan menjadi mereka anak-anak yang sehat,mental,sosial dan spiritual.

c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, agar menjadi manusia dewasa dalam
mempersiakan masa depannya.

7. Proses Keperawatan Kesehatan Keluarga

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji
dan menentukan masalh kesehatan dankeperawatn keluarga, merencanakn asuhan keperawatn
dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap terhadap keluarga sesuai dengan rencana
yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan
terhadap keluarga. Tahap-tahap dalam proses keperawatan kesehatan keluarga meliputi :
a. Pengkajian

Pengkajian adalah tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mngukur keadaan klien
(keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial. Pengkajian
merupakan penjajakan tahap satu. Dalam pengkajian dilakukan pengumpulan data.
1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya :


a) Wawancara; yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial,
budaya, ekonomi, kebiasaa lingkungan dan sebagaanya.

b) Pengamatan; pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan karena sudah dianggap
cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya
ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.

c) Studi Dokumentasi; studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak,diantaranya melalui


Kartu Menuju Sehat (KMS).

d) Pemeriksaan Fisik; dilakukan tehadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan
keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik, misalnya kehamilan organ tubuh dan tanda-tanda
penyakit. Data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Identitas keluarga

2. Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang pernah dialami

3. Anggota keluarga

4. Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada

5. Keadaan keluarga, meliputi : biologis, psikologis, social, cultural, spiritual dan lingkungan
2) Menentukan masalah

Dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga ada 5 (lima) hal yang harus
diperhatikan yaitu :
a. Menentukan tipologi kesehatan dan keperawatan keluarga

Dalam menentukan tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga (3) kelompok masalah
besar yaitu :
1. Ancaman kesehatan

a) Penyakit keturunan, seperti asma bronciale, diabetes melitus

b) Keluarga/anggota keluarga menderita penyakit menular, seperti YBC, GO dan hepatitis.

c) Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya keluarga,
seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarag kecil

d) Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga misalnya benda tajam diletakkan sembarangan, tangga
rumah terlalu curam

e) Kekuranagan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga

f) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan setres antara lain : hibungan keluarga yang kurang
harmonis, hubungan anak dan orang tua tegang, orang tua yang tidak dewasa

g) Sanitasi lingkungan yang buruk di antaranya : ventilasi dan penerangan rumah kurang baik,
kebisingan, polusi udara, sumber air minum yang tidak memenuhi syarat, tempat pembuangan
tinja mencenari air minum

h) Imunisasi anak yang tidak lengkap

i) Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan, seperti : minum-minuman keras, tidak


memakai alas kaki

j) Riwayat persalinan sulit

2. Kurang atau tidak sehat

Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan yang termasuk didalamnya adalah :


a) Keadaan sakit, apakah sesudah atau belum diagnosis

b) Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan
normal.

3. Kurang atau tidak sehat

Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarag dalam menyesuaikan diri
termasuk juga hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah :
a) Perkawinan
b) Kehamilan

c) Persalinan

d) Masa nifas

e) Menjadi orang tua

f) Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir

g) Abortus

h) Anak masuk sekolah dan anak remaja

i) Kehilangan pekerjaan

j) Kematian keluarga

b. Menentukan ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugaskesehatan dan


keperawatan merupakan penjajakan tahap kedua. Ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatn dan keperawatan terdiri adri 5 hal, yaitu:

1. Ketidakmamapuan keluarag mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh :

a) Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta

b) Rasa takut akibat masalah yang diketahui

2. Ketidakmampuan kelurga membuat keputusan dalam melakukan tindakan yang yepat,


sisebabkan oleh :

a) Tidak memahami sifat, berat dan luasnya masalah

b) Tidak sangguo memilih tindakan diantara beberapa pilihan

c) Ketidak cocockan pendapat dari anggota keluarga

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarag yang sakit, diseabakan oleh :

a) Tidak tahu cara perawatan

b) Tidak mengetahui tentang perkembanagn yang dilakukan

c) Sikap negative terhadap yang sakit

d) Perilaku yang mementingkan diri sendiri

4. Ketidakmampuan keluarag memodifikasi atua memelihara lingkungan rumah yang dapat


mempengaruhi kesehatan, disebabkan:

a) Sumber-sumber keluarag yang tidak cukup


b) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan runah

c) Ketidaktahuan tentang pentingnys sanitasi lingkungan

d) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit

5. Ketidaktahuan keluarga menggunakan sumber atau fasilitas pelayanan kesehatan, disebabkan


oleh :

a) Tidak memehami keuntungan yang diperoleh

b) Kurang percaya terhadap petugas kesehatn dan lembaga kesehatan

c) Menentukan criteria prioritas masalah

c. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan harus didasarakn kepada
beberapa criteria, sebabgai berikut:

1. Sifat masalah

a) Ancaman masalah

b) Keadaan sakit atau kurang sehat

c) Situasi kritis

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

Adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah bila dilakukan intervensi


keperawatan dan kesehatan.
3. Potensi masalah untuk dicegah

Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dicegah melalui tindakan
keperawatan
4. Masalah yang menonjol

Adalah cara keluarga melihat dan memilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk
diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.
d. Menentukan skala prioritas

Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun
prioritas. (tabel 1)

Tabel 1
Skala prioritas masalah
No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
Skala :
a. Ancaman 2 1
b. Tdak kurang sehat 3
c. Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
a. mudah 2 2
b. sebagian 1
c. tidak mudah 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
Skala :
a. tinggi 3 1
b. cukup 2
c. rendah 1
4. Menonjolkan masalah
Skala :
a. masalah berat harus ditangani 2 1
b. masalah yang tak perlu segara ditangani 1
c. masalah tidak dirasakan 0
Sumber : perawatan kesehatan masyarakat, nasrul effendi, 1998

e. Menentukan scoring

Untuk menentukan scoring ada beberapa langkah yang harus dilakuakan yaitu :
1) Tentukan skor untuk setiap criteria

2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

x bobot = skala
3) Jumlah skor untuk semua criteria

4) Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot

a) Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta

b) Rasa takut akibat masalah yang diketahui

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas, yaitu :


1) Sifat masalah; dalam menentukan masalah bobot yang paling besar diberikan kepada keadaan
sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit atau pertumbuhan anak
yang tidak sesuai dengan usia, kemudian baru diberikan kapada hal-hal yang mengancam
kesehatan keluarga dan selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga dimana terjadi situasi
yang menuntut penyesuaian dalam keluarga.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah, factor-faktor yang mempengaruhi masalah yang dapat
diubah adalah :

a) Pengetahuan, teknologi dan tindakan-tindakan untuk menangani masalah

b) Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga, sran dan prasarana

c) Sumber daya perawatan, diantaranya adalah pengetahuan keterampilan dan waktu

d) Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti posyandu.

3) Potensi masalah untuk dicegah, hal-hal yang perlu diperhatikann dalm melihat potensi masalah
adalah :

a) Kepelikan atau kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya atau masalah yang
menunjukkan kepada prognosa dan beratnya masalah.

b) Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu terjadinya masalah. Lamanya masalah
berhiubungan erat dengan beratnya masalah yang menimpa kelurga dan potensi masalh untuk
dicegah. Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan untuk mencegah dan
memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.

b. Perencanaan

Langkah selanjutnya setelah pengkajian dan perumusan masalah adalah menyusun


perencanaan perawatan dan kesehatan keluarga. Rencana keperawatan keluarga adalah
sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan
masalah kesehatan dari perencanaan, yaitu :
1) Masalah kesehatan

2) Masalah keperawatan

3) Sasaran

4) Tujuan

5) Kriteria

6) Standar

7) Intervensi

Ciri-ciri rencana perawatan keluarga, yaitu :


1) Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa dating

2) Berkaitan denhgan masalah kesehatan dan keperawatan yang diidentifikasi

3) Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan

4) Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus


c. Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawtan terhadap kel;uarga, didasarkan kepada rencana asuhan


keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga :
1) Sumber daya keluarga (keuangan)

2) Tingkat pendidikan keluarga

3) Adat istiadat yang berlaku

4) Respon dan penerimaan keluargasarana dan prasarana dalam keluarga

d. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak.Evaluasi berkaitan
dengan tujuan. Tolok ukur yang dipergunakan dalam evaluasi adalah :
1) Kriteria keberhasilan

2) Standar keperawatan

3) Keadaan fisik, misalnya peningkatan BB anak

4) Pengetahuan dan perubahan, keluarga melaksanakan petunjuk-petunjuk tentang perawatan dan


kesehatan yang telah diberikan oleh perawat.

5) Psikologi dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif keluarga terhadap perawat dalam
memberikan asuhan di rumah.

Alasan pentingnya evaluasi :


1) Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidaak berguna

2) Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan

3) Sebagai bukti hasil dari tindakan keperawatan

4) Untuk mengembangkan dan menyerpurnakanpraktik keperawatan.

Metode yang digunakan untuk penilaian atau evaluasi, yaitu :


1) Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam keluarga

2) Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan sikap apakah telah
menjalankan anjuran yang telah diberiakn oleh perawat.

3) Memeriksa laporan. Dapat lihat dari rencana asuhan keperawatan yang di buat dan tindakan
yang dilaksanakan sesuai dengan rencana

4) Latihan stimulasi, latihan stimulasi berguna dalm menentukan perkembangan kesanggupan


melaksanakan asuhan keperawatan.
BAB II
HASIL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. F

A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama kepala keluarga : Tn. F
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku/bangsa : Banjar
Alamat : Jl. S. Parman, Komp. RS Islam Banjarmasin
Gg. Kafilah Rt.

3. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. F termasuk keluarga besar, karena terdiri dari ayah, ibu, anak dan nenek yang
tinggal dalam satu rumah.
4. Suku/bangsa

Tn. F adalah suku Banjar dan Ny. E suku jawa, tidak ada budaya atau istiadat yang dianut
keluarga yang dapat merugikan kesehatan keluarga.
5. Agama

Keluarga Tn. F beragama Islam, tidak ada nilai kepercayaan yang merugikan kesehatan
maupun pemahaman yang bertentangan dengan kesehatan atau dapat mempengaruhi budaya.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Penghasilan rata-rata ± Rp. 3.000.000,- per bulan yang didapat dari hasil pekerjaan Tn. F
sebagai pengusaha laundry dan kos-kosan yang terdapat di belakang rumahnya.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn. F mempunyai satu orang anak yang masih berusia 3 tahun, maka keluarga Tn.
F berada pada tahapan perkembangan keluarga anak pra sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Tn. F

Tn. F selama ini tidak pernah mengalami sakit yang serius, penyakit yang diderita hanya
pusing, pilek dan batuk saja, itu pun dapat diatasi hanya dengan meminum obat yang dijual di
warung atau di Puskesmas. Hasil TTV Tn. M yaitu, TD: 120/80, N: 86 x/m, R: 22 x/m, dan T:
36,7 oC
 Kulit

Kulit normal warna sawo matang

 Rambut

Berwarna hitam, lurus dan panjang

 Kepala leher

Kepala dan leher klien cukup bersih, klien mengatakan sering merasa pusing mendadak saat
klien kelelahan, pusing terasa berputar-putar, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
kesulitan saat menelan, dan tidak ada keterbatasan gerak.

 Penglihatan dan mata

Struktur mata klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat kelainan pada mata klien.

 Penciuman dan Hidung

Fungsi penciuman baik, mukosa bibir klien lembab, struktur simetris tidak ada peradangan pada
hidung.

 Mulut

Kebersihan mulut dan gigi tampak bersih, fungsi mengunyah baik.

 Telinga dan pendengaran

Tidak ada gangguan pada pendengaran klien dan tidak terdapat peradangan pada telinga klien.

 Dada dan pernapasan

Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 22x/menit

 Abdomen

Tidak ada teraba masa dan asites, bentuk abdomen simetris tidak terdapat nyeri pada abdomen.

 Ekstremitas atas dan bawah


Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada kelainan tulang dan sendi, gerakan normal penuh
menantang gravitasi dengan tahanan.

2. Ny. E

Ny. E dalam minggu ini sering merasa pusing dan berputar-putar, saat pusing datang
penglihatan Ny. E menjadi kabur. Biasanya pusing datang saat Ny. E merasa kelelahan. Dengan
TTV : TD 130/90 mmHg, R : 20x/menit, N : 80x/menit, T : 36,0°C.
 Kulit

Kulit normal warna sawo matang

 Rambut

Berwarna hitam, lurus dan panjang

 Kepala leher

Kepala dan leher klien cukup bersih, klien mengatakan sering merasa pusing mendadak saat
klien kelelahan, pusing terasa berputar-putar, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
kesulitan saat menelan, dan tidak ada keterbatasan gerak.

 Penglihatan dan mata

Struktur mata klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat kelainan pada mata klien.

 Penciuman dan Hidung

Fungsi penciuman baik, mukosa bibir klien lembab, struktur simetris tidak ada peradangan pada
hidung.

 Mulut

Kebersihan mulut dan gigi tampak bersih, fungsi mengunyah baik.

 Telinga dan pendengaran

Tidak ada gangguan pada pendengaran klien dan tidak terdapat peradangan pada telinga klien.

 Dada dan pernapasan

Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 20x/menit

 Abdomen

Tidak ada teraba masa dan asites, bentuk abdomen simetris tidak terdapat nyeri pada abdomen.

 Ekstremitas atas dan bawah


Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada kelainan tulang dan sendi, gerakan normal penuh
menantang gravitasi dengan tahanan.

3. An. F

An. F selama ini tidak pernah mrnderita penyakit yang serius, pemyakit yang pernah diderita
hanya pusing, pilek dan batuk saja, itu pun dapat diatasi hanya dengan membawa An. F ke
Puskesmas setempat saja.
 Kulit

Kulit normal warna putih

 Rambut

Berwarna hitam dan pendek

 Kepala leher

Kepala dan leher klien cukup bersih,tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kesulitan
saat menelan, dan tidak ada keterbatasan gerak.

 Penglihatan dan mata

Struktur mata klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat kelainan pada mata klien.

 Penciuman dan Hidung

Fungsi penciuman baik, mukosa bibir klien lembab, struktur simetris tidak ada peradangan pada
hidung.

 Mulut

Kebersihan mulut dan gigi tampak bersih, fungsi mengunyah baik.

 Telinga dan pendengaran

Tidak ada gangguan pada pendengaran klien dan tidak terdapat peradangan pada telinga klien.

 Dada dan pernapasan

Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 20x/menit

 Abdomen

Tidak ada teraba masa dan asites, bentuk abdomen simetris tidak terdapat nyeri pada abdomen.

 Ekstremitas atas dan bawah

Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada kelainan tulang dan sendi, gerakan normal penuh
menantang gravitasi dengan tahanan.
4. Ny. F

Ny.F mengatakan selama ini tidak pernah mengalami sakit yang serius, penyakit yang diderita
hanya pusing, pilek dan batuk saja, itu pun dapat diatasi hanya dengan meminum obat yang
dijual di warung atau di Puskesmas. Hasil TTV Ny. F yaitu, TD: 130/90, N: 86 x/m, R: 22 x/m,
dan T: 36,7 oC.
 Kulit

Kulit normal warna sawo matang

 Rambut

Berwarna hitam, lurus dan panjang

 Kepala leher

Kepala dan leher klien cukup bersih, klien mengatakan sering merasa pusing mendadak saat
klien kelelahan, pusing terasa berputar-putar, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
kesulitan saat menelan, dan tidak ada keterbatasan gerak.

 Penglihatan dan mata

Struktur mata klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat kelainan pada mata klien.

 Penciuman dan Hidung

Fungsi penciuman baik, mukosa bibir klien lembab, struktur simetris tidak ada peradangan pada
hidung.

 Mulut

Kebersihan mulut dan gigi tampak bersih, fungsi mengunyah baik.

 Telinga dan pendengaran

Tidak ada gangguan pada pendengaran klien dan tidak terdapat peradangan pada telinga klien.

 Dada dan pernapasan

Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 22x/menit

 Abdomen

Tidak ada teraba masa dan asites, bentuk abdomen simetris tidak terdapat nyeri pada abdomen.

 Ekstremitas atas dan bawah


Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada kelainan tulang dan sendi, gerakan normal penuh
menantang gravitasi dengan tahanan.

D. Pola Kebiasaan Keluarga

1. Pola makan keluarga

Keluarga Tn. F biasanya makan 3 kali sehari dengan makanan pokok nasi, lauk-pauk, dan
sayur mayor. Keluarga juga mengkonsumsi buah-buahan jika sedang ada rejeki yang berlebihan.
Kemudian An. F juga diberi minum susu sapi segar.
2. Pola eliminasi

Ny. E mengatakan, bahwa keluarganya jangan mengalami gangguan eliminasi.


3. Pola istirahat keluarga

Keluarga Tn. F mempunyai kebiasaan tidur malam mulai pukul 22.00 Wita sampai pagi jam
05.00 Wita, hanya saja An. F yang tidur lebih awal mulai jam 21.00 dan bangun tidur jam 07.00
Wita.
4. Pola rekreasi keluarga

Waktu senggang keluarga digunakan untuk menonton TV yang ada di rumahnya sambil
membicarakan masalah keluarga dan sesekali pergi ke mol terdekat untuk menghabiskan waktu
luang di akhir pecan.
5. Pola komunikasi keluarga

Keluarga berkumpul setiap hari, karena pekerjaan yang dilakukan semuanya dikerjakan di
lingkungan rumahnya.
6. Kebiasaan social

Ny. E mengatakan, di lingkungannya Tn. M selalu aktif dalam kegiatan social yang ada di
lingkungannya.

E. Data Kesehatan Lingkungan

1. Perumahan

Keluarga Tn. F mendiami rumah milik pribadi, bangunan kayu dan lantai yang terbuat dari
kayu dan beratapkan sirap. Rumah Tn. F berbentuk segi empat, mempunyai kamar dua buah
yang memiliki tempat tidur. Satu kamar untuk Tn. F, Ny. E dan An. F, dan satu kamar lagi untuk
ibunya Tn. F yang kadang-kadang menginap di rumah tersebut. Terdapat teras rumah dan
halaman yang luas untuk usaha laundry-nya, ruang tamu, ruang keluarga (biasanya dipakai untuk
menonton TV), dapur, kamar mandi dan toilet. Dibelakang rumah Tn. F juga terdapat kos-kosan
yang memiliki kamar 3 buah, ruang tengah, dapur, toilet dan kamar mandi untuk mahasiswa.
Penerangan rumah Tn. M menggunakan listrik, ventilasi rumah juga cukup, yaitu dengan
menyesuaikan jumlah jendela, dan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari menggunakan
air dari PDAM.
Denah rumah Tn. F

Ket:
A: kamar tidur
A C B B: kamar tidur
C: ruang tamu
D E D: ruang keluarga

E: dapur
F F: tempat usaha (laundry)
G: kamar mandi
I G H: toilet
H I: kos-kosan*
* => kos-kosan kurang jelas, karena tidak di ijinkan penghuni kos untuk
melihat-lihat keadaan
2. Sarana sanitasi lingkungan

Sumber air minum dari air ledeng (PDAM), untuk mencuci piring, mengambil air ke sungai,
air minum dnan memasak menggunakan air ledeng. Kalau untuk air minum terlebih dahulu
dimasak sampai mendidih. Pembuangan limbah air dibuang di wastafel yang menjurus ke bawah
tanah, sedangkan air dan kotoran bekas BAB dan BAK di buang ke septikteng. Kebiasaan
membuang sampah hanya ditaruh de depan rumah, karenan setiap pagi hari ada petugas
kebersihan setempat yang akan membuangkannya.
3. Sarana kesehatan

Jarak rumah Tn. F dengan fasilitas kesehatan cukup dekat, 100 meter dari depan rumah akan
mendapati RS Islam Banjarmasin, sedangkan 150 meter dari belakang rumah akan mendapati
puskesmas Pasar Lama. Bila ada anggota keluarga yang sakit, maka akan dibawa ke puskesmas,
dan apabila keadaan semakin memburuk maka akan di rujuk ke RS Islam Banjarmasin.
4. Karakteristik tetangga dan komunikasi
Karakteristik tetangga mayoritas berbudaya Banjar, lingkungan fisik jarak antara rumah
setempat cukup dekat.

5. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn. F pertama berumah tangga di Surabaya, kemudian pada tahun 2008 pindah ke
Bnajarmasin dan sekarang meneta di sana.
6. Perkumpulan keluarga dan interaksi masyarakat

Ny. E sangat aktif apabila ada kegiatan yang diselenggarakan di kampungnya, terlebih lagi
Tn. F yang selalu ikut bila ada acara pengajian di kampungnya.

7. System pendukung keluarga

Jumlah anggota keluarga yang sehat ada dua orang, keluarga tanggap tentang kesehatan, jika
ada anggota yang sakit maka akan segera di bawa ke Puskesmas dan bila keadaan tidak
memungkinkan maka akan dirujuk ke RS Islam Banjarmasin.

F. Struktur Keluarga

1. Struktur keluarga

Yang mengambil keputusan dalam keluarga bila ada masalah adalah Tn. F.
2. Struktur peran

Tn. F sebagai kepala keluarga dan sebagai anggota masyarakat, sedangkan Ny. E sebagai istri
dan ibu rumah tangga yang mengurusi keperluan suami dan anaknya. Sedang An. F sebagai anak
yang baik, aktif dalam bermain dan senang bergaul dengan teman-teman yang berada di sekitar
rumahnya.

G. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif

Keluarga Tn. F tampak rukun dan damai, terdapat perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga dan adanya dukungan terhadap anggota keluarga yng lainnya.
2. Fungsi sosiolisasi

Hubungan dalam keluarga Tn. F tampak harmonis, hubungan dengan tetngga juga harmonis
dengan adanya tetangga yang sering duduk di teras rumah Tn. F.
3. Fungsi perawatan diri

a. Mengenai masalah kesehatan

Keluarga belum mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang sedang
dialami keluarga, yaitu meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab, terlihat keluarga
tidak tau kalau salah satu keluarga menderita Vertigo.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga Tn. F tidak mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya, keluarga belum mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
tersebut.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga T. F belum mengerti cara perawatan yang berhubungan dengan penyakit Vertigo.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat

Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan yng dapat meningkatkan gizi bagi
keluarga.
e. Menggunakan fasilitas pelayana kesehatan

Bila ada anggota keluarga yang sakit, selalu dibawa berobat ke puskesmas atau rumah sakit.
4. Fungsi reproduksi

Keluarga Tn. F mempunyaai satu orang anak laki-laki yang masih berumur 2 tahun.
5. Fungsi ekonomi

Keluarga Tn. F mempunyai penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya.

H. Stress dan Koping Keluarga

1. Stress jangka panjang dan pendek

Keluarga Tn. F biasanya bila mendapat masalah dapat diselesaikan dalam waktu singkat,
keluarga melakukannya dengan melakukan kesenangan secara pribadi. Apabila masalah cukup
berat, maka kluarga Tn. F membicarakannya dengan kerabat terdekat.
2. Kemampuan keluarga merespon terhadap stressor

Apabila keluarga mendapatkan masalah, maka setiap anggota keluarga selalu menganggap
masalah itu adalah cobaan dari Allah SWT, dan suatu saat pasti mendapat hikmahnya dari
cobaan tersebut.
3. Strategi adaptasi menghadapi masalah

Tn. F selalu mencoba memecahkan masalah dengan cara musyawarah atau


membicarakaannya bersama-sama.
4. Harapan keluarga terhadap tenaga kesehatan

Tn. F dan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan, pada khususnya dan membantu
masyarakat pada umumnya tanpa membedakan kaya, miskin serta lebih bersifat social.

I. Amalisa Data
Ny. E mengalami penyakit vertigo
Pengelompokan Data Masalah Dignosa Keperawatan
Kesehatan
Data subjektif: Vertigo pada Ny. Ketidakmampuan keluarga
Keluarga mengatakan : E merawat anggota keluarga yang
1. Ny. E mempunyai sakit berhubungan dengan
penyakit vertigo kurangnya pengetahuan tentang
2. Ny. E mengatakan sering perawatan vertigo.
merasa pusing dan terasa
berputar-putar, saat pusing
datang penglihatan Ny. E
menjadi kabur.
Data Objektif:
1. Ny.E tampak nyeri kepala
dan tampak meringis
nyeri.

Score Vertigo pada Ny. E


No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran
1 Sifat masalah tidak/kurang 3/3x1 1 Kurang pengetahuan
sehat tantang penanganan
vertigo
2 Kemungkinan masalah ½x2 1 Melalui pendidikan atau
dapat di ubah hanya penyuluhan kesehatan
sebagian terutama tentang vertigo
3 Potensial dapat dicegah : 3/3x1 1 Masalah dapat diubah
tinggi dengan mudah kalau
ditunjang kemampuan
keluarga dalam merespon
adanya masalah
4 Menonjolnya masalah: ½x1 ½ Keluarga menganggap
masalah ada tetapi tidak penyakit vertigo ini seperti
perlu segera di tangani biasa tidak mengganggu
kegiatan sehari-hari
Jumlah Skor 3½

Anda mungkin juga menyukai