LAPORAN PENDAHULUAN
VERTIGO
B. Etiologi
1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media
dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
c. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops
labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
d. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
e. Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor,
sklerosis multipleks.
2. Penyakit Sistem Saraf Pusat
a. Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular,
fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop,
hipotensi ortostatik, blok jantung.
b. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
c. Trauma kepala/ labirin.
d. Tumor.
e. Migren.
f. Epilepsi
3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medulla adrenal, keadaan
menstruasi-hamil-menopause.
4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
6. Intoksikasi.
C. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat
kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau
keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan.
Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis,
dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler,
visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih
dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah
proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan
tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut.
Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan
bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan
sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/
tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan
informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu,
respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat
berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
E. Pemeriksaan Penunjang
ENG
Audiometri dan BAEP
Psikiatrik
Laboratorium
Radiologik dan Imaging
EEG, EMG, dan EKG
F. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan
adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin. Skopolamin terutama berfungsi
untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja
selama beberapa hari. Semua obat diatas bisa menyebabkan ngantuk, terutama pada usia lanjut.
Skopolamin dalam bentuk plester kulit memiliki efek.
a. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan
teman sebayanya
a. Mendidik anak
a. Tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena anak mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiannya
c. Bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress
1. Pengertian keluarga
Terdapat beberapa pengertian keluarga menurut orang ahli diantaranya yaitu : keluarga
terdiri dari beberapa orang (dua atau lebih) yang gterrlibat dalam emosi (memandang satu sama
lain sebagai kewajiban,perasaan yang biasa berbagai kewajiban tertentu berjodoh dengan kasih
sayang satu sama lain dan hidup dekat dalam geografis (Friedman, 1986 : 8). Bailon dan
Maglaya (1989), mengemukakan bahwa : keluarga adalah dua atau lebih dari dua undividu yang
tergabung karena hubugan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam saturumah tangga berorientasi satu sama lain, dan didalamnya perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (dalam Nasrul Effendy, 1998: 32). Departemen
kesehatan Republik Indonesia (1989), mengemukakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (dalam Nasrul Effendy,
1998: 32)
Dari beberapa definisi keluarga di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga
adalah:
2. Tipe/Bentuk keluarga
2) Keluarga besar (Extended family), adalah keluarga ini ditambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3) Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri atas wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga.
4) Keluarga duda/janda (Single Family), adalh keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
6) Keluarga kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk keluarga.
3. Struktur keluarga
Adalah keluarga sedrah yang terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudar dalam beberapa generasi, dimana
hubungab itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Patrilokal
Adalh sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
4) Matrilokal
Adalh sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah isteri.
5) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara
yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami atau isteri.
4. Ciri-ciri struktur keluarga
Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugas masing-masing
3) Adanya perbedaan dan kekhususan
2) Matriakal, yang dominan dang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah puhak ibu.
3) Equalitron, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
6. Fungsi keluarga
a. Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan
b. Fungsi psikologis
c. Fungsi sosialisasi
d. Fungsi ekonomi
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnyapendidikan
anak-anak jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
a. Fungsi Pendidikan
b) Mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Perlindungan
d. Fungsi Perasaan
a) Merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga
b) Saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga
e. Fungsi Religius
a) Memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama
b) Menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dana ada dunia
lain setelah dunia ini.
f. Fungsi Ekonomi
g. Fungsi Rekreatif
a) Tidak harus selalu pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasan
ayang menyenangkan dalam keluarga
b) Rekreasi dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton yelevisi bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing
h. Fungsi Biologis
3) Dari beberapa fungsi di atas, ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya yaitu:
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan
kebutuhan.
b. Asuh adalah memberikan kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar selalu terpelihara,
sehingga diharapkan menjadi mereka anak-anak yang sehat,mental,sosial dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, agar menjadi manusia dewasa dalam
mempersiakan masa depannya.
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji
dan menentukan masalh kesehatan dankeperawatn keluarga, merencanakn asuhan keperawatn
dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap terhadap keluarga sesuai dengan rencana
yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan
terhadap keluarga. Tahap-tahap dalam proses keperawatan kesehatan keluarga meliputi :
a. Pengkajian
Pengkajian adalah tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mngukur keadaan klien
(keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial. Pengkajian
merupakan penjajakan tahap satu. Dalam pengkajian dilakukan pengumpulan data.
1) Pengumpulan Data
b) Pengamatan; pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan karena sudah dianggap
cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya
ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
d) Pemeriksaan Fisik; dilakukan tehadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan
keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik, misalnya kehamilan organ tubuh dan tanda-tanda
penyakit. Data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Identitas keluarga
2. Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang pernah dialami
3. Anggota keluarga
5. Keadaan keluarga, meliputi : biologis, psikologis, social, cultural, spiritual dan lingkungan
2) Menentukan masalah
Dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga ada 5 (lima) hal yang harus
diperhatikan yaitu :
a. Menentukan tipologi kesehatan dan keperawatan keluarga
Dalam menentukan tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga (3) kelompok masalah
besar yaitu :
1. Ancaman kesehatan
c) Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya keluarga,
seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarag kecil
d) Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga misalnya benda tajam diletakkan sembarangan, tangga
rumah terlalu curam
f) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan setres antara lain : hibungan keluarga yang kurang
harmonis, hubungan anak dan orang tua tegang, orang tua yang tidak dewasa
g) Sanitasi lingkungan yang buruk di antaranya : ventilasi dan penerangan rumah kurang baik,
kebisingan, polusi udara, sumber air minum yang tidak memenuhi syarat, tempat pembuangan
tinja mencenari air minum
b) Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan
normal.
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarag dalam menyesuaikan diri
termasuk juga hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah :
a) Perkawinan
b) Kehamilan
c) Persalinan
d) Masa nifas
g) Abortus
i) Kehilangan pekerjaan
j) Kematian keluarga
c. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan harus didasarakn kepada
beberapa criteria, sebabgai berikut:
1. Sifat masalah
a) Ancaman masalah
c) Situasi kritis
Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dicegah melalui tindakan
keperawatan
4. Masalah yang menonjol
Adalah cara keluarga melihat dan memilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk
diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.
d. Menentukan skala prioritas
Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun
prioritas. (tabel 1)
Tabel 1
Skala prioritas masalah
No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
Skala :
a. Ancaman 2 1
b. Tdak kurang sehat 3
c. Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
a. mudah 2 2
b. sebagian 1
c. tidak mudah 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
Skala :
a. tinggi 3 1
b. cukup 2
c. rendah 1
4. Menonjolkan masalah
Skala :
a. masalah berat harus ditangani 2 1
b. masalah yang tak perlu segara ditangani 1
c. masalah tidak dirasakan 0
Sumber : perawatan kesehatan masyarakat, nasrul effendi, 1998
e. Menentukan scoring
Untuk menentukan scoring ada beberapa langkah yang harus dilakuakan yaitu :
1) Tentukan skor untuk setiap criteria
x bobot = skala
3) Jumlah skor untuk semua criteria
d) Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti posyandu.
3) Potensi masalah untuk dicegah, hal-hal yang perlu diperhatikann dalm melihat potensi masalah
adalah :
a) Kepelikan atau kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya atau masalah yang
menunjukkan kepada prognosa dan beratnya masalah.
b) Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu terjadinya masalah. Lamanya masalah
berhiubungan erat dengan beratnya masalah yang menimpa kelurga dan potensi masalh untuk
dicegah. Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan untuk mencegah dan
memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.
b. Perencanaan
2) Masalah keperawatan
3) Sasaran
4) Tujuan
5) Kriteria
6) Standar
7) Intervensi
d. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak.Evaluasi berkaitan
dengan tujuan. Tolok ukur yang dipergunakan dalam evaluasi adalah :
1) Kriteria keberhasilan
2) Standar keperawatan
5) Psikologi dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif keluarga terhadap perawat dalam
memberikan asuhan di rumah.
2) Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan sikap apakah telah
menjalankan anjuran yang telah diberiakn oleh perawat.
3) Memeriksa laporan. Dapat lihat dari rencana asuhan keperawatan yang di buat dan tindakan
yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama kepala keluarga : Tn. F
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku/bangsa : Banjar
Alamat : Jl. S. Parman, Komp. RS Islam Banjarmasin
Gg. Kafilah Rt.
3. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. F termasuk keluarga besar, karena terdiri dari ayah, ibu, anak dan nenek yang
tinggal dalam satu rumah.
4. Suku/bangsa
Tn. F adalah suku Banjar dan Ny. E suku jawa, tidak ada budaya atau istiadat yang dianut
keluarga yang dapat merugikan kesehatan keluarga.
5. Agama
Keluarga Tn. F beragama Islam, tidak ada nilai kepercayaan yang merugikan kesehatan
maupun pemahaman yang bertentangan dengan kesehatan atau dapat mempengaruhi budaya.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan rata-rata ± Rp. 3.000.000,- per bulan yang didapat dari hasil pekerjaan Tn. F
sebagai pengusaha laundry dan kos-kosan yang terdapat di belakang rumahnya.
Keluarga Tn. F mempunyai satu orang anak yang masih berusia 3 tahun, maka keluarga Tn.
F berada pada tahapan perkembangan keluarga anak pra sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah.
1. Tn. F
Tn. F selama ini tidak pernah mengalami sakit yang serius, penyakit yang diderita hanya
pusing, pilek dan batuk saja, itu pun dapat diatasi hanya dengan meminum obat yang dijual di
warung atau di Puskesmas. Hasil TTV Tn. M yaitu, TD: 120/80, N: 86 x/m, R: 22 x/m, dan T:
36,7 oC
Kulit
Rambut
Kepala leher
Kepala dan leher klien cukup bersih, klien mengatakan sering merasa pusing mendadak saat
klien kelelahan, pusing terasa berputar-putar, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
kesulitan saat menelan, dan tidak ada keterbatasan gerak.
Struktur mata klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat kelainan pada mata klien.
Fungsi penciuman baik, mukosa bibir klien lembab, struktur simetris tidak ada peradangan pada
hidung.
Mulut
Tidak ada gangguan pada pendengaran klien dan tidak terdapat peradangan pada telinga klien.
Abdomen
Tidak ada teraba masa dan asites, bentuk abdomen simetris tidak terdapat nyeri pada abdomen.
2. Ny. E
Ny. E dalam minggu ini sering merasa pusing dan berputar-putar, saat pusing datang
penglihatan Ny. E menjadi kabur. Biasanya pusing datang saat Ny. E merasa kelelahan. Dengan
TTV : TD 130/90 mmHg, R : 20x/menit, N : 80x/menit, T : 36,0°C.
Kulit
Rambut
Kepala leher
Kepala dan leher klien cukup bersih, klien mengatakan sering merasa pusing mendadak saat
klien kelelahan, pusing terasa berputar-putar, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
kesulitan saat menelan, dan tidak ada keterbatasan gerak.
Struktur mata klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat kelainan pada mata klien.
Fungsi penciuman baik, mukosa bibir klien lembab, struktur simetris tidak ada peradangan pada
hidung.
Mulut
Tidak ada gangguan pada pendengaran klien dan tidak terdapat peradangan pada telinga klien.
Abdomen
Tidak ada teraba masa dan asites, bentuk abdomen simetris tidak terdapat nyeri pada abdomen.
3. An. F
An. F selama ini tidak pernah mrnderita penyakit yang serius, pemyakit yang pernah diderita
hanya pusing, pilek dan batuk saja, itu pun dapat diatasi hanya dengan membawa An. F ke
Puskesmas setempat saja.
Kulit
Rambut
Kepala leher
Kepala dan leher klien cukup bersih,tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kesulitan
saat menelan, dan tidak ada keterbatasan gerak.
Struktur mata klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat kelainan pada mata klien.
Fungsi penciuman baik, mukosa bibir klien lembab, struktur simetris tidak ada peradangan pada
hidung.
Mulut
Tidak ada gangguan pada pendengaran klien dan tidak terdapat peradangan pada telinga klien.
Abdomen
Tidak ada teraba masa dan asites, bentuk abdomen simetris tidak terdapat nyeri pada abdomen.
Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada kelainan tulang dan sendi, gerakan normal penuh
menantang gravitasi dengan tahanan.
4. Ny. F
Ny.F mengatakan selama ini tidak pernah mengalami sakit yang serius, penyakit yang diderita
hanya pusing, pilek dan batuk saja, itu pun dapat diatasi hanya dengan meminum obat yang
dijual di warung atau di Puskesmas. Hasil TTV Ny. F yaitu, TD: 130/90, N: 86 x/m, R: 22 x/m,
dan T: 36,7 oC.
Kulit
Rambut
Kepala leher
Kepala dan leher klien cukup bersih, klien mengatakan sering merasa pusing mendadak saat
klien kelelahan, pusing terasa berputar-putar, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
kesulitan saat menelan, dan tidak ada keterbatasan gerak.
Struktur mata klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat kelainan pada mata klien.
Fungsi penciuman baik, mukosa bibir klien lembab, struktur simetris tidak ada peradangan pada
hidung.
Mulut
Tidak ada gangguan pada pendengaran klien dan tidak terdapat peradangan pada telinga klien.
Abdomen
Tidak ada teraba masa dan asites, bentuk abdomen simetris tidak terdapat nyeri pada abdomen.
Keluarga Tn. F biasanya makan 3 kali sehari dengan makanan pokok nasi, lauk-pauk, dan
sayur mayor. Keluarga juga mengkonsumsi buah-buahan jika sedang ada rejeki yang berlebihan.
Kemudian An. F juga diberi minum susu sapi segar.
2. Pola eliminasi
Keluarga Tn. F mempunyai kebiasaan tidur malam mulai pukul 22.00 Wita sampai pagi jam
05.00 Wita, hanya saja An. F yang tidur lebih awal mulai jam 21.00 dan bangun tidur jam 07.00
Wita.
4. Pola rekreasi keluarga
Waktu senggang keluarga digunakan untuk menonton TV yang ada di rumahnya sambil
membicarakan masalah keluarga dan sesekali pergi ke mol terdekat untuk menghabiskan waktu
luang di akhir pecan.
5. Pola komunikasi keluarga
Keluarga berkumpul setiap hari, karena pekerjaan yang dilakukan semuanya dikerjakan di
lingkungan rumahnya.
6. Kebiasaan social
Ny. E mengatakan, di lingkungannya Tn. M selalu aktif dalam kegiatan social yang ada di
lingkungannya.
1. Perumahan
Keluarga Tn. F mendiami rumah milik pribadi, bangunan kayu dan lantai yang terbuat dari
kayu dan beratapkan sirap. Rumah Tn. F berbentuk segi empat, mempunyai kamar dua buah
yang memiliki tempat tidur. Satu kamar untuk Tn. F, Ny. E dan An. F, dan satu kamar lagi untuk
ibunya Tn. F yang kadang-kadang menginap di rumah tersebut. Terdapat teras rumah dan
halaman yang luas untuk usaha laundry-nya, ruang tamu, ruang keluarga (biasanya dipakai untuk
menonton TV), dapur, kamar mandi dan toilet. Dibelakang rumah Tn. F juga terdapat kos-kosan
yang memiliki kamar 3 buah, ruang tengah, dapur, toilet dan kamar mandi untuk mahasiswa.
Penerangan rumah Tn. M menggunakan listrik, ventilasi rumah juga cukup, yaitu dengan
menyesuaikan jumlah jendela, dan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari menggunakan
air dari PDAM.
Denah rumah Tn. F
Ket:
A: kamar tidur
A C B B: kamar tidur
C: ruang tamu
D E D: ruang keluarga
E: dapur
F F: tempat usaha (laundry)
G: kamar mandi
I G H: toilet
H I: kos-kosan*
* => kos-kosan kurang jelas, karena tidak di ijinkan penghuni kos untuk
melihat-lihat keadaan
2. Sarana sanitasi lingkungan
Sumber air minum dari air ledeng (PDAM), untuk mencuci piring, mengambil air ke sungai,
air minum dnan memasak menggunakan air ledeng. Kalau untuk air minum terlebih dahulu
dimasak sampai mendidih. Pembuangan limbah air dibuang di wastafel yang menjurus ke bawah
tanah, sedangkan air dan kotoran bekas BAB dan BAK di buang ke septikteng. Kebiasaan
membuang sampah hanya ditaruh de depan rumah, karenan setiap pagi hari ada petugas
kebersihan setempat yang akan membuangkannya.
3. Sarana kesehatan
Jarak rumah Tn. F dengan fasilitas kesehatan cukup dekat, 100 meter dari depan rumah akan
mendapati RS Islam Banjarmasin, sedangkan 150 meter dari belakang rumah akan mendapati
puskesmas Pasar Lama. Bila ada anggota keluarga yang sakit, maka akan dibawa ke puskesmas,
dan apabila keadaan semakin memburuk maka akan di rujuk ke RS Islam Banjarmasin.
4. Karakteristik tetangga dan komunikasi
Karakteristik tetangga mayoritas berbudaya Banjar, lingkungan fisik jarak antara rumah
setempat cukup dekat.
Keluarga Tn. F pertama berumah tangga di Surabaya, kemudian pada tahun 2008 pindah ke
Bnajarmasin dan sekarang meneta di sana.
6. Perkumpulan keluarga dan interaksi masyarakat
Ny. E sangat aktif apabila ada kegiatan yang diselenggarakan di kampungnya, terlebih lagi
Tn. F yang selalu ikut bila ada acara pengajian di kampungnya.
Jumlah anggota keluarga yang sehat ada dua orang, keluarga tanggap tentang kesehatan, jika
ada anggota yang sakit maka akan segera di bawa ke Puskesmas dan bila keadaan tidak
memungkinkan maka akan dirujuk ke RS Islam Banjarmasin.
F. Struktur Keluarga
1. Struktur keluarga
Yang mengambil keputusan dalam keluarga bila ada masalah adalah Tn. F.
2. Struktur peran
Tn. F sebagai kepala keluarga dan sebagai anggota masyarakat, sedangkan Ny. E sebagai istri
dan ibu rumah tangga yang mengurusi keperluan suami dan anaknya. Sedang An. F sebagai anak
yang baik, aktif dalam bermain dan senang bergaul dengan teman-teman yang berada di sekitar
rumahnya.
G. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. F tampak rukun dan damai, terdapat perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga dan adanya dukungan terhadap anggota keluarga yng lainnya.
2. Fungsi sosiolisasi
Hubungan dalam keluarga Tn. F tampak harmonis, hubungan dengan tetngga juga harmonis
dengan adanya tetangga yang sering duduk di teras rumah Tn. F.
3. Fungsi perawatan diri
Keluarga belum mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang sedang
dialami keluarga, yaitu meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab, terlihat keluarga
tidak tau kalau salah satu keluarga menderita Vertigo.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga Tn. F tidak mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya, keluarga belum mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
tersebut.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga T. F belum mengerti cara perawatan yang berhubungan dengan penyakit Vertigo.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan yng dapat meningkatkan gizi bagi
keluarga.
e. Menggunakan fasilitas pelayana kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit, selalu dibawa berobat ke puskesmas atau rumah sakit.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. F mempunyaai satu orang anak laki-laki yang masih berumur 2 tahun.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. F mempunyai penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya.
Keluarga Tn. F biasanya bila mendapat masalah dapat diselesaikan dalam waktu singkat,
keluarga melakukannya dengan melakukan kesenangan secara pribadi. Apabila masalah cukup
berat, maka kluarga Tn. F membicarakannya dengan kerabat terdekat.
2. Kemampuan keluarga merespon terhadap stressor
Apabila keluarga mendapatkan masalah, maka setiap anggota keluarga selalu menganggap
masalah itu adalah cobaan dari Allah SWT, dan suatu saat pasti mendapat hikmahnya dari
cobaan tersebut.
3. Strategi adaptasi menghadapi masalah
Tn. F dan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan, pada khususnya dan membantu
masyarakat pada umumnya tanpa membedakan kaya, miskin serta lebih bersifat social.
I. Amalisa Data
Ny. E mengalami penyakit vertigo
Pengelompokan Data Masalah Dignosa Keperawatan
Kesehatan
Data subjektif: Vertigo pada Ny. Ketidakmampuan keluarga
Keluarga mengatakan : E merawat anggota keluarga yang
1. Ny. E mempunyai sakit berhubungan dengan
penyakit vertigo kurangnya pengetahuan tentang
2. Ny. E mengatakan sering perawatan vertigo.
merasa pusing dan terasa
berputar-putar, saat pusing
datang penglihatan Ny. E
menjadi kabur.
Data Objektif:
1. Ny.E tampak nyeri kepala
dan tampak meringis
nyeri.