Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DENGAN GANGGUAN

PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI SESI 2 TAK : STIMULASI


SENSORI MENGGAMBAR DI RUMAH SAKIT
JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

FITRIYANTI

NIM. 18315065

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI

TANGERANG

MEI 2019
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

A. Latar Belakang

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan


sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan social pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan sensori persepsi:
Halusinasi dan merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat
ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya
dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asik dengan pikirannya
sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol
halusinasi yang dialaminya.

B. Topik
Terapi aktivitas kelompok halusinasi, yaitu:
Sesi umum : Menggambar

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi umum diharapkan klien dapat mengekspresikan
perasaan melalui menggambar
2. Klien dapat memberi makna gambar
D. LandasanTeori

1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang
diterima disertai dengan penurunan berlebihan distorsi atau kerusakan respon
beberapa stimulus. (Nanda,2015).
Gangguan sensorik persepsi: halusinasi adalah gangguan penerimaan panca
indera tanpa adanya sumber rangsang eksternal (Keliat, 2014)

2. Tanda dan Gejala:


a. Bicara, senyum, tertawa sendiri
b. Mengatakan mendengarkan suara
c. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
e. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.
f. Pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal.
g. Menarik diri menghindar dari orang lain.
h. Sulit membuat keputusan.
i. Ketakutan.
j. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti
pakaian, berhias yang rapi.
k. Mudah tersinggung, jengkel, marah.
l. Menyalahkan diri atau orang lain.
m. Muka marah kadang pucat.
3. Penyebab
Penyebab atau sebagai trigger munculnya halusinasi antara lain klien
menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya
keterampilan berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan.
Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal
menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama
kelamaan kehilangan kemampuan membedakan stimulus internal dengan
stumulus eksternal.
4. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga
bias membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan
(risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan).

E. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)

2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok

F. Tata Tertib
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
3. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
4. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
5. Jika inigin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
G. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yang diambil dalam mengantisispasi kemungkinan yang
akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil adalah :
1. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada
saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria
dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
2. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mematuhi tata
tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih
dahulu dan bila tidak kooperatif maka dikeluarkan dari kegiatan.
3. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak
boleh dilakukan.

H. Pengorganisasian
1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Rabu, 15 Mei 2019
b. Jam : Pukul 12.45 – 13.30 WIB
c. Acara : 45 Menit
- Fase Orientasi : 7 menit
- Fase Kerja : 30 menit
- Fase Terminasi : 8 menit
d. Tempat : Ruang Cempaka RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
e. Jumlah pasien : 8 Orang
2. Tim Terapis
a. Leader : Fitriyanti
Tugas :
1) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok
2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
4) Memimpin diskusi kelompok

b. Co. Leader : Firmayani


Tugas :
1) Membuka acara
2) Mendampingi Leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader
5) Menutup acara diskusi

c. Fasilitator : Juhaeriah, Dita Andriani Daud Suyadi dan Tri Yan


Meilani
Tugas:
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya terapi

d. Observer : Nadzrotul Uyun


Tugas:
1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia)
2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.

3. Metode dan media


a. Metode
1) Spidol/pensil warna dan kertas HVS
2) jadwal kegiatan harian

b. Alat
1) Setting tempat
- Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
- Tempat tenang dan nyaman

K K F K K
CL
O

L K F K K F K

Keterangan:
K : Klien L : Leader CL : Co Leader
O : Observer F : Fasilitator

I. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti TAK sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dari terapis pada klien
 Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi atau validasi
- Leader menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan: yaitu menggambar dan
menceritakannya kepada orang lain
2) Menjelaskan aturan main
- Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada leader.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
a. Leader menjelaskan kegitan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar
dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain
b. Leader membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
c. Leader meminta klien menggambar apa saja sesuai yang diinginkan saat
ini
d. Sementara klien mulai menggambar, leader berkeliling dan memberi
penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klien
e. Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing –
masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang
telah dibuatnya kepada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar
apa dan apa makna gambar tersebut menurut klien.
f. Kegiatan poin e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran
g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, leader mengajak klien
bertepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
- Leader menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui
gambar
J. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV
 Menyepakati waktu dan tempat
K. Evaluasi
1. Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi sensoris menggambar, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mampu mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan
apa yang digambar, dan menceritakan makna gambar.
Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 2 : TAK

No Aspek yang dinilai Nama pasien

1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai


akhir
2 Menggambar sampai selesai
3 Menyebutkan apa yang digambar
4 Menceritakan makna gambar
Stimulasi sensori menggambaar
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan manfaat
menggambar beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
L. Proses Pelaksanaan Tindakan
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat Pagi! Perkenalkan nama saya adalah perawat Fitriyanti, saya biasa
dipanggil perawat Fitri, saya disini sebagai leader, disamping kanan saya
ada perawat Firma sebagai co-leader. Disamping perawat Firma ada perawat
Juhaeriah, Dita dan Tri Yan sebagai fasilitator , dan di depan saya ada
perawat Uyun sebagai observer.
b. Evaluasi / Validasi data
“Bagaimana perasaan ibu pagi ini ?, bagaimana tentang cara pengendalian
halusinasi yang kemarin sudah teman – teman saya ajarkan ? “
c. Kontrak
“sesuai janji kita kemarin, maka sekarang kita akan membicarakan tentang
kegiatan menggambar” “sesuai janji kemarin pula, kita akan berbincang-
bincang disini lagi “ “ kita akan melakukan kegiatan menggambar selama
30 menit. Bagaimana ibu setuju ?”
d. Tujuan
“Tujuan pembicaraan kita adalah agar ibu dapat mengekspresikan perasaan
melalui menggambar dan menjelaskan makna dari gambar yang ibu buat”
2. Fase Kerja
“Apakah ibu merasakan adanya perbedaan setelah melakukan kegiatan
(menggambar) saat ini?”
“Apakah suara-suara berkurang/ hilang?”
“kegiatan menggambar ini mengalihkan ibu dari mendengar suara – suara yang
mengganggu selama ini supaya tidak muncul lagi”
“apa saja yang ibu gambar?”
“ibu boleh menggambar apa saja sesuai keinginan ibu”
“Disini saya akan membagikan kertas beserta pensil , tapi nanti setelah kegiatan
harap dikumpulkan kembali yah”
Kemudian Leader meminta klien mengumpulkan hasil yang digambar klien
dikertas yang telah dibagikan, dan mengumpulkan alat tulis yang diberikan.
Meminta klien satu persatu untuk maju memperlihatkan gambar yanng dibuat
dan menjelaskan maknanya dan memuji hasil yang telah klien lakukan.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah melakukan kegiatan menggambar ini ?
senang ?”
b. Evaluasi Objektif
“Coba ibu sebutkan kembali apa makna dari gambar yang ibu buat?”
c. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Ibu apabila ibu ingin melakukan kegiatan menggambar ini boleh, ibu ijin
terlebih dahulu dengan suster yang ada disini karena kegiatan ini suster harus
ada disamping ibu semua”
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2014). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC.
Stuart G.W, 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
Stuart G.W, Sundeen S.J, 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai