(SAP)
Waktu : 30 menit
A. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit keluarga pasien dapat
menjelaskan tentang Luka Bakar.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan mampu :
B. Media pembelajaran
C. Metode Pembelajaran.
2. Diskusi
3. Demonstrasi
D. Strategi Pembelajaran.
2 Pelaksanaan - Melakukan
apersepsi
- Mendengarkan 10 Menit
- Menyampaikan
- Memberikan 10 Menit
materi tentang Luka
Bakar. pertanyaan
- Memberi
kesempatan pada klien - Memperhatikan
untuk bertanya.
- Melakukan
demonstrasi
E. Evaluasi
LUKA BAKAR
A. Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang
mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
B. Etiologi
a. Gas
b. Cairan
· Sakit
· Melepuh
Sinar ultra
violet.
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of nine atua rule of
wallace yaitu:
5) Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor antara lain :
4) Umur klien.
Begitu terkena api, benda panas atau cairan panas, langsung singkirkan pakaian di sekitar luka bakar.
Lakukan sesegera mungkin jangan sampai benda atau cairan panas itu mengenai pakaian yang lelehannya
bisa jatuh ke kulit.
Lalu tempatkan area yang terbakar di bawah air mengalir yang dingin selama 10 atau 15 menit atau sampai
nyeri reda. Jika hal ini tidak praktis, rendam luka bakar dalam air atau dinginkan dengan kompres dingin.
Kompres luka dengan kain kasa. Jangan gunakan kapas atau bahan lain yang sekiranya bisa menempel di
kulit. Pendinginan luka bakar akan mengurangi pembengkakan dan mengurangi rasa sakit. Namun jangan
taruh es di atas luka bakar. Menempatkan es langsung pada luka bakar dapat menyebabkan tubuh seseorang
menjadi terlalu dingin dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada luka.
Luka bakar sebaiknya jangan diberi bahan-bahan yang kotor dan sukar larut dalam air seperti mentega,
kecap, putih telur, odol atau bahan yang lengket, karena salah-salah luka bakar akan semakin parah.
· Memakai losion
Setelah luka bakar telah benar-benar dingin, oleskan losion, antara lain yang mengandung aloe vera atau
oleskan pelembab untuk luka bakar guna mencegah kekeringan dan agar Anda lebih nyaman. Untuk luka
bakar akibat sinar matahari, cobalah krim yang mengandung hydrocortisone 1%.
Tutup luka bakar dengan perban kasa steril. Jangan gunakan kapas halus atau bahan lain yang membuat
seratnya lengket pada luka. Bungkus kain kasa dengan longgar untuk menghindari tekanan pada kulit
terbakar. Perban dapat mencegah terlalu banyak udara mengenai luka bakar, untuk mengurangi rasa sakit dan
melindungi kulit yang melepuh.
· Minum obat pereda rasa sakit
Obat yang bisa diminum antara lain aspirin, ibuprofen (Advil atau Motrin), naproxen (Aleve) atau
acetaminophen (Tylenol). Jangan memberikan aspirin pada anak di bawah usia 12 tahun.
Lepuhan berisi cairan bisa melindungi kulit dari infeksi. Jika lepuhan pecah, bersihkan setiap hari dengan air
(sabun lembut juga boleh digunakan). Oleskan salep antibiotika. Tetapi jika muncul ruam atau kemerahan,
hentikan penggunaan salep.
· PerhatikanTanda-tandaInfeksi
Luka bakar ringan biasanya sembuh tanpa perawatan lebih lanjut dalam 1-2 minggu. Luka mungkin sembuh
dengan perubahan pigmen, yang berarti daerah yang sembuh warnanya menjadi berbeda dari kulit sehat di
sekitarnya.
Perhatikan tanda-tanda infeksi, seperti nyeri meningkat, kemerahan, demam, bengkak atau berdarah. Jika
infeksi berkembang, cari bantuan medis. Hindari terjadinya luka baru di bekas luka bakar dan hindari
berjemur di bawah sinar matahari jika luka bakar kurang dari satu tahun, karena dapat menyebabkan
perubahan pigmentasi yang lebih luas. Gunakan tabir surya pada daerah tersebut selama setidaknya satu
tahun.
REFERENSI
· Carpenito,J,L. (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2 (terjemahan). Jakarta:
PT EGC.
· Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. volume 2, (terjemahan).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
· Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedoketran EGC.
· Arif Muttaqin dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta:
Salemba Medika.